Professional Documents
Culture Documents
Proposal PTK Upaya Meningkatkan Hafalan
Proposal PTK Upaya Meningkatkan Hafalan
3
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah, 1997).
4 Moh Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Semarang: Cv. Toha Putra, 2009).
5 Abu Razin Al-Batawy, Memahami Bacaan Sholat (Jakarta: Pustaka BISA, 2015).
Rumah Belajar ( Bimbel ) Makanul Akhyar Kp. Nangoh Rt 07 Rw 03
Desa Panembong Kec. Bayongbong Kab. Garut Berdiri sejak tahun 2019.
Kegiatan bimbingan belajar hakikatnya terdiri dari berbagai komponen
diantaranya peserta didik yakni anggota masyarakat yang ingin belajar,
komponen sumber belajar yaitu berupa buku namun hal terpenting dari
terlaksananya kegiatan bimbingan belajar ini adalah guru atau tutor.
Dengan latar belakang yang cukup memprihatinkan maka bimbingan
belajar dibentuk untuk dapat mengatasi kesulitan-kesulitan peserta didik,
melihat kualitas anak yang perlu di kembangkan Rumah Belajar (Bimbel)
Makanul Akhyar merencanakan berupa konsep bimbingan belajar yang sesuai
kebutuhan anak khususnya di bidang Pendidikan Agama Islam. Secara
spesifik tidak ada syarat atau mengklasifikasikan latar belakang ekonomi
maupun pendidikan untuk dapat menjadi bagian dari kegiatan bimbingan
belajar dan untuk peserta didik yang kurang mampu, kita subsidi agar lebih
ringan biayanya.
Pelaksanaa kegiatan bimbingan belajar ini diberlakukan berdasarkan
tingkat pendidikan kelas yang mana struktur tingkat kelas dan jangkauan
pemahaman pendidikan yang luas sehingga itu yang menjadi cara penanganan
terhadap anak yang berbeda-beda, berlaku pula dengan perbedaan
pelaksanaannnya. Dalam pelaksanaan Belajar di Rumah Belajar (Bimbel)
Makanul Akhyar Panembong Kec. Bayongbong Kab. Garut terbagi menjadi 4
tingkatan, yaitu tingkat usia Paud, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama/sederajat, dan Sekolah Menengah Atas/sederajat.
Rumah Belajar ( Bimbel ) merupakan hasil pengembangan portal
sebelumnya yang diluncurkan. Rumah Belajar (Bimbel) dapat diikuti oleh
pendidik dan peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah
Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sebagai
sumber media pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan penulis, banyak siswa merasa tidak mampu
dalam menghafal bacaan sholat, hasil hafalan siswa belum meningkat, masih
proses menghafal bacaan awal seperti takbiratul ihram. Apalagi di zaman
modern ini pengaruh perkembangan teknologi menyebabkan berkurangnya
tingkat hafalan bacaan shalat. Kemampuan peserta didik juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan tidak berbeda dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar pada umumnya yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
ataupun lingkungan peserta didik seperti lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Adapun faktor internal yaitu berasal dalam diri peserta didik baik
fisik ataupun psikis.
Presentase Kemampuan Hafalan Siswa dalam Menghafal bacaan Shalat.
Kategori Kemampuan Hafalan Jumlah Siswa
Bacaan Shalat
Hafal 2 orang
Belum Hafal 5 orang
Hafal tapi tidak lancar 4 orang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Hafalan Bacaan Shalat di Rumah Belajar (Bimbel)
Makanul Akhyar Panembong Kec. Bayongbong Kab. Garut Sebelum
Menggunakan Media Audio Visual?
2. Bagaimana Implementasi Pembelajaran Bacaan Shalat Berbasis Audio-
Visual di Rumah Belajar (Bimbel) Makanul Akhyar Panembong Kec.
Bayongbong Kab. Garut ?
