You are on page 1of 11

Uji stabilitas mikrobiologis pembersih gigi

tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang


kayu manis (Cinnamomum burmannii)

Niken Pristianingrum
Departemen Material Kedokteran Gigi
ISSN 2302-5271
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Soebagio
Departemen Material Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Elly Munadziroh
Departemen Material Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Abstract

Background: Denture cleaners are products designed


to clean stains, deposits, and debris from the surface of
the denture, by soaking or brushing with tooth brush and
toothpaste for dentures. Cinnamon is a tree with aromatic bark
has a very strong odor. Cinnamon has the effect of antifungal,
antiviral, bactericidal, and larvasidal. Purpose: The aim of this
research made denture cleaning preparations with ingredients
of essential oil of cinnamon bark and microbiological stability
test to be have done. Method: In this research, microbiological
stability test that includes total plate count test and pathogen
microbial test denture cleaning with ingredients of essential oil
cinnamon bark 2%, which is stored in a period of 1 week, 2
weeks, 3 weeks, 4 weeks, 2 months, and 3 months. In addition
to supporting the results of the study, researchers conducted
a preliminary test of the effectiveness of essentials oil of
cinnamon bark against Candida albicans. Results: Showed
Korespondensi:
that there was no change in total plate count and the growth
Niken Pristianingrum of microbial pathogens in denture cleaning preparations
Departemen Material Kedokteran with the ingredients of essential oil of cinnamon bark up to
Gigi Fakultas Kedokteran Gigi 3 months. This shows that the stocks stable in storage at
Universitas Airlangga
room temperature until the 3 months. Conclusion: Denture
Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo
47 Surabaya 60132, Indonesia. cleaning preparations was stable in storage up to 3 months.

Key words: Cinnamon, denture cleanser, total plate count

134 JMKG 2012;1(2):134-138.


Niken P: Uji stabilitas mikrobiologis pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis

Pendahuluan kimia yang terdapat dalam kayu manis


antara lain minyak atsiri, safrole, eugenol,
Keradangan rongga mulut pada sinamaldehid, tannin, dammar, kalsium
pemakai gigi tiruan lepasan dengan basis oksalat, dan zat penyamak.7 World Health
resik akrilik yang disebut denture stomatitis Organization monographs on selected
prevalensinya di masyarakat Indonesia medicinal plants8 menjelaskan dalam uji
cukup tinggi. Candida albicans memberikan eksperimental farmakologi, kayu manis
kontribusi yang besar terhadap terjadinya memiliki efek antijamur dan antibakteri.
denture stomatitis. Candida albicans Barnes9 menyatakan bahwa kayu manis
disamping merupakan flora normal dengan memiliki efek antifungal, antiviral,
prevalensi sekitar 45%, prevalensi tersebut bakterisidal, dan larvasidal. Secara in vitro,
dilaporkan meningkat pada pemakai gigi kayu manis telah terbukti sebagai anti jamur
tiruan dengan keadaan rongga mulut sehat Candida albicans.8
yaitu 47,5% sampai 55,6%.1 Salah satu cara Berdasarkan uraian di atas, peneliti
untuk mencegah denture stomatitis adalah ingin membuat suatu sediaan pembersih
dengan membersihkan gigi tiruan. Pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit
gigi tiruan dengan larutan pembersih batang kayu manis 2%. Pada penelitian ini
dilaporkan sangat efektif.2 akan dilakukan uji stabilitas mikrobiologis
Mosby’s Dental Dictionary3 sediaan yang disimpan selama 1 minggu, 2
mendefinisikan pembersih gigi tiruan adalah minggu, 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, dan
produk yang dirancang untuk membersihkan 3 bulan. Selain itu untuk mendukung hasil
noda, deposit, dan debris dari permukaan gigi penelitian, peneliti melakukan penelitian
tiruan, dengan cara merendam atau menyikat pendahuluan yaitu uji efektifitas minyak atsiri
dengan sikat dan pasta gigi untuk gigi tiruan. kulit batang kayu manis tehadap Candida
Suatu produk harus memiliki stabilitas albicans.
dalam penyimpanan. Stabilitas sediaan obat
adalah kemampuan suatu produk untuk Bahan dan metode
mempertahankan sifat dan karakteristiknya
agar sama dengan yang dimilikinya pada Bahan yang digunakan dalam penelitian
saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, ini adalah minyak atsiri kulit batang kayu
kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan manis, aquades, emulgator tween 80, larutan
sepanjang periode penyimpanan dan salin, media biakan.
penggunaan (shelf-life). 4
Selama masa
penyimpanan suatu sediaan, dimungkinkan Persiapan sediaan pembersih gigi tiruan
terjadi kontaminasi. Kontaminasi mikroba dengan bahan minyak atsiri kulit batang
dalam sediaan menyebabkan turunnya kayu manis
kualitas produk dan mempengaruhi Membuat sediaan induk pembersih
kesehatan konsumen. Kontaminasi ini gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit
dapat menyebabkan perubahan bau, warna, batang kayu manis dengan konsentrasi 2%
viskositas, dan penampilan sediaan.5 (4 ml minyak atsiri kulit batang kayu anis +
Seiring perkembangan ilmu 2% tween 80 + aquades hingga didapatkan
pengetahuan, pemakaian dan pendayagunaan volume 200 ml). Untuk uji efektifitas, dibuat
obat tradisional di Indonesia mengalami pengenceran sediaan pembersih gigi tiruan
kemajuan yang sangat pesat.6 Kayu manis dengan bahan minyak atsiri kulit batang
adalah pohon dengan kulit batang memiliki kayu manis dengan konsentrasi 0,25%,
bau aromatic yang sangat kuat. Kandungan 0,5%, 1%, 1,5%.

