You are on page 1of 9

1780

Volume 11 Nomor 9 Tahun 2022 Halaman 1780- 1788


ISSN: 2715-2723, DOI:10.26418/jppk.v11i9.58542
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb

ANALISIS ALUR PADA NOVEL PENJAGA PETI MATI KARYA ABELL

Adrianus Jurai, Sesilia Seli, Agus Wartiningsih


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP
Universitas Tanjungpura
Article Info ABSTRACT
This study aims to determine the stages of the plot in the novel
Article history:
Abell Keeper of the Coffins by Abell. The theory used in this study
Received: 14 September 2022 is related to the stages of the novel and the plot. This study uses a
Revised: - descriptive method, a form of qualitative research, and uses a
Accepted:15 September 2022 structural approach. The research data source is the novel Keeper of
the Coffins by Abell. The data collection technique in this research is
a documentary study technique. The data in this study are in the
Keywords: form of quotations in the form of words, phrases, sentences
Analysis, plot stage, novel containing plot stages. Based on the results of data analysis, it can be
concluded that: The plot stages in Abell's novel Guardian of the
Coffin consist of 5 plot stages, namely story introduction, conflict
emergence, conflict escalation, conflict peak, and resolution. The
data obtained from the five plots in the novel amounted to 88 data.
This research can be applied in learning Indonesian in high school,
especially for class XII students in even semesters. Researchers have
developed lesson plans using the novel Abell Keeper of the Coffins
as a narrative text to achieve basic competencies 3.3 Identifying
information in the novel text and 4.3. Constructing the value of story
information in the novel text. The researcher hopes that this research
can be continued by further researchers to examine other aspects, for
example about the characters and characterizations in Abell's
Guardian of the Coffin novel.

Copyright © 2022 Adrianus Jurai, Sesilia Seli, Agus Wartiningsih.

Adrianus Jurai
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Pontianak
Nama Institusi penulis korespondensi, Alamat institusi, Nama kota institusi
Email: adrianujurai@student.untan.ac.id

PENDAHULUAN
Pembelajaran sastra merupakan satu di antara bagian pembelajaran Bahasa Indonesia di
tingkat sekolah menengah atas (SMA) pada kelas XII dengan KD 3.7 Mengidentifikasi
1781

