You are on page 1of 9

Jurnal Keperawatan Flora

Volume 14 No 2 Tahun 2021


Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Dengan Demam Tifoid


Di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan Tahun 2021

Amaliah1, Syaiful2, Evamona3


1
Mahasiswa Diploma III Akper Kesdam I/BB Medan
email: amaliah171999@gmail.com
2,3
Dosen Tetap Yayasan Akper Kesdam I/BB Medan
email: syaifulsirin@yahoo.com

ABSTRACT

Background Typhoid fever (typhus abdominalis) is an acute infectious disease of the small intestine caused by
Salmonella typhosa and is only found in humans. According to WHO, typhoid fever is a life-threatening acute
febrile illness. Without treatment, the case fatality of typhoid fever is 10-30%, decreasing to 1-4% if appropriate
therapy. This research method is descriptive research in a case study design covering the stages of assessment,
nursing diagnosis, nursing intervention, nursing implementation, and nursing evaluation on two clients with
typhoid fever at TK II Putri Hijau Hospital, Medan. The results after nursing interventions were carried out in
patient I and patient II were the fulfillment of nutritional needs in pediatric patients with Typhoid Fever. The
conclusion from the results of this study is that by conducting an assessment of nutritional fulfillment in
pediatric patients with Typhoid Fever, it is possible to know the nutrition of the client. Suggestions from
researchers are to recommend to families of patients with Typhoid Fever to give food that does not cause
stomach cramps as an alternative therapy to increase the client's appetite.

Keywords: Typhoid Fever, Nutrition Fulfillment, In Pediatric Patients

ABSTRAK

Latar Belakang Demam tifoid (typhus abdominalis) merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa dan hanya terdapat pada manusia. Menurut WHO demam typoid adalah
penyakit demam akut yang mengancam jiwa. Tanpa pengobatan, kasus fatalitas tipus demam 10-30%, turun
menjadi 1-4% jika sesuai terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran studi kasus tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada klien demam typhoid di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan 2021. Metode
penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dalam rancangan studi kasus meliputi tahapan Pengkajian, Diagnosa
keperawatan, Intervensi keperawatan, Implementasi keperawatan, dan Evaluasi keperawatan pada dua klien
dengan penyakit Demam tifoid di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. Hasil setelah dilakukan proses asuhan
keperawatan pada pasien I dan pasien II maka kebutuhan nutrisi pada pasien anak dapat terpenuhi. Saat masuk
rumah sakit, porsi makan pasien 1 yaitu dari 300 cc naik menjadi 1200 cc dan pada pasien 2 dari 600 cc naik
menjadi 1200 cc. Kesimpulan setelah dilakukan proses keperawatan terhadap dua pasien maka kebutuhan nutrisi
pada pasien anak Demam Tifoid dapat terpenuhi. Saran dari peneliti agar menganjurkan kepada keluarga pasien
Demam Tifoid untuk melakukan pemberian makanan yang tidak membuat kram lambung sebagai terapi
alternatif untuk meningkatkan nafsu makan klien.

Kata kunci: Demam Tifoid, Pemenuhan Gizi, Pada Pasien Anak

94
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 14 No 2 Tahun 2021
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

