You are on page 1of 50

PROGRAM PEMBINAAN PROFESI INSINYUR

1
BAGIAN - 1

Menjadikan PII organisasi yang anggotanya patuh


melaksanakan kode etiknya- Zero malapraktik

MISI INTERNAL- membangun PII melalui pembinaan


Etika (Pengaturan- Pemberdayaan- Pengawasan) yg
terarah, terstruktur, sistimatis dan berkelanjutan.
MISI EKSTERNAL- mensosilisasikan kepada stakeholder
PII untuk membangun lingkungan stratejik yang
berbasis keinsinyuran yang etikal

2
2
BAGIAN - 1 UPAYA MENCAPAI TUJUAN

1. Membentuk Pribadi yang Etikal


• What is ethics?
• How should one approach an ethical dilemma?
• Why do good people do bad things?
2. Membangun Profesi Insinyur yang Etikal
• Why study engineering ethics?
• What is a professional?
• What is a professional engineer?
3. Membangun perusahaan yang Etikal
• Conducting business ethically and responsible
• What are the common traits in a corporate ethical collapse?
4. Membangun PII yang Etikal
• What are the characteristics of an ethical organization?
5. Menebarkan ETIKA PII
• kepada lingkungan stratejik keinsinyuran

4
BAGIAN - 1 MEMBANGUN PROFESI INSINYUR - ETIKAL

1. Why study engineering ethics?


• To responsibly confront moral issues raised by
technological activity
• To recognize and resolve moral dilemmas
• To achieve moral autonomy
2. What is a professional?
• Possesses specialized knowledge and skills
• Belongs to and abides by the standards of a society
• Serves an important aspect of the public good
3. What is a professional engineer?
• Has a bachelor’s degree in engineering from an accredited
school
• Performs engineering work
• Is a registered P.E.
• Acts in a morally responsible way while practicing
engineering
BAGIAN - 1

“..… A PROFESSION IS A CALLING

WHICH IS PURSUED ONLY BY


AN ORGANIZED BODY OF PEOPLE
POSSESSED OF
HIGH SCIENTIFIC QUALIFICATIONS
FOR THIS SPECIAL WORK
BY REASON OF
THOROUGH EDUCATIONAL TRAINING
AND EXTENSIVE RESPONSIBLE EXPERIENCES
AND FROM WHOSE RANKS
THE UNFIT AND THE UNWORTHY
ARE RIGIDLY EXCLUDED …..”
Anson Marston,
Dean Emeritus of Engineering,
Iowa State College, USA
6
BAGIAN - 1 STANDAR KEPROFESIONALAN

PANGGILAN NURANI
TERORGANISASIKAN
PENDIDIKAN TINGGI
YANG MEMBERIKAN KECENDEKIAAN
PENGALAMAN LUAS DAN TERSTRUKTUR
SELEKSI KELAYAKAN
DAN KEPATUTAN

DIKEMBANGKAN DALAM ASOSIASI PROFESI PII 7


BAGIAN - 1
HIGH SCIENTIFIC QUALIFICATIONS
BY REASON OF THOROUGH EDUCATION

SARJANA
LULUSAN PERGURUAN TINGGI
YANG TERAKREDITASI

MELAKSANAKAN
LIFE LONG LEARNING – PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN -

8
BAGIAN - 1

EXTENSIVE RESPONSIBLE
EXPERIENCE
▪ BERPENGALAMAN KERJA DALAM JANGKA
WAKTU YANG CUKUP
▪ BERHASIL DALAM TANGGUNG JAWAB YANG
DIBERIKAN
▪ PENGALAMAN MELUAS SECARA BERTAHAP
▪ TIDAK DAPAT DIGANTI DENGAN PENDIDIKAN

11
BAGIAN - 1
ORGANIZED
BODY OF PEOPLE
HARUS MENJADI ANGGOTA
ASOSIASI PROFESI
DAN SEYOGIANYA
AKTIF DALAM BERORGANISASI

WAHANA UNTUK MEMPEROLEH


PROFESSIONAL RECOGNITION
AND STANDING
12
BAGIAN - 1
RIGID EXCLUSION OF
THE UNFIT AND UNWORTHY

❑ TUGAS UTAMA ASOSIASI PROFESI :


MENYINGKIRKAN YANG
TIDAK LAIK DAN TIDAK PATUT
❑ DILAKUKAN MELALUI PENERAPAN :
- COMPETENCY BASED
CERTIFICATION
- CODES OF ETHICS and
PROFESSIONAL CONDUCT
13
BAGIAN - 1 ENGINEERING PROFESSION
Engineering is the profession
in which knowledge
of the mathematical and natural sciences
gained by study, experience, and practice
is applied with judgement
to develop ways to utilize, economically,
the material and forces of nature
for the benefit of mankind.

