You are on page 1of 9

JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146

http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

SKRINING DAN UJI DIAGNOSTIK OBESITAS DENGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE


ANALYSIS DAN METERAN INCI INELASTIS
Screening and Obesity Dagnostic Test with Boelectrical Impedance Analysis and Inelastic Gauge

Putu Roselya Mutiara Pratiwi1, Ni Luh Putu Arum Puspitaning Ati2


1,2
Faculty of Public Health, Universitas Airlangga, Surabaya
roselyamutiara@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT


Background: Measurement of body fat percentage as estimates of
Article History: obesity, which can be done with the method of measuring the bioelectrical
Received: impedance analysis (BIA) and the meter inches inelastic. Both of these methods
Mei, 09th , 2019 can be used as a simple, safe and non-invasive. Purpose: The purpose of this
study was to analyze the comparative measurement of obesity with the BIA and
Revised: the meter inches inelastic. Methods: This research was conducted with
From June, 14th , 2019 observational analytic with cross sectional design. Samples were taken and
selected through simple random sampling method. Data obtained directly by
Accepted: measuring samples that met the inclusion criteria. Obesity screening data
August, 27th, 2019 obtained by measuring the percentage of body fat using BIA method and meter
inches inelastic. Based on the calculation, as many as 65 samples taken by
Published online proporsional in each specialization the student of the Faculty of Public Health
March, 30th 2019 2014 Airlangga University. Results: The percentage of female students with
obesity using the BIA was 29.2% and inelastic inch meter is 21.5%. The
statistical test showed t test was 0.897 (sig> 0.05). Conclusion: There are
differences in the measurement results mean obesity BIA metered inches
inelastic screening tools and have a good validity in measuring obesity.
Keywords: Obesity, body fat, BIA, inch inelastic meter

ABSTRAK
Latar Belakang: Pengukuran persentase lemak tubuh sebagai
perkiraan obesitas, diantaranya dapat dilakukan dengan metode pengukuran
Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dan meteran inci inelastis. Kedua
metode ini dapat digunakan secara mudah, aman dan tidak invasif. Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan pengukuran
obesitas dengan BIA dan meteran inci inelastis. Metode: Metode yang
digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross
sectional, sampel diambil dan dipilih melalui metode simple random sampling.
Data diperoleh langsung berdasarkan pengukuran pada 65 sampel yang diambil
secara proporsional pada tiap peminatan mahasiswi angkatan 2014 Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Data skrining obesitas diperoleh
dengan mengukur persentase lemak tubuh menggunakan metode BIA dan
meteran inci inelastis. Hasil: Hasil persentase mahasiswi dengan obesitas
menggunakan BIA adalah 29,2% dan meteran inci inelastic adalah 21,5%
dengan uji statistik t test menunjukkan t hitung adalah 0,897 (sig >0.05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan hasil pengukuran rerata obesitas BIA dengan
meteran inci inelastis alat skrining dan memiliki validitas yang cukup baik
dalam mengukur obesitas.
Kata Kunci: Obesitas, lemak tubuh, BIA, meteran inci inelastis

