You are on page 1of 22

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Putih

Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di Praktik

Mandiri Bidan Suriati, S.ST Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh

Besar dilakukan pada tanggal 01 Agustus sampai 10 Agustus tahun 2023. Sampel

pada penelitian ini berjumlah 38 ibu hamil trimester I yang mengalami emesis

gravidarum. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu peneliti

menentukan sendiri sampel karena ada pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria

inklusi dan ekslusi..

Data yang diambil merupakan data primer yang langsung diperoleh dari

data bidan yaitu sebanyak 43 responden, kemudian peneliti memilih responden

sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi, sehingga didapatkan sebanyak 38

responden, setelah data diperoleh peneliti mengunjungi rumah ibu hamil trimester

I yang menjadi sampel penelitian dengan dibantu enumerator yang sudah

disamakan persepsi tentang penelitian ini, selanjutnya menjelaskan prosedur

penelitian dan meminta ibu untuk menandatangani lembar persetujuan jika ibu

bersedia menjadi responden, setiap responden dilakukan intervensi yang sama:

Pada hari 1, peneliti melakukan pengukuran frekuensi emesis gravidarum sebelum

diberikan Terapi rebusan jahe menggunakan lembar Pregnancy Unique

Quantification of Emesis Gravidarum (PUQE). Dilanjutkan memberikan

41
42

aromaterapi jahe yang sudah disiapkan oleh peneliti. Diminum setiap pagi selama

7 hari.

4.1.1. Analisa Univariar

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Distribusi Karakristik Umur, Pekerjaan, Pendidikan Ibu Hamil
Trimester I di Praktik Mandiri Bidan Suriati, S.ST Lambaro
Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar
No Karakteritisk Frekuensi Persentase (%)
Umur
1 - 20 – 35 Tahun 31 81,6
- ≥ 35 Tahun 7 18,4
Pekerjaan
- MRT 29 76,3
2 - Guru 3 7,9
- Penjahit 4 10,5
- PNS 2 5,3
Pendidikan
- SMA 3 7,9
3 - SMA 28 73,7
- D-III 2 5,3
- Sarjana 5 13,2
Jumlah 38 100
(Sumber : Data Primer 2023)

Berdasarkan tabel 4.1, sebagian besar umur responden berada dalam umur

20-35 tahun yaitu sebanyak 31 responden (81,6%), sebangian besar bekerja

sebagai MRT sebanyak 29 responden (76,3%), dan sebagian besar berpendidikan

SMA yaitu sebanyak 28 responden (73,7%).


43

2. Distribusi Frekuensi Emesis Gravidarum pada Kelompok

Eksperimen

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Emesis Gravidarum pada Kelompok Eksperimen
di Bidan Praktek Mandiri Suriati, S.ST Lambaro Kecamatan
Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar

Sebelum Sesudah
No Emesis Gravidarun
f % f %
1 Ringan 2 10,5 14 73,7
2 Sedang 16 84,2 5 26,3
3 Berat 1 5,3 - -
Jumlah 19 100 19 100
(Sumber : Data Primer 2023)

Berdasarkan table 4.2 didapatkan hasil bahwa tingkat emesis gravidarum

pada kelompok eksperimen terjadinya penurunan emesis gravidarum dari sebelum

diberikan tindakan berupa pemberian rebusan jahe putih.

3. Distribusi Frekuensi Emesis pada Kelompok Kontrol

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Emesis Gravidarum pada Kelompok Kontrol
di Bidan Praktek Mandiri Suriati, S.ST Lambaro Kecamatan
Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar

Sebelum Sesudah
No Emesis Gravidarun
f % f %
1 Ringan - - 13 68,4
2 Sedang 15 78,9 6 31,6
3 Berat 4 21,1 - -
Jumlah 19 100 19 100
(Sumber : Data Primer 2023)

Berdasarkan table 4.3 didapatkan hasil bahwa tingkat emesis gravidarum

pada kelompok kontrol terjadinya penurunan emesis gravidarum.