(A.B.E.T. CRITERIA 2000)

14
BAGIAN - 1

Praktek Profesi Insinyur berbasis


pada :
• ethical behaviour;
• competent
performance;
• innovative practice;
• engineering
excellence;
• equality of
opportunity;
• social justice; and
• sustainable 15
BAGIAN - 1

16
BAGIAN - 1

Noreen E. Calderbank, P.Eng.


3/14/2023
17
BAGIAN - 1 PROFESI VS VOKASI
TENAGA AHLI TENAGA TERAMPIL
[ PROFESI ] [ VOKASI ]
KELUARAN / KECENDIKIAAN KETERAMPILAN
OUTPUT
PROSES PENDIDIKAN PELATIHAN
PENGAJARAN
LEGAL LIABLE TIDAK LIABLE
LIABILITY
BAKUAN PROFESSION JOB
KOMPETENSI RELATED RELATED
UJI PEER TO PEER UJI
KOMPETENSI ASSESSMENT KETERAMPILAN

ORGANISASI ASOSIASI PROFESI SERIKAT


SEKERJA
18
PROGRAM PEMBINAAN PROFESI INSINYUR

19
BAGIAN - 2 Prinsip-prinsip profesi
• TANGGUNG JAWAB; merupakan komitmen untuk memberikan yang
terbaik agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal dengan
mutu kerja tinggi. Selalu berusaha keras, disiplin dan tekun untuk
menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas demi kehormatan diri dan
profesi.
• KEADILAN; etika selalu adil, netral, objektif, rasional dan tidak
memihak. Tidak boleh bersikap diskriminatif. Hak setiap orang untuk
mendapatkan layanan profesi sesuatu dengan mutu standar.
• OTONOMI; kebebasan mengembangkan profesi, kreativitas dan
inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi maupun
masyarakat yang membutuhkan layanan profesi. Tanggung jawab
profesional akan memberikan batas/rambu dalam penerapan
otonomi.
• INTEGRITAS MORAL; Integritas pribadi yang tidak dipertanyakan dan
komitmen moral yang tinggi mengharuskan seorang profesional
senantiasa menjaga nama baik, martabat, citra, keluhuran dan
kehormatan profesi.
20
BAGIAN - 2 Professional Ethics and Conducts
Koestenbaum and Gluck
Ethics
• The philosophical study of morality
Ethical
• to live by the stern demands of reason (kebutuhan akal budi yang ketat)
• not governed or swayed by the seduction of emotions (godaan perasaan).
• to be just, consistent, and predictable (adil, tetap tidak berubah - istiqomah,
dan terbuka).
Codes of Ethics
• codes of moral conduct which are specialized subsets of these rules and
standards (kumpulan aturan dan standar perilaku yang khusus).

Morals
• sets of rules of conducts and standards (kumpulan aturan dan standar
perilaku)
Morality
• conduct and motives (perilaku dan motivasi),
• right and wrong (benar dan salah),
• good and bad character (sifat baik dan buruk)
Human Values
• ethical conscience – hatinurani etis
• moral sense – rasa perilaku luhur 21
BAGIAN - 2 KEBERADAAN ETIKA

INTERNATIONAL
ETHICS

NATIONAL
ETHICS

BUSINESS
ETHICS

PROFESSIONAL
ETHICS

PERSONAL
ETHICS

22
BAGIAN - 2 Kode Etik Insinyur Indonesia
“ Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur
Indonesia “

CATUR KARSA - Prinsip Dasar :


