You are on page 1of 10

E-ISSN - 2477-6521

Vol 5(3) Oktober 2020 (605-614)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

HUBUNGAN MORAL DISTRESS DAN BURNOUT PADA PERAWAT


KESEHATAN JIWA

Triyana Harlia Putri1), Khatijah L Abdullah2), Ira Erwina3)


1)
Fakultas Kedokteran Prodi Keperawatan, Universitas Tanjungpura Pontianak
2)
Associate Professor Department of Nursing Sciences University of Malaya
3)
Department of Nursing Sciences University of Andalas
*Email Korespondensi: putriedison@gmail.com

Submitted :10-06-2020, Reviewed:24-06-2020, Accepted:06-07-2020


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v5i3.5339

ABSTRACT
Conflict of values that is felt continuously in mental health nurses raises suffering without realizing
experiencing moral distress. Moral distress that is not resolved, this condition leads to burnout. The
purpose of this study is to determine the relationship between variables namely moral distress and
burnout in mental health nurses. This study used a cross sectional approach with a sample of 130 mental
health nurses. The instruments used were the Moral Distress Scale for Psychiatric and the Maslach
Burnout Inventory-Human Service Survey. Data analysis uses Spearman rank. The results revealed a
weak relationship between moral distress and burnout (r = 0.242) and there was a relationship in all
dimensions of moral distress and burnout dimensions. The mental hospital must provide a support
strategy for nurses to reduce moral distress which will help reduce burnout.

Keywords: Mental Health Nurse, Moral Distress, Burnout

ABSTRAK
Konflik nilai yang dirasakan terus menerus pada perawat kesehatan jiwa memunculkan penderitaan yang
tanpa di sadari mengalami Moral distress. Moral distress yang dialami dan terabaikan kondisi ini
mengarah ke burnout. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antar variabel yaitu moral distress
dengan burnout pada perawat kesehatan jiwa. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional
dengan jumlah sampel 130 perawat kesehatan jiwa. Instrumen digunakan adalah Moral Distress Scale
for Psychiatric dan Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey. Analisa data menggunakan
spearman rank. Hasil penelitian mengungkapkan hubungan yang lemah antara moral distress dan
burnout (r=0,242) dan ada hubungan pada semua dimensi moral distress dan dimensi burnout. Perawat
membutuhkan dukungan dalam mengatasi moral distress yang dialami sehingga hal tersebut dapat
membantu menurunkan burnout.

