You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KASUS K3 BERBASIS KEPULAUAN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK IV
Arian Nusamara P07172322 005
Chryseis Manuela Apalem P07172322 008
Elsya Nazwa Tuarita P07172322 014
Hildayanti hatala P07172322 020
Irin Tiokura P07172322 023
Juan V. Nanlohy P07172322 026
Leonora Rumpeniak P07172322 029
Melfia Eunike Renhoran P07172322 031
Meydelin M. Pattiasina P07172322 032
Regina Letlora P07172322 044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES MALUKU PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIS

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga laporan praktikum
K3 didaerah pesisir dan kepulauan ini dapat terselesaikan .

Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi salah satu tugas praktikum pada mata kuliah K3
didaerah pesisir dan kepulauan. Selain itu, penyusunan laporan ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang bagaimana cara penanganan korban didaerah perisir dan kapulauan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu dosen pembimbing mata kuliah K3
didaerah pesisir dan kepulauan. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan
dalam laporan ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran yang membangun dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam laporan ini.

Ambon, 26 Mei 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONSEP PENANGANAN KORBAN TENGGELAM

Keadaan darurat adalah Suatu kejadian yang dapat mengancam serta


membahayakan kehidupan masyarakat, hal ini disebabkan oleh 2 faktor : faktor
alam dan juga faktor dari manusia itu sendiri. Yang kemudian mengakibatkan
timbulnya korban manusia, kerugian material, kerugian fisik maupun non fisik,
kerusakan lingkungan, dan dapat berdampak pada psikologis. Salah satu contoh
keadaan darurat yang membutuhkan respon dan penanganan cepat adalah korban
tenggelam.

Tenggelam merupakan keadaan daruat yang menyebabakan kematian,


tenggelam merupakan keadaan diaman aspirasi cairan kedalam saluran
pernapasan, yang mengakibatkan seseorang tidak dapat bernafas, akibat
terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh kedalam air. Tenggelam dapat
menyebabkan kecacatan hingga kematian.

Penanganan korban tenggelam merupakan segala usaha yang dilakukan dalam


rangka pemindahan korban (kecelakaan, bencana alam, sakit) yang terjadi di air
ke tempat yang lebih aman.

Respon dan penanganan sesegera mungkin merupakan hal penting yang harus
dilakukan saat menolong korban tenggelam, selain hal tersebut keamanan para
penolong juga sangat penting untuk diperhatikan.

B. TUJUAN
Tujuan praktikum ini dilakukan untuk memenuhi tugas kuliah yang diberikan,
serta diharapakan dapat memberikan penjelasan dan edukasi tentang bagaiamana
cara respon dan penanganan pertama yang tepat dalam menangani korban
tenggelam.

C. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum penanganan korban tenggelam didaerah perisisr dan kepuluan
dilaksanakan pada :
- hari Jumat, 26 Mei 2023.
- Kolam renang paldam XVI/Ptm.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENANGANAN KORBAN TENGGELAM


1. Prinsip Pertolongan Di Air
 Raih (dengan atau tanpa alat)
 Lempar (alat apung)
 Dayung (atau menggunakan perahu mendekati korban)
 Renang

2. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan


 Kekuatan arus air
 Arah arus
 Angin
 Lingkungan sekitar

3. Penanganan Korban
a. Penolong pertama berenang menuju korban

Penolong pertama berenang menuju korban untuk mengamankan korban, agar korban
teteap berada di permukaan air. hal yang harus dimiliki oleh penolong pertama adalah
memiliki kemampuan berenang yang cepat untuk menyelamatkan korban agar korban
tetap berada dipermukaan air.

b. Penolong yang lainnya menyusul untuk membantu korban


para penolong lainnya menyusul berenang menuju korban. Pada saat berenang menuju
korban, penolong yang lainnya sebaikanya membawa perlengkapan berenang dan
pertolongan korban tenggelam yang membadai, Hal yang harus dimiliki oleh seorang
penolong adalah kemampuan berenang dan tenaga yang cukup kuat untuk mengangkat
korban kembali ke daratan.

c. pindahkan korban secepat mungkin dengan cara teraman

penolong harus menedengarkan satu komando, memperhatikan arah angin, lingkungan.


pada saat penyelamatan hal yang harus diperhatikan adalah dekatkan dan posisikan
korban dengan tetap menjaga posisi kepala diatas air, perhatikan posisi kepala korban
agar selalu didean selama proses evakuasi.

d. Keamanan
setelah korban dikeluarkan dari air Keamanan yang harus diperhatikan adalah, keamanan
penolong, keamanan korban, dan keamanan lingungan.

e. Respon

penolong dapat mengecek respon korban dengan cara menepuk bahu korban dan
berteriak “bangun Pak/Bu” atau “buka mata Pak/Bu”. Pada saat mengecek respon korban
perhatikan apakah ada kemungkinan trauma leher atau tidak.
d. Cek pernapasan korban
Saat berhasil menolong korban tenggelam keluar dari air, segera baringkan korban
ditempat aman datar, dank eras dalam posisi telentang.

