You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN


KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI
WILAYAH PUSKESMAS SEI JANG KECAMATAN BUKIT BESTARI
KOTA TANJUNG PINANG TAHUN 2016

Gotri Marsedi S, Laksmi Widajanti, Ronny Aruben


Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
gotrimarsedi.siahaan@gmail.com

Abstract : Health development in the field of nutrition services is done to


improvemen t of nutrition troughout the life cycle since in the womb until elderly
with prone to malnutrition group’s priority.The problem of malnutrition in pregnant
woman at this time is the focus of attention, because the problem is very
dangerous especially to pregnant woman who have anemia and Chronic Energy
Deficiency. Nutritional problems that occur caused by several factors either
directly or not. The purpose of this study was conducted to determine the
relationship between socio-economic variables and nutrient intake with the
incidence of Chronic Energy Deficiency in pregnant women. The form of research
,mis quantitative research that use observational analytic approach Cross
sectional with Chronic Energy Deficiency are 27 people and Non-chronic Energy
Deficiency are 47 people, so total sample are 74 people. Data were obtained by
interview and questionnaire method. Data was analyzed using Chi Square test.
The results of this study indicate that the educational variables (0.561> of 0.05),
Job (0.272> 0.05), income (0.550> 0.05) and indicate Energy intake ( 0,006
<0,05) , protein intake (0,003 <0,05) and fat intake (0,000 <0,05) The conclusion
of this research is that there is no correlation between socio-economic variables
(education, occupation, and income) with Chronic Energy Deficiency in pregnant
women and in nutritional intake variable (energy, protein, and fat) have
correlation with Chronic Energy Deficiency in pregnant women

Key Word : Nutrient, Pregnant Woman, Chronic Energy Deficiency,


Socioeconomic
Literature : 22 (1997- 2014)

138
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN pendapatan setiap individu


merupakan tiga faktor utama yang
Tantangan utama dalam sangat mempengaruhi kualitas
pembangunan suatu bangsa adalah Sumberdaya Manusia
membangun sumber daya manusia (SDM).4Terjadinya masalah gizi
yang bekualitas yang sehat, cerdas, dapat disebabkan oleh beberapa
dan produktif. Undang-undang faktor baik secara langsung
Kesehatan Tahun 2009 Bab VIII Gizi maupun tidak langsung.5
Pasal 141,142,143 memberikan Perubahan pengetahuan, sikap,
ruang lingkup panduan guna perilaku dan gaya hidup, pola
melakukan Perbaikan Gizi makan, serta peningkatan
Masyarakat.1 pendapatan mempengaruhi
Pelayanan gizi adalah salah pemilihan jenis dan jumlah
satu dilakukan untuk mewujudkan makanan yang dikonsumsi. Pada
perbaikan gizi pada seluruh siklus kondisi sosial ekonomi yang baik
kehidupan sejak dalam kandungan banyak kegiatan rutin bagi seorang
sampai dengan lanjut usia dengan ibu rumah tangga di lakukan oleh
prioritas kepada kelompok rawan pembantu, akan tetapi tidak
gizi, kelompok rawan gizi tersebut menutup kemungkinan bagi ibu
antara lain meliputi:bayi dan balita, rumah tangga yang memiliki
anak usia sekolah, remaja kondisi sosial ekonomi yang rendah,
perempuan, ibu hamil, ibu nifas, ibu karena dengan jarang bahkan tidak
menyusui; pekerja wanita dan usia adanya kegiatan yang dilakukan
lanjut. Keadaan gizi yang baik kesehariannya dan hanya
merupakan prasyarat utama dalam mengharapkan dari suami/kepala
mewujutkan sumber daya manusia keluarga sehingga mengakibatkan
yang sehat dan berkualitas.2 tidak adanya hal rutin yang
Masalah gizi kurang pada ibu dilakukan oleh seorang ibu rumah
hamil pada saat ini merupakan fokus tangga.6
perhatian, karena masalah tersebut Penelitian ini berutujuan untuk
sangat membahayakan khusus nya mengetahui hubungan sosial
pada ibu hamil yang anemia dan ibu ekonomi( Pendidikan, Pekerjaan,
hamil Kurang Energi Kronik (KEK). Pendapatan) dan asupan gizi
Periode pra kehamilan dan (Energi, Protein, dan Lemak)
kehamilan harus disiapkan dengan dengan Kejadian KEK pada Ibu
baik. hamil.
Berdasarkan Profil Dinas
Kesehatan Kota Tanjungpinang METODE PENELITIAN
tahun 2013, jumlah ibu hamil adalah Penelitian ini bersifat survei analitik
6652 orang, yang mengalami kasus dengan pendekatan cross sectional
KEK adalah sebanyak 213 orang, metode yang digunakan dalam
pada tahun 2014 jumlah ibu hamil penelitian ini yaitu kuantitatif.
sebanyak 6638 orang, jumlah kasus Penelitian ini dilaksanakan di
KEK menjadi 179 orang, akan Wilayah Puskesmas Sei Jang
tetapi pada tahun 2015, jumlah ibu Kecamatan Bukit Bestari Kota
hamil sebanyak 6987 orang, kasus Tanjungpinang pada bulan
KEK mengalami peningkatan Desember 2016. Populasi penelitian
kembali sebanyak 235 orang.3 adalah semua Ibu hamil di Wilayah
Gizi, termasuk di dalamnya Puskesmas Sei Jang Kecamatan
Kesehatan, pendidikan dan