Kata kunci : Perawat Kesehatan Jiwa,Moral Distres, Burnout,

LLDIKTI Wilayah X 605


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
PENDAHULUAN individu sebagai kebenaran (Fitzpatrick &
Keperawatan telah dianggap profesi Kazer, 2012). Menurut Wilkinson (dalam
yang sangat rentan dalam menghadapi Ohnisi et al, 2015) perawat yang mengalami
dengan situasi yang tidak terduga, sehingga moral distress melaporkan merasa frustasi,
dapat menyebabkan stres pada perawat marah dan merasa bersalah. Hal senada di
Diketahui bahwa para terapi okupasi dan sampaikan oleh Cherny et al (2015) moral
perawat jiwa menempati angka paling tinggi distress adalah suatu rekasi stres yang
mengalami burnout yaitu sebanyak 54% memiliki ciri-ciri merasakan frustrasi,
(Teater & Ludgate, 2014). Menurut kemarahan, dan kecemasan.
Tovesson (2011) suasana keperawatan jiwa Moral distress dalam praktik
yang kontradiktif dalam merawat klien keperawatan telah diidentifikasi dan
dengan gangguan jiwa adalah keinginan didiskusikan paling tidak sejak awal 1980-
untuk melakukan yang baik dan keefektifan an. Dalam penelitian sebanyak 33-80%
dalam melakukan asuhan keperawatan moral distress telah di alami perawat dan 15-
ditemukan sebagai penyebab stress, dan staf 26% dari perawat yang berhenti dari
yang bekerja di perawatan jiwa telah pekerjaan mereka menyatakan mereka
mendeskripsikan bahwa mereka merasa tidak mengalami hal yang sama karena moral
cakap dan tidak sesuai dengan hati nurani. distress. Menurut Adam (2015) di Inggris
Menurut Keltner & Debbie (2015) perawat ditemukan 70% „terkadang‟ perawat yang
kesehatan jiwa akan mengalami stres sehari- meninggakan pekerjaan mereka karena
hari berhadapan dengan klien gangguan jiwa mengalami distress, sementara 11% di
dengan masalah emosional dan perilaku yang antaranya merasakan „selalu„ mengalami
dapat melelahkan bagi perawat kesehatan distress. Menurut Maluwa et al (2012) moral
jiwa dalam memberikan sikap caring perawat distress telah dilaporkan sebanyak 20
terhadap klien di rumah sakit jiwa. perawat di Malawi. Menurut Hamaideh et al
Stress dapat dialami sebagai negative (2014) perawat kesehatan jiwa di Yordania
(distress) atau positif (eustress) (Elder et al, telah melaporkan bahwa level intensitas
2012). Menurut Kertchock (2015) moral distress ditemukan cukup tinggi.
konsekuensinya dalam menghadapi masalah Perawat-perawat kesehatan jiwa di Jepang
tersebut, perawat kesehatan jiwa mungkin mengalami tingkat moral distress yang relatif
mengalami moral distress dalam merawat rendah walaupun faktanya mereka terbiasa
orang-orang dengan gangguan jiwa dan terkonfrontasi dengan situasi moral distress
dalam membantu keluarga klien. Moral (Ohnisi et al, 2010). Bedasarkan penelitian
distress dapat terjadi bervariasi tergantung menunjukan perawat kesehatan jiwa banyak
situasi kerja, perawat-perawat kesehatan jiwa yang mengalami moral distress
pastinya merasakan moral distress yang Moral distress bersifat menyebar
berbeda dari perawat- perawat di bidang lain yang dapat mengarah ke sejumlah
karena keterbatasan kebebasan klien (misal, konsekuensi dan dapat membahayakan
masuk RSJ karena paksaan atau perawat, mengurangi kualitas perawatan
pengasingan), namun sangat sedikit yang klien dan berkontribusi terhadap menurunnya
diketahui mengenai moral distress yang di jumlah perawat (Adam, 2015). Menurut
alami oleh perawat kesehatan jiwa (Ohnisi et Foreman et al (2010) moral distress yang
al, 2015). Moral distress bukan respon atas tidak kunjung teratasi, dapat mengarah ke
pelanggaran atas apa yang tidak bisa penderitaan personal dan burnout. Hal
dipertanyakan sebagai kebenaran tetapi lebih senanda di ungkapkan oleh Todaro &
kepada pelanggaran dari apa yang dinilai Franceshi (2013) bahwa moral distress

