You are on page 1of 10

Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name

Negara This is an open access article under the CC–BY


ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

EVALUASI KEBIJAKAN SISTEM ZONASI DALAM


PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENEGAH ATAS
DI BANTEN
Dewi Mutiara Rahayau (41120013) A1/SMT 5
Universitas Serang Raya

Abstract
Student acceptance based on the zoning system is an acceptance pathway that is Keywords: Evaluasi
determined based on the zone in which the registered students live. Ministry of kebijakan,PPDB zonasi,Sma
Education and Culture (Kemendikbud), Permendikbud Number 44 of 2019 enforces the
Banten
zoning system acceptance pathway. The use of the zoning system for admitting new
students is one of the pathways to being accepted at school, where the implementation
of this zoning system targets new students to register for school according to where
they live. This study also aims to see how the PPDB policy impacts the zoning system at
SMA in Banten. The research method uses a qualitative case study approach according
to George Edward III Nugroho, 2008; Setyawan, 2017). Through secondary data Article history:
collection techniques obtained from documents, online articles, national newspapers
Submission Revised
and journals. Data analysis using data reduction techniques, data presentation,
conclusions. The results of the study show that the zoning system policy in accepting Accepted Published
new high school students in Banten is running smoothly even though there are still
many shortcomings in the implementation of the zoning system PPDB policy, the
Banten Provincial Education Office is trying its best so that this implementation can
run smoothly.
Abstrak
Penerimaan siswa berdasarkan sistem zonasi merupakan jalur penerimaan yang ditentukan
berdasarkan zona tempat tinggal para siswa yang mendaftar. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 memberlakukan jalur
penerimaan sistem zonasi. Penggunaan sistem zonasi untuk penerimaan siswa baru
*Corresponding author
merupakan salah satu jalur untuk bisa diterima di sekolah, Dimana penerapan sistem
Email:
zonasi ini menargertkan untuk para siswa baru agar mendaftar sekolah sesuai dengan
tempat tinggal. Penelitian ini juga bertujuaan untuk melihat bagaimana dampak dari dewimutiarahayu@gmail.com
kebijakan PPDB dengan sistem zonasi pada SMAN di Banten. Metode penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus menurut George Edward III
Nugroho,2008;Setyawan,2017). Melalui teknik pengumpulan data sekunder yang
diperoleh dari dokumen, artikel online, koran dan jurnal nasional. Analisis data
menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kebijakan sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru sekolah
menengah atas di Banten ini berjalan dengan lancar meski masih banyak kekurangan dari
penerapan kebijakan PPDB sistem zonasi ini namun Dinas Pendidikan Provinsi Banten
berusaha semaksimal mungkin agar penerapan ini bisa berjalan dengan lancar.

1
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

PENDAHULUAN : latar belakang penelitian, membahas secara garis besar penelitian yang kita
ambil ttg apa, menjelaskan tujuan, juga disini dijabarkan data mendukung penelitian yang kita
ambil.

Dengan seiringnya berkembangnya zaman, Kehidupan semakin mengalami kemajuan

maka dari itu perkembangan dalam pendidikan sangatlah penting demi perkembangan

generasi selanjutnya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan

datang. (UU Sisdiknas No.2 tahun 1989). Pendidikan juga merupakan salah satu investasi

jangka panjang yang mempunyai nilai strategis, baik bagi kepentingan individu maupun

kelompok. Kualitas sebuah pendidikan sangatah penting agar bisa menciptakan generasi

yang bermanfaat untuk masa yang akan datang maka tujuan utama yang harus

diperjuangkan oleh seluruh perangkat pendidikan sehingga dapat menghasilkan sumber

daya manusia yang kreatif dalam tantangan perkembangan zaman yang semakin hari akan

terus berkembang. Melalui permendikbud, penerimaan peserta didik baru (PPDB) mulai

dari tingkat dasar sampai menengah atas menggunakan sistem zonasi. Pelaksanaan PPDB

menurut UU pemerintah daerah nomor 23 tahun 2014 pasal 11, pasal 12 ayat 1 huruf a,

pasal 15 ayat 1 dan lampiran rumawi I, huruf A. Perumusan regulasi baru oleh pemerintah

mengenai perubahan pemisahan urusan pemerintah diantara pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah. Maka penyelenggaraan pendidikan dibagi berdasarkan kewenangan

yaitu tingkat kota untuk SD, tingkat kota untuk SMP dan, tingkat provinsi untuk SMA/SMK