informasi dalam teks novel dan KD 4.3 Mengonstruki nilai-nilai dari informasi cerita dalam
sebuah teks novel. Pembelajaran sastra sangatlah penting bagi peserta didik di SMA, karena
sastra merupakan sesuatu yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap karya sastra
pasti mempunyai nilai-nilai yang dapat dijadikan contoh atau pedoman untuk kehidupan sehari-
hari khusus karya sastra novel.
Novel merupakan fragmen yang mengngkapkan kehidupan manusia di mana terjadinya
konflik-konflik antara para pelakunya yang menyebabkan perubahan jalan hidup mereka.
Konflik inilah yang membuat novel dapat memainkan irama perasaan bagi penikmatnya (Esten,
2013). Selain konflik, novel juga berkaitan erat dengan alur dikarenakan alur memiliki peran
penting dalam suatu cerita.
Alur merupakan bagian dari unsur intrinsik karya sastra (Turistiani, 2017). Menurut
Brooks, alur merupakan serangkaian peristiwa yang yang berkaitan dengan yang dialami oleh
para pelaku dalam sebuah cerita (Tarigan, 2015). Peristiwa yang dimaksud disusun dalam suatu
cerita biasanya saling berkaitan dengan sebab akibat yang dialami oleh para pelaku didalamnya.
Alur dalam karya fiksi merupakan cerita yang telah dibuat berdasarkan rangkaian ceritanya
berdasarkan tahapan-tahapan sehingga terjalinnya suatu cerita yang memuculkan para tokoh di
dalamnya.Alur dimulai dari pengenalan cerita, munculnya konflik, peningkatan konflik, puncak
konflik, dan penyelesaian konflik. Menurut Tasrif, pengenalan cerita terjadi pada Tahap
situation atau tahapan pembukaan, munculnya konflik terjadi pada tahap generating
circumstances, peningkatan konflik terjadi pada tahap rising action, dilanjutkan dengan puncak
konflik pada tahap climax, dan penyelesaian konflik terjadi pada tahap ending (Nurgiantoro,
2013).
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan dan menganalisis setiap tahapan alur
pada novel Penjaga Peti Mati karya Abell; dan (2) medeskripsikan rencana implementasi hasil
penelitian alur novel Penjaga Peti Mati karya Abell dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
SMA.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif, karena data yang
dianalisis menggunakan kalimat bukan dalam bentuk angka. Moleong (2017) mengemukakan
bahwa metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai analisis data yang
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Selain menggunakan metode deskriptif, ada
juga bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk metode kualitatif, penelitian ini
menghasilkan data desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
Moleong (2017). Untuk menghasilkan data dengan metode penelitian deskriptif maka perlu
pendekatan yang digunakan untuk mentukan penelitian yang akan diteliti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural. Kajian pendekatan struktural menitik
beratkan pada unsur intrisik karya sastra. Teuw menyatakan bahwa pendekatan struktral
mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai
kesatuan struktral yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Rafiek 2012).
Sehingga pendekatan ini dilakukan dengan mengklasifikasikan dan mendeskripsikan struktur
alur dalam novel Tapak Jejak karya Friesa Besari.
Miles dan Huberman (Sugiyono 2014, p.334) menyatakan bahwa “aktivitas dalam analisis
data kualitatif harus dilakukan secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh” (Sugiyono 2014, p.334). Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
menganalisis novel Penjaga Peti Mati karya Abell mengenai alur dalam novel tersebut sebagai
berikut: (1) Menganalisis dan menginterpretasikan setiap tahapan alur pada novel Penjaga Peti
Mati karya Abell dan (2) Kesimpulan dari hasil penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti.
1782

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menfokuskan pada alur cerita pada novel
Penjaga Peti Mati karya Abell, yaitu tentang pengenalan situasi cerita, munculnya konflik,
meningkatnya konflik, puncak konflik, dan penyelesaian konflik. Analisis data penelitian ini
mencantumkkan kutipan-kutipan yang membuktikan bahwa pada novel Penjaga Peti Mati
karya Abell terdapat tahapan-tahapan alur sebagai berikut.
Pengenalan situasi cerita, bagian ini peneliti memperkenalkan pembukaan dalam sebuah
cerita mengenai situasi yang dialami tokoh. Pada tahap pengenalan situasi cerita dalam novel
Penjaga Peti Mati karya Abell ini, diawali dengan musin panas di Jakarta ketika seorang Anton
sedang mencari pekerjaan. Dapat kita lihat pada kutipan berikut.

“Pada musim panas seperti ini, Jakarta bukanlah tempat yang terbaik untuk mencari nafkah
dibandingkan dengan kota Bandung. Ketika Anton Setiawan masih bekerja di sebuah
minimarket dengan pendapatan yang kurang memuaskan dan setelah bekerja, sedapat
mungkin ia berusaha mencari keberuntungan dengan bermain poker disuatu bangunan tua
yang di dalamnya terdapat banyak orang miskin yang sombong dan salah satu di antara
mereka jarang menafkahi keluarganya.” (Peti Mati, p.11)

Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bawa situasi cerita disini dikenalkan dengan musim
panas yang ada di Jakarta, dimana seorang tokoh yang bernama Anton sedang kesulitan mencari
pekerjaan di daerah Jakarta ketimbang dia masih di Bandung. Sehingga ia harus berusaha
mencari keberuntungan untuk ikut bermain poker di sebuah gendung dimana dalam gedung
tersebut di isi oleh orang miskin. Adapun pengenalan yang cukup lengkap mengenai tokoh
Anton dalam cerita Penjaga Peti Mati karya Abell ini sebagai berikut.
“Anton Setiawan lahir sebagai prajurit langit yang dikatakan orang perumpamaan dari anak
manusia yang Tangguh dan jantan. Meski nyatanya ia hanya tulang terbalut daging
manusia yang menumpang membuang keringat pada satu perusahaan yang sebentar lagi
akan bangkrut” (Penjaga Peti Mati, p.12).

