You are on page 1of 20

PENGARUH COLLATERALIZABLE ASSETS, FREE CASH FLOW,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LEVERAGE


DAN PROFITABILITAS TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Akuntansi

Oleh :

YOVITA MUKTI ANGGRAINI


NIM : 2014310676

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2018
PENGARUH COLLATERALIZABLE ASSETS, FREE CASH FLOW,
INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LEVERAGE
DAN PROFITABILITAS TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Akuntansi

Oleh :

YOVITA MUKTI ANGGRAINI


NIM : 2014310676

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2018
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Nama : Yovita Mukti Anggraini

Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 08 September 1996

N.I.M : 2014310676

Program Studi : Akuntansi

Program Pendidikan : Strata 1

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Judul : Pengaruh Collateralizable Assets, Free Cash Flow,


Investment Opportunity Set, Leverage Dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing,
Tanggal : September 2018

(Dra. Joicenda Nahumury, M.Si., Ak., CA., CTA)

Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi


Tanggal : September 2018

( Dr. Luciana Spica Almilia SE., M.Si., QIA., CPSAK )


PENGARUH COLLATERALIZABLE ASSETS, FREE CASH FLOW,
INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LEVERAGE
DAN PROFITABILITAS TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN

YOVITA MUKTI ANGGRAINI


NIM : 2014310676
Email : yovianggraini08@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the influence of collateralizable assets, free
cash flow, investment opportunity set, leverage, and profitability to the dividend policy. The
sample collections technique has been done by using purposive sampling and 156 companies
which meet the criteria of the company infrastructure, utilites, and trasnportation were listed
on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2016 periods have been selected as samples. The
population in this research is the company infrastructure, utilities, and transportation were
listed on the Indonesian Stock Exchange in 2012-2016 periods. The source of data of this
research has been obtained from the Indonesia Stock Exchange (IDX), and www.idx.co.id. The
hypothesis test has been done by using the multiple regressions equation analysis technique.
The results of this study show that collateralizable assets has negative and significant
influence to the dividend policy, free cash flow does not have any significant influence to the
dividend policy, investment opportunity set does not have any significant influence to the
dividend policy, investment opportunity set does not have any significant influence to the
dividend policy, leverage does not have any significant influence to the dividend policy, and
profitability does not have any significant influence to the dividend policy.

Keywords: Collateralizable Assets, Free Cash Flow, Investment Opportunity Set,


Leverage, Profitability, and Dividend Policy.

PENDAHULUAN dapat mengurangi tidakpastian investor


Setiap perusahaan membutuhkan dana dalam menanamkan dananya kedalam
untuk menjalankan operasionalnya yang perusahaan. Dilain pihak investor
telah direncanakan baik jangka pendek dan melakukan investas dan mengharapkan
jangka panjang. Salah satu cara yaitu agar pendapatan atau tingkat pengembalian
menarik para investor agar dapat atas ketidakpastian investasi yang berupa
memberikan investasi di perusahaan yang cash dividend dan capital gain. Cash
mereka miliki. Investasi adalah penanaman dividend merupakan sember dari aliran kas
modal untuk satu atau lebih aktiva yang untuk pemegang saham yang memberikan
dimiliki biasanya berjangka panjang informasi tentang kinerja perusahaan saat
dengan harapan mendapatkan keuntungan ini dan akan datang (Sundjaja dan Berlian,
di masa yang akan datang. Keuntungan 2003:380).
investasi dapat berupa dividen yang
merupakan pembagian dari keuntungan Dividen tunai yang diharapkan
yang dibayar oleh perusahaan kepada adalah variabel pengembalian utama yang
pemegang saham. Para investor umumnya akan menentukan nilai saham bagi pemilik
menginginkan pembayaran dividen yang saham dan investor. Untuk mengurangi
relatif stabil, karena dengan satbilitas ketidakpastian tersebut maka pihak
dividen dapat meningkatkan kepercayaan perusahaan membuat suatu kebijakan
investor terhadap perusahaan sehingga mengenai pembayaran dividen, dimana
kebijakan itu sering dikenal dengan
1
kebijakan dividen. PT XL Axiata Tbk pada Infrastruktur, utilitas dan transportasi yaitu
tahun 2012 hingga 2014 membagikan suatu cabang perusahaan manufaktur yang
dividen kepada investor. Namun PT XL mempunyai peran aktif dalam pasar modal,
Axiata mengalami kerugian usaha kenaikan indeks sectoral pada sektor
sehingga tidak dapat membagikan dividen infratsruktur, utilitas dan transportasi
mulai tahun 2015 hingga tahun 2016. Hasil banyak diminati dengan adanya kenaikan
Rapat Umum Pemegang Saham pun emiten-emiten yang bergabung didalamnya
menyetujui seluruh normalized net profit terdiri dari 47 perusahaan. Tujuan memilih
untuk dijadikan laba ditahan karena tidak sektor infrastruktur, utilitas dan
signifikannya nilai tersebut untuk dijadikan transportasi adalah sektor infrastruktur,
dividen per lembar saham dengan mengacu utilitas dan transportasi memiliki prospek
kepada kebijakan dividen Perseroan yang cukup baik dan memiliki peluang
(indotelko.com). Leverage (DER) dari yang terus berkembang tetapi tidak
tahun 2012 sebesar 1,30, 2013 sebesar didukung oleh jumlah perusahaan yang
1,63, 2014 sebesar 3,56, 2015 sebesar 3,17 membagikan dividen setiap tahun. Sebab,
dan 2016 turun menjadi 1,58. Kemudian alasannya perusahaan yang tidak
beralih ke profit (ROA) pada tahun 2012 membagikan dividen secara continue
0,77, 2013 0,02, 2014 0,01, 2015 0,0004, karena laba bersih perusahaan dipakai
dan tahun 2016 0,0068. Tingginya untuk cadangan perusahaan dan untuk
leverage (DER) pada tahun 2014 berimbas menunjang kegiatan operasional
sampai tahun 2015 dan di tahun 2015 perusahaan. Dividen adalah pembagian
menjadi faktor tidak dibagikannya dividen laba yang diperoleh perusahaan, dividen
kepada pemegang saham, selain itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang
tingginya leverage (DER) tersebut juga Saham (RUPS) untuk menentukan
mempengaruhi pendapatan laba PT XL besarnya porsi laba yang dibagikan dan
Axiata di tahun 2014 dan 2015. Meskipun ditahan sebagai retained earning. Besar
di tahun 2016 jumlah leverage (DER) kecilnya yang dibagi sebagai dividen dan
berkurang dan profit (ROA) naik PT XL yang ditahan tergantung pada kondisi
Axiata tetap tidak membagikan dividen. perusahaan pada waktu tertentu.
Dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham
dana di tahun 2016 akan dicatat dalam Berdasarkan latar belakang yang sudah
saldo laba ditahan guna mendukung dikemukakan diatas, maka peneliti akan
pengembangan usaha perseroan mengambil judul sebagai penelitiannya
(industry.co.id). Kasus tersebut membuat adalah “Pengaruh Collateralizable Assets,
perusahaan tidak bisa membayar Free Cash Flow, Investment
kewajiaban sehingga berdampak juga idak Opportunnity Set, Leverage Dan
dibagikannya dividen. Profitabilitas Terhadap Kebijakan
Penjelasan fenomena pada latar Dividen”
belakang diatas dan dari peneliti terdahulu
RERANGKA TEORITIS YANG
yang mempunyai hasil penelitian yang
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
tidak konsisten antara satu dengan yang
lainnya, maka penelitian ini bertujuan Teori Agensi
untuk menguji pengaruh Collateralizable Teori agensi menyatakan bahwa
Assets, Free Cash Flow, Investment dividen membantu mengurangi biaya
Opportunity Set, Leverage dan keagenan terkait dengan pemisahan
Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen. kepemilikan dan kendali atas perusahaan
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan (Gumanti, 2013:08). Teori Agensi yang
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek terdapat pada jurnal bisnis dan akuntansi
Indonesia yang berfokus di sektor yang mulai berkembang, Michael C.
infrastruktur, utilitas dan transportasi. Jensen dan William H Meckling pada

