You are on page 1of 15

IMPLEMENTASI RETORIKA ARISTOTELES DALAM DAKWAH KH BAHAUDDIN NURSALIM PADA

VIDEO DI YOUTUBE
IMPLEMENTATION OF ARISTOTLE’S RHETORIC IN THE DA’WAH OF KH BAHAUDDIN
NURSALIM IN VIDEOS ON YOUTUBE

Sinta Rosita¹, Mardiningsih²


¹Universitas PGRI Wiranegara, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
²Universitas PGRI Wiranegara, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
*No.telp/HP: 083833052640, Email: sintarosita2001@gmail.com

ABSTRACT. Rhetoric is the art of speaking, with thetoric humans in conveying intentions and goals make it
easier for opponents he spoke. This study aims to describe the application of ethos, pathos, and logos in the
preaching rhetoric of KH Bahauddin Nursalim in the video YouTube "Gus Baha's Lecture at Haul KH Abdul
Hamid Pasuruan Convenience Reason and Faith.” This study uses a qualitative descriptive method. For source
of data used in this research is a document in the form of KH Bahauddin Nursalim's video lecture on the
YouTube archive While the data is in the form KH Bahauddin Nursalim's preaching speech was uploaded by the
NU YouTube account Online at the 41st Haul KH Abdul Hamid Pasuruan about "Convenience of Reason and
Faith”. Results of the Implementation of Aristotle's Rhetoric in Da'wah KH Bahauddin Nursalim in this video on
YouTube shows KH Bahauddin Nursalm implements Aristotle's thetoric in his preaching on YouTube which
includes a) the results of the application of the ethos found aspects good sense (intelligence practical or common
sense), aspects of good moral character and aspects of goodwill (good intentions) b) the results of the
application of the found aspect pathos inspiring and fun aspects c) results of applying logos found aspects based
on truth (source of Islamic law), aspects of reasoning (thought), and aspects of evidence Thus in his preaching,
KH Bahauddin Nursalim implemented Aristotle's rhetoric by using the most logo implementation With this, you
can the conclusion is to provide KH Bahauddin Nursalim preaching matenal prefers to use logos in persuading
his congregation.

