You are on page 1of 12

Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 1

Vol. 01, No. 5  1

“PEMERIKSAAN FRAUD DALAM AKUNTANSI


FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF”

Dheayu Az-zahra Puteri


Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara, Indonesia

ABSTRACT Article
Info
This abstract explores the examination of fraud within the fields of forensic accounting and investigative auditing.
Fraud has become a prevalent issue in today's business environment, necessitating the need for effective measures to detect and
prevent fraudulent activities. This study delves into the techniques and methodologies employed in forensic accounting and
investigative auditing to examine and uncover instances of fraud. By conducting a comprehensive literature review and analyzing
relevant case studies, the research investigates the approaches used in these specialized areas to identify and investigate
fraudulent behavior. The findings reveal that the examination of fraud within the context of forensic accounting and investigative
auditing involves systematic procedures to scrutinize financial records, transactions, and supporting evidence for signs of
irregularities and potential fraud indicators. Furthermore, the research highlights the importance of employing technological
advancements, such as data analytics and digital forensics, to enhance the examination process and improve fraud detection
capabilities. The study concludes that the examination of fraud in the realms of forensic accounting and investigative auditing
plays a critical role in uncovering fraudulent activities and maintaining the integrity of financial systems. By utilizing advanced
methodologies and technological tools, organizations can strengthen their abilities to detect, investigate, and mitigate fraud,
ultimately safeguarding their financial well-being.

Article history:
16 Mei 2023

Keywords:
Akuntansi forensik

Kecurangan keuangan

Pencegahan kecurangan

Penanganan kecurangan

Investigasi kecurangan
Corresponding Author:
Dheayu Az-zahra Puteri
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 2

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar V, 20221, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara, Indonesia

Email: dheayuazzahra@gmail.com

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemeriksaan fraud dalam akuntansi forensik dan audit investigatif telah menjadi isu penting
dalam lingkungan bisnis modern. Kecurangan atau fraud dapat memiliki dampak yang merugikan bagi
organisasi, termasuk kerugian finansial yang signifikan, kerusakan reputasi, dan hilangnya
kepercayaan dari pemangku kepentingan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan metode
dan pendekatan yang efektif dalam mendeteksi, mencegah, dan mengatasi tindakan fraud.

Akuntansi forensik dan audit investigatif adalah dua disiplin yang memainkan peran penting dalam
upaya pencegahan dan penanganan fraud. Akuntansi forensik melibatkan penerapan prinsip
akuntansi dan investigasi ke dalam penyelesaian sengketa hukum, sementara audit investigatif
bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengungkapkan tindakan curang yang terjadi
dalam suatu organisasi.

Dalam konteks ini, pemeriksaan fraud dalam akuntansi forensik dan audit investigatif melibatkan
proses yang sistematis untuk memeriksa bukti-bukti, menganalisis transaksi keuangan, dan
mengidentifikasi indikator-indikator potensial dari tindakan fraud. Dengan menggunakan teknologi
informasi dan metode analisis data yang canggih, pendekatan ini dapat meningkatkan kemampuan
dalam mendeteksi dan mencegah fraud dengan lebih efektif.

Dalam rangka memahami pentingnya pemeriksaan fraud dalam akuntansi forensik dan audit
investigatif, serta mengembangkan pendekatan yang lebih baik dalam mengatasi ancaman fraud,
penelitian dan studi lebih lanjut diperlukan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang
metodologi, teknik, dan praktik terbaik dalam pemeriksaan fraud, organisasi dapat memperkuat
sistem pengendalian internal mereka dan melindungi aset mereka dari risiko kecurangan yang serius.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan riset tersebut. Dalam
konteks mini riset tentang penerapan akuntansi forensik dalam pencegahan dan penanganan
kecurangan keuangan pada Perusahaan, terdapat tujuan umum dan tujuan khusus yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan Umum: Menganalisis penerapan akuntansi forensik dalam pencegahan dan penanganan
kecurangan keuangan pada Perusahaan.

Tujuan umum ini menunjukkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan mengkaji
bagaimana akuntansi forensik diterapkan dalam upaya mencegah dan menangani kecurangan
keuangan di Perusahaan secara keseluruhan.

Tujuan Khusus:
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 3

a. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan keuangan yang dihadapi oleh Perusahaan.