44

4.1.2. Analisa Bivariat

Selanjutnya berdasarkan hasil distribusi tersebut dilakukan analisa bivariat

untuk “Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Putih Terhadap Penurunan Emesis

Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di Praktik Mandiri Bidan Suriati, S.ST

Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Secara rinci dapat

jelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.4
Hasil Uji Independen T Test Perbedaan Rata-Rata Kelompok Eksperimen
dengan Kelompok Kontrol
Std.
Sample T Test n Mean Sig (2-tailed)
Deviation
Kelompok Eksperimen 19 5.16 1.573
0.000
Kelompok Kontrol 19 5.89 1.696
(Sumber : Data Primer 2023)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa hasil uji sample t test

diperoleh nilai sig (2-tailed) = 0,000 < 0,05, disimpulkan bahwa ada perbedaan

rata-rata nilai kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

4.2. Pembahasan

4.2.1. Karakristik Umur, Pekerjaan, Pendidikan Ibu Hamil Trimester I di


Praktik Mandiri Bidan Suriati, S.ST Lambaro Kecamatan Ingin Jaya
Kabupaten Aceh Besar

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar umur responden

berada dalam umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 31 responden (81,6%), sebangian

besar bekerja sebagai MRT sebanyak 29 responden (76,3%), dan sebagian besar

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 28 responden (73,7%).


45

Ditinjau dari karakteristik responden, rentang usia terbanyak berada pada

20-30 tahun namun ada pula yang masih berumur kurang dari 20 tahun. Rahim

ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun belum berfungsi secara optimal. Ibu

hamil yang berusia kurang dari 20 tahun secara psikologis belum bisa menerima

kehamilannya, cenderung labil dan belum bisa mengontrol emosi, untuk menjadi

orang tua belum cukup siap. Hal ini dapat mengakibatkan stres serta memicu

konflik mental yang dapat membuat ibu mual dan muntah karena tidak

memperhatikan asupan nutrisinya. Sedangkan pada ibu hamil yang berusia diatas

35 tahun yang mengalami mual dan muntah diakibatkan dari kondisi psikologis

yang takut memiliki anak di usia tua, sehingga memicu mual dan muntah yang

berlebihan karena perubahan emosi.

Hamil pada usia muda merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya

Hyperemesis Gravidarum. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal

pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun adalah 2-5 kali

lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada 20-29 tahun. Kematian

maternal meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun. Hal ini disebabkan

menurunnya fungsi organ reproduksi wanita pada usia tersebut (Wiknjosastro,

2005).

Pekerjaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan untuk pengeluaran

energi oleh seseorang dalam mencapai tujuan tertentu, bekerja umumnya adalah

kegiatan yang menyita waktu, sehingga ibu hamil yang bekerja mengalami

kecemasan lebih ringan dibandingkan ibu yang tidak bekerja dikarenakan


46

pekerjaan dapat mengalihkan perasaan cemas bagi ibu hamil. Dimana kecemasan

yang berlanjut menyebabkan nafsu makan menurun, kelemahan fisik dan

terjadinya mual (Hasnidar, 2020).

Kaum wanita yang meninggalkan pekerjaan karena komitmen terhadap

keluarga, mereka membiasakan diri kembali dengan biaya- biaya yang mereka

keluarkan dan menerima gaji kecil. Penyesuaian diri cukup emosional juga

mengikuti datangnya seorang anak ke dalam hubungan suami istri. Menjadi

seorang ibu merupakan hal yang amat didambakan oleh banyak wanita dalam

kehidupan mereka, akan tetapi menjadi ibu tentu merupakan suatu aktifitas yang

penuh stres. Sebaiknya dengan bijaksana para pasangan untuk pada awalnya

membicarakan apa yang mereka harapkan satu sama lain dalam rangka dukungan

emosional dan praktis. Menurut Winkjosastro dalam buku Ilmu Kebidanan (2005)

Membahas penyebab utama terjadi Hyperemesis Gravidarum yaitu: cemas

dengan kehamilan dan persalinan, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan

sehingga dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan

muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian terhadap kesukaran hidup.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaaan

responden sebagian besar tidak bekerja. Pekerjaan merupakan suatu yang penting

dalam kehidupan dengan bekerja kita bisa memenuhi kebutuhan (Winknjosastro,

dalam Rudiyanti N & Rosmadewi, 2019). Berkaitan dengan kondisi kehamilan

pada wanita yang bekerja, tidak dianjurkan jika beban fisik pekerjaan tersebut

cukup berat, begitu juga jika efek stress akibat beban kerja juga tidak dianjurkan.
47