Keywords: retorika Aristoteles, retorika dakwah, ethos, pathos, logos

PENDAHULUAN

Bahasa menduduki peranan penting dalam berkomunikasi. Setiap orang pasti mampu memahami
bahasa dengan baik. Namun, hanya segelintir orang yang mampu mengkomunikasikan bahasa dengan sangat
baik. Tidak jarang, ketika seseorang ingin menyampaikan maksud dan tujuannya kepada lawan bicaranya
bertele-tele dan malah keluar dari topik yang ingin disampaikan. Alhasil, maksud yang disampaikannya tidak bisa
dipahami seperti yang dipahami maksudnya oleh penutur. Oleh karena itu, perlulah setiap orang memiliki
keahlian dalam mengkomunikasikan bahasa secara baik atau yang bisa disebut sebagai keterampilan
berbahasa atau retorika. Retorika adalah suatu seni berbicara. Dengan beretorika akan memudahkan manusia
dalam menyampaikan maksud dan tujuannya kepada lawan bicaranya.
Lebih lanjut, retorika merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari seni berbicara yang diperlukan
oleh setiap orang terutama bagi seorang komunikator (Rakhmat, 2012). Seorang komunikator memerlukan
retorika dalam menyampaikan pidatonya. Hal ini dilakukan agar pidato komunikator dapat menarik perhatian
audiensi atau lawan bicaranya. Teori retorika yang digunakan oleh seorang komunikator akan mempermudah ia
untuk memengaruhi khalayaknya sebagaimana Aristoteles mengansumsikan retorika sebagai seni untuk
memengaruhi orang lain (Effendy, 2013).
Retorika dan dakwah memiliki hubungan yang sangat erat (Udin, 2019). Kegiatan dakwah bertujuan
untuk amar ma‟ruf nahi mungkar yakni mengajak manusia dalam melakukan kebaikan dan menjauhi segala
perbuatan yang mungkar (kejahatan). Sedangkan retorika adalah cara megolah bahasa yang baik sehingga
pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dan memengaruhi orang lain. Dengan demikian, menggunakan
retorika dalam kegiatan dakwah akan memudahkan seorang pendakwah dalam menyampaikan materi
dakwahnya kepada para Jemaah. Selain itu, para jemaah juga dapat menangkap maksud dan tujuan serta
mengamalkan dari kandungan dakwah yang disampaikan.
Pada kehidupan yang serba modern ini, manusia telah berdampingan dengan kemajuan teknologi. Hal
ini tentunya memudahkan kegiatan dakwah. Syiar agama Islam menjadi lebih mudah tersebar lewat jejaring
internet dengan memanfaatkan akun Youtube sebagai ladang dalam kegiatan dakwah. Salah satu pendakwah
yang terkenal kealimannya adalah KH Bahauddin Nursalim. Video ceramah KH Bahauddin Nursalim tersebar
dijejaring dunia maya Youtube. Salah satu media Youtube yang menggungah ceramah KH Bahauddin Nursalim
adalah akun Youtube NU Online.
Atas dasar hal tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
Retorika Aristoteles dalam Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam video di Youtube”. Paneliti megkhususkan
pada akun Youtube NU Online yang mengunggah video ceramah KH Bahauddin Nursalim pada acara Haul
Almaghfurlah KH Abdul Hamid Pasuruan yang Ke-41 tahun sebagai sumber data penelitian. Adapun kajian
Implementasi Retorika Aristoteles dalam Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam video di Youtube, yakni
penerapan ethos, pathos, dan logos.
Menurut Aristoteles (Aristoteles, 2018) terdapat tiga alat persuasi yang efektif, yakni ethos, phatos, dan
logos. Ethos adalah source credibility (kredibilitas sumber), yakni kepercayaan yang dimiliki atau yang harus ada
pada seorang orator yang dapat memengaruhi audiensi agar retorika membekas dan meninggalkan kesan
(Higgins, C & Walker, 2012). Senada dengan itu, Demirdogen (Demirdöğen, 2010) mendefinisikan ethos sebagai
karisma dan kredibilitas pembicara. Pendapat lain yang senada dari Hovland dan Weiss (Hovland, Carl I., &
Weiss, 1951) mendefinisikan bahwa kredibilitas tinggi atau ethos dapat meningkatkan persuasi dan
memengaruhi insentif untuk mengubah sikap audiensi. Menurut Aristoteles (Aristoteles, 2018) sendiri
berpendapat bahwa persuasi berhasil dicapai melalui karakter personal pembicara (ethos).
Dengan demikian dapat ditarik simpulan bahwa, ethos adalah karakter personal baik yang dimiliki oleh
seorang pembicara sehingga akan membuat seorang pembicara memiliki nilai kredibilitas dalam dirinya. Adapun
cara yang bisa digunakan oleh seorang pembicara untuk memiliki nilai kredibilitas dalam dirinya dengan good
sense (kecerdasan praktis atau akal sehat) dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang sangat luas yang
dimilikinya. Selain itu, good moral character (karakter moral yang baik) dengan menunjukkan moral karakternya
yang baik selama kegiatan dakwah berlangsung, seperti menggunakan bahasa yang santun, memberikan pujian
kepada orang lain, serta memiliki hubungan yang baik dengan orang yang berkarakter baik. Selanjutnya dengan
good will (niat baik) dengan menunjukkan tujuan baik yang dimiliki oleh seorang pembicara selama kegiatan
berlangsung, juga pada isi dakwahnya yang berpusat pada kepentingan Jemaah, serta keinginannya dalam
membantu mengatasi masalah dan kesulitan yang dimiliki oleh Jemaahnya.
Selanjutnya mengenai pathos atau emosi. Menurut Hill (Hill, 2019) mendefinisikan pathos sebagai
seruan yang ditujukan untuk membangkitkan perasaan dan emosi audiensi. Pendapat lain dari Munoz (Muñoz,
2017), emosi atau pathos memerankan peran penting dalam pengambilan banyaknya proses kehendak
seseorang. Pendapat lain juga muncul dari Damsio (Damasio, 1994), menyatakan bahwa emosi dan perasaan
dapat digunakan untuk meramalkan masa depan dari skenario yang telah dirancang dan diinginkan oleh
pembicara. Menurut Aristoteles (Aristoteles, 2018) sendiri, persuasi akan sampai kepada para pendengar ketika
isi pembicaraan bisa menggerakkan emosi pendengar. Dengan demikian, pathos merupakan cara yang dipakai
oleh seorang komunikator dalam menarik emosi dari lawan bicaranya sehingga pendengar atau audiensi
terpengaruh terhadap yang dikatakan oleh komunikator.
Adapun cara yang bisa digunakan oleh seorang komunikator dalam menggugah emosi audiensi yakni
dengan cara yang menginspirasi dengan memberikan motivasi yang membangun dan menceritakan kisah
inspiratif untuk menarik emosi audiensi. Selain itu, juga mampu menjalin kedekatan emosi dengan Jemaahnya
dengan cara yang menyenangkan seperti memberikan candaan atau humor dalam kegiatan dakwahnya yang
dapat menghibur Jemaah dan membuat suasana menjadi rilex dan tidak tegang, serta menggunakan bahasa
yang ringan dan mudah dipahami oleh Jemaah
Terakhir terkait logos atau logika. Menurut Mohamad (Mohamad, 2022), daya tarik logos adalah daya
tarik bagi pikiran logis. Senada dengan itu, menurut Myllyla (Myllyla, 2019) logos terdiri dari presentasi fakta
yang dapat dipercaya dan berisi kutipan-kutipan yang valid. Pendapat lain dari (Mshvenieradze, 2013) bahwa
logos mengacu pada daya tarik alasan atau fakta. Menurut Aristoteles (Aristoteles, 2018), persuasi paling efektif
yang dapat dicapai melalui isi pembicaraan ketika seorang pembicara dapat membuktikan kebenaran atau
kebenaran semu dengan menggunakan argumen-argumen persuasif yang sesuai dengan keadaan yang
dihadapi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa logos adalah argumen yang disampaikan oleh seorang
pembicara dan uraian dari argumennya ini dapat dinalar terkait kebenarannya.
Adapun cara yang bisa dipakai oleh seorang komunikator, yakni dengan menampilkan bukti data yang
valid dalam dakwahnya dengan berdasarkan kebenaran (sumber hukum islam) yakni dengan menyebutkan ayat-
ayat suci Al-Qur’an dan hadis yang valid serta relevan. Selain itu, juga menampilkan data dengan reasoning
(pemikiran) atau cara berpikir secara logik yakni dengan menunjukkan faktor penyebab terjadinya sesuatu,
menunjukkan akibat yang telah terjadi kemudian mencari penyebabnya, menunjukkan gejala yang mengarah
pada sesuatu yang akan terjadi kemudian, menunjukkan perbandingan atau analogi dengan peristiwa sejenis,
mengungkapkan fakta yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan bersifat khusus, serta mengungkapkan
fakta yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Selain itu, dengan menampilkan
evidence (bukti) dengan memberikan bukti dari pengalaman langsung, memberikan contoh yang bersifat fakta
aktual masa lampau, memberikan alasan dengan pengakuan pihak lain sebagai bukti, memberikan alasan
dengan mengajak orang lain terlibat melakukannya, memberikan alasan dengan menggunakan anekdot, serta
memberikan bukti yang masuk akal dengan menguraikan secara kronologis.
Penelitian mengenai Implementasi Retorika Aristoteles dalam dakwah telah beberapa kali dilakukan.
Berikut penelitian terdahulu yang menjadi bahan atau referensi bagi peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh
(Hasanah, 2020) dengan judul Kualifikasi Da'i: Komparasi Konseptual Retorika Dakwah dan Retorika Aristoteles.
Penelitian ini mengkaji tentang Komparasi Konseptual Retorika Dakwah dan Retorika Aristoteles. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa retorika dakwah yang bersumber dari wahyu ilahiyah memiliki ikatan konseptual dengan
retorika Aristoteles; ethos, pathos, dan logos. Persamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama mengkaji
tentang retorika dakwah. Sedangkan untuk perbedaannya terletak pada komparasi konsep antara retorika
dakwah dengan retorika Aristoteles.
Tujuan penelitian ini, antara lain: 1) Untuk mendeskripsikan ethos dalam retorika dakwah KH Bahauddin
Nursalim dalam video Youtube “Ceramah Gus Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan
Iman”. 2) Untuk mendeskripsikan pathos dalam retorika dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam video Youtube
“Ceramah Gus Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman”. 3) Untuk
mendeskripsikan logos dalam retorika dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman”.