(Saputro & Rahaju,2018). Selain menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat juga ikut

serta terhadap pendidikan. Permendikbud No.51 tahun 2018 mengatur ketetapan sistem

zonasi pada PPDB berdasarkan informasi yang diperoleh dari instagram Kemendikbud,

bahwa seluruh sekolah yang dikelola pemerintah daerah berkewajiban melakukan

penerimaan calon siswa baru dengan alamat radius zona paling dekat dengan sekolah

dengan alokasi minima 90% dari keseluruhan jumlah siswa yang diterima. Salah satu

sekolah di Rangkasbitung yang menerapkan sistem zonasi ialah SMAN 1 Rangkasbiung

2
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

diungkapkan oleh Iva Havidania selaku kepala sekolah yang mengatakan,”Untuk

menghindari kelebihan kuota yang ada, SMAN 1 Rangkasbitung dalam PPDB tahun ajaran

2019/2020 menggunakan sistem zonasi yang artinya sistem zonasi ini kedeketan dengan

sekolah dengan rumah atau sistem ukur mengukurnya menggunakan sistem garis

koordinat dari sekolah ke rumahnya. Hal tersebut berdasarkkan kartu keluarga yang

dikeluarkan oleh Disdukcapi. "Dipastikan data yang kita lihat dari KK yang dikeluarkan

oleh Disdukcapil jelas dan akurat, ini yang menjadi acuan kami dalam PPDB tahun ini.”kata

Iva melalui CCN Banten (Senin,17 juni 2019). Setiap keluarnya sebuah kebijakan pasti

muncul berbagai pro dan kontra dalam penerapanya, Dimana munculnya kebijakan sistem

zonasi ini meresahkan para orang tua karena anaknya tidak bisa masuk sekolah favorit atau

unggu (Rining,dkk,2020). Penelitian sebelumnya oleh (Mashudi, 2019) bahwa pemerintah

belum cukup merata dalam menyediakan jasa pendidikan dan jumlah sekolah yang tidak

merata, penerapan kebijakan ini dinilai hanya menguntungkan bagi siswa yang dekat

dengan sekolah yang dinilai favorit. SMAN 1 Rangkasbitung sendiri menerapkan beberapa

kebijakan dalam penerimaa siswa baru yaitu, Pada ajaran tahun 2019-2020 pihak SMAN 1

Rangkasbitung menyediakan 6 kelas dikali 36 orang dengan jumlah 216 orang, dibagi

berdasarkan sistem zonasi sekitar 90% (194 orang) dan sisa dar 10% dari jalur luar zonasi

5% dan 5% lainnya melalui jalur prestasi akademik dan non akademik. Ketika proses

penerapan banyak mendapatkan persetujuan atau tidak kesetujuan, Maka hal tersebut

perlu dilakukanya evaluasi pada sistem yang salah agar dapat diperbaiki serta bisa berjalan

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi kebijakan mengenai PPDB jenjang

SMA di Rangkasitung memakai teori indikator evaluasi (William N D,2003). Kriteria

efektivitas meliputi tujuan yang ditentukan dapat membantu efektivitas implementasi

kegiatan terutama yang berfkus pada jangka panjang. Kriteria efesiensi meliputi proses

yang dilaksanakan guna menilai serta membedakan output dan input atau menghitung

perbedaan diantara output yang diperoleh terhadap input yang dipakai. Kriteria kecukupan

meliputi efektivitas output yang diperoleh bisa memecahkan masalah yang ada. Kriteria

3
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

pemerataan dalam kebijakan publik memiliki arti yang sama dengan keadilan yang

diberikan serta didapat sasaran kebijakan publik. Kriteria Responsivitas pada tahap

evaluasi mencakup tanggapan dari kelompok sasaran terkait kebijakan. Kriteria ketepatan

mencakup pemilihan alternatif kebijakan yang digunakan bisa berimbas positif atau negatif.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Rangkasbitung dengan metode yang digunakan adalah

pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berdasarkan artikel online, Jurnal

dan Koran. Pemilihan metode kualitatif dianggap dapat memberikan suatu komitmen

terhadap pandangan naturalistik-pendekatan interperaktif terhadap pokok persoalan

studi dan suatu kritik yang berkelanjutan terhadap politik dan metode Positivisme

(Dezim & Lincoln), terutama dalam konteks penelitian yang sedang dilakukan yaitu

penerimaan siswa melalui sistem zonasi melalui penerapan sistem zonasi bagi siswa baru.