kasusu per 100.000 penduduk pertahun,


dengan angka kematian 2% demam tyhoid
merupakan salah satu penyakit infeksi
terpenting. Penyakit ini di seluruh daerah
provinsi ini merupakan penyakit infeksi
terbanyak keempat yang dilaporkan dari
seluruh 24 kabupaten (Bahar, 2015).
Menurut jonly dkk, (2016) bahwa
di RS Pirngadi Kota Medan
memperlihatkan dari 120 orang (89.5%)
dengan lama rawatan antara 1-7 hari, 12
orang (9,0%) dengan lama rawatan antara
PENDAHULUAN 8-14 hari, dan 2 orang (1,5%) dengan lama
Demam tifoid (typhus abdominalis) rawatan antara 15-21 hari. Dengan
merupakam penyakit infeksi akut pada usu demikian, mayoritas penelitiaan menjalani
halus yang disebabkan oleh Salmonella lama rawat 1-7 hari yakni sebanyak 120
typhosa dan hanya terdapat pada manusia 0rang 89,5%.
(Marni, 2016). Demam thypoid (eteric Berdasarkan Profil Kesehatan Deli
fever) adalah penyakit infeksi akut yang Serdang Tahun 2016, demam tifoid
biasanya mengenai saluran pencernaan termasuk dalam salah satu dari sepuluh
dengan gejala demam yang lebih dari satu penyakit terbesar di Kabupaten tersebut.
minggu, gangguan pada pencernaan, dan jumlah penderita rawat inap padatahun
gangguan kesadaran (Lestari, 2016). 2015 sebanyak 522 orng dan tahun 2016
Menurut WHO demam typoid adalah meningkat menjadi 605 orang. sedangkan
penyakit demam akut yang mengancam penderita yang dirawat jalan sebanyak 411
jiwa. Tanpa pengobatan, kasus fatalitas orang.
tipus demam 10-30%, turun menjadi 1-4% Salah satu penyebab terjadinya
jika sesuai terapi. Anak-anak kecil berada peningkatan angka kejadian demam tifoid
pada resiko terbesar dengan gejala umum disebabkan oleh ketidak seimbangan
demam, menggigil, dan rasa sakit diperut. nutrisi. Kebutuhan Nutrisi Merupakan
Diperkirakan 11-21 juta kasus demam Kebutuhan yang sangat penting dalam
tifoid dan sekitar 128.000-161.000 membantu proses pertumbuhan dan
kematian setiap tahun (WHO, 2018). perkembangan pada anak, Mengingat
Berdasarkan data Departemen Manfaat nutrisi dalam tubuh dapat
Kesehatan RI tahun 2018, Pravalensi membantu proses pertumbuhan dan
Demam Tifoid di 1,60%, tertinggi terjadi perkembangan anak bahwa pemberian
pada kelompok Usia 5-14 tahun, Karena makan sedikit tapi sering agar jumlah
Pada usia tersebut anak kurang asupan terpenuhi, pemberian nutrisi dalam
memperhatikan kebersihan diri serta bentuk lunak untuk membantu nafsu
kebiasaan jajan sembarangan yng dapat makan, memonitor berat badan, adanya
menyebabkan penularan penyakit demam bising usus dan status gizi, pemberian
tifoid. Prevalensi menurut tempat tinggal exstra susu dan diit merupakan tindakan
paling banyak di pedesaan dibandingkan untuk penataksanaan ketidakseimbngan
perkotaan, dengan pendidikan rendah dan nutrisi dengan meningkatkan asupan
dengan jumlah pengeluaran rumah tangga makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
rendah (Ulfa, 2018). klien yang kurang (Hidayat, 2018)
Di Indonesia diperkirakan insiden Ketidak seimbangan nutrisi kurang
demam tifoid adalah 300 sampai 810 dari kebutuhan tubuh merupakan suatu
1
95
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 14 No 2 Tahun 2021
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