LLDIKTI Wilayah X 606


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
merupakan suatu bentuk trauma sekunder Penelitian yang dilakukan oleh
yang dari waktu ke waktu dapat Pogyoshan et al (2010) dimana
mengakibatkan kelelahan perasaan dan atau membandingkan burnout yang terjadi di
burnout. enam Negara yang berbeda yaitu U.S.,
Melchior et al (1996) dalam Elder et Kanada, U.K, Jerman, New Zealand, dan
al (2014) burnout digunakan untuk Jepang. Hasil penelitian yang didapatkan
menjabarkan suatu pola kelelahan emosional hasil burnout level tinggi terjadi di Jepang.
dan menurunnya pencapaian personal secara Menurut Pompii (2006 dalam Madathil,
bersama. Menurut Keltner et al (2013) 2010) perawat-perawat kesehatan jiwa
burnout adalah pengalaman psikologis yang ditemukan menunjukkan tingkatan burnout
disebabkan oleh keterlibatan jangka panjang yang lebih tinggi ketimbang perawat pada
yang menuntut situasi emosional. Biasanya bidang lainnya. Menurut Wilczek-Ruzyczka
burnout dihubungkan untuk mengevaluasi & Kalicinska (2015) perawat kesehatan jiwa
dengan negative perawat terutama hubungan menunjukkan level burnout yang rendah
mereka saat bekerja dengan klien. Beberapa hingga sedang yaitu untuk level rendah
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh pencapaian personal dilaporkan oleh 96.5%
Fazelzadeh et al (2008) yang melihat perawat, poin kelelahan emosi 44.7%
perbedaan burnout yang dialami perawat di menunjukkan level yang rendah, 33.3% level
rumah sakit, dimana perawat yang berada di sedang, dan 22.0% level tinggi. Untuk poin
bangsal jiwa lebih rentan dalam mengalami depersonalisasi 53.5% menunjukkan level
burnout seperti dalam hal kelelahan rendah, 30.7% sedang dan sebanyak 15.8%
emosional dan depersonalisasi dari pada level tinggi pada dimensi burnout yang ini..
perawat yang bekerja di bangsal internal, Riset ditemukan tentang burnout
bedah dan luka bakar. perawat kesehatan jiwa yang dihubungkan
Menurut Cooper et al (2001) dalam dengan manajemen yang tidak mendukung,
Antoniou & Cooper (2013); Kryger et al kurangnya program orientasi formal atau
(2011); Floyd et al (2008) burnout keberlanjutan pendidikan untuk staf klien
merupakan hasil dari stres kronik dan secara sakit akut dan risiko tinggi terlalu banyak
cepat dapat mengakibatkan burnout. Stres kertas kerja, ketidakcukupan staf dan
kerja kronik merupakan tipe stres yang tidak komunikasi yang tidak mendukung dan klien
ada akhirnya dan tidak terelakan, pekerjaan yang agresif secara verbal dilaporkan
berat yang menyebabkan burnout meningkat dan diasosiasikan dengan semakin
(Nimbalkar, 2015).Individu yang mengalami tingginya tingkat burnout pada perawat jiwa.
burnout akan terkuras secara emosional dan Satu studi melaporkan agresi verbal dan
merasa tidak mampu lagi mengatasi stress terluka dalam pekerjaan terhadap perawat
pada tingkatan psikologis, sikap sinis dan jiwa adalah dua kali lipat dari yang mungkin
negative terhadap pekerjaan serta sejumlah terjadi pada perawat bedah medis ( Sullivan,
reaksi negatif terhadap klien. Kecenderungan 1993; Tyson, Lambert, & Beattie, 2002;
untuk menilai diri sendiri secara negatif Sullivan, 1993; Bowers & Flood, 2008;
sehubungan dengan pekerjaan dan klien. Flannery, Farley, Rego, & Walker, 2007; Liu
Menurut Lansen, Fineman, dan Maslach &Wuerker, 2005 dalam Hanrahan, 2008).
(2014) gejala burnout termasuk apatis, Penelitian yang dilakukan oleh
perasaan putus asa, frustrasi, kelelahan yang Shoorideh et al (2015) hubungan antara
cepat, kelalaian, menganggap pekerjaan moral distress, burnout dan anticipated
sebagai beban berat, menjadi orang yang turnover dimana temuan menunjukkan moral
menjauhkan diri, kurang ajar, bersikap sinis. distress dan dan anticipated turnover berada