1. Mengutamakan keluhuran budi
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
kepentingan kesejahteraan umat manusia
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat, sesuai dengan tugas & tanggung-jawabnya
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan
keahlian profesi keinsinyuran
23
BAGIAN - 2 Kode Etik Insinyur Indonesia

SAPTA DHARMA - Tujuh Tuntunan Sikap dan


Perilaku
Insinyur Indonesia senantiasa:
1. mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
2. bekerja sesuai dengan kompetensinya
3. hanya menyatakan pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan
4. menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung- jawab tugasnya
5. membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-
masing
6. memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi
7. mengembangkan kemampuan profesionalnya
24
BAGIAN - 2

PROFESIONAL ENGINEER
HAVE THE CHALLENGE AND
OPPORTUNITY TO BE
LEADERS IN CREATING A
BETTER WORLD FOR THE
FUTURE
BAGIAN - 2

26
BAGIAN - 2
▪ Leadership:
– The ability or authority to guide and direct others toward achievement of a goal
– Leaders are key to influencing an organization’s corporate culture and ethics
▪ Leadership styles
– influence organizational behavior
– Including employees’ acceptance of/adherence to organizational norms and values.
▪ Leadership types
– Transactional = Give something to get something
– Transformational = Go beyond self interests for the good of the whole -
Transformational ethical leadership is best suited for organizations with high ethical
commitment among employees and strong stakeholder support for an ethical culture
▪ Habits of Strong Ethical Leaders
– Ethical Leaders Have Strong Personal Character
– Ethical Leaders Have a Passion to Do Right
– Ethical Leaders Are Proactive
– Ethical Leaders Consider Stakeholders’ Interests
– Ethical Leaders Are Role Models for the Organization’s Values
– Ethical Leaders Are Transparent and Actively Involved in Organizational Decision
Making
– Ethical Leaders Are Competent Managers Who Take a Holistic View of the Firm’s
Ethical Culture
Sumber: Ferrell-Fraedrich-Ferrell 27
PROGRAM PEMBINAAN PROFESI INSINYUR

28
BAGIAN - 3 Dilemma

• The hijacked plane with 200 people is


approaching a building with 50,000 people
• Vote! Will you shoot down the plane?
• A true moral dilemma

29
BAGIAN - 3 KASUS KODE ETIK - 1
• A dan B bersahabat sejak kuliah, keduanya sangat menjunjung
tinggi etika dan kejujuran, dan keduanya masih sering kumpul-
kumpul seperti karaoke bersama.
• A punya perusahaan kontraktor ,dan
• B bekerja di perusahaan konsultan.
• A memenangkan proyek yang ditangani oleh B.
• Apakah A dan B tidak boleh lagi karaoke bersama sampai
proyek selesai ?

30
BAGIAN - 3 KASUS KODE ETIK - 2
• Pengolahan Limbah sebuah pabrik secara berkala dites
sebelum dialirkan ke saluran irigasi dan selalu dilaporkan
ke BPLH Lokal.
• Pada suatu hari Amir menemukan hasil tes buangan
sedikit diatas ambang batas.
• Bos minta kepada Amir, agar data tes hari itu
“disesuaikan”. Alasannya kelebihan hanya sedikit. Hanya
masalah pengukuran. Tidak membahayakan bagi ikan atau
manusia.
• Kalau dilaporkan, menurut Bos, akan ada tindakan represif
dari pihak yg berwenang. ( seperti penutupan sementara Pabrik sampai
pengolahan diperbaiki atau ada yang kehilangan pekerjaan )
• Apakah Amir melanggar etika kalau mematuhi perintah
Bos ?