keadaan ketika asupan nutrisi individu 3. 2019 608 78


tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik, batasan karakteristik ketidak
seimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan Dari tabel di atas dapat disimpulkan
tubuh (Nurarif, dkk. 2015) bahwa penyakit demam tifoid di Rumah
Dari hasil analisa peningkatan Sakit TK II Putri Hijau mengalami
asupan makan pada anak demam tifoid peningkatan jumlah penderita setiap
dapat tercapai dengan adanya kerjasama tahunnya pada anak-anak maupun
antara petugas kesehatan dan keluarga keseluruhan. Berdasarkan data yang
dalam pelaksanaan program terapeutik diproleh dari data Rumah Sakit bahwa
dalam peningkatan intake makanan, selama tiga tahun terakhir ini, penyakit
pemantauan asupan nutrisi yang dilakukan demam tifoid termasuk dalam 10 penyakit
setiap hari dengan pemeriksaan berat terbesar dan pada urutan ke-3.
badan, pemeriksaan klinis, dan masukan
diit, serta kolaborasi pemberian diit dan METODE PENELITIAN
nutrisi parentenal. Untuk mengatasi Penelitian ini merupakan penelitian
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi deskriptif dengan rancangan studi kasus
pada anak demam tifoid perlu dilakukan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
tindakan keperawatan yang komprensif. Demam Tifoid dengan menggunakan
Keterlibatan orang tua dalam pemenuhan pendekatan proses keperawatan yang
kebutuhan nutrisi pada pasien anak sangat dilakukan peneliti. Subyek penelitian yang
berpengaruh dalam keberhasilan digunakana adalah 2 pasien dengan 1 kasus
pemenuhan kebutuhan nutrisi anak selama dengan masalah keperawatan yang sama.
di rumah sakit (Enggel, 2018) Studi kasus berjudul Pemenuhan
Setelah dilakukan tindakan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Demam
keperawatan yang mampu memenuhi Tifoid dengan kriteria inklusi: bersedia
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan menjadi subjek penelitian, pasien Demam
sehingga masalah kurangnya nutrisi bisa Tifoid, Usia (5-14Tahun), dengan
teratasi pemenuhan kebutahan nutrisi pada pemenuhan kebutuhan nutrisi. Kriteria
pasien demam tifoid sangat penting supaya eksklusi: Klien mengalami komplikasi lain
asupan nutrisi untuk metabolisme tubuh seperti Dehidrasi (ringan, sedang dan
terpenuhi dan tidak menyebabkan berat), renjatan hipovolemi, hipokalemia,
gangguan yang lebih parah (Anzarkusuma, hipoglikemia, introleransi laktosa
dkk. 2014) sekunder, kejang terutama pada dehidrasi
Data Rumah Sakit TK II Putri Hijau hipertonik, dan malnutrisi energi. Fokus
Medan tahun 2020, jumlah penderita studi dalam penelitian ini yaitu Pemenuhan
demam tifoid: Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Demam
Tifoid dengan dua pasien dalam kasus
Tabel 1.1 Hasil Survey Awal yang sama. Laporan ini penulis membatasi
N Tahu Jumla Dema Keteranga pada Asuhan Keperawatan Anak Sakit
o n h m n dengan Gangguan Sistem Pencernaan
Pasien Tifoid Demam Tifoid Di Rumah Sakit TK II Putri
Di RS Pada Hijau Medan lama sejak pasien pertama
Anak kali masuk rumah sakit sampai pulang dan
1 2 3 4 5 atau yang dirawat minimal 3 hari.
1. 2017 448 56 Penelitian akan dilakukan pada bulan
2. 2018 506 59 Desember 2020 dengan April 2021. Alat
atau instrument pengumpulan data dalam

96
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 14 No 2 Tahun 2021
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