Pada kutipan diatas menceritakan tentang tokoh Anton adalah seorang anak yang Tangguh
dan jatan. Seorang yang pekerja keras untuk bisa mendapatkan uang meski harus membuang
keringat bekerja pada perusahaan yang sebentar lagi akan bangkrut.

“Ana Mariana. Remaja cantik yang dilahirkan ketika musim semi dan menjelang matahari
terbenam. Wajahnya ayu, bak lukisan pelangi yang membentangi karisma langit. Rambut
tergerai panjang dan pantas disejajarkan bidadari surga. Ada kesan menarik ketika dilihat
dari cara berjalannya. Dan ia tahu. Tidak banyak gadis-gadis remaja yang memiliki karisma
tidak terbatas seperti dirinya.” (Penjaga Peti Mati, p.14)

Pada kutipan diatas diperkenalkan seorang tokoh yang Bernama Ana Mariana. Dia adalah
adik perempuan Anton yang memiliki wajah yang cantik tidak banyak remaja yang memiliki
karisma seperti adiknya itu. Ana yang baru berumur empat belas tahun ini memiliki kisah yang
manis, dia dicintai seorang cowok remaja yang kata temannya, uang jajannya banyak.
Pemunculan konflik pada novel Penjaga Peti Mati karya Abell diawali dengan Anton
yang mendapat tawaran pekerjaan dari seorang sahabat kecilnya yang Bernama Hendriks
Wijaya. Perkerjaan yang ditawarkan itu merupakan menjadi seorang penjaga mayat dapat kita
lihat pada kutipan berikut.

“lewat pembicaraan yang berlangsung cukup lama ditelefon, Hendriks Wijaya, sahabat
kecil Anton berkata, ‘di dekat rumahku, dibutuhkan penjaga untuk mayat’” (Penjaga Peti
Mati, p.12).
1783

Pada kutipan diatas menjelaskan awal terjadinya konflik karena Anton mendapatkan
tawaran pekerjaan dari seorang sahabat kecilnya yang Bernama Hendriks. Pekerkaan yang
ditawarkan temannya itu adalah sebagai seorang penjaga peti mati. Pekerjaan tersebut tidak
begitu lama hanya beberapa hari saja karena menunggu kedatangan keluarga mayat tersebut dari
Kuala Lumpur. Adapun kemunculan konflik lainya terhadap Anton dan Adik perempuannya
dapat dilihat pada kutipan berikut.

“sebelum keberangkatannya ke Jakarta, Anton dapat melihat bagaimana ekspresi


menakutkan nampak di wajah adiknya, Ana Mariana. Gadis berusia empat belas tahun itu
menceritakan betapa mengerikannya menjadi penjaga mayat” (Penjaga Peti Mati, p.13).

Pada kutipan diatas menjelaskan tentang ekspresi menakutkan nampak di wajah adik
perempuan Anton yang bernama Ana, yang menceritakan bahwa menjaga mayat itu sangatlah
mengerikan. Munculnya konflik juga diawali dengan Ana yang ang memiliki kisah manis, dia
dicintai oleh seorang remaja yang yang kata temannya uang jajannya banyak. Dapat kita lihat
pada kutipan berikut.

“Kisah manis itu dimulai ketika Ana berumur dua belas tahun. Dia dicintai seorang cowok
remaja yang kata teman-temannya, uang jajannya banyak. Tapi ibunya selalu
mengingatkan. ‘kalau ada cowok kaya yang mencintaimu. Jangan diterima dulu. Terus saja
lewati dan berikan dia tekanan dengan sifat angkuhmu’.” (Penjaga Peti Mati, p.14).

Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Ana sedang di cintai oleh seorang pria yang
kaya, tapi Ana tidak pernah menerima cowok tersebut karena ia lebih mementingkan apa yang
sudah diingatkan ibunya. Ana tidak pernah perduli tentang apa yang ditawarkan pria tersebut
bahkan ia harus bersifat seperti orang angkuh.
Tahapan puncak konflik dalam cerita Penjaga Peti Mati karya Abell ini, diawali dengan
tokoh Anton yang enggan menerima tawaran sahabatnya Hendriks itu. Dapat kita lihat pada
kutipan berikut.

“Awalnya Anton enggan menerima tawaran gila itu.tapi ketika akhir pembicaraan mereka
yang terdengar siting dan merasa itu adalah suatu penawaran yang tidak waras. Ia
mendengar sahabatnya berkata, ‘kalau kau mau . mereka akan membayar 50 juta bagi siapa
saja yang mau menjaga mayat itu’.” (Penjaga Peti Mati, p.12).

Pada kutipan diatas menjelaskan tentang Anton yang enggan menerima tawaran dari sahabatnya
Hendriks itu. Karena Anton meresa tawaran itu merupakan penawaran yang tidak waras, tetapi
Anton menerimanya karena bayarannya yang besar dengan jumlah Rp.50.000.000,00 juta.
Karena ia tahu, bahwa ia membutuhkan uang tersebut untuk biaya pernikahannya dengan wanita
pujaan hatinya bernama Jenny.

“Biasanya, mayat yang matinya tidak wajar. Suka bangun duduk dan berkata sambil
melotot siapa saja yang ada di dekatnya seperti ini: ‘AKU AKAN MENCEKIKMU!’ kata
adiknya.”(Penjaga Peti Mati, p.13)

Pada kutipan diatas menjelaskan puncak konflik yang terjadi pada Anton dan adiknya.
Adiknya disini menceritakan tentang betapa mengerikan menjadi seorang penjaga peti mati
karena bisa saja mayat itu akan hidup dan mencengkiknya. Disini adiknya seperti menakuti dan
kawatir kepada dirinya tetapi Anton tahu bahwa mayat tersebut bukan mati karena tidak wajar
tetapi mayat itu mati disebabkan serangan jantung sehingga ia mampu menepiskan kekawatiran
adiknya itu. Ana juga mengatakan padanya dengan wajah yang lebih mencemaskan lagi
kepadanya, dapat kita lihat pada kutipan berikut.
1784

“mayat yang baru saja mati kemudian bangkit dan melihat manusia dihadapannya, biasanya
ia tidak akan melepaskan pada apa yang pertama dilihatnya.”(Penjaga Peti Mati, p.13)

Pada kutipan diatas Ana dengan wajah yang mencemaskan memberitahunya bahwa mayat
yang baru mati akan bangkit dan melihat manusia yang ada didepannya tidak akan pernah ia
lepaskan. Mungkin maksud Ana menceritakan seperti itu kepada Anton karena Ana tidak mau
Anton bekerja sebagai seorang penjaga peti mati. Tetapi Anton mengganggap bahwa adiknya
berpikiran yang kurang dipahami dan terlalu berlebihan membayangkan semua itu.
Tahap klimaks adalah tahap di mana konflik dan pertentangan yang terjadi dilalui atau
ditimpakan kepada para tokoh cerita sampai titik intesitas puncak. Klimaks berawal dari sebuah
pekerjaan yang diterima oleh Anton sebagai penjaga peti mati, ia menerima tawaran tersebut
dari Hendriks. Awalnya Anton ragu dalam menerima tawaran tersebut tetapi dengan bayaran
yang cukup mahal sebesar 50 juta meski cuma menjaga peti mati. Ia bersemangat menerima
tawaran temannya itu. Dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