2
tahun 1976 ini menjadi tujuan utama dari investasinya pada aktiva tetap (Brighman
manajemen keuangan yaitu dan Houston, 2011:65). Free Cash Flow
memaksimalkan kekayaaan pemegang dapat menimbulkan konfik kepentingan
saham. Agency Theory ini menjelaskan antara pemegang saham dan manajer. Hal
adanya hubungan agensi muncul ketika tersebut terjadi karena adanya perbedaan
satu orang atau lebih memperkerjakan kepentingan diantara kedua belah pihak,
orang lain (agent) untuk memberikan suatu yaitu pemegang saham menginginkan sisa
jasa dan kemudian mendelegasikan dana tersebut dibagikan untuk
wewenang dalam pengambilan keputusan meningkatkan kesejahteraan. Sedangan
kepada agen tersebut. Manajer sebagai manajer berkeinginan agar dana yang ada
pengelola perusahaan tentunya mengetahui digunakan untuk investasi pada proyek-
lebih banyak informasi internal dan proyek yang menguntungkan karena pada
prospek perusahaan di waktu mendatang masa mendatang akan menambah intensif
dibandingkan pemilik modal atau bagai manajer.
pemegang saham, sehingga sebagai
pengelola, manajer memiliki kewajiban Investment Opportunity Set
memberikan informasi mengenai kondisi Investment Opportunity Set merupakan
perusahaan kepada pemilik. nilai kesempatan investasi dan merupakan
pilihan untuk membuat investasi dimasa
Kebijakan Dividen yang akan datang (Sumarni, et all., 2014).
Kebijakan dividen adalah suatu Kesempatan berinvestasi ini juga
manajemen dalam membuat keputusan dipengaruhi oleh kebijakan dividen yang
pembayaran dividen, yang meliputi akan dilakukan oleh pihak perusahaan.
besarnya rupiahnya, pola distribusi kas Perusahaan yang telah lama beroperasi dan
kepada pemegang saham. Ukuran yang menjalankan aktifitas bisnisnya serta
biasa digunakan dalam mengukur dividen berada dalam posisi yang mapan dan
yang dibayarkan oleh perusahaan ada dua berada dalam tahap kedewasaan biasanya
ukuran yaitu ukuran sebagai imbal hasil lebih berfokus pada upaya menghasilkan
dividen dan rasio pembayaran dividen keuntungan serta membagikannya kepada
(dividend payout ratio). pemilik saham. Perusahaan dalam tahap
dewasa ini telah memilki banyak cadangan
Collateralizazble Assets laba yang dapat digunakan untuk
Collateralizable Assets merupakan aset melakukan investasi kembali tanpa harus
yang dimiliki oleh perusahaan yang mengurangi proporsi dividen yang akan
nantinya akan dijaminkan kepada investor dibagikan pada para pemilik saham.
yang dapat dijadikan jaminan untuk
pembayaran utang (Ross et all., 2015:179).
Perusahaan dengan collateralizable assetes Leverage
tinggi akan mengurangi konflik Leverage adalah kemampuan
permasalahan dengan perusahaan perusahaan untuk membayar kewajiban
khususnya para pemegang saham karena jangka pendek maupun jangka panjang
kreditur memiliki jaminan berupa aset dari (Kasmir, 2012). Semakin tinggi rasio
pihak perusahaan sehingga meminimalisir leverage menunjukkan bahwa semakin
tindakan perusahaan melanggar untuk besar kewajiban yang harus dipenuhi oleh
tidak membayar hutangnya kepada perusahaan, sebaliknya semakin rendah
kreditur. rasio leverage menunjukkan bahwa
Free Cash Fow perusahaan mampu memenuhi kebutuhan
Free Cash Flow adalah arus kas yang pendanaan perusahaan dengan modal
benar-benar tersedia untuk disitribusikan sendiri. Tingginya kewajiban yang harus
kepada seluruh investor (pemegang saham) dibayarkan akan mengurangi laba yang
setelah perusahaan menempatkan seluruh
3
didapat perusahaan, tentunya akan dimiliki maka akan semakin besar dalam
berdampak pada pembagian dividen. pembagian dividen.
Hipotesis 1: Collateralizable Assets
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan
Rasio Profitabilitas (Return On Assets) Dividen.
merupakan rasio laba bersih terhadap aset
perusahaan yang mengukur tingkat Pengaruh Free Cash Flow Terhadap
pengembalian pemegang saham (Brigham Kebijakan Dividen
dan Houston, 2010:149). Return On Assets Free Cash Flow adalah arus kas yang
menunjukan adanya kemampuan tersisa setelah perusahaan membayar
perusahaan untuk menghasilkan laba yang beban-beban operasional dan kebutuhan
dapat dibagikan kepada pemegang saham. investasiya (Chandra, 2017). Menurut free
Semakin besar Return On Assets maka cash flow hypotesis yang ditemukan oleh
semakin bagus karena perusahaan secara Jensen (1986), perusahaan dengan peluang
efektif menggunakan aset untuk pertumbuhan yang rendah dan memiliki
menghasilkan laba dan sebaliknya. arus kas bebas yang tinggi akan membayar
dividen yang tinggi untuk mencegah
Pengaruh Collateralizable Assets manajer menginvestasikan kas pada
Terhadap Kebijakan Dividen perusahaan lain. Hal ini berarti bahwa
Collateral merupakan istilah umum perusahaan akan menggunakan arus kas
yang sering berarti surat berharga yang bebas untuk membayar dividen dari pada
dijadikan jaminan untuk pembayaran utang menginvestasikan dalam perusahaan lain.
(Ross et all., 2015:179). Menurut Riyanto Semakin tinggi free cash flow maka
(2011:217) mengungkapkan bahwa semakin besar pembagian dividen kepada
collateral menunjukkan besar aktiva yang investor dan akan mengurangi agency cost
akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang terjadi, sebaliknya jika semakin
yang diberikan oleh bank. Dalam rendah free cash flow maka akan semakin
hubungan ini bank dapat minta agar aktiva kecil pembagian dividen kepada investor.
yang dijadikan jaminan itu diasuransikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfan
Pada prinsipnya, jaminan tersebut dan Maywindlan (2013) menyebutkan
dibedakan antara jaminan pokok dan bahwa free cash flow berpengaruh
jaminan tambahan. Jaminan pokok adalah signifikan positif terhadap kebijakan
seluruh barang yang dibelanjakan dengan dividen. Pengaruh bersifat positif, artinya
kredit bank, dengan kata lain jaminan semakin tinggi arus kas bebas maka
pokok adalah barang-barang yang menjadi semakin tinggi pembagian dividen atau
objek kredit. Adapun jaminan tambahan semakin rendah arus kas bebas semakin
adlaah barang-barang yang dijadikan rendah pembagian dividen.
jaminan, tetapi yang tidak dibelanjakan Hipotesis 2: Free Cash Flow berpengaruh
dengan kredit bank, dengan demikian signifikan terhadap Kebijakan Dividen.
barang-barang tersebut bukan merupakan
objek kredit. Semakin tinggi Pengaruh Investment Opportunity Set
collateralizable assets atau aset yang Terhadap Kebijakan Dividen
dijaminkan perusahaan maka akan semakin
tinggi pembagian dividen. Penelitian yang Investment Opportunity Set adalah
dilakukan oleh Arfan dan Maywindlan nilai kesempatan investasi dan merupakan
(2013) menyatakan bahwa collateralizable pilihan investasi dimasa yang akan datang
assets berpengaruh signifikan positif (Haryetti dan Ekayanti, 2012:2). Penelitian
terhadap kebijakan dividen, karena ini menggunakan rasio Market To Book
semakin tinggi collateral assets yang Value of Equity (MBVE). Market to Book
Value of Equity (MBVE) merupakan

