You are on page 1of 26

MAKALAH

HOME CARE
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh :
Nenden Oktapiani (10521002)
Erfina Ferdianty (10521004)
Sulistia Putri (10521012)
Nova Erika (10521013)
Zhy Zahra (10521014)
Audy Natasya (10521018)
Aurelle Shalsha (10521024)
Elsa Novianti (10521026)
Devi Zianka (10521034)
Elvira Rahma (10521037)
Zelvia Puspita (10521040)
Annisa Dewi (10521041)

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEIT


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BANDUNG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kewirausahaan dengan baik dan tepat waktu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Homecare” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Ero Haryanto M.Kep selaku dosen
mata kuliah Kewirausaaan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang mata kuliah yang penulis tekuni.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, penulis menerima dengan baik saran dan kritik yang diberikan.
Dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberikan tugas ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Bandung, 9 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................................5
D. Manfaat................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Definisi Home Care.............................................................................................................6
B. Tujuan Home Care...............................................................................................................6
C. Prinsip Home Care...............................................................................................................7
D. Bentuk-Bentuk Layanan Home Care...................................................................................7
E. Aspek Legal dan Etik dalam Home Care............................................................................10
F. Kebijakan dalam Home Care.............................................................................................12
G. Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care.....................................................................13
H. Pro dan Kontra Home Care.................................................................................................13
I. Standar Praktik Pelayanan Home Care...............................................................................15
J. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah (Home Care)..............................................18
K. Standar Alat Home Care....................................................................................................18
L. Pendekatan Interdisiplin dalam Pelayanan Home Care.....................................................19
BAB III ISI LAPORAN...............................................................................................................22
A. Topik Wawancara..............................................................................................................22
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................................................22
C. Profil Narasumber..............................................................................................................22
D. Hasil Wawancara...............................................................................................................22
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................25
A. Kesimpulan........................................................................................................................25
B. Saran..................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam
sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa
dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah:
• Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara
medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan,
• Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus
penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian
berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut
keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif
lama.
• Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi
kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal
karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,
• Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian pasien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan.
Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep baru dalam
sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini
sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu Willian Rathbone of Liverpool,
England dan juga Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan
memberikan pengobatan kepada pasien (masyarakat) yang mengalami sakit terutama
terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri dan
lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit
infeksi yang umum ditemukan di masyarakat.

4
Hasil kajian Depkes RI diperoleh hasil : 97,7% menyatakan perlu dikembangkan
pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana
dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah
memerlukan ijin oprasional.
Selain Home Care, di Indonesia juga di kenal pelayanan One Day Care atau
pelayanan rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka waktu pendek (relatif
singkat), yaitu 1 hari atau 24 jam. Menurut penelitian hampir 70% rumah sakit Indonesia
menerapkan sistem one day care. Pelayanan One Day Care menghindarkan pasien dari
terjadinya infeksi nosokomial karena pasien tidak perlu di rawat lama di rumah sakit
sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh pasien.

2.1 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya antara lain:
1. Apa definisi, tujuan dan prinsip home care?
2. Bagaimana bentuk-bentuk pelayanan home care?
3. Bagaimana aspek legal dan perizinan home care?
4. Bagaimana standar praktik pelayanan home care?
5. Apa saja standar alat home care?
6. Bagaimana pendekatan interdisiplin dalam pelayanan home care?
7. Bagaimana kebijakan home care di Indonesia?
8. Bagaimana pro dan kontra home care di Indonesia?
9. Bagaimana kepercayaan dan kebudayaan dalam home care?