Kehamilan merupakan kejadian fisiologis dengan hormon yang berperan dalam

perkembangan bayi dan ibu. Hormon yang berperan adalah estrogen dan

progesteron. Pengeluaran hormon ini diatur oleh hipotalamus yang ada di otak

manusia. Jika beban pikiran ibu selama hamil cukup berat maka akan berpengaruh

terhadap keseimbangan pengeluaran hormon tersebut (Rudiyanti N &

Rosmadewi, 2019).

Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan terbanyak ialah SMA, dan

berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa rata-rata adalah ibu rumah tangga.

Kondisi social ekonomi dan pekerjaan juga berhubungan dengan pola makan,

aktifitas dan stres yang mempengaruhi ibu hamil. Seorang ibu rumah tangga yang

apabila ikut membantu mencari penghasilan, maka pada saat hamil mereka lebih

ekstra menggunakan pikiran dan tenaga. Yang efeknya berpengaruh pada kondisi

psikologi dan fisik ibu. Hal ini dapat menstimulasi pusat muntah di otak, kondisi

tersebut yang menyebabkan mual dan muntah.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilakunya

terhadap pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

perubahan kesehatan. Makin tinggi pendidikan makin mudah menerima informasi,

sehingga banyak pola pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya makin rendah atau

kurang pendidikan seseorang akan menghambat perkembangan sikap terhadap

nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Wiknjosastro, 2005).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Utama Y (2020) di

Puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu, menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur 20-35 tahun mengambarkan bahwa usia ibu hamil trimester 1
48

berada dalam usia produktif sehingga resiko komplikasi pada masa kehamilan

sangat sedikit, sebagian besar responden tidak bekerja dan berpendidikan tinggi

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rudiyanti N & Rosmadewi

(2019) di Puskesmas Kota Bandar Lampung, menunjukkan bahwa sebagian besar

tidak bekerja, secara statistik ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan

dengan emesis gravidarum, responden yang mempunyai pekerjaan mempunyai

peluang 4,928 kali untuk mengalami emesis gravidarum tidak normal

dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja.

4.2.3. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Putih Terhadap Penurunan


Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di Praktik Mandiri
Bidan Suriati, S.ST Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh
Besar

Berdasarkan analisis bahwa terdapat hasil uji independen t test diperoleh

nilai sig (2-tailed) = 0,000 < 0,05, disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata

nilai kelompok eksperimen dengan kelompok control.

Penelitian ini juga tidak mengalami kesenjangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Astriana, 2018), Pada ibu mengandung yang mengalami mual dan

muntah sebelum meminum air rebusan jahe berada dalam golongan mual muntah

ringan sebanyak (80%). Setelah diberian air rebusan jahe rata-rata frekuensi 6,85.

Penelitian menunjukkan adanya pengurangan frekuensi setelah diberikan air

rebusan jahe sebanyak 2,45. Tingkat mual muntah menurun pada hari ke 3 dan ke

4, rata-rata penurunan sebesar 2,20. Penurunan yang terbesar terjadi pada hari ke

4, dengan rata-rata sebesar 4,80. Pada ibu hamil muda yang mengalami emesis
49

gravidarum. Dapat diartikan bahwa pemberian air rebusan jahe bisa mengurangi

tingkat emesis gravidarum.

Hasil ini sejalan dengan penelitian wirda, dkk (2020) di Puskesmas

Mangarabombang Di Kabupaten Takalar, menunjukkan bahwa Hasil uji statistik

menggunakan uji T didapatkan semua responden mengalami penurunan emesis

gravidarum, tidak ada yang tetap dan tidak ada yang meningkat dengan nilai

p=0,041< a 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistic ada pengaruh

pemberian aroma terapi Jahe terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu

hamil trimester I di Wilayah kerja Puskesmas Mangarabombang Kabupaten

Takalar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dyna F & Putri F (2020), di

wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekan Baru, menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara aromaterapi ginger oil terhadap penurunan

frekuensi mual muntah pada ibu hamil morning sickness (p value 0,000; a = 0,05).