139
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Bukit Bestari Kota Tajungpinang Frekuensi Persentase


Kejadian KEK
Tahun 2016. (n) (%)
Jumlah sampel dalam penelitian KEK 27 36,5
ini menggunakan uji beda dua Tidak KEK 47 63,5
proporsi dengan presisi mutlak. Total 74 100,0
Bedasarkan hasil perhitungan
jumlah sampel minimal yang
7 Dari tabel 2 di atas dapat dilihat
berujumlah 74 orang.
bahwa ibu hamil yang mengalami
Analisis Data yang dilakukan
KEK sebanyak 27orang (36,5 %)
yaitu Analisis Univariat dan Analisis
dan Tidak KEK adalah 47 orang (
Bivariat. Analisis ini menggunakan
63,5 %.)
uji Chi square untuk menguji
hubungan antar variabel bebas
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
dengan variabel terikat.
Berdasarkan Sosial Ekonomi Ibu
HASIL PENELITIAN
Hamil di Wilayah Puskesmas Sei
Jang Kec. Bukit Bestari Kota
Tabel.1 Distribusi Frekuensi
Tanjungpinang
berdasarkan umur Ibu Hamil di
Wilayah Puskesmas Sei Jang Frekuensi Persentase
Kecamatan Bukit Bestari Sosial Ekonomi (n) (%)
KotaTanjungpinang
Rendah 31 41,9
Umur Pendidikan Tinggi 43 58,1
Frekuensi Persentase
Responden Total 74 100,0
(n) (%) RT(Tidak Bekerja) 39 52,7
(Tahun) Pekerjaan Bekerja 35 47,3
16-18 2 2,7 Total 74 100,0
19-29 43 58,1 < Rp 2.179.825 3 4,1
Pendapatan ≥Rp 2.179.825 71 95,9
30-49 29 39,2
Total 74 100,0
Total 74 100,0
Bedasarkan tabel diatas
menunjukkan tingkat sosial ekonomi
Bedasarkan di atas dari 74
Ibu Hamil, dapat diketahui bahwa
responden diketahui bahwa Ibu
pendidikan responden yang rendah
hamil yang terbanyak pada
adalah 31 orang (41,9%) lebih
kelompok umur 19-29 tahun yakni
sedikit dibandingkan responden
58,1 % sedangkan paling rendah
yang memiliki pendidikan tinggi
pada kelompok umur 16-18 tahun
sebanyak 43 orang (58,1%),
yakni sebanyak 2,7 %.
kemudian pekerjaan ibu hamil
sebagai IRT(tidak Bekerja) sebanyak
39 orang atau 52,7 % lebih banyak
Tabel.2 Distribusi Frekuensi
dibandingkan ibu hamil yang bekerja
Kejadian KEK pada Ibu Hamil di
sebanyak 35 orang atau 47,3%, dan
Wilayah Puskesmas Sei Jang
pendapatan keluarga ibu hamil < Rp
Kecamatan Bukit Bestari Kota
2.179.825 sebanyak 4,1% dan
Tanjungpinang
pendapatan keluarga ≥ Rp
2.179.825 sebannyak 95,9%.