LLDIKTI Wilayah X 607


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
pada level tinggi namun burnout pada level analisis bivariat dengan menyajikan korelasi
sedang. Penelitian yang dilakukan Hamaideh antara dimensi moral distress dan dimensi
et al (2014) pada 130 perawat kesehatan jiwa burnout. Dalam penelitian ini, menggunakan
Yordania menguji hubungan moral distress teknik analisis bivariat korelasi Spearman
dengan burnout, hasil menunjukkan bahwa Rank. Pengambilan data ini dilakukan
level intensitas moral distress ditemukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri
cukup tinggi. Moral distress telah MBI-Human Services Survey (MBI-HSS)
diidntifikasi sebagai factor yang mengukur tiga dimensi burnout, "emotional
berkontribusi terhadap burnout, turnover, exhaustion" "depersonalization" dan
keinginan meninggkan pekerjaan, "personal accomplishment. Kuesioner terdiri
ketidakpuasan kerja. Dalmolin et al (2014) dari 22 item yang didesain untuk menilai tiga
ini adalah penelitian tipe survei dengan dimensi burnout dan item-item dihitung
pekerja perawat 375 dari tiga rumah sakit menggunakan skala likert 7 poin dengan
berbeda pada Rio Grande do sul selatan, range dari nol (tidak pernah/never) sampai 6
dengan aplikasi adaptasi the Maslach (stiap hari/everyday), menunjukkan frekuensi
Burnout Inventory serta Moral Distress Scale perasaan dan sikap yang dialami. Dalam
yang divalidasi dan distandarisaasi untuk mengukur Moral Distress menggunakan
penggunaan di Brazil. Hasil didapatkan kuesioner Moral Distress Scale for
korelasi antara moral distress dan burnout Psychiatric (MDS-P) yang telah di
diverifikasi keberadaannya. Suatu korelasi terjemahkan versi bahasa Indonesia terdiri 3
positif yang mungkin antara burnout dan kelompok faktor sebanyak 15 pernyataan:
kekeraskepalaan terapeutik, dan suatu Secara diam-diam menyetujui pelanggaran
korelasi negatif antara pemenuhan hak pasien (4 item)., Hal-hal tidak etis yang
profesional dan moral distress telah dilakukan caregiver (6 item); kekurangan staf
diidentifikasi. Bedasarkan Fenomena yang (5 item). Setiap item dinilai dengan skala
dideskripsikan diatas, peneliti ingin likert 7 poin dari rentang 0 yang
mengetahui bagaimana hubungan antara menunjukkan “tidak sama sekali”
moral distress dan burnout pada perawat (mengalami kekesalan, ketegangan, atau
kesehatan jiwa. kecemasan) sampai 6 yang menunjukkan
„stres yang ekstrim‟ (banyak kekhawatiran
METODE PENELITIAN dan ketegangan). Level moral distress tinggi
Penelitian ini menggunakan rancangan cross apabila nilai skor total ≥ median dan level
sectional. Adapun populasi dalam penelitian moral distress rendah apabila nilai skor total
ini adalah seluruh perawat kesehatan jiwa < median
yang bekerja di rawat inap maupun IGD di
RSJ X berjumlah 130 orang secara total
sampling. Analisis data dilakukan dengan

LLDIKTI Wilayah X 608


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
HASIL
Hasil penelitian dipaparkan bentuk tabel
distribusi frekuensi

Tabel 1 Hubungan moral distress dengan burnout pada perawat kesehatan jiwa
Moral Burnout P- r R2
Distress Tinggi Sedang Rendah Total Value
f % f % f % f %
Tinggi 11 13,9 68 86,1 0 0 79 100
Rendah 2 3,9 45 88,2 4 7,8 51 100 0,005 0,242 0,585
Total 13 10 113 86,9 4 3,1 130 100

Tabel 2 Hubungan dimensi moral distress dengan dimensi burnout: Kelelahan Emosional pada
perawat kesehatan jiwa
Dimensi Burnout
Dimensi Kelelahan Emosional
Moral P- r
Distress Kategori Tinggi Sedang Rendah Total
Value
f % f % f % f %
Hal yang Tinggi 15 18,5 61 75,3 5 6,2 81 100
tidak etis
0,004 0,249
dilakukan Rendah 2 4,1 39 79,6 8 16,3 49 100
caregiver
Kekurangan Tinggi 12 17,6 54 79,4 2 2,9 68 100
0,004 0,253
Staf Rendah 5 8,1 46 74,2 11 17,7 62 100
Secara diam- Tinggi 14 15,2 74 80,4 4 4,3 92 100
diam
menyetujui 0,004 0,250
pelanggaran Rendah 3 7,9 26 68,4 9 23,7 38 100
hak klien

Tabel 3 Hubungan dimensi moral distress dengan dimensi burnout: depersonalisasi pada perawat
kesehatan jiwa
Dimensi Burnout
Dimensi
Depersonalisasi
Moral P
Kategori Tinggi Sedang Rendah Total r
Distress Value
f % f % f % f %
Hal yang Tinggi 16 19,8 57 70,4 8 9,9 81 100
tidak etis
0,000 0,308
dilakukan Rendah 1 2 35 71,4 13 26,5 49 100
caregiver
Kekurangan Tinggi 13 19,1 48 70,6 7 10,3 68 100
0,008 0,230
Staf Rendah 4 6,5 44 71 14 22,6 62 100
Secara diam- Tinggi 15 16,3 68 73,9 9 9,8 92 100
diam
menyetujui 0,001 0,278
Rendah 2 5,3 24 63,2 112 16,2 38 100
pelanggaran
hak klien

