You are on page 1of 9

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

(PBL)
PERAN PENDIDIK DALAM MENGATASI PERMASALAHAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK SEBAGAI IMPLEMENTASI PEMAHAMAN
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun oleh : Nur Fadli Al Hakim


Kelas : PAI 3-2-6
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur
dalam Modul Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Dr. H. Rohmad, M.Pd

Mahasiswa PPG UIN Prof. K.H. Saifudin Zuhri


Batch 2 Tahun 2023

1
A. Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Tirtarahardja,
Umar dan S.L.La Sulo: 2005).
Pengertian di atas menunjukkan bahwa pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan semua potensi setiap peserta didik. Dalam mengembangkan potensi
peserta didik, tidaklah lepas dari peran guru. Maka dari itu guru dituntut untuk lebih
professional dalam melayani peserta didik sesuai dengan kebutuhan sekarang. Selain itu
tujuan Pendidikan juga membina akhlaknya agar menjadi kepribadian yang baik,
mengembangkan kemampuan berpikir anak, mengembangkan bakat yang ada dalam
dirinya dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan Agama Islam mempunyai peran penting dalam pembentukan pribadi
peserta didik. Pembentukan pribadi yang dimaksud adalah kepribadian muslim dan
kemajuan masyarakat serta budaya yang tidak menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam.
Dalam era digitalisasi dan mengahadapi generasi Alpha Guru PAI benar benar
kerja extra. Selain menanamkan nilai nilai agama Islam, guru PAI juga harus bekerja keras
dalam membentuk karakter siswa yang berakhlaq mulia, beragama, dan berbudi pekerti
luhur.
Mata Pelajaran PAI bertujuan membentuk pribadi peserta didik yang utuh dan
memiliki integritas serta memiliki kepribadian muslim dan berakhlaqul karimah sebagai
khalifah di muka bumi. Dalam kenyataannya, hasil belajar PAI berbeda dengan tujuan
mulia tersebut. Problem serius ini sejalan dengan kenyataan di lapangan yang
menunjukkan perilaku serta pengetahuan dan implementasi Pendidikan agama islam
peserta didik masih sangat rendah. Maka dari itulah sangat diperlukan langkah – langkah
serius untuk menangani hal ini.

2
B. Analisis Masalah (berbasis masalah yang ditemukan di lapangan)
Berdasarkan observasi yang dilakukan maka ditemukan masalah – masalah yang
ada di sekolah terkait dengan moral peserta didik, dilihat dari berbagai sisi:
a. Membudiyanya sikap ketidak jujuran siswa terhadap orang tua dan guru.
b. Kurangnya rasa hormat anak kepada orang tua dan guru
c. Maraknya anak melihat gambar atau video yang mengandung unsur pornografi
d. Meningkatnya kenakalan remaja
e. Maraknya anak bermain game online
f. Menurunnya rasa tanggungjawab dan disiplin siswa
C. Orientasi dan Analisis Masalah ( menetapkan substansi masalah mencari dan
menelusuri akar penyebab dari masalah yang muncul )
Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua kata aktifitas belajar dan mengajar.
Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan kepada peserta didik,
sementara mengajar secara instruksional dilakukan oleh pendidik/guru. Pemmbelajaran
diartikan sebagai proses interaksi peseta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan,
kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik.
Dari pengertian di atas, maka tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku
2. Mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik.
3. Mengubah sikap dari negative menjadi positif.
4. Menambah pengetahuan dalam berbagai bidag ilmu.
Melalui observasi yang dilakukan di tempat tugas dapat disimpulkan bahwa tujuan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam belum berhasil. Karena masih banyak siswa yang
meninggalkan shalat fardhu, malas membaca dan membaca Al-Qur’an, rendahnya tingkat
kemampuan membaca Al Qur’an, serta masih banyak yang lain. Selain itu para guru
kurang memotivasi siswa agar mempunyai minat dalam mengikuti proses belajar
mengajar khususnya PAI. Jadi secara umum ini adalah sebuah ketidak berhasilan mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Kemudian jika dilihat dari berbagi sisi, maka dapat diidentifikasi akar penyebab
masalah masalah di atas muncul:
1. Manajemen sekolah; peran kepala sekolah dan guru selain guru agama.