4
proksi berdasarkan harga, rasio ini dapat tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh dengan harga pembelian saham oleh Tijjani dan Sani (2016) serta
terhadap total ekuitas (Cahyo, 2013). penelitian Sari dan Sudjarni (2015)
Brighman dan Houston (2011:232) menyatakan bahwa Leverage berpengaruh
menyebutkan jika suatu perusahaan signifikan terhadap kebijakan dividen
memiliki banyak peluang investasi yang dimana semakin tinggi tingkat utang yang
menguntungkan, hal ini cenderung akan dimiliki perusahaan maka akan
membuat perusahaan semakin kecil dalam mengurangi pembagian dividen.
membagi dividen karena perusahaan ingin Hipotesis 4: Leverage berpengaruh
mendapatkan pendapatan tambahan untuk signifikan terhadap Kebijakan Dividen
menambah kesejahteraan perusahaan.
Semakin tinggi investment opportunity set Pengaruh Profitabilitas Terhadap
maka pembagian dividen juga akan Kebijakan Dividen
semakin kecil. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Setiawati dan Yesisca Rasio Profitabilitas (Return On Assets)
(2016) menyebutkan bahwa investment yaitu mengukur kemampuan perusahaan
opportunity set berpengaruh signifikan dalam menciptakan tingkat keuntungan
negatif terhadap kebijakan dividen. baik dalam bentuk laba perusahaan
Hipotesis 3: Investment Opportunity Set maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset
berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan bersih perusahaan sebagai salah satu alat
Dividen keputusan investasi (Raharjaputra,
2011:68). Profitabilitas adalah tolok ukur
Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
Dividen dalam mendapatkan keuntungan (Kasmir,
Debt to Equity Ratio (Syamsuddin, 2011:14). Profitabilitas yaitu
2013:52) menjelaskan seberapa modal menggambarkan kemampuan perusahaan
pinjaman yang digunakan oleh perusahaan mendapatkan laba melalui kemampuan dan
dalam seluruh kegiatan operasional sumber yang ada seperti kegiatan
perusahaan. Variabel yang menajadi acuan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
peneliti untuk mengukur besarnya hutang jumlah cabang, dan sebagainya (Chandra,
yaitu Debt to Equity Ratio. Leverage dapat 2017). Jika perusahaan mampu
meningkatkan risiko keuntungan, jika menghasilkan laba tinggi maka dana yang
perusahaan mendapatkan keuntungan yang tersedia untuk dibagikan kepada investor
lebih rendah dengan biaya yang tetap maka juga akan tinggi. Jadi semakin tinggi
penggunaan leverage akan menurunkan profitabilitas maka kebijakan dividen
dividen (Sartono, 2010:292). Berdasarkan besar, hal tersebut juga membuktikan
penjelasan tersebut hubungan antara debt bahwa pihak agen atau manajer perusahaan
to equity ratio terhadap kebijakan dividen bisa menguntungkan investor dan bisa
dilandasi agency theory menyatakan mengurangi agency problem. Hasil
apabila terjadi peningkatan hutang terlalu penelitian yang dilakukan oleh Hadianto
besar maka akan menimbulkan agency dan Sahabuddin (2016) serta Odaoce dan
problem yang terjadi antara perusahaan Ntoti (2015) menyatakan bahwa
dengan investor (pemegang saham) karena Profitabilitas perpengaruh positif
pihak perusahaan tidak bisa membagikan signifikan terhadap kebijakan dividen.
dividen, dan pihak investor menginginkan Hipotesis 5: Profitabilitas berpengaruh
keuntungan yang bisa didapat dari terhadap Kebijakan Dividen.
perusahaan. Semakin tinggi leverage
maka tingkat pembayaran dividen semakin Kerangka pemikiran yang mendasari
rendah, dan sebaliknya jika leverage penelitian ini dapat digambarkan sebagai
rendah maka pembayaran dividen semakin berikut:

5
Collateralizable Assets

Free Cash Flow


Kebijakan Dividen
Investment Opportunity Set

Leverage
Gambar 1.1
Kerangka pemikiran
Profitabilitas
beberapa situs resmi yaitu www.idx.co.id
atau website perusahaan. Pada penelitian
ini metode yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah metode
METODE PENELITIAN dokumentasi.

Klasifikasi Sampel Definisi Operasional Variabel


Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan Kebijakan Dividen
infrastruktur, utilitas dan transportasi yang Kebijakan dividen adalah kebijakan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama untuk menentukan berapa laba bersih yang
periode 2012-2016. Populasi tersebut akan dibagi kepada para pemegang saham
dipilih karena dilatar belakangi adanya sebagai dividen dan laba bersih yang akan
berbagai fenomena yang telah dijelaskan di investasikan kembali ke perusahaan
sebelumnya. Teknik pengambilan sampel sebagai laba ditahan. Dividen payout ratio
dalam penelitian ini menggunakan teknik adalah rasio antara dividen yang
purposive sampling. Teknik purposive dibayarkan dengan laba bersih perusahaan
sampling merupakan suatu teknik (Fakharuddin dan Hadianto, 2001:313)
penentuan sampel yang terlebih dahulu Adapun rumus dari DPR dihitung sebagai
menentukan jumlah sampel sesuai dengan berikut :
kriteria tertentu (Sugiyono, 2015:85).
Adapun kriteria yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
1. Periode laporan keuangan yang
berrakhir pada 31 Desember. Collateralizable Assets
2. Perusahaan menerbitkan laporan Collateralizable Assets merupakan
keuangan dan laporan tahunan pada adalah aset perusahaan yang dijaminkan
periode penlitian. oleh perusahaan kepada kreditor yang
3. Data laporan keuangan lengkap dapat dijadikan jaminan untuk pembayaran
periode 2012-2016. utang (Ross et all., 2013:179).
Collateralizable Assets ini diukur dengan
Data Penelitian menggunakan rumus:
Penelitian ini mengambil sampel pada
perusahaan barang konsumsi dengan Collateralizable Assets=
kriteria khusus yang telah tercantum
sebelumnya. Pada penelitian ini Free Cash Flow
menggunakan data sekunder. Data Free cash flow adalah kas yang benar-
sekunder ini di dapat diakses melalui benar tersedia untuk di distribusikan