3. Bagaimana Perkembangan Peningkatan Hafalan Bacaan Shalat Melalui
Pembelajaran Berbasis Audio-Visual di Rumah Belajar (Bimbel) Makanul
Akhyar Panembong Kec. Bayongbong Kab. Garut setelah menerapkan
Pembelajaran Audio-visual ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Kondisi Hafalan Bacaan Shalat di Rumah Belajar
(Bimbel) Makanul Akhyar Panembong Kec. Bayongbong Kab. Garut
Sebelum Menggunakan Media Audio Visual
2. Untuk Mengetahui Implementasi Pembelajaran Bacaan Shalat Berbasis
Audio-Visual di Rumah Belajar (Bimbel) Makanul Akhyar Panembong
Kec. Bayongbong Kab. Garut
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Peningkatan Hafalan Bacaan Shalat
Melalui Pembelajaran Berbasis Audio-Visual di Rumah Belajar (Bimbel)
Makanul Akhyar Panembong Kec. Bayongbong Kab. Garut Setelah
Pembelajaran Audio-Visual
صالَ ُة َق َل َي ُق ْو ُل َر ُّب َنا َّ اِنَّ أَ َّو َل ما َ ي َُحا َسبُ ال َّناسُ ِب ِه َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة ِمنْ أَعْ َمال ِِه ْم ال
ْ ص َها َفإِ ْن َكا َن
ت َتا َّم ٍة َ صالَ ِة َع ْب ِد أَ َت َّم َها أَ ْم َن َق َ ظ ُروا فِى ُ َج َّل َو َع َّز لِ َمالَ ِئ َك ِت ِه َوه َُو أَعْ َل ُم ا ْن
ان َل ُه َ ظرُ وا َه ْل ِل َع ْبدِي ِمنْ َت َط ُّو ٍع َفإِنْ َك ُ ص ِم ْن َها َش ًئا َقا َل ا ْن َ ت َل ُه َتام ًَّة َوإ ْن َك
َ ان ا ْن َت َق ْ ُك ِت َب
.اْلعْ َما ُل َع َلى َذا ُك ْم َ ْ ض َت ُه ِمنْ َت َط ُّو ِع ِه ُث َّم ُت ْؤ َخ ُذ َ َت َط ُّو ٌع َقا َل أَ ِتمُّوا ِل َع ْبدِي َف ِر ْي
Artinya: “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal
perbuatan manusia pada hari kiamat adalah sholatnya. Robb kita ‘Azza
wa Jalla berfirman kepada para malaikat-Nya sedangkan Dia lebih
mengetahui-, “Perhatikan sholat hamba-Ku, sempurnakah atau justru
kurang?”
Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan baginya dengan
sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allooh berfirman,
“Perhatikan lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan sholat sunnah?”
Jikalau terdapat sholat sunnahnya, Allooh berfirman, “Sempurnakanlah
kekurangan yang ada pada sholat wajib hamba-Ku itu dengan sholat
sunnahnya.” Kemudian semua amal manusia akan dihisab dengan cara
demikian.”
6 Ahmad Rofi’i, “Dalil & Gambar Gerakan Sholat Sesuai Al-Qur’an dan Assunnah” (2012): 1-2.
7 I Kurniawan, “Metode menghafal cepat,” 2018.
surga dan selamat dari api neraka, demikianlah sabda Nabi –shallallahu
‘alaihi wa sallam :
) َم ْن يُ ِر ُد ّللاُ ِب ِه َخ ْيرا يَ ْفقَهُ ِفي الد ْي ِن( متفق عليه
“Barang siapa yang Allah menginginkannya dalam kebaikan, maka
Dia akan memahamkannya kepada agama”. (HR. Muttafaqun
‘Alaihi)
8
Syekh Muhammad Shalih Al Munajjid, “Dakwah, Ilmiah dan Pendidikan,” Pengetahuan tentang islam
(Situs Islamqa.Info, 2021).