140
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel.4 Distribusi Frekuensi KEK Total


Tingkat
Berdasarkan Asupan Gizi pada pendidikan Ya Tidak p*
N %
Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas N % N %
Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari
Kota Tanjungpinang Rendah
Tinggi
13
14
48,1%
51,9%
18
29
38,3%
61,7%
31
43
41,9%
58,1% 0,561
Jumlah 27 100% 47 100% 74 100%

frekuensi Persen
Asupan Zat Gizi (n) (%)
Tidak Bekerja 17 63,0% 22 46,8% 39 52,7%
Kurang (< 80 % 53 71,6 Bekerja 10 37,0% 25 53,2% 35 47,3% 0,272
Jumlah 27 100% 47 100% 74 100%
Energi AKE)
Baik (80-100 % 21 28,4
AKE)
Total 74 100,0 < UMK 2 7,4 % 1 2,1 % 3 4,1 %
≥ UMK 25 92,6% 46 97,9% 71 95,9% 0,550
Kurang (< 80 % 52 70,3 Jumlah 27 100 % 47 100 % 74 100%
Protein AKP)
Baik(80-110 % 22 29,7
AKP)
Total 74 100,0 Tabel 6 diatas menunjukan
Kurang (< 80 % 18 24,4 analisis hubungan dengna uji Chi-
Lemak AKL) Square Variabel Sosial Ekonomi
Baik (80-100 % 30 40,5 (Pendidikan, Pekerjaan, dan
AKL)
Lebih (> 100 % 26 35,1 Pendapatan Keluarga) dengan
AKL) Kurang Engergi Kronik (KEK), yaitu
Total 74 100,0 tingkat pendidikan dengan kejadian
KEK pada Ibu hamil didapatkan nilai
Berdasarkan tabel 4.6 dapat signifikansi p= 0,561 (p>0,05). Hal
diketahui bahwa dari 74 orang ibu ini menunjukkan bahwa tidak ada
hamil yang diteliti diperoleh asupan hubungan tingkat pendidikan dengan
energi yang kurang (< 80% AKE) kejadian KEK pada ibu hamil.
pada responden sebanyak 71,6% Tingkat pekerjaan ibu dengan
sedangkan pada kategori asupan kejadian KEK pada Ibu hamil
energi yang baik ( 80-100% AKE) dengan nilai signifikansi p= 0,272
adalah 28,4%. Untuk asupan protein (p>0,05). Hal ini menunjukkan
yang kurang (<80% AKP) sebanyak bahwa tidak ada hubungan
70,3% sedangkan pada kategori pekerjaan ibu dengan kejadian KEK
baik (80-100 % AKP) sebanyak pada ibu hamil. Pendapatan
29,7%. Dan untuk asupan lemak keluarga dengan kejadian KEK pada
yang kurang (<80 % AKP) adalah Ibu hamil didapatkan nilai
24,3%, yang asupan lemak dengan signifikansi p= 0,550 (p>0,05). Hal
kategori baik(80-100 AKL) sebanyak ini menunjukkan bahwa tidak ada
40,5% serta asupan lemak dengan hubungan pendapatan keluarga
kategori lebih (> 100% AKL) adalah dengan kejadian KEK pada ibu
35,1%. hamil.