wawancara menggunakan format WIB


pengkajian asuhan keperawatan anak sakit 15. Tanggal dan Rabu, 21 Selasa, 27
sedangkan dalam observasi menggunakan jam april 2021 april 2021
alat-alat seperti tensimeter, stetoskop dan pengkajian pukul: pukul:
timbangan. Metode Pengumpulan data 15.00 13.00
dalam karya tulis studi kasus ini adalah WIB WIB
dengan menggunakan instrument
Biofisiologis, Observasi, Wawancara, Berdasarkan Tabel didapatkan dari
Kuesioner dan Skala penilaian. kedua responden mempunyai diagnosa
medis yang sama yaitu demam tifoid, pada
kasus 1 berumur 4 tahun sedangkan pada
HASIL PENELITIAN DAN kasus II berumur 10 tahun.
PEMBAHASAN
a. Identitas Pasien b. Keluhan Utama Dan Riwayat Sakit
Tabel 4.4 Identitas Pasien Tabel 4.5 Keluhan Utama Dan Riwayat
No Identitas Kasus 1 Kasus II Sakit
Pasien N Data Kasus I Kasus II
1. Diagnosa Demam Demam o fokus
Medis tifoid tifoid 1. KeluhanDemam sejak Demam ±5 naik
2. Nama An. M An. F utama hari,
saat demam turun ± 2
3. Umur 8 Tahun 10 Tahun MRS Tinggi mual minggu (+), , mual
4. Jenis Laki-laki Laki-laki muntah (+) (+), muntah
Kelamin Batuk (+), dan sakit
(+), nafsu
5. Pendidikan Tk Pelajar menelan makan
6. Pekerjaan - - (+) berkurang
7. Status Belum Belum 2. KeluhanKlien mengatakan Klien
menikah menikah utama badannya
saat mengatakan
8. Agama Islam Islam pengkajian
Panas, badan panas,
9. Suku Batak Jawa mual, muntah
Bangsa 3. RiwayatDemam tifoid Demam tifoid
10. Bahasa Indonesia Indonesia penyaki
11. Alamat Beringin Jalan t
resenden asrama sekaran
rumkit g
12. Ditanggung BPJS BPJS 4. Riwa Tidak ada Tidak ada
oleh yat
13. Tanggal dan Selasa, 20
Kamis, 25 keseh
jam masuk april 2021
maret atan
ruangan pukul: 2021 yang
20.00 pukul: lalu
WIB 21.15 5. Riwa Klien anak ke tiga Klien anak
WIB yat kedua
14. Tanggal dan Selasa, 20 Kamis, 25 kelua
jam masuk april 2021 maret rga
ruangan pukul: 2021 6. Kebi Jajan sembarangan Jajan
20.00 pukul: asaan sembarangan
WIB 20.00

97
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 14 No 2 Tahun 2021
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

Berdasarkan Tabel 5 Ditemukan f. Diangnosa Keperawatan


keluhan utama dan riwayat sakit terhadap Berdasarkan tabel 9 didapatkan
kasus 1 yaitu klien mengatakan demam kedua responden mempunyai 1 diagnosa
sejak 5 hari yang lalu, demam tinggi, klien keperawatan yang sama yaitu ketidak
mengatakan mual, muntah, batuk, dan sakit seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
menelan sedangkan Kasus II yaitu demam tubuh salmonella thypi masuk dalam tubuh
1 minggu, mual, muntah, nafsu makan berkembang baik dalam usus, mual,
berkurang. muntah, anoreksia, penurunan mobilitas
usus, menyebabkan tidak adekuatnya nafsu
c. Hasil Observasi (Pemeriksaan Fisik) makan menurun menurut Nic dan Noc
Berdasarkan tabel 5 maka dari
pengkajian diatas pada kasus 1 ditemukan g. Intervensi Keperawatan
masalah pada pemenuhan nutrisi pasien Intervensi
pertama menghabiskan makanan ¼ porsi NIC:
dengan frekuensi makan 3 kali sehari, jenis 1.Kaji adanya alergi terhadap makanan
makanan (M2), sedangkan kasus II 2.Monitor adanya perubahan BB
ditemukan masalah pada pasien tidak nafsu 3.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
makan, makan habis ¼ porsi dengan menentukan nutrisi yang dibutuhkan
frekuensi makan 3 kali sehari, jenis makan pasien
(M2) 4.Anjurkan keluarga untuk membawa
makanan favorit pasien
d. Analisa Data 5.Bantu pasien makan jika diperlukan
Berdasarkan tabel 8 hasil analisa data
di atas bahwa pada kasus 1 mengalami Berdasarkan tabel 10 didapatkan dari
masalah keperawatan perubahan nutrisi kedua responden mempunyai rencana
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan yang sama sesuai dengan Nic-
dengan salmonella thypi masuk dalam Noc (2013) untuk pasien dengan diagnosa
tubuh berkembang baik dalam usus, mual, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
muntah 200cc, anoreksia, tidak adekuat tubuh berhubungan salmonella thypi,
asupan nutrisi ditandai dengan ibu masuk dalam tubuh berkembang baik
mengatakan anaknya demam tinggi sejak ± dalam usus, mual, muntah, anoreksia,
5 hari lalu, ibu mengatakan anak tidak tidak adekuat asupan nutrisi.
menyukai makanan yang ada di rumah
sakit, ibu mengatakan anak tidak nafsu h. Implementasi Keperawatan
makan, ibu mengatakan BB anak sebelum Tindakan keperawatan yang
sakit 20 kg sedangkan kasus II mengalami dilakukan kepada dua partisipan
masalah keperawatan perubahan nutrisi merupakan tindakan keseluruhan yang ada
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan untuk penanganan pasien demam tifoid
dengan salmonella thypi masuk dalam karena untuk pemenuhan kebutuhannutrisi
tubuh berkembang baik dalam usus, mual, pada kasus 1 dan kasus II memerlukan
muntah, anoreksia tidak adekuat asupan asuhan keperawatan yang konprehensif.
nutrisi resiko ketidak seimbangan nutrisi Berdasarkan tabel 11 didapatkan dari
ditandai dengan ibu mengatakan anak kedua responden mempunyi tindakan
demam ± 2 minngu, ibu mengatakan keperawataan yang sama dengan rencana
anaknya muntah saat makan 200 cc, ibu tindakan keperawatan di Ruang III Rumah
mengatakan anak suka jajan sembarangan, Sakit Rumkit TK II Putri Hijau Medani.
ibu mengatakan anak tidak nafsu makan.