135
Pelaksanaan uji efektifitas sediaan dan diinkubasi pada suhu 37 ± 20 C 24 jam,
pembersih gigi tiruan dengan bahan kemudian digesekan pada media selektif.
minyak atsiri kulit batang kayu manis Staphylococcus aureus menggunakan media
terhadap Candida albicans Maltosa Salt Agar (MSA), pseudomonas
Disiapkan media dasar SDA yang terdiri aeruginosa pada media Cetrimide Agar
dari media dasar dan media perbenihan, Medium (CETA), Escherichia coli pada
kemudian membuat lubang sumuran pada media Eosin Methylene Blue (EMB), Candida
media dan tanam masing-masing konsentrasi albicans pada Sabouroud Dextrosa Agar
sediaan pada sumuran sebanyak 100 mikron. (SDA). Morfologi masing-masing mikroba
Inkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam dapat dilihat pada table 1.
dan kemudian amati dan ukur zona hambat
tumbuh. Hasil

Pelaksanaan uji satabilitas mikrobiologis Hasil uji efektifitas sediaan pembersih


(Uji batas mikroba (angka lempeng gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri
total), identifikasi mikroba pathogen) kulit batang kayu manis terhadap
Uji batas mikroba (Angka Lempeng Candida albicans
Total) dengan cara disiapkan cawan petri
Tabel 2. Hasil uji efektifitas sediaan pembersih gigi
dan diberi label pengenceran 101 sampai 105:
tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang
dibuat pengenceran sampel dengan larutan kayu manis terhadap Candida albicans
salin pada pernadingan 1 : 9 sampai didapat
pengenceran 10.5 Dari tiap-tiap pengenceran Konsentrasi (%) Mean ± SD

diambil 1 ml dan ditanam pada dua cawan 0,25 0±0

petri yang berisi media NA, kemudian 0,5 0±0


1 7,77 ± 0,45
digoyang agar hasil pengenceran sampel
1,5 10,20 ± 0
dengan media NA dapat tercampur homogen.
2 11,32 ± 1,59
Larutan diratakan dan diinkubasi pada suhu
30 ± 20 C 24 jam. Hitung jumlah koloni yang
Hasil uji efektifitas terhadap Candida
tumbuh, kedua lempeng dinyatakan rata-rata
albicans menunjukkan konsentrasi 2%
jumlah bakteri tiap ml sampel dan dikalikan
sebagai konsentrasi yang baik untuk
dengan pengenceran.
menghambat pertumbuhan Candida
Identifikasi mikroba pathogen dilakukan
albicans, sehingga konsentrasi tersebut
dengan cara menanam sediaan pada media
dijadikan patokan dalam pembuatan sediaan
nutrient broth untuk memperkaya bakteri
pembersih gigi tiruan.
Tabel 1. Morfologi mikroba pada media agar
selektif Uji stabilitas mikrobiologis uji batas
mikroba (angka lempeng total)
Nama mikroba
Media Ciri khas Hasil penelitian selama 3 bulan
selektif morfologi koloni
menunjukkan tidak ada pertumbuhan
Staphylococcus Kuning dengan zone koloni, sehingga dalam penelitian ini tidak
MSA
aureus kuning
didapatkan peningkatan angka lempeng
Pseudomonas Umumnya
CETA total (ALT) sediaan.
aeruginosa kehijauan
Escherichia coli EMB Hitam, biru hitam
Identifikasi mikroba patogen
Candida albicans SDA Hifa
Hasil pengamatan hingga bulan