9 KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016.
yang di masukan dan di simpan di dalam gudang memori itu tidak
akan pernah hilang. Apa yang di sebut lupa sebenarnya kita tidak
berhasil menemukan kembali informasi tersebut di dalam gudang
memori.
c. Retrieval (pengungkapan kembali) Retrieval adalah pengungkapan
kembali (repreduksi) informasi yang telah disimpan didalam
gudang memori adakalanya serta merta dan adakalanya perlu
pancingan. Apabila upaya menginggat kembali tidak berhasil
walaupun dengan pancingan, maka orang menyebutnya lupa. Lupa
mengacu pada ketidak berhasilan kita menemukan informasi
dalam gudang memori, sungguhpun ia tetap ada disana.10
Selanjutnya menurut Atkinson dan Shiffrin sistem ingatan manusia
di bagi menjadi 3 bagian yaitu: pertama sensori memori (sensory memori):
kedua ingatan jangka pendek (short term memory) dan ketiga ingatan
jangka panjang (long termmemory). Sensori memori mencatat informasi
atau stimulus yang masuk melalui salah satu atau kombinasi panca indra,
yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telingga bau
melalui hidung, rasa melalui lidah dan rabaan melalui kulit. Bila informasi
atau stimulus tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakan, namun
bila diperhatikan maka informasi tersebut di transfer ke system ingatan ke
jangka pendek. Sistem ingatan jangka pendek menyimpan informasi lebih
kurang 30 detik, dan hanya sekitar tujuh bongkahan informasi (chunks)
dapat di pelihara dan disimpan di sistem ingatan jangka pendek dalam
suatu saat. Setelah berada di sistem ingatan di jangka pendek, informasi
tersebut dapat di transfer lagi melalui proses rehearsal
latihan/pengulangan) ke sistem ingatan kejangka panjang untuk disimpan,
atau dapat juga informasi tersebut hilang atau terlupakan karena
tergantikan oleh tambahan bongkahan informasi yang baru.
11 Fera Rahmatun Nazilah, “3 Hadits Ini Bikin Kamu Semangat Belajar,” OASE.
kafir) adalah mengenai shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia
telah kafir.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu
Majah). Senada dengan hadis tersebut, Umar bin Khattab juga
menyatakan, “Tidak ada islam bagi seseorang yang tidak menegakkan
shalat”.
Dari ulasan diatas sudah seharusnya sebagai seorang muslim kita
harus menaruh perhatian yang sangat besar dalam menjalankan Shalat
dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab, dan bukan sekedar
rutinitas atau penggugur kewajiban.12
4. Konsep Tentang Pembelajaran Berbasis Audio-Visual
Menurut Semenderiadis Audio visual media play a significant role in
the education process, particularly when usedextensively by both teacher
and children. Audiovisual media provide children with many stimuli, due
to their nature (sounds, images). They enrich the learning environment,
nurturing explorations, experiments and discoveries, and encourage
children to develop their speech and express their thoughts (Media audio-
visual memainkan peran penting dalam proses pendidikan, terutama
ketika digunakan oleh guru dan peserta didik.13
Media audio visual merupakan seperangkat alat yang dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Berdasarkan pendapat
para ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa media audio
visual adalah perantara atau peraga yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar yang pengunaan materi penyerapannya melalui
pandangan (gambar) dan pendengaran (suara).
Menurut Wati langkah-langkah dalam penggunaan media audio visual
yaitu:
a. Persiapan materi. Dalam hal ini, seorang guru harus menyiapkan
unitpelajaran terlebih dahulu, setelah itu baru menetapkan media
14 Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran (Surabaya: Kata Pena, 2016).
Artinya: "Saya berniat sholat fardu subuh dua rakaat menghadap
kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam
karena Allah Ta'ala".
2) Niat Sholat Dzuhur
إماما هلل تعالى/مأموما/أصلي فرض الظهر أربع ركعات مستقبل القبلة أداء
Usholli Fardhol Zuhri Arba'a Roka'aati Mustaqbilal
Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mum) /
Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa.
Artinya: "Saya berniat sholat fardu zuhur empat rakaat
menghadap kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah
Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".
3) Niat Sholat Asar
إماما هلل تعالى/مأموما/أصلي فرض العصر أربع ركعات مستقبل القبلة أداء
Usholli Fardhol Ashri Arba'a Roka'aati Mustaqbilal
Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mum) /
Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'ala.
