You are on page 1of 9

PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN

PUBLIK DI KANTOR CAMAT KORMOMOLIN KABUPATEN


MALUKU TENGGARA BARAT

DARMANERUS DUARMAS
PATAR. RUMAPEA
WELSON YAPPI ROMPAS

ABSTRACT : Implementation of good governance is an absolute necessity for the creation of a majority
of the political system of governance that is more aligned to the interests of the people in accordance with
the principles of democracy are universal. The purpose of this study is to investigate the implementation
of the principles of good governance in the public service, to determine the factors supporting and
hindering the implementation of the principles of good governance in the public service in the District of
West Southeast Maluku District Kormomolin.

The method used in this research is quantitative method. Research was carried by 75 votes kormomolin
sub-district government officials and the public. The data used are primary data in the can through a
questionnaire. The analysis technique used to test the hypothesis is simple linear regression analysis.

The results of data analysis showed that the variables of good governance and positive significant effect on
the variable public services at the level of 95%. Based on the results of that study concluded that good
governance positive and significant impact on public services at Head Office Kormomolin.

It is recommended that the implementation of good governance which emphasizes the principles of
transparency and accountability in Head Office Kormomolin should be increased for the realization of
public services from the aspect of efficiency and effectiveness.

Keywords: good governance, public services

PENDAHULUAN dipandang sebagai paradigma baru dan


menjadi ciri yang perlu ada dalam sistem
Di Indonesia Good Governance mulai dikenal administrasi publik. Secara umum Good
secara lebih dalam kurang lebih tahun 1990 Governance diartikan sebagai kualitas
sebagai wacana penting yang muncul dalam hubungan antara pemerintah dan masyarakat
berbagai pembahasan, diskusi, penelitian, dan yang dilayani dan dilindunginya. Oleh sebab
seminar, baik di lingkungan pemerintah, dunia itu disektor publik governance diartikan
usaha swasta, dan masyarakat termasuk sebagai suatu proses tata kelola pemerintahan
lingkungan para akademisi. Sejak terjadinya yang baik dengan melibatkan pengambil
krisis moneter dan krisis kepercayaan yang kebijakan, terhadap berbagai kegiatan
mengakibatkan perubahan dramatis pada tahun perekonomian, sosial politik dan pemanfaatan
1998, Indonesia telah memulai berbagai beragam sumber daya seperti sumber daya
inisiatif yang dirancang untuk alam, keuangan dan manusia bagi kepentingan
mempromosikan Good Governance, rakyat yang dilaksanakan dengan menganut
akuntabilitas dan partisipasi yang lebih luas. asas, keadilan, pemerataan, persamaan,
Ini sebagai awal yang penting dalam efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
menyebarluaskan gagasan yang mengarah (World Conference on Governance, UNDP,
pada perbaikan governance dan demokrasi 1999).
partisipasi di Indonesia. Good Governance
Ada beberapa prinsip Good disebutkan diatas bahwa akuntabilitas adalah
Governance menurut UNDP (United Nation pertanggungjawaban pemerintah kepada
Development Programme), 1997, yaitu (1) masyarakat maka hal tersebut sangat
partisipasi, (2) kepastian hukum, (3) dibutuhkan, guna menghilangkan patologi
transparansi, (4) tanggung jawab, (5) birokrasi seperti yang kita ketahui yaitu
berorientasi pada kesepakatan, (6) keadilan, Korupsi Kolusi Nepotisme dan sebagainya.
(7) efektifitas dan efesiensi, (8) akuntabilitas, Prinsip akuntabilitas mengharuskan
(9) visi strategik. Prinsip-prinsip itulah yang pemerintah menata seluruh pelayanannya
melekat pada sebuah kepemerintahan dalam dengan sebaik-baiknya karena merupakan
rangka mencapai apa yang diharapkan salah satu prinsip yang harus dilaksanakan
sehingga hubungan yang baik dengan secara utuh oleh pemerintah untuk
masyarakat dapat dirasakan. Pemerintah memberikan pelayanan yang baik kepada
tentunya dari sejak dahulu telah menjalankan masyarakat. Demikian juga dengan
ataupun merencanakan program-program transparansi dimana memiliki aspek
dalam rangka adanya pembangunan nasional pendukung pada prinsip Good Governance
baik jangka panjang ataupun jangka pendek. untuk dilaksanakan oleh pemerintah.
Salah satu pilihan strategis untuk Instruksi Presiden R.I. Nomor 5 Tahun
menerapkan good governance di Indonesia 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi
adalah melalui penyelenggaraan pelayanan Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program
publik. Ada beberapa pertimbangan mengapa Kerjasama dengan International Monetary
pelayanan publik menjadi strategis untuk Fund (IMF), menginstruksikan antara lain
memulai menerapkan good governance. kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur
Pelayanan publik sebagai penggerak utama Negara untuk melakukan langkah-langkah
juga dianggap penting oleh semua aktor dari dalam rangka meningkatkan transparansi dan
unsur good governance. Para pejabat publik, akuntabilitas pelayanan masyarakat terutama
unsur-unsur dalam masyarakat sipil dan dunia yang menyangkut kepastian prosedur, waktu,
usaha sama-sama memiliki kepentingan dan pembiayaan pelayanan publik. Selain itu,
terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. untuk mewujudkan pelayanan yang
Ada tiga alasan penting yang melatar- berkualitas, transparan dan akuntabel antara
belakangi bahwa pembaharuan pelayanan lain telah ditetapkan Keputusan Men.PAN