Tabel.6 Hubungan Sosial Ekonomi Tabel.7 Hubungan Asupan Zat


dengan kejadian Kurang Energi Gizi dengan kejadian Kurang
Kronik (KEK) pada Ibu Hamil Energi Kronik (KEK) pada ibu
hamil

141
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Selain itu ibu usia kurang dari 20


KEK tahun pada umumnya belum
Total
Asupan Zat Gizi Ya Tidak p* mampu memenuhi kebutuhan
n %` N %` N %
gizinya sendiri, jika pada usia
Kurang 25 92,6% 28 59,6% 53 71,6%
Energi Baik 2 7,4% 19 40,4% 21 28,4% 0,006 tersebut ibu dalam keadaan
Jumlah 27 100% 47 100% 74 100% hamil, dikhawatirkan pasokan gizi
Kurang 5 92,6% 27 57,4% 52 70,3% terutama protein untuk janin juga
Protein Baik 2 7,4% 20 42,6% 22 29,7% 0,003
Jumlah 27 36,5% 47 63,5% 74 100% kurang.7
Kurang 14 51,9% 4 8,5% 18 24,3%
Baik 11 40,7% 19 40,4% 30 40,5% 0,000
Lemak
Lebih 2 7,4 24 51,1 26 35,1%
2. Berdasarkan kejadian Kurang
Jumlah 27 36,5% 47 63,5 74 100 % Energi Kronik (KEK) pada Ibu
* 0,006 0,003, <0,000 = Hubungna Sangat hamil
Signifikan Berdasarkan hasil penelitian,
Tabel.7 menunjukan hasil dari uji dari hasil pengukuran Lingkar
Chi Square variabel Asupan zat gizi Lengan Atas (LILA) yaitu ibu
dengan kejadian Kurang Energi hamil yang mengalami KEK
Kronik (KEK) , yaitu variabel asupan sebanyak 27 orang (36,5 %),
energi dengan kejadian KEK pada sedangkan yang tidak KEK
Ibu hamil karena didapatkan nilai sebanyak 47 orang (63,5 %). Hal
signifikansi p=0,006 (p>0,05). Hal ini ini berarti masih ada ibu hamil
menunjukkan bahwa ada hubungan yang mengalami KEK. Ibu hamil
asupan energi dengan kejadian KEK yang dengan KEK pada batas 23
pada ibu hamil. Asupan protein cm mempunyai resiko 2,0087 kali
dengan kejadian KEK pada Ibu untuk melahirkan BBLR jika
hamil, didapatkan nilai signifikansi dibandingkan dengan ibu yang
p=0,003 (p<0,05). Hal ini mempunyai LILA lebih dari 23
menunjukkan bahwa ada hubungan cm.8
asupan protein dengan kejadian Dinas kesehatan kota
KEK pada ibu hamil. Asupan lemak Tanjungpinang sudah berupaya
dengan kejadian KEK pada Ibu dalam penanganan terkait gizi
hamil, didapatkan nilai signifikansi spesifik semua ibu hamil yang
p=0,000 (p>0,05). Hal ini kena resiko KEK di dilakukan
menunjukkan bahwa ada penjaringan/ pendataan serta
hubungansangat signifikan asupan tindak lanjut melalui skrining di
lemak dengan kejadian KEK pada masing-masing puskesmas
ibu hamil. terdekat, dilakukan intervensi
melalui penyuluhan gizi seimbang
PEMBAHASAN dan pemberian PMT ibu hamil
1. Karakteristik Ibu Hamil selama 90 hari berturut-turut oleh
Berdasarkan hasil penelitian, bidan penanggung jawab beserta
diketahui bahwa distribusi petugas gizi puskesmas, namun
frekuensi umur ibu hamil yang demikian penerapan gizi sensitif
terbanyak adalah pada usia 19-29 masih belum optimal seperti
(59,1%). Hal ini sejalan dengan meningkatkan pelayanan
pendapat Soetjiningsih (Tahun kesehatan, penyediaan air bersih,
2003) yang menyatakan bahwa penanggulangan kemiskinan,
usia yang paling baik untuk hamil menjaga sanitasi lingkungan, dan
adalah usia antara 20-35 tahun. pemberdayaan perempuan.
Hasil penelitian juga didapatkan
ibu hamil yang berusia kurang
dari 19 tahun sebanyak 2,7 %,