Hasil penelitian kurnia herni (2019) mengatakan bahwa ada pengaruh aromaterapi

terhadap frekuensi emesis gravidarum. Aromaterapi membantu meningkatkan

stamina dan gairah seseorang, walaupun sebelumnya tidak atau kurang memiliki

gairah dan semangat hidup serta aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan

tenang pada jasmani, pikiran dan rohani (soothing the physical, mind and

spiritual), dapat menciptakan suasana yang damai, serta dapat menjauhkan dari

perasaan cemas dan gelisah.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian oleh Putri tahun 2017

yang memaparkan bahwa pemberian terapi minuman jahe menunjukan penurunan


50

morning sickness pada ibu hamil trimester I, penelitian tersebut menunjukkan

hasil dari 14 responden sebagian besar 10 responden mengalami mual muntah ≥ 4

kali dalam sehari sebelum diberikan minuman jahe kemudian setelah diberikan

minuman jahe yang mengalami mual muntah ≥ 4 kali dalam sehari sebanyak 2

responden, sedangkan dari 15 responden terdapat 5 responden mengalami mual

muntah < 4 kali dalam sehari sebelum diberikan minuman jahe dan setelah

diberikan minuman jahe yang mengalami mual muntah < 4 kali dalam sehari

sebanyak 13 responden (Putri, 2017).

Hasil penelitian sesuai dengan jurnal penelitian (Rusman et al., 2017)

bahwa pemberian air rebusan jahe efektif untuk menurunkan tingkat mual dan

muntah ibu hamil di trimester pertama. Kebanyakan ibu hamil mengalami emesis

gravidarum sebelum diberikan intervensi adalah sebanyak 13 kali sehari, dan rata-

rata setelah diberi intervensi rebusan jahe mengalami penurunan mual dan muntah

sebanyak 3,18 dalam sehari.

Mual muntah bila tidak segera ditangani dapat berdampak pada ibu hamil

salah satunya adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan perubahan

keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium, dan natrium sehingga

menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Dampak bagi janin adalah janin

kekurangan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh hal tersebut dapat

menyebabkan bayi lahir dengan dengan berat badan rendah (BBLR) (Suryati,

2018).

Mual muntah adalah gejala yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan

trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
51

saat dan malam hari. Mual muntah ini terjadi kurang lebih 6 minggu setelah hari

pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan

muntah terjadi pada 60-80% primigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-

gejala ini menjadi lebih berat (Prawirohardjo, 2014).

Gejala mual dan muntah merupakan gejala yang biasa terjadi pada

kehamilan awal. Biasanya terjadi pada pagi hari tetapi juga bisa timbul pada saat

siang dan malam. Rasa mual ini terjadi kurang lebih 6 minggu setelah hari

pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual

muntah masa kehamilan adalah gangguan sistem pencernaan pada masa

kehamilan yang biasanya timbul pada pagi hari yang disebabkan oleh peningkatan

hormon kehamilan seperti hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG),

estrogen dan progesteron. fakta bahwa kadar puncak hCG terjadi pada kehamilan

minggu ke 4 sampai 12, bersamaan dengan umumnya terjadi mual muntah.

Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan mual muntah adalah disfungsi

autonom, pengosongan lambung abnormal, dan faktor psikologis (Amran &

Isnaini, 2019).

Konsekuensi yang sering kali diabaikan adalah pada trimester I perempuan

hamil mengalami hampir 50-90% mual dan muntah. Dikarenakan meningkatnya

kadar hormon progesteron dan esterogen yang di produksi dalam serum plasenta

HCG (Human Chorionic Gonadotropine) dan yang paling menyebabkan stress.

Tidak hanya pada pagi hari peningkatan mual dan muntah bisa terjadi siang

bahkan malam hari.