publik dapat mendorong praktik good Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
governance di Indonesia. Pertama, perbaikan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
kinerja pelayanan publik dinilai penting oleh Publik. Namun demikian transparansi dan
stakeholders, yaitu pemerintah , warga, dan akuntabilitas yang merupakan kewajiban yang
sektor usaha. Kedua, pelayanan publik adalah harus dilaksanakan secara utuh oleh setiap
ranah dari ketiga unsur governance melakukan instansi dan unit pelayanan instansi
interaksi yang sangat intensif. Ketiga, nilai- pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya
nilai yang selama ini mencirikan praktik good belum juga dapat dilaksanakan secara
governance diterjemahkan secara lebih mudah menyeluruh (KEP/26/M.PAN/2/2004).
dan nyata melalui pelayanan publik. Untuk itulah mengapa peneliti lebih
Dan dalam penelitian ini beberapa menekankan akuntabilitas dan transparansi
prinsip Good Governance yakni akuntabilitas dari beberapa prinsip Good Governance yang
dan transparansi menjadi dua pilihan dari lainnya, karena peneliti berpendapat bahwa
peneliti untuk diangkat dalam penelitian ini. akuntabilitas atau pertanggungjawaban
Akuntabilitas ternyata dipandang sangat perlu diharuskan ada pada setiap instansi untuk
dalam penyelenggaraan pemerintahan. memberikan laporan yang akurat dan benar
Mengapa demikian karena seperti telah sehingga timbulnya kepercayaan masyarakat
pada pemerintah. Selanjutnya transparansi Diharapkan dengan penerapan Good
dilihat dari berbagai sisi yakni keterbukaan Governance dapat mengembalikan dan
dimana bukan hanya pemerintah saja yang membangun kembali kepercayaan masyarakat
mengetahui seluk-beluk pelaksanaan program terhadap pemerintah.
yang ada melainkan masyarakat berhak Pelayanan publik di Kantor Camat
mendapatkan informasi yang terbuka, mudah Kormomolin tidak sesuai dengan prinsip-
dijangkau, bebas diperoleh, dan tepat waktu. prinsip dari Good Governance. Contohnya
Fenomena pelayanan publik oleh dalam pengurusan KTP masyarakat (customer)
birokrasi pemerintahan sarat dengan harus mengeluarkan uang untuk proses
permasalahan, misalnya prosedur pelayanan administrasi yang relatif besar, namun hasil
yang berbelit-belit, ketidakpastian waktu dan yang diterima oleh masyarakat tidak
harga yang menyebabkan pelayanan menjadi memuaskan dan melalui proses yang relatif
sulit dijangkau secara wajar oleh masyarakat. lama. Harusnya terdapat keseimbangan antara
Hal ini menyebabkan terjadi ketidakpercayaan uang yang dikeluarkan oleh masyarakat
kepada pemberi pelayanan dalam hal ini dengan hasil yang diterimanya. Sistem,
birokrasi sehingga masyarakat mencari jalan metode, dan prosedur kerja juga belum tertib,
alternatif untuk mendapatkan pelayanan prosedur pelayanan yang berbelit-belit. Aspek-
melalui cara tertentu yaitu dengan memberikan aspek kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan
biaya tambahan. Dalam pemberian pelayanan keadilan menjadi alat untuk mengukur
publik, disamping permasalahan diatas, juga pelayanan publik yang berkualitas.
tentang cara pelayanan yang diterima oleh Sehubungan dengan masalah ini dan dalam
masyarakat yang sering melecehkan kaitannya dengan Good Governance pada
martabatnya sebagai warga Negara. pelayanan publik yang tidak sesuai di Kantor
Masyarakat ditempatkan sebagai klien yang Camat Kormomolin, maka perlu dilakukan
membutuhkan bantuan pejabat birokrasi, penelitian untuk mengetahui pengaruh
sehingga harus tunduk pada ketentuan penerapan prinsip-prinsip Good Governance
birokrasi dan kemauan dari para pejabatnya. terhadap pelayanan publik di Kantor Camat
Hal ini terjadi karena budaya yang Kormomolin Kabupaten Maluku Tenggara
berkembang dalam birokrasi selama ini bukan Barat.
budaya pelayanan, tetapi lebih mengarah
kepada budaya kekuasaan. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengatasi kondisi tersebut
A. Metode Penelitian
perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik yang Metode penelitian yang digunakan ialah
berkesinambungan demi mewujudkan metode deskriptif kuantitatif. Pengertian
pelayanan publik yang prima sebab pelayanan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu
publik merupakan fungsi utama pemerintah bentuk penelitian yang berdasarkan data yang
yang wajib diberikan sebaik-baiknya oleh dikumpulkan selama penelitian secara
pejabat publik. Salah satu upaya pemerintah sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
adalah dengan melakukan penerapan prinsip- dari obyek yang diteliti dengan
prinsip Good Governance, yang diharapkan menggabungkan hubungan antar variabel yang
dapat memenuhi pelayanan yang prima terlibat didalamnya, kemudian
terhadap masyarakat. Terwujudnya pelayanan diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan
publik yang berkualitas merupakan salah satu literatur-literatur yang berhubungan dengan
ciri Good Governance. Untuk itu, aparatur obyek yang diteliti.
Negara diharapkan melaksanakan tugas dan Metode ini bertujuan untuk
tanggung jawabnya secara efektif dan efesien. memberikan gambaran yang cukup jelas atas
masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini 2). Masyarakat memperoleh kemudahan
penulis memperoleh data dengan untuk mendapatkan informasi yang
menggunakan kuesioner yang telah diberi siap, mudah dijangkau, bebas
skor, dimana data tersebut nantinya akan diperoleh, dan tepat waktu.
dihitung secara statistik.
3). Keterbukaan pemerintah dalam
B. Operasional Variabel memberikan layanan informasi.