142
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Berdasarkan Sosial Ekonomi status kesehatan dari seluruh


pada ibu hamil di wilayah anggota keluarga salah satunya
Puskesmas Sei Jang yaitu dalam pemenuhan
Kecamatan Bukit Bestari Kota kebutuhan makananyang
Tanjungpinang. memiliki nilai gizi dengan jumlah
Berdasarkan hasil penelitian, yang cukup.
tingkat pendidikan ibu hamil yang
tinggi lebih banyak yaitu 58,1 % 4. Berdasarkan Asupan Zat Gizi
dibandingkan tingkat pendidikan (Energi, Protein dan Lemak,)
ibu hamil yang rendah sebanyak pada Ibu Hamil diwilayah
41,9 %. Beberapa penelitian Puskesmas Sei Jang
mengatakan bahwa rendahnya Kecamatan Bukit Bestari Kota
pendidikan seorang ibu hamil Tanjungpinang.
dapat mempengaruhi kejadian Berdasarkan penelitian ini
KEK. Hal ini disebabkan karena sebanyak 71,6% ibu hamil yang
faktor pendidikan dapat jumlah asupan energinya adalah
menentukan mudah tidaknya kurang yaitu < 80% AKE dan
seseorang menyerap dan selebihnya adalah jumlah asupan
memahami pengetahuan gizi energi yang dikonsumsi ibu hamil
yang mereka peroleh.9 yang kategori baik adalah 28,4 %
Berdasarkan penelitian yang atau > 80 % AKE (Baik). Kategori
telah dilakukan oleh peneliti, Angka kecukupan Gizi (AKG)
pekerjaan ibu hamil yang digunakan peneliti sebagai
menunjukkan bahwa yang tidak bahan perbandingan yaitu Angka
bekerja (Ibu Rumah Tangga) Kecukupan Gizi Indonesia
sebanyak 52,7%, meskipun berdasarkan Permenkes No. 75
dalam kenyataannya Tahun 2013.10 Kebutuhan energi
kebanyakan ibu memeliki pada masa kehamilan dari
pendidikan yang tinggi, namun Trimester I, II dan III mengalami
pada kenyataannya sebagian peningkatan secara signifikan,
besar ibu – ibu tidak memili dimana kebutuhan energi ibu
pekerjaan. hamil dibutuhkan untuk
Bedasarkan hasil penelitian pertumbuhan janin dan plasenta,
sebanyak 95,9 % memiliki tingkat serta pembentukan enzim dan
pendapatan keluarga tinggi yaitu hormon yang mengatur
≥ Rp 2.179.825,- /bulan dan pertumbuhan janin. Kalori ini
sisanya merupakan ibu hamil diperlukan ibu untuk dapat
yang pendapatan kelurganya berfungsi dengan baik.11 ibu hamil
rendah < Rp 2.179.825,- /bulan. yang mengalami kekurangan gizi
Kategori pendapatan yang (KEK) selama kehamilan memiliki
digunakan adalah UMK resiko tinggi melahirkan bayi dan
Pendapatan keluarga mengalami kerusakan otak dan
berhubungan dengan kejadian sumsum tulang karena 2-5
KEK pada ibu hamil karena minggu pertama adalah
menentukan pemenuhan kalitas pembentukan sistem syaraf dan
dan kuantitas hidangan makanan cenderung akan melahirkan bayi
pada anggota keluarga. berat badan lahir
Pendapatan keluarga yang rendah(BBLR).12
terbatas sangat mempengaruhi Untuk asupan Protein sendiri
kondisi suatu keluarga termasuk yang berdasarkan hasil penelitian

143
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sebanyak 70,3% adalah kurang bersumber dari nabati. Lemak