138
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis
PENDAHULUAN memiliki cadangan lemak tubuh terutama di
Obesitas (kegemukan) adalah keadaan area perut dibandingkan laki-laki.
terdapatnya timbunan lemak berlebihan dalam Obesitas memiliki proses yang
tubuh. Obesitas atau kegemukan dari segi panjang, sehingga kebanyakan orang
kesehatan merupakan salah satu penyakit salah cenderung mengabaikan penyakit ini karena
gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang tanda dan gejala tidak ditunjukkan oleh tubuh.
jauh melebihi kebutuhannya. (Ali dkk., 2017). Patogenesis penyakit justru timbul saat
Obesitas merupakan penyakit serius yang penderita sudah pada tahap obesitas. Begitu
dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, pula pada mahasiswa, kebanyakan merasa
hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan tidak obesitas karena ukuran tubuh yang tidak
kanker, di antara penyakit lainnya. terlalu besar. Padalah bisa saja kadar lemak
Kejadian obesitas sering diabaikan pada tubuhnya melebihi dari standar normal.
oleh kebanyakan orang dalam masyarakat Pengukuran obesitas dapat dilakukan
sekarang ini. Permasalahan obesitas menjadi dengan berbagai cara, seperti pengukuran
masalah seluruh dunia karena peningkatan skinfold (triceps, biseps, subscapula dan lain-
prevalensi pada usia dewasa maupun anak, lain) maupun pengukuran dengan metode BIA
baik di negara maju maupun negara (Calara S, 2014).
berkembang (Tuerah dkk., 2014). Menurut Selama ini kebanyakan orang
laporan gizi global atau Global Nutrition menggunakan indeks massa tubuh (BMI)
Report (2014) Indonesia termasuk dalam 17 untuk menentukan adipositas. Namun BMI,
negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sebagai metode klasifikasi obesitas memiliki
sekaligus, yaitu stunting (pendek), wasting kelemahan yakni tidak akurat untuk mengukur
(kurus), dan juga overweight (obesitas). Data olahragawan yang cenderung mengalami
Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa sebesar obesitas karena memiliki massa otot yang
26,3% kelompok dewasa usia >18 tahun berlebihan walupun jumlah presentase lemak
mengalami kelebihan berat badan, dimana tuhuhnya dalam kadar rendah (Sri M dan
14,8% diantaranya obesitas dengan IMT Vilda, 2013). Oleh karena itu, lebih tepat
(Indeks Massa Tubuh) > 27. untuk menyelidiki persentase kadar lemak
Berdasarkan penelitian oleh untuk menciptakan ukuran obesitas yang lebih
Rachmawati (2014) ternyata obesitas terjadi akurat.
pada usia remaja berisiko tinggi untuk Penelitian ini mencari perbandingan
meningkat pada usia dewasa dan antara alat BIA (Bioelectrical Impedance
meningkatkan mortalitas serta menjadi faktor Analysis) dengan meteran inci inelastis untuk
risiko penyakit degeneratif. Obesitas pada membantu skrining penyakit obesitas
remaja dipengaruhi oleh faktor genetik dan berdasarkan persentase lemak tubuh
lingkungan. Asupan makanan pada remaja responden. BIA merupakan suatu metode
menjadi salah satu faktor lingkungan yang untuk mengukur komposisi tubuh. Penggunaan
berperan penting dalam terjadinya obesitas. BIA ini cukup mudah. Beberapa studi
Selain itu, menurut Sajawadi (2015) ada menunjukkan korelasi yang kuat antara BIA
beberapa faktor lain yang berpengaruh dengan total cairan tubuh menggunakan dilusi
terhadap obesitas yaitu kurangnya aktifitas isotop, massa bebas lemak menurut
fisik termasuk gerak tubuh atau olahraga dan hydrodensitometry dan total kalium tubuh pada
juga pengaruh emosional/psikologi. orang dewasa normal dan obesitas.
Sementara itu, dalam semua bagian Pengukuran BIA untuk mengukur lemak tubuh
dunia, perempuan lebih cenderung menjadi menggunakan berat badan (BB), tinggi badan
gemuk daripada laki-laki, dan dengan (TB), umur dan jenis kelamin sebagai
demikian memiliki risiko lebih besar terkena parameter. BIA ini mudah digunakan, murah
diabetes, penyakit jantung dan beberapa jenis dan diproduksi secara massal (Indonesia
kanker (WHO, 2012). Kusteviani (2015) dalam Fitness Trainer Association, 2014). BIA adalah
penelitiannya menunjukkan bahwa faktor metode yang valid untuk estimasi komposisi
risiko yang berpengaruh terhadap obesitas tubuh yaitu massa bebas lemak dan persen
pada usia produktif (15-64 tahun) di Kota lemak tubuh (Mastria, A, 2014).
Surabaya adalah berjenis kelamin perempuan, Kedua metode ini yaitu pengukuran
utamanaya obesitas abdominal karena BIA (Gold Standard) dan meteran inci
inelastis (skrining manual) memiliki potensi
139
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis

besar untuk penentuan obesitas berdasarkan


persentase lemak tubuh. Oleh karena itu,
peneliti meneliti perbandingan pengukuran
obesitas antara menggunakan BIA dengan
meteran inci inelastis, sehingga dapat
dianalisis metode yang sesuai untuk mengukur
obesitas bagi mahasiswi sebagai remaja putri. Keterangan:
n = Jumlah sampel
METODE n = Jumlah populasi
Penelitian ini dilakukan pada d = Tingkat kepercayaan (0,1)
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Dengan demikian, sampel yang
Universitas Airlangga, pada bulan Agustus diambil dalam penelitian ini sebesar 65
2017. Penelitian ini merupakan penelitian mahasiswi S1
observational analitik dengan rancangan cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah KESMAS angkatan 2014 dari kedelapan
mahasiswi angkatan 2014 yang berasal dari peminatan di FKM UNAIR.
delapan peminatan program studi S1
Kesehatan Masyarakat UNAIR, berusia 18-25 Teknik Sampling
tahun dan bersedia diikutsertakan dalam Perhitungan sampel setiap kelompok
penelitian. Sampel dieksklusikan apabila dilakukan secara proportional lalu pada
responden memiliki riwayat penyakit ginjal, masing-masing kelompok, sampel dipilih
mengkonsumsi obat-obatan anti hipertensi. dengan cara simple random sampling. Mula-
Populasi sasaran yang dituju adalah mahasiswi mula, penentuan proporsi sampel dilakukan
angkatan 2014 prodi S1 Kesehatan Masyarakat pada setiap kelompok secara seimbang, sesuai
(KESMAS) dari kedelapan peminatan di dengan jumlah total subyek di masing-masing
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas kelompok. Kemudian, pemilihan secara acak
Airlangga (FKM UNAIR). Peminatan pada dilakukan pada setiap proporsi tersebut untuk
prodi tersebut meliputi Administrasi dan memperoleh subyek penelitian (Gravetter dan
Kebijakan Kesehatan (AKK), Kesehatan dan Forzano, 2011).
Keselamatan Kerja (K3), Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku (PKIP), Kesehatan
Lingkungan (KESLING), Kesehatan
Reproduksi (KESPRO), Epidemiologi (EPID),
Biostatistika (BIOS), dan Gizi. Sebelum Keterangan:
dilakukan wawancara, responden akan diberi n = Besar sampel di setiap
informed consent terlebih dahulu. kelompok (proporsi)
X = Besar populasi di setiap
Estimasi besar sampel kelompok
Penghitungan besar sampel dari total N = Besar populasi (secara
populasi 185 mahasiswi dilakukan berdasarkan keseluruhan)
rumus Notoatmodjo (2005) sebagai berikut: N1 = Besar sampel (secara
keseluruhan)
(Sugiyono, 2007)
Hasil penghitungan proporsi sampel pada masing-masing peminatan, dimuat dalam Tabel 3.1.
Tabel 1. Proporsi Besar Sampel Mahasiswi S1 KESMAS FKM UNAIR Angkatan 2014 berdasarkan
Peminatan.
No. Nama Kelompok Populasi Sampel
1. AKK 31 11
2. K3 30 10
3. PKIP 29 10
4. KESLING 28 10
5. KESPRO 7 3
6. EPID 22 8
7. BIOS 27 10