Kerlinger menyatakan bahwa variabel b. Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban


dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang pemerintah terhadap apa yang telah
diambil dari suatu nilai yang berbeda (different dilakukan. Akuntabilitas dapat diukur dari
values) dengan demikian variabel itu beberapa indikator atau kriteria-kriteria
merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya sebagai berikut:
Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel 1). Adanya peningkatan kepercayaan dari
adalah suatu kualitas (qualities) dimana masyarakat kepada pemerintah.
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya. Dengan demikian, variabel adalah 2). Adanya pengurangan kasus - kasus
merupakan objek yang berbentuk apa saja korupsi, kolusi dan nepotisme.
yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik 2. Variabel pelayanan publik adalah
suatu kesimpulan. Berdasarkan permasalahan tindakan yang telah dilaksanakan
yang telah dikemukakan, sehingga yang pemerintah untuk tujuan tertentu yang
menjadi fokus penelitian adalah pengaruh dari berorientasi pada kepentingan
Good Governance terhadap pelayanan publik masyarakat. Pelayanan publik dapat
di Kantor Camat Kormomolin Kabupaten diukur dari beberapa indikator yaitu
Maluku Tenggara Barat. Maka dapat di dilihat dari:
definisikan secara operasional sebagai berikut:
a). Efisiensi, yakni biaya dan waktu
1. Variabel Good governance adalah prinsip- pelaksanaan.
prinsip yang mendasari adanya kinerja suatu
b). Efektivitas, apakah pelayanan
pemerintahan yang memiliki pengaruh
publik sesuai dengan apa yang
terhadap pelayanan publik dari permasalahan
dibutuhkan masyarakat atau tepat
yang telah dikemukakan di atas. Maka sesuai
sasaran.
dengan rumusan masalah dapat dilihat
beberapa hal sebagai berikut: C. Jenis Data