METODE
Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memanfaatkan pendekatan deskriptif.
Metode penelitian ini menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci. Metode ini selaras dengan tujuan
penelitian yang ingin dicapai, yaitu dengan mendeskripsikan implementasi retorika Aristoteles dalam dakwah KH
Bahauddin Nursalim pada video di Youtube. Subjek penelitian ini adalah KH Bahauddin Nursalim. Sedangkan,
objek penelitiannya adalah tuturan dakwah KH Bahauddin Nursalim pada video di Youtube. Adapun instrumen
penelitian yang dikembangkan oleh peneliti untuk mengolah data terdiri dari aspek, indikator, transkip data, dan
interpretasi.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang berupa arsip video ceramah
KH Bahauddin Nursalim di Youtube. Sedangkan data berupa tuturan dakwah KH Bahauddin Nursalim yang
diunggah oleh akun Youtube NU Online pada acara Haul KH Abdul Hamid Pasuruan yang Ke-41 tahun tentang
“Kenyamanan Akal dan Iman”. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yakni Teknik Simak Bebas
Libat Cakap dengan menyimak video dakwah KH Bahauddin Nursalim di akun Youtube NU Online. Setelah itu,
barulah teknik catat dilakukan dengan cara mencatat semua data yang didapat dari hasil menyimak dalam
sumber data. Kemudian, setelah mencatat semua data yang diperoleh, peneliti mengklasifikasikan tuturan
retorika dakwah KH Bahauddin Nursalim pada video di Youtube.

Analisis Data
Setelah peneliti memperoleh data, maka langkah selanjutnya yakni menganalisis data. Adapun tahapan
analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, antara lain: Reduksi data, penyajian data,
interpretasi data, dan menarik simpulan. Pada tahap reduksi data, peneliti akan melakukan pemilihan terhadap
data yang diperlukan dalam penelitian dan mengecualikan data yang tidak diperlukan. Dalam proses pemilihan
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini caranya dengan memperhatikan aspek dan indikator kriteria pada
tabel instrumen penelitian. Setelah direduksi, maka tahap selanjutnya adalah penyajian data. Dalam penelitian
ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks naratif, yakni dengan menempatkan data yang diperlukan ke
dalam tabel instrumen penelitian. Tahap selanjutnya yakni interpretasi data yang digunakan oleh peneliti untuk
memahami atau menafsirkan data yang telah didapat. Setelah itu barulah menarik simpulan, berdasarkan
temuan data yang telah dianalisis dan memverifikasi terkait kevalidan data serta merevisi jika terdapat deskripsi
terkait objek penelitian yang belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Penerapan Ethos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman”
Ethos yang berarti karakter seorang pembicara yang dapat membuat audiensi terpersuasi. Berdasarkan
hasil penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di Youtube, diterapkan oleh good sense
(kecerdasan praktis atau akal sehat), good moral character (karakter moral yang baik), dan good will (niat baik).
Adapun penerapan ethos yang paling mendominasi dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di youtube, yakni
dengan menerapkan good moral character dengan menampilkan moral yang tinggi, bahasa yang santun, sikap
dan karakter yang baik. Berikut ini penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di youtube.

Penerapan Ethos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Good Sense (Kecerdasan Praktis
atau Akal Sehat)
Aspek good sense (kecerdasan praktis atau akal sehat) adalah cara seorang pembicara dalam
mempersuasi audiensinya dengan kecerdasan yang ia miliki. Berdasarkan hasil penerapan ethos dalam dakwah
KH Bahauddin Nursalim di Youtube aspek good sense (kecerdasan praktis atau akal sehat), maka ditemukan
memiliki ilmu pengetahuan yang baik, pemahaman dan penguasaan materi yang mumpuni, serta wawasan yang
luas. Salah satu penerapan ethos pada aspek good sense (kecerdasan praktis atau akal sehat) nampak pada
data “Kebaikan konsensus itu dimulai dari kita. Misalnya barokahnya orang Indonesia itu sholat.” Hal tersebut
menunjukkan bahwa adanya penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim.

Penerapan Ethos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Good Moral Character (Karakter
Moral yang Baik)
Aspek good moral character (karakter moral yang baik) adalah cara seorang pembicara mempersuasi
audiensinya dengan menunjukkan moral atau karakternya yang baik. Berdasarkan hasil penerapan ethos dalam
dakwah KH Bahauddin Nursalim di Youtube aspek good moral character (karakter moral yang baik) ditemukan
memiliki moral yang tinggi, sikap dan karakter yang baik seperti rendah hati, menggunakan bahasa yang santun
dan memiliki hubungan dengan orang-orang yang berkarakter baik, serta memberikan pujian kepada orang lain.
Salah satu penerapan ethos pada aspek good moral character (karakter moral yang baik) nampak pada data
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrohmanirrohim.” Hal tersebut menunjukkan bahwa
adanya penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim.

Penerapan Ethos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Good Will (Niat Baik)
Aspek good will (niat baik) adalah cara seorang pembicara atau pendakwah dalam mempersuasi
audiensinya dengan menunjukkan niatan baiknya dalam melakukan kegiatan dakwah. Berdasarkan hasil
penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di Youtube aspek good will (niat baik) ditemukan
memiliki tujuan yang baik, berpusat pada kepentingan Jemaah, serta membantu mengatasi masalah dan
kesulitan Jemaah. Salah satu penerapan ethos pada aspek good will (niat baik) nampak pada data “Dados target
kulo nggeh, target saya itu kepengen orang islam itu punya nuuroy yamsyii bihii fin-naasi.” Hal tersebut
menunjukkan bahwa adanya penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim.