“Awalnya Anton enggan menerima tawaran gila itu. Tapi ketika akhir pembicaraan mereka
yang terdengar sinting dan merasa itu adalah sesuatu penawaran yang tidak waras. Ia
mendengar sahabatnya berkata, “kalau kau mau. Mereka akan membayar 50 juta bagi siapa
saja yang mau menjaga mayat itu.”.”(Penjaga Peti Mati, p.12)

Pada kutipan diatas, klimaks diawali dengan Anton yang merasa enggan menerima tawaran
gila dari Hendriks, ia merasa bahwa penawaran tersebut tidak waras. Setelah Anton mendengar
bayaran untuk menjaga peti mati tersebut ia dengan semangat menerimanya. Tahap klimaks
semakin berlanjut ketika Anton sampai di Jakarta. Setelah Anton sampai di rumah tempat ia
bekerja sebagai penjaga peti mati itu, Anton merasa merasa merinding ketika ia mendengar
Hendriks menunjukan rumah tersebut padanya. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan berikut.

“Nah, ini rumahnya, Ton.”


Anton merinding ketika Hendriks berbicara. Tapi sebenarnya bukan karena suara Hendriks
yang ia takuti. Ia ingat betul, bagaimana adiknya tadi pagi menceritakan kisah yang
mengerikan menjadi penjaga peti mati. (Penjaga Peti Mati, p.20).”

Pada kutipan diatas, dapat dijelaskan bahwa Anton merasa merinding, bukan karena apa
yang sudah di ucapkan Hendriks. Tetapi sendang memikirkan hal mengerikan yang diceritakan
adiknya, tentang betapa menakutkan menjadi seorang penjaga peti mati. Disini Anton sudah
mulai merasa merinding dan ketakutan. Hal yang lebih menakutkan lagi bagi Anton ketika ia
ditinggalkan temannya pulang dan ia harus sendirian dirumah itu. Ketika ia terbangun karena
merasakan ada sesuatu yang disekelilingnya. Hal tersebut dapat kita lihat pada kutipan berikut.

“Sesuatu telah membangunkannya. Ia merasakan sesuatu itu mengendap-endap


mengelilingi tempat tidurnya dan bersembunyi di bawah tempat tidurnya dan bersembunyi
di bawah tempat tidur ketika ia melirik ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa, tapi kalau tidak
ada siapa-siapa, kenapa ia bisa terbangun”. (Penjaga Peti Mati, p.42)

Pada kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa disini Anton merasa ada yang mengganggunya
sehingga ia terbangun dari tidaurnya. Ia berusaha melihat disekelilingnya tetapi tidak ada siapa-
siapa yang ia lihat. Lalu apa yang barusan mengganggunya sehingga ia bisa terbangun, masih
belum ia ketahui. Disaat Susana seperti itu ia mendadak merasa haus. Hal tersebut dapat kita
lihat pada kutipan berikut.

“Mendadak ia merasa haus. Ada ketentuan pada dirinya ketika hal-hal demikian
membuatnya menjadi lebih khawatir. Ia tidak tahu harus mengambil air minum di mana.
Sejenak ia berpikir. Oh, sepertinya didalam tasnya ada botol air mineral yang ia bawa dari
1785

rumahnya saat tadi menuju Jakarta. Cepat-cepat Anton melompat dari ranjangnya. Ia baru
saja akan menegak air mineral pada botol itu ketika dari ruangan lain rumah itu terdengar
suara Langkah-langkah orang dan ia berkata. “siapa itu?” suaranya tidak kencang karena
rasa takut mulai merajai dirinya.”(Penjaga Peti Mati, p.43-44)

Pada kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa ketika Anton sedang mengambil air minum
yang ia bawa dari rumahnya, disitu ia mendengar suara Langkah seseorang dari ruangan lain ia
lalu melompat dari ranjangnya. Dengan berkata “siapa itu?” disini ia bersuara tidak terlalu
kencang karena ia dalam keadaan takut yang ia rasakan. Sudah terlihat jelas bahwa Anton
sedang merasakan ketakutkan sehingga ia bersuara tidak terlalu kencang.
Tahapan penyelesaian bagian ini berisi tentang penjelasan nasib-nasib yang dialami
tokohnya setelah mengelami peristiwa puncak. Penyelesaian diawali dengan penyiksaan yang
dilakukan Hendriks dan Ratna dengan mengikat Anton Jenny. Hal tersebut dapat kita lihat pada
kutipan berikut.

