You are on page 1of 13

Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

TATHWIR
Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Volume XII Nomor 2, Juli-Desember 2021, p. 103-115
p- ISSN : 2086-1281 e-ISSN : 2657-2079
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/tathwir/index

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KESEHATAN MENTAL ANAK


SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI JALAN CAGAR ALAM

Ishmah Alya1, Nurul Hidayati2


1UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 UINSyarif Hidayatullah Jakarta
Correspondence Email : ishmah.alyadiska18@mhs.uinjkt.ac.id

ABSTRACK

Online learning has led to changes in parenting by parents for their children on Cagar Alam street,
Depok City. The pandemic causes children to become stressed because they study from home and
lack socialization with others. The research uses qualitative methods. Data collected by interview
and direct observation techniques. Things that have changed in parenting are first, when the
COVID-19 pandemic, parenting by parents more heavier than before a pandemic, because parents
have to control their children's learning activities while at home. When studying at school, children
may be more supervised by their teachers, but when studying at home, parents must supervise and
control their children's learning activities. Second, parenting style in controlling children in playing
gadgets. During the COVID-19 pandemic, parents must control their children more when playing
gadgets. Due to online learning, children become addicted to playing gadgets which make their
mental health disturbed and they become lazy to study. And third, children feel stressed and bored
constantly at home which results in the child's mental health being disturbed. It is parents who
have an important role in raising their children so that they are not stressed.

Key Word: Parenting pattern, mental health, online learning.

ABSTRAK

Pembelajaran daring menyebabkan perubahan pola pengasuhan yang orang tua lakukan pada
anaknya di Jalan Cagar Alam, Kota Depok. Pandemi tersebut menyebabkan anak menjadi stress
karena belajar dari rumah dan kurang bersosialisasi dengan orang lain. Penelitian ini dengan
menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui pengamatan
langsung dan teknik wawancara. Hal-hal yang mengalami perubahan pola asuh yaitu pertama,
selama pandemi covid 19 ini pola asuh yang orang tua lakukan lebih berat dibandingkan sebelum
pandemi, karena orang tua harus lebih mengontrol aktivitas belajar anak selama di rumah. Saat
belajar di sekolah, anak mungkin lebih diawasi oleh guru mereka, tetapi saat belajar di rumah
orang tualah yang harus mengawasi dan mengontrol aktivitas belajar anaknya. Kedua, pola
pengasuhan orang tua dalam mengontrol anak saat bermain gadget. Ketika pandemi covid 19
orang tua diharuskan lebih mengontrol anak dalam bermain gadget. Karena belajar online, anak

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 103


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

menjadi kecanduan bermain gadget yang membuat kesehatan mental anak menjadi terganggu
dan mereka menjadi malas belajar. Dan yang ketiga, anak merasa stress dan bosan terus-menerus
di rumah yang mengakibatkan kesehatan mental anak menjadi terganggu. Orang tualah yang
mempunyai peranan penting saat mengasuh anaknya agar tidak stress.

Kata Kunci: Pola asuh orang tua, kesehatan mental, pembelajaran daring.

PENDAHULUAN (Pangondian, R. A., Santosa, P. I., &


Nugroho, E, 2019).
Sejak Maret 2020, WHO
menyatakan bahwa pandemi Covid 19 Kegiatan belajar melalui daring
atau Sars Cov-2 merupakan virus yang adalah pembelajaran dengan
global. Untuk menangani penularan Covid menggunakan koneksi internet. Pada
19 yang melanda Indonesia, pemerintah penelitian Zhang et al., (2004)
memberlakukan peraturan physical memperlihatkan agar teknologi
distancing. Kegiatan pembelajaran yang multimedia dan pemanfaatan internet
sebelumnya menggunakan metode tatap bisa dijadikan alternatif pendidikan yang
muka pun dialihkan ke metode daring. biasanya hanya dilakukan di dalam kelas
Hal tersebut diatur melalui peraturan dan merubah cara penyampaian ilmu.
yang dikeluarkan Kemendikbud Nomor 4 Pembelajaran dengan daring
Tahun 2020 mengenai penerapan menggunakan bantuan internet yang
peraturan pendidikan pada saat dapat mempertemukan guru dan siswa
penyebaran virus Covid 19 dengan untuk melaksanakan interaksi (Kuntarto,
dikeluarkannya Surat Edaran Sekretaris E. (2017). Pelaksanaan pembelajaran
Jenderal Nomor 15 Tahun 2020 yang dengan daring pada tatarannya
berisikan tata cara kegiatan belajar membutuhkan perangkat-perangkat
secara daring saat keadaan bencana seluler misalnya gadget atau smartphone,
darurat. Tujuan pemberlakuan iphone, komputer, dan laptop. (Gikas &
pembelajaran daring adalah (a) Grant, 2013).
Menjamin layanan pendidikan untuk
anak terpenuhi saat Covid 19, (b) Agar pencapaian fungsi
Menjaga warga lingkungan pendidikan pembelajaran daring, pemanfaatan
dari akibat buruk yang ditimbulkan Covid teknologi mobile memiliki sumbangan
19, (c) Menghindari terjadinya penularan yang tinggi di dalam lembaga pendidikan
dan penyebaran Covid-19 di lingkungan (Korucu & Alkan, 2011). Media sosial
pendidikan, dan (d) Menjamin bahwa misalnya Instagram dan Facebook bisa
terpenuhinya psikososial bagi pelajar, dipergunakan sebagai sarana
guru, dan orang tua murid. Oleh karena pembelajaran dengan daring (Kumar &
itu pembelajaran online bukan hanya Nanda, 2018). Dengan belajar melalui
kewajiban guru dalam memberikan tugas, daring pelajar dapat saling berinteraksi,
namun juga semua pihak seperti orang berkomunikasi, dan berkolaborasi
tua harus saling kerjasama (Pakpahan & (dengan langsung/synchronous atau pun
Fitriani, 2020). Sejak beberapa tahun dengan tidak langsung/asynchronous)
terakhir pembelajaran melalui online di dan menghubungkan pelajar dan juga
dunia Pendidikan sudah menjadi sumber belajarnya (perpustakaan,
tuntutan (He, Xu, & Kruck, 2014). Ketika instruktur/pakar, database) berjauhan
memasuki pembelajaran di zaman atau bahkan terpisah secara fisik.
revolusi industri 4.0 pembelajaran daring Pembelajaran dengan daring menerapkan
sangat dibutuhkan masyarakat pola pembelajaran dengan jarak jauh
menggunakan teknologi informasi dan