3
Permasalahan dalam hal manajemen ialah kurang aktifnya kepala sekolah dan guru
selain guru agama dalam memberikan pelayanan Pendidikan agama Islam yang
memadai bagi peserta didik.
2. Kompetensi Tenaga Pendidik
Permasalahan dalam hal tenaga pendidik ialah:
a. Kurangnya keteladanan
b. Kurangnya kemampuan menguasai materi
c. Kurangnya rasa tanggungjawab dan disiplin
d. Evaluasi hanya berorientasi pada aspek kognitif
3. Pola Asuh orang tua
Tipe orang tua dapat dibagi menjadi 4 yaitu;
a. Orang tua yang permisif atau serba membolehkan, dengan ciri ciri
 Responsif tinggi, tuntutan rendah
 Berkomunikasi secara terbuka dan biasanya membiarkan anak-anaknya
memutuskan suatu hal sendiri, tidak terlalu memberi arahan
 Tidak terlalu menetapkan sebuah aturan
b. Orang tua yang otoritatif atau berwibawa
 Responsif tinggi, tuntutan tinggi
 Menetapkan aturan yang jelas untuk anak-anak
 Sering berkomunikasi, mendengarkan dan mempertimbangkan pikiran,
perasaan, dan pendapat anak
 Mengajarkan anak tentang konsekuensi
c. Orang tua yang lalai, dengan ciri ciri
 Responsif rendah, tuntutan rendah
 Acuh tak acuh terhadap anak dan bahkan membiarkan anak berjuang sendiri
 Tidak banyak mebimbing dan memberikan perhatian
 Tidak memiliki hubungan dekat dengan anak
d. Orang tua yang otriter
 Tuntutan tinggi, responsive rendah
 Memberikan banyak aturan tanpa terlalu mempertimbangkan perasaan anak
 Gaya komunikasi satu arah atau terkesan egois

4
4. Kurikulum
Di antara permasalahan yang berkaitan dengan kurikulum ialah:
a. Dari Materi Al Qur’an, kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an sangat
rendah. Ditambah dengan kurangnya waktu pembelajaran sehingga guru tidak
dapat menagajari baca tulis Al Qur’an di sekolah secara intens.
b. Dari materi hadits, kurangnya materi hadits yang ada di kurikulum dan hanya
bersifat hafalan.
c. Dari materi akhlaq, lebih menekankan pada materi kognitif saja.
5. Kurang efektifnya pembiasaan – pembiasaan berbasis keagamaan di sekolah seperti
hafalan juz 30, shalat duha Bersama dan shalat dzuhur berjamah. Hal ini dipengaruhi
oleh ketidak adaannya kerjasama yang baik antara guru agama dengan guru lain.
Sehingga beban hanya ada pada guru agamanya saja. Hal ini tercermin denan
kenyataan di lapangan bahwa jika GPAI nya sedang tugas diluar sekolah maka
pembiasaan tersebut tidak berjalan sama sekali.
6. Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah tempat di mana peserta didik bergaul. Dari lingkungan
peserta didik mendapatkan teman serta dapat melakukan hal hal yang ingin mereka
coba. Secara umum jika lingkungan sekitar positif maka peserta didik cenderung akana
positif, namun jika pengaruh lingkungan negative maka peserta cenderung akan
negative pula walaupun itu bukan patokan yang menjadi kepastian.
D. Tujuan PBL Dilaksakanan
Tujuan dari PBL ini dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai Langkah untuk mengatasi permasalahan perkembangan moral peserta didik.
2. Untuk meningkatkan implementasi Pendidikan Agama Islam peserta didik baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan sekitar.
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara umum PBL ini memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas Pendidikan
di lingkungan sekolah serta menciptkan lingkungan sekolah yang religius dengan
mengedapankan akhlaqul karimah dari setiap warga sekolah.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru
 Sebagai masukan untuk meningkatkan kompetensi serta kualitas pembelajaran.