6
kepada para investor setelah perusahaan Profitabilitas
menempatkan seluruh investasinya pada Profitabilitas adalah hasil akhir dari
aktiva tetap, produk-produk baru dan sejumlah kebijakan yang dilakukan oleh
modal kerja yang di butuhkan untuk perusahaan (Astuti dan Nurlaelasari,
mempertahankan kegiatan operasional 2013). Rasio Profitabilitas (Return On
perusahaan (Ferdiansya, 2013). Free cash Assets) yaitu suatu pengukuran dari
flow dihitung dengan rumus: penghasilan yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan atas aset yang mereka
Arus Kas Bebas = investasikan diperusahaan (Syamsuddin,
2013:74). Return on Assets diukur dengan
menggunakan rumus:
Investment Opportunity Set
Investment opportunity set merupakan
nilai kesempatan investasi dan merupakan
pilihan investasi dimasa yang akan datang ANALISIS DATA DAN
(Haryetti dan Ekayanti, 2012:2). Market to PEMBAHASAN
book value of equity mencerminkan
seberapa besar pasar menilai perusahaan Data
dapat memanfaatkan modalnya dalam Perusahaan barang konsumsi yang
menjalankan usaha untuk memenuhi tujuan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
perusahaan. Invetment opportunity set tahun 2012 sampai dengan 2015 sebanyak
diukur dengan rumus: 43 perusahaan. Sedangkan perusahaan
barang konsumsi yang tidak membagikan
MBVE= dividen dari tahun 2012 sampai dengan
2015 secara berturut turut sebanyak 20
perusahaan, dan perusahaan yang tidak
memiliki kelemgkapan data yang
digunakan dalam penelitian ada
Leverage 3perusahaan. Sehingga total sampel ada 20
Leverage adalah kemampuan perusahaan, karena jangka waktu
perusahaan membayar semua kewajiban penelitian adalah 4 tahun maka
baik kewajiban jangka pendek maupun keseluruhan data sampel adalah 80 data.
kewajiban jangka panjang (Kasmir, 2012).
Rasio ini akan memberikan penjelasan Uji Deskriptif
untuk sejauh mana hutang yang dimiliki Analisis deskriptif digunakan untuk
oleh perusahaan bisa ditutupi dengan memberikan gambaran mengenai variabel-
modal yang dimiliki oleh perusahaan. variabel dalam penelitian ini. gambaran
Leverage dapat diukur dengan tersebut terkait nilai maximum, nilai
menggunakan rumus: minimum, nilai rata-rata dan standar
deviasi.
DER=

7
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


DPR 156 -0,04043 0,01927 -0,00044 0,00526
CA 156 0,00085 8,27484 0,85649 0,86986
FCF 156 -0,47874 3,41442 0,04486 0,32302
IOS 156 -33,33952 40,81599 1,41559 5,31853
DER 156 -20,30812 24,77343 1,14560 4,42092
ROA 156 -1,27910 5,53721 0,02759 0,54923
Valid N
156
(listwise)
Sumber : Hasil Output SPSS dimiliki oleh perusahaan tinggi. Nilai rata-
rata (mean) sebesar 0,85649 artinya rata-
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif rata perusahaan infrastruktur, utilitas dan
pada tabel 1, diketahui bahwa jumlah transportasi mampu menggunakan aset
sampel yang digunakan dalam penelitian tetap 85,6% untuk dijaminkan kepada
ini sebanyak 156 sampel. Pada variabel kreditor adri total aset yang dimiliki.
dependen yaitu kebijakan dividen Nilai minimun free cash flow dimiliki
(dividend payout ratio) nilai terkecil oleh perusahaan PT. Tanah Laut Tbk tahun
(minimum) dimiliki oleh perusahaan PT. 2015 sebesar -0,47874 hal tersebut
Indosat Tbk tahun 2015 sebesar -0,04043 dikarenakan kas operasi dan kas ivestasi
yang berarti bahwa perusahaan mengalami perusahaan yang berniai negatif sehingga
kerugian laba bersih pada tahun tersebut. menyebabkan perusahaan tidak bisa
Nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan menyisihkan kas bebas pada tahun
Soechi Lines Tbk tahun 2012 sebesar tersebut. Nilai maksimum dimiliki oleh
0,01927 yang berarti bahwa perusahaan perusahaan PT Trans Power Marine Tbk
mengalami kenaikan laba bersih. Jadi, laba tahun 2012 sebesar 3,41442 yang
yang didapat oleh perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan dapat
menunjukkan besarnya dividen yang menyisihkan kas bebas dari hasil aktivias
dibagikan sekaligus menjadi sebuah operasi dan memiliki aset yang besar.
parameter untuk mengkur besarnya dividen Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,04486
yang akan dibagikan ke pemegang saham. lebih kecil dari nilai standar deviasi
Nilai rata-rata (mean) yang lebih kecil dari 0,32302 hal ini mengindikasikan sebaran
standar deviasi mengindikasikan tingkat data variabel free cash flow kurang baik
variasi data kebijakan dividen bersifat atau bersifat heterogen.
heterogen. Nilai minimum investment opportunity
Nilai minimum collateralizable assets set dimiliki oleh perusahaan PT. ICTSI
dimiliki oleh perusahaan Variabel Jasa Prima Tbk tahun 2012 sebesar -
indepdenden yaitu collateralizable assets, 33,33952 hal ini menunjukkan bahwa
dan ukuran perusahaan PT. Tower harga pasar saham perusahaan kecil
Bersama Infratructure Tbk tahun 2014 dibandingkan dengan modal perusahaan.
sebesar 0,00085 yang berarti bahwa aset Nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan
tetap yang dimiliki perusahaan rendah. PT. Smartfren Telecom Tbk tahun 2016
Nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan sebesar 40,81599 hal ini menunjukkan
PT. XL Axiata Tbk tahun 2015 sebesar bahwa harga pasar perusahaan tinggi dan
8,27484 yang berarti bahwa aset tetap yang modal perusahaan juga tinggi. Nilai rata-