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 104


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

telekomunikasi, seperti internet dan CD- Faktor akademik juga dapat


ROOM (Molinda, 2005). Pelaksanaan menimbulkan potensi stres.
pembelajaran secara online juga dapat Meningkatnya tingkat stress di kalangan
menggunakan berbagai media. Misalnya, anak akan berakibat pada menurunnya
aplikasi kelas online dengan prestasi belajar di sekolah maupun bisa
mempergunakan layanan Schoology, merusak kesehatan mental anak ataupun
Google Classroom, dan Edmodo kesehatan fisik anak. Misalnya
(Enriquez, 2014; Sicat, 2015; Iftakhar, dikarenakan tugas-tugas sekolah yang
2016), dan juga aplikasi pengiriman menumpuk, gaya belajar yang berubah,
pesan misalnya Telegram dan WhatsApp prestasi akademik, dan target pencapaian
(So, 2016). nilai.

Perubahan tersebut dapat Kemampuan seseorang


menyebabkan anak dapat beradaptasi beradaptasi juga dapat berperan dalam
dengan sistem terbaru yang mempunyai menentukan bagaimana sikap seseorang
berbagai hambatan di dalam untuk menangani timbulnya perasaan-
penyelenggaraannya. Antara lain yaitu perasaan negatif saat dihadapi dengan
jumlah kuota internet ataupun harus tekanan ataupun tantangan dan
memiliki jaringan internet yang cukup mengantisipasi timbulnya rasa stres dan
dan stabil, jadwal akademik yang cemas. Cara beradaptasi dan kecepatan
tertunda atau mundur, serta materi setiap orang misalnya pengalaman, usia,
sekolah yang disampaikan tidak sejelas karakter, cara belajar, lingkungan, dan
saat sekolah tatap muka. Selain kondisi fisik merupakan beberapa faktor
permasalahan pada kegiatan belajar yang dapat mempengaruhi kecemasan
mengajar yang berkaitan secara langsung, dan stres di masa pandemi.
terdapat pula stresor dalam kehidupan
sehari-hari anak itu sendiri. Munculnya Melalui kebijakan pemerintah
masalah kesehatan mental merupakan yang bukan hanya meminta inovasi dari
dampak yang ditimbulkan oleh guru, namun juga memaksimalkan
perubahan-perubahan yang dirasakan kembali peranan orang tua saat
oleh anak ketika pandemi Covid-19. mendampingi, mengasuh, dan
Depresi, stress, dan cemas adalah memfasilitasi anak saat belajar (Iftitah &
permasalahan kesehatan mental yang Anawaty, 2020). Pada umumnya pendidik
bertambah saat masa pandemi. Pandemi utama bagi anak adalah orang tua karena
tersebut berkaitan dengan perubahan merupakan peranan sentral orang tua
kehidupan sehari-hari dan proses sekolah saat mendidik anak di masa pandemi
yang mengakibatkan stres dan cemas yang dapat memberi kesuksesan belajar
pada anak-anak. pada anak (Trisnawati & Sugito, 2020).
Peraturan pembelajaran melalui daring
Stressor yang terjadi pada anak (Dewi & Khotimah, 2020), dampak
selain berubahnya metode pembelajaran positifnya yaitu memberi waktu yang
diantaranya adalah terbatasnya banyak untuk anak agar lebih mengenal
berinteraksi sosial dengan teman, orang ataupun berinteraksi satu sama lain
lain, kekhawatiran tentang masa depan antara anggota keluarga dan orang tua.
yang tidak jelas, kekhawatiran Secara tidak langsung, kebijakan bekerja
perekonomian, kekhawatiran terhadap dan belajar dari rumah merupakan
kesehatan diri sendiri maupun tempat utama terjadinya pendidikan bagi
keluarganya, pemunduran akademik, dan anak dan pusat segala kegiatan yang telah
faktor-faktor lainnya yang terdapat pada mengembalikan fungsi utama keluarga.
kehidupan pribadi anak.