LLDIKTI Wilayah X 609


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
Tabel 4 Hubungan dimensi moral distress dengan dimensi burnout: pencapaian prestasi pribadi
pada perawat kesehatan jiwa
Dimensi Burnout
Dimensi Moral Pencapaian prestasi pribadi P-
Distress Kategor
Tinggi Sedang Rendah Total Valu R
i
f % f % f % f % e
Tinggi 4 4,9 64 79 13 16 81 100
Hal yang tidak etis -
0,000
dilakukan caregiver Rendah 14 28,6 34 69,4 1 2 49 100 0.369

Tinggi 2 2,9 56 82,4 10 14,7 68 100


-
Kekurangan Staf 0,000
Rendah 16 25,8 42 67,7 4 6,5 62 100 0.361
Secara diam-diam Tinggi 3 3,3 77 83,7 12 13 92 100
menyetujui
0,000 -4.08
pelanggaran hak Rendah 15 39,5 21 55,3 2 5,3 38 100
klien

PEMBAHASAN menunjukan moral distress menjadi faktor


Hasil analisis hubungan antara moral yang berkontribusi mengarah ke burnout.
distress dengan burnout didapatkan hasil Berdasarkan hasil penelitian
nilai p=0,005 r=0,242 dimana terdapat hubungan antara dimensi moral distress dan
hubungan signifikan antara moral distress dimensi burnout, didapatkan bahwa seluruh
dengan burnout dengan kekuatan hubungan dimensi moral distress yaitu kekurangan staf,
lemah dan arah hubungan positif yaitu hal yang tidak etis dilakukan caregiver,
semakin besar moral distress semakin besar secara diam-diam menyetujui pelanggaran
pula burnout. hak klien mengalami level tinggi dengan
Hasil penelitian ini didukung oleh seluruh dimensi burnout yaitu kelelahan
Dalmolin et al (2014) terdapat hubungan emosional, depersonalisasi, dan pencapaian
antara moral distress dan burnout dengan prestasi pribadi mengalami level sedang.
kekuatan korelasi lemah. Hal ini terjadi Berdasarkan hasil uji korelasi, seluruh
karena sangat sulit menemukan hubungan dimensi moral distress dan seluruh dimensi
sebab dan akibat antara moral distress dan burnout memiliki nilai p= <0,05 dan
burnout terutama karakteristik dan profil didapatkan, nilai rho masing-masing dimensi
perawat, kepuasan dalam bekerja dan moral distress dan dimensi burnout dengan
ketertarikan dalam menggganti pekerjaan kekuatan lemah, dan arah positif juga
atau meninggalkan pekerjaan. Hasil negatif.
penelitian lain oleh penelitian Hamaideh Dimensi Moral distress dan dimensi
(2014) yaitu terdapat hubungan signifikan burnout mempunyai hubungan yang
hubungan signifikan antara moral distress signifikan dengan arah positif untuk seluruh
dengan burnout dengan kekuatan korelasi dimensi moral distress dengan kedua
kuat. dimensi burnout yaitu kelelahan emosional
Rushton et al (2015) menemukan dan depersonalisasi artinya semakin besar
hubungan yang signifikan antara moral nilai dimensi moral distress akan semakin
distress dan burnout dengan kekuatan besar nilai dimensi burnout kelelahan
korelasi sedang. Dimana moral distress emosional dan depersonalisasi. Sementara
meningkat, begitu juga burnout terutama itu, dimensi moral distress dan dimensi
dimensi emotional exhaustion dan burnout juga mempunyai hubungan yang
depersonalization. Meskipun demikian, hasil signifikan dengan arah negatif untuk seluruh
dimensi moral distress dengan dimens