8
rata (mean) 1,41559 lebih kecil dari nilai normalitas menggunakan Kolmogrov-
standar deviasi 5,31853 hal ini Smirnov (K-S) :
mengindikasikan bahwa sebaran data
kurang baik atau bersifat heterogen Tabel 2
Nilai minimum leverage dimiliki oleh Uji Normalitas Sebelum Outier
perusahaan PT. Capitol Nusantara One-Sample Kolmogrov Smirnov Test
Indonesia Tbk tahun 2012 sebesar - Unstandardize
20,30812 hal ini disebabkan karena modal d
perusahaan lebih kecil dibandingkan utang Residual
perusahaan dan ekuitas memiliki nilai N 229
negatif. Nilai maksium dimiliki oleh Normal Mean 0,0000000
perusahaan PT. Capitol Nusantara Parametersa, Std.
b
Indonesia Tbk tahun 2015 sebesar Deviatio 2,97992526
24,77343. Nilai rata-rata (mean) 1,14560 n
lebih kecil daripada nilai standar deviasi Most Absolute 0,452
4,42092 hal ini mengindikasikan bahwa Extreme Positive 0,373
sebaran data kurang baik atau bersifat Differences Negative -0,452
heterogen. Test Statistic 0,452
Nilai minimum profitabilitas dimiliki Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000c
oleh perusahaan PT. ICTSI Jasa Prima Tbk Sumber: Hasil Output SPSS
tahun 2015 sebesar -1,27910 hal ini
disebabkan karena laba perusahaan yang Berdasarkan tabel 2, hasil tingkat
menurun dan total kerugian jauh lebih signifikan yang diperoleh adalah 0,000.
tinggi dari total aset yang dimiliki, Data tersebut dinyatakan tidak
sehingga perusahaan tidak mampu berdistribusi normal dikarenakan angka
mengelola aset dengan baik untuk signifikan dibawah 0,005 yaitu 0,000.
memperoleh laba bersih pada tahun Penelitian ini dilakukan dengan
tersebut. Nilai maksimum dimiliki oleh menggunakan score 3 karena data diatas
perusahaan PT. Zebra Nusantara Tbk 100. Berikut ini hasil yang didapatkan
sebesar 5,53721 hal ini menunjukkan setelah dilakukan outlier :
bahwa keuntungan yang diperoleh
perusahaan tinggi sehingga besar Tabel 3
profitabilitas dapat dilihat dari laba yang Uji Normalitas Sesudah Outier
didapat perusahaan. Nilai rata-rata (mean) One-Sample Kolmogorov Smornov Test
0,02759 lebih kecil dari nilai standar Unstandardize
deviasi 0,54923 hal ini mengindikasikan d
bahwa sebaran data kurang baik atau Residual
bersifat heterogen. N 156
Normal Mean 0,0000000
Uji Asumsi Klasik
Parametersa, Std.
1. Uji Normalitas b
Deviatio 0,00478225
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
n
apakah masing-masing variabel
Most Absolute 0,381
berdistribusi normal atau tidak. Menurut
Extreme Positive 0,381
Ghozali (2013:29-30) Uji normalitas
Differences Negative -0,335
dilakukan untuk mengetahui apakah model
regresi, variabel independen, variabel Test Statistic 0,381
dependen mempunyai distribusi normal Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000c
atau tidak. Berikut adalah hasil uji Sumber: Hasil Output SPSS

9
Data tidak normal pada penelitian ini 3. Uji Autokorelasi
sebanyak 156 sampel data setelah Ghozali (2013:110) menyebutkan bahwa
dikeluarkan data outlier sebanyak 73 uji autokorelasi dilakukan untuk
sampel data. Hasil uji normalitas mengetahui adakah kesalahan antara model
menunjukkan nilai signifikan sebesar regresi pada tahun sekarang dan tahun
0,000. Hasil signifikan sebesar 0,005 lebih sebelumnya. Autokorelasi muncul jika
kecil dari 0,000 menunjukkan data tidak dalam model regresi linear ada korelasi
berdistribusi normal, tetapi meskipun data antara kesalahan pengganggu pada periode
tidak berdistribusi normal namun hasil uji t dengan kesalahan penggangu pada t-1.
statistik F menunjukkan bahwa data fit. Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
Durbin-Waston (DW test).
2. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2013:105) menyebutkan bahwa
uji multikolonieritas dilakukan untuk Tabel 5
menguji apakah model regresi ditemukan Uji Autokorelasi
adanya korelasi antar variabel bebas Adj Std. Dur
R
(independen). M uste Error bin-
Sq
od R d R of the Wa
uar
Tabel 4 el Squ Estim tso
e
Uji Multikolonieritas are ate n
Collinearity Statistics 1 0,4 0,1 0,14 0,004 1,9
Model 19a 76 8 8613 77
Tolerance VIF
1 (Constan) 0
COLLAS 0,957 1,045 Sumber: Hasil Output SPSS
FCF 0,955 1,047
IOS 0,649 1,541 Berdasarkan tabel diatas
DER 0,654 1,529 menunjukkan bahwa hasil dari pengujian
Durbin-Waston sebesar 1,977. Nilai ini
ROA 0,921 1,086
akan dibandingkan dengan nilai tabel
Sumber: Hasil Output SPSS
dengan menggunakan nilai signifikansi
5%, dengan jumlah sampel 156, jumlah
Hasil uji multikolonieritas pada bagian
variabel independen 5 (k=5), maka pada
tolerance tidak ada nilai yang kurang dari
tabel 4.12 Durbin Waston akan didapatkan
0,10. Hal ini berarti korelasi antar variabel
nilai sebagai berikut:
independen lebih dari 0,10 dengan nilai
terbesar adalah Collateralizable Assets
Tabel Durbin Waston Test Bound
sebesar 0,957 atau 9,57% dan nilai terkecil
K=5
adalah Investment Opportunity Set (IOS)
sebesar 0,649 atau 6,49%. Hasil uji N dL dU
multikolonieritas juga dapat dilihat pada 12 1,6426 1,7745
bagian Variance Inflation Factor (VIF) 5 3 0
yang menunjukkan tidak ada variabel yang . . .
memiliki Variance Inflation Factor (VIF) . . .
lebih dari 10. Nilai tertinggi VIF adalah 15 1,6648 1,8024
Investment Opportunity Set (IOS) sebesar 0 6 2
1,541. Hasil analisis tolerance dan . . .
variance inflation factor menunjukkan . . .
bahwa tidak ada variabel yang terjadi 15 1,6860 1,7910
multikolonieritas atau korelasi antar 6 0 7
variabel independen pada model regresi.

10
Nilai DW 1,977 lebih besar dari batas (dU) Sumber: Hasil Output SPSS
1,79107 dan kurang dari 4-1,79107 (4-dU),
maka dapat disimpulkan tidak bisa Tabel diatas menunjukkan bahwa
menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak variabel Free Cash Flow (FCF),
terjadi autokorelasi positif atau negatif. Investment Opportunity Set (IOS),
Leverage (DER), Profitabilitas (ROA)
mempunyai nilai signifikan lebih dari 0,05.
4. Uji Heterokedastisitas Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
menguji apakah dalam sebuah model Berbeda dengan variabel Collateralizable
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari Assets yang memiliki nilai signifikansi
residual suatu pengamatan kepengamatan kurang dari 0,05, hal tersebut menunjukkan
yang lain. Menurut Ghozali (2013:139) bahwa variabel Collateralizable Assets
menyebutkan bahwa jika varians berbeda mengalami heteroskedastisitas.
dari residual suatu pengamatan
kepengamatan yang lain akan disebut
heteroskedastisitas. Uji Hipotesis
Uji F
Tabel 6 Uji F digunakan untuk mengetahui apakah
Uji Heteroskedastisitas model persamaan regresi dalam penelitian
Unstandard Standa fit atau tidak. Hasil dari uji F dilihat pada
ized rdized tingkat signifikansinya kurang dari 0,05,
Coefficient Coeffi maka dapat dikatakan bahwa model regresi
s cients dalam penelitian ini fit. Berikut merupakan
Model
St hasil uji statistik F :
d.
B Beta
Er Si Tabel 7
ror t g. Hasil Uji Statistik F
1 (Con 0,000 0, - 0, Sum
stant) 00 0, 41 Mean
of Sig
0 81 5 df Squar F
Squar .
8 e
Model es
COL 0,002 0, 0,437 5, 0, 1 Re 0,001 5 0,000 7,45 0,0
LAS 00 85 00 gre 6 00b
0 5 0 ssi
FCF 0,001 0, 0,039 0, 0, ons
00 52 60 Re 0,003 15 0,000
1 6 0 sid 0
IOS - 0, -0,010 - 0, ual
0,0000 00 0, 91 Tot 0,003 15
08583 0 11 1 al 5
1 Sumber: Hasil Output SPSS
DER - 0, -0,013 - 0,
0,0000 00 0, 88 Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan
1300 0 14 8 nilai F hitung memiliki nilai signifikansi
1 sebesar 0,000 yang memiliki nilai lebih
ROA - 0, -0,007 - 0, rendah dari 0,05, maka dapat dikatakan
0,0000 00 0, 92 bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil
4430 0 09 3 tersebut dapat dikatakan bahwa bebas dan
7