52

Penyebab atau gejala Emesis gravidarum belum diketahui secara pasti,

namun beberapa penyebab yang menimbulkan gejala ini antara lain:

meningkatnya kadar sirkulasi hormon estrogen dalam tubuh. Kadar hormon

estrogen dalam tubuh umumnya akan meningkat pada masa kehamilan, kadar gula

dalam darah yang rendah (hipoglicemia) yang disebabkan penyerapan energi yang

dilakukan oleh plasenta, meningkatnya kadar hormon hCG. Meskipun tidak

terkait secara langsung, peningkatan hormon ini memancu peningkatan hormon

estrogen sehingga menimbulkan gejala emesis gravidarum, meningkatnya

sensitivitas terhadap bau, peningkatan kadar bilirubin yang disebabkan karena

meningkatnya kadar enzim dalam hati.

Puncak Emesis gravidarum terjadi pada usia 9-12 minggu kehamilan, dan

akan membaik ketika masuk minggu ke 16. Pada muntah hebat yang berlangsung

terus menerus, lakukan pemeriksaan kedokter sehingga tubuh tidak kehabisan

cairan.

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan

dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh

tingginya fluktasi kadar HCG (human chorionic gonadotrophin), khususnya

karena periode mual atau muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-

16 minggu pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG

sama dengan LH (luteinzing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas

blastosit. HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus

luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya

diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah
53

wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi),

suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan.

Emesis gravidarum dapat terjadi sepanjang hari atau tidak terjadi sama

sekali pada pagi hari, berdasarkan studi prospektif pada 160 wanita oleh Lacroix

(2017) dalam Price & Wilson bahwa 74% melaporkan kejadian mual muntah

terjadi pada pagi hari hanya sebesar 1,8%, sedangkan kejadian mual muntah yang

terjadi sepanjang hari sebanyak 80%. Menurut Vellacott at all sebanyak 76%

wanita terbukti mengalami mual muntah (Tiran 2018). Dalam survey ditemukan

bahwa kejadian mual muntah saat kehamilan biasanya mereda atau meningkat

pada trimester pertama, hilangnya gejala terjadi sebanyak 27%, hingga pada

minggu ke 12, meskipun ibu hamil mengalami mual muntahnya akan berkurang

pada minggu ke 22 kehamilan. Lacroix (2017) menemukan durasi mual muntah

berlangsung sekitar 34 hari.

Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita

karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesterone dan tingginya kadar

hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta yang

berkembang. hCG merupakan penyebab kejadian emesis gravidarum dengan

bekerja pada Chemoreseptor Triger Zone pusat muntah melalui rangsangan

terhadap otot dari poros lambung, akibatnya tubuh ibu semakin lemah, pucat, dan

frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh berkurang dan

darah menjadi kental (hemokonsentrasi) sehingga melambatkan peredaran darah

yaitu oksigen dan jaringan sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang
54

dapat membahayakan kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya

dan dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Ayu, 2016).

Selain itu, mekanisme mual dan muntah merupakan rantai panjang yang

dikendalikan oleh keseimbangan antara dopamin, serotonin, histamin, dan

asetilkolin. Penurunan serotonin dalam darah akan meningkatkan terjadinya mual

dan muntah. Fungsi serotonin dan niasin ini adalah mencegah berlangsungnya

mual dan muntah secara berlebihan yang dapat menganggu keseimbangan

elektrolit, dehidrasi, dengan manifestasi klinisnya sebagai emesis gravidarum dan

dapat berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum.

Emesis gravidarum pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai dampak

pada ibu hamil salah satunya penurunan nafsu makan yang mengakibatkan

perubahan keseimbangan elektrolit pada ibu seperti kekurangan cairan,

kekurangan cairan elektrolit tubuh, badan terasa lemah dan tidak bertenaga,

penurunan berat badan, dehidrasi, gangguan kesehatan pada janin yaitu

kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembagannya,

berat badan janin lebih rendah dari berat badan normal. Gangguan pertumbuhan

dan perkembangan bayi (Henukh, dkk 2019).

Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan

efek negatif, hanya saja apabila emesis gravidarum berkelanjutan menjadi

hiperemesis gravidarum akan membawa resiko yang terjadinya gangguan pada

kehamilan misalnya dehidrasi, pasien dapat mengalami syok, menghambat

tumbuh kembang janin, gangguan keseimbangan elektrolit, cadangan karbohidrat

dalam tubuh ibu akan habis, robekan pada selaput jaringan esophagus dan
55

lambung dapat terjadi bila muntah terlalu sering dan memiliki resiko yang lebih

tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, prematur, dan nilai

apgar kurang dari tujuh (Milda, 2016).

Pengaruh emesis gravidum pada ibu dan janin sangat besar.Emesis dalam

keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan

janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah

menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

gangguan pada kehamilan. Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum

yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan

karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput

lender esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan

gastrointestinal (Manuaba, 2010). Bayi-bayi dari wanita yang menderita

hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan

dan pertumbuhan yang terganggu, seperti bayi lahir cacat, autis dan mengalami

keterbelakangan mental lainnya.

Salah satu penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani emesis

gravidarum adalah sebagai Non Farmakologi : Melakukan pengaturan pola makan

yaitu dengan memodifikasi jumlah dan ukuran makanan. Makan dengan jumlah

kecil dan minum cairan yang mengandung elektrolit atau suplemen. Makan

makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan protein yang dapat membantu

mengatasi rasa mual. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran serta makanan

tinggi karbohidrat seperti roti,kentang, biscuit dan sebagainya. Hindari makanan

yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual. Di pagi
56

hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu- buru terbangun, cobalah

duduk terlebih dahulu baru perlahan- lahan bangun. Bila anda merasa sangat mual

ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack atau biscuit di dekat tempat tidur.

Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan mengganggu

istirahat tidur. Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara

signifikan karena dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan

menggunakan 1gr jahe sebagai minuman selama 4 hari. Minum yang cukup

untuk menghindari dehidrasi akibat muntah, minumlah air putih atau jus.

Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena selain

dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan

untuk embrio, serta menghambat sintesis protein. Komunikasi, informasi dan

edukasi (KIE) tentang hamil muda yang selalu dapat disertai mual muntah.

Emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan 4

bulan.

Jahe yang memiliki berbagai kandungan penting dapat menghalangi kerja

serotonin. Serotonin ialah suatu neurotransmiter yang terdapat pada sistem

pencernaan yang menyebabkan kontraksi dinding lambung yang dapat

menyebabkan rasa mual. Dimana terdapat pengaruh dan perbedaan frekuensi mual

muntah yang signifikan pada ibu hamil yang diberikan minuman jahe. zat aktif

shogaol dan gingerol yang terdapat pada jahe berfungsi untuk membangkitkan

energi serta mempunyai efek anti mual, anti muntah, analgesik, sedatif, antipiretik

dan anti bakterial. Bahkan, para ahli menyebutnya jahe merupakan jenis tanaman

antioksidan terkuat sedunia (Mangkuji et al., 2018).


57

Rebusan jahe merupakan salah satu teknik untuk mengurangi frekuensi

mual muntah pada ibu hamil. Jahe memiliki rasa pedas dan hangat sehingga

banyak pula dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengusir perut kembung ataupun

masuk angin, meredakan batuk, meningkatkan imunitas tubuh, mencegah kanker,

mengatasi rasa mual, meredakan sakit kepala dan detox tubuh. Jahe

(Zingiberofficinale) mengandung 1-4 % minyak atsiri dan oleoserin. Komposisi

minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman berasal.

Kandungan utamanya yaitu zingeberence, arcucumene, sesquiphellandrene dan

bisabolene. Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah

selama kehamilan (Astuti & Kulsum, 2018).

Kandungan di dalam jahe terdapat banyak minyak atsiri Zingiberena

(zingirona), zingiberol, bisabilena, kurkumen, gingerol, flandrea,Vit A dan resin

pahit yang dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter yang di

sintesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-sel

enterokromafin dalam saluran pencernaan sehingga dipercaya dapat sebagai

pemberi rasa nyaman dalam perut sehingga dapat mengatasi mual muntah (Eka &

Risa, 2021).