3.1 Tujuan
Agar pembaca mendapatkan pengetahuan lebih dan memahami mengenai
pelayanan kesehatan dirumah (home care).

4.1 Manfaat
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik agar dapat
menerapkan tindakan keperawatan yang sesuai dalam home care, dan dapat menjadi sarana
belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Home Care
Pelayanan kesehatan rumah adalah komponen dari rentang pelayanan kesehatan
yang komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan untuk indiidu dan
keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan, memelihara atau
memulihkan kesehatan atau meningkatkan kemandirian, menimalkan akibat dari
ketidakmampuan dan penyakit terminal (Warhola, 1980).
Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari
pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga,
dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang
mereka hadapi (Sherwen, 1991).
Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah perpaduan perawat
kesehatan masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari perawat spesialis yang
terdiri dari kumpulan perawat komunitas, seperti perawat gerontologi, perawat psikiatri,
perawat ibu dan anak, perawat kesehatan masyarakat, dan perawat medikal - bedah.
Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan rumah
adala pasien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara profesional
(multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu pasien kembali
ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah beradasarkan
kontrak dan merupakan kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada tiap tingkat fasilitas
pelayanan kesehatan.

B. Tujuan Home Care


1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
2. Tujuan Khusus
- Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri.
- Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah.
- Meningkatan kemandirian keluarga dalam pemeliharan kesehatan.

6
C. Prinsip Home Care
Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan
beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care. Prinsip-prinsip tersebut
diantaranya:
1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan,
perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
3. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
4. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan
rehabilitaif.
5. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
6. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
7. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
8. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care.

D. Bentuk Bentuk Layanan Home Care


1. Berdasarkan fokus masalah kesehatan
Berdasarkan jenis masalah kesehatan yang dialami oleh pasien, pelayanan
keperawatan di rumah (home care) di bagi tiga kategori yaitu:
a. Layanan perawatan pasien sakit
Keperawatan pasien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling
banyak dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan
kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan
sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit.
b. Layanan berbasis promotif dan preventif
Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi
dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana
merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak,
mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.
c. Pelayanan atau asuhan spesialistik

7
Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada
penyakit-penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti
diabetes, stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan dan asuhan pada anak.

2. Berdasarkan institusi penyelenggara


Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC), antara lain:
a. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu,
bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan
puskesmas (digaji oleh pemerintah). Pasien yang dilayani oleh puskesmas biasanya
adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting
Nurse (VN).
b. Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan
tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan
dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang
melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud
pangabdian kepadan Tuhan.
c. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk
praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan
pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari pasien
maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya
layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi "not for profit service"
d. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah dirawat dirumah
sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan
dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan
dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah:

8
- Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan
untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum
normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara
menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka
perineum ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum
sehingga kemandirian ibu masih kurang.
- Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada pasien yang
dirawat dirumah sakit.
- Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan
biaya yang besar
- Perlunya kesinambungan perawatan pasien dari rumah sakit ke rumah, sehingga
akan meningkatkan kepuasan pasien maupun perawat. Hasil penelitian dari
"Suharyati" staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di
RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS cenderung menerima
program HHC (Hospital Home Care) dengan alasan; lebih nyaman, tidak
merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat tali kekeluargaan
(Suharyati, 1998)

3. Berdasarkan pemberi layanan


Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu:
1. Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan
layanan kepada pasien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika
dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)
2. Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek
kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu
berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan
demikian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard
yang telah ditetapkan.

9
E. Aspek Legal dan Etik dalam Home Care
Seorang perawat dikatakan legal dalam menjalankan praktik home care apabila
telah memiliki lisensi dan surat ijin praktik perawat (SIPP). Isu legal yang paling
kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara lain mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang tinggi,
seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah.
2. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada pasien seperti pertanggungjawaban
terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga karena kesalahan informasi
dari perawat.
3. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang perawatan
di rumah. Karena biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk perawatan di rumah,
maka perawat yang memberi perawatan di rumah harus menentukan apakah pelayanan
akan diberikan jika ada resiko penggantian biaya yang tidak adekuat. Seringkali,
tunjangan dari Medicare telah habis masa berlakunya sedangkan pasien membutuhkan
perawatan yang terus- menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu membayar
biayanya.
a. Aspek etik dalam home care
1. Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga hak pasien
terhadap privasi dengan bijaksana melindungi informasi yang bersifat rahasia.
2. Kode etik keperawatan indonesia (PPNI. 2000) yaitu perawat wajib merahasiakan
segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanyakecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hokum yang
berlaku (Muhamad Mu'in, 2015).
Didalam praktik harus memperhatikan dimensi politi, etika dan isu-isu seperti akses
ke layanan atau alokasi sumber daya, menajement kasus menjadi semakin pragmatis, serta
berbagai tanggapan dari masyarakat terhadap praktik mandiri (Kristin Bjornsdottir, 2009).
b. Perizinan home care
Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat:
1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum.