11
variabel terikat dapat dikatakan sebagai tingkat signifikansi sebesar 5%. Berikut
model yang fit. hasil uji t :
Tabel 9
Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil Uji Statistik t
Koefisien determinasi (R2) digunakan Variabel Sig. Keterangan
untuk mengukur seberapa jauh COLLA 0,000 Berpengaruh
kemampuan model dalam menerangkan S
variasi variabel dependen. Nilai koefisien FCF 0,324 Tidak Berpengaruh
determinasi adalah nol sampai satu. IOS 0,913 Tidak Berpengaruh
DER 0,846 Tidak Berpengaruh
ROA 0,895 Tidak Berpengaruh
Tabel 8 Sumber: Hasil Output SPSS
Hasil Uji Koefisien Deterinasi (R2)
M R R Adj PEMBAHASAN
od Sq ust Pengaruh Collateralizable Assets
el ua ed Terhadap Kebijakan Dividen
re R Collateralizable Assets (COLLAS)
Sq adalah besarnya aset perusahaan yang
uar dapat dijaminkan kepada pihak kreditor
e untuk pembayaran utang. Pembayaran
1 0, 0, 0,1 dividen yang tinggi akan berdampak
41 17 48 terhadap laba ditahan yang kemungkinan
9a 6 berkurang sehingga perusahaan perlu
Sumber: Hasil Output SPSS untuk melakukan pembiayaan melalui
utang kepada kreditor. Secara teoritis,
Berdasarkan tabel diatas menyebutkan bahwa jaminan itu sendiri
menunjukkan bahwa hasil analisis yang nantinya akan mengurangi dari
koefisien determinasi (R2) untuk Adjusted adanya resiko kerugian yang telah
R Square sebesar 0,148 atau 14,8%. dijadikan syarat oleh pemberi pinjaman.
Berdasarkan dari hasil tersebut dapat Semakin tinggi collateralizable assets
diketahui bahwa kemamppuan dari yang diberikan kepada kreditur maka akan
variabel bebas atau independen yang terdiri mengurangi konflik permasalahan dengan
dari collateralizable assets, free cash flow, perusahaan khususnya para pemegang
investment opportunity set, leverage, dan saham karena kreditur memiliki jaminan
profitabilitas dalam mempengaruihi berupa aset dari pihak perusahaan sehingga
variabel terikat atau dependen yaitu meminimalisir tindakan perusahaan
kebijakan dividen dapat dijelaskan dalam melanggar untuk tidak membayar
model persamaan ini adalah 17,6%. hutangnya kepada kreditur. Hal ini akan
Terdapat 85% variabel terikat yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
dipengaruhi oleh variabel lain atau faktor- pembiayaan yang akan ditetapkan dimana
faktor lain yang tidak ikut dalam model dipengaruhi oleh jumlah ketersediaan aset
persamaan ini. tiap tahunnya yang tersedia untuk
dijadikan jaminan jangka panjang.
Uji t Semakin tinggi collateralizable assets
Uji statistik t digunakan untuk menguji perusahaan, maka hal itu dapat
apabila variabel bebas secara simultan mempengaruhi besarnya jumlah dividen
mempunyai pengaruh yang signifikan atau yang akan dibayarkan karena perusahaan
tidak signifikan dengan variabel terikat. mendapatkan pinjaman utang yang besar
Persamaan regresi dengan menggunakan yang bisa digunakan untuk kegiatan

12
operasional perusahaan atau bahkan untuk pendanaan dibagi dengan total aset
membayar dividen kepada pemegang perusahaan. Secara teoritis, jika nilai free
saham. cash flow yang tinggi akan lebih memilih
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis membagikan dividen kepada pemegang
menggunakan Uji t menunjukkan bahwa saham, karena pihak perusahaan tidak akan
variabel collateralizable assets menggunakan sisa kas untuk berinvestasi
berpengaruh signifikan negatif terhadap kembali.
kebijakan dividen. Hal ini terlihat dari hasil Berdasarkan hasil uji hipotesis
uji statistik deskriptif yang menunjukkan menggunakan Uji t menunjukkan bahwa
grafik rata-rata (mean) variabel free cash flow tidak berpengaruh terhadap
collateralizable assets yang berfluktuatif kebijakan dividen. Hal ini berarti bahwa
cenderung meningkat, sementara grafik arus kas bebas saja tidak dapat sepenuhnya
rata-rata (mean) variabel kebijakan dividen meredakan konflik antara manajemen dan
berfluktuatif cenderung menurun. pemegang saham mengenai kebijakan
Berpengaruh signifikan negatif yang dividen. Sehingga Tinggi rendahnya nilai
dimaksudkan adalah jika perusahaan free cash flow perusahaan tidak menjamin
memiliki hutang yang besar maka bahwa perusahaan bisa membayarkan
perusahaan akan menggunakan aset untuk dividen kepada pemegang saham, karena
dijaminkan kepada kreditor guna jika perusahaan tersebut memiliki peluang
mendapatkan biaya tambahan untuk investasi yang luas dan menurut
kegiatan operasional atau bahkan untuk perusahaan menguntungkan maka
membayar dividen, hal tersebut tentunya perusahaan akan lebih memilih untuk
juga akan mengurangi pendapatan laba menggunakan sisa kas untuk berinvestasi
yang diterima oleh perusahaan. kembali guna mempertahankan
Hasil penelitian ini sesuai dengan kesejahteraan perusahaan dimasa yang
penelitian yang dilakukan oleh Setiawati akan datang.
dan Yesisca (2016) menyebutkan bahwa Hasil penelitian ini sesuai dengan
collateralizable assets tidak berpengaruh penelitian yang dilakukan oleh Arfan dan
terhadap kebijakan dividen. Berbeda Maywindlan (2013) menyebutkan bahwa
dengan hasil penelitian yang dilakukan free cash flow berepengaruh signifikan
oleh Arfan dan Trilas (2013) bahwa terhadap kebijakan dividen. Berbeda
collateralizable assets berpengaruh dengan penelitian yang dilakukan oleh
terhadap kebijakan dividen, yang Tijjani dan Sani (2016) bahwa free cash
menyatakan semakin tinggi flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan
collateralizable assets yang dimiliki dividen.
perusahaan maka akan semakin tinggi pula
pembayaran dividen. Pengaruh Investment Opportinity Set
Terhadap Kebijakan Dividen
Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Investment Opportunity Set merupakan
Kebijakan Dividen nilai kesempatan investasi dan merupakan
Free Cash Flow adalah arus kas yang pilihan investasi dimasa yang akan datang
benar-benar tersedia untuk dibayarkan (Harreyati dan Ekayanti, 2012:2). Menurut
kepada pemegang saham setelah Brighman dan Houston (2011:209)
perusahaan melakukan seluruh investasi perusahaan yang sedang tumbuh pesat
dalam aset tetap, produk baru, dan modal dengan peluang investasi yang baik makan
kerja yang dibutuhkan untuk akan lebih condong untuk
mempertahankan operasi yang sedang menginvestasikan dananya pada proyek-
berjalan (Brighman dah Houston, proyek baru dibandingkan untuk
2011:109). Free Cash Flow diukur membayar dividen. Secara teoritis, jika
menggunakan arus kas bersih investasi dan investment opportunity set atau peluang