136 JMKG 2012;1(2):134-138.


Niken P: Uji stabilitas mikrobiologis pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis

ke-3 menunjukkan bahwa sampel tidak 1,5% dan 2%, sehingga pada penelitian
mengandung Pseudomonas aeruginosa, selanjutnya dapat digunakan minyak atsiri
karena tidak didapatkan koloni berwarna dengan konsentrasi 1,5% sebagai standar
kehijauan pada media Cetrimide Agar Medium pembuatan sediaan pembersih gigi tiruan.
(CFTA). Escherichia coli menunjukkan hasil Uji batas mikroba dilakukan dengan
negatif, karena sampel tidak membentuk menghitung jumlah mikroba pada cawan petri
koloni berwarna hitam atau biru hitam pada pengenceran tertentu dan dinyatakan
pada media Eosin Methylene Blue (EMB). dalam total plate count (angka lempeng
Identifikasi Staphylococcus aureus, juga total). Penghitungan angka lempeng total
menunjukkan hasil negatif, karena tidak dilakukan pada sediaan yang telah disimpan
menunjukkan koloni kuning pada Manitol Salt sesuai suhu kamar dan dalam jangka waktu
Agar (MSA). Candida albicans yang ditanam penyimpanan 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu,
pada Sabouroud Dextrosa Agar (SDA) juga 4 minggu, 2 bulan, dan 3 bulan.
menunjukkan hasil negative, karena tidak Identifikasi mikroba patogen
membentuk koloni berwarna krem dan dilakukan dengan mengidentifikasi mikroba
berbau ragi. Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, Escherichia coli, Candida
Pembahasan albicans yang tumbuh pada sediaan.
Selama masa penyimpanan dimungkinkan
Uji stabilitas mikrobiologis dilakukan terjadi kontaminasi. Kontaminasi ini dapat
pada penelitian ini untuk mengetahui menyebabkan perubahan bau, warna,
ketahanan sediaan pembersih gigi tiruan viskositas, dan penampilan sediaan.
dengan bahan minyak atsiri kulit batang Perubahan ini disebabkan oleh kemampuan
kayu manis terhadap pertumbuhan mikroba. mikroorganisme memecah komponen-
Uji stabilitas mikrobiologis terdiri dari uji komponen produk dan atau merupakan
batas mikroba (angka lempeng total) dan metabolit mikroba. Seringkali perubahan ini
identifikasi mikroba patogen. Selain itu tidak nyata tetapi dalam waktu beberapa
untuk mendukung hasil penelitian, peneliti bulan baru menunjukkan perubahan.5
melakukan penelitian uji efektifitas minyak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
atsiri kulit batang kayu manis terhadap tidak ada perubahan angka lempeng
Candida albicans. total sediaan hingga bulan ke 3, dan hasil
Uji efektifitas minyak atsiri kulit batang pengamatan terhadap mikroba patogen
kayu manis terhadap Candida albicans hingga bulan ke-3 menunjukkan hasil negatif.
dilakukan sebagai uji pendahuluan untuk Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
mengetahui aktivitas antimikroba sediaan. dinyatakan bahwa sediaan pembersih gigi
Pada uji ini didapatkan kadar minimal yang tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang
dapat menghambat pertumbuhan Candida kayu manis stabil dalam penyimpanan sesuai
albicans dengan baik, yaitu konsentrasi 2%. suhu kamar hingga bulan ke 3. Kestabilan
Konsentrasi 2% kemudian dijadikan sebagai sediaan dimungkinkan karena dalam proses
standar untuk pembuatan sediaan pembersih pengerjaan dilakukan secara steril mulai dari
gigi tiruan. Pada akhir penelitian dilakukan bahan baku, peralatan, tempat penyimpanan
uji efektivitas sediaan yang telah disimpan sediaan, dan tempat pengujian mikrobiologis.
selama 3 bulan pada konsentrasi 1,5% dan Pengerjaan yang steril akan meminimalisir
2% terhadap Candida albicans. Hasil statistik terjadinya kontaminasi. Selain itu, sediaan
uji efektifitas menyatakan bahwa tidak ada mengandung minyak atsiri kulit batang kayu
perbedaan bermakna antara konsentrasi manis yang mempunyai daya antimikroba,