LLDIKTI Wilayah X 610


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
burnout yaitu pencapaian prestasi pribadi mengambil keputusan etik atau dilema etik.
yang artinya semakin besar nilai dimensi Masalah etis menjadi sebuah dilemma ketika
moral distress akan semakin terjadi perawat tidak mempunyai alternatif
penurunan pencapaian prestasi pribadi. penyelesaian masalah, tidak ada hasil yang
Menurut asumsi peneliti, perawat kesehatan memuaskan atau tidak memuaskan. Dilema
jiwa terpapar dengan situasi yang etik yang terjadi membuat perawat belum
problematic, situasi yang sama terjadi secara dapat mengambil keputusan mengenai
terus-menerus dan diterima perawat dengan tindakan yang tepat dan baik (Adam, 2014).
cara yang berbeda. Situasi problematic Menurut Dalmolin et al (2014) situasi dilema
tersebut dirasakan apabila salah satu bentuk yang dialami perawat akan mengarah ke
keyakinan atau nilai filosofis praktik dalam moral distress.
keperawatan kesehatan jiwa, yang menjadi Pengalaman moral distress yang
dasar selama melakukan praktik terjadi pada perawat kesehatan jiwa terjadi
keperawatan, berbeda dengan nilai secara terus menerus dan tersembunyi.
organisasi, nilai keyakinan tim medis Hanya perawat itu sendiri yang dapat
lainnya, dan nilai keyakinan keluarga. memahami apa yang sedang dialaminya
Menurut Maslach & Jackson (1981) values tanpa seorang pun yang tahu. Hal ini dapat
conflict merupakanarea lingkungan kerja berujung kepada efek individual. Penderitaan
yang merupakan salah satu faktor yang yang ditimbulkan akibat moral distress
penyebab burnout. menyebabkan perubahan-perubahan dalam
Seorang perawat harus menemukan hidup perawat. Efek dari beberapa moral
keputusan antara bekerja dengan yang distress sangat erat dengan kondisi dan
mereka ingin lakukan dengan bekerja yang konflik ditempat kerja sehingga
harus mereka lakukan. Hal ini bisa terlihat menimbulkan kelelahan emosional,
pada item kuesioner moral distress dimana depersonalisasi dan penurunan prestasi
sebagian besar 103 (79,3%) perawat harus pribadi. Apabila hal tersebut dibiarkan akan
melaksanakan perintah atau kebijakan- menjadi menjadi komulatif atau yang disebut
kebijakan institusional untuk tidak sindrom burnout. Menurut Royal (2016)
melanjutkan perawatan karena k lien tidak moral distress merupakan salah satu
mampu lagi membayarnya. Pekerja penyebab utama terjadinya burnout dalam
merasakan kendala–kendala yang dibatasi profesi keperawatan.
oleh pekerjaan dalam melakukan hal-hal Sindrom burnout memiliki gejala
yang tidak etis atau tidak sesuai dengan niai- seperti frustrasi, kelelahan, insomnia,
nilai pekerja (Maslach & Jackson, 1981). emosional dan kekakuan dalam hubungan.
Konflik nilai yang dirasakan perawat Menurut Lansen, Fineman, dan Maslach
merupakan konflik moral. Menurut Jameton (2014) gejala burnout termasuk apatis,
(1984) dalam Zavotsky (2015) masalah frustrasi, kelelahan yang cepat, kelalaian,
moral terbagi tiga yaitu ketidakyakinan menganggap pekerjaan sebagai beban berat,
moral, dilemma moral atau etik dan moral menjadi orang yang menjauhkan diri, kurang
distress. Menurut Putri (2020) perawat ajar, bersikap sinis. Hal ini sesuai dengan
kesehatan jiwa mengalami dilemma moral jawaban pada item kuesioner burnout,
disebabkan oleh kekurangan tenaga. hampir seluruh perawat 104 (80%)
Munculnya ketidakyakinan moral dan merasakan frustrasi dalam pekerjaan dan 109
masalah etis sering kali menjadi tantangan (83,8%) mengalami kelelahan dalam
yang di alami perawat. Hal ini berujung
kepada kurangnya kekuatan dalam