Penerapan Pathos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman”
Pathos yang berarti cara seorang pembicara dalam membangkitkan emosi audiensi. Berdasarkan hasil
penerapan pathos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di Youtube, diterapkan oleh aspek menginsiprasi dan
aspek menyenangkan. Adapun penerapan pathos yang paling mendominasi dalam dakwah KH Bahauddin
Nursalim di youtube, yakni dengan menerapkan aspek menyenangkan dengan menampilkan cara yang
menghibur audiensi, memberikan candaan, serta menggunakan bahasa yang mengandung keindahan, ringan,
dan mudah dipahami. Berikut ini penerapan pathos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di youtube.

Penerapan Pathos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Menginspirasi
Aspek menginspirasi adalah cara seorang pembicara dalam mempersuasi lawan bicaranya dengan cara
memnginspirasinya audiensinya. Berdasarkan hasil penerapan pathos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di
Youtube pada aspek menginspirasi ditemukan memberikan motivasi yang membangun, menggunakan kisah
inspiratif, menekankan nilai-nilai positif seperti kejujuran, kebaikan, dan cinta kasih. Salah satu penerapan
pathos pada aspek menginspirasi nampak pada data “Temen-temen pekerja itu urunan terus bikin apa masjid,
bikin pendidikan.” Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya penerapan pathos dalam dakwah KH Bahauddin
Nursalim.
Penerapan Pathos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Menyenangkan
Aspek menyenangkan adalah cara seorang pembicara dalam mempersuasi audiensinya dengan cara
yang menyenangkan. Berdasarkan hasil penerapan pathos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di Youtube
pada aspek menyenangkan ditemukan dapat menghibur audiensi, memberikan candaan, serta menggunakan
bahasa yang mengandung keindahan, ringan, dan mudah dipahami. Salah satu penerapan pathos pada aspek
menyenangkan nampak pada data “Mulane kulo nek onk wong medit iku seneng. Kulo iku dadi kiai sing salam
temple e nggeh katah, satus ewu ya njaluk suwargo, sak juta ya njaluk suwargo. Lah Gus Ipul lima juta njaluk
dadi presiden, wah malah larang meneng.” Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya penerapan pathos dalam
dakwah KH Bahauddin Nursalim.

Penerapan Logos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman”
Logos berarti cara seorang pembicara dalam membuktikan kebenaran atau kebenaran semu dengan
menggunakan argumen-argumen persuasif yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Berdasarkan hasil
penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di Youtube, diterapkan oleh aspek berdasarkan
kebenaran (sumber hukum Islam), aspek reasoning (pemikiran), dan aspek evidence (bukti). Adapun penerapan
logos yang paling mendominasi dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di youtube, yakni dengan menerapkan
aspek evidence (bukti) dengan cara memberikan bukti dari pengalaman langsung, menguraikan secara sistemtis
sehingga menimbulkan kesan yang dramatis, memberikan contoh yang bersifat fakta aktual masa lampau,
pemberian alasan dengan pengakuan pihak lain sebagai bukti, memberikan alasan dengan mengajak orang lain
terlibat melakukannya, memberikan alasan dengan menggunakan anekdot, dan memberikan bukti yang masuk
akal dengan menguraikan secara kronologis. Berikut ini penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim
di youtube.

Penerapan Logos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Berdasarkan Kebenaran (Sumber
Hukum Islam)
Aspek berdasarkan kebenaran (sumber hukum Islam) adalah cara seorang pembicara dalam
mempersuasi audiensinya dengan menampilkan bukti berdasarkan sumber hukum islam, yakni Al-Qur’an dan
hadis. Berdasarkan hasil penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di Youtube pada aspek
berdasarkan kebenaran (Sumber hukum Islam) ditemukan kebenaran dengan menggunakan ayat-ayat suci Al-
Qur’an dan hadis. Salah satu penerapan logos pada aspek berdasarkan kebenaran (sumber hukum Islam)
nampak pada data “Lah, wah, terus kata beliau itu yang yuabbiru anhusyarik bi khalawatil iman itu yang
dimaksud saalasun mangkuna fihi wajada khalawatal imam, nikmatnya iman itu karena kita sudah menemukan
apa iltidzatan aqlian.” Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin
Nursalim.
Penerapan Logos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Reasoning (Pemikiran)
Aspek reasoning (pemikiran) adalah cara seorang pebicara dalam mempersuasi audiensinya dengan
menampilkan kebenaran melalui pemikiran atau argumentasi yang dapat dinalar terkait kebenarannya.
Berdasarkan hasil penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di Youtube pada aspek reasoning
(pemikiran) ditemukan kebenaran melalui pemikiran atau argumentasi yang dapat dinalar terkait kebenarannya
dengan menunjukkan faktor penyebab terjadinya sesuatu, menunjukkan akibat yang telah terjadi, kemudian
mencari penyebabnya, menunjukkan gejala yang mengarah pada sesuatu yang akan terjadi kemudian,
menguraikan kriteria tertentu yang masuk akal agar audiensi terpersuasi, menunjukkan perbandingan atau
analogi dengan peristiwa sejenis, mengungkapkan fakta yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan
bersifat khusus, serta mengungkapkan fakta yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat
umum. Salah satu penerapan logos pada aspek reasoning (pemikiran) nampak pada data “Ada kualifikasi jadi
Tuhan. Syaratnya apa, dia pencipta langit, pencipta bumi. Dia Pencipta air, dia ini itu. Abu Jahal gak, berhala-
berhala gak, Latta Uzza gak. Akhirnya semuanya masuk Islam gara-gara Barokah nopo diskusi.” Hal tersebut
menunjukkan bahwa adanya penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim.