140
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis
8. Gizi 11 3
Jumlah 185 65
Variabel bebas dalam penelitian ini diperoleh, kalkulasi presentase lemak tubuh
adalah persentase lemak tubuh dari bagi perempuan dilakukan menggunakan
pengukuran meteran inci inelastis. Variabel rumus US Navy Circumference Method 2011
terikat dalam penelitian ini adalah persentase dalam CWanamaker (2017) berikut ini:
BIA (Bioelectrical Impedance Analysis).
Adanya perbedaan hasil skrining obesitas
antara meteran inci inelastis dengan BIA akan
dilihat melalui uji t test independent. Alat Diagnostik (Gold Standard)
Bioimpedance Analysis (BIA) adalah
Alat Skrining salah satu alat yang digunakan untuk
Alat skrining yang digunakan yaitu mengukur komposisi tubuh. Alat ini
meteran inci inelastis dengan mengacu pada merupakan evolusi dari timbangan berat badan
prosedur dan kalkulasi presentase lemak tubuh yang bekerja sebagai elektroda untuk
Body Composition Assessment (BCA) of US mengukur sinyal listrik pada tubuh, sehingga
Navy. Prosedur BCA bagi perempuan diawali nilai massa otot, lemak tubuh, kadar air tubuh,
dengan pengukuran tinggi badan (A), lingkar lemak viseral (lemak dalam organ), Basal
leher (B), lingkar pinggang (C), dan lingkar Metabolic Rate (BMR) dan massa tulang dapat
pinggul (D) (Official US Navy Website, 2017). diketahui. Langkah-langkah penggunaan BIA
Langkah-langkah dalam mengkalkulasi terdiri atas: (a) Persiapan : Mempersiapkan
presentase lemak tubuh berdasarkan produk timbangan (BIA) yang akan digunakan dengan
BCA adalah (a) Pengukuran tinggi badan (A) memeriksa baterai dan pastikan timbangan
dilakukan saat subyek berdiri di atas dapat berfungsi dengan baik, meletakkan
permukaan datar, dengan posisi kepala timbangan pada lantai yang datardan sebelum
horizontal lurus ke depan, dan dagu paralel memulai pengukuran pada responden,
terhadap permukaan yang diinjak. Tubuh timbangan dapat dicoba oleh peneliti terlebih
subyek harus tegak, namun tidak kaku. Hasil dahulu untuk memastikan lagi bahwa
pengukuran tinggi badan akan dibulatkan ke timbangan dapat berfungsi dengan baik. (b)
dalam inci yang terdekat. (b) Pengukuran Prosedur penimbangan responden :
lingkar leher (B) dilakukan pada titik di bawah Mengarahkan responden untuk membuka alas
laring dan tegak lurus terhadap garis panjang kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong
leher. Subyek diharuskan melihat lurus ke yang berat (seperti kunci dan handphone),
depan dengan bahu turun ke bawah atau dalam memasukkan umur, berat badan, tinggi badan,
posisi rileks. Kondisi leher yang diukur harus dan jenis kelamin responden pada timbangan,
tidak tertutupi oleh lapisan pakaian apapun. (c) mengaktifkan timbangan dengan cara: tekan
Pengukuran lingkar pinggang (C) dilakukan tombol di bagian bawah timbangan sampai
pada lingkar abdominal terkecil yang terletak display menunjukkan angka 0,00 lalu subyek
di tengah jarak antara pusar dengan sternum. diminta naik ke timbangan dengan telapak kaki
Apabila situs ini sulit ditemukan, maka menginjak bagian tengah timbangan dan
pengukuran dapat dilakukan pada situs tangan lurus ke depan sambil menggenggam
probabel dengan menggunakan hasil nilai yang pegangan yang tersedia.Perhatikan juga posisi
terkecil. Pengukuran dilakukan saat ekshalasi kaki subyek agar tepat di tengah timbangan.
normal dan kedua tangan rileks di samping. (d) Usahakan agar subyek tetap tenang dan kepala
Pengukuran lingkar pinggul (D) dilakukan tidak menunduk (mata memandang lurus ke
pada lingkar paling besar pada pinggul subyek. depan), tunggu beberapa detik sampai display
Pengukur menghadap sisi kanan subyek dan menunjukkan angka berat badan subyek,
menempatkan meteran pada pinggul melewati biarkan sampai angka tidak berubah. baca dan
tonjolan terbesar otot gluteus subyek. Tonjolan catat angka yang terakhir muncul pada display,
terbesar ini dapat ditemukn oleh pengukur minta subyek untuk turun dari timbangan,
dengan cara melihat dari samping. Subyek timbangan akan OFF secara otomatis, Ulangi
tidak diperbolehkan menggunakan pakaian setiaplangkahnya untuk mengukur responden
yang dapat merampingkan tubuh sejak 30 berikutnya.
menit sebelum pengukuran dilakukan. (e)
Setelah hasil penghitungan A, B, C, dan D
141
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis

Jika seluruh responden telah diukur, presentase lemak tubuh yang dijadikan sebagai
bandingkan hasil pengukuran dengan nilai cut- acuan dalam penelitian ini:
off. Tabel berikut merupakan kategori
Tabel 2. Kategori Presentase Lemak Tubuh pada Perempuan
Category Fat%
Very Low <16%
Low 16% to 20%
Normal 21% to 28%
Moderately High (Moderately Overweight) 29% to 30%
High (Overweight) 31% to 33%
Very High (Obese) >33%
Sumber: Kim et al (2011); Oreopoulos et al (2011:584-585); Dunn (2013); Familyeducation (2017),
Li et al (2017).