Tujuan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kemungkinan terjadinya kecurangan keuangan di Perusahaan. Faktor-faktor ini
dapat meliputi kebijakan internal, struktur organisasi, sistem pengendalian internal, budaya
perusahaan, atau faktor eksternal yang berkontribusi terhadap risiko kecurangan keuangan.
b. Menganalisis metode dan teknik akuntansi forensik yang dapat digunakan untuk mencegah
kecurangan keuangan. Tujuan ini fokus pada menganalisis metode dan teknik yang dapat
diterapkan oleh Perusahaan dalam upaya mencegah terjadinya kecurangan keuangan. Hal ini
melibatkan peninjauan terhadap praktik terbaik dalam akuntansi forensik, seperti analisis data
forensik, investigasi keuangan, pengendalian internal yang ditingkatkan, dan pelaporan yang
transparan.
c. Mengevaluasi prosedur dan tindakan yang diterapkan dalam penanganan kecurangan
keuangan di Perusahaan. Tujuan ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas prosedur dan
tindakan yang telah diterapkan oleh Perusahaan dalam menangani kasus kecurangan keuangan
yang terjadi. Evaluasi ini mencakup peninjauan terhadap kecepatan respons, keakuratan
analisis forensik, keberhasilan dalam mengungkap dan mengatasi kecurangan, serta
pembelajaran yang diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
3. Metode Penelitian 1.
Studi Kepustakaan:
Metode studi kepustakaan melibatkan mengumpulkan informasi dari sumber-sumber terpercaya
seperti jurnal ilmiah, buku, dan artikel terkait akuntansi forensik dan kecurangan keuangan. Dalam
konteks penelitian ini, peneliti akan menyelidiki literatur yang relevan mengenai konsep, teori,
prinsip, dan metode yang berkaitan dengan akuntansi forensik serta kecurangan keuangan dalam
organisasi. Peneliti akan menggunakan sumber-sumber yang telah diakui dan dianggap berwenang
dalam bidang akuntansi forensik untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang topik
penelitian.

2. Wawancara:
Metode wawancara melibatkan interaksi langsung antara peneliti dengan staf atau manajemen
Perusahaan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam implementasi akuntansi forensik.
Dalam tahap ini, peneliti akan merencanakan dan melakukan wawancara dengan responden yang
dipilih secara strategis. Wawancara akan difokuskan pada topik terkait penerapan akuntansi forensik
dalam pencegahan dan penanganan kecurangan keuangan di Perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan
akan dirancang dengan hati-hati untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang proses,
prosedur, dan tantangan yang dihadapi dalam penerapan akuntansi forensik di perusahaan tersebut.
Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan metode wawancara langsung atau melalui
telepon, tergantung pada ketersediaan responden dan preferensi mereka.

Melalui kombinasi metode studi kepustakaan dan wawancara, peneliti akan mengumpulkan data
yang relevan dan bermanfaat untuk memahami penerapan akuntansi forensik dalam pencegahan
dan penanganan kecurangan keuangan di Perusahaan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan
akan memberikan dasar teoritis yang kuat, sedangkan wawancara akan memberikan wawasan praktis
dan pengalaman dari para praktisi di lapangan. Kedua metode tersebut saling melengkapi dan
membantu peneliti dalam merumuskan temuan dan kesimpulan penelitian.
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 4

4. Ruang LingkupPenelitian
Penelitian ini akan menganalisis bagaimana akuntansi forensik dapat digunakan dalam upaya
mencegah terjadinya kecurangan keuangan dan bagaimana akuntansi forensik dapat membantu
dalam penanganan kasus kecurangan keuangan yang terjadi di Perusahaan.

Selain itu, penelitian ini juga akan mencakup periode waktu tertentu. Misalnya, penelitian ini dapat
membatasi periode waktu penelitian hanya pada tahun terakhir atau beberapa tahun terakhir di
mana terdapat kasus kecurangan keuangan yang terjadi di Perusahaan. Pemilihan periode waktu
tertentu ini dapat membantu dalam menganalisis kejadian yang relevan dengan kecurangan
keuangan dan penggunaan akuntansi forensik dalam periode tersebut.

Selain itu, penelitian ini juga akan berfokus pada aspek keuangan perusahaan. Ini berarti penelitian
ini akan lebih menekankan pada aspek keuangan yang terkait dengan kecurangan keuangan dan
penggunaan akuntansi forensik dalam konteks tersebut. Contohnya, penelitian ini dapat mempelajari
penggunaan akuntansi forensik dalam mendeteksi manipulasi laporan keuangan, pemalsuan
transaksi, atau praktik kecurangan keuangan lainnya yang berhubungan dengan aspek keuangan
perusahaan.