“Dengan tangan dan kedua kaki terikat, Anton dan Jenny merasakan ketatnya untuk
melepaskan diri. Amarah yang membakar pada jiwa mereka terasa sia-sia. Ketika dalam
keadaan sadar seperti itu, manusia dihadapkan sekelumit persoalan yang dirangkap dengan
kecemasan. Tapi semua itu tidak berlaku pada diri Anton lelaki itu siap mati untuk
melawan Hendriks san Ratna yang menurutnya sudah bukan manusia lagi. Atau barangkali
bisa diartikan sebagai perwujudan iblis yang menari-nari di neraka.” (Penjaga Peti Mati,
p.169)

Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Anton dan Jenny sedang diikat oleh Hendriks
dan Ratna. Mereka berdua berusaha melepaskan diri dari ikatan tersebut tetapi ikatan itu terlalu
kuat. Bahkan pada kutipan “Tapi semua itu tidak berlaku pada diri Anton lelaki itu siap mati
untuk melawan Hendriks san Ratna yang menurutnya sudah bukan manusia lagi.” Anton sudah
sangat marah sekali denga napa yang dilakukan Hendriks dan Ratna tersebut sehingga ia siap
untuk mati demi melawan kedua orang tersebut. Sampai Anton mengganggap mereka itu
bukalah manuasia lagi melainkan iblis yang menari-nari di neraka. Dalam hal seperti itu hal
yang di inginkan Anton adalah bisa membawa Jenny keluar dari rumah itu. Hal tersebut dapat
dilihat pada kutipan berikut.

“Keinginan Anton di saat-saat seperti itu, hanya ingin membawa Jenny lolos dari tawanan
kedua orang yang sudah gila itu. Tapi tidak ada jalan lain kecuali bermain kata-kata
sebagai pelempiasan sebagaimana tangan dan kedua kaki mereka terikat dalam posisi
tertelungkup di lantai. Sungguh taka da penyesalan lain, selain datang ke Jakarta, pikr
Anton.”(Penjaga Peti Mati, p.169)

Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Anton hanya ingin membawa Jenny untuk
cepat lolos dari tawanan tersebut. Tetapi mereka berdua tidak ada jalan lain karena dengan
tangan dan kaki yang terikat dalam posisi tertelungkup di lantai membuat mereka berdua sulit
untuk melepaskan diri. Sekarang baru Anton menyadari bahwa tidak ada penyesalan lain selain
pergi ke Jakarta.
Setelah menegelami masa-masa sulit dimana Anton harus melalui permainan yang dibuat
oleh temannya Hendriks yaitu rencana pembunuhan yang dilakukan kepada Anton. Karena
cemburu melihat Anton yang akan menikahi Jenny Wanita yang Hendriks suka. Meski rencana
yang dibuat Hendriks dan Ratna itu tidak membuat Anton mati ditangan mereka karena dibantu
oleh Jenny. Malah sebaliknya mereka berdua yang mati dibunuh oleh Anton dan Jenny. Setelah
kejadian itu, beberapa bulan kemudian Anton dan Jenny pun melangsungkan pernikahannya.
Hal tersebut dapat kita lihat pada kutipan berikut.
1786

“Tiga bulan kemudian Anton melangsungkan pernikahannya dengan Jenny di sebuah


bangunan paling tua dan kecil di Cimahi-Bandung, dengan harga sewa yang murah namun
terkesan manis dan selayaknya patut disejajarkan dengan pasangan-pasangan yang kaya
raya. Anton merasa puas dengan pencapaiannya, meski ia sendiri masih bingung
memikirkan bagaimana caranya untuk mengembalikan uang itu pada bosnya. Ia
mendapatkan uang biaya pernikahan itu dengan cara meminjam pada bosnya.”(Penjaga
Peti Mati, p.184)

Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Anton melangsungkan pernikahannya dengan
Jenny setelah kejadian selama tiga bulan. Meski dalam melaksanakan pernikahannya ia harus
meminjam uang dengan bosnya. Meski ia masih bingung bagaimana ia bisa mengembalikan
uang yang ia pinjam tersebut. Setelah melarikan diri dari rumah tersebut Anton mendapatkan
pekerjaan yang baru lagi. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

“setelah melarikan diri dari rumah orang gila itu Anton bekerja di sebuah pom bensin di
dekat rumahnya. Ia merasa bangga dengan kebanggaan yang sudah ia nanti-nantikan dari
dulu. Tapi bukan kebanggaan menjadi pegawai pom bensin. Ada sesuatu yang menurut
Anton merupakan bagian-bagian dari rasa tekanan itu sendiri. Tapi ia merasa benar-benar
bangga atas penikahannya dengan Jenny, pernikahan yang sudah dinanti-nantikan oleh
mereka berdua.”(Penjaga Peti mati, p.185)

Pada kutipan di atas dapat dijelaskana bahwa setelah Anton melarikan diri dari rumah
dimana ia menjadi tawanan pada saat itu. Sekarang ia bekerja sebagai seorang pegawai pom
bensin. Tapi ia bangga karena hal yang dinatikan olehnya akhirnya bisa ia wujudkan untuk
menikahi Jenny. Suatu kebahagian bagi mereka berdua. Anton tahu dibalik kisah cinta mereka
ada hal lain yang pernah menggusik hidupnya. Hal tersebut dapat kita lihat pada kutipan
berikut.

“Namun tentang kisah yang manis, ada satu pergolakan batin perihal syaratnya untuk
menemukan cinta sejati. Berupa keadilan, kesetiaan, perwujudan dalam bentuk nyata,
angan-angan yang dapat diubah secara pasti, dengan demikian akan terbentuk padatnya
wujud kasih saying sempurna. Bahkan manusia buruk sekalipun berhak merasakan cinta
itu. Tidak ada banyak yang dapat dikaitkan diantara penghubungdari sat uke yang lainnya,
namun setiap perbuatan aka nada ganjarannya. Baik itu yang benar maupun yang salah.
Sejatinya, manusia itu sendirilah yang mengatur keinginannya sendiri. Tuhan Yang Maha
Esa, mengabulkannya dengan caranya yang tidak bisa terdekteksi siapapun.”(Penjaga Peti
mati, p.185-186)

Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Anton menyadari dalam kisahnya yang manis
ada satu pergolakan batin dalam menemukan cinta sejatinya. Namun Anton tahu bahwa dalam
setiap perbuatan pasti ada ganjarannya. Baik itu benar maupun salah. Karena sejati apapun
manusia yang mengatur keinginannya sendiri tetap saja Tuhan punya rencana sendiri dalam
mengabulkan keinginan siapapun. Anton memiliki kenangan yang ia tidak ingin ingat saat ia
Bahagia. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Ada kenangan yang sebenarnya tidak ingin Anton ingat saat-saat Bahagia seperti itu.
Selesai membunuh Ratna dan Hendriks, Anton dibantu Jenny mengubur mereka dihalaman
belakang rumah itu. Untungnya tidak ada yang melihat atau mendengar peristiwa itu.
Anton dan Jenny patut bersyukur. Bagi mereka itu bukanlah sebuah akhir namun
pendahuluan atas keinginan dan harapan yang mereka inginkan. Lantas penyesalan itu
tidak dapat sama sekali menuntut ataupun mengancam. Justru Anton dan Jenny merasa
bebas dan puas bisa menghukum kedua orang sinting itu.”(Penjaga Peti Mati, p.186)
1787