Penerapan Logos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Evidence (Bukti)
Aspek evidence (bukti) adalah cara seorang pembicara dalam mempersuasi audiensinya dengan
menampilkan bukti yang ada. Berdasarkan hasil penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim di
Youtube pada aspek evidence (bukti) ditemukan bukti dengan memberikan bukti dari pengalaman langsung,
menguraikan secara sistemtis sehingga menimbulkan kesan yang dramatis, memberikan contoh yang bersifat
fakta aktual masa lampau, pemberian alasan dengan pengakuan pihak lain sebagai bukti, memberikan alasan
dengan mengajak orang lain terlibat melakukannya, memberikan alasan dengan menggunakan anekdot, dan
memberikan bukti yang masuk akal dengan menguraikan secara kronologis. Salah satu penerapan logos pada
aspek evidence (bukti) nampak pada data “Mata „atoka ashadaka biro wa ma taman aka ashadaka qohro, kalau
Allah sedang memberi kamu anggap saja Allah ingin memperlihatkan albaru rokhim, zat yang baik. Wa ma
taman aka ashadaka qohro, kalau Allah tidak mengasihi keinginan kamu untuk menunjukkan kalau Allah itu al
kohar, al jabar, zat yang gak bisa diintervensi.” Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya penerapan logos dalam
dakwah KH Bahauddin Nursalim.

Pembahasan
Penerapan Ethos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman”
Ethos adalah karakter personal baik yang dimiliki oleh seorang pembicara. Ketika seorang pembicara
memiliki karakter personal yang baik dalam dirinya, maka hal tersebut akan membuat pesan yang disampaikan
oleh seorang pembicara dapat mempersuasi audiensinya. Hal tersebut dikarenakan karakter personal baik yang
ditampilkan akan membuatnya memiliki nilai kredibilitas. Penerapan ethos sangat diperlukan dalam berbagai
kegiatan yang mempersuasi audiensinya, khususnya kegiatan dakwah. Penerapan ethos dalam dakwah akan
memudahkan para pendakwah dalam mempersuasi Jemaahnya. Terdapat 3 aspek penerapan ethos dalam
dakwah, antara lain: aspek good sense (kecerdasan praktis atau akal sehat, good moral character (karakter
moral yang baik), dan good will (niat baik). Hal tersebut tampak ditemukan pada data berikut ini. Berikut ini
merupakan penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim pada videonya di youtube.

Penerapan Ethos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Good Sense (Kecerdasan Praktis
Atau Akal Sehat)
Penerapan ethos dalam dakwah aspek good sense (kecerdasan praktis atau akal sehat) akan
memudahkan para pendakwah dalam mempersuasi Jemaahnya jika seorang pendakwah memiliki ilmu
pengetahuan yang baik, pemahaman dan penguasaan materi yang mumpuni, serta wawasan yang luas. Hal
tersebut tampak ditemukan pada data berikut ini. Berikut ini merupakan penerapan ethos dalam dakwah KH
Bahauddin Nursalim pada videonya di Youtube aspek good sense (kecerdasan praktis atau akal sehat).
“Kebaikan konsensus itu dimulai dari kita. Misalnya barokahnya orang Indonesia itu sholat.”
Pada data di atas merupakan penerapan ethos karena termasuk dalam aspek good sense
(kecerdasan praktis atau akal sehat). Hal ini dikarenakan menggandung indikator memiliki wawasan yang
luas. Hal ini dapat ditemukan pada tuturan KH Bahauddin Nursalim yang mengatakan bahwa kebaikan
konsensus itu dimulai dari kita. Hal ini juga disertai contoh yang dapat memperkuat wawasannya, yakni misalnya
barokahnya orang Indonesia itu sholat. Dengan demikian, jika orang-orang di Indonesia menyukai sholat, rajin
sholat, dan jika tidak sholat maka takut tidak dapat ridhonya Allah SWT, maka setiap orang Indonesia akan takut
dalam berbuat maksiat, akan takut melakukan hal-hal yang dibenci atau dilarang Allah SWT sehingga ketika hal
tersebut terjadi kebaikan akan tercipta. Jika kita baik, generasi penerus kita baik, maka kita akan menciptakan
konsensus kebaikan dengan barokahnya sholat.

Penerapan Ethos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Good Moral Character (Karakter
Moral Yang Baik)
Penerapan ethos dalam dakwah aspek good moral character (karakter moral yang baik) akan
memudahkan para pendakwah dalam mempersuasi Jemaahnya jika seorang pendakwah memiliki moral yang
tinggi, sikap dan karakter yang baik seperti rendah hati, menggunakan bahasa yang santun dan memiliki
hubungan dengan orang-orang yang berkarakter baik, serta memberikan pujian kepada orang lain. Hal tersebut
tampak ditemukan pada data berikut ini. Berikut ini merupakan penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin
Nursalim pada videonya di Youtube aspek moral character (karakter moral yang baik).
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrohmanirrohim.”
Pada data di atas merupakan penerapan ethos karena termasuk dalam aspek good moral character
(karakter moral yang baik). Hal ini dikarenakan menggandung indikator memiliki moral yang tinggi. Hal ini
dapat ditemukan dari tuturan KH Bahauddin Nursalim yang mengungkapkan assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh, bismillahirrohmanirrohim. Dengan mengucapkan salam dan bacaan basmalah ketika hendak
mengawali sesuatu ini sesuai dengan moral umat islam. Senada dengan hal tersebut, mengucap salam dan
bacaan basmalah mencerminkan akhlak atau moral yang baik saat bertemu dengan orang lain dan memulai
suatu kegiataan. Hal ini lantaran bacaan salam, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh memilki arti
mendoakan orang yang ditemuinya agar selalu mendapatkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan dari Allah
SWT. Sedangkan untuk bacaan basmalah, bismillahirrohmanirrohim ini mengawali segala sesuatu dengan
menyebut nama Allah SWT agar segala sesuatunya mendapatkan ridho dari-Nya.