Dengan membatasi ruang lingkup penelitian pada penerapan akuntansi forensik dalam pencegahan
dan penanganan kecurangan keuangan di Perusahaan, serta mencakup periode waktu tertentu dan
aspek keuangan perusahaan, penelitian ini dapat lebih fokus dan terarah dalam menggali informasi
dan temuan yang relevan dengan topik yang diteliti.

B. DASAR TEORI

A. Definisi Kecurangan Keuangan


Definisi kecurangan keuangan merujuk pada tindakan yang melibatkan manipulasi, penyalahgunaan,
atau penyimpangan dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan suatu entitas. Kecurangan keuangan
dapat terjadi baik secara sengaja maupun tidak disengaja, dan bertujuan untuk memanipulasi data
keuangan, menghindari pembayaran pajak, mendapatkan keuntungan yang tidak sah, atau
mengelabui pihak-pihak terkait.

Kecurangan keuangan dapat melibatkan berbagai jenis praktik yang melanggar prinsip-prinsip dan
standar akuntansi, termasuk pemalsuan dokumen, rekayasa transaksi, pencurian aset, penggelapan
pendapatan, pemalsuan laporan keuangan, dan kolusi antara pihak-pihak terkait. Kecurangan
keuangan seringkali melibatkan peran internal atau eksternal yang memiliki akses dan wewenang
terhadap informasi keuangan, seperti karyawan, manajemen perusahaan, akuntan, atau auditor.

Definisi kecurangan keuangan tidak hanya mencakup tindakan yang melanggar hukum, tetapi juga
melibatkan tindakan yang melanggar etika bisnis dan standar profesional. Kecurangan keuangan
dapat merugikan entitas, pemegang saham, kreditor, dan pihak-pihak terkait lainnya, serta dapat
merusak reputasi dan kepercayaan terhadap entitas tersebut.

Dalam konteks akuntansi forensik, pemahaman yang jelas tentang definisi kecurangan keuangan
menjadi penting karena akan menjadi dasar untuk mengidentifikasi tanda-tanda dan indikasi
kecurangan, serta merancang metode dan teknik akuntansi forensik yang efektif dalam pencegahan,
deteksi, dan penanganan kecurangan keuangan.
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 5

B. Konsep dan Prinsip Akuntansi Forensik


Konsep dan prinsip akuntansi forensik merujuk pada prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan
dalam penerapan akuntansi forensik dalam mengungkap dan mencegah kecurangan keuangan.
Maksud dari konsep dan prinsip akuntansi forensik adalah:

1. Deteksi dan Investigasi Kecurangan: Konsep dan prinsip akuntansi forensik bertujuan untuk
membantu dalam mendeteksi kecurangan keuangan yang terjadi dalam suatu entitas bisnis.
Prinsip ini mencakup teknik-teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi tanda-tanda dan
indikasi adanya kecurangan keuangan, seperti analisis data, pengujian substansi transaksi, dan
penggunaan teknologi forensik.
2. Pengumpulan dan Analisis Bukti: Konsep dan prinsip akuntansi forensik mendorong
pengumpulan dan analisis bukti yang kuat untuk mendukung penyelidikan terhadap
kecurangan keuangan. Prinsip ini menekankan pentingnya metode pengumpulan bukti yang
valid dan kredibel, serta teknik analisis yang akurat dan dapat dipercaya untuk mengungkap
kecurangan keuangan yang terjadi.
3. Keberlanjutan dan Keandalan Bukti: Konsep dan prinsip akuntansi forensik menekankan
pentingnya menjaga keberlanjutan dan keandalan bukti dalam proses investigasi. Prinsip ini
mencakup prosedur dan standar yang harus diikuti dalam pengumpulan, penyimpanan, dan
dokumentasi bukti agar bukti tersebut dapat dipertahankan dan digunakan secara sah dalam
proses hukum.
4. Etika dan Profesionalisme: Konsep dan prinsip akuntansi forensik juga menekankan pada aspek
etika dan profesionalisme yang tinggi dalam praktik akuntansi forensik. Prinsip ini mencakup
integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan kompetensi yang harus dipatuhi oleh para profesional
akuntansi forensik dalam melaksanakan tugas mereka.
Maksud dari konsep dan prinsip akuntansi forensik adalah untuk memberikan panduan dan
pedoman bagi praktisi akuntansi forensik dalam melaksanakan tugas mereka secara efektif, adil, dan
profesional dalam mengungkap dan mencegah kecurangan keuangan. Prinsip-prinsip ini menjadi
dasar dalam mengembangkan metodologi, teknik, dan prosedur dalam bidang akuntansi forensik.