Kategori presentase lemak tubuh yang sudah termasuk baik karena tidak banyak false
memiliki risiko bagi kesehatan meliputi: “Very negative. Sedangkan, hasil tes dengan meteran
Low”, “Moderately High”, “High”, dan “Very inci inelastis dapat mengkonfirmasi mahasiswi
High” (Oreopoulos et al, 2011:685; Family angkatan 2014 di FKM Unair yang benar-
Education, 2017). benar bebas dari obesitas sesuai hasil dan
Perhitungan validitas yaitu dengan kenyataannya sebesar 91,3% dan juga
menghitung nilai sensitivitas, nilai spesifisitas, termasuk baik, sehingga dari kedua sensitivitas
nilai prediksi positif (NPP), dan nilai prediksi dan spesifisitas tidak banyak ditemukan false
negatif (NPN), dengan rumus perhitungan positive dan false negative.
yakni: Hasil penelitian menujukkan bahwa
nilai t hitung adalah 0,897 (sig >0.05), artinya
Sensitivitas = ada perbedaan hasil pengukuran obesitas
antara menggunakan metode BIA dengan
Spesifisitas = meteran inci inelastis. Selain itu, data
menunjukkan bahwa pengukuran yang
NPP = menunjukkan rerata obesitas lebih tinggi
NPN = adalah menggunakan metode BIA sebesar
29,38 daripada menggunakan meteran inci
inelastis sebesar 28,4.
Pengukuran dengan menggunakan
HASIL
meteran inci inelastis tidak selalu akurat,
Sensitivitas akan dikatakan rendah
karena pengukuran bergantung pada kondisi
apabila tes menunjukkan hasil negatif pada
sampel seperti ketebalan dan jenis pakaian,
banyak individu dengan obesitas, sedangkan
sementara kemampuan operator yang
spesifisitas dikatakan rendah apabila hasil tes
melakukan pengukuran juga dapat
menempatkan banyak orang dalam kelompok
berpengaruh. Pengukuran dengan metera inci
obesitas meskipun memiliki persentase lemak
inelastis mengukur lemak berdasarkan lingar
yang normal. Dalam teori dikatakan bahwa
leher, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul
suatu skrining dengan sensitivitas yang rendah
responden, sedangkan BIA yang
akan meningkatkan beberapa jumlah false
pengukurannya digital bisa mengukur seluruh
negative sedangkan suatu skrining dengan
lemak dalam tubuh. Hal ini menyebabkan nilai
spesifisitas yang rendah akan menghasilkan
dari pengukuran persentase lemak tubuh
banyak false positive (Najmah, 2014).
meteran inci inelastis nilainya lebih rendah
Berdasarkan hasil skrining, diketahui
dibandingkan alat BIA.
bahwa sensitifitas skrining obesitas dengan
meteran inci inelastis adalah 52,6% dan
PEMBAHASAN
spesifisitas 91,3%. Oleh karena itu dapat
Karakteristik Sampel
disimpulkan, tes dengan meteran inci inelastis
Penelitian ini melibatkan 65 orang
dapat mengklarifikasikan mahasiswi angkatan
mahasisiwi angkatan 2014 yang diambil secara
2014 di FKM Unair yang benar-benar obesitas
proporsional dari ketujuh departemen di
pada kenyataannya adalah sekitar 52,6% dan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
142
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis
Airlangga. Gambaran umum sampel ini :
disampaikan berdasarkan karakteristik berikut
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Tinggi Badan
Tinggi Badan (cm) Frekuensi Persentase (%)
141-150 7 10,8
151-160 48 73,8
161-170 10 15,4