a. Transparansi untuk adanya informasi yang Jenis data yang dikumpulkan dan yang
jelas dari pembuat pelayanan atau akan dianalisis untuk pengujian hipotesis ialah
pemerintah dalam melaksanakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung
pelayanan, dengan adanya informasi dari para responden yang ditetapkan dan data
seluruh proses pemerintahan dapat sekunder yang berfungsi sebagai pelengkap
diketahui oleh semua elemen dan dapat data primer.
dipahami. Transparansi dapat diukur dari
beberapa indikator atau kriteria-kriteria D. Populasi dan Sampel
sebagai berikut:
Populasi adalah wilayah generalisasi
1). Pemerintah menjamin masyarakat untuk yang terdiri atas objek atau subjek yang
mendapat kepercayaan yang lebih. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk memperoleh gambaran empirik
dan kemudian ditarik kesimpulannya. tentang objek penelitian. Data yang
Dengan demikian populasi penelitian diperoleh dari teknik observasi ini akan
ini adalah para aparatur pemerintah di Kantor merupakan pelengkap data hasil
Camat Kormomolin Kabupaten Maluku kuesioner.
Tenggara Barat dengan mengambil semua 3. Studi Dokumentasi
karakteristik yang ada pada Kantor Camat Studi Dokumentasi yaitu digunakan untuk
Kormomolin diantaranya dapat dilihat dari mengumpulkan data sekunder yang telah
tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, dan tersedia di Kantor Camat Kormomolin
jenis kelamin. Berdasarkan data sekunder yang Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
diperoleh bahwa jumlah aparatur pada Kantor
Camat Kormomolin adalah sebanyak 34 orang F. Teknik Analisis Data
dan untuk menghindari adanya subjektifitas Teknik analisis data yang digunakan
terhadap variabel dalam skripsi ini, maka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
peneliti melibatkan konsumen dalam hal ini
masyarakat sebanyak 41 orang, sehingga 1. Analisis statistik deskriptif, adalah statistik
jumlah seluruhnya menjadi 75 orang. Oleh yang digunakan untuk menganalisis data
karena jumlah responden tersebut yang kecil, dengan cara mendeskripsikan atau
maka semuanya ditetapkan sebagai sumber menggambarkan data yang telah terkumpul,
data (tidak ditarik sampel), sebagaimana yang dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
dikemukakan oleh Arikunto (2000), bahwa
apabila populasi penelitian sedikit atau kurang a. Data yang terkumpul diklasifikasikan ke
dari 100 unit, maka sebaiknya tidak dilakukan dalam tiga kategori, yaitu baik atau tinggi,
sampling. cukup baik atau sedang, dan tidak baik atau
Srendah, selanjutnya diadakan perhitungan
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan untuk mendapatkan presentasenya.
Data
Dapat dilihat dengan menggunakan
Pengambilan data dengan teknik
rumus sebagai berikut:
disproportionate stratified random sampling.
Teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional.
Dimana:
Instrumen dan teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini P= Presentase
adalah sebagai berikut :
f= Jumlah data responden
1. Teknik Kuesioner (Angket)
n= Total sampel
Teknik ini dilakukan dengan cara
memberi beberapa pertanyaan atau b. Data yang terkumpul kemudian dipisahkan
pernyataan tertulis dalam bentuk isian menurut kategorinya selanjutnya digambarkan
untuk dijawab oleh responden dan dengan kalimat.
tentunya telah dipersiapkan terlebih
dahulu. c. Data yang terkumpul diklasifikasikan
2. Teknik Observasi sehingga merupakan suatu susunan urut data,
Observasi yaitu melakukan pengamatan selanjutnya dibuat tabel dan dihitung
secara langsung terhadap fenomena yang presentasenya.
berkaitan dengan variabel yang diamati
2. Analisis statistik Inferensial sering juga yang menyatakan bahwa good governance