LLDIKTI Wilayah X 611


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
bekerja/burnout. Sebagian besar perawat 77 dan Professor Kayoko Ohnisi yang
(59,2%) merasa lelah ketika bangun di pagi menyediakan MDSP serta terimakasih
hari dan harus menghadapi hari lain dalam kepada semua pihak yang terus dan terlibat
pekerjaan, (51,5%), sebagian besar perawat mensupport agar terselesaikannya jurnal ini.
112 (86,2%) merasa khawatir pekerjaan
dapat membuat dirinya lebih emosional, DAFTAR PUSTAKA
sebagian besar perawat merasa 81 (62,3%)
tidak bisa menciptakan suatu atmosfir yang Abbaszadeh, et al. (2014) The Relationship
rileks dengan klien. betweenMoral Distress and Job
Berdasarkan hasil penelitian, Satisfaction inIranian female
didapatkan nilai Koefisien Determinan Nurses. Journal Bull. Env.
58,5% yang artinya sebanyak 58,5% variabel Pharmacol. Life Sci. 3 (5): 114-118.
moral distress mempengaruhi variabel Adams, L.Y. (2015). Workplace mental
burnout, sehingga sebanyak 41,5% burnout health manual for nurse managers.
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain New York: Springer Publishing
dapat saja muncul dari factor internal dan Company, LLC.
eksternal lainnya, seperti faktor lingkungan, Asghari, M, et al (2015). An Examination of
social support, kepribadian, dan lain-lain. the relationship between tendency
Perawat sering kali mengalami burnout towards spirituality and
akibat dari moral distress yang tidak teratasi organizational health to burnout.
dan terjadi secara terus menurus. Burnout Journal of Educational and
dihasilkan oleh reaksi yang terlalu lama dari Management Studies. 5(1): 52-60.
moral distress, dilema etik, kesedihan dan Allari & Moghli. (2013). Predictors of moral
krisis kerja (Harris, 2011). Sehingga dapat distress among Jordanian critical
disimpulkan, semakin tinggi nilai moral care nurses. International Journal of
distress semakin tinggi nilai burnout. Hal ini Nursing Science. 3(2): 45-50.
didukung oleh Webb et al (2016) bahwa Ameri, et al. (2015). Moral distress and the
moral distress merupakan kunci penyebab contributing factors among nurses in
terjadinya burnout. different work environments.
Journal of Nursing and Midwifery
SIMPULAN Sciences.2(3): 44-49.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Austin et al. (2009). An overview of moral
moral distress memiliki hubungan dengan distress and the paediatric intensive
burnout dan terdapat hubungan pada semua care team. Journal Nursing Ethics,
dimensi moral distress terhadap dimensi 16 (1).
burnout. Adapun kesukaran dalam penelitian Bowers, L., Jones, J. & Simpson, A. (2009).
ini yaitu behubungan dengan banyaknya The demography of nurses and
sampel yang digunakan hanya 130 responden, patients on acutepsychiatric wards
sementara dalam penelitian kuantitatif apabila in England. Journal Of Clinical
semakin besar jumlah sampel maka akan lebih Nursing. 18(6).
representatif. Browning, A.M. (2013). Moral distress and
psychological empowerment in
critical care nurses caring for adults
UCAPAN TERIMAKASIH at end of life. American Journal Of
Dalam penelitian ini, syukur dan terima kasih Critical Care,22(2).
kepada seluruh pihak yang membantu
Direktur RSJ X sebagai tempat penelitian