10
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
4. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
Landasan Hukum:
1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210 tentang izin dan
penyelenggaraan parktik perawat dan permenkes 17/ 2013. Perizinan diatur SSI peraturan
yang ditetapkan pemerintah pusat maupun daerah (Fatchulloh, 2015). Perizinan yang
menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan praktik yang
dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional diatur sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
• Persyaratan perizinan
1. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris tentang yayasan
di badan kesehatan.
2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada Dinas
Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
a. Rekomendasi dari organisasi profesi
b. Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai SIP
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Izin lingkungan
e. Izin usaha

11
f. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang manajemen
pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi, dan sarana
transportasi
g. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan sertifikasi
pelayanan kesehatan rumah.
3. Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
4. Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran pelayanan kesehatan,
praktik perorangan dan/atau berkelompok
5. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan
harus memiliki SIK
6. Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP
7. Mendapatkan rkomendasi dari PPNI

F. Kebijakan dalam Home Care


1. Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan.
berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan pelayanan
berkewajiban mematuhi standar praktek.
2. Perawat dalam menjalankan praktek harus membantu program pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisasi profesi.
4. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang
untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenanga Pelayanan dalam keadaan
darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
5. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP diruang
prakteknya. Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak diperbolehkan
memasang papan praktek.
Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk
kunjungan rumah. Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk kunjungan

12
rumah harus membawa perlengkapan perawatan sesuai kebutuhan (Galuh Forestry
Mentari, 2012).

G. Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care


Perawat saat bekerja sama dengan keluarga harus melakukan komunikasi secara
alamiah agar mendapat gambaran budaya keluarga yang sesungguhnya. Hal ini terkait
dengan sistem nilai dan kepercayaan yang mendasari interaksi dalam pola asuh keluarga.
Praktik mempertahankan kesehatan atau menyembuhkan anggota keluarga dari gangguan
kesehatan dapat didasarkan pada kepercayaan yang dianut.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya pasien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock
maupun culture imposition Cultural shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (pasien)
sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik
secara diam-diam maupun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan
kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada individu, keluarga. atau kelompok dari budaya
lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok
lain (Galuh Forestry Mentari, 2012).

H. Pro dan Kontra Home Care


Pada saat pasien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan
keperawatan dirumah (home care nursing), maka pasien dan keluarga berharap
mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah sakit.
Adapun pasien dan keluarga memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin
saja ada pertimbangan-pertimbangan yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat.
Dibawah ini terdapat tentang pro dan kontra home care, yaitu:
Pro home care berpendapat :
1. Home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh
pasien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit pasien akan merasa asing dan perlu
adaptasi.

13
2. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus
pada satu pasien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.
3. Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi pasien, dimana
pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif (biopsikososiospiritual).
4. Home care menjaga privacy pasien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan
hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
5. Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah
daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
6. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor
kebiasaan pasien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami
perubahan pola dan perawatan pasien.
7. Home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil
melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan pasien.
8. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan
dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus
dalam home care.
9. Pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang
diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan
perawatan yang dilakukan keluarga.
Kontra home care berpendapat:
1. Home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency yang
belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti:
a. dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium.
c. Petugas ahli gizi.
d. Petugas fisioterafi.
e. Psikolog dan lain-lain.
2. Home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan
menggunakan tenaga kesehatan secara individu.
3. Pasien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-
unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya:

14
a. Unit diagnostik rontgen
b. Unit diagnostik CT scan.
c. Unit diagnostik MRI.
d. Laboratorium dan lain-lain.
4. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada pasien dengan tingkat ketergantungan
total, misalnya: pasien dengan koma.
5. Tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana
keluarga merasa bahwa semua kebutuhan pasien sudah dapat terlayani dengan adanya
home care.
6. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency. misalnya :
a. Fasilitas resusitasi
b. Fasilitas defibrilator
7. Jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat ketergantungan
pasien dan keluarga pada perawat.