137
sehingga sediaan juga memiliki ketahanan http://www.lppm.unair.ac.id/p.129.
terhadap kontaminasi. Hal ini didukung oleh 3. Mosby. Mosby’s dental dictionary. 2nd ed
World Health Organization monographs on Elsevier. 2008. [Diakses 2010 Jan 30].
selected medicinal plants8 yang menjelaskan Tersedia pada: http:///medical-dictionary.
dalam uji eksperimental farmakologi, thefreedictionary.com/denturcleanser.
kayu manis memiliki efek antijamur dan 4. Joshita D. Kestabilan obat. Jakarta: UI;
antibakteri. Barnes9 menyatakan bahwa kayu 2008. h. 78. [Diakses 2010 Apr 11].
manis memiliki efek antifungal, antiviral, Tersedia pada: http://www.respository.
bakterisidal, dan larvasidal. ui.ac.id.
5. Wahyuni TS. Formulasi dan uji stabilitas
Simpulan mikrobiologis sediaan tabir surya krim
kaempferia galangal L. Skripsi. Surabaya:
Sediaan pembersih gigi tiruan dengan Unair; 2001. h. 3, 4, 26-7.
bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis 6. Prapanza I, Lukito AM. Khasiat dan
2% stabil dalam penyimpanan hingga 3 manfaat Sambiloto raja pahit penakluk
bulan pada suhu kamar. aneka penyakit. Jakarta: Agromedia
Pustaka; 2003. h. 10.
Daftar Pustaka 7. Arum D. Pengaruh lama perendaman resin
akrilik pada minyak atsiri kulit batang
1. Soenartyo H. Denture stomatitis: kayu manis 1%. Skripsi: Surabaya:
Penyebab dan pengelolaannya. Maj Unair; 2007. h. 2-4, 37
Kedok Gigi 2000;4(33):148-51. 8. WHO. World Health Organization
2. Rianti D. Efektifitas ekstrak daun jinten monographs on selected medicinal plants.
sebagai pembersih gigi keberadaan Volume 1. Geneva. 1999. h. 95-104.
Candida albicans. Surabaya: 2002. 9. Barnes J. Herbal medicine. 3rd ed. Great
[Diakses 2010 Jan 30]. Tersedia pada: Britain: Pharmaceutical Press; h. 162

138 JMKG 2012;1(2):134-138.


Sri Lestari: Kekuatan tekan restorasi sandwich berbasis semen ionomer kaca (sik) Fuji® II dan Fuji® IX

Kekuatan tekan restorasi sandwich berbasis


semen ionomer kaca (sik) Fuji® II dan Fuji®
IX

Sri Lestari
Departemen Konservasi
ISSN 2302-5271 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Abstrak

Kebutuhan estetik penderita terhadap restorasi gigi


yang diinginkan dalam mengembalikan fungsi gigi semakin
meningkat, baik pada gigi anterior maupun posterior. Oleh
karena itu penggunaan bahan restorasi sewarna gigi yang
diaplikasikan, harus dapat memenuhi estetik, mampu
menerima beban kunyah serta dapat mencegah terjadinya
karies sekunder. Untuk memenuhi persyaratan tersebut,
restorasi sandwich dengan bahan kombinasi resin komposit
dan semen ionomer kaca menjadi pilihan. Terdapat banyak
pilihan bahan semen ionomer kaca yang dapat digunakan
sebagai basis restorasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kekuatan tekan retorasi sandwich yang
berbasis semen ionomer kaca Fuji® II dan Fuji® IX. Sampel
berupa simulasi restorasi sandwich yang dibuat dengan
menggunakan cetakan cincin plastik berbentuk lingkaran
diameter 5 mm, ketebalan 3 mm.Sebanyak 16 cincin difiksasi
dengan menggunakan plat kuningan, 8 cincin untuk restorasi
sandwich berbasis SIK Fuji® II dan 8 cincin untuk restorasi
sandwich berbasis SIK Fuji® IX. Bubuk dan liquid SIK dicampur
sampai konsistensi kental mengkilap, selanjutnya dimasukkan
kedalam cincin setebal 1 mm, dimampatkan dan ditunggu
setting selama 15 menit.Setelah itu dietsa, dibonding dan
diaplikasiresin komposit sinar tampak setebal 2 mm, disinar
40 detik.Bahan restorasi yang sudah setting dikeluarkan
dari cincin , selanjutnya diuji kekuatan tekan dengan alat
Autograph Szimadzu (Japan). Hasil penelitian menunjukkan
Korespondensi: rerata kekuatan tekan restorasi sandwich berbasis SIK Fuji®
IX (56,80 kgf/cm2) lebih besar daripada restorasi sandwich
Sri Lestari
berbasis SIK Fuji® II (16,92kgf/cm2).Data dianalisis dengan
Departemen Konservasi
Fakultas Kedokteran Gigi uji Mann Whitney, menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Universitas Jember Kesimpulan penelitian ini adalah restorasi sandwich berbasis
Jl. Kalimantan 37 Jember SIKFuji® IX mampu menahan beban kunyah lebih tinggi
Email: lestari_wit@yahoo.com daripada restorasi sandwich berbasis SIKFuji® IX