LLDIKTI Wilayah X 612


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
Burston. A S & Tuckett. A G. (2012). Moral nursing ethics literature. Journal
distress in nursing: contributing Nursing Ethics. 22(1): 131-52.
factors, outcomes and interventions. McCarthy & Deady. (2008). Moral Distress
Nursing Ethics, 20(3). Reconsidered. Nursing Ethics, 15
Hamaideh. (2014). Moral distress and its (2).
correlates among mental health Molazem, Z, Falahati, T, Ghadakpour, S.
nurses in Jordan. International (2014). Effect of education based on
Journal of Mental Health Nursing, the “4A Model” on the Iranian
23(33–41). nurses‟moral distress in CCU wards.
Hamaideh, S. (2011). Burnout, social International Journal of Community
support, and job satisfaction Based Nursing Midwifery. 12(1):
amongjordanian mental health 27-40.
nurses. Issues in Mental Health O‟Connell CB. (2015). Gender and the
Nursing, 32:234–242. experience of moral distress in
Hamric, A.B. (2012). Empirical research on critical care nurses. Journal Nursing
moral distress: issues, challenges, Ethics. 22(1): 34-42.
and opportunities. HEC forum, Oh & Gastmans. (2015). Moral distress
24(1):39-49. experienced by nurses: A
Hasan, M.A, dkk. (2013).Moral distress quantitative literature review.
related factors affecting critical care Journal Nursing Ethics, 22(1): 15–
nurses. Journal of American 31.
Science. 9(6). Ohnishi, K., Ohgushi, Y., Nakano, M., Fujii,
Kathleen et al. (2016). Moral distress and H., Tanaka, H., Kitaoka, K.,
ethical decicion making. United Nakahara, J.H. & Narita, Y. (2010).
States America: Oxford University Moral distress experienced by
Press. psychiatric nurses in Japan. Nursing
Khati. (2012). The role of flow between ethics, 17(6): 726-740.
hospital government and moral Pauly, et al. (2009). Registered nurse‟s
distress among nurses. International perceptions of moral distress and
Journal of Environmental Research ethical climate. Journal Nursing
and Public Health: 20(4), 72-89. Ethic. 16(5): 561-73.
Lazzarin, M., Biondi, A. & Di Mauro, S. Pilevarzadeh, M et al. (2015) Investigating
(2012). Moral distress in nurses in Moral Distress in Nurses of Jiroft
oncology and haematology units. Imam Khomeini
Nursing ethics, 19(2):183-195. HospitalInternational Journal of
Lerkiatbundit &Borry. (2009). Moral Current Research and Academic
Distress Part I: Critical Literature Review. 3 (12): 99-106.
Review on Definition, Magnitude, Putri, T.H. (2020). Faktor-faktor yang
Antecedents and Consequences. mempengaruhi moral distress.
Thai Journal of Pharmacy Practice, Jurnal Endurance. 5(1): 29-37
1(1): 1-11. Radzvin, L.C. (2011). Moral distress in
Maluwa et al. (2012). Moral distress in certified registered nurse
nursing practice in malawi. Nursing anesthetists: implications for
ethics, 19(2): 196-207. nursing practice. AANA Journal, 79
McCarthy & Gatsmans. (2015). Moral (1): 39-45.
distress: a review of argument based

LLDIKTI Wilayah X 613


Triyana Harlia Putri et. All | Hubungan Moral Distress dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan
Jiwa
(605-614)
Richard, C. (2015). 20 Quick Strategies Help Iranian Nurse. Iranian Journal of
Patients and Clients Manage Stress. Psychiatry, 10(1): 32-16.
Canada: Brush Education Inc. Villers, D.M.J.(2010). Moral distress and
Shoorideh et al. (2015). Relationship avoidance behavior in nurses
between ICU nurses‟ moral distress working in critical care and non-
with burnout and anticipated critical care units. Dissertations.
turnover. Nursing Ethics, 22(1) 64– Paper 195.
76. Wojtowicz, B, Hagen B, Van Daelen-Smitch
Sirilla,J. (2014). Moral distress in nurses C. (2014). No place to turn: nursing
providing direct care on inpatient students‟ experiences of moral
oncology units. Clinical journal of distress in mental health settings.
oncology nursing. 18 (5): 534-541 International Journal Mental Health
Terry, A.J. (2013). The LPN-To-RN- Bridge: Nursing. 23(3): 257-64.
Transition to Advance Your Career. Yoder & Wise, P.S. (2015). Leading and
Canada: Jones & Bartlett Learning Managing in Nursing: Sixth Edition.
Vaziri, M.H, Khoei,M.E, Tabatabaei, S. Louis Missouri: Elsevier Mosby.
(2015). Moral Distress among

LLDIKTI Wilayah X 614

You might also like