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 105


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

Orang tua pasti memiliki harapan dalam kehidupan sehari-hari yaitu


dan tujuan dalam membentuk anak agar berupa perlakuan orang tua saat
menjadi seseorang yang dicita-citakan berhubungan dengan anaknya. Perlakuan
dan tentu saja lebih baik daripada orang itu bisa dilihat melalui bagaimana orang
tuanya. Di sisi lain, orang tua harus dapat tua ketika mempengaruhi emosi anak,
mempertimbangkan kebutuhan dan mengontrol kegiatan anak, dan
situasi anak serta menentukan pola mengajarkan sikap terpuji pada anak.
pengasuhan yang baik (Jas dan
Rachmadiana, 2004). Jadi, pola Dalam mengasuh anaknya,
pengasuhan yang dilakukan bersifat perilaku orang tua memiliki pengaruh
fleksibel tergantung pada kebutuhan yang besar pada sikap anak. Terkadang
anak. Orang tua yang memiliki tingkat sikap anak akan tumbuh menjadi sikap
emosi yang cukup tinggi dapat anti sosial dan dapat berubah menjadi
menambah gangguan internal maupun sikap prososial. Sikap anti sosial
eksternal tingkah laku yang dialami anak. merupakan sikap anak yang sering
Dengan demikian, dilihat dari kondisi berperilaku agresif, kurang terpuji, dan
atau situasi anak pada saat itu dapat arogan. Sedangkan, perilaku prososial
dikatakan bahwa orang tua dapat adalah perilaku yang semua orang sangat
menentukan perilaku dan sikap dalam dambakan. Pola pengasuhan yang
menghadapi anak. dimanfaatkan orang tua saat mengasuh
anak akan menghambat perilaku agresif
Dalam menentukan pada anak atau berdampak bagi
perkembangan anaknya, sebagai terwujudnya perilaku agresif pada anak,
pengasuh anak orang tua memiliki peran hal tersebut dipertegas oleh Kornat.
yang sangat penting. Ketika di rumah
orang tua berhasil membimbing dan Dalam membina dan mendidik
mendidik anak-anaknya, tentunya hal anak-anak, Slater mengelompokkan pola
tersebut menyebabkan kegiatan belajar asuh yang dipakai orang tua kepada
anaknya di sekolah dapat berhasil. Tetapi anaknya, diantaranya (a) keras-permisif
sebaliknya, apabila saat di rumah orang (ketat), (b) tidak toleran-toleran, dan (c)
tua gagal dalam mendidik anaknya, hubungan hangat-hubungan dingin, dan
tentunya anak tersebut akan lahir membolehkan untuk turut terlibat.
menjadi pribadi yang kurang baik.
Seperti, anak memiliki sikap yang kasar Thomas Gordon mengelompokkan
dan perilaku-perilaku lainnya yang menjadi tiga pola pengasuhan orang tua,
tercela. diantaranya adalah permisif, otoriter,
dan demokratis. Pola pengasuhan
Perbedaan karakter pada anak demokratis, ciri-cirinya yaitu terbuka
dapat mengakibatkan perbedaan pola pada anak, menerima, kooperatif,
asuh dari setiap orang tua. Anak yang mengajarkan anak agar mengembangkan
tumbuh dan di asuh oleh orang tua yang sikap disiplin, jujur, dan ikhlas ketika
bercerai dapat mempengaruhi psikis dan menghadapi permasalahan anak,
mental anak di suatu saat kemudian. bersikap adil dan akrab, tidak cepat
Anak yang tumbuh atau diasuh secara menyalahkan, memberikan kemesraan
kasar dapat menyebabkan anak dan kasih sayang kepada anaknya,
berperilaku kasar dan mengikuti perilaku memberi penghargaan yang positif
orang tuanya tersebut. Pola asuh kepada anaknya dengan tidak dibuat-
merupakan perilaku orang tua untuk buat, serta anak diajarkan untuk dapat
memberikan perlindungan, memenuhi bertanggung jawab pada setiap perilaku
kebutuhan, dan mengajarkan anaknya dan tindakannya. Ciri-ciri orang tua

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 106


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

tersebut yaitu merefleksi dari keadaan memberikan suasana yang hangat


kepribadian yang dewasa, sehat, matang, (warmth).
produktif, normal, dan tanpa merasakan
hambatan. M.L. Hoffman mengelompokkan
menjadi tiga bentuk pola asuh orang tua.
Sementara itu, ciri dari pola asuh Yang pertama adalah bina kasih
otoriter yaitu tidak kooperatif, sering (induction), merupakan orang tua
memusuhi, menguasai, menuntut sesuatu berupaya membujuk anak agar menuruti
yang tidak realistis, senang memerintah, atau mengubah perilakunya yang negatif
memberi hukuman secara fisik, suka secara sukarela dan memberikan alasan
memarahi anak, suka membentak, suka atau penjelasan atas permintaan orang
mencaci maki, tidak memberi kebebasan tua agar anak merubah tingkah lakunya.
(mengekang), dan membentuk sikap Kedua, unjuk kuasa (power assertion),
disiplin secara sepihak. Ciri-ciri sikap ini yaitu gaya orang tua ketika mengasuh
adalah merefleksi kepribadian yang tidak anaknya dengan menunjukkan
baik. Pola asuh demokratis dinilai sebagai perilakunya yang mengakibatkan anak
pola pengasuhan yang baik (good parent). akan merasakan tekanan dari luar agar
Namun pola asuh permisif dan otoriter anak berperilaku sesuai dengan
dinilai sebagai pola pengasuhan yang kehendak yang orangtua inginkan. Ketiga,
buruk (bad parent). lepas kasih (love withdrawal), yaitu gaya
orang tua ketika mengasuh anaknya
H.J. Kornadt, sebagaimana dikutip dengan menunjukkan pernyataan-
oleh Ponpon Harahap, berpendapat pernyataan ketidaksetujuan atau
bahwa terdapat dua pola pengasuhan kemarahan orang tua pada anak yang
yang berkesinambungan dalam cara sifatnya non fisik dengan implikasi bahwa
membentuk pola motif agresif. Pertama, kasih sayang orang tua tidak akan
sistem yang mengembangkan perilaku- dipulihkan sampai anaknya berperilaku
perilaku agresif pada anak, diantaranya sesuai dengan yang orang tua harapkan.
(a) berorientasi terhadap nilai-nilai
individual (individual orientation), (b) Kendati Hoffman
pengontrolan (control) dengan cara mengelompokkan tiga bentuk pola
memberi hukuman-hukuman pada pengasuhan yang orang tua lakukan,
kondisi yang negatif (negative forms of tetapi sebenarnya sifat yang orang tua
sanctioning), dan (c) perseteruan dan gunakan ketika mengasuh anaknya yaitu
penolakan (rejection-hostility), tidak multidimensional pada kehidupan sehari-
percaya dan menghargai sikap terpuji hari. Dengan demikian, walaupun orang
anak (dependability on the good will of tua menggunakan pola asuh bina kasih, di
others), serta memaksa dan menuntut saat tertentu bisa saja orang tua
keinginan pribadi. menggunakan pola lepas kasih atau unjuk
kuasa. Sebaliknya, walaupun orang tua
Kedua, pola pengasuhan yang menggunakan pola asuh lepas kasih atau
berfungsi untuk menghambat sikap unjuk kuasa, pada kondisi-kondisi
agresif pada anak, yaitu (a) berorientasi tertentu orang tua akan menunjukkan
pada nilai-nilai sosial (social orientation), pola pengasuhan bina kasih.
(b) memberikan dukungan (support)
pada perbuatan anak yang positif, dan (c) Pola pengasuhan yang dimiliki
perasaan melindungi (affection-care), orang tua bersifat multidimensional
seperti percaya dan menghargai kegiatan karena biasanya pola asuh orang tua
baik yang anak lakukan (to be able to rely memiliki dimensi verbal, nonverbal,
on the good will of others), dan emosional, dan fisik. Orang tua dapat