98
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 14 No 2 Tahun 2021
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

Evaluasi Keperawatan nafsu makan, ibu mengatakan anak muntah


Evaluasi yang dilakukan, peneliti saat makan.
memiliki keterbatasan waktu untuk
mengevaluasi dalam melakukan Diagnosa keperawatan
implementasi keperawatan. Dari hasil Setelah dilakukan pengumpulan data
evaluasi tersebut diproleh hasil yang sama dan analisa data maka dapat dirumuskan
antara kedua responden. Pada kasus 1 diagnosa keperawatan, yang akan dibahas
didapatkan pada hari ke 3 nafsu makan pada tahap ini ditemukan diagnosa pasien I
sudah membaik, diet yang diberikan habis dan pasien II sama-sama mempunyai 3
1 porsi. diagnosa, secara teoritis keperawatan oleh
Riyadi, 2010 terdapat 4 diagnosa
Pembahasan keperawatanpada demam tifoid yaitu 1)
Setelah peneliti melakukan studi Hipertermi berhubungan dengan proses
kasus pemenuhan kebutuhan nutrisi pada infeksi salmonella thyposa, 2). Resiko
pasien demam tifoid antara An. M dan An. deficit volume cairan berhubungan dengan
F di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau pemasukan yang kurang, mual,
Medan, selama 4 hari. Pasien I mulai dari muntah/pengeluaran yang berlebihan,
tangaal 21 April 2021 sampai dengan diare, panas tubuh, 3). Resiko ketidak
tanggal 23 April 2021 dan pasien ke II seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
mulai dari tanggal 27 April 2021 sampai tubuh berhubungan dengan intake kurang
dengan tanggal 29 April 2021 Dalam hal akibat mual, muntah, anoreksia atau
ini pembahasan yang dimaksud adalah aoutput yang berlebihan akibat diare, 4).
membandingkan antara tinjauan kasus Gangguan pola defekasi: diare
dengan tinjauan pustaka yang disajikan berhubungan dengan proses pradangan
untuk menjawab tujuan khusus dari pada dinding usus halus, yang akan
penelitian. Di mana setiap temuan dibahas pada tahap ini ditemukan pada
perbedaan diuraikan dengan konsep dan data pasien 1 dan pasien II. Adapun
pembahasan disususn dengan tujuan diagnosa yang ditemukan antara lain.
khusus. Kasus I : Perubahan nutrisi kurang dari
Pengkajian kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Tahap pengkajian merupakan tahap salmonella thypi masuk dalam tubuh
awal dan merupakan dasar dalam berkembang baik dalam usus, mual,
melaksanakan proses keperawatan ytang muntah anoreksia tidak adekuat asupan
bertujuan untuk mengumpulkan informasi nutrisi resiko ketidak seimbngan nutrisi
tentang nasalah klien agar dapat ditandai dengan Ibu mengatakan anaknya
memberikan arahan dalam asuhan demam tinggi sejak ± 5 hari lalu, Ibu
keperawatan dalam pengkajian ini ada mengatakan anak tidak menyukai makanan
beberapa hal yang ditemukan pada pasien yang ada dirumah sakit, ibu mengatakan
1 tapi tidak ditemukan pada pasie II yaitu: anak tidak nafsu makan, ibu mengatakan
Pada pasian I ibu mengatakan nafsu BB anaknya sebelum sakit 20 kg, Intake =
makan anak berkurang, ibu mengatakan 1. 663 Minum = 900 cc, Makan = 200 cc,
anak tidak menyukai makanan di rumah Infuse = 500 cc , Therapy = 63 cc, Output
sakit, ibu mengatakan anak sakit menelan, = 855 cc IWL = 285cc BAK = 500 cc,
ibu mengatakan BB anaknya sebelum sakit BAB = 100 cc, Blance cairan = 778,
20 kg, sedangkan pada pasien II ibu Mukosa bibir tampak kering, terpasang
mengatakan anaknya suka jajan infuse sebelah kiri RL 20 gtt/I, diet yang
sembarangan, ibu mengatakan anak tidak disajikan M2, diet habis ¼ porsi. Kasus II :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