C. Faktor Risiko Kecurangan Keuangan dalam Organisasi


Faktor Risiko Kecurangan Keuangan dalam organisasi merujuk pada kondisi atau situasi tertentu
yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan keuangan di lingkungan organisasi.
Faktor-faktor ini dapat mencakup berbagai elemen, termasuk struktur organisasi, kebijakan dan
prosedur internal, budaya perusahaan, serta motivasi dan kesempatan bagi individu atau kelompok
dalam organisasi untuk melakukan kecurangan keuangan.

Beberapa contoh faktor risiko kecurangan keuangan dalam organisasi antara lain:

1. Lemahnya pengendalian internal: Ketidakmampuan organisasi dalam mengimplementasikan


pengendalian internal yang memadai dapat meningkatkan risiko kecurangan keuangan.
Contohnya, kurangnya pemisahan tugas, kurangnya pengawasan, atau ketidakcocokan
kebijakan dan prosedur internal.
2. Budaya perusahaan yang tidak etis: Jika organisasi tidak memiliki budaya yang kuat yang
menekankan integritas dan etika, hal ini dapat mempengaruhi perilaku karyawan dan
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 6

mendorong terjadinya kecurangan keuangan. Misalnya, adanya tekanan untuk mencapai target
keuangan yang tinggi tanpa memperhatikan integritas.
3. Ketidakpatuhan terhadap peraturan dan standar akuntansi: Jika organisasi tidak mematuhi
peraturan dan standar akuntansi yang berlaku, ini dapat membuka celah bagi praktik-praktik
kecurangan. Misalnya, melakukan manipulasi laporan keuangan atau melakukan pencatatan
yang tidak akurat.
4. Keterlibatan pihak manajemen: Kecurangan keuangan seringkali melibatkan pihak manajemen
yang memiliki akses dan otoritas yang lebih besar terhadap informasi keuangan. Jika pihak
manajemen terlibat dalam tindakan yang tidak etis atau memiliki motivasi yang tidak benar,
risiko kecurangan keuangan akan meningkat.
5. Teknologi informasi yang rentan: Dalam era digital, organisasi yang memiliki sistem teknologi
informasi yang rentan terhadap serangan atau kebocoran data dapat menghadapi risiko
kecurangan keuangan. Kelemahan keamanan dalam sistem informasi dapat dimanfaatkan
untuk melakukan manipulasi atau pencurian data keuangan.
Memahami faktor risiko kecurangan keuangan dalam organisasi penting dalam pengembangan
strategi pencegahan dan deteksi kecurangan. Dengan mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor
ini, organisasi dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperkuat pengendalian
internal, mempromosikan budaya etis, dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang
sesuai untuk mencegah dan mengatasi kecurangan keuangan.
D. Metode dan Teknik Akuntansi Forensik dalam Pencegahan dan Penanganan Kecurangan Keuangan
Metode dan teknik akuntansi forensik dalam pencegahan dan penanganan kecurangan keuangan
mengacu pada pendekatan dan prosedur yang digunakan oleh para profesional akuntansi forensik
untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menangani kasus kecurangan keuangan. Tujuan utama
metode dan teknik ini adalah untuk mengumpulkan bukti, mengungkap kecurangan, dan
memberikan rekomendasi atau tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kecurangan yang
terjadi.