Hal ini juga sebagai sebuah proses penelitian dengan menggunakan dari berbagai sumber

informasi dan data yang berbeda demi mengkonfirmasi kebenaran dari peneraan sistem

zonasi bagi siswa baru.

HASIL DAN DISKUSI


Hasil analisis dengan teori evaluasi William N.Dunn berupa evaluasi kebijakan PPDB

di Rangkasbitung. Dianalisis memakai indikator dari teori evaluasi (William N D,2003)

menjelaskan evaluasi kebijakan mempunyai 6 indikator berupa: efektivitas, kecukupan,

pemerataan, responsivitas, ketetapan serta efisiensi.

1. Efektivitas

Efektivitas (effectiveness) (Dunn,429:2003) mengenai apakah sebuah alternatif

memperoleh hasil yang dinantikan, ataupun memperoleh sasaran dari berbagai

tindakan yang berkaitan dengan rasionalitas teknis, dinilai dari unit produk

maupun layanan ataupun nilai moneternya. Efektivitas menjadi sebua ukuran

patokan akan terwujudnya sasaran serta tujuan yang hendak dicapainya, Selain itu

4
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

efektivitas juga memperlihatkan tingkat seberapa jauh organisasi, program atau

kegiatan menjalankan fungsi-fungsinya secara maksimum. Tingkat sebuah

efektivitas juga harus dilaksanakan dengan sangat teliti lantaran terdapat tujuan

yang bertujuan pada masyarakat sangat luas serta abstrak (Lestanta &

Pribadi,2017).

Tujuan PPDB diperinci dengan diterangkan dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan

PPDB SMP, SMA, SMK, PK-PLK Negeri Nomor 188.4/2336/101.7.1/2020. Pada

petunjuk teknis tersebut sudah diterangkan tentang tujuan, mekanisme, pagu, dan

kuota tiap jalur pendaftaran. Penentuan efektivitas sebuah kebijakan dapat diamati

berdasarkan tercapainya sasaran yang sudah dilakukan oleh pengguna kebijakan,

begitu halnya dengan kebijakan PPDB di Rangkasbitung. Penelitian (Ariska, dkk

2020) mendapatkan hasil bahwa penerapan kebijakan sistem zonasi dalam PPDP

telah berjalan cukup bagus, sesuai arahan dari Permendikbud No. 51 Tahun 2018

(Kemendikbud, 2018). Walaupun terdapat pro dan kontra dari kalangan

masyarakat salah satunya orang tua calon siswa baru. Selama ini belum dapat bisa

dinyatakan bahwa kebijakan tersebut efektif untuk memperoleh tujuan utama yang

berupa memeratakan kualitas pendidikan, lantaran kebijakan sistem zonasi

tergolong baru diterapkan sekali di Rangkasbitung yang mana masih

membutuhkan bimbingan dari segi sistem ataupun teknisinya. Dalam penerapan

implementasi kebijakan sistem zonasi ini, Salah satunya di Rangkasbitung dinilai

masih belum berjalan dengan sempurna karna masih banyaknya kekurangan secara

teknis dan kurangnya sumber daya manusia dalam proses penerapan tersebut.

Berbagai masalah terjadi yaitu susahnya mengakses webite pendaftaran,

ketidaksinkronan data yang diinput pendaftar, operator sekolah yang kesulitan

mengakses untuk melakukan verifikasi sehingga terjadinya pelambatan proses.

2. Kecukupan

Kecukupan berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas

5
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya

masalah, Dapat disimpulkan juga bahwa kecukupa masih berhubungan dengan

efektivita dengan mengukur atau memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada

dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam menyelesaikan

masalah yang terjadi. (William N.Dunn,2003:430). Dampak positif yang dirasakan

peserta didik jenjang SMA terutama pada SMAN 1 Rangkasbitung, Hanya

beberapa siswa saja yang bisa merasakan masuk ke SMAN 1 Rangkasbitung

karna hanya siswa yang jarak dari rumah ke sekolah tersebut tidak terlalu jauh

dan bisa menghemat pengeluaran ongkos untuk pergi ke sekolah. Sedangkan

bagi siswa dengan domisili jauh dari SMAN 1 Rangkasbitung tentu saja tidak

bisa mendaftar, Namun SMAN 1 Rangkasbitung juga membuka peluang dengan

jalur akademik dan non akademik dimana bagi siswa berdmisili jauh sitidaknya

bisa coba mendaftar lewat jalur tersebut. Dalam kebijakan kriteia kecukupan ini,

Di mana sistem zonasi ini akan sesuai bagi mereka yang tidak inging

mengeluarkan ongkos lebih untuk berangkat sekolah jadi mereka bisa mendaftar

sekolah yang dekat dengan zonasi sekolah. Sistem zonasi in juga memberikan

kesempatan bagi siswa di Indnesia dengan tidak membedakan kemampuan

akademik namun tidak memungkinkan juga ada sekolah yang membuka jalur

akademik dan nn akademik.