I. Standar Praktik Pelayanan Home Care


Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
profesional, Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal bagi para
perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman efektif dan etis.
Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan oleh Amerikan Nurse
Association(1986) yang memperlihatkan hubungan proses keperawatan dengan standar
praktik.
1. Standar I (Organisasi)
Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh perawat
profesional tingkat master yanag telah dipersiapkan untuk memberi pelayanan
kesehatan rumah dan mempunyai pengalaman baik secara organisasi maupun
diorganisasi kesehatan komunitas. Pimpinan dan perawat pelaksana bekerja bersama-
sama, untuk membuat rencana dan program yang sesuai dengan kebutuhan dengan
pelayanan komunitas.
Perawat administrator (pengelola) membuat misi, filosofi, dan tujuan agen yang
akan memutuskan jenis pelayan yang dibutuhkan pasien dan keluarganya di lingkungan

15
mereka. Anggaran kebijakan perorangan dan metoda evaluasi terhadap program dan
personal ditetapkan. Penetapan cara memantau program kendali mutu untuk
memperbaiki dan meningkat pelayanan yang diberikan.
2. Standar II-IV (Teori)
Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk pengkajian,
intervensi, dan evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari keperawatan, kesehatan
masyarakat, fisik, sosial dan ilmu prilaku. Perawatan pelayanan kesehatan rumah
bertanggung jawab untuk mengkaji pasien dan kluarga pada sat kunjungan rumah
pertama kali dan kunjungan teratur berikutnya. Informasi ynga diprileh dari pasien dan
keluarga di tetapkan menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif dan subjektif.
3. Standar V (Perencanaan)
Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek dan jangka
panjang. Tujuan berfokus pada unsur-unsur promosi dan pemeliharaan kesehatan,
pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi.
4. Standar VI (pelaksanaan /intervensi)
Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase: sebelum, selama dan sesudah
kunjungan rumah, bertanggung pada keperluan perawat pelayanan kesehatan rumah
bertanggung jawab membantu pasien kembali ketingkat fungsi optimal dan
kesehatannya dan menjamin pasien dan keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam
pelayanan kesehatan rumah, penyuluhan, pengawasan terhadap obat-obat dan diet dan
evaluasi terhadap Pengaturan pasien dengan diabetes.
5. Standar VII (evaluasi)
Secara bersama-sama pasien, keluarga dan perawat pelayanan kesehatan rumah
melakukan penilaian terhadap status pasien dan kemajuan yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada kunjungan rumah yang pertama perawat telah
menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang yang harus dicapai.
6. Standar VIII (keperawatan Berkelanjutan)
Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system keperawatan yang
menyediakan suatu transisi secara bertahap bag pasien dan keluarga, dari rumah sakit

16
kerumah. Hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan sumber daya lain yang ada
dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien.
7. Standar IX (kerja sama antar disiplin)
Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting
karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan rumah agar kerja
tim antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-sama merencanakan,
menerapkan dan melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan.
8. Standar X (pengembangan Profesional)
Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil bagian) dalam
menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi terhadap kelompok, evaluasi
diri sendiri yang merupakan bagian dari tim kesehatan.
Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk meningkatkan
pendidikan formal maupun kegiatan ilniah lainnya. Pengembangan professional adalah
suatu area penting karena pelayanan kesehatan rumah sedang berkembang dengan
pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah sosisl dan
ebutuhan peleyanan kesehatan dirumah.
9. Standar XI (Riset)
Perawat pelayana kesehatan rumah berpartisipasi dalam berbagai kesempatan
dalam melakukan riset, walau belum pemah mempunyai pengalaman riset keperawatan
terutama dalam riset keperawatan komunitas, namun jika sumber daya dan faktor
pendukung dalam penelitian tersebut memadai, perawat kesehatan rumah dapat
dilibatkan
10. Standar XII (Etika)
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna
membuat pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat kilen, melakukan
promosi kesehatan, memberikan informed consent dan melakukan kontrak pertama
untuk melihat sumber daya yang ada dimasyarakat. Dilema dan konflik diselesaikan
melalui suatu mekanisme yang di rancang dan disepakati. Untuk mencapai tujuan
tersebut perawat bertanggung jawab untuk membina hubungan saling percaya dengan
keluarga dalam meyakinkan bahwa rumah adalah tempat yang sesuai untuk pemberian
pelayanan kesehatan.