Penerapan Ethos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Good Will (Niat Baik)
Penerapan ethos dalam dakwah aspek good will (niat baik) akan memudahkan para pendakwah dalam
mempersuasi Jemaahnya jika seorang pendakwah memiliki tujuan yang baik, berpusat pada kepentingan
Jemaah, dan membantu mengatasi masalah dan kesulitan Jemaah. Hal tersebut tampak ditemukan pada data
berikut ini. Berikut ini merupakan penerapan ethos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim pada videonya di
Youtube aspek good will (niat baik).
“Dados target kulo nggeh, target saya itu kepengen orang islam itu punya nuuroy yamsyii bihii fin-
naasi.”
Pada data di atas merupakan penerapan ethos karena termasuk dalam aspek good will (niat baik)
yang memenuhi indikator memiliki tujuan yang baik. Hal ini dapat ditemukan dari tuturan KH Bahauddin
Nursalim yang mengungkapkan bahwa dados target kulo nggeh, target saya itu kepengen orang islam itu punya
nuuroy yamsyii bihii fin-naasi. Keinginan KH Bahauddin Nursalim ini yang menjadi tujuan baiknya dengan
menginginkan orang islam atau para Jemaahnya untuk menjadi nuuroy yamsyii bihii fin-naasi, yakni menjadi
cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak. Bermanfaat bagi orang lain, menjadi
pelita atau cahaya diantara kegelapan yang ada.

Penerapan Pathos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman”
Pathos adalah cara seorang pembicara dalam membangkitkan emosi audiensinya. Seorang pembicara
yang berhasil membangkitkan atau memiliki keterkaitan emosi dengan audiensinya, maka hal tersebut akan
memudahkannya dalam mempersuasi audiensinya. Penerapan pathos diperlukan dalam berbagai kegiatan yang
mempersuasi audiensinya, khususnya kegiatan dakwah. Penerapan pathos dalam kegiatan dakwah, akan
memudahkan seorang pendakwah dalam mempersuasi audiensinya. Terdapat 2 aspek penerapan pathos dalam
dakwah, yaitu menginspirasi dan menyenangkan. Hal tersebut tampak ditemukan pada data berikut ini. Berikut
ini merupakan penerapan pathos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim pada videonya di youtube.

Penerapan Pathos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Menginspirasi
Penerapan pathos dalam dakwah aspek menginspirasi akan memudahkan para pendakwah dalam
mempersuasi Jemaahnya jika seorang pendakwah dalam dakwahnya memberikan motivasi yang membangun,
menggunakan kisah inspiratif, menekankan nilai-nilai positif seperti kejujuran, kebaikan, dan cinta kasih. Hal
tersebut tampak ditemukan pada data berikut ini. Berikut ini merupakan penerapan pathos dalam dakwah KH
Bahauddin Nursalim pada videonya di Youtube aspek menginspirasi.
“Temen-temen pekerja itu urunan terus bikin apa masjid, bikin pendidikan.”
Pada data di atas merupakan penerapan pathos karena termasuk dalam aspek menginspirasi yang
memenuhi indikator menggunakan kisah inspiratif. KH Bahauddin Nursalim dalam dakwahnya menggunakan
kisah inspiratif dari teman-temen pekerja yang patungan atau iuran untuk membangun masjid dan mendirikan
pendidikan. Teman-teman pekerja yang iuran membuat masjid dan pendidikan itu bekerja di Korea, di Amerika,
dan di Taiwan. Mereka yang ada di sana kepikiran dan merasa cemas karena tidak ada masjid yang menjadi
tempatnya sujud sehingga mulai membangun masjid dan komunitas pendidikan dan mendirikan komunitas
pendidikan. Kisah inspiratif ini digunakan oleh KH Bahauddin Nursalim dalam mempersuasi Jemaahnya agar
para Jemaahnya ini juga turut berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan seperti membangun masjid,
mendirikan pendidikan, dan sebagainya.

Penerapan Pathos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Menyenangkan
Penerapan pathos dalam dakwah aspek menyenangkanakan memudahkan para pendakwah dalam
mempersuasi Jemaahnya jika seorang pendakwah dalam dakwahnya menghibur audiensi, memberikan
candaan, serta menggunakan bahasa yang mengandung keindahan, ringan, dan mudah dipahami. Hal tersebut
tampak ditemukan pada data berikut ini. Berikut ini merupakan penerapan pathos dalam dakwah KH Bahauddin
Nursalim pada videonya di Youtube aspek menyenangkan.
“Mulane kulo nek onk wong medit iku seneng. Kulo iku dadi kiai sing salam temple e nggeh katah, satus
ewu ya njaluk suwargo, sak juta ya njaluk suwargo. Lah Gus Ipul lima juta njaluk dadi presiden, wah
malah larang meneng.”
Pada data di atas merupakan penerapan pathos karena termasuk dalam aspek menyenangkan yang
memenuhi indikator dapat menghibur audiensi dan memberikan candaan. Hal ini terjadi ketika KH Bahauddin
Nursalim memberikan candaan bahwasannya beliau termasuk kiai yang mendapatkan salam templek (uang).
Orang memberi seratus ribu minta surga, orang memberi satu juta juga minta surga. Gus Ipul ini memberi lima
juta malah minta jadi presiden, tambah mahalan lagi. Sontak saja hal tersebut membuat Jemaah tertawa karena
Gus Ipul ini merupakan Wali Kota Pasuruan, diberi candaan oleh KH Bahauddin Nursalim jika ingin menjadi
presiden, maka memberikan salam templek (uang) yang lebih mahal kepada KH Bahauddin Nursalim.

Penerapan Logos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman”
Logos adalah kumpulan bukti yang dimunculkan oleh seorang pembicara, baik dalam menampilkan data
yang valid kebenarannya maupun menampilkan data dengan menggunakan argumen yang dapat dinalar terkait
kebenarannya. Dengan adanya logos, audiensi akan mudah percaya dan terpersuasi terkait pesan yang
disampaikan oleh seorang pembicara. Penerapan logos dalam dakwah akan memudahkan seorang pendakwah
dalam mempersuasi Jemaahnya. Terdapat 3 aspek penerapan logos dalam dakwah, yakni berdasarkan
kebenaran (Sumber hukum Islam), reasoning (pemikiran), dan evidence (bukti). Hal tersebut tampak ditemukan
pada data berikut ini. Berikut ini merupakan penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim pada
videonya di youtube.