Tinggi badan responden paling banyak paling sedikit pada kategori 141 – 150 sebesar
pada kategori 151 – 160 sebesar 48 orang ( 7 orang ( 10,8 % ).
73,8 % ) sedangkan tinggi badan responden

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Berat Badan


Tinggi Badan Frekuensi Persentase (%)
< 41 2 3.1
41 – 50 18 27.7
51 – 60 20 30.8
61 – 70 20 30.8
> 71 5 7.7

Berat badan responden paling banyak Persentase Lemak Tubuh menggunakan


pada kategori 51 – 60 dan 61 – 70 masing – Alat Skrining Meteran Inci Inelastis
masing sebesar 20 responden ( 30.8% ) Pengukuran persentase lemak tubuh
sedangkan berat badan responden yang ppaling yang diperoleh dengan menggunakan alat
sedikit pada kategori < 41 sebesar 2 responden skrining manual yaitu meteran inci inelastis,
( 3.1 % ). dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Gambaran Distribusi Frekuensi Obesitas berdasarkan Pengukuran Meteran Inci Inelastis
Kategori Obesitas Frekuensi Perentase (%)

Very Low 2 3,1


Low 3 4,6
Normal 30 46,2
Moderately High 5 7,7
High (Overweight) 11 16,9
Obesitas 14 21,5

Tabel 5 menunjukkan bahwa kategori


persentase lemak tubuh dengan meteran inci Persentase Lemak Tubuh menggunakan
inelastis terbanyak adalah kategori normal. Alat Diagnostik (Gold Standard) BIA
Data menyatakan bahwa mean persentase Pengukuran persentase lemak tubuh
lemak tubuh sampel yaitu 28,4, standard yang diperoleh dengan menggunakan alat
deviation sebesar 6,7, minimum persentase diagnostik yaitu BIA, dapat dilihat pada Tabel
lemak tubuh sampel adalah 15,67, dan 6.
maksimum persentase lemak tubuh sampel
adalah 45.
Tabel 6. Gambaran Distribusi Frekuensi Obesitas berdasarkan Pengukuran BIA
Kategori Obesitas Frekuensi Perentase (%)
Very Low 0 0
Low 5 7,7
Normal 19 29,2
Moderately High 13 20,0

143
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis

High (Overweight) 9 13,8


Obesitas 19 29,2
Tabel 6 menunjukkan bahwa kategori
persentase lemak tubuh dengan BIA terbanyak Pengukuran Obesitas dengan BIA dan
yaitu pada kategori normal. Data menyatakan Meteran Inci Inelastis
bahwa mean persentase lemak tubuh sampel Perbedaan obesitas dengan pengukuran
yaitu 29,38, standard deviation sebesar 5,66, BIA dan meteran inci inelastis diuji dengan
minimum persentase lemak tubuh sampel menggunakan uji t test berpasangan yang
adalah 16,00, dan maksimum persentase lemak ditunjukkan pada Tabel 7.
tubuh sampel adalah 39,30.

Tabel 7. Rerata Hasil Pengukuran Obesitas berdasarkan Metode BIA dan Meteran Inci Inelastis
Kelompok Jumlah (n) Mean Standard Deviation
Menggunakan metode BIA
65 29,38 5,66
Menggunakan metode Meteran Inci
Inelastis 65 28,40 6,70

Prevalensi Obesitas Mahasiswi S1 KESMAS mengalami obesitas. Dengan kata lain, ia tidak
FKM UNAIR Angkatan 2014 akan mengetahui risiko kesehatan yang ia
Penghitungan prevalensi obesitas miliki, kecuali ia melakukan pengukuran
Mahasiswi S1 KESMAS FKM UNAIR presentase lemak tubuh.
Angkatan 2014 didapatkan dengan cara Faktor risiko terkait kardiovaskuler
sebagai berikut: tidak hanya berlaku bagi kategori obesitas,
melainkan juga bagi kategori overweight. Bila
dihitung prevalensi overweight pada
populasi sasaran penelitian ini, yakni
mahasiswi dengan Fat % > 28%, akan
diperoleh hasil sebagai berikut:

Dengan demikian, lebih dari separuh


Prevalensi obesitas sebanyak 29.2%, populasi sasaran penelitian ini dapat
diperoleh berdasarkan jumlah mahasiswi yang digolongkan sebagai overweight. Studi Kim et
memiliki presentase lemak tubuh lebih dari al (2011) membuktikan bahwa risiko tinggi
33%. Sesuai Oreopoulos et al (2011:685), terhadap faktor risiko kardiovaskuler, antara
perempuan dengan presentase lemak tubuh lain hipertensi, hipertrigliseridemia, kolesterol,
sebanyak ini memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes, adalah 1.95 kali lebih besar pada
koroner dan sindrom metabolik. Perempuan perempuan overweight dan 3.21 lebih besar
dengan berat tubuh normal sekalipun, dapat pada perempuan obesitas, dibandingkan
terdiagnosa memiliki presentase lemak lebih dengan perempuan normal.
dari 33%, atau yang dikenal dengan normal
weight obesity. Peniliaian Alat Skrining
Obesitas jenis ini kerap dihubungkan Uji validitas terhadap alat skrining
dengan peningkatan risiko kematian akibat dilakukan dengan cara membandingkan hasil
penyakit kardiovaskuler hingga dua kali lipat. skrining dengan gold standard pada Tabel 5.1
Hal ini disebabkan oleh misklasifikasi yang kemudian melakukan penghitungan
dapat ditimbulkan oleh metode BMI, yakni sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif,
bahwa perempuan dengan normal weight dan nilai prediksi negatif.
obesity akan mengira bahwa ia tidak

144
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis

Tabel 8. Perbandingan Alat Skrining dan Gold Standard


Instrument Skrining Gold standard
Total
Obesitas Tidak Obesitas
Obesitas 10 4 14
Tidak Obesitas 9 42 51
Total 19 46 65
Bagi penelitian selanjutnya dalam
Penghitungan Sensitivitas: mengukur tinggi badan pada responden
sebaiknya di ukur secara langsung tidak
dengan ingatan terakhir para responden dan

pada saat mengukur lingkar leher, pinggang


Penghitungan Spesifisitas: dan panggul lebh berhati-hati karena itu
merupakan area yang sensitif. Bagi mahasiswi
FKM karena jumlah mahasiswa yang terkena
obesitas cukup tinggi yakni melebihi dari
separuh populasi maka untuk mencegah
Penghitungan Nilai Prediksi Positif: obesitas dapat mengatur pola makan,
memodifikasi perilaku makan dan melakukan
aktifitas fisik yang teratur.

DAFTAR PUSTAKA
Penghitungan Nilai Prediksi Negatif: Ali, Widianti, Franly Onibala, dan Yolanda
Bataha. 2017. Perbedaan Anak Usia
Remaja yang Obesitas dan Tidak
Obesitas terhadap Kualitas Tidur di
SMP Ngeri 8 Manado. e-Journal
Keperawatan (e-Kp), 5 (1), Februari
KESIMPULAN 2017.
Berdasarkan hasil penelitian dan CWanamaker. 2017. How to Calculate Your
pembahasan yang telah dijabarkan pada bab Body Fat Percentage Using a Tape
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Measure. Diakses dari:
data yang menunjukkan pengukuran rerata https://caloriebee.com/misc/Five-
obesitas lebih tinggi adalah menggunakan Methods-to-Calculate-your-Body-Fat-
metode BIA sebesar 29,38 daripada Percentage-by-Using-a-Tape-Measure.
menggunakan meteran inci inelastis sebesar Mastria, A. 2014. Hubungan Persentase Lemak
28,4. Sementara itu, uji perbedaan hasil dengan Tubuh Dengan Total Body Water
uji t menunjukkan nilai sebesar 0,897 (sig Mahasiswa Fakultas Kedokteran
>0.05) , berarti artinya ada perbedaan hasil Universitas Diponegoro Semarang.
pengukuran obesitas antara menggunakan Junal Media Medika Muda.
metode BIA dengan meteran inci inelastis. Fatimah, S. N., Akbar, I. B., Purba, A.,
Hasil perhitungan data validitas memperoleh Tarawan, V. M., Nugraha, G. I., Tessa,
hasil sensifitas 52,6% spesifisitas 91,3% P.,Biologi, F. 2017. The Association
prediksi positif 74,1 %, prediksi negatif 82,3 Between Fat Mass Measurement And
%, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa alat Body Mass Index In, 89(1), 29–34.
skrining memiliki validitas yang cukup baik Dunn, S. J., 2013. The Fit Woman’s Guide to
dalam mengukur obesitas karena memiliki Body Fat. Diakses dari:
perbedaan yang tidak terlalu signifikan. https://www.oxygenmag.com/fat-
loss/the-fit-womans-guide-to-body-fat-
SARAN 9235