17
J. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah Home Care
1. Manajer kasus: mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi :
- Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
- Menyusun rencana pelayanan
- Mengkoordinir akifitas tim
- Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana: memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi :
- Melakukan pengkajian komprehensif
- Menyusun rencana keperawatan
- Melakukan tindakan keperawatan
- Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
- Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
- Melibatkan keluarga dalam pelayanan
- Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
- Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
- Mendikumentasikan asuhan keperawatan.

K. Standar Alat Home Care


1. Alat kesehatan
a) Tas/ kit
b) Pemeriksaan fisik
c) Set perawatan luka
d) Set emergency
e) Set pemasangan selang lambung
f) Set huknah
g) Set memandikan
h) Set pengambilan preparat
i) Set pemeriksaan lab. Sederhana
j) Set infus/ injeksi
k) Sterilisator
l) Pot/urinal

18
m) Tiang infus
n) Tempat tidur khusus orang sakit
o) Pengisap lendir
p) Perlengkapan oxigen
q) Kursi roda
r) Tongkat/ tripot
s) Perlak alat tenun
2. Alat habis pakai
a) Obat emergency
b) Perawatan luka
c) Suntik pengambilan darah
d) Set infus
e) NGT dengan berbagai ukuran
f) Huknah
g) Kateter
h) Sarung tangan, masker
3. Sarana lain
a) Alat dan media pendidikan kesehatan
b) Ruangan beserta perlengkapannya
c) Kendaraan
d) Alat komunikasi
e) Dokumentasi

L. Pendekatan Interdisiplin dalam Pelayanan Home Care


Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah. Tanpa
kerja sama yang efektif tidak akan terjadi pelayana yang berkesinambungan, sehingga akan
terjadi kebingungan dan salah pengertian pada pasien dan keluarga. Proses kolaborasi di
mulai dari rumah sakit dengan rrencana pulang, perawat di rumah sakit yang
mengidentifikasi akan kebutuhan pasien untuk pelayanan kesehatan rumah yang
merencanakan bersama dengan dokter untuk membuat program di rumah nanti. Peran dan
fungsi profesi antar disiplin bergantung beberapa faktor, faktor tersebut meliputi

19
pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan karakteristik masing- masing anggota tim
harus kompeten sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di bidang mereka.
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah adalah dokter,
Perawat, Apoteker, Ahli fisioterapi, ahli terapi wicara, ahli gizi, pekerja sosial dan home
health aide (pembantu kesehatan rumah)
1. Dokter
Pemberian Home Care harus berada di bawah perawatan dokter. Dokter harus
sudah menyetujui rencana perawatan sebelum perawatan diberikan kepada pasien.
Rencana perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe pelayanan dan peralatan yang
dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis, kemungkinan untuk rehabilitasi,
pembatasan fungsional, aktivitas yang diperbolehkan, kebutuhan nutrisi, pengobatan,
dan perawatan.
2. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi langsung dan tidak
langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang membutuhkan
kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk dalam direct care
mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka, injeksi, pemasangan dan penggantian
kateter, dan terapi intravena. Direct care juga mencakup tindakan mengajarkan pada
pasien dan keluarga bagaimana menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect care
terjadi ketika pasien tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat.
Tipe perawatan ini terlihat saat perawat home care berperan sebagai konsultan
untuk personil kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia perawatan di rumah sakit.
3. Apoteker
Program Home Health Care atau yang dikenal dengan Homecare banyak di lakukan
oleh apoteker guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien. Program
Homecare adalah suatu bentuk pelayanan yang dilakukan oleh apoteker dengan cara
memberikan pelayanan konsultasi, informasi dan edukasi kepada pasien langsung ke
rumah pasien, memonitoring terapi penggunaan obat sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien dan kepatuhan penggunaan obatnya.
4. Ahli fisioterapi (Physical therapist)