99
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 14 No 2 Tahun 2021
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

tubuh berhubungan dengan salmonella hampir sama pada saat dilakukan tindakan
thypi, masuk dalam tubuh berkembang keperawatan.
baik dalam usus, muai, muntah, anoreksia, Berdasarkan tabel 12 dari evaluasi
tidak adekuat asupan nutrisi, resiko ketidak diproleh hasil yang hampir sama dari
seimbangan nutrisi ditandai dengan Ibu kedua responden. Pada kasus I didapatkan
mengatakan anak demam ± 2 minggu, Ibu evaluasi pada hari pertama pada tanggal 21
mengatakan anaknya muntah saat makan April 2021 pukul 15.00 Wib ibu
200 cc, Ibu mengatakan anak suka jajan mengatakan anak tidak ada elergi
sembarangan, Ibu mengatakan anak tidak makanan, ibu mengatakan BB anak
nafsu makan, Intake = 1859 cc, Minum = menurun semenjak sakit, ibu mengatakan
1000 cc, Makan = 300 cc, Infuse = 500 cc, anak tidak nafsu makan dan anak tidak
Therapy = 59 cc, Outpu = 1295 cc, IWL = menyukai makanan yang ada di rumah
495 cc, muntah= 200 cc, BAK = 500 cc, sakit, ibu mengatakan anak masih kurang
BAB = 100 cc, Blance cairan = 564 cc, nafsu makan. Pada tanggal 22 April 2021
klien tampak lemas, terpasang infuse di pukul 14.00 Wib ibu mengatakan nafsu
sebelah kiri RL 20 gtt/i, klien muntah anak sedikit membaik, ibu mengatakan
setelah makan, lidah tampak kotor, diet mulai nafsu makan ¼. Pada tanggal 23
yang diberikan M2, diet habis ½ porsi. April 2021 pukul 14.00 Wib ibu
mengatakan nafsu makan sudah baik, diet
Rencana Keperawatan yang diberikan habis 1 porsi. Sedangkan
Didapatkan dari partisipan keduanya pada kasus II pada tanggal 27 April 2021
mempunyai rencana tindakan keperawatan pukul 14.00 Wib ibu mengatakan anak
menurut Nic-Noc (2013). Adapun rencana tidak nafsu makan, ibu mengatakan
tindakan keperawatan menurut Nic-Noc mengerti, ibu mengatakan anak habis ½
(2013) yaitu pada pasien I : Kaji adanya porsi. Pada tanggal 28 April 2021 pukul
elergi terhadap makan, monitor adanya 14.00 Wib ibu mengatakan nafsu makan
perubahan BB, kolaborasi dengan ahli gizi sedikit membaik, pada tanggal 29 april
untuk menentukan nutrisi yang dibutuhkan 2021 pukul 14.00 Wib nafsu makan sudah
pasien, anjurkan keluarga untuk membawa baik, diet yang diberikan habis 1 porsi.
makanan favorit pasien, bantu pasien Dari hasil analisis dapat di simpulkan
makan jika diperlukan dan pada kasus II : bahwa peningkatan asupan makanan pada
idenfikasi factor yang mempengaruhi anak demam tifoid dapat tercapai dengan
kehilangan nafsu makan, beri makanan adanya kerjasama antara petugas kesehatan
sesuai dengan pilihan pribadi, berikan dan keluarga dalam pelaksanaan program
makanan begizi tinggi dan berpariasi, terapeutik dalam peningkatan intake
berikan informasi yang tepat tentang makanan, pemantauan asupan nutrisi yang
kebutuhan nutrisi, berkolaborasi dengan dilakukan setiap hari dengan pemeriksaan
ahli gizi. berat badan, pemeriksaan klinis, dan
masukan diit, serta kolaborasi pemberian
Evaluasi diit dan nutrisi parentenal. Untuk
Pada diagnosa keperawatan mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi pada anak demam tifoid perlu
tubuh, setelah dilakukan tindakan dilakukan tindakan keperawatan yang
keperawatan pada tanggal 21 April 2021 komprensif. Keterlibatan orang tua dalam
sampai dengan 24 April 2021 pada kasus I, pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
dan tanggal 27 April 2021 sampai dengan anak sangat berpengaruh dalam
30 April 2021 pada kasus II. Kedua keberhasilan pemenuhan kebutuhan nutrisi
responden tersebut memiliki respon yang anak selama di rumah sakit (Enggel, 2018).