3. Pemerataan

Pemerataan atau perataan merupakan kebijakan yang akibatnya atau usaha

secara adil didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efisien,

efektif, dan mencukupi apabila biaya manfaat merata dimana kunci dari perataan

adalah keadilan. Menurut (William N D, 437:200) “Pertanyaan mengenai

perataan, kewajaran, serta keadilan bersifat politis; yang mana pilihan itu

diakibatkan dari sistem diseminasi serta legalitas kekuasaan dalam masyarakat.

Meskipun teori ekonomi dan filsafat moral bisa memulihkan kapabilitas kita

6
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

guna mengukur secara kritis kriteria kesamaan, kriteria-kriteria itu tak mampu

mengambil alih sistem politik”. Sistem zonasi sendiri tidak dipengaruhi oleh nilai

calo siswa baru tetapi sistem zonasi ini bergantung pada jarak domisili siswa

dengan sekolah, Sistem ini merupakan wujud dari penyesuaian kebijakan

pembagian wilayah. Dalam aspek pemerataan sistem zonasi memiliki tujuan

sebagai berikut : 1) menciptakan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh

wilayah Indonesia. 2) menghapuskan pemikiran masyarakat mengenai

penggolongan sekolah yang dianggap favorit serta tidak favorit. 3) peserta didik

dengan kemampuan yang lebih baik akan menyebar sesuai dengan zona daerah

masing-masing. Berdasarkan hal tersebut pemerintah berharap seluruh sekolah

yang ada dapat mempunyai mutu serta kualitas yang sepadan. Pada aspek

pemerataan pada evaluasi kebijakan sistem zonasi PPDB di Rangkasbitung,

Sistem ini memberikan pemerataan yang mutlak dimana sekolah favorit dan

sekolah terpencil sama rata, Artinya peserta didik yang masuk pada sekolah

favorit dan peserta didik yang masuk di sekolah pada lokasi pinggiran tidak

terkenal semuanya sama. Sistem zonasi ini diharapkan dapat memberikan

pendidikan di Indonesia lebih baik lagi dari segi pemerataan persamaan peserta

didik memperoleh informasi disekolah sehingga sekolah di seluruh Indonesia

memiliki tujuan satu sudah tidak ada lagi persepsi bahwa sekolah favorit lebih

baik kualitasnya dan sekolah di pinngiran tidak terkenal memiliki kualitas

pendidikannya jauh buruk.

4. Respoinsivitas

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai tanggapan sasaran

kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan. Menurut William N. Dunn,

responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat

memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat

tertentu (Dunn, 2003:437). Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui

7
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu

memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan,

juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat

dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang

negatif berupa penolakan. Berbagai respon positif dan negatif dilontarkan,

Banyak orang tua wali murid ang tidak setuju dengan kebijakan sistem zonasi ini

karena dinilai mereka tidak bisa memasukan anak mereka ke sekolah favorit atau

bahkan karna menurutnya sistem zonasi ini sangat ribet karna sistem website

yang sering eror maka dari itu mereka rela begadang agar bisa mengakses

website pada malam hari. Ada juga orang tua wali murid yang merasa terbantu

lantaran ada jalur pendaftaran bagi mereka yang kurang mampu dari segi

ekonmi karena mereka bisa mendaftarkan anak mereka pada sekolah yang dekat

dengan rumah. Responsivitas pada evaluasi kebijakan sistem zonasi PPDB

jenjang SMA di Banten adalah belum sesuai kebutuhan dengan peserta didik

yaitu masih bayak kendala dalam penerapan kebijakan tersebut karna sistem

website yang sering eror membuat para siswa yang ingin mendaftar jadi

terhambat kurangnya sumber daya manusia di sekolah tersebut membuat proses

pendaftaran jadi lama.

5. Ketepatan

ketepatan dapat diisi oleh indikator keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada).

