You are on page 1of 26

ANTOLOGI PUISI

Teras18

Angan & kenangan


Tinggal Kenangan

Kita adalah dua insan yang pernah menyatu,

Dua insan yang saling menjaga,

dua insan yang saling mencintai,

semua itu tinggal kenangan.

yang terlalu indah untuk dilupakan

terlalu sakit untuk diingat.

Masa depan yang kita rancang sedemikian rupa

kini lenyap begitu saja karna dengan kata "pergi"

Semua kejadian dahulu seperti angin lalu.


Untukmu terimakasih sudah pernah mengisi kekosongan hati ini.

Terimakasih sudah pernah menemani hari-hari ku

lebih berwarna.

Terimakasih sudah pernah selalu ada di sisiku.

Dan Terimakasih atas segalanya.

-g.a.r
Kehadiran

Terimakasih untuk kamu yang sudah singgah,

kehadiran mu tidak hanya sesaat,

bisa menghilangkan rasa sakit dahulu

digantikan oleh rasa bahagia bersamamu.

Bantulah aku, aku ini lemah dalam menghadapi hal ini.

aku agar bisa melupakannya,

aku tidak ingin dihantui rasa sakit ini,

ini benar benar sakit.


Mungkin Tuhan sudah lelah mendengar keluh kesah ku

dia yang pergi meninggalkan ku.

Sehingga Ia mengirim engkau untukku agar aku bisa berbahagia seperti dahulu.

Aku tidak ingin dunia ku kelam karna ini,

Tolonglah warnai dunia ku seperti dahulu.

Namun , jika kau sudah berhasil mewarnai dunia ku,

ku harap kau tak seperti nya

. Pergi dan tinggal kan aku seorang diri.

-g.a.r
Kelam

Bayangan itu berkeliaran

Memutari pikiran sehingga membuat ku nyaris tergeletak.

Tergeletak lemah bersama pedihnya sebuah kenangan.

Mencoba memberontak agar lupa

Aku semakin tersiksa saat dia berputar

Berputar Tak berarah, teracak begitu pahit dikepala

Seakan darah Kian Naik, Lalu akan meledak sewaktu -waktu

Kelam itu masalalu

Masalalu kelam yang muncul tanpa aba aba


Menyisihkan pening luar biasa

Dan mengakhiri dengan air mata

Hanna

Suara

Beribu bisikan sibuk menusuk pendengaran

Menusuk bertubi - tubi seakan ingin menyiksa begitu dalam

Seakan meremehkan perjuangan ku

Yang katanya hanya sebatas kata.

Beribu kata sibuk menyesak Kan dadaku

Seakan semua memenuhi nya dengan sempurna

Berusaha merobeknya tanpa menyentuh

Sehingga sukses membuaat ku runtuh.

Beribu suara itu....


Tidakah mengerti? Bagai Mana aku menggapai mimpi

Sehingga begitu lancar membuaat ku semakin tersisih.

Beribu suara itu, sukses membuatku ragu

Ragu tuk melanjutkan langkah

Menggapai sebuah mimpi

Yang telah sirna menjadi angan.

Beribu kata itu, Tak dapat mengertikan diri

Bahwa beribu bayi mungil tumbuh dengan perbedaan

Lalu beribu kata lancar

Menindas Dan mencekam seenak diri

Tanpa berpikir Hal yang akan terjadi nanti.

Hanna
Lara

Maret dan sebelumnya adalah hari bahagia denganmu

Tepat pada suatu masa dimana aku menemukanmu

Menemukan seseorang yang ku anggap spesial

Menemukan seseorang yang ku anggap tak akan pergi meninggalkan

Setelah menemukanmu, hariku berubah jadi indah

Kita lewati hari dengan bahagia

Bahkan tak pernah kita temui masalah

Ya, semua baik-baik saja

Namun, ada sedikit yang mengganjal dihati

Ketika kau mulai berubah

Bukan, bukan kau yang berubah

Tapi sikapmu yang tiba-tiba membuatku bertanya


Ya, kau berubah

Kau mulai mengacuhkan setiap telfon dariku

Kau mulai malas membalas pesan dariku

Kau mulai beralasan bahwa kau sibuk

Akhirnya aku mengetahui satu hal

Bahwa kau telah mendua

Menduakan cinta yang susah payah ku pertahankan

Namun, dengan mudah kau patahkan

Duniaku seakan hancur begitu saja

Kebahagian yang ku kira tak kan berakhir

Nyatanya berakhir juga

Pengkhianatan yang kau lakukan nampak nyata

Luka, memar yang tak kunjung usai

Membuatku semakin tak terkendali

Luka yang slalu nampak disetiap ingatan tentangmu

Luka yang tak bisa ku tepis

Ingatan yang slalu berlalu lalang di kepalaku

Ingatan yang membuatku menangis

Setelah ku lewati masa laraku dengan begitu hebat

Setelah ku lewati hari tanpamu


Aku sadar bahwa kebahagiaan tak slalu tentangmu

Aku sadar bahwa hadirmu hanya singgah bukan sungguh

Terima kasih pernah hadir

Walaupun kau bukan takdir

Terima kasih oernah singgah

Walaupun tak sungguh

Percayalah sebelum aku sekuat ini

Aku pernah menangis di kala malam dan berharap kau kembali

Aku pernah terkapar sendiri di malam yang sunyi

Aku pernah tak ingin mengenal cinta lagi

Semua tlah menjadi kenangan

Yang harusnya ku simpan dalam ingatan

Karena move on adalah perihal menghilangkan rasa

Bukan melupan kenangan yang ada.