Pada kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Anton tidak ingin mengingat kenangan saat-
saat ia sedang Bahagia. Anton tahu bahwa peristiwa yang terjadi menimpanya merupakan hal
yang tidak ingin ia lakukan. Selesai membunuh Ratna dan Hendriks ia dibantu oleh Jenny
menguburkan mereka dihalaman rumah. Meski tidak ada orang tahu tentang kejian pada saat
itu. disini kitab isa tahu bahwa penyesalan itu tidak dapat menuntut atau mengancam karena
perbuatan yang dilakukan oleh Ratna dan Hendriks merupakan rencana pembunuhan karena
kecemburuan. Anton dan Jenny merasa puas karena bisa menghukum Ratna dan Hendriks
sehingga sehingga mereka berdua harus menanggung akibatnya dari perbuatan mereka sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN


kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dapat disumpulkan bahwa tahapan alur yang terdapat
pada novel Penjaga Peti Mati karya Abell adalah tahapan pengenalan situasi cerita meliputi:
tahap pengenalan situasi cerita dalam novel Penjaga Peti Mati karya Abell ini, diawali dengan
musin panas di Jakarta ketika seorang Anton sedang mencari pekerjaan, Munculnya suatu
konfik meliputi: diawali dengan Anton yang mendapat tawaran pekerjaan dari seorang sahabat
kecilnya yang Bernama Hendriks Wijaya. Perkerjaan yang ditawarkan itu merupakan menjadi
seorang penjaga mayat dengan bayaran 50.000.000 juta, Peningkatan konflik meliputi: diawali
dengan tokoh Anton yang enggan menerima tawaran sahabatnya Hendriks itu, puncak konflik
meliputi: berawal dari sebuah pekerjaan yang diterima oleh Anton sebagai penjaga peti mati, ia
menerima tawaran tersebut dari Hendriks. Awalnya Anton ragu dalam menerima tawaran
tersebut tetapi dengan bayaran yang cukup mahal sebesar 50 juta meski cuma menjaga peti
mati. Ia bersemangat menerima tawaran temannya itu, pada bagian penyelesaian meliputi:
diawali dengan Anton yang menikahi Jenny setelah 3 bulan kejadian tersebut. Anton sangat
senang bisa menkahi kekasihnya meski ia mendapat pinjaman uang dari bosnya, dan rencana
Implemnetasi Pembelajaran Hasil Penelitian alur novel Penjaga Peti Mati karya Abell dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indoensia pada jenjang satuan pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII semester genap pada materi teks novel KD 3.3 dan
4.3.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tahapan alur pada novel Penjaga
Peti Mati karya Abell, saran yang dapat diberikan adalah hasil penelitian ini dapat dijadikan
dijadikan rujukan oleh guru bahasa Indonesia untuk mengajarkan materi pembelajaran. Karena
dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indoensia peda kelas XII semeseter 1 terdapat
standar kompetensi 3.3. Mengidentifikasi informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian
kejadian yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi, dalam cerita sejarah (novel) lisan atau
tulis dan Penelitian ini dapat dijadikan perbandingan untuk peneliti- peniliti lain. Selain itu,
peneliti lain dapat menjadikan novel Penjaga Peti Mati karya Abell sebagai suatu objek
penelitian lebih lanjut atau berkaitan dengan aspek yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abell. (2019). Penjaga Peti Mati. Penerbit Yanita.

Esten, M. (2013). Kasusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Penerbit CV


Angkasa.

Miles, M.B, Huberman, A.M, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohindi,
UI-Press.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.


1788

Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press.

Rafiek, M. (2012). Teori Sastra: Kajian Teori dan Praktik. PT Refika Aditama.

Tarigan, H. G. (2015). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Penerbit Angkasa.

Turistiani, T. D. (2017). Struktur Alur Dan Bentuk Konflik Yang Membangun Novel Saman
Karya Ayu Utami. Universitas Negeri Surabaya.

You might also like