yaitu < 80% AKP dan asupa tak jenuh diantaranya asam
protein yang ibu hamil yang baik Linoleat dan DHA yang dikenal
hanya 29,7 % (≥ 80 - 100 % dengan Omega-3 sekitar 50%
AKP). Kategori Angka kecukupan dibutuhkan untuk jaringan otak
Gizi (AKP) yang digunakan dan DHA14
peneliti sebagai bahan
perbandingan yaitu Angka 5. Hubungan Sosial EkonomI
Kecukupan Gizi berdasarkan dengan Kekurangan Energi
Permenkes No. 75 Tahun 2013. Kronik (KE) pada ibu hamil di
Kebutuhan gizi makro yaitu wilayah Puskesmas Sei Jang
kecukupan protein pada ibu hamil Kec. Bukit Bestari Kota
70% protein digunakan untuk Tanjungpinang.
pembentukan plasenta oleh janin Penelitian ini sejalan dengan
daam kandungan. Fungsi lain yang dilakukan oleh Nursanti
untuk perkembangan dan (2005)9 di Cilincing Jakarta Utara,
pembentukan sel-sel otak dan menyatakan tidak terdapat
miealin selama masa janin dan hubungan yang bermakna tingkat
berkaitan dengan kecerdasan. pendidikan dengan kejadian KEK
Selain itu juga protein digunakan pada Ibu hamil. Hal ini berarti
untuk mempersiapkan persalinan meskipun tingkat pendidikan ibu
karena sebanyak 300-500 ml yang rendah akan tetapi ia
darah akan hilang sehingga memiliki pengalaman dalam hal
cadangan darah diperlukan dan penyediaan makanan selama
tidak terlepas dari peran protein.13 masa kehamilan sehingga
Asupan lemak bedasarkan asupan gizi dapat terpenuhi
hasil penelitian sebanyak 24,4% sesuai dengan kebutuhannya.
kurang yaitu <80 % AKL dan menurut analisa peneliti informasi
asupan lemak ibu hamil yang baik mengenai gizi yang baik yang
40,5% yaitu 80%-100% AKL dan harus diperoleh oleh ibu hamil
asupan lemak yang ibu hamil tidak hanya didapat dari
lebih 35,1% yaitu >100% AKL. pendidikan formal,akan tetapi
Kategori Angka kecukupan Gizi bisa jadi didapatkan secara
(AKG) yang digunakan peneliti informal yang bersumber dari
sebagai bahan perbandingan media, petugas kesehatan dan
yaitu Angka Kecukupan Gizi organisasi lainnya.
Indonesia berdasarkan Hasil penelitian Surasih
Permenkes No. 75 Tahun 2013. (2005)15 menyatakan ada
Lemak dibutuhkan untuk hubungan bermakna antara
pembentukan sel-sel baru serta tingkat pekerjaan dengan
perkembangan sistem saraf janin. kejadian KEK pada ibu hamil.
Ibu hamil dianjurkan Beban kerja yang berat
mengkonsumsi makanan yang meningkatkan kebutuhan
mengandung lemak tidak lebih makanan wanita. Lamanya waktu
dari 25% dari total kalori yang bekerja serta peran ganda wanita
dikonsumsi selama satu hari. menyebabkan suatu kerentanan
Lemak biasa didapatkan dari sosial sehingga terjadi masalah
asam lemak jenuh yang malnutrisi terutama selama masa
umumnya berasal dari hewani kehamilan, sedangkan menurut
dan asam lemak tak jenuh peneliti bahwa kesibukan ibu

144
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tidak menjadi salah satu makanan yang diperlukan dalam