disebut statistik induktif atau statistik tidak berpengaruh terhadap pelayanan publik
probabilitas, adalah teknik yang digunakan ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif
untuk mengukur data sampel, dengan yang menyatakan bahwa good governance
menggunakan analisis regresi linear yang berpengaruh terhadap pelayanan publik secara
digambarkan dengan model persamaan positif dan signifikan di Kantor Camat
sebagai berikut: Kormomolin diterima pada taraf signifikansi
95%. Artinya, pelayanan publik di Kantor
Camat Kormomolin yang menekankan pada
aspek efisiensi dan efektivitas sudah mulai
Dimana:
memperhatikan bahkan menggunakan
a = Koefisien konstanta, dengan menggunakan pendekatan good governance dalam
rumus pengelolaan roda organisasi.
Hasil penelitian ini nampaknya
∑ ∑ ∑ ∑
mendukung pendapat dari Widodo (2001)
∑ ∑
yang mengemukakan bahwa good governance
b = Koefisien arah regresi, dengan diwujudkan sebagai pemerintahan yang pada
menggunakan rumus hakekatnya ialah melakukan pelayanan kepada
masyarakat bukan pelayanan kepada diri
∑ ∑ ∑
sendiri. Pemerintahan yang baik yaitu
∑ ∑
melayani serta menciptakan kondisi yang
PEMBAHASAN memungkinkan setiap anggota masyarakat
mengembangkan kemampuan dan
Berdasarkan pada hasil analisis deskriptif kreativitasnya dalam mencapai tujuan
terhadap variabel good governance dan bersama. Kondisi sebagaimana disebutkan
variabel pelayanan publik masing-masing tersebut merupakan perwujudan adanya
menunjukkan bahwa variabel good pergeseran paradigma penyelenggaraan
governance berada pada kategori tinggi, dan pemerintahan dari paradigma rule governance
variabel pelayanan publik berada pada menjadi good governance. Pergeseran
kategori sedang. Data tersebut paradigma tersebut mengkondisikan
menggambarkan bahwa penerapan good penyelenggaraan pemerintahan tidak lagi
governance yang menekankan pada prinsip semata-mata dilakukan oleh pemerintah dan
transparansi dan prinsip akuntabilitas belum bersandar pada peraturan perundang-undangan
mampu mendongkrak terwujudnya pelayanan yang berlaku, namun sudah melibatkan
publik secara maksimal dilihat dari aspek seluruh elemen yang ada baik di dalam tubuh
efisiensi dan efektivitas. birokrasi pemerintah maupun elemen yang
Begitu juga hasil pengujian statistik berada di luar tubuh birokrasi pemerintah.
dengan menggunakan metode analisis regresi Hasil penelitian yang mengindikasikan
linear sederhana menunjukkan bahwa pengaruh penerapan pendekatan good
koefisien determinasi variabel good governance secara positif dan signifikan
governance terhadap variabel pelayanan terhadap pelayanan publik. Hasil penelitian
publik hanya sebesar 16,3% dengan tersebut memberi pengertian bahwa good
probabilitas kesalahan 0,000. Walaupun kecil governance yang diterjemahkan sebagai
derajat determinasi good governance terhadap kepemerintahan yang baik dalam pelayanan
pelayanan publik namun pengaruh tersebut publik harus diperhatikan semaksimal
sangat signifikan. Hasil analisis regresi mungkin. Transparansi dan akuntabilitas
tersebut memberi arti bahwa hipotesis nol sebagai perwujudan dari kepemerintahan yang
baik harus diberlakukan secara masyarakat. Jika hal tersebut dapat
berkesinambungan dalam penyelenggaraan diwujudnyatakan, maka transparansi dalam
pemerintahan termasuk di dalamya pelayanan pelayanan semakin baik.
publik. Begitu juga dengan akuntabilitas
Sesuai dengan hasil penelitian yang merupakan faktor yang sangat penting dalam
diperoleh menunjukkan bahwa penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik Widodo (2001) berpendapat bahwa birokrasi
(good governance) di Kantor Camat pelayanan kepada masyarakat tidak hanya