Setelah mengkonsumsi air rebusan jahe frekuensi mual dan muntah ibu

hamil mengalami perubahan hal ini membuktikan bahwa air rebusan jahe sangat

efektif untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Jahe

mengandung minyak Atsiri, zingiberena, zingiberol, bisabelina, kurkuman,

gingerol landrena, vitamin A dan resin pahit. Jahe dipercaya dapat memberikan

rasa nyaman di dalam perut untuk mengatasi mual muntah. Jahe juga memiliki
58

efek langsung dalam saluran pencernaan serta absorsi racun dan asam, karena

kandungan zat-zat pada jahe tersebut dapat memblok serotonin yaitu suatu

neurotransmitter sistem saraf pusat dan sel enterokromafin. sehingga menghalangi

induksi HCG ke lambung.

Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rose.) telah lama dikenal dan tumbuh

baik di Indonesia. Jahe terutama rimpangnya merupakan salah satu rempah-

rempah penting yang banyak sekali manfaatnya, di samping sebagai bumbu dapur,

juga sebagai obat herbal, bahan farmasi, dalam industri minyak wangi, roti, sirop,

dan kembang gula. Jahe dapat diolah menjadi berbagai produk olahan seperti jahe

segar, jahe kering, asinan jahe, serbuk jahe, jahe instan,kopi jahe, anggur jahe, dan

lain-lain. dan kosmetik.(Putri Maria, 2019).

Wedang jahe merupakan salah satu alternatif untuk menurunkan emesis

gravidarum untuk mengurangi cemas dan ketidaknyamanan selama masa

kehamilan. Jahe juga efektif pada penggunaan antiemetik untuk mencegah

keracunan makanan, kemotrapi dan Menurut teori, jahe memiliki 19 komponen

yang bermanfaat untuk tubuh salah satunya gingerol yang memiliki efek

antiemetik (antimuntah) yang bisa memblok serotonim. Jahe juga berfungsi

menurunkan kecemasan dan ketidaknyamanan pada masa kehamilan, mencegah

keracunan, kemotrapi, serangan emesis gravidarum saat tubuh berputar dan

bergetar saat berpergian dengan kendaraan bermotor. Sehingga ibu hamil dapat

melanjutkan aktifitas sehari hari dengan tenang dan nyaman dan berkonsentrasi

penuh menjaga kehamilannya menuju persalinan. (Hasanah, 2017).


59

Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati batuk, membangkitkan nafsu

makan, mulas, perut kembung serbat, gatal (obat luar), luka (obat luar), sakit

kepala (obut luar). selesma (obat luar). Khasiat fisik yaitu mengurangi rasa sakit,

anti kolesterol, meredakan penyakit kudis (anti scorbutic), anti inflamasi,

merangsang nafsu makan (aperiti), meringankan pikiran (mind clearing).

menghilangkan dahak, melancarkan pembuangan air besar. memperbaiki nafsu

makan, mengeluarkan gas, mengurangi frekuensi muntah, anti oksidan, antitussive

(Raina, 2018).

Penggunaan jahe menjadi alternatif herbal alami yang paling aman untuk

mengurangi rasa mual dan dapat digunakan para ibu hamil untuk mengurangi

morning sickness karena jahe dapat menurunkan metoklopamid senyawa

penginduksi mual dan muntah selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkn

bahwa jahe sebagai obat untuk mual selama kehamilan yang aman dan efektif.

Karena dapat dibuat sendiri dengan bahan alami yang tidak membahayakan

kehamilan dan janinnya.

Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat

dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah

hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Ada

beberapa hal yang menyebabkan seorang ibu hamil mengalami tanda gejala mual

muntah di pagi hari berdasarkan pada medis dan kesehatan. Mual muntah terjadi

karena adanya perubahan hormon kehamilan yang bisa kapan saja terjadi, dimana

saja dan dalam keadaan apapun sehingga untuk para ibu hamil akan merasa
60

terganggu dengan aktivitas keseharian selama kehamilan di trimester pertama

(Astriana, 2018).