20
Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan pada pasien
di rumah. Perawatan yang diberikan meliputi perawatan langsung dan tidak langsung.
Perawatan langsung meliputi: penguatan otot, pemulihan mobilitas, mengontrol
spastisitas, latihan berjalan, dan mengajarkan latihan gerak pasif dan aktif. Perawatan
tidak langsung meliputi konsultasi dengan petugas home care lain dan berkontribusi
dalam konferensi perawatan pasien.
5. Ahli gizi
Peran ahli gizi dalam home care antara lain melakukan pengkajian kebutuhan
nutrisi, menetapkan masalah nutrisi, menyusun rencana pemecahan masalah nutrisi,
memberikan bantuan tehnis tentang kebutuhan nutrisi, membimbing atau konseling
pada pasien dan semua anggota keluarga dalam masalah nutrisi, melakukan evaluasi dan
mendokumentasikan tindakan
6. Ahli terapi wicara (Speech pathologist)
Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu pasien mengembangkan dan
memelihara kemampuan berbicara dan berbahasa. Speech pathologist juga bertugas
memberi konsultasi kepada keluarga agar dapat berkomunikasi dengan pasien. serta
mengatasi masalah gangguan menelan dan makan yang dialami pasien.
7. Pekerja social (Social wolker)
Pekerja social membantu pasien dan keluarga untuk menyesuaikan diri dengan
faktor sosial, emosional, dan lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan mereka.
8. Pembantu kesehatan rumah (Homemaker/home health aide)
Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai level
kemandirian dengan cara sementara waktu memberikan personal hygiene. Tugas
tambahan meliputi pencahayaan rumah dan keterampilan rumah tangga lain (Bukit,
2008).

21
BAB III
ISI LAPORAN
A. Topik Wawancara
“Home Care”

B. Waktu Dan Tempat


Kegiatan wawancara ini, dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Senin, 9 Oktober 2023
Pukul : 12.00 WIB
Tempat : Ruang Rajawali RSAU dr.M.Salamun

C. Profil Narasumber
Nama : Oke Hardiana
Ttl : Bandung, 17 Juli 1996
Alamat : Setiabudi
Nama Usaha : Home Care ruangan rajawali RSAU dr.M.Salamun
Lulusan : PPNI
Kerja : RSAU dr.M.Salamun

D. Hasil Wawancara
Pada hari senin 9 Oktober 2023, pukul 12.00 WIB, Kami datang mengunjungi
narasumber dari homecare yang bernama Oke Hardiana, yang beralamat di setiabudi.
Kesan pertama kali kami datang, kami disambut dengan ramah oleh kak Oke. Setelah itu
kami langsung berbincang-bincang mengenai homecare yang dijalani beliau. Dengan isi
perbincangannya sebagai berikut :
Erfina : "sejak kapan berdiri usaha homcare ini?"
Kak oke : "awal pertama kalo didirikan itu waktu saya kuliah semester 6, kisaran
tahun 2014"
Zhy : "apa alasan mengambil bisnis ini?"