100
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 14 No 2 Tahun 2021
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

Setelah dilakukan tindakan mengatakan anak tidak nafsu makan, ibu


keperawatan yang mampu memenuhi mengatakan muntah saat muntah.
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan
sehingga masalah kurangnya nutrisi bisa
teratasi pemenuhan kebutahan nutrisi pada Saran
pasien demam tifoid sangat penting supaya Diharapkan penilit selanjutnya mampu
asupan nutrisi untuk metabolisme tubuh menggunakan atau memanfaatkan
terpenuhi dan tidak menyebabkan pengetahuan, keterampilan serta waktu
gangguan yang lebih parah sebaik mungkin untuk memberikan asuhan
(Anzarkusuma, dkk. 2014). keperawatan pada secara optimal.
Mampu memberikan penkes pada
SIMPULAN DAN SARAN anak usia sekolah terutama dalam
Simpulan pemenuhan pada anak usia sekolah. Untuk
Didapatkan hasil pengkajian dari pengembangan program perbaikan gizi
kedua partisipan memiliki beberapa mencerdaskan kehidupan bangsa.
kesamaan yaitu pada penyebab, tanda dan Rumah sakit hendaknya menyediakan
gejala. Adapun perbedaan antara dua ahli gizi khusus untuk nutrisi pada demam
partisipan meliputi umur berbeda, hasi tifoid, system pencernaan.
pemeriksaan laboratorium, frekuensi
pernapasan yang berbeda therapy yang DAFTAR PUSTAKA
diberikan pada kedua parsisipan berbeda. Andi, 2016 Penyakit yang sering hinggap
Pada pasien I ibu mengatakan anak tidak pada anak, jogyakarta: Rapha
menyukai makan di rumah sakit, ibu publishing.
mengatakan nafsu makan anak berkurang, Alimul H, 2013 Metode penelitiaan
ibu mengatakan anak sakit menelan, ibu keperawataan, Jakarta: Selemba
mengatakan BB anaknya sebelum sakit 20 medikal.
kg, pada pasien II ibu mengatakan anaknya Anzarkusuma, dkk. 2014 Status Nutrisi
suka jajan sembarangan, ibu mengatakan Berdasarkan Pola Makan Anak
anak tidak nafsu makan, ibu mengatakan Sekolah Kota Tanggerang. Indonesia
anak muntah saat makan. Journal of Human Nutrition.
Berdasarkan dari diangosa Dinarti, dkk. 2013 dokumentasi
keperawatan didapatkan hasil kedua keperawatan. Jakarta: Trans info
partisipan memiliki diagnose keperawatan media.
yang sama yaitu resiko kekurangan nutrisi Dra. Elly Nurachmah,Skp. M App Sc.
pada kedua responden setelah terjadi DNSc 2013. Nutrisi Dalam
Demam tifoid. Keperawatan. Kota Malang
Hasil dari rencana keperawatan yang Enggel Bayu pratama, 2018 Upaya
telah dilakukan yaitu kedua responden Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada
memiliki rencana tindakan yang sama Anak Dengan Demam Tifoid.
sesuai dengan SOP rencana tindakan yang Jakarta: http://e-
ada dirumah sakit, yaitu pada pasien I = journal.unipma.ac.id/index.php/phar
ibu mengatakan anak tidak menyukai med
makan ada dirumah sakit, ibu mengatakan Ikbal andrian malau, dkk. 2016.
nafsu makan anak berkurang, ibu Karakteristik penderita demam tifoid
mengatakan anak sakit menelan, ibu yang dirawat inap
mengatakan BB anaknya sebelum sakit
Dan pada Kasus II = ibu mengatakan
anaknya suka jajan sembarngan, ibu