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 107


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

mengkombinasikan beberapa pola asuh, dianut anak dalam bermasyarakat,


misalnya dengan memberi penjelasan mendisiplinkan anak, mengelola emosi
atas perilaku anak (ciri bina kasih), yang pada anak, dan mengajarkan
diselingi dengan nada suara mendesak keterampilan yang bermanfaat bagi
(ciri unjuk kuasa), meskipun sifatnya kehidupannya kelak. Dari berbagai
multidimensional, dalam mengasuh anak- metode penilaian dalam pola
anaknya orang tua tetap dapat pengasuhan, yang paling sensitif yaitu
menunjukkan cara-cara yang dominan. menilai anggapan anak tentang
bagaimana orang tua memberikan pola
Orang tua dapat menyampaikan perlakuan terhadapnya. Bagaimana orang
rasa sakit hati, marah, ketidaksetujuan, tua memperlakukan anaknya atau pola
ketidaksenangan atau tidak puas dengan pengasuhan orang tua merupakan
mengubah nada dan intonasi suara secara anggapan yang paling mendalam dari diri
lembut. Namun, meski kelihatannya seorang anak (Sunarti, 2004).
lembut, cara ini merupakan ciri dari pola
pengasuhan unjuk kuasa (power Cara pengasuhan yang dilakukan
assertion). dengan tepat diharapkan akan
membentuk anak berkarakter baik,
Pola pengasuhan yang baik prestasi belajar yang meningkat seiring
biasanya dilakukan dengan cara penuh perkembangan dan pertumbuhan yang
kasih sayang terhadap anak tetapi tetap dialami, dan juga penuh semangat ketika
bersikap tegas dalam memberikan belajar (Lestari, 2009). Sebagai salah satu
kontrol pada cara pandang, pola pikir, metode disiplin terhadap anak, konsep
ataupun pergaulan pada anak dan tersebut dapat digunakan oleh orang tua
memberikan perhatian yang cukup pada (Hurlock, 2012). Oleh karena itu, dalam
anak. Orang tua juga dapat memberi pembentukan pribadi anak terlibat faktor
ruang gerak pada anak ketika bertindak, orang tua di dalamnya.
dapat memutuskan pilihannya sendiri,
berpikir, dan dapat bertanggung jawab Penulisan jurnal ini berfungsi
terhadap pilihan yang sudah diambilnya untuk mengidentifikasi secara sistematis
agar anak tidak bergantung sepenuhnya akibat yang ditimbulkan dari peralihan
dengan orang tua. Pola asuh yang metode pembelajaran peserta didik dari
diterapkan orang tua adalah pola tingkah pembelajaran di sekolah secara tatap
laku atau pilihan pengasuhan yang muka menjadi sistem belajar secara
diterapkan kepada anak yang menjadi online, serta merumuskan pola
kebiasaan dan pada akhirnya mampu pengasuhan yang seharusnya digunakan
membentuk karakter dalam diri anak. orang tua ketika mendampingi anaknya
Pola asuh ini bersifat konsisten dari agar tidak stres saat pembelajaran daring.
waktu ke waktu.
METODE PELAKSANAAN
Pola asuh adalah hal fundamental
dalam membentuk kepribadian anak. Tempat penelitian adalah di Jalan
Perkembangan anak-anak sangat Cagar Alam, Kelurahan Pancoran Mas,
membutuhkan teladan dari sikap orang Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
tuanya. Dalam melakukan kehidupan Dipilihnya Jalan Cagar Alam sebagai
sehari-hari, peran orang tua di dalam lokasi penelitian karena merupakan
mengasuh anaknya akan memunculkan lingkungan tempat peneliti tinggal.
tingkah laku dan akan menjadi dasar
perilaku seorang anak. Misalnya, Pada penelitian ini, peneliti
menanamkan norma atau nilai-nilai yang menggunakan metode kualitatif dalam
mencari data. Dikarenakan dari jenis

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 108


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

informasi atau sifat data yang pada kejadian yang terjadi secara riil di
dikumpulkan atau dicari bersifat lapangan tanpa terdapat rekayasa yang
kualitatif. Penelitian kualitatif ini dapat kadang terjadi dalam penelitian survey
mendeskripsikan serta mengungkap dan eksperimental. Pada penelitian ini,
kejadian-kejadian sebenarnya di peneliti berusaha mengumpulkan
lapangan, serta dari penelitian ini nilai- informasi sendiri baik dengan wawancara
nilai yang tersembunyi (hidden value) ataupun pengamatan langsung dan turun
dapat terungkap. Tidak hanya itu, langsung ke lapangan sebagai instrumen
penelitian ini juga peka dengan utama. Pada penelitian ini dilakukan
keterangan yang dapat mempertahankan wawancara yang bersifat tidak
suatu keutuhan objek yang sedang terstruktur dan terbuka. Agar
diamati dan bersifat deskriptif. Pada mempermudah untuk mengumpulkan
penelitian ini, posisi peneliti berada informasi, peneliti memakai alat bantu
sebagai instrumen utama (Lincoln dan yang berupa catatan di lapangan dan
Guba, 1985 : 198). pedoman wawancara.