Kata Kunci: Kekuatan tekan, restorasi sandwich berbasis SIK


Fuji® II, restoration sandwich berbasis SIK Fuji® IX

139
Pressure strength of sandwich restoration
based on glass ionomer cement Fuji® II and
FUJI® IX

Abstract

The need for esthetic on the desirable dental restoration


of patients in dental refunctioning is highly improving, both
anterior teeth and posterior teeth. Thus, the use of restoration
material applied should meet the esthetic, be able to accept
mastication load and to prevent secondary caries. To meet
those requirements, sandwich restoration using combination
material of composite resine and glass ionomer cement can
become a choice. Many kinds of glass ionomer cement that can
be used as that restoration basis. The purpose of this study
was to observe the pressure strength of sandwich restoration
based on the glass ionomer cement Fuji® II and Fuji® IX. The
samples were sandwich restoration simulations made using
round plastic ring cast with diameter of 5 mm, and thickness
of 3 mm. A number of 16 rings were fixed using brass plate, 8
rings for sandwich restorasion based on glass ionomer cement
Fuji® II and 8 rings for sandwich restorasion based on glass
ionomer cement Fuji® IX. Powder and liquid glass ionomer
cement were mixed up to be consistently-thick-and-shiny
and subsequently inserted into the rings as thick as 1 mm,
condensed and allowed to set for 15 minutes. It was then
etched, bonded and applied using ligth activated composite
as thick as 2 mm, lightened for 40 seconds. The restoration
materials that had been set were then taken out from the
rings and subsequently tested for their pressure strength using
Autograph Szimadzu (Japan). The result of the study showed
that the mean of pressure strength of the sandwich restoration
based on glass ionomer cement Fuji® IX (56,80 kgf/cm2) was
greater than the sandwich restoration based on glass ionomer
cement Fuji® II (16,92 kgf/cm2). The Data was analyzed using
Mann Whitney test, and it showed significant difference. It
is concluded that restoration based on glass ionomer cement
Fuji® IX is capable to endure masticating load greater than the
sandwich restoration based on glass ionomer cement Fuji® II.

Key words: Pressure Strength , Sandwich Restoration Based


On Glass Ionomer Cement Fuji® II, Sandwich Restoration
Based On Glass Ionomer Cement Fuji® IX

140 JMKG 2012;1(2):139-144.


Sri Lestari: Kekuatan tekan restorasi sandwich berbasis semen ionomer kaca (sik) Fuji® II dan Fuji® IX