13
pertumbuhan perusahaan tinggi maka untuk membayar dividen kepada
pembagian dividen kepada pemegang pemegang saham. Jika perusahaan
saham akan semakin kecil. memiliki utang yang terlalu besar maka
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis akan berdampak pada pembagian dividen.
menggunakan Uji t menunjukkan bahwa Hal tersebut juga akan memunculkan
variabel investment opportunity set tidak agency problem yang terjadi antara
berpengaruh terhadap kebijakan dividen. perusahaan dengan pemegang saham.
Rendahnya nilai investment opportunity set Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
tidak menjamin perusahaan bisa menggunakan Uji t menunjukkan bahwa
membagikan dividen kepada pemegang variabel leverge tidak berpengaruh
saham, karena jika perusahaan tersebut terhadap kebijakan dividen. Hal ini berarti
masih memiliki peluang pertumbuhan yang semakin meningkatnya debt to equity ratio,
baik maka perusahaan itu akan lebih maka hal tersebut berdampak pada
memilih untuk berinvestasi kembali profitabilitas perusahaan, karena sebagian
kepada proyek-proyek baru guna dipergunakan untuk membayar pinjaman,
mensejahterakan perusahaan. Hal tersebut dengan biaya bunga yang semakin besar
juga akan memunculkan agency problem maka profitabilitas akan semakin
antara perusahaan dengan pemegang berkurang karena sebagian untuk
saham. membayar bunga, maka hak para
Hasil penelitian ini sependapat dengan pemegang saham akan semakin menurun.
penelitian yang dilakukan oleh Juliana Maka dapat disimpulkan bahwa semakin
(2015) menyebutkan bahwa investment tinggi kewajiban suatu perusahaan, maka
opportunity set tidak berpengaruh terhadap akan semakin menurunkan kemampuan
kebijakan dividen. Berbeda dengan perusahaan untuk membayar dividen.
penelitian Setiawati dan Yesisca (2016) Hal ini berarti semakin meningkatnya
menyebutkan bahwa investment debt to equity ratio, maka hal tersebut
opportunity set berpengaruh positif berdampak pada profitabilitas perusahaan,
terhadap kebijakan dividen. karena sebagian dipergunakan untuk
membayar pinjaman, dengan biaya bunga
Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan yang semakin besar maka profitabilitas
Dividen akan semakin berkurang karena sebagian
Leverage adalah besar modal untuk membayar bunga, maka hak para
pinjaman yang digunakan oleh perusahaan pemegang saham akan semakin menurun.
dalam segala kegiatan operasional Maka dapat disimpulkan bahwa semakin
perusahaan atau gambaran hutang tinggi kewajiban suatu perusahaan, maka
perusahaan. Leverege merupakan akan semakin menurunkan kemampuan
kemampuan perusahaan membayar semua perusahaan untuk membayar dividen.
kewajiban, baik kewajiban jangka panjang
maupun kewajiban jangka pendek (Kasmir, Pengaruh Profitabilitas Terhadap
2012). Secara teoritis, semakin tinggi utang Kebijakan Dividen
yang dimiliki perusahaan maka akan Profitabilitas sebagai salah satu tolok
cenderung membuat perusahaan semakin ukur perusahaan apakah perusahaan bisa
kecil dalam melakukan pembagian dividen mendapatkan laba yang diinginkan dari
bahkan bisa menyebabkan tidak hasil usaha setiap tahunnya. Profitabilitas
dibagikannya dividen kepada pemegang merupakan bagian yang terpenting dari
saham. Penggunaan utang yang terlalu perusahaan karena dengan adanya
besar akan berdampak pada laba yang profitabilitas akan menarik pemegang
diperoleh perusahaan, karena perusahaan saham untuk berinvestasi pada perusahaan.
akan menggunakan laba tersebut untuk Menurut Chandra (2012) profitabilitas juga
melunasi utang terlebih dulu dibandingkan menggambarkan kemampuan perusahaan