22
Kak okeu : "karena untuk di financialnya lebih menguntungkan, kita bicaranya
realistik aja ya, kaya financialnya cukup besar terus tindakannya, dan
kebanyakan pasienya bed rest gabisa ngapa ngapain"
Sulistia : "penanganan saat turun omset gimana ya kak?"
Kak okeu : "untuk penanganan turun omset sendiri kita promosi lewat media sosial
aja sih kita update gitu lewat instagram sama facebook, cuma dua sih media
sosial kita"
Audy : "ada kendala nya gak sih kak dalam menjalani bisnis homecare ini?"
Kak okeu : "kalo kendala gaada ya, mungkin bisa dibilang hanya kendala di alat-alat
aja sih, kita harus izin dulu pinjem ke rumah sakit, karena kan bisnis
homecare ini kerja sama dengan ruangan rajawali di rumah sakit ini"
Zelvia : "pelayanan homecare ini apa aja kak?"
Kak okeu : "kalo kita nerima total care, total care itu pelayanan penuh, dalam arti kita
memenuhi kebutuhan dasar manusianya, kita seka kita obatin kita latih juga
rom aktif dan pasif, itu aja sih"
Devi : "Apa ada motivasi untuk kita calon perawat?"
Kak okeu : "motivasi buat calon perawat harus kerja jangan cape, kerja kerja kerja,
paling itu aja sih"
Audy : " kalo tips dari homecare itu sendiri biar promosinya lebih luas itu gimana
kak?"
Kak okeu : "biasanya tips nya tuh kita yaa banyak banyak update aja, enak kita dalam
satu kali homecare itu bisa dari 100 ribu untuk infus aja, kalo pasien bedrest
bisa sampe 300 ribuan."
audy : "untuk penghasilan homecare perbulanya itu berapa kak?"
Kak okeu : " dulu saya homecare satu bulan itu sampe 3,5 jt. cuman ya pasien nya
jarang engga setiap hari, biasanya pasien yang menengah keatas."
Audy : "plus minus homecare itu sendiri bagaimana kak?"
Kak okeu : "kita banyak dikenal orang, kedua juga kita ilmunya bakal lebih banyak
daripada perawat yang ga bisnis homecare, kita bisa lebih lancar dalam
menghadapin pasien tertentu."
Audy : "sempet ada penurunan omset ga kak?"

23
Kak okeu : " penurunan omset ituma sering, kita juga ga selalu diatas ya, pasien juga
ga seterusnya sakit, kalo untuk penurunan omset udah biasa."
Audy : "mungkin saat kondisi seperti apa terjadi penurunan omset?"
Kak okeu : "kita gabisa ketahui sih kalo penurunan omset, tapi biasa saat cuaca
berubah ubah atau musim hujan banyak pasien."

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Home care merupakan pelayanan kesehatan yang holistik dengan
mempertimbangkan aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan ekonomi secara komprehensip
dengan mengutamakan kepentingan dan kepuasan pasien yang dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Ada beberapa bentuk pelayanan home care di masyarakat sehingga home dapat
menjadi upaya terbaik bagi pasien - pasien penyakit kronik atau terminal untuk
meningkatkan dan mempertahankan kemampuan optimal.
Dalam pelaksanaan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti
aspek legal dan etik dalam home care, perizinan pendirian home care, kebijakan dalam
home care, dan kepercayaan dan budaya dalam home care. Hal ini di lakukan untuk
menghindari adanya saling menyalahkan dalam home care sehingga tidak ada pihak yang
saling merugikan. Sehingga pasien juga mendapatkan perawatan yang baik serta perawat
juga mengerti dan memahami peraturan-peraturan yang ada dan langkah-langkah dalam
menjalankan home care. Hal tersebut juga dapat menekan terjadinya pro dan kontra home
care di masyarakat.
Sebagai tenaga profesional, perawat harus mengerti standar pelayanan dan peran
serta fungsi perawat dalam home care sehingga perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan yang efektif dan etis kepada pasien.
Dalam home care juga diperlukan team kesehatan yang solid untuk memberikan
pelayanan yang komprehensif dan paripurna kepada pasien sehingga peningkatan kualitas
hidup pasien dapat tercapai.

B. Saran
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan haruslah mampu memberikan
pelayanan keperawatan yang komprehensif kepada klien salah satunya dengan mendirikan
homecare dan mengembangkan homecare tersebut dengan terus secara aktif melihat dan
mampu menanggapi secara tepat perubahan kebutuhan kesehatan dimasyarakat.

25
DAFTAR PUSTAKA

Syamsudin, 2005. Makalah Seminar Alternatif Model Keperawatan Home Health Care,
Akper Karya Bakti Nusantara Magelang: Magelang.
Potter dan Ferry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC
Depkes RI. 2002. Pengembangan Model Praktik Pelayanan Mandiri Keperawatan.
Jakarta: Pusgunakes

26

You might also like