31
BAGIAN - 3 LIMBAH DI MUSIM HUJAN
• Ridwan, wartawan sebuah surat kabar, dalam suatu acara santai daninformal menerima
informasi dari seorang insinyur – manajer pabrik kertas BKN – bahwa tiga bulan terakhir ini
pabrik tersebut membuang air limbahnya langsung ke saluran irigasi. Ia langsung turun meliput
ke daerah sekitar pabrik.
• Dari liputannya Ridwan menemukan bahwa penduduk di sekitar pabrik menggunakan saluran
irigasi sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus. Ia juga berhasil mengumpulkan fakta yang
meyakinkan bahwa tiga bulan terakhir ini penduduk yang kena penyakit kulit dan diare
meningkat.
• Dengan bekal hasil liputannya, Ridwan menemui Direktur BKN untuk wawancara tentang
masalah tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Pada kesempatan itu
Ridwan memaparkan hasil liputannya. Sang Direktur kaget. Tapi cepat mengerti dan langsung
menjanjikan untuk menghentikan pembuangan air limbah langsung ke saluran irigasi.
• Pabrik memang sudah tiga bulan membuang air limbahnya tanpa diolah dengan pertimbangan
bahwa bulan-bulan itu musim hujan hingga dampak limbahnya minimal. Kebijakan ini ditempuh
dalam rangka penghematan biaya. Mereka sama sekali tidak memperkirakan bahwa akan ada
akibat buruk dari keputusan ini. Keputusan ini pernah dilaksanakan beberapa kali.
• Ridwan memutuskan untuk menunda penulisan hasil liputannya menunggu tindakan koreksi dari
pimpinan Pabrik. Berita itu datangseminggu kemudian.
• Insinyur yang mula-mula memberi informasi kepada Ridwan menelpon bahwa perusahaan telah
mengolah kembali air limbahnya. Ridwan merasa lega karena berhasil melepaskan penduduk di
sekitar pabrik dari gangguan limbah.
• Beberapa hari kemudian ia menerima surat terlampir dari Direktur pabrik disertai cek sebesar
lima puluh juta rupiah. Ridwan mula-mula ingin menolaknya. Tapi sesudah dipikirkannya masak-
masak ia sampai pada kesimpulan bahwa suratnyanya jelas mengatakan pemberian itu tanda
terima kasih dan bukan karena ancaman. Lagi pula ia memang membutuhkan tambahan uang
untuk membayar uang muka membeli rumah yang menjadi idaman seluruh keluargannya.
32
BAGIAN - 3
Jakarta, 5 januari 1997
Sdr. Ridwan yang terhormat,

Pertama-tama saya menyampaikan penghargaan atas hasil kerja Anda


yang amat teliti dan cermat dalam meliput hubungan perusahaan kami
dengan lingkungannya. Tapi lebih dari itu saya sangat menghargai
keputusan Anda untuk langsung menyampaikan informasi itu kepada
kami, hingga kami dapat cepat mengambil tindakan koreksi dan mencegah
terjadinya akibat yang lebih merugikan masyarakat.

Terimalah tanda terima kasih kami yang kami sampaikan dengan tulus dan
ikhlas.
Hormat kami,
PT. BKN
Drs. Anu
Direktur

Tugas Anda :
• Buatlah analisis masalah etika dari para pelaku dalam kasus ini.
• Gambarkan konflik kepentingan yang ada dan bagaimana
penilaian Anda. 33
BAGIAN - 3 LIMBAH DI MUSIM HUJAN

PELAKU TINDAKAN
INSINYUR • Menyampaikan informasi internal perusahaan kepada pihak
eksternal
• Menyampaikan berita bahwa perusahaan sudah mengelola
limbahnya kembali
RIDWAN - • Meliput kondisi disekitar pabrik, setelah menerima informasi
WARTAWAN • Meng-informasikan kepada direktur hasil liputannya
• Menunda pemberitaan dan akhirnya membatalkan
pemberitaan
• Menerima hadiah
DIREKTUR • Memutuskan tidak mengelola limbah pabrik sebelum
dialirkan kesaluran irigasi, yang digunakan oleh masyarakat
• Keputusan in pernah beberapa kali dilakukan

PENDUDUK • Menderita diare dan sakit kulit (gatal-gatal)

PIHAK TERKAIT
LAINNYA
BAGIAN - 3 VENN DIAGRAM MODEL FOR
ETHICAL DECISION MAKING

ETHICAL
RESPONSIBILITY

2 3
1
ECONOMIC LEGAL
RESPONSIBILITY RESPONSIBILITY
4

1 - Profitable, legal, ethical : Go for it


2 - Profitable, Ethical : Proceed cautiously
3 - Legal, Ethical not profitable: Find the way to
seek profitability
4 - Legal, profitable, not Ethical: Proceed cautiously