101
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 14 No 2 Tahun 2021
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

Jonly eliezer manullang, dkk. 2016. membimbing dan mengarahkan Penulis


Karakteristik penderita demam tifoid selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
rawat inap di RSUD Saya mengucapkan terima dr.pirngadi
kasih kota med
Kartika sari wijayaningsih, 2013. Asuhan kepada seluruh Dosen dan Staf di Akademi
keperawatan anak, Jakarta timur: Keperawatan Kesdam I/BB Medan yang
trans info media Jakarta Kemenkes telah membimbing serta membekali ilmu
RI, 2018. Revisi rencana aksi pengetahuan selama penulis mengikuti
kegiatan & balai teknik kesehatan pendidikan di Akademi Keperawatan
lingkungan dan Kesdam I/BB Medan.
Pengendalian penyakit (BTKLPP)
kelas medan.
Marni, 2016. asuhan keperawatan pada
anak demam tifoid, Jakarta: erlangga.
Rosadahl, dkk (2014) Buku ajaran
keperwataan dasar edisi 10 vol 2
jakarta: EGC.
Riyadi s & Suharsono (2010) Asuhan
keperawatan pada anak sakit
Yogyakarta: Gosyen publishing.
Syaifuddin, 2014. anatomi fisiologis,
Jakarta: buku kedoktera EGC.
Theather herdman. 2017. Diagnose
keperawatan Jakarta: kedokteran
EGC.
Who, 2018. Typhoid and other invasive
salmonellosis.
Widyono. 2017. penyakit tropis edisi II,
Jakarta: erlangga.

UCAPAN TERIMAKASIH

Saya mengucapkan terima kasih


kepada Ibu Deni Susyanti S. Kep., Ns,
M.Kep Selaku pudir I Akademi
Keperawatan Kesdam I/BB Medan Dan
Saya mengucapkan terima kasih Kepada
bapak Syaiful S.Kep., Ns.M. K. M selaku
dosen pembimbing utama Karya Tulis
Ilmiah yang telah menyediakan waktu
dengan penuh ikhlas dan kesabaran dalam
memberikan arahan, bimbingan serta ilmu
yang bermanfaat selama masa perkuliahan
dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Saya mengucapkan terima kasih
Kepada Ibu Evamona Sinuraya S, Kp, M.
K. M selaku dosen pembimbing
pendamping yang telah tulus dalam

102

You might also like