Pendahuluan memperbaiki fungsi estetik, pengunyahan,


mencegah celah mikro serta menambah
Prevalensi karies di Indonesia masih kekuatan gigi serta karies yang sudah
cukup tinggi. Gigi yang terserang karies melibatkan dentin.6 Teknik sandwich
harus dilakukan penumpatan untuk digunakan untuk karies yang melibatkan
memperbaiki anatomi,estetik dan fungsi servikal gigi atau lesi karies karena abrasi
kunyahnya. Memerlukan penanganan yang atau erosi.7 Teknik close sandwich dapat
teliti pada saat melakukan penumpatan, baik digunakan pada karies yang sudah mengenai
dalam melakukan preparasi kavitas maupun bukal dan oklusal.8 Oleh karena itu untuk
pemilihan bahan restorasinya. Oleh karena mengatasi timbulnya kebocoran tepi pada
itu seorang dokter gigi diharapkan dapat restorasi plastis yang memenuhi estetik dan
mencegah perjalanan karies lebih lanjut mampu menerima beban kunyah digunakan
dengan membuatkan restorasi pada bagian restorasi sandwich. Restorasi sandwich
gigi yang hilang dengan menggunakan menggunakan bahan restorasi semen
bahan restorasi yang sesuai dengan sifat ionomer kaca sebagai basis untuk mencegah
dan kegunaannya.1 kebocoran tepi dan tumpatan resin komposit
Dewasa ini estetika telah menjadi untuk meningkatkan kekuatan tekan dalam
kebutuhan utama seseorang yang menjalani menahan beban kunyah.
perawatan gigi, tidak hanya gigi anterior Semen Ionomer kaca Fuji® II banyak
saja tetapi juga gigi posterior.2 Pemilihan digunakan sebagai bahan restorasi karena
bahan restorasi sewarna gigi merupakan dapat mencegah kebocoran tepi, dapat
pilihan bila merestorasi gigi anterior. Semen melepaskan fluoride serta mengurangi
Ionomer Kaca dan resin komposit merupakan sensitivitas gigi. Bahan ini biasanya
bahan restorasi sewarna gigi yang memenuhi digunakan untuk restorasi klas II dan klas V,
estetik.3 Tetapi tidak menutup kemungkinan karies permukaan akar, erosi pada servikal
seseorang memerlukan bahan sewarna gigi gigi, abrasi gigi dan sebagai basis.9 Semen
untuk restorasi gigi posterior. Restorasi ini Ionomer kaca Fuji® II terdiri dari bubuk dan
dapat diaplikasikan pada kavitas klas I.II, cairan, serta mempunyai dua cara polimerisasi
III,IV dengan mempertimbangkan besar yaitu konvensional dan penyinaran. Dalam
dan kedalaman karies. Prinsip preparasi penelitian ini menggunakan konvensional.
yang dilakukan untuk persiapan pembuatan Semen Ionomer Kaca Fuji® IX
restorasi plastis adalah seminimal mungkin umumnya digunakan untuk alternatif usia
mengambil jaringan keras gigi yang sehat lanjut, perbaikan restorasi, untuk restorasi
(minimal intervention). Salah satu kekurangan gigi posterior dan sebagai basis restorasi
bahan restorasi plastis adalah adanya sandwich. Keunggulan bahan ini adalah dapat
perbedaan koefisien expansi termal antara digunakan untuk mengurangi sensitivitas
struktur gigi dan bahan restorasi sehingga gigi, memperpanjang waktu pemakaian dan
terdapat kebocoran tepi dari restorasi. Selain aplikasinya tidak memerlukan penyinaran.
kebocoran tepi ,pertimbangan lain adalah Berbagai pilihan Semen Ionomer Kaca
kebutuhan kekuatan dalam menerima beban dapat digunakan sebagai basis restorasi
kunyah, khususnya gigi posterior.4 Kekuatan sandwich. Masing-masing bahan mempunyai
tekan adalah kekuatan bahan dalam kelebihan dan kekurangan. Yang umum
menahan tekanan yang dapat menyebabkan digunakan di klinik adalah Semen Ionomer
fraktur dan deformitas plastis tertentu.5 Kaca Fuji® II dan Fuji® IX. Oleh karena itu
Restorasi sandwich dapat diindikasikan perlu dilakukan penelitian tentang kekuatan
untuk semua kavitas dengan tujuan tekan restorasi sandwich yang menggunakan

141
basis Semen Ionomer Kaca Fuji® II dan di sekitar cetakan dirapikan dengan scalpel.
Semen Ionomer Kaca Fuji® IX. Hasil dari Sampel dikeluarkan dari cetakan dan siap
penelitian berupa besarnya kekuatan tekan, dilakukan uji tekan dengan alat Autograph
yang dapat digunakan sebagai bahan Szimadzu (Japan).
pertimbangan untuk menentukan jenis Sampel ditempatkan pada table
Semen Ionomer Kaca yang akan digunakan yang telah tersedia pada alat Autograph
sebagai basis pada restorasi sandwich yang dengan posisi beban tepat ditengah sampel.
akan diaplikasikan sesuai letak gigi yang Crosshead digerakkan ke permukaan sampel
direstorasi. dengan kecepatan 0,5 mm/menit, menekan
permukaan sampel sampai fraktur.Bila
Metode penelitian sampel fraktur akan terdengar bunyi retak
yang pertama tetapi tidak sampai hancur.
Sampel sejumlah 16 buah, masing- Selanjutnya besar kekuatan tekan dihitung
masing kelompok 8 sampel, kelompok I dengan memasukkan angka yang tertera pada
adalah restorasi sandwich berbasis Semen alat ukur saat terjadi fraktur kedalam rumus:
Ionomer Kaca Fuji® II dan Kelompok II Cs = 2P
restorasi sandwich berbasis Semen Ionomer πTD
Kaca Fuji® IX. Sampel berbentuk silindris Keterangan :
P = Angka pada alat ukur (Kgf)
dengan diameter 5 mm dan ketebalan 3
T = Tebal sampel (cm)
mm. Cara membuat sampel yaitu mengaduk D = Diameter sampel (cm)
secara melipat bubuk dan liquid dengan Cs = Kekuatan Tekan Sampel (Kgf/cm2)
perbandingan 0,047g:0,02g untuk semen Π = phi = 3,14