35
BAGIAN - 3 LIMBAH DI MUSIM HUJAN
• INSINYUR:
– Menyampaikan kondisi internal perusahaan (rahasia) terhadap pihak lain
– Tidak/belum/sudah pernah berjuang agar atasannya tidak menetapkan pembuangan limbah
tanpa diolah ke saluran umum
• WARTAWAN:
– Setelah melakukan observasi lapangan namun kajian tidak segera diterbitkan dalam media
cetak
– Melakukan (tidak langsung) kompromi dengan Direktur BKN
– Menerima cek sebagai tanda terima kasih dari Direktur BKN
• DIREKTUR:
– Menetapkan pembuangan limbah perusahaan tanpa diolah ke saluran umum meskipun
sadar akan bahayanya terhadap lingkungan.
– Terjadi beberapa kali untuk kepentingan keuntungan finansial.
– Memberikan cek kepada Wartawan, sebagai tanda terima kasih
• PENDUDUK:
– Tidak melaporkan Dampak Negatif terhadap lingkungannya kepada pihak yang
berwewenang.
• APARAT PEMDA:
– Tidak melaksanakan tugas pengawasan sebagaiman seharusnya untuk melindungi msyarakat
banyak dan tidak melakukan Law Enforcement terkait dengan Dampak Lingkungan.
• MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR
– Hanya melakukan tindakan terkait kode etik, apabila ada pengaduan (Delik Aduan)

36
PROGRAM PEMBINAAN PROFESI INSINYUR

37
BAGIAN - 4
PROGRAM PEMBINAAN PROFESI INSINYUR
31 MARET 2016, TELKOM UNIVERSITY, BANDUNG
39
BAGIAN - 5
A General Framework of
the Ethical Decision-Making Process

CHARACTERISTICS OF THE
DECISION MAKER

ETHICAL
DECISION OUTCOMES
SITUATION

SIGNIFICANT INFLUENCES

40
BAGIAN - 5
BAGIAN - 5 ROADMAP TO WISDOM

Philanthropic Responsibility
BE A GOOD CITIZEN

Ethical Responsibility
BE ETHICAL

Legal Responsibility
OBEY THE LAW

Economic Responsibility
BE PROFITABLE

42
PROGRAM PEMBINAAN PROFESI INSINYUR

43
BAGIAN - 5 Framework for Understanding the Ethical
Decision Making Process in Business

Sumber: Ferrell-Fraedrich-Ferrell 44
BAGIAN - 5

Everyday Ethics: 5 Questions


1. Did I practice any virtues today?
2. Did I do more harm than good today?
3. Did I treat people with dignity and respect
today?
4. Was I fair and just today?
5. Was my community better because I was in
it?
BAGIAN - 5

Yes, I Did It

WHICH STEP HAVE REACHED TODAY ?


46
Stages of Moral Thought (Kohlberg)
• Child – defines right and wrong in terms of
what authorities say
• Adolescent – defines right and wrong in terms
of group loyalty (friends, family, gang, nation)
• Adult – views right and wrong from universal
standards of justice, human rights, and human
welfare

Education is what stimulates growth through levels.


What Is Ethics?
• Ethics is not the same as feelings.
• Ethics is not religion.
• Ethics is not following the law.
• Ethics is not following culturally accepted
norms.
• Ethics is not science.
Summary
• Transactional = Give something to get
something
• Transformational = Go beyond self interests
for the good of the whole
• Transcendental = Service above self
• “To Rule or Govern is easy – To Lead is
Difficult.”
BAGIAN - 3 Ethics - Moral

• Ethical issue intensity is the perceived relevance or


importance of an ethical issue to the individual, work group,
and/or organization(relevansi dirasakan atau pentingnya masalah etis untuk
individu , kelompok kerja , dan / atau organisasi )
– Reflects the ethical sensitivity of the individual or work
group
– Triggers the ethical decision process
• Moral Intensity relates to a person’s perception of social
pressure and the harm the decision will have on others (persepsi
seseorang dari tekanan sosial dan bahaya keputusan akan terjadi pada orang lain)

Sumber: Ferrell-Fraedrich-Ferrell 50

You might also like