14
mendapatkan laba melalui kemampuan dan Flow, Investment Opportunity Set,
sumber yang ada seperti kegiatan Leverage dan Profitabilitas terhadap
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, Kebijakan Dividen pada perusahaan
jumlah cabang, dan sebagainya. Secara infrastrukur, utilitas dan transportasi yang
teoritis, jika profitabilitas perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
tinggi maka pembagian dividen yang Peursahaan ini menggunakan 42
dilakukan oleh perusahaan juga akan perusahaan barang konsumsi sebagai
tinggi. Perusahaan dengan profitabilitas sampel perusahaan yang telah dipilih
yang tinggi akan mudah untuk menarik dengan meggunakan metode purposive
calon investor untuk bisa bergabung dan sampling. Berdasarkan hasil pengujian
menanamkan dananya ke perusahaan. hipotesis dan pembahasan maka dapat
Secara teoritis, semakin tinggi disimpulkan sebagai berikut:
profitabilitas maka akan semakin besar 1. Collateralizable Assets berpengaruh
dividen yang dibagikan kepada pemegang negatif signifikan terhadap kebijakan
saham. dividen. Berpengaruh negatif signifikan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis berarti jika perusahaan memiliki hutang
menggunakan Uji t menunjukkan bahwa yang besar maka perusahaan akan
variabel profitabilitas tidak berpengaruh menggunakan asetnya untuk dijaminkan
terhadap kebijakan dividen. Hal ini kepada kreditor guna mendapatkan
membuktikan bahwa semakin tinggi biaya tambahan untuk kegiatan
tingkat keuntungan perusahaan maka operasional bahkan untuk membayar
belum tentu tingkat pembagian dividen dividen, sehingga semakin tinggi
perusahaan juga akan semakin besar, collateralizable assets maka pembagian
sebaliknya perusahaan denngan profit yang dividen kepada investor akan semakin
rendah juga belum tentu mampu kecil. Hal ini tidak sejalan dengan teori
membayarkan dividen. Besar kecilnya yang menyebutkan bahwa semakin
tingkat pembayaran dividen pada akhirnya tinggi collateralizable assets maka akan
akan ditentukan oleh RUPS meskipun semakin tinggi pembagian dividen.
perusahaan mengalami peningkatan atau 2. Free Cash Flow tidak berpengaruh
penuruan keuntungan. Hal ini juga akan terhadap kebijakan dividen. Tinggi
memunculkan agency problem yang terjadi rendahnya nilai free cash flow tidak
antara pihak perusahaan dengan pemegang menjamin perusahaan bisa membagikan
saham. dividen kepada investor. Hal ini tidak
Hasil penelitian ini sesuai dengan sejalan dengan teori yang menyebutkan
penelitian yang dilakukan oleh Arifin dan bahwa semakin tinggi free cash flow
Asyik (2015) serta Sari dan Sudjarni maka akan semakin tinggi pembagian
(2015) menyebutkan bahwa profitabilitas dividen.
tidak berpengaruh terhadap kebijakan 3. Investment Opportunity Set tidak
dividen. Berbeda dengan penelitian berpengaruh terhadap kebijakan
Hikmah dan Astuti (2013) serta Tijjani dan dividen. Rendahnya nilai investment
Sani (2015) menyebutkan bahwa opportunity set tidak menjamin
profitabilitas berpengaruh terhadap perusahaan bisa membagikan dividen
kebijakan dividen. kepada investor, karena jika perusahaan
masih memiliki peluang investasi yang
KESIMPULAN, KETERBATASAN menguntungkan maka perusahaan akan
DAN SARAN lebih condong untuk berinvestasi
Kesimpulan kembali sehingga tidak dapat
membagikan dividen. Hal ini tidak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejalan dengan teori yang menyebutkan
bagaimana pengaruh variabel independen bahwa semakin tinggi investment
yaitu Collateralizable Assets, Free Cash
15
opportunity set maka akan semakin DAFTAR PUSTAKA
kecil pembagian dividen.
4. Leverage tidak berpengaruh terhadap Arfan, M., dan Maywindlan, T. 2013.
kebijakan dividen. Semakin tinggi utang Pengaruh Arus Kas Bebas,
yang dimiliki oleh perusahaan maka Collateralizable Assets, dan
akan semakin kecil pembagian dividen, Kebijakan Utang Terhadap
bahkan bisa membuat perusahaan untuk Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
tidak membagi dividen sama sekali. Yang Terdaftar Kebijakan Dividen
5. Profitabilitas tidak berpengaruh Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
terhadap kebijakan dividen. Tinggi Jakarta Islamic Index. Jurnal Telaah
rendahnya laba yang diterima oleh dan Riset Akuntansi 6(3): 194-208.
perusahaan tidak menjamin bahwa
perusahaan bisa membagikan dividen. Arifin, Samsul. 2015. ”Pengaruh
Hal ini tidak sejalan dengan teori yang Profitabilitas, Likuiditas, Growth
menyebutkan bahwa jika semakin tinggi Potential Dan Kepemilikan
profitabilitas maka akan semakin tinggi Manajerial Terhadap Kebijakan
pembagian dividen. Dividen”. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, Vol 4 No.2.
Keterbatasan
Penelitian yang dilakukan ini terdapat Astuti, W.A., dan Nurlaelasari. 2013.
kekurangan dan kendala yang menjadikan Pengaruh Arus Kas Bebas dan
hal Profitabilitas terhadap Kebijakan
tersebut sebagai keterbatasan penelitian. Utang. Trikonomika 12 (1)
Keterbatasan dari penelitian ini adalah:
(1)Hasil Uji Normalitas menunjukkan Brighman, E. F., dan Houston, J. F. 2011.
bahwa Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
analisis data tidak berdistribusi normal, (2) Buku 2 Edisi 11. Jakarta: Salemba
Hasil Uji Heteroskedastisitas menunjukkan Empat
bahwa analisis data variabel
collateralizable Brighman., dan Houston. 2010. Dasar-
assets terjadi heteroskedastisitas. dasar Manajemen Keuangan, Buku
(Edisi 11). Jakarta: Salemba Empat
Saran
Penelitian ini memiliki beberapa Chandra, A.F., 2017. “Company Size,
kelemahan, namum diharapkan penelitian Profitability, Tangibilitas, Free Cash
ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak Flow, and Growth Opportunity That
terkait. Berikut merupakan saran-saran Affect The Capital Structure In
yang dapat disampaikan sehubungan Manufacturing Company”. Jurnal
dengan penelitian yang telah dilakukan Manajemen Bisnis dan
dengan harapan bahwa pada penelitian Kewirausahaan 2(2).
selanjutnya dapat memberikan hasil yang
lebih baik: (1) Bagi penelitian selanjutnya Ferdiansya, et all., 2013. Faktor-faktor
diharapkan memperluas perusahaan yang yang Mempengaruhi Struktur Modal
digunakan sehingga mampu menghasilkan Pada Perusahaan Pertambangan yang
analisis data yang lebih baik, (2) Penelitian Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
selanjutnya disarankan untuk enambah Jurnal Manajemen dan Bisnis
variabel-variabel lain yang mempengaruhi Sriwijaya 11(2).
kebijakan dividen.
Ghozali., I. 2013. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.

16
Edisi 7. Semarang: Universitas Setiawati, L.W., dan Yesisca, L. 2016.
Diponegoro Analisis Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan, Kebijakan Utang,
Hadianto, B., dan Sahabuddin, Z. A. 2016. Collateralizable Assets, dan Ukuran
“The Impact of Debt Policy, Perusahan Terhadap Kebijakan
Profitability, and Liquidity on Dividen Pada Perusahaan
Dividend Policy of The Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Manufacturing Firms Listed In Efek Indonesia Periode. Jurnal
Indonesia Stock Exchange”. Asian Akuntansi. 2012-2014, 10(1).
Journal of Management Sciences
amd Education 5(4). Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Haryetti, dan Ekaniyanti, R. A. 2012. Kualitatif dan R&D). Bandung:
Pengaruh Profitabilitas, Investment Alfabeta
Opportunity Set dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Kebijakan Sumarni, I., Yusniar, M.W., dan Juniar, A.
Dividen Pada Perusahaan LQ-45 2014. Pengaruh Investment
Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Opportunity Set Terhadap Kebijakan
Ekonomi 20(3). Dividen. Journal 2(2).

Jensen, M.C. 1986. Agency Cost of Free


Cash Flow, Corporate Finance, and Syamsuddin, Lukman. 2013. Manajemen
Takeovers. American Economic Keuangan Perusahaan Edisi Baru.
Review. Vol. 76, No. 2: 323-329 Jakarta. Rajawali Pers.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan http://www.industry.co.id/read/6374/pt-xl-


Keuangan. Jakarta: PT. Raja axiata-tbk-tidak-bagi-dividen Herry
Grafindo Persada. Barus | Jumat, 31 Maret 2017 - 16:13
WIB
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. https://www.indotelko.com/kanal?c=fa&it
Yogyakarta: Penerbit GPFE =xl-tak-bagi-dividen 16:14:32 | 10
Mar 2016
Ross, S.A., Westerfieid, R.W., Jordan,
B.D. 2015. Essentials of Corporate
Finance Asia Global Edition.
McGraw-Hill Higher Education,
Singapore.

Ross, S.A., Westerfieid, R.W., Jordan,


B.D. 2015. Essentials of Corporate
Finance Asia Global Edition.
McGraw-Hill Higher Education,
Singapore.

Sartono, Agus. 2011. Manajemen


Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi
4. Fakultas Ekonomi UGM.
Yogyakarta.

17

You might also like