Pada metode penelitian kualitatif Pada penelitian kualitatif, peneliti


data pada kasus tertentu harus harus mulai menganalisis data ketika
ditemukan dengan rinci, sering kali turun ke lokasi penelitian untuk
dengan tujuan untuk menemukan mengumpulkan data di lapangan yaitu
penyebab sesuatu tersebut dapat terjadi. ketika peneliti melaksanakan observasi
Fungsi dasar dari metode penelitian (observation), wawancara (interview),
kualitatif yaitu membuat fakta tertentu dan menggali suatu peristiwa atau pun
dapat dipahami, sering kali tidak kegiatan yang ingin diteliti.
menekankan pada perkiraan atau
prediksi dari bermacam pola yang HASIL DAN PEMBAHASAN
peneliti temukan dan tidak terlalu
menekankan pada generalisasi atau Dikarenakan Indonesia telah
pengambilan kesimpulan (Ragin & White, dilanda kasus pandemi Covid 19 selama
2004) setahun terakhir ini, banyak anak-anak
yang diharuskan melaksanakan
Berdasarkan dengan sumber data pembelajaran jarak jauh di rumah
yang dipilih, oleh karena itu jenis data masing-masing secara daring. Hal
yang digunakan pada penelitian ini yaitu tersebut ternyata sulit dilakukan bagi
cerita langsung dan kata-kata dari sebagian besar anak dan tentunya hal ini
narasumber di lapangan, serta data-data berpengaruh pada mental mereka.
yang terkait dengan pola pikir atau Bahkan, beberapa sikap emosional pada
perbuatan para orang tua ketika anak-anak mereka juga mulai terlihat
mengasuh dan membimbing anak- oleh orang tua.
anaknya.
Intensitas penggunaan media
Keterangan berupa data atau sosial yang meningkat pada smartphone
tulisan dari beberapa jurnal dijadikan selama pembelajaran daring dan
sebagai data sekunder atau data mengakibatkan anak-anak lebih banyak
pelengkap. Sedangkan, cerita langsung melewatkan waktu mereka setiap harinya
atau kata-kata dari narasumber untuk bermain media sosial
digunakan sebagai data utama atau data dibandingkan menggunakan waktu
primer. tersebut untuk belajar, misalnya untuk
mempersiapkan ulangan sekolah (Lee et
Pada metode penelitian kualitatif al;2018, Sinkkonen, Puhakka &
peneliti berperan untuk melihat sikap Meriläinen, 2014).

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 109


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

Pada teori kognitif perilaku, sebab membuat anak berlebihan dalam


dari kecemasan yaitu lantaran terjadi menggunakan smartphone dan tentu saja
distorsi pada pengembangan informasi, orang tua sangat memegang peranan
dan pandangan maupun penilaian negatif penting sebagai gatekeeper pada anak
terhadap kemampuan seseorang ketika untuk mengontrol dan memfasilitasi
berhadapan dengan ancaman itu akses pada pemakaian teknologi digital
(Redayani, 2010). Selain itu, cemas juga yaitu gadget. Pada dasarnya, wajib bagi
dapat berpengaruh pola pemikiran anak, orang tua untuk membentuk rasa terikat
mempengaruhi pola tidur yang menjadi (parental attachment) yang baik dengan
terganggu, persepsi, dan kepandaian anak anak. Supaya anak dapat merasakan
dalam belajar. Tidak siapnya anak saat nyaman serta tidak mempergunakan
menghadapi ulangan dan pencapaian dari gadget menjadi sarana pelarian dari
hasil belajar yang tidak sebanding dengan permasalahan yang anak hadapi,
apa yang diharapkan setelahnya dapat diperlukan parental attachment yang baik
dipandang sebagai sebuah ancaman. dari orang tua agar dapat memberikan
(Stahl, 2013; Sadock et al, 2015). apa yang anak butuhkan dan
terpenuhinya kebutuhan intimasi anak.
Penggunaan smartphone secara Pola asuh orang tua sangat penting di
berlebihan pada anak akan berpengaruh kehidupan serba digital seperti sekarang
pada kehidupan sosialnya. Hal demikian ini yang merupakan suatu komponen
akan berkembang menjadi stress yang penting yang terdapat pada strategi
diakibatkan oleh ketidakpuasan sosial pencegahan penggunaan smartphone
anak dan menarik seorang anak dari yang berlebihan pada anak.
lingkungan sosialnya (Alt & Boniel-
Nissim, 2018). Stress seorang anak dapat Semakin tinggi tingkah laku anak
ditandai dengan perasaan keterikatan saat mengalami perlakuan bermasalah,
dengan orang tua yang berlebihan dan seperti pemakaian smartphone yang
sikap anak yang takut dengan sekolah. berlebihan, maka dapat menyebabkan
Sementara itu gejala stress pada remaja seorang anak semakin merasakan
dapat ditandai dengan sikap anti sosial, perasaan tidak percaya dengan orang
sikap penolakan, penggunaan zat tuanya, merasakan gangguan atau
terlarang, hingga penampilan akademis perasaan tidak aman, dan penentangan
yang buruk (Sadock et al, 2015). Pada (Stoltz, 2013). Pola pengasuhan yang
peneliti lainnya juga mengatakan antara orang tua berikan dengan tepat akan
pemakaian smartphone yang berlebihan membuat seorang anak mempunyai
dengan depresi memiliki hubungan yang kepribadian dan juga dapat berpengaruh
dua arah. Seseorang yang memakai terhadap pola pikir, ataupun cara
smartphone secara berlebihan dapat berperilaku maupun bersikap termasuk
mengalami stres, memperburuk depresi, sikap saat mempergunakan smartphone.
iritabilitas, dan mengakibatkan pola tidur
menjadi terganggu (Elhai et al, 2016). Di Gejala yang terlihat pada saat anak
sisi lain, seseorang yang sedang stress stres diantaranya yaitu kepala terasa
akan menghindar dari emosi negatif sakit, perasaan yang buruk, tidak dapat
dengan mempergunakan smartphone menenangkan diri, rasa semangat hilang,
sebagai media untuk mencari perasaan menjadi tumpul, serta
kenyamanan (Elhai et al, 2016). membolos dari kegiatan di sekolah.
Sebagian orang tua mungkin berpendapat
Menurut dari beberapa penelitian bahwa hal tersebut merupakan akibat
telah menegaskan bahwa orang tua yang dari kenaikan hormon karena pubertas.
melakukan pola pengasuhan buruk dapat Padahal kondisi tersebut serupa dengan