Ainny
perjalanan

Aku berjalan diatas satu garis lurus

Aku berfokus pada satu titik

Namun, dipersimpangan jalan

aku memijak kerikil-kerikil tajam

Membuatku sedikit mundur

untuk menggapai kenangan lalu

Ah, aku harus maju demi angan

sedang aku perjuangkan

Kenangan datang menyerbu

semangat dari segala sisi

Sabarlah angan kau akan segera kuraih

sekarang atau beribu tahun lagi


Amor

gaun merah pengantin

Anganku melambung jauh

Jauh hingga aku bisa merasakan sentuhan tanganmu

Jauh hingga aku melihat diriku memakai baju putih pengantin

Anganku terbang menerobos akal sehat

Menjadikanku seolah gila tak tentu arah

Anganku tinggi menjulang ke nirwana menerobos hunian dewa-dewa

Sebuah kalimat menghempaskan itu

Membuatnya jatuh bergedebam diatas bumi manusia

Anganku hilang, tak ada tangan menggenggam

Tak ada mawar atau baju pengantin putih

Anganku terhempas jatuh berdarah

Berdarah merah, merah paling kubenci

Kenangan atasmu membuatku tak ingin bangun

Membuatku masih ingin tetap berangan


Namun, realita atasmu membuat merah

Semerah darah yang keluar dari kelopak mata

Hari itu, gaun pengantin putih berubah menjadi merah

Merah seperti yang aku benci

Amor

Kamu & Aku

Disaat semua yang ingin ku capai

Seolah menolak untuk ku gapai

Disaat ku mencari tempat yang tepat

Tak ada seorang pun terlihat.

Whatever I want

Whatever I do

Aku,orang yang kamu lihat

Tidak akan pernah berubah sedikitpun.

Setiap detik ku rancang ingin

Seribu usaha kusiapkan sendiri

Sekuat tenaga kuwujudkan mimpi

Namun kau datang lagi dan lagi.

Hingga setiap langkah yang aku ambil


Aku selalu mengikuti mu

Meskipun kamu begitu dingin

Dan mendorong ku lagi.

Diatas kertas yang kamu robek

Aku menuliskan apa yang ku rasa

Dan itu menjadi jelas,semua tentang kamu

Ya,itu kamu

Bila suatu hari,satu bulan,satu tahun berlalu

Akankah kita menjalani hidup yang berbeda?

kamu bilang mungkin kamu akan tersenyum dan mengenang tapi

Itu bukanlah aku.

Ku kira kamu berpikir aku bahagia

Karena aku tersenyum

Walau hatiku,perasaan ku sebenarnya adalah masih dirimu.

Lia
Mimpi

Langit yang penuh cahaya,

Di bawahnya ada seorang anak, Aku

Seolah bermimpi, terbang

Seolah mampu untuk membuka sayap.

Kemarin, Aku sendirian

dengan tatapan mata tak terhitung padaku,

dengan air mata yang jatuh

Aku bertahan melalui hari hariku.

Aku bisa melihat cahaya bulanmu di dalam mimpiku

Kau bersinar terlalu terang

Namun mengapa kau hanya berdiri

Dan menatapku dengan iba?

Bahkan jika ku melihat ke langit yang sama beberapa kali lagi


Orang yang selalu ku harapkan

Kali ini menatapku dengan teduh

Tidak peduli berapa kali ku menatap mu

Kau tetap hanya mimpi.

Malam nan kelam yang hanya dipenuhi hela nafas nan panjang

Itu ada di dalam hari-hariku yang begitu kacau.

Kau kembali datang ke mimpiku

Kau meninggalkan cahaya

Bayangan memudar

Apakah semua ini benar?

Setelahnya kau menghilang

Tak pernah kembali,kedalam mimpi ataupun reality

Aku menjadi sendiri lagi seperti ini

Memang seharusnya seperti ini

Aku tahu,tidak mungkin hanya aku

Pintu kecil terbuka di ingatanku

Kenangan yang bisa ku buang

Kusiap untuk melepas.