Artinya: "Saya berniat sholat fardu asar empat rakaat menghadap
kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam
karena Allah Ta'ala".
4) Niat Sholat Magrib
إماما هلل/مأموما/أصلي فرض المغرب ثَلث ركعات مستقبل القبلة أداء
تعالى
Usholli Fardhol Magribi Tsalasa Rok'aati Mustaqbilal
Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mum) /
Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'ala.
Artinya: "Saya berniat sholat fardu magrib tiga rakaat menghadap
kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam
karena Allah Ta'ala".
5) Niat Sholat Isya
إماما هلل تعالى/مأموما/أصلي فرض العشاء أربع ركعات مستقبل القبلة أداء
Usholli Fardhol 'Isya i Arba'a Roka'aati Mustaqbilal
Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mu ) /
Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa.
Artinya: "Saya berniat sholat fardu isya empat rakaat menghadap
kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam
karena Allah Ta'ala".
b. Iftitah
Doa iftitah dilakukan setelah mengangkat kedua tangan sejajar
dengan telinga (untuk laki-laki) atau sejajar dengan dada (untuk
perempuan) sambil membacakan "allahu akbar". Kemudian tangan
disedekapkan pada dada dan baru membacakan doa iftitah. Berikut
bacaannya:
ُ اِنى َو َّجه. صيَْل
َ ْت َوجْ ِه
ي ِ َان ّللاِ بُ ْك َرة َوا ِ ِ ّللاُ اَ ْكبَ ُر َك ِبرا َوا ْل َح ْم ُد
َ هلل َك ِشيْرا َو ُس ْب َح
َ اِ َّن. ض َحنِيْفا ُم ْسلِما َو َما اَنَا ِم َن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن
ص ََلتِ ْي َ ْط َرال َّس َما َوات َو ْاْلاَر َ َلِلَّ ِذيْ ف
ُ ْك اُ ِمر
ت َواَ َن ِم َن َ ْلَ َش ِر ْي. هلل َرب ْال َعا لَ ِمي َْن
َ ِك لَهُ َو ِب َذ ل َ َونُ ُس ِك ْي َو َمحْ يَا
ِ ِ ي َو َم َماتِ ْي
ْال ُم ْس ِل ِمي َْن
“Allaahu akbaru Kabiraa Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa
Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya
Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman
Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa
Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa
Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”
c. Al-fatihah
ٰ ٰ ٰ بِس ِْم
ِ ِ مٰ ل. الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم.هلل َرب ْال ٰعلَ ِمي َْن
.ك يَ ْو ِم الد ْي َۗ ِن ِ ٰ ِ اَ ْل َح ْم ُد. َّحي ِْم
ِ ّللاِ الرَّحْ مٰ ِن الر
ِ . اِ ْه ِدنَا الص َراطَ ا ْل ُم ْستَقِ ْي َم.ك نَ ْست َِعي َۗ ُْن
ص َراطَ الَّ ِذي َْن اَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم ە َ ك نَ ْعبُ ُد َواِيَّاَ اِيَّا
.ب َعلَ ْي ِه ْم َو َْل الض َّۤالي َْن
ِ َغي ِْر ا ْل َم ْغض ُْو
d. Rukuk
Bacaan sholat selanjutnya yaitu rukuk. Gerakan rukuk yaitu
mengangkat kedua tangan dan membaca "allahu akbar". Kemudian
badan dibungkukkan dan kedua tangan memegang lutut. Usahakan
antara punggung dan kepala sama rata. Setelah itu membaca:
""سبحان ربي العظيم وبحمده
"Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih" 3 kali.
e. I’tidal
Setelah rukuk, bangkit dan tegak dan mengangkat kedua tangan
setinggi telinga (laki-laki) atau dada (perempuan) sambil membaca:
سمع ّللا لمن حمده
“Sami'allaahu liman hamidah”
Setelah berdiri tegak, lalu membaca :
ربنا لك اللحمد ملء السموات وملء اْلرض وملء ما شئت من شيء بعد
Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi
wamil u maa syi'ta min syain ba'du.
f. Sujud
Selesai melakukan iktidal, lakukan sujud dengan meletakkan dahi
di lantai yang telah diberikan alas bersih. Ketika turun ke bawah dari
posisi iktidal, lakukan sambil membaca "Allahu akbar" dan sujud
dengan membacanya 3 kali.