Penerapan Logos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Berdasarkan Kebenaran (Sumber
Hukum Islam)
Penerapan logos dalam dakwah aspek berdasarkan kebenaran (sumber hukum islam) memudahkan
para pendakwah dalam mempersuasi Jemaahnya jika seorang pendakwah dalam dakwahnya dapat
menampilkan kebenaran dengan menggunakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan hadis. Hal tersebut tampak
ditemukan pada data berikut ini. Berikut ini merupakan penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim
pada videonya di Youtube aspek kebenaran (sumber hukum islam).
“Lah, wah, terus kata beliau itu yang yuabbiru anhusyarik bi khalawatil iman itu yang dimaksud saalasun
mangkuna fihi wajada khalawatal imam, nikmatnya iman itu karena kita sudah menemukan apa
iltidzatan aqlian.”
Pada data di atas merupakan penerapan logos karena termasuk dalam aspek berdasarkan kebenaran
(sumber hukum islam) yang memenuhi indikator menggunakan hadis. Adapun hadis yang digunakan yakni
Hadis riwayat Imam Bukhari nomor 16 dan riwayat Imam Muslim nomor 43, yang berbunyi saalasun mangkunna
fihi wajada bihinna khalawatal imam. Artinya, maka ia akan mendapatkan manisnya iman. Jadi, yang dimaksud
oleh KH Bahauddin Nursalim yakni seseorang yang dapat menikmati nikmatnya iman itu ketika ia memiliki
iltidzatan aqlian dalam dirinya, pemikiran yang makruf yang makul. Dengan demikian, jika terjadi suatu hal yang
mengecewakan, misalnya mengajar dengan niat memberikan pemahaman kepada muridnya, ketika murid tidak
paham, maka akan kecewa. Namun, jika mengajar diniati untuk mendapat ridho-Nya Allah SWT maka apapun
hasilnya terkait murid tersebut paham atau tidak, maka tidak akan kecewa. hal ini dikarenakan terdapat iltidzatan
aqlian diri seseorang sehingga apapun hasilnya tidak akan merasa kecewa menikmati manisnya iman.
Penerapan Logos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Reasoning (Pemikiran)
Penerapan logos dalam dakwah aspek reasoning (pemikiran) memudahkan para pendakwah dalam
mempersuasi Jemaahnya jika seorang pendakwah dalam dakwahnya dapat menampilkan kebenaran melalui
pemikiran atau argumentasi yang dapat dinalar terkait kebenarannya dengan menunjukkan faktor penyebab
terjadinya sesuatu, menunjukkan akibat yang telah terjadi, kemudian mencari penyebabnya, menunjukkan gejala
yang mengarah pada sesuatu yang akan terjadi kemudian, menguraikan kriteria tertentu yang masuk akal agar
audiensi terpersuasi, menunjukkan perbandingan atau analogi dengan peristiwa sejenis, mengungkapkan fakta
yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan bersifat khusus, serta mengungkapkan fakta yang bersifat
khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Hal tersebut tampak ditemukan pada data berikut ini.
Berikut ini merupakan penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim pada videonya di Youtube aspek
reasoning (pemikiran).
“Ada kualifikasi jadi Tuhan. Syaratnya apa, dia pencipta langit, pencipta bumi. Dia Pencipta air, dia ini
itu. Abu Jahal gak, berhala-berhala gak, Latta Uzza gak. Akhirnya semuanya masuk Islam gara-gara
Barokah nopo diskusi.”
Pada data di atas merupakan penerapan logos karena termasuk dalam aspek reasoning yang
memenuhi indikator mengungkapkan fakta yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan bersifat
khusus. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan umum KH Bahauddin Nursalim tentang syaratnya menjadi tuhan,
yakni pencipta langit, pencipta bumi, pencipta air, dll. KH Bahauddin Nursalim juga memberikan contoh, jika Abu
Jahal, Latta Uzza yang dianggap tuhan pada masa jahiliyah itu tidak bisa menciptakan air, bumi, dan langit. Jadi,
dapat diatrik kesimpulan bahwa, Abu Jahal, Latta Uzza bukanlah tuhan karena tidak dapat menciptakan langit,
air, dan bumi. Oleh karena diskusi tentang hal tersebut, maka semua orang pada masa jahiliyah masuk islam
karena barokah dari diskusi.