Berikut ini adalah beberapa metode dan teknik yang umum digunakan dalam akuntansi forensik:

1. Investigasi Forensik: Metode ini melibatkan penyelidikan mendalam terhadap kecurangan


keuangan yang terjadi. Ini melibatkan analisis bukti, wawancara dengan pihak terkait, dan
pemeriksaan dokumentasi keuangan untuk mengungkap tanda-tanda kecurangan.
2. Rekonsiliasi Forensik: Teknik ini melibatkan pembandingan rinci dan penyelidikan terhadap
catatan keuangan dan dokumen pendukungnya untuk mendeteksi ketidaksesuaian atau
ketidakkonsistenan yang menunjukkan adanya kecurangan keuangan.
3. Analisis Data Forensik: Metode ini melibatkan penggunaan alat dan teknik analisis data untuk
mengidentifikasi pola atau anomali yang mencurigakan dalam data keuangan. Hal ini dapat
mencakup analisis statistik, analisis jaringan, atau analisis perbandingan.
4. Audit Forensik: Teknik ini melibatkan pemeriksaan independen dan objektif terhadap laporan
keuangan, sistem kontrol internal, dan transaksi keuangan dengan tujuan mengidentifikasi dan
mengungkap kecurangan keuangan.
5. Profiling Perilaku: Metode ini melibatkan analisis perilaku dan motivasi pelaku kecurangan
keuangan. Ini melibatkan pemahaman tentang pola perilaku, kebiasaan, dan faktor-faktor lain
yang mungkin mendorong seseorang untuk melakukan kecurangan.
6. Analisis Forensik Dokumen: Teknik ini melibatkan pemeriksaan dokumen keuangan dan
nonkeuangan yang relevan dengan tujuan untuk mengungkap kecurangan keuangan. Hal ini
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 7

dapat mencakup pemeriksaan tanda tangan, analisis tulisan tangan, atau verifikasi keaslian
dokumen. Penerapan metode dan teknik akuntansi forensik ini memungkinkan para
profesional akuntansi forensik untuk mengidentifikasi potensi kecurangan keuangan,
mengumpulkan bukti yang diperlukan, menganalisis data keuangan dengan cermat, dan
menyajikan temuan yang dapat digunakan dalam tindakan penegakan hukum atau
penyelesaian internal. Metode dan teknik ini menjadi instrumen penting dalam mencegah,
mendeteksi, dan menangani kecurangan keuangan.

C. ANALISIS DAN PEMABAHASAN

A. Identifikasi Faktor Risiko Kecurangan Keuangan di Perusahaan


Identifikasi faktor risiko kecurangan keuangan di Perusahaan merupakan langkah penting dalam
penelitian ini. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana proses identifikasi faktor risiko
kecurangan keuangan dilakukan:

1. Analisis Kebijakan dan Prosedur Keuangan: Melalui analisis kebijakan dan prosedur keuangan
yang diterapkan di Perusahaan, peneliti dapat mengidentifikasi apakah ada kelemahan atau
celah yang dapat memicu terjadinya kecurangan keuangan. Contohnya, kebijakan yang lemah
dalam proses persetujuan transaksi atau pengendalian yang tidak memadai dapat
meningkatkan risiko kecurangan.
2. Tinjauan Sistem Pengendalian Internal: Peneliti akan mengevaluasi sistem pengendalian
internal Perusahaan untuk mengidentifikasi apakah ada kelemahan yang dapat memungkinkan
terjadinya kecurangan keuangan. Misalnya, kurangnya pemisahan tugas, akses yang tidak
terbatas terhadap aset perusahaan, atau kurangnya pemantauan yang memadai dapat
menjadi faktor risiko kecurangan.
3. Evaluasi Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi: Budaya organisasi yang kurang etis atau
lingkungan kerja yang memungkinkan terjadinya tindakan curang dapat menjadi faktor risiko
kecurangan keuangan. Peneliti akan menganalisis nilai-nilai, kebijakan, dan praktik yang ada di
Perusahaan untuk mengidentifikasi apakah ada faktor-faktor tersebut yang dapat
mempengaruhi terjadinya kecurangan.
4. Analisis Transaksi dan Pola Perilaku: Peneliti akan menganalisis data transaksi keuangan
Perusahaan dan melakukan pemodelan perilaku keuangan untuk mengidentifikasi pola atau
anomali yang mencurigakan. Misalnya, adanya transaksi yang tidak wajar, peningkatan
signifikan dalam aktivitas tertentu, atau adanya indikasi manipulasi keuangan.
5. Konsultasi dengan Pihak Terkait: Selain itu, peneliti juga dapat melakukan wawancara dengan
staf atau manajemen Perusahaan yang terkait dengan pengelolaan keuangan dan
pengendalian internal. Dengan berdiskusi langsung, peneliti dapat mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang risiko kecurangan keuangan yang mungkin ada dalam konteks
perusahaan tersebut.
Dengan melakukan identifikasi faktor risiko kecurangan keuangan di Perusahaan, peneliti dapat
mengidentifikasi area-area yang rentan terhadap kecurangan dan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap kecurangan keuangan. Informasi ini akan menjadi dasar untuk merancang strategi
pencegahan dan penanganan kecurangan keuangan yang efektif di Perusahaan.
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 8