Kormomolin belum sepenuhnya sekedar bertindak netral terhadap partai politik
mempengaruhi pelayanan publik. Hal itu atau golongan tertentu, namun yang paling
menggambarkan bahwa perhatian terhadap penting ialah harus bertanggung jawab
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik terhadap apa yang menjadi sikap, perilaku
harus ditingkatkan. Hasil analisis prediksi maupun sepak terjang para pelayan publik.
menunjukkan good governance memiliki Sasaran pertanggungjawaban semua tugas dan
peran yang sangat signifikan terhadap kewenangan ialah kepada masyarakat.
keberhasilan pelayanan publik. Artinya, Alasannya bahwa semua organisasi
efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan pemerintah dibuat oleh publik dan untuk
publik dapat diwujudkan apabila transparansi publik, maka siapapun pelaku organisasi
dan akuntabilitas ditingkatkan dalam pemerintah harus bertanggung jawab kepada
penyelenggaraan pemerintahan. publik juga. Publik yang akan melakukan
Dwiyanto (2006) mengemukakan penilaian terhadap apa yang
bahwa jika tidak adanya transparansi dalam dipertanggungjawabkan tersebut.
birokrasi pelayanan publik, maka banyak Maka dengan demikian dapat
masyarakat yang akan mengalami frustrasi. ditegaskan bahwa akuntabilitas merupakan
Salah satu indikasi tidak adanya transparansi suatu kewajiban seorang pelayan publik atau
dalam birokrasi pelayanan publik ialah faktor suatu lembaga pelayanan publik untuk
komunikasi tidak efektif. Pengertian tersebut mempertanggungjawabkan pengelolaan mulai
dapat dijelaskan bahwa terciptanya dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada
komunikasi efektif dalam birokrasi pelayanan pengendalian semua sumber daya yang
publik menggambarkan adanya transparansi digunakan yang telah dipercayakan dalam
dalam birokrasi tersebut. Ternyata komunikasi rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan
merupakan faktor yang sangat penting dalam secara langsung atau tidak langsung
mewujudkan transparansi birokrasi pelayanan menggunakan media pertanggungjawaban
kepada masyarakat. yang tersedia secara periodik. Semakin
Komuniikasi dapat disebut efektif kompleks tugas dan kewenangan yang dimliki
apabila pesan yang disampaikan oleh pemberi seseorang maupun lembaga dalam
pesan dapat diterima seutuhnya oleh penerima pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat,
pesan. Tidak satupun unsur-unsur dalam pesan maka semakin tinggi tuntutan atau kewajiban
tersebut hilang atau bertambah. Selain kualitas untuk melakukan pertanggungjawaban.
dari komunikasi dibutuhkan dalam birokrasi
pelayanan masyarakat, juga banyaknya KESIMPULAN DAN SARAN
komunikasi yang disampaikan kepada
A. Kesimpulan
masyarakat merupakan faktor penentu dalam
mewujudkan transparansi penyelenggaraan Berdasarkan pada hasil penelitian dan
kepemerintahan yang baik. Semua aspek- pembahasan yang dikemukakan pada bagian
aspek yang menjadi kepentingan publik harus sebelumnya, maka dapat dirumuskan
disampaikan secara transparan kepada kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara deskriptif, good governance yang aspek efisiensi dan efektivitas dalam
diamati dari aspek transparansi dan pelaksanaan pelayanan.
akuntabilitas secara umum telah
diterapkan dalam penyelenggaraan 3. Pengaruh yang ditunjukkan good
organisasi Kantor Camat Kormomolin governance terhadap pelayanan publik
namun belum sepenuhnya diterapkan walaupun positif dan signifikan namun
dengan baik. pengaruhnya rendah. Hal itu disarankan
agar penerapannya jangan hanya sekedar
2. Secara deskriptif, rata-rata pelayanan mengikuti perkembangan dimana good
publik yang diamati dari aspek efisiensi governance sedang hangat dibicarakan,