Penerapan Logos dalam Retorika Dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam Video Youtube “Ceramah Gus
Baha di Haul KH Abdul Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” Evidence (Bukti)
Penerapan logos dalam dakwah aspek evidence (bukti) memudahkan para pendakwah dalam
mempersuasi Jemaahnya jika seorang pendakwah dalam dakwahnya dapat menampilkan bukti yang ada
dengan memberikan bukti dari pengalaman langsung, menguraikan secara sistemtis sehingga menimbulkan
kesan yang dramatis, memberikan contoh yang bersifat fakta aktual masa lampau, pemberian alasan dengan
pengakuan pihak lain sebagai bukti, memberikan alasan dengan mengajak orang lain terlibat melakukannya,
memberikan alasan dengan menggunakan anekdot, dan memberikan bukti yang masuk akal dengan
menguraikan secara kronologis. Hal tersebut tampak ditemukan pada data berikut ini. Berikut ini merupakan
penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim pada videonya di Youtube aspek evidence (bukti).
“Mata „atoka ashadaka biro wa ma taman aka ashadaka qohro, kalau Allah sedang memberi kamu
anggap saja Allah ingin memperlihatkan albaru rokhim, zat yang baik. Wa ma taman aka ashadaka
qohro, kalau Allah tidak mengasihi keinginan kamu untuk menunjukkan kalau Allah itu al kohar, al jabar,
zat yang gak bisa diintervensi.”
Pada data di atas merupakan penerapan ethos karena samping termasuk dalam aspek evidence yang
memenuhi indikator pemberian alasan dengan pengakuan pihak lain sebagai bukti. Dalam hal ini, KH
Bahauddin Nursalim menggunakan pengakuan dari Imam Ibn Atha’illah dalam Kitab Al-Hikam, untaian kalimat
hikmahnya yang ke-93 dengan bunyi, mata „atoka ashadaka biro wa ma taman aka ashadaka qohro.
Maksudnya, kalau Allah sedang memberi kamu, maka Allah ingin memperlihatkan bahwa Allah zat yang baik.
Kalau Allah tidak mengasihi keinginan kamu untuk menunjukkan kalau Allah itu memperlihatkan kekuasaannya.
Dengan demikian, jika ada masalah atau keinginan dan Allah memberi jalan, kemudahan, atau mengabulkan
keinginan seorang hamba, maka anggap saja Allah ingin memperlihatkan bahwa Allah adalah zat yang baik.
Namun, jika Allah tidak memberi, maka Allah ingin menunjukkan kekuasaan-Nya kepada hamba-Nya. Maka dari
itu, berpikirlah, mungkin belum saatnya Allah memberikan hal itu kepada hambanya atau Allah menyiapkan hal
yang lebih indah diwaktu yang tepat kepada hambanya.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Retorika dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam video Youtube “Ceramah Gus Baha di Haul KH Abdul
Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” diwujudkan dalam penerapan ethos dengan menunjukkan bahwa
KH Bahauddin Nursalim memiliki kredibilitas yang sangat tinggi dalam dirinya. Dalam hal ini, KH Bahauddin
Nursalim memiliki good sense (kecerdasan praktis atau akal sehat), good moral character (karakter moral yang
baik), dan good will (niat baik) dalam kegiatan dakwahnya. Dengan demikian, dengan adanya penerapan ethos
dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim pada video di youtube ini akan mempersuasi Jemaah untuk dapat
percaya serta mengamalkan materi dakwah yang disampaikan olehnya.
Retorika dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam video Youtube “Ceramah Gus Baha di Haul KH Abdul
Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” diwujudkan dalam penerapan pathos dengan menunjukkan
bahwa KH Bahauddin Nursalim mampu menarik emosi Jemaahnya. Dalam hal ini, KH Bahauddin Nursalim
menggunakan cara yang menginspirasi dan menyenangkan kepada Jemaahnya selama kegiatan dakwah
berlangsung. Dengan demikian, cara KH Bahauddin Nursalim dalam menerapkan pathos dalam kegiatan
dakwahnya ini tentu dapat mempersuasi Jemaah melalui kedekatan emosional yang berhasil dibangun.
Retorika dakwah KH Bahauddin Nursalim dalam video Youtube “Ceramah Gus Baha di Haul KH Abdul
Hamid Pasuruan: Kenyamanan Akal dan Iman” diwujudkan dalam penerapan logos dengan menunjukkan bahwa
KH Bahauddin Nursalim mampu menyampaikan materi dakwahnya berbasis dengan logika. Dalam hal ini, KH
Bahauddin Nursalim menampilkan bukti data yang valid dalam dakwahnya dengan berdasarkan kebenaran
(sumber hukum islam), reasoning (pemikiran) atau cara berpikir secara logik dan menampilkan evidence (bukti).
Dengan demikian, segi penerapan logos dalam dakwah KH Bahauddin Nursalim pada video di youtube ini tentu
dapat mempersuasi audiensi melalui bukti yang berhasil ditampilkan dan argumentasi yang dapat dinalar terkait
kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Aristoteles. (2018). Retorika: Seni Berbicara. Yogyakarta: BASABASI.

Damasio, A. R. (1994). Descartes‟ Error: Emotion, Reason, and the Human Brain. New York, NY: Avon.

Demirdogen, U. D. (2010). The Roots of Research in (political) Persuasion: Ethos, Pathos, Logos and the Yale Studies of
Persuasive Communications. International Journal of Social Inquiry, 3(1), 189-201.

Effendy, O. U. (2013). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda karya.

Hasanah, U. (2020). Kualifikasi Da’i: Komparasi Konseptual Retorika Dakwah dan Retorika Aristoteles. Jurnal Komunikasi
Islam, 10(2), DOI: https://doi.org/10.15642/jki.2020.10.2.256-275

Higgins, C & Walker, R. (2012). Ethos, Logos, Pathos: Strategies of Persuasion in Sosial/ Environmental Reports.
Accounting Forum, 36(3), 194-208. DOI: https://doi.org/10.1016/j.accfor.2012.02.003

Hill, J. H. O. (2019). Logos, Ethos, Pathos and The Marketing of Higher Education. Journal of Marketing for Higher
Education. DOI: https://doi.org/10.1080/08841241.2019.1683120

Hovland, Carl I., & Weiss, W. (1951). The Influence of Source Credibility on Communication Effectiveness. Public Opinion
Quarterly, 15, 635-650. DOI: https://doi.org/10.1086/266350

Mohamad, H. A. (2022). Analysis of Rhetorical Appeals to Logos, Ethos and Pathos in ENL and ESL Research Abstracts.
Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities, 7(3), 1-19. DOI: https://doi.org/10.47405/mjssh.v7i3.1314

Mshvenieradze, T. (2013). Logos Ethos and Pathos in Political Discourse. Theory and Practice in Language Studies, 3(11),
1939-1945. DOI: https://doi.org/10.4304/tpls.3.11.1939-1945

Munoz, J. M. (2017). Somatic Markers, Rhetoric, and Post-truth. Frontiers in Psychology, 8, 1-3. DOI:
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.01273

Myllyla, K. (2019). Ethos, Pathos and Logos; a Comparative Study of the Rhetorical Strategies Found in CEO Letters in
English Annual Reports of Finnish Companies after Desirable and Undesirable Financial Years. University of Turku, Finland
(https://urn.fi/URN:NBN:fi-fe2019062021534)

Rakhmat, J. (2012). Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Udin, M. (2019). Retorika dan Narasi Dakwah Bagi Pemula. Mataram: Sanabil.

You might also like