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 110


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

indikasi dari stres. Untuk pencegahan saya ambil karena anak saya tidak
stres pada anak, orang tua diharapkan dibiasakan bermain handphone, karena
turut berperan mengkomunikasikannya kalau sudah memegang handphone jadi
dengan anak. Berkomunikasi dengan malas belajar.”
anak merupakan cara terbaik untuk
membantu anak melawan stres. Mencari Narasumber lainnya yaitu Ibu
solusi bersama dan membicarakan Wiwik yang berusia 46 tahun
dengan terbuka mengenai hal apa yang memberikan keterangan kepada peneliti
anak rasakan, serta memastikan pula bahwa nilai anaknya selama pandemi ini
anak merasa nyaman dan aman di menjadi menurun karena terlalu banyak
lingkungannya. bermain game. Anaknya menjadi kurang
semangat dalam belajar, bahkan menjadi
Pada penelitian ini diungkapkan pendiam, dan setiap hari tidur larut
mengenai berbagai bentuk pola malam. Setelah mengetahui bahwa nilai
pengasuhan yang orang tua lakukan anaknya menurun, setiap hari libur
terhadap anaknya saat melakukan sekolah ibu Wiwik selalu mengambil
pembelajaran daring di Jalan Cagar Alam, handphone dan laptop milik anaknya
kelurahan Pancoran Mas, kecamatan agar anaknya mau belajar dan tidak
Pancoran Mas, Kota Depok diantaranya: kecanduan bermain handphone.

1. Pola asuh otoriter (Authoritarian Narasumber selanjutnya yang


Parenting Style) peneliti wawancarai adalah ibu Sudiyati
yang berusia 48 tahun mengatakan
Sebagaimana diketahui bahwa ketika pembelajaran daring ini
pengasuhan dengan pola otoriter anaknya kurang bersosialisasi dengan
merupakan cara pengasuhan dengan orang lain. Oleh karena itu, ibu Sudiyati
berupaya mengawasi, menyusun, dan memperbolehkan anaknya untuk belajar
menilai bahwa kelakuan dan perilaku bersama dengan teman-temannya agar
anak harus berhubungan dengan standar anaknya tidak stress dan termotivasi
kepribadian, termotivasi, cenderung untuk belajar. Tetapi beliau termasuk
mutlak, dan mempunyai pengaruh yang orang tua yang strict parent kepada
lebih besar. Pola pengasuhan tersebut kedua anaknya, dia selalu melakukan
memandang ketaatan sebagai suatu kontrol terhadap anaknya dalam memilih
hukuman dan kebijakan, serta perbuatan teman agar dia tidak terjerumus ke hal
mengekang diri (Adawiah, 2017). yang buruk.

Diterapkannya pola asuh otoriter Sesuai dengan yang dijelaskan


terlihat dari sejumlah jawaban para orang oleh Arisandi (Arisandi, 2011). Hal yang
tua. Salah satu orang tua bernama ibu dikatakan oleh narasumber tersebut di
Ratna yang saat ini berumur 38 tahun atas bahwa pola asuh otoriter bersifat
dan memiliki tiga orang anak mengatakan mendesak anak untuk menuruti
kepada peneliti bahwa: “Saya selalu perkataan orang tua, menghukum dan
melakukan kontrol terhadap sekolah membatasi, memiliki tingkat kekakuan
anak saya setiap harinya. Selama belajar yang tinggi, intensitas hubungan yang
online seperti ini kan cukup menyulitkan sedikit, dan mengharuskan hormat pada
bagi orang tua, apalagi saya memiliki dua orang tua. Biasanya sikap yang dimiliki
orang anak yang saat ini masih sekolah oleh anak yang didik secara otoritarian
dasar, sedangkan yang satunya lagi masih memiliki kemampuan komunikasi yang
TK. Setiap hari selama belajar online ini buruk, takut akan perbedaan sosial, dan
mereka memegang handphone. Ketika secara sosial tidak terampil. Karena tidak
anak selesai belajar, handphone langsung

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 111


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

dapat menyetujui atau jenuh akan Seperti yang telah diuraikan


pengekangan, biasanya anak akan sebelumnya bahwa karakter orang tua
melawan dengan cara otoriter seperti ini. yang memiliki kasih sayang yang tinggi,
Dengan demikian, anak cenderung keterkaitan dan taraf sensitivitas orang
hendak mencari tahu tanpa ingin dibatasi. tua pada anaknya, akal, serta memajukan
ragam kemandirian pada orang tua dapat
Anak dapat semakin mudah dikelompokkan sebagai pola pengasuhan
berselisih paham, menjadi kian penakut, yang demokratis. Orang tua yang
dan mudah marah karena kegentingan memiliki pola asuh demokratis
yang berlaku secara terus menerus, berperilaku yang demokratis dan
rencana yang harus dipatuhi, sangat memberikan kepada anak kebebasan,
banyak memiliki pengalaman yang namun tetap memberi batasan dalam
meresahkan dan gaya otoriter. Akibat menuntun anak agar memutuskan
yang dapat ditimbulkan pada anak keputusan yang tepat di dalam
seperti anak menjadi tidak memiliki kehidupannya.
kepribadian, kurangnya kepercayaan diri,
lebih kasar, kurang pintar, lebih gampang Pola asuh ini tidak membuat orang
emosi, kesepian, kurang menghargai, dan tua berada di posisi mutlak, namun tidak
tidak bersikap sopan santun. Efek yang pula berdasarkan pada keinginan anak
ditimbulkan dari akibat tersebut dapat semata. Meskipun orang tua kian mudah
mengganggu kemajuan emosional dan menerapkan peraturan, memberi kasih
mental anak. sayang dan perhatian, mengajarkan
norma atau nilai, serta memperlihatkan
Walaupun cukup otoriter, orang tingkah laku dan sikap yang baik
tua dalam bersikap atau berbuat pada sehingga dapat dijadikan panutan oleh
anak selalu memberi sebab yang jelas anaknya sampai dewasa kelak.
pada anak, saling menolong dan
mendesak anak agar bertindak secara Berdasarkan pendapat Gustian
objektif. Orang tua yang memiliki pola dalam Andayani, pola pengasuhan
asuh otoriter mempunyai perlakuan demokratis orang tua dapat memberikan
bebas, tetapi pada batasan normatif. Anak efek yang baik diantaranya yaitu anak
yang berpola asuh otoriter dapat tegas mempunyai karakter yang ceria, depresi
terhadap diri sendiri dan hidup menjadi pada anak dapat tertangani, mampu
anak yang mandiri. Orang tua tipe berkomunikasi dengan orang lain
otoriter juga cenderung berpendirian maupun bersama teman-temannya, dan
tegas, namun percaya diri dan kreatif, memiliki kemauan untuk berprestasi.
gembira dan mandiri, serta mempunyai
tanggung jawab sosial. Santrock (2007) berpendapat
bahwa pola pengasuhan demokratis
2. Pola asuh demokratis mempunyai beberapa sikap diantaranya:
(Authoritative Parenting Style) (1) mengapresiasi keberhasilan yang
telah anak raih; (2) Orang tua memberi
Tidak hanya tergambar mengenai keleluasaan pada anak untuk
pola pengasuhan otoriter, pola menjalankan aktivitas yang anak sukai;
pengasuhan yang orang tua lakukan (3) Memperlihatkan respon terhadap
terhadap anaknya di Jalan Cagar Alam, bakat yang anak miliki; (4) Mendorong
Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok anak untuk mengajukan pertanyaan dan
yaitu pola asuh demokratis. Hal tersebut mengusulkan pendapat; (5) Memberi
peneliti dapatkan melalui hasil pemahaman tentang hal buruk dan baik;
wawancara bersama beberapa orang tua dan (6) Orang tua tidak menuntut
di lapangan.