penghambat untuk memenuhi tubuh.
kecukupan gizinya selama masa
kehamilan, akan tetapi kejadian 6. Hubungan Asupan Gizi dengan
KEK pada ibu hamil, disebabkan Kekurangan Energi Kronik
oleh faktor-faktor lainya salah (KEK) pada ibu hamil di wilayah
satunya adalah pola makan ibu Puskesmas Sei Jang
yang tidak baik sebelum hamil Kecamatan Bukit Bestari Kota
ataupun selama kehamilan. Tanjungpinang.
Berdasarkan penelitian Hasil penelitian ini tidak
Syarifuddin (2013) Kabupaten sejalan dengan penelitian
Gowa mengatakan bahwa tidak Djamilah (2008),19 dan
ada hubungan yang bermakna Syarifuddin (2013)16 dimana tidak
antara pendapatan keluarga adat hubungan signifikan antara
dengan kejadian KEK pada ibu asupan energi dengan kejadian
hamil, KEK pada ibu hamil. Menurut
Status ekonomi cukup Burgess dkk (1997) bahwa
dominan dalam mempengaruhi secara umum kejadian KEK tidak
konsumsi pangan. meningkatnya hanya dipengaruhi oleh asupan
pendapatan akan meningkatkan energi dan protein, melainkan
peluang untuk membeli pangan semua zat gizi dapat memberi
dengan kualitas dan kuantitas kontribusi terhadap kejadian ini,
yang lebih baik,16 namun menurut namun demikian besarnya
Enoch dkk (1992) mengatakan pengaruh asupan energi dan
semakin tinggi pendapatan protein sebagai prediktor terkuat
seseorang maka proporsi terhadap kejadian KEK.20
pengeluaran untuk makanan Mengubah kebiasaan makan
semakin rendah, tetapi kualitas masyarakat tidaklah mudah,
makanan semakin membaik. karena berhubungan erat dengan
Sebaliknya semakin rendah selera kebiasaan makan yang
pendapatan seseorang , maka dipengaruhi oleh pola pikir dan
semakin tinggi proporsi untuk kondisi sosial budaya. Ibu hamil
makanan tetapi dengan kualitas membutuhkan zat gizi yang lebih
makanan yang rendah.17 banyak dibandingkan dengan
Menurut hukum Engel, pada keadaan sebelum hamil. hal ini
saat terjadi peningkatan disebabkan karena selain untuk
pendapatan maka konsumen ibu hamil zat gizi dibutuhkan bagi
akan membelanjakan janin. Asupan energi yang kurang
pendapatannya untuk pangan baik sebelum hamil maupun
dengan porsi yang semakin selama kehamilan dapat
mengecil. Sebaliknya bila menyebabkan kekurangan gizi21
pendapatan menurun, porsi yang Ibu hamil membutuhkan zat
dibelanjakan untuk pangan gizi yang lebih banyak
semakin meningkat.18 sehingga, dibandingkan sebelum hamil. hal
walaupun pendapatan rendah, ini disebabkan karena selain
tetapi mempunyai pengetahuan untuk ibu hamil zat gizi
yang cukup tentang makanan dibutuhkan bagi janin yang
bergizi maka terjadi dikandung, janin tumbuh dengan
keseimbangan antara mengambil zat-zat gizi dari
pengeluaran dengan asupan makanan yang dikonsumsi oleh

145
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ibu dan dari simpanan zat gizi KESIMPULAN DAN SARAN


yang berada dalam tubuh ibu.13 Bedasarkan hasil penelitian
Khusus ibu hamil yang dapat Disimpulkan bahwa tidak ada
mengalami KEK perlu dilakukan hubungan yang signifikan sosial
penanganan intensif melalui ekonomi (pendidikan, pekerjaan, dan
intervensi gizi secara spesifik dan pendapatan keluarga) dengan
sensitif secara berkelanjutan. Kejadian Kurang Energi Kronik
Seseorang mengalami (KEK) pada ibu hamil. sedangkan
kekurangan gizi khususnya Asupan Zat Gizi (energi, protein dan
asupan protein kurang maka lemak) mempunyai hubungan
akan memiliki peluang lebih besar signifikasi dengan Kejadian Kurang
untuk mengalami KEK. Hal ini Energi Kronik (KEK) di Wilayah
sejalan dengan pesan Gizi Puskesmas Sie Jang Kecamatan
Seimbang, jika asupan protein Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.
cukup maka status gizi akan baik
termasuk ukuran lingkar lengan DAFTAR PUSTAKA
atas (LILA). Secara teoritis 1. Undang- Undang 2009.
asupan protein berhubungan Undang-undang Kesehatan
dengan ukuran lingkar lengan Nomor 36 2009 tentang
atas, jika asupan protein cukup, Kesehatan. Jakarta. 2009
maka ia akan berfungsi sebagai 2. Peraturan Merteri Kesehatan no
energi alternatif terakhir setelah 23 tahun 2014.
karbohidrat dan lemak terpakai 3. [Kemenkes RI]. Pedoman
karena protein sebagai multi Proses Asuhan Gizi Berstandar.
fungsi yaitu dapat memelihara Kementerian Kesehatan
jaringan tubuh dan serta Republik Indonesia Tahun 2014.
meningkatkan pertumbuhan 4. Arisman M.B. 2004. Gizi Daur
organ tubuh.21 Dalam Kehidupan , Gizi Wanita
bu hamil harus memenuhi Ibu Hamil Cetakan I,Jakarta
kebutuhan lemak dalam dietnya EGC, 2004.
untuk memenuhi kebutuhan 5. Suharjo dkk. 2002. Berbagai
perkembangan bayi, lemak Cara Pendidikan Gizi. Bumi
termasuk didalamnya sterol, Aksara: Jakarta
pospolipid, dan trigliserida yang 6. Irianto.A, 2011. Metodologi
mana sebagai bahan utama untuk Penelitian Kesehatan, penerbit
asam lemak, membangun Nuha Medika;Yogyakarta Tahun
jaringan tubuh dan integral 2011.
fungsional tubuh. Lemak juga 7. Soetjiningsih, 1997. ASI
sumber konsentrasi kalori dan Petunjuk untuk Tenaga
bermanfaat bagi wanita ketika Kesehatan, Penerbit Buku
beresiko KEK. Wanita yang tidak Kedokteran EGC, Jakarta.
berisiko seharusnya membatasi 8. Pratiwi, 2009. Faktor-faktor yang
konsumsi lemak dikarenakan mempengaruhi KEK pada ibu
tidak dibutuhkan Lemak penting hamil, http//id.shofong.com
juga untuk membentuk membran 9. Nursanti I, Kurniawati N. 2005.
sel, hormon, kesehatan mata, dan Jurnal Kedokteran dan
perkembangan otak, khususnya Kesehatan. Faktor-Faktor yang
masa sebelum kehamilan dan Berhubungan dengan Asupan
selama beberapa tahun pertama Nutrisi Ibu Hamil di Puskesmas
kehidupan bayi.