B. Penerapan Metode dan Teknik Akuntansi Forensik dalam Pencegahan Kecurangan Keuangan di
Perusahaan
Penerapan metode dan teknik akuntansi forensik dalam pencegahan kecurangan keuangan di
Perusahaan melibatkan beberapa langkah dan pendekatan yang dapat membantu mengidentifikasi,
mencegah, dan mendeteksi adanya tindakan kecurangan keuangan. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai penerapan metode dan teknik akuntansi forensik dalam pencegahan kecurangan keuangan
di Perusahaan:

1. Analisis Risiko dan Evaluasi Kontrol Internal: Langkah pertama dalam pencegahan kecurangan
keuangan adalah melakukan analisis risiko terhadap aktivitas dan proses bisnis yang rentan
terhadap kecurangan. Tim akuntansi forensik di Perusahaan akan mengidentifikasi areaarea
yang berpotensi memiliki risiko kecurangan yang tinggi. Selanjutnya, dilakukan evaluasi
terhadap kontrol internal yang ada untuk menilai keefektifannya dalam mencegah dan
mendeteksi kecurangan. Jika ditemukan kelemahan dalam kontrol internal, langkah-langkah
perbaikan akan direkomendasikan.
2. Penerapan Monitoring dan Pengawasan: Tim akuntansi forensik akan melakukan monitoring
dan pengawasan secara rutin terhadap aktivitas keuangan Perusahaan. Ini termasuk
melakukan analisis tren, pemantauan transaksi yang mencurigakan, dan mengidentifikasi pola
atau indikator kecurangan keuangan. Dalam hal ini, teknik analisis data seperti analisis statistik
dan data mining dapat digunakan untuk mendeteksi anomali dan pola yang tidak wajar.
3. Audit Forensik: Audit forensik melibatkan pemeriksaan mendalam terhadap catatan keuangan,
dokumen, dan bukti-bukti lainnya untuk mengumpulkan bukti yang kuat terkait adanya
kecurangan keuangan. Tim akuntansi forensik akan melakukan audit forensik secara
terprogram dan menyeluruh, termasuk pemeriksaan bukti, verifikasi transaksi, dan
penelusuran aliran dana. Audit forensik ini akan membantu mengungkap praktik-praktik
kecurangan yang mungkin terjadi di Perusahaan.
4. Penggunaan Teknologi Forensik: Dalam era digital, teknologi forensik memiliki peran penting
dalam pencegahan kecurangan keuangan. Tim akuntansi forensik dapat memanfaatkan
teknologi dan perangkat lunak khusus untuk menganalisis data elektronik, seperti email, file
dokumen, atau data transaksi, dengan tujuan mendeteksi dan mengumpulkan bukti terkait
adanya kecurangan keuangan. Contoh teknologi forensik yang sering digunakan adalah
perangkat lunak analisis data, pemulihan data, atau alat untuk mengidentifikasi manipulasi
atau pemalsuan dokumen.
5. Pelatihan dan Kesadaran: Penerapan metode dan teknik akuntansi forensik dalam pencegahan
kecurangan keuangan juga melibatkan pelatihan karyawan dan peningkatan kesadaran akan
pentingnya etika bisnis dan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan. Karyawan di
Perusahaan perlu diberikan pemahaman tentang tanda-tanda kecurangan keuangan, prosedur
pelaporan, serta pentingnya kerjasama dan integritas dalam lingkungan kerja.
Melalui penerapan metode dan teknik akuntansi forensik yang komprehensif dan terstruktur,
Perusahaan dapat meningkatkan tingkat keamanan dan integritas keuangan, mencegah kecurangan,
serta mendeteksi dan menangani kasus kecurangan keuangan dengan lebih efektif.