سبحان ربي اْلعلى وبحمده
“Sub haana robbiyal a'la wabihamdih”.
Artinya: "Maha suci tuhan yang maha tinggi serta
memujilah aku kepadanya."
g. Duduk di Antara Dua Sujud
Setelah sujud dilakukan, langkah selanjutnya yaitu duduk sambil
membaca:
رب اغفررلي وارحمني واجبرني وارفعني وارزقني واههدني وعافني
واعف عني
“Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii
wahdinii wa'aafinii wa'fu 'anni”.
Artinya: "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah
aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku,
berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan
kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."
Setelah selesai membaca lakukan gerakan sujud dengan
bacaan yang sama sebelumnya. Selesai sujud, berdiri lagi dan
melanjutkan rakaat selanjurnya. Jumlah rakaat tergantung dengan
jenis sholat yang dilakukan.
F. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Nutra Vendritawati dengan judul skripsi “ Peningkatan
Keterampilan Hafalan Bacaan Sholat Melalui Metode Latihan (Drill)
Siswa Kelas III SDN 19 Balik-Alam Kecamatan Mandau Kabupaten
Bengkalis, tahun 2013. Menyatakan bahwa pemebelajaran yang dilakukan
sebelum tindakan membaca bacaan sholat masih terholong rendah,
dengan menggunakan metode latihan (Drill) pembelajaran membaca
bacaan sholat mengalami peningkatan yang bertahap dengan siklus
pertama sampai siklus III. 15
2. Penelitian Ita Misanti, pada tahun 2019 dengan judul skripsi “ Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Kelas II A Pada Materi Bacaan Shalat Melalui
Metode Drill di SDN 2 Sokaraja Tengan Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Banyumas. Menyatakan bahwa mengajar dengan menggunakan metode
Drill pada siklus I nilai rata-ratanya naik secara bertahap. Menunjukkan
bahwa pembelajaran pada materi bacaan shalat kelas II SDN 2 Sokaraja
telah mencapai batas tuntas yang ditetapkan dan data tersebut sudah
dikatakan berhasil, karena sudah mencapai indikator ketuntasan yang
sudah di tetapkan.16
3. M. Irhas dkk, tahun 2021 dengan judul jurnal “ Peningkatan Kualitas
Hafalan Al-Qur’an Melalui Media Audio Speaker Al-Qur’an di HSG
Khoiru Ummah Loa Janan Ilir Samarinda. Menyatakan bahwa media
audio speaker al-Qur’an dapat meningkatkan kualitas hafalan al-Qur’an
pada peserta siswa di kelas III HSG Khoiru Ummah Loa Janan Ilir
Samarinda dengan bukti hasil penelitian prasiklus rata-rata pencapaian
kelas sebesar 27% dan meningkat pada siklus I rata-rata pencapaian kelas
sebesar 55% dan semakin meningkat disiklus II rata-rata pencapaian kelas
sebesar 88%.17
15 Nutra Vendritawati, “Penigkatan Keterampilan Menghafal Bacaan Sholat Melalui Metode Latihan
(Drill) Sisiwa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 19 Balik-Alam Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.”
(2013.
16
D I Sd, Negeri Sokaraja, dan Tengah Kecamatan, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Ii A Pada
Materi Bacaan Shalat Melalui Metode Drill Sokaraja Kabupaten Banyumas” (2019).
17 Peningkatan Kualitas et al., “Media Audio Speaker Al-Quran Di Hsg Khoir"no. 1 (2021): 55–75.
Penelitian terdahulu dapat dilihat orisinalitasnya dalam table di bawah ini :
Tabel 1.1.
Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya
Nama Peneliti, Judul
dan Tahun Penelitian Persamaan Perbedaan Orisinilitas Peneliti
1 2 3 4
Nutra Vendritawati, Berupaya Pembelajaran Meningkatan
2013, Peningkatan meningkatkan melalui metode Hafalan Bacaan
Keterampilan hafalan latihan (Drill) Sholat dengan
Hafalan Bacaan bacaan shalat menggunakan
Sholat Melalui media audio-
Metode Latihan visual
(Drill)
Ita Misanti, 2019, Pembelajaran Berupaya Media audio visual
Peningkatan Hasil materi bacaan meningkatkan sebagai metode untuk
Belajar Siswa Kelas II A shalat hasil belajar meningkatkan hafalan
Pada Materi Bacaan melalui metode
Shalat Melalui Metode Drill
Drill
M. Irhas dkk, 2021, Peningkatan Media audio Pembelajaran hafalan
Peningkatan Kualitas hafalan dengan speaker al- bacaan sholat
Hafalan Al-Qur’an media audio Qur’an sebagai menggunakan media
Melalui Media Audio peningkatan audio visual untuk
Speaker Al-Qur’an kualitas hafalan meningkatkan hasil
al-Qur’an hafalan
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori pembelajaran dan hasil penelitian yang telah dipaparkan
sebelumnya, dengan menggunakan media audio visual akan dapat
meningkatkan hafalan bacaan shalat siswa Rumah Belajar (Bimbel) Makanul
Akhyar Panembong Kec. Bayongbong Kab. Garut Kelas II sebesar 91%
dalam maksimal 3 siklus.
H. Langkah-langkah Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang dipakai yaitu metode deskriptif. Merupakan suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode deskriptif
adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.18
Model penelitian yang digunakan yaitu Peneitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki atau meningkatkan praktik praktik pembelajaran di kelas
secara lebih professional. PTK berupaya meningkatkan dan
mengembangkan profesionalisme guru dalam menunai kan tugasnya.
Dalam literatur berbahasa Inggris, PTK dikenal dengan istilah
clasroom action research, yang disingkat CAR. PTK atau CAR menjadi
perhatian para ahli pendidikan dunia, seiring dengan perubahan pola
pandang masyarakat terhadap tugas pendidik sebagai profesi yang tidak
lagi inferior. Para praktisi pendidikan dunia berupaya memposisikan
pekerjaan guru sebagai profesi yang sejajar dengan profesi-profesi yang
lainnya. Kalau dulu guru dianggap sebagai semi profesi, saat ini pekerjaan
guru sedang digiring untuk menjadi profesi yang seutuhnya.
Classroom action research (CAR) adalah action research yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya
merupakan rangkaian “risettindakan-riset-tindakan- …”, yang dilakukan
secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua di antaranya adalah
individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi
CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan
collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda
19 Mahmud M dan Tedi Priatna, Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ed. Ija Suntana
PLANNING REFLECTIN
OBSERVING
20 Setyawan Pujiyono, “Desain Penelitian Tindakan Kelas dan Teknik Pengembangan kajian Pustaka”
(2008): 1–9.
11 siswa kelas II yang mengikuti tes dan mampu menghafal
bacaan shalat sebanyak 2 siswa (18%) sedangkan siswa yang
belum mengikuti tes dan belum menghafalnya sebanyak 9 siswa
(82%).
2) Tindakan
a. Perencanaan
Rencana tindakan dilakukan di kelas II Rumah Belajar
(Bimbel) yaitu pada hari rabu tanggal 23 Agustus 2021 dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat
peneliti berdasarkan materi yang akan dipelajari yaitu
Menghafal bacaan shalat. Pada tindakan kelas tersebut
menggunakan media audio visual yaitu sebuah proyektor
dengan materi Menghafal bacaan shalat.
b. Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan pada hari
senin tanggal 23 agustus 2021, pembelajaran dimulai pada
pukul 10:00 WIB. Siswa kelas II yang hadir 11 siswa, materi
yang disampaikan yaitu tentang bacaan shalat dari mulai niat
sampai tahiyat awal.