146
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kecamatan Cilincing Jakarta 19. Djamilah, A. 2008, Jurnal.


Utara. Faktor-faktor yang Berhubungan
10. [Kemenkes RI] 2013. Angka dengan Kurang Energi Kronik
Kecukupan Gizi yang (KEK) pada Ibu hamil wilayah
Dianjurkan, Peraturan Menteri Puskesmas Jembatan Serong
Kesehatan Republik Indonesia Kecamatan Poncong Mas
Nomor 75 Tahun 2013. Depok Jakarta Barat Tahun
11. Lubis Z. 2003. Status Gizi Ibu 2008.
Hamil Serta Pengaruhnya 20. King and Burges, 1997.
terhadap Bayi yang Nutrition for Developmen
dilahirkan.(online).Jakarta(http//t Countries. WHO-Genewa.
umoutou.net/7020734/zulhaidal 21. [Kemenkes RI], 2014. Pedoman
ubis.ht, diakses tanggal 27 gizi Seimbang, Direktorat
Agustus 2016. Jenderal Bina Gizi dan KIA
12. Arisman M.B. 2004. Gizi Daur Kemenkes RI. Tahun 2014.
Dalam Kehidupan , Gizi Wanita 22. Lisa S. Brown penerbit Jones
Ibu Hamil Cetakan I,Jakarta And Bertlett. Nutrition
EGC, 2004. Requirements during
13. Sulistyoningsih. H, 2012. Gizi Pregnancy, 2011.
untuk Kesehatan Ibu dan Anak,
Penerbit Graha Ilmu;Yogyakarta
tahun 2012
14. Syarifuddin E, 2013. Jurnal.
Hubungan Pola Makan dan
Status Sosial Ekonomi dengan
Kejadian Kurang Energi Kronik
(KEK) pada Ibu hamil di
Kabupaten Gowa Tahun 2013.
15. Surasih, H. 2005. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Keadaan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) Pada Ibu hamil
di Kabupaten Banjar
Negara.Semarang.Skripsi
sarjana IKM Universitas Negeri
Semarang,Semarang.
16. Syarifuddin E, 2013. Jurnal.
Hubungan Pola Makan dan
Status Sosial Ekonomi dengan
Kejadian Kurang Energi Kronik
17. Enoch, M dkk. 1992. Status Gizi
Ibu Hamil dan Berat Bayi yang
Dilahirkan di 3 Puskesmas
Cirebon. Majalah Medika Juni
18. Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan
Aplikasinya untuk Keluarga dan
Masyarakat, Direktorat Jederal
Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasioanal , Jakarta

147

You might also like