ionomer kaca Fuji® II dan 0.057g:0,01g Fuji®


IX diatas paper pad menggunakan spatula Hasil
semen plastik sampai konsistensi kental
mengkilap. Selanjutnya Semen Ionomer Dari hasil penelitian diperoleh Kekuatan
Kaca dimasukkan ke dalam cetakan plastik Tekan Restorasi Sandwich Berbasis Semen
berbentuk lingkaran berdiameter 5 mm, Ionomer Kaca Fuji® IX dan Semen Ionomer
ketebalan 3 mm. Ketebalan Semen Ionomer Kaca Fuji® II, yang dapat dilihat pada tabel 1.
Kaca dalam cetakan plastik adalah 1mm,
diratakan dengan stoper semen dan ditunggu Tabel 1. Kekuatan Tekan Restorasi Sandwich
Berbasis Semen Ionomer Kaca Fuji® IX dan Semen
setting selama 5 menit. Setelah itu permukaan
Ionomer Kaca Fuji® II
semen ionomer kaca dietsa selama 30 detik
dengan asam fosfat 35% menggunakan
Semen Ionomer Semen Ionomer
brush, dialiri air sampai bersih dari bahan etsa No Kaca Fuji® II Kaca Fuji® IX
dan dikeringkan dengan semprotan udara. (Kgf/cm2) (Kgf/cm2)
Setelah kering cetakan plastik dimasukkan 1 16,87 62,99
ke dalam fiksasi dari plat baja, diaplikasi 2 15,62 44,9
selapis tipis bahan bonding menggunakan 3 17,50 41,66

brush, disinar dengan ligth cure selama 4 17,9 4,5

20 detik. Selanjutnya diaplikasikan resin 5 16,87 49,15

komposit hibrid menggunakan plastic filling 6 17,29 67,48


7 16,66 72,27
instrument setebal 2mm, ditekan sampai
8 17,29 66,65
padat dengan stoper semen, ditutup seluloid
Jumlah 135,39 454,46
strip serta diberi beban 1 kg dan disinar
Rerata 16,92 56,80
selama 40 detik. Kelebihan resin komposit

142 JMKG 2012;1(2):139-144.


Sri Lestari: Kekuatan tekan restorasi sandwich berbasis semen ionomer kaca (sik) Fuji® II dan Fuji® IX

Tabel 1 menunjukkan bahwa Kekuatan kecil mempunyai luas permukaan yang lebih
Tekan Restorasi Sandwich Berbasis Semen besar dan lebih reaktif dengan pencampuran
Ionomer Kaca Fuji® IX (56,80 Kgf/cm2) polimer asam sehingga menyebabkan waktu
lebih besar daripada Semen Ionomer Kaca kerjalebih singkat. Reaksi asam basa yang
Fuji® II (16,92 Kgf/cm2). Selanjutnya data terjadi juga dipengaruhi oleh besar partikel.
dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov Hasil pencampuran partikel yang lebih halus
Smirnov Test dan uji homogenitas dengan akan memberikan porositas yang minimal
Levene Test. Uji normalitas dan homogenitas sehingga dapat meningkatkan kekuatan
menunjukkan data terdistribusi normal dan tekan bahan restorasi.11
tidak homogen. Kemudian data dianalisa Semakin tinggi viskositas atau
untuk membandingkan perbedaan antar kekantalan suatu bahan restorasi maka
kelompok dengan Mann-Whitney Test, semakin tinggi kekuatan tekannya.12
seperti terlihat pada tabel 2. Semen ionomer kaca Fuji® IX mempunyai
perbandingan bubuk dan cairan yang lebih
Tabel 2. Hasil uji Mann-Whitney perbedaan
Kekuatan Tekan Restorasi Sandwich Berbasis
besar dibandingkan dengan semen ionomer
Semen Ionomer Kaca Fuji® IX dan Semen Ionomer kaca yang lain, sehingga semen ini lebih kental
Kaca Fuji® II dan padat daripada semen ionomer kaca yang
lain.13 Viskositas yang tinggi menyebabkan
Mann-Whitney Data
restorasi lebih resisten sehingga bahan
Wilcoxon W 000
tersebut tidak mudah pecah, lebih padat
Z 36.000
serta kekuatannya meningkat. Hal ini sesuai
asymp.Sig. (2-Tailed) -3.373
dengan pendapat yang menyebutkan bahwa
001
semakin padat suatu bahan semakin tahan
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan terhadap keausan.14
adanya perbedaan yang bermakna (p>0.005) Semen ionomer kaca Fuji® IX
antara Kekuatan Tekan Restorasi Sandwich merupakan salah satu jenis semen yang
Berbasis Semen Ionomer Kaca Fuji® IX dan padat, bersifat lentur sehingga tidak mudah
Semen Ionomer Kaca Fuji® II. mengalami fraktur. Semen ionomer kaca
Fuji® IX mempunyai kekuatan tekan yang
Pembahasan tinggi,permukaan yang keras serta resistensi
yang baik, sehingga tumpatan tidak mudah
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pecah.15
kekuatan tekan Restorasi Sandwich Berbasis
semen ionomer kaca Fuji® IX lebih besar Simpulan
daripada Restorasi Sandwich Berbasis
semen ionomer kaca Fuji® II. Setelah Kekuatan tekan restorasi sandwich
dianalisis dengan uji Mann Whitney terdapat berbasis semen ionomer kaca FUJI® IX lebih
perbedaan yang bermakan antara kedua besar daripada semen ionomer kaca FUJI® II
restorasi tersebut. Hal ini kemungkinan
karena adanya perbedaan partikel bubuk Daftar Pustaka
semen ionomer kaca yang digunakan sebagai
basis restorasi sandwich tersebut. 1. Baum, Phillips, Lund. Buku Ajar Ilmu
Semen ionomer kaca Fuji® IX Konservasi Gigi. 3th ed. Alih Bahasa:
mempunyai ukuran partikel lebih keci Rashinta Tarigan. Jakarta:EGC. 1997. h.
dibandingkan dengan semen ionomer kaca 1.
konvensional yang lain.10 Ukuran partikel yang 2. Sundoro H. Serba Serbi Ilmu Konservasi