C. Proses Penanganan dan Tindakan yang Dilakukan pada Kasus Kecurangan Keuangan di Perusahaan
Proses penanganan dan tindakan yang dilakukan pada kasus kecurangan keuangan di Perusahaan
dapat melibatkan beberapa langkah penting. Berikut adalah penjelasan mengenai proses tersebut:
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822 9

1. Identifikasi dan Pemeriksaan Awal: Setelah terdeteksi adanya indikasi atau laporan mengenai
kecurangan keuangan, langkah pertama dalam penanganan kasus adalah mengidentifikasi
kasus tersebut dan melakukan pemeriksaan awal. Tim penanganan kasus akan mengumpulkan
informasi dan bukti yang relevan terkait dugaan kecurangan keuangan yang terjadi di
Perusahaan.
2. Pengumpulan Bukti: Langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan bukti yang kuat
untuk mendukung dugaan kecurangan keuangan. Tim penanganan kasus akan melakukan
wawancara dengan saksi-saksi terkait, memeriksa dokumen dan catatan keuangan, serta
melakukan audit internal yang lebih mendalam untuk mengumpulkan bukti yang memadai.
3. Analisis Bukti: Setelah pengumpulan bukti, tim penanganan kasus akan menganalisis bukti
yang telah terkumpul. Hal ini melibatkan pemahaman terhadap pola kecurangan keuangan
yang terjadi, identifikasi metode kecurangan yang digunakan, serta menentukan dampak
keuangan yang ditimbulkan oleh kecurangan tersebut.
4. Penyelidikan Mendalam: Jika bukti awal cukup kuat, tim penanganan kasus akan melakukan
penyelidikan mendalam untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang kecurangan
keuangan. Hal ini bisa melibatkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap bukti, wawancara yang
lebih mendalam dengan pihak terkait, dan pemeriksaan forensik terhadap sistem atau data
keuangan yang terkait.
5. Pelaporan: Setelah analisis dan penyelidikan selesai, tim penanganan kasus akan menyusun
laporan yang berisi temuan dan kesimpulan mereka. Laporan ini akan memberikan gambaran
tentang kecurangan keuangan yang terjadi, metode yang digunakan, serta dampak keuangan
yang ditimbulkan. Laporan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan lebih
lanjut.
6. Tindakan Hukum dan Disiplin: Jika terbukti adanya kecurangan keuangan, Perusahaan dapat
mengambil tindakan hukum terhadap pelaku kecurangan. Tindakan ini dapat berupa
melaporkan ke pihak berwenang, menggugat secara perdata, atau mengambil langkah hukum
lainnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, tindakan disiplin internal juga dapat
diberlakukan terhadap pelaku kecurangan, seperti pemecatan atau sanksi lainnya sesuai
dengan kebijakan perusahaan.
7. Pencegahan dan Perbaikan: Setelah penanganan kasus selesai, langkah-langkah pencegahan
akan diimplementasikan untuk mencegah terjadinya kecurangan keuangan di masa depan. Hal
ini dapat meliputi perbaikan proses dan kontrol internal, peningkatan pengawasan, serta
pelatihan dan kesadaran karyawan mengenai etika dan tindakan kecurangan.
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  10

D. KESIMPULAN

A. Ringkasan Temuan Penelitian


Kesimpulan dari latar belakang dan abstrak di atas adalah bahwa pemeriksaan fraud dalam akuntansi
forensik dan audit investigatif memiliki peran krusial dalam mendeteksi, mencegah, dan mengatasi
tindakan kecurangan dalam lingkungan bisnis. Fraud dapat menyebabkan kerugian finansial yang
signifikan dan merusak reputasi organisasi. Oleh karena itu, metode dan pendekatan yang efektif
diperlukan untuk mengungkap dan menangani fraud.

Akuntansi forensik dan audit investigatif merupakan disiplin yang berfokus pada identifikasi dan
penanganan fraud. Pendekatan pemeriksaan fraud dalam kedua bidang ini melibatkan analisis
sistematis terhadap bukti-bukti, transaksi keuangan, dan indikator-indikator potensial tindakan curang.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan metode analisis data yang canggih, pendekatan ini
dapat meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi dan mencegah fraud secara lebih efektif.

Penelitian lebih lanjut dan studi kasus yang diversifikasi diperlukan untuk mengembangkan
metodologi, teknik, dan praktik terbaik dalam pemeriksaan fraud. Hal ini akan membantu organisasi
dalam memperkuat sistem pengendalian internal mereka dan melindungi aset dari risiko kecurangan
yang serius.