Misalnya dampak lain yang tidak mampu diprediksi sebelumnya baik dampak

tak terduga secara positif maupun negatif atau dimungkinkan alternatif lain yang

dirasakan lebih baik dari suatu pelaksanaan kebijakan sehingga kebijakan bisa

lebih dapat bergerak secara lebih dinamis. (Dunn, 2003:499). Ketepatan

mengemukakan bahwa penentuan opsi kebijakan yang digunakan bisa memiliki

pengaruh positif atau negatif. Hasil yang memperlihatkan nilai manfaat

kebijakan tersebut hendak dibandingkan dengan sasaran serta tujuan awal dari

8
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

kebijakan sehingga bisa memperlihatkan kebijakan itu apakah layak atau tidak

(Lejiu & Irawan, 2017). Penerapan PPDB sistem zonasi ini masih banyaknya

kendala Lantaran masih terdapat tidak siapnya pemerintah untuk menunjang

sarana prasarana dan penyebaran sekolah negeri yang belum merata di masing-

masing kecamatan hingga banyak membuat penentangan dari masyarakat dan

respon positif dan negatif yang dilontarkan oleh wali murid. Namun jika dinilai

berdasarkan pengaruh positifnya, sistem zonasi ini bisa meminimalkan biaya

transportasi. Selain itu siswa juga tidak perlu menyita banyak waktu untuk

perjalanan ke sekolah sehingga memiliki waktu istirahat yang cukup. Kualitas

pendidikan di Indonesia sangat diperlu pemerataan, supaya peserta didik

memperoleh kualitas pendidikan yang sama.

PENUTUP
Simpulan
Sesuai dengan peraturan permendikbud, Kebijakan PPDB sistem zonasi di Banten ini

sangatlah strategis namun masih banyak juga daerah yang terkendala dengan jaringan dan

kurangnya sistem operator di sekolah membuat proses menjadi sangat lama. Kebijkan ini

dapat menjamin kemudahan dalam akses pelayanan pendidikan, transparasi, akuntabilitas

dan kemudahan dalam akses pelayanan. Namun pelaksanaan sistem zonasi di Banten

berjalan dengan lancar namun masih ada kendala pada proses penerapan tersebut karena

masih banyak sekolah yang diplsk menyebabkan kesulitan dalam segi internet, sumber

daya manusia, dan alat untuk mengakses website seperti PC/Komputer. Namun Dinas

Pendidikan Provinsi Banten berusa agar pelaksanaan penerapan kebijakan PPDB sistem

zonasi ini berjalan dengan lancar.

REFERENSI
Hiskia Renaldi Setiawan, 2021, Evaluasi Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru Tingkat

SMP Di Kota Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Hendrawansyah, dan Zamron, Evaluasi Kebijakan Sistem Zonasi Dalam Penerimaan Siswa Baru

Sekolah Menengah Atas: Universitas Negeri Yogyakarta

9
Sawala – Jurnal Administrasi Copyright © 2021, Author Name
Negara This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2598-4039 (Online) NC-SA license
ISSN: 2302-2221 (Print) http:// DOI 10.30656/sawala
Volume_ Number_Month Year,
Page

Kemendikbud. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 51

Tahun 2018.

Dunn, W. 1999 Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Mulyadi, D. 2016. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik: Konsep dan Aplikasi Proses

Kebijakan Publik berbasis Analisis Bukti untuk Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta,

Link Website

Prioritaskan Siswa Terdekat, SMAN 1 Rangkasbitung Gunakan Sistem Zonasi

PPDB:https://cnnbanten.id/2019/06/17/prioritaskan-siswa-terdekat-sman-1-rangkasbitung-

gunakan-sistem-zonasi-ppdb/#:~:text=%E2%80%9DIngat%20di%20SMAN

%201%20Rangkasbitung%20menggunakan%20sistem%20zonasi,PPDB%20tahun

%202019%20ini%20tidak%20menggunakan%20sistem%20zonasi

Server PPDB Di Banten Bermasalah, Orangtua Calon Siswa Begadang Awasi

Situsnya:https://www.beritasatu.com/news/789885/server-ppdb-di-banten-bermasalah-

orangtua-calon-siswa-begadang-awasi-situsnya

7 Daftar Kacaunya PPDB SMA Di Banten Ini Kemuduran Tata Kelola Pendidikan:

https://regional.kompas.com/read/2021/06/25/060839678/7-daftar-kacaunya-ppdb-sma-di-

banten-ombudsman-ini-kemunduran-tata-kelola

10

You might also like