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 112


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

kemampuan anak dengan sesuatu yang pandemi terjadi. Oleh karena itu, dia
melampaui batas dan menganggap anak bermain game di smartphonenya untuk
sebagai sesuatu yang realistis. mengatasi penat dan stres setelah
mengerjakan tugas yang banyak tersebut.
Ketika peneliti mengobservasi di Menurutnya orang tuanya juga tidak
sekitar tempat tinggal, peneliti melihat melarang, karena dia dapat membagi
terdapat banyak anak-anak yang sedang waktu antara bermain game dan
bermain bulu tangkis di lapangan bulu mengerjakan tugas sekolah.
tangkis bersama dengan teman-
temannya. Di sana peneliti Tidak hanya mewawancarai
mewawancarai seorang anak yang sedang beberapa anak tersebut, peneliti juga
menunggu giliran bermain bulu tangkis mewawancarai sebagian orang tua yang
tentang kesehatan mental yang sedang duduk santai di depan rumahnya.
dialaminya selama pandemi covid 19 ini. Salah seorang narasumber yaitu ibu Lisa
Menurut penuturan Sigit yang saat ini yang berusia 41 tahun kepada peneliti
masih mengenyam pendidikan di SMP, mengatakan bahwa “selama pandemi ini
dia merasa bosan terus-menerus di anak saya lebih banyak menyendiri di
rumah dan karena dia hobi sekali kamar sambil bermain handphone, sering
berolahraga maka dia ikut bersama juga telponan bersama temannya.
teman-temannya bermain bulu tangkis Namanya anak muda yaa mungkin dia
untuk menghilangkan rasa jenuhnya. bosan. Jadi dibiarkan saja sesuka dia mau
Orang tuanya juga memperbolehkan melakukan apapun yang penting
anaknya bermain bersama temannya semangat belajarnya tetap tidak
asalkan tugas-tugas di sekolah dikerjakan menurun.”
dengan baik.
Pernyataan lainnya juga
Selain itu, di warnet dekat dengan dikemukakan oleh salah seorang
tempat tinggal peneliti juga banyak anak- narasumber lainnya yaitu ibu Windi yang
anak yang sedang asik bermain berusia 54 tahun menjelaskan kepada
playstation. Saat itu peneliti peneliti bahwa “anak saya yang kedua ini
mewawancarai seorang anak yang telah masih SMA dan dia ketika pandemi ini
selesai bermain playstation bernama menjadi sering pergi keluar rumah
Dirgam yang masih sekolah SMP. bersama teman-temannya dengan alasan
Menurut penuturannya dia juga merasa ingin kerja kelompok membuat tugas
bosan terus-menerus berada di rumah. sekolah. Saya sih memperbolehkan saja
Orang tuanya juga tidak melarang dia dia pergi keluar rumah karena dia ingin
untuk bermain playstation asalkan mengerjakan tugas, dia juga berkata
bermainnya dibatasi hanya satu jam oleh bosan di rumah terus-menerus dan ingin
orang tuanya dan kemudian langsung bertemu dengan teman-temannya.
kembali ke rumah. Asalkan dia selalu mengabarkan melalui
telepon dia pulangnya jam berapa dan
Dan yang terakhir peneliti ketika sudah sampai di tempat dia
mewawancarai seorang anak yang sedang menghubungi saya. Kontrol ini dilakukan,
asik bermain game smartphone di sebuah baik dia di rumah maupun dia di luar
warung dekat dengan tempat tinggal rumah. Kontrol yang saya berikan jika
peneliti yang bernama Fadil yang masih anak berada di luar rumah adalah dengan
bersekolah SMA. Menurut penuturannya, cara menelpon dia. Ini saya lakukan agar
selama pembelajaran daring ini tugas dapat memantau kegiatan-kegiatan anak
sekolah yang diberikan oleh guru lebih saya ketika di luar rumah dan ketika anak
banyak dibandingkan saat sebelum di dalam rumah saya selalu mengajak