145
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 138-146
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis

Indonesia Fitness Trainer Association. 2014. Sri Soenarwati, V. A. V. 2013. Body Mass
What is Bioimpedance Analysis. Index (BMI) Sebagai Salah Satu
Diakses dari: Faktor Yang Berkontribusi Terhadap,
www.n1health.com/Media/Corporate/ 12(2), 163–169.
CFM/Documents/Other%20Resources/ Shah, N.R. dan Braverman, E.R., 2012.
What%20is%20Bioimpedance%20An Measuring adiposity in patients: the
alysis.pdf. utility of body mass index (BMI),
Kim, C.H., Park, H.S., Park, M., Kim, H. dan percent body fat, and leptin. PloS
Kim, C. 2011. Optimal cutoffs of one, 7(4), p.e33308.
percentage body fat for predicting Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja
obesity-related cardiovascular disease dan Permasalahannya. Sagung Seto:
risk factors in Korean adults. The Jakarta.
American journal of clinical TANITA. 2017. Body fat percentage: are you
nutrition, 94(1), pp.34-39. at a healthy weight?. Diakses dari:
Li, Y., Wang, H., Wang, K., Wang, W., Dong, https://tanita.eu/tanita-
F., Qian, Y., Gong, H., Xu, G., Li, G., academy/understanding-your-
Pan, L. dan Zhu, G., 2017. Optimal measurements/body-fat-
body fat percentage cut-off values for percentage#prettyPhoto. s.
identifying cardiovascular risk factors The American Council on Exercise, 2017.
in Mongolian and Han adults: a Percent Body Fat Norms for Men and
population-based cross-sectional study Women. Diakses dari:
in Inner Mongolia, China. BMJ https://www.acefitness.org/education-
open, 7(4), p.e014675. and-resources/lifestyle/tools-
Official Us Navy Website, 2017. Guide 4. calculators/percent-body-fat-calculator
Body Composition Assessment (BCA). [Accessed: 13 Dec 2017].
Diakses dari: Tuerah, Wulan, Aaltje Manampiring, dan
http://www.public.navy.mil/bupers- Fatimawali. 2014. Prevalensi Obesitas
npc/support/21st_Century_Sailor/physi pada Remaha di SMA Kristen Tumou
cal/Documents/Guide%204- Tou Kota Bitung. Jurnal 2-Biomedik, 2
%20Body%20Composition%20Assess (2), pp. 514-518.
ment%20(BCA).pdf . Kusteviani, F. 2015. Faktor Yang
Rachmawati S, Sulchan M. 2014. Asupan Berhubungan Dengan Obesitas
Lemak dan Kadar High Density Abdominal, 45–56.
Lipoprotein (Hdl) Sebagai Faktor Calara, S. 2014. Tubuh Dengan Skinfold
Risiko Peningkatan Kadar C-Reactive Caliper Dan Bioelectrical Impedance
Protein (Crp) pada Remaja Obesitas Analysis ( Bia ) Jurnal Media Medika
dengan Sindrom Metabolik. Journal of Muda
Nutrition College, 3 (3), pp. 337-345. WHO. 2017. Obesity and Overweight.
Sajawadi,L. 2015. Pengaruh obesitas pada Diakses dari:
berkembangan siswa sekolah dasar dan http://www.who.int/mediacentre/factsh
penanganannya dari pihak sekolah dan eets/fs311/en/.
keluarga. Jurnal UMP.

146

You might also like