dan efektivitas masih berada pada akan tetapi benar-benar menerapkannya
kategori sedang. Artinya, pelaksanaan sesuai dengan makna yang dikandung
pelayanan belum berlangsung dengan dalam prinsip-prinsip tersebut dan sesuai
baik karena belum sepenuhnya efisien dengan tuntutan organisasi.
dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
3. Secara inferensial, good governance
berpengaruh positif dan signifikan Arikunto, Suharsimi.2000. Manajemen
terhadap pelayanan publik di Kantor Penelitian. Rineka Cipta ; Jakarta
Camat Kormomolin walaupun A.S, Moenir., 1992. Manajemen Pelayanan
pengaruhnya masih berada pada kategori Umum di Indonesia. Jakarta:Bumi
sedang. Hal itu disebabkan penerapan Aksara.
good governance belum mengikuti makna Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar Dasar Ilmu
yang terkandung dalam prinsip-prinsip Politik edisi revisi. Jakarta: PT
yang dianut. Gramedia Pustaka Utama.
Dharma, DR. Surya. (2007). Manajemen
B. Saran Kinerja. Yogyakarta: PT Pustaka
Pelajar.
Berdasarkan pada kesimpulan dalam Dra.Loina Lalolo Krina P: Agustus
penelitian ini, maka dapat disarankan sebagai 2003, Indikator & Alat Ukur Prinsip
berikut : Akuntabilitas, Transparansi &
1. Harus diakui bahwa Kantor Camat Partisipasi, Jakarta, Sekretariat Good
Public Governance Badan Perencanaan
Kormomolin telah menerapkan
Pembangunan Nasional.
pendekatan good governance dalam
pengelolaan organisasi sebagaimana Dwiyanto Agus, dkk. 2006. Reformasi
ditunjukkan dalam hasil penelitian ini. Birokrasi Publik di Indonesia. Cetakan
Penerapan good governance perlu kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
dipertahankan intensitasnya namun harus University Press.
diterapkan dengan baik sesuai dengan Hardjasoemantri Koesnadi. 2003. Good
situasi dan kondisi organisasi secara Governance Dalam Pembangunan
keseluruhan. Berkelanjutan di Indonesia, Bali.
Haryatmoko, 2011, Etika Publik untuk
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa Integritas Pejabat Publik dan Politisi, PT
pelayanan publik di Kantor Camat Gramedia Pustaka Utama, Kompas
Kormomolin masih berada pada kategori Gramedia Building, Jakarta
cukup baik. Oleh karena itu disarankan Jabbra, J.G dan Dwivedi, O.P. 1989. Public
kepada pimpinan agar memperhatikan Service Accountability. Conneticut:
Kumarian Press, Inc.
Kidder, Louise, 1981. Research Method in
Social Relation, Holt, Rineheart and
Winston.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 63/ KEP/ M.PAN./7/2003
tentang Pedoman Umum
Penyelengaraan Pelayanan Publik.
Lembaga Administrasi Negara, 2000,
Akuntabilitas dan Governance, Modul
sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP), LAN,
Jakarta.
Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi
Publik, Reformasi Birokrasi, dan
Kepemimpinan Masa Depan
(Mewujudkan Pelayanan Prima dan
Kepemerintahan yang Baik). Bandung:
Refika Aditama..
Sinambela, dkk, 2006. Reformasi Pelayanan
Publik: Teori, Kebijakan, dan
Impelentasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja
Pelayanan Publik. Bandung: PT Refika
Aditama.
Tjandra, W. Riawan, dkk. 2005. Peningkatan
Kapasitas Pemerintah Daerah dalam
Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan
Trenggono, P.B. 1997, Kebijakan Pelayanan
Masyarakat, Makalah, LAN, Jakarta.
United Nations Development Programme,
1999, ‘Decentralization: A Sampling of
Definitions’, Joint UNDP-Government
of Germany Evaluation of the UNDP
Role in Decentralization and Local
Governance, Working Paper.
Widodo, Joko. 2001. Good Governance,
Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan
Kontrol Birokrasi Pada Era
Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Insan Cendekia, Surabaya.

You might also like