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 113


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

berdialog dengan anak tentang Untuk mengatasi dan mencegah


permasalahan mereka.” meningkatnya kasus Covid-19 pada
lingkungan sekolah, dengan demikian
Tidak begitu berbeda dengan semua kegiatan di sekolah dilaksanakan
penjelasan narasumber di atas, dengan pembelajaran daring sebagai
narasumber lainnya yakni Bapak Wijaya penanggulangan penerapan
yang berusia 39 tahun mengatakan “anak pembelajaran di tengah penyebaran virus
saya boleh berkegiatan apa saja di luar Covid-19. Akibat-akibat dari belajar
kegiatan belajar di sekolah, anak saya kan daring tersebut dapat mengakibatkan
hobi bermain futsal, saya bolehkan dia sebuah beban yang dapat memicu stres
bermain futsal bersama dengan teman- dan cemas pada anak-anak. Selama
teman di sekolahnya. Yang penting pandemi ini anak kurang bersosialisasi
kegiatannya positif dan jelas ya silahkan dengan orang lain dan stres karena
saja. Karena di rumah terus-menerus juga terlalu banyak bermain handphone.
anak bisa stres.” Dengan terlalu banyak bermain
handphone ini anak cenderung
Berdasarkan tanggapan dari menyendiri dan tertutup dengan orang
beberapa narasumber tersebut bisa tua. Orang tua diharapkan dapat
dikatakan bahwa seorang anak yang di menggunakan cara pengasuhan yang
asuh dengan pola pengasuhan tersebut tidak membuat anak menjadi depresi dan
mempunyai rasa percaya diri, selalu mengajak anak untuk
mempunyai keterampilan komunikasi berkomunikasi seperti pada pola asuh
yang baik, tahap kompetensi sosial yang secara demokratis. Pada orang tua yang
tinggi, bersahabat dengan teman yang menggunakan pola pengasuhan otoriter
sebaya dengan mereka, dan memahami cenderung terlalu banyak mengekang
rancangan harga diri yang tinggi. anak. Orang tua yang terlalu banyak
Karakter pola asuh ini bisa mengimbangi mengekang anak dapat membuat anak
keingintahuan anak, sehingga metode menjadi tertekan dan stress. Tidak hanya
anak ketika mengakibatkan sikap anti itu, cukup menyulitkan bagi orang tua
sosial dapat dibatasi. Dengan demikian, mendampingi anak yang masih TK dan SD
orang tua senantiasa berperan dengan pada saat pembelajaran daring. Mereka
memberi penjelasan berbentuk aturan yang seharusnya bermain sambil belajar,
yang jelas, meskipun anak dibebaskan karena pembelajaran daring ini mereka
(Arisandi, 2011). tidak bisa bermain bersama dengan
teman-temannya di sekolah.
Orang tua yang menjalankan pola
asuh tersebut dapat menunjukkan anak Saran
selalu diberi kesempatan untuk
berpendapat, apabila anak berperilaku Agar anak dapat terhindar dari
benar akan diberikan hadiah dan cemas dan stress selama pembelajaran
sanjungan, dan anak mendapat hukuman jarak jauh, sebaiknya orang tua selalu
apabila bersikap salah. Tidak hanya itu, melakukan pengawasan dan kontrol yang
orang tua yang bersikap demokratis baik pada anaknya. Tidak hanya itu,
menganggap bahwa hak serta kewajiban orang tua dapat mengupayakan kepada
orang tua atau anak adalah sama, anak seperti diberikan kasih sayang yang
berperilaku logis, dan kerap melandasi cukup, istirahat yang cukup, melakukan
perbuatannya dengan rasio gagasan. aktifitas fisik atau olahraga, melakukan
hobi yang anak sukai, tetap bersosialisasi
KESIMPULAN DAN SARAN dengan orang lain atau temannya
meskipun dengan cara virtual, orang tua
Simpulan

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 114


Ishmah Alya, dkk – Pola Asuh Orang Tua”…

tidak memaksakan anak untuk mampu Kemendikbud. (2016). Seri Pendidikan


dalam segala hal yang ia inginkan, dan Orang Tua: Mendidik Anak di Era
lain sebagainya. Digital. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kewa, V., & Sudiwati, N. L. P. E. (2017).
Adawiah, R. (2017). Pola Asuh Orang Tua Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dan Implikasinya Terhadap Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada
Pendidikan Anak (Studi pada Anak Usia 3-4 Tahun Di Kelurahan
Masyarakat Dayak di Kecamatan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru,
Halong Kabupaten Balangan). Jurnal Kota Malang. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Kewarganegaraan, 7(1), Keperawatan, 2(2).
33–48.
Olivia, F. (2010). Mendampingi Anak
Adolescence, S. (2003). Perkembangan Belajar. Jakarta: PT Elex Media
Remaja (edisi keenam). Jakarta: Komputindo..
Erlangga.
Pariat ML, Rynjah A, Joplin M, K. M.
Alt, D., & Boniel-Nissim, M. (2018). (2014). Stress Levels of College
Parent– Adolescent communication Students: Interrelationship between
and problematic internet use: The Stressors and Coping Strategies.
mediating role of fear of missing out Journal Of Humanities And Social
(FoMO. Journal of Family Issues, Science (IOSR-JHSS), 19(8), 40–46.
39(13).
https://doi.org/10.1177/0192513X Rury, P. S., Firman, & Rusdinal. (2021).
18783493 Pola Asuh Orang Tua Dalam
Pembelajaran Daring Selama Covid-
Amin, S. (2018). Pola Asuh Orang Tua 19. Jurnal Syntax Idea, 3(3).
Dalam Motivasi Belajar Anak.
Yogyakarta: Deepublish. Sadikin, A. & Hamidah, A. (2020).
Pembelajaran Daring di Tengah
Aunola, K. (2005). The Role Of Parenting Wabah Covid-19. Jurnal Ilmiah
Styles In Chidren’s Problem Pendidikan Biologi, 6(2), 214–224.
Behavior, Child Development.
University of Jyodskyla, 76. Sadock, & Benjaminn, J. (2015). Kaplan
https://www.jstor.org/stable/36966 and Sadock’s Synopsis of Psychiatry
14?s eq=1 – Behavioral Sciences/Clinical
Psychiatry. Philadelphia.
H, Meltzer. R Gatward, R. G. (2000).
Mental Health of Children and Syamaun, N. (2017). Dampak pola asuh
Adolescent in Great Britain. The orangtua & guru terhadap
Stationery Office, London, UK. kecenderungan perilaku agresif
https://pdfs.semanticscholar.org/8ff siswa (M. Faizin (ed.)). Ar-Ruzz
c/f09585fe59ba3ba84565abd79771 Media.
10d2aa65.pdf
Syamsu, yusuf. (2011). Psikologi
Jon D, Elhai. Robert D, D. J. C. L. (2016). Perkembangan Anak & Remaja.
Problematic smartphone use: A Bandung: PT Remaja Rosda karya.
conceptual overview and systematic
review of relations with anxiety and
depression psychopathology. Journal
of Affective Disorders.

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 115

You might also like