Sampai aku lupa, sampai akhir

Kenangan yang bisa kubuang


Sesuatu yang sekarang tak banyak

Aku butuh beberapa waktu

Setelah aku merindukan tanganmu

Bahkan arahnya hilang

Aku tidak tahu harus ke mana

Dan terkunci di bawah air

Tenggelam dalam di malam hari

Lia
Dirimu kian pulang

Langkah ini kembali hadir.

jejak pada jalanan yang kian terhembus angin.

Setiap langkah ini tak pernah memberi lelah ataupun pulih.

jejaknya pun tak menciptakan ruang atau dimensi.

Gerak gerik yang terarah,hanyalah melangkah tanpa tujuan

. Berusaha mengingat kejadian,

sebelum akhirnya tinggal kenangan.

Disini kita pernah berbincang,seolah takdir memanglah kita yang menentukan

. Disini kita pernah memberi waktu,

membangun ruang halu yang akhirnya semu

. Kita menjauh bukan karena hasrat telak.

sejati nya takdir memang tak dapat di tolak.


Angan yang sempat terangkai oleh ku muluk-muluk,

tersisahkan kepingan hati yang telah remuk.

, siapakah yang harus bertanggung jawab atas kisahku?!

takdir memanglah hebat untuk berperang dengan waktu.

Dirimu yang kemarin menciptakan jejak bersamaku

Kini telah terlelap dibalik gundukan tanah itu.

Semua kisah-kisahmu tak dapat tergusar dari jendela memoriku.

Takdir dan segala anganku merupakan titik yang bertolak belakang.

Disini aku mengikhlaskan jiwa mu,sembari menunggu pengganti akan dirimu.

Dan aku tak membenci kisah oleh takdirku.

Namun aku membenci angan-angan yang terlalu dalam olehku padamu.

-Hiamashaaa
Ruang ilmu

Berdiri diruangan ini memberiku memori.

Memori tentang perjuangan dari pagi menuju petang

yang selalu berotasi oleh diriku dan para teman-teman.

Dari sini diriku menciptakan kisah

bahagia dan menggusar perkataan mereka yang memandang sebelah mata.

Ruang ini menjadi bukti kenangan.

Kenangan oleh diriku yang beradu dalam mengasah masa depan.

disini adalah bukti mati, dimana tempat yang menjadikan teman untuk

lawan beradu dalam menempuh pendidikan.

Pahit, manis, serta hambar sudah muak terasa dalam ruangan ini

. Meruak jiwa yang berkobar demi masa depan kala itu.

Meskipun jiwa-jiwanya berteriak,dan teringin mengulang semua masa itu, namun sangat tersayangkan

jika kini yang tersisa hanyalah benda mati sebagai bukti kelam.
Bukti dimana kita pernah berjuang dan menciptakan kenangan yang sekedar untuk di kenang dalam-

dalam dan tak dapat lagi di ulang.

-Hiamashaaa.

Kenangan

Masih saja ku ingat tentang hari itu.


Waktu dimana kita masih bersama.

Yah, saat itu kita masih bercanda ria

Lewat wajah polos mu itu.

Aku menangis lalu kau menepis awan gelap

Yang tepat dalam diriku.

Kagum ku tidak lepas, dengan memandang dirimu yang dengan sigap menyemangati ku.

Masa di mana aku terpuruk sangat tak ku sukai.

Namun tidak akan bisa aku lupa

Karna kau hadir mencair kan suasana saat itu juga.

Aku benci menyendiri, tapi kau tidak membiarkan hal itu terjadi.

Hari hari ku sangat berwarna, kau memberi pelangi setelah hujan membasahi ku.

terimakasih karna tidak membiarkan ku diterpa badai seorang diri.

Kenangan itu akan selalu ku ingat walaupun

Sudah lenyap di telan waktu dan jarak.

Ayo bertemu aku sangat rindu mengenang hal dulu.


Mentari

Angan
Rumah yang ku anggap istana. Ternyata hanyalah bangunan biasa.

Penghuni yang tinggal bukan sosok sempurna.

Mereka ku sebut ibu dan ayah bukan ratu ataupun raja.

aku hanyalah gadis rapuh bukan tuan putri yang tangguh.

Angan ku hidup tak ingin muluk muluk

Aku hanya Ingin bunga yang harum tanpa duri kecil yang menusuk.

Aku ingin bahagia tapi yang menyapa hanya duka.

Sosok ibu dan ayah sudah di renggut oleh tahta

Lalu

Di Sudut ruang megah aku merintih tanpa respon dan simpati.

Pikir ku ' saat harta bersama hidup akan mudah, nyatanya bahagia tidak memberi tanda'

Ingin rasanya ku lenyap kan semua

diriku tidak berdaya.

Aku marah, dengan raga ku yang lemah

Karna tidak bisa berbuat sesuka hati untuk menunjukkan jati diri.
Kini

Angan ku hanya catatan kecil yang bisa kutulis.

Memupuk harapan diselip tangis

Aku benci rumah tanpa cinta

Aku ingin keluarga dengan rumah sederhana bukan istana ataupun harta.

Mentari

You might also like