Pelaksanaan dilakukan di kelas dengan menggunakan
media audio visual yaitu sebuah proyektor, pada pelaksanaan
tindakan pengajaran guru dibantu peneliti. Sedangkan
penerima tindakan adalah siswa kelas II SD Rumah Belajar
(Bimbel) Makanul Akhyar Panembong Kec. Bayongbong Kab.
Garut. Selama pembelajaran, peneliti bertindak sebagai
observasi dengan berpedoman pada lembar observasi yang
telah disepakati serta melakukan monitoring terhadap reaksi
siswa. Peneliti juga mencatat kejadia-kejadian penting dalam
suatu proses pembelajaran yang diperoleh peneliti dalam
lembar observasi, lembar catatan lapangan dan setelah selesai
pembelajaran, guru diminta untuk memberi tanggapan.
c. Refleksi
Refleksi tindakan kelas dilaksanakan setelah berakhir
pembelajaran. Dalam kegiatan refleksi ini peneliti dan guru
bersama-sama mendiskusikan hasil observasi. Jenis dan
Sumber Data Penelitian
a. Jenis Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak
menggunakan angka-angka, mulai dari mengumpulkan data,
penafsiran terhadap data yang diperoleh, serta pemaparan hasilnya. 21
Data kuantitatif yaitu pendekatan yang secara pokok
menggunakan postpositivist dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan (seperti misalnya berkaitan sebab akibat, reduksi kepada
variabel, hipotesis serta pertanyaan spesifik dengan pengukuran,
pengamatan, serta uji teori), menggunakan strategi penelitian seperti
survey dan eksperimen yang memerlukan data statistik.22
b. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya leewat
orang lain atau dokumen.23
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data
primer. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini
adalah Pengurus sekaligus Guru Rumah Belajar (Bimbel) Makanul
Akhyar Panembong Kec. Bayongbong Kab. Garut.
5. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
a. Tes Hafalan
21
Arikunto, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).
22 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 2009).
23 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif.
Tes disini adalah sebagai alat pengumpulan data dengan aspek
penilaian sebagai berikut :
1) Makhorijul Huruf
2) Kelancaran Hafalan
3) Banyaknya Hafalan
b. Metode Observasi
Metode yang digunakan yaitu metode observasi,dimana
metode observasi ini tampaknya merupakan metode yang penting dan
harus mendapat perhatian selayaknya. Observasi mengungkapkan
gambaran sistemis mengenai peristiwa, tingkah laku, benda atau karya
yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan. Pengguanaan metode
observasi secara tepat yang sesuai dengan persyaratan yang digunakan
dalam teknik-tekninya, baik digunakan secara tersendiri, maupun
digunakan secara bersama-sama dalam metode lainnya dalam suatu
kegiatan di lapangan, akan sangat bermanfaat untuk memperoleh data
yang tepat, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.Untuk
melaksanakan metode observasi sebaik-baiknya perlu latihan dan
pengalaman yang cukup, sekalipun banyak orang yang menganggap
kegiatan observasi merupakan kegiatan yang paling mudah serta dapat
dilakukan secara sambil lalu.
Mereka mungkin menganggap bahwa metode observasi
merupakan kegiatan sehari-hari dan tidak memerlukan pemahaman
yang mendalam. Sebab metode ini menggunakan mata untuk melihat
dan mengamati segala sesuatu yang ada di sekeliling atau yang sedang
mita hadapi, bahkan seringkali hal ini terjadi tanpa sengaja atau tanpa
suatu rencana.24
Observasi penelitian ini digunakan untuk mengetahui
peningkatan hafalan bacaan shalat siswa dengan menggunakan lembar
24 Mohammad Arif Amiruddin, “Analisis Visual Kriya Kayu Lame di Kampung saradan Desa Sukamulya
26 Miles M.B dan Huberman A.M, Analisa Data Kualitatif, ed. TjeTjep Rohendi Rohidi (Malang: Wineka
Media, 1984).
kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka
kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kualitas suatu data dapat dinilai melalui beberapa metode,
yaitu: a. mengecek representativeness atau keterwakilan data b.
mengecek data dari pengaruh peneliti c. mengecek melalui
triangulasi d.melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data
yang dapat dipercaya e. membuat perbandingan atau
mengkontraskan data f.menggunakan kasus ekstrim yang
direalisasi dengan memaknai data negatif.
b. Model Analisis Data
1) Analisis Hafalan
Keterangan :
SS = Sangat Sering
S = Sering
J = Jarang
TP = Tidak Pernah
DAFTAR PUSTAKA
Al-Batawy, Abu Razin. Memahami Bacaan Sholat. Jakarta: Pustaka BISA, 2015.
Arikunto. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Bumi
Aksara, 2006.
Ayuningrum, Desy. “Peningkatan Kemampuan Hafalan Bacaan Sholat Anak
Usia 6 Tahun Melalui Metode Pembiasaan.” Jurnal Pendidikan Islam 1, no.
2018 (2020).
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada,
2009.
Jontarnababan. “Kegiatan Observasi dan Refleksi dalam PTK.” PTK-PTS (2020).
Julianto, Tatang Shabur. “Pentingnya Shalat.” Direktorat Layanan Akademik.
KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016.
Kualitas, Peningkatan, Hafalan Al, Quran Melalui, Jl H A M Rifaddin, Harapan
Baru, Kec Loa, Janan Ilir, Kota Samarinda, dan Kalimantan Timur. “Media
Audio Speaker Al-Quran Di Hsg Khoiru, no. 1 (2021): 55–75.
Kurniawan, I. “Metode menghafal cepat,” 2018.
M, Mahmud, dan Tedi Priatna. Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ).
Diedit oleh Ija Suntana. Bandung: Tsabita, 2008.
Miles M.B, dan Huberman A.M. Analisa Data Kualitatif. Diedit oleh TjeTjep
Rohendi Rohidi. Malang: Wineka Media, 1984.
Mohammad Arif Amiruddin. “Analisis Visual Kriya Kayu Lame di Kampung
saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagadean Kabupaten Subang.”
Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.
Munajjid, Syekh Muhammad Shalih Al. “Dakwah, Ilmiah dan Pendidikan.”
Pengetahuan tentang islam. Situs Islamqa.Info, 2021.
Nazilah, Fera Rahmatun. “3 Hadits Ini Bikin Kamu Semangat Belajar.” OASE.
Nedra. “Meningkatkan Kemampuan Bacaan Hafalan Sholat dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Langsung.” UIN RIAU, 2013.
Norman K Denzin. Penelitian Kualitatif. 1 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Nutra Vendritawati. “Penigkatan Keterampilan Menghafal Bacaan Sholat Melalui
Metode Latihan (Drill) Sisiwa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 19 Balik-Alam
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.” (2013). http://repository.uin-
suska.ac.id/5571/.
Rifa’i, Moh. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: Cv. Toha Putra, 2009.
Rofi’i, Ahmad. “Dalil & Gambar Gerakan Sholat Sesuai Al-Qur’an dan
Assunnah” (2012): 40.
Sa’dullah. Cara Praktis Menghafal al-Qur’an. Depok: Gema Insani, 2008.
Sd, D I, Negeri Sokaraja, dan Tengah Kecamatan. “Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Kelas Ii A Pada Materi Bacaan Shalat Melalui Metode Drill Sokaraja
Kabupaten Banyumas” (2019).
Setyawan Pujiyono. “Desain Penelitian Tindakan Kelas dan Teknik
Pengembangan kajian Pustaka” (2008): 1–9.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Cv. Alfabeta, 2005.
Themistoklis Semenderiadis. “Using Audiovisual Media in Nursery School
Within the Framework of the Interdisciplinary Approach,” 2009.
Wati, Ega Rima. Ragam Media Pembelajaran. Surabaya: Kata Pena, 2016.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus
Wadzuryah, 1997.