Penanganan mual dan muntah secara farmakologi dapat dilakukan dengan

pemberian piridoksin (vitamin B6), antihistamin, fenotiazin dan metoklopramid,

ondansentron dan kortikosteroid. Sedangkan penanganan non farmakologi melalui

perubahan gaya hidup dan pola makan teratur, akupuntur dan akupresur,

menghindari atau mengurangi kemungkinan yang dapat menimbulkan rasa mual

serta penggunaan jahe. Jahe telah terbukti efektif menurut beberapa penelitian,

dan aman untuk kehamilan. Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan

mual dan muntah selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi gangguan ini.

Menurut jurnal obstetrik dan ginekologi, mual muntah di pagi hari yang

sering terjadi pada ibu hamil trimester I dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi

rebusan jahe tanpa takut menimbulkan efek yang dapat membahayakan janin

dalam kandungannya. Dari beberapa penelitian menunjukkan mengkonsumsi jahe

saat kehamilan dapat mengurangi rasa mual dan muntah pada trimester awal,

mengkonsumsi jahe lebih baik dibandingkan mengkonsumsi obat-obatan yang

mengurangi rasa mual muntah pada ibu hamil trimester I.

Mengkonsumsi jahe tidak mengganggu kehamilan ibu. Menurut peneliti

mengkonsumsi jahe bisa dijadikan terapi yang efektif dalam mengatasi mual

muntah saat kehamilan namun perlu penelitian lebih lanjut agar mengetahui

bahwa jahe benar-benar aman dikonsumsi ibu hamil. (Astriana, 2018).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka menurut peneliti manfaat

menggunakan rebusan air jahe saat kehamilan dapat mengurangi emesis


61

gravidarum. Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah

selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi gangguan ini. Jahe dapat

membantu para wanita hamil mengatasi derita mual dan muntah tanpa

menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di dalam kandungannya.

Jahe berfungsi lebih baik dibandingkan plasebo atau obat inaktif seperti vitamin

B6, yang selama ini menunjulkan fungsinya dalam mengurangi mual muntah pada

beberapa wanita hamil. Wanita hamil yang mengkonsumsi jahe tersebut tidak

mengalami gangguan dalam kehamilannya, jahe bisa menjadi terapi yang efektif

untuk mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan

Berdasarkan hasil yang di dapat, ibu yang telah mengkonsumsi wedang

jahe merasakan perutnya terasa hangat, emesis gravidarum menurun setelah

megkonsumsi air rebusan jahe. Berdasarkan hasil penelitian dalam pemberian

asuhan kebidanan dapat melakukan pemberian terapi air rebusan jahe pada ibu

hamil muda yang merasakan emesis gravidarum untuk mengurangi tingkat mual

dan muntah dalam kehamilan. Tenaga kesehatan/bidan dan ibu hamil memerlukan

kerjasama agar intervensi pemberian air rebusan jahe terlaksana. Bidan berperan

untuk memberikan arahan agar para ibu hamil trimester I menggunakan air

rebusan jahe sebagai alternatif alami saat mengalami mual dan muntah yang

dialaminya selama kehamilan.

Menurut peneliti meminum seduhan jahe sebanyak 2 kali dalam sehari

dengan 250 mg jahe dapet mengurangi mual dan muntah pada trimester pertama,

jahe berperan menstimulasi motilitas traktus gastrointestinal dan mendorong

sekresi saliva dan jahe untuk melonggarkan dan melemahkan otot-otot saluran
62

pencernaan, karena senyawa gingerol dalam jahe memblok serotonim peningkatan

progesteron, sehingga tonus dan motilitas otot polos menurun dan terjadi

regurtitasi esofagus.

Asumsi peneliti dari penelitian didapati adanya penurunan mual muntah

pada ibu yang mengkonsumsi rebusan jahe sehingga disarankan bagi ibu untuk

mengkonsumsi rebusan jahe jika mual muntah terjadi terutama pada trimester I

untuk mengkonsumsi rebusan jahe yang diberikan untuk mengurangi rasa mual

dan muntah. Dengan pemberian informasi, diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan ibu sehingga mematuhi saran yang diberikan. Karena manfaat jahe

dapat meredakan mual yang disebabkan oleh morning sickness, juga memiliki

banyak kegunaan bagi kesehatan.

You might also like