Dengan mengimplementasikan pemeriksaan fraud dalam akuntansi forensik dan audit investigatif,
organisasi dapat memperkuat upaya mereka dalam melawan kecurangan, menjaga integritas
keuangan, dan membangun kepercayaan dari pemangku kepentingan. Dengan demikian, penelitian
dan pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini memiliki dampak positif dalam menangani ancaman
fraud yang semakin meningkat dalam lingkungan bisnis saat ini.
B. Saran untuk Penelitian Lanjutan
Berikut adalah beberapa saran untuk penelitian selanjutnya dalam bidang pemeriksaan fraud dalam
akuntansi forensik dan audit investigatif:

1. Pengembangan Teknik Analisis Data: Penelitian dapat fokus pada pengembangan teknik analisis
data yang lebih canggih dan inovatif dalam mendeteksi pola-pola fraud yang kompleks. Penggunaan
kecerdasan buatan (artificial intelligence), pembelajaran mesin (machine learning), dan algoritma
analisis data dapat memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan keakuratan dan efisiensi
deteksi fraud.

2. Studi Kasus Multidisiplin: Melakukan studi kasus yang melibatkan kolaborasi lintas disiplin, seperti
akuntansi, hukum, teknologi informasi, dan psikologi, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya fraud. Pendekatan ini dapat
membantu mengidentifikasi pola perilaku curang, motivasi di balik tindakan fraud, dan faktor-faktor
lingkungan yang mendukung terjadinya fraud.

3. Analisis Risiko dan Pencegahan Fraud: Penelitian dapat difokuskan pada pengembangan kerangka
kerja analisis risiko yang lebih efektif untuk mendeteksi dan mencegah fraud. Melalui identifikasi
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  11

faktor-faktor risiko yang berpotensi memicu kecurangan, organisasi dapat mengimplementasikan


strategi pencegahan yang lebih proaktif dan memperkuat sistem pengendalian internal mereka.

4. Penggunaan Teknologi Digital: Penelitian dapat mengeksplorasi penerapan teknologi digital dalam
pemeriksaan fraud, seperti forensik digital, analisis jejak digital, dan penggunaan alat-alat canggih
untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti elektronik. Pemanfaatan teknologi ini dapat
mempercepat proses pemeriksaan, meningkatkan akurasi, dan menghadapi tantangan yang terkait
dengan kecurangan digital.

5. Faktor Etika dan Budaya: Memperluas penelitian untuk mempertimbangkan faktor etika dan
budaya dalam tindakan fraud. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai organisasi,
norma-norma etis, dan iklim budaya yang mendorong perilaku curang, langkah-langkah pencegahan
dapat dirancang untuk mengatasi akar permasalahan yang mendasari fraud.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, penelitian selanjutnya dapat memberikan kontribusi penting
dalam meningkatkan pendekatan pemeriksaan fraud dalam akuntansi forensik dan audit investigatif.
Dalam upaya untuk mengurangi risiko kecurangan, melindungi aset organisasi, dan menjaga integritas
keuangan, penelitian ini akan memberikan wawasan dan rekomendasi yang berharga bagi praktisi dan
pengambil keputusan di berbagai sektor industri.
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  12

REFERENSI
Atikah, M. S., & Kusumawati, A. (2020). Kinerja BULOG dalam Memenuhi Kebutuhan Pangan Nasional di Masa Pandemi Albrecht, W. S.,
Albrecht, C. O., Albrecht, C. C., & Zimbelman, M. F. (2018). Fraud examination. Cengage Learning.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). (2021). Report to the Nations: 2020 Global Study on Occupational Fraud and Abuse.
https://www.acfe.com/report-to-the-nations/2020/

Bhasin, M. L. (2015). Forensic Accounting and Fraud Detection. PHI Learning.

Bologna, G. J. (2017). Forensic Accounting and Fraud Investigation for Non-Experts. Routledge.

Golden, T. W., Skalak, S. L., & Clayton, M. M. (2018). A guide to forensic accounting investigation. John Wiley & Sons.

Kranacher, M. J., Riley Jr, R. A., & Wells, J. T. (2019). Forensic Accounting and Fraud Examination. John Wiley & Sons.

Singleton, T. W., Singleton, A. J., Bologna, G. J., & Lindquist, R. J. (2018). Fraud Auditing and Forensic Accounting. John Wiley & Sons.

Wells, J. T. (2016). Principles of fraud examination. John Wiley & Sons.

Zimbelman, M. F. (2018). Forensic Accounting and Fraud Examination. Cengage Learning.

You might also like