Setelah jalan napas bebas dan terbuka, cek pernapasan korban dengan cara :
 Listen (dengar) : suara dan napas korban
 Look (lihat) : dada korban mengembang atau tidak
 Feel (rasakan) : hembusan napas terasa di pipi penolong.
dalam satu gerakan.

Letakkan bagian tubuh diatas mulut atau hidung korban, sambil terus mempertahankan
pembukaan jalan napas dan memegang nadi carotis. Perhatikan gerakan dada korban,
rasakan hembusan nafas yang keluar, rasakan adanya aliran udara, dan rasakan denyutan
nadi carotis. Dilakukan secara simultan dengan satu gerak dalam waktu paling lambat 10
detik.

e. Berteriak meminta bantuan ( call for help )


jika pasien tidak memberikan respon ( tidak sarakan diri, tidak teraba nadi carotis dan
tidak ada hembusan nafas ) segera panggil bantuan dengan cara berteriak “ tolong!, ada
orang tidak sadar “ atau dapat dengan menggunakan hand phone untuk menelfon. hal
ini dilakukan untuk mengaktifkan emergency medical service (EMS).

f. Circulation
pastikan ada dan tidaknya nadi karotis dengan meraba nadikatoris, 2-3 cm disamping
trachea.
- jika tidak ada nadi lakukanlah pijat jantung : mulailah lakukan siklus 30
kompersi ( kecepatan 100/120 x/ menit ) dan 2 ventilasi ( nafas buatan ).
- jika ada nadi : maka mulailah beri 1 ventilasi setiap 6 detik ( 10x/menit ).
- hal yang harus diperhatikan :
1. posisikan korban diatas permukaan yang keras dan datar
2. posisi penolong disamping pasien
3. posisi penolong tegak lurus diatas dada korban dengan siku lengan tegak
lurus menekan sterum sedalam 4-5 cm.

g. Airway
Arway adalah tindakan memberikan jalan napas dan membuka jalan nafas kepada
korban buka jalan napas korban, jika korban tidak ada trauma leher maka gunakan head
tilt dan chin lift ( meletakan satu tangan di atas dahi korban dan satu tangan di dagu
korban, kemudian angkat angkat dagu korban secara perlahan) , dan jika ada trauma leher
gunakan jaw thrust ( meetakan kedua tangan dibagian dagu , kemudian angkat leher
secara perlahan dan hati hati ).
h. Breathing
Breathing dilakukan dengan memberikan bantuan napas setiap 6 detik, dengan cara
tempatkan mulut pasien ke mulut korban kemudian tiupkan nafas ( mouth to mouth ). ini
dilakukan untuk memberi bantuan nafas pada korban saat mengalami henti nafas.

i. Recovery position
jika upaya BHD berhasil maka posisikan pasien dalam posisi recovery pasien ( posisi
nyaman ). selama 10-15 menit. kemudian bawa untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.

j. Evaluasi
jika pertolongan pertama BHD sudah dilakukan tetapi belum ada respon lakukan :
- jika tidak ada nadi krotis : lakukan kembali 30 kompersi dan 2 ventilasi ( 30 : 2 )
- jika nadi teraba dan nafas tidak ada, lakukan kembali bantuan nafas sebanyak
10x/menit dab monitor nadi setiap 2 menit.
- jika nadi teraba dan nafas ada : maka berikan posisi nyaman ( recovery position ).
KESIMPULAN

Tenggelam merupan kejadian yang dapat menyebabkan kecacatan hinga kematian, hal ini menyebabkan
tenggelam merupakan kondisi dimana korban membutuhkan respon dan bantuan yang tepat dan cepat
dalam tindakan penyelamatan. Teknik dan keahlian dalam penanganan pun harus diperhatikan untuk
mencegah timbulnya rsiko akibat dari pertolongan dan penangan yang diberikan.

seperti yang kita ketahui diaerah perisir dan kepulauan, sebagian besar masyarakatnya memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan, yang tidak menutup kemungkinana terjadinya korban tenggelam saat
berlaut. oleh karena itu, Pengetahuan dan edukasi tentang BHD sangat diperlukan untuk masyarakat yang
tinggal didaerah pesisir dan kepulauan.
LAMPIRAN

You might also like