143
Gigi. Jakarta: Universitas Indonesia. Online). [Diakses 2007 Nov 16]. Tersedia
2005. h. 174. pada: http//closesandwichtechnique.
3. Eccles JD, Green RM. Konservasi Gigi 2th com.
ed. Alih bahasa: Lilian Juwonodari The 9. America GC. Fuji II. 2004(Serial Online).
conservation of Teeth. Jakarta: Widya [Diakses 2007 Nov 3]. Tersedia pada:
Medika: 1994. h. 113. www.gcamerica.com/grecrest.html.30k.
4. Nurliza C. Pengamatan Kebocoran Mikro 10. Corporation GC. Fuji IX. 2006(Serial
Restorasi Sandwich Teknik Open Dan Online). [Diakses 2006 Apr 3]. Tersedia
Closed Pada Restorasi Klas V (Penelitian pada: www.gcamerica.com/gc.ix.html.
In Vitro. Departemen Ilmu Konservasi. 11. Bambang I. Material Hibrida Semen Glass
Dentika Dent J Medan 2007;12(1):44. Ionomer Dan Resin Komposit. Fakultas
5. Anusavice KJ. Phillips: Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Bahan Kedokteran Gigi.Editor Lilian Jakarta: J PDGI 1999;54(1):28.
Yuwono. 10th ed. Alih Bahasa: Johan Arif 12. Combe EC. Sari Dental Material. Alih
Budiman Dan Susi Purwoko. Jakarta: Bahasa:Slamet Tarigan. Jakarta:Balai
EGC. 2003. h. 48. Pustaka. 1992. h. 34.
6. Yanti, Nevi. Restorasi Sandwich Semen 13. Charlton G, David Dr. Glass Ionomer
Ionomer Kaca Dengan Komposit. Cement. 2008(Serial Online). [Diakses
2004.(Serial Online). [Diakses 2007 Nov 2008 Apr 3]. Tersedia pada: www.
3]. Tersedia pada: Library.usu.ac.id/ dentalcompore.glassionomercemen.
download/fkg-nevi.pdf. com/review.aspZ?rid=124-48k.
7. Samami P. Mausavi, Fathpour. A 14. Bambang I. Karakteristik Komposit Resin
Comparative Analysis Of Microleakage Berkemampuan Mengalir: Departemen
Between Different Technique Of Restoration Ilmu Material Kedokteran Gigi Fakultas
Cervical Lession. 2004.(Serial Online). Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
[Diakses 2007 Nov 12]. Tersedia pada: Jakarta: Ind J Dentis 2005; 37.
http//www.journalofdentaleducation. 15. Denpal. Fuji IX GP dan fuji II. 2008(Serial
com. Online). [Diakses 2008 Apr 3]. Tersedia
8. Schwendiman R. Closed Sandwich pada: www.dentalcompore.com/review.
Technique.Dental Assisting. 2006(Serial asp?rid=124-48k.

144 JMKG 2012;1(2):139-144.

You might also like