5
 Meningkatkan Kerjasama antar guru demi tercapaunya dari setiap tujuana
pembelajaran.
2. Bagi sekolah
 Sebagai masuan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu Pendidikan yang sesuia dengan Merdeka Belajar dan
norma norma Agama.
3. Bagi peserta didik
 Meningkatkan kualitas diri dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
 Membuat peserta didik memahami problematika perkembangan moral anak
anak khususnya di usia mereka.
F. Alternatif Solusi yang Dapat Dilakukan untuk Menyikapi Permasalahan Di Atas
Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada maka perlu ditemukan solusi solusi yang
tepat. Di antara solusinya adalah:
1. Solusi untuk masalah manajemen sekolah
a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah terkait permasalahan tersebut.
b. Mengadakan rapat guru guna membahas tentang Kerjasama guru dalam
memberikan pelayanan Pendidikan Agama Islam terhadap peserta didik.
2. Solusi untuk permasalahan kompetensi tenaga pendidik
a. Secara intens kepala sekolah memberitahukan kepada semua guru aggar aktif
dalam platform Merdeka belajar serta mengikuti seminar seminar online yang
berbasis peningkatan kompetensi guru.
b. Evaluasi mencakup penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Masalah Pola Asuh Orang Tua
Dalam hal ini, semua guru harus membangun komunikasi yang baik denan wali murid
seperti membuat group WA. Dengan hal itu guru dapat dengan intens berkoordinasi
dengan wali murid mengenai proses belajar siswa Ketika di rumah.
4. Solusi Permasalahan Kurikulum
a. Dalam aspek baca tulis Al Qur’an; guru agama mengadakan tambahan belajar bagi
siswa yang belum lancer membaca Al Qur’an khususnya kelas atas yang
dilaksanakan diluar jam sekolah.
b. Aspek akhlaq : berkoordinasi dengan semua guru agar senantiasa menjadi teladan
yang baik bagi siswanya.

6
c. Dalam materi hadits; GPAI mengembangkan materi hadits agar materi tidak terlalu
sempit sehingga dengan sering mendengar hadits hadits yang bertema akhlaq
diharapkan siswa sedikit demi sedikit mau mengimplementasikan maknanya.
5. Masalah ketidak efektifan pembiasaan pembiasaan berbasis keagamaan
a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah kemudian mengadakan rapat.
b. Menyadarkan kepala sekolah dan semua guru bahwa hal tersebut menjadi
tanggungjawab bersama karena untuk menjadikan siswa kea rah yang lebih baik
lagi dalam aspek keagamaan.
6. Masalah Faktor Lingkungan
Seperti hal nya pada poin masalah pola asuh orang tua, guru membangun komunikasi
yang baik dengan wali murid agar dapat bekerja sama dalam mengawasi pergaulan
mereka.
G. Menetapkan Solusi yang Paling Relevan
Dari alternatif solusi yang sudah dipaparkan di atas maka ditempuh analisis
sehingga diperoleh solusi yang paling relevan untuk Upaya mengatasi permasalahan di
atas. Solusi tersebut ialah dengan menciptakan suasana religius yang kental di Pendidikan
atau dilingkungan sekolah yang meliput tata pergaulan antar teman, sopan santun terhadap
guru, berbahasa, pakaian, serta mengoptimalkan praktik – praktik pembiasaan keagamaan
seperti shalat duha Bersama, shalat dzuhur berjamaah, dan hafalan juz 30. Sebagaimana
disebutkan dalam surat Al Ahzab ayat 21 :

Artinya : Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang
banyak mengingat Allah.
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Rosululloh Saw adalah teladan yang baik bagi
kita semua. Hal tersebut sejalan dengan tujuan Pendidikan Agama Islam di antaranya untuk
membuat peserta didik memiliki akhlaqul karimah.

7
H. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dalam peranan pendidik dalam mengatasi permasalahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan moral pesefta didik adalah :
1. Pendidikan Agama Islam adalah Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati, sehingga akan mengimani,
bertaqwa dan berakhlaq mulia.
2. Tujuan Pendidikan Islam yaitu membina manusia beragama agar mampu
melaksanakan ajaran – ajaran agama Islam dengan baik yang tercermin pada sikap dan
Tindakan dalam seluruh aspek kehidupannya.
3. Seluruh warga sekolah yang meliputi kepala sekolah dan guru harus bekerja sama
dalam membina membina iklim yang religius di lingkungan sekolah.

8
DAFTAR PUSTAKA
Erawati, Muna. 2007. Pola Pengasuhan dan Pendidikan Anak. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Anwar, Rosihon dkk. 2009. Pengantar Studi Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Hamid & Saebani. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia.

You might also like