Professional Documents
Culture Documents
net/publication/349311746
METODE NUMERIK
CITATIONS READS
0 12,753
1 author:
Nita Delima
Universitas Subang
23 PUBLICATIONS 45 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Nita Delima on 02 August 2021.
UNSUB PRESS
Jl. RA Kartini KM 3 Subang
METODE NUMERIK SERI PERKULIAHAN ONLINE VIA YOUTUBE
METODE NUMERIK
Seri Perkuliahan Online Via Youtube
UNSUB PRESS
Jl. RA Kartini KM 3 Subang
METODE NUMERIK
Seri Perkuliahan Online Via Youtube
Penulis :
Dr. Nita Delima, S.Si., M.Pd.
ISBN : 978-623-95714-6-7
Editor :
Bety Miliyawati, M.Pd.
Penerbit :
Unsub Press
Alamat Redaksi :
Universitas Subang
Jl. RA Kartini KM 3 Subang
Tel. 0260-4240927
Email : press.unsubkm3@gmail.com
PRAKATA
S
egala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat, kekuatan, dan kemudahan kepada penulis
dalam menyelesaikan buku ini. Buku yang berjudul “Metode
Numerik Seri Perkuliahan Online Via Youtube” berisi rangkuman materi
kuliah metode numerik yang pembahasan contoh-contoh soalnya dilakukan
melalui video yang diunggah pada media Youtube dalam link playlist
https://youtube.com/playlist?list=PLkcrrtCEe3aeoCrnjGNxaW0BDyyWG4
Plst. Soal-soal yang dibahas pada buku ini merupakan soal-soal yang ada
dalam buku Metode Numerik karangan Bambang Triatmodjo. Link Youtube
audio visual yang disajikan dalam buku ini dapat dijadikan alternatif bantuan
bagi dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan metode
numerik. Audio visual yang diberikan pada buku ini juga dilengkapi dengan
beberapa teknik menyelesaikan permasalahan analisis numerik menggunakan
microsoft excell.
Penulis
DAFTAR ISI
Bagian 1
Galat dan Deret
Taylor
A. Galat
M
etode Numerik adalah teknik untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang diformulasikan secara
matematis dengan cara operasi hitungan. Hasil dari
penyelesaian numerik merupakan nilai perkiraan atau pendekatan dari
penyelesaian analitis atau eksak. Sebuah nilai perkiraan/pendekatan
akan memiliki kesalahan/galat terhadap nilai eksak(nilai yang
benar)nya. Terdapat 3 jenis kesalahan/galat, yakni galat bawaan, galat
pembulatan dan galat pemotongan.
Galat bawaan adalah galat dari nilai data. Galat ini dapat terjadi akibat
kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau tidak
memahami struktur data. Galat pembulatan terjadi karena tidak
diperhitungkannya beberapa angka terakhir dari suatu bilangan. Galat
pemotongan terjadi karena tidak dilakukannya hitungan sesuai dengan
prosedur matematik yang benar.
Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraan dengan galat digambarkan
dalam persamaan berikut.
𝑝 = 𝑝∗ + 𝐸𝑒 … (1)
dengan
𝑝 : nilai eksak; 𝑝∗ : nilai perkiraan; dan 𝐸𝑒 : galat terhadap nilai eksak.
Dengan demikian berdasarkan persamaan (1), galat dapat ditulis dalam
bentuk di bawah ini
𝐸𝑒 = 𝑝 − 𝑝∗ … (2)
Galat pada persamaan (2) disebut sebagai galat absolut. Jika suatu galat
absolut dibandingkan dengan nilai eksaknya, maka diperoleh galat
relatif . Galat relatif biasanya ditulis dalam bentuk persentase sebagai
berikut.
𝐸𝑒
𝜀𝑒 = × 100% … (3)
𝑝
Contoh 1.
Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999 cm
dan 9 cm. Apabila panjang yang benar(eksak) beturut-turut adalah
10.000 cm dan 10 cm, hitung galat absolut dan galat relatif.
Penyelesaian
Galat absolut jembatan:
𝐸𝑒 = 𝑝 − 𝑝∗ = 10.000 − 9999 = 1 𝑐𝑚
Galat absolut pensil:
𝐸𝑒 = 𝑝 − 𝑝∗ = 10 − 9 = 1 𝑐𝑚
Galat relatif jembatan:
𝐸𝑒 1
𝜀𝑒 = × 100% = × 100% = 0,01%
𝑝∗ 10.000
Galat relatif pensil:
𝐸𝑒 1
𝜀𝑒 = × 100% = × 100% = 10%
𝑝∗ 10
Catatan:
Contoh 2.
Hitung galat yang terjadi dari nilai 𝑒 𝑥 dengan 𝑥 = 0,5 jika hanya
diperhitungkan beberapa suku pertama saja. Nilai eksak dari 𝑒 0,5 =
1,648721271.
Latihan
𝑥2 𝑥4 𝑥6 𝑥8
Hitung galat relatif yang terjadi dari nilai 𝑓 (𝑥 ) = 1 − 2! + 4! − 6! + 8! +
⋯ Jika hanya diperhitungkan 5 suku pertama saja. (Petunjuk, gunakan
persamaan (5), dan jadikan nilai perkiraan suku sebelumnya sebagai
nilai perkiraan terbaik)
B. Deret Taylor
Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam
metode numerik, terutama penyelesaian diferensial. Jika suatu fungsi
𝑓(𝑥) diketahui titik 𝑥𝑖 dan semua turunan dari 𝑓 terhadap 𝑥 diketahui
pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai 𝑓
pada titik 𝑥𝑖+1 yang terletak pada jarak ∆𝑥 dari titik 𝑥𝑖 yakni sebagai
berikut.
∆𝑥 ∆𝑥 2 ∆𝑥 3 ∆𝑥 𝑛
𝑓(𝑥𝑖+1 ) = 𝑓 (𝑥𝑖 ) + 𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) + 𝑓 ′′ (𝑥𝑖 ) + 𝑓 ′′′ (𝑥𝑖 ) + ⋯ + 𝑓𝑛(𝑥𝑖 ) + 𝑅𝑛 … (1)
1! 2! 3! 𝑛!
dengan
𝑓 (𝑥𝑖 ): fungsi di titik 𝑥𝑖 ;
𝑓 (𝑥𝑖+1 ) : fungsi di titik 𝑥𝑖+1 ;
𝑓 ′, 𝑓 ′′ , 𝑓 ′′′ , … , 𝑓𝑛: turunan pertama, kedua, ketiga, ... ke-n dari fungsi;
∆𝑥 : langkah ruang, yakni jarak/selisih antara 𝑥𝑖 dan 𝑥𝑖+1 ;
𝑅𝑛 : kesalahan pemotongan.
∆𝑥 𝑛+1 ∆𝑥 𝑛+2
𝑅𝑛 = 𝑓 𝑛+1 (𝑥𝑖 ) (𝑛+1)! + 𝑓 𝑛+2 (𝑥𝑖 ) (𝑛+2)! + ⋯ (2)
𝑅𝑛 = 𝜊(∆𝑥 𝑛+1 )
Diferensial Numerik
Diferensial numerik digunakan untuk memperkirakan bentuk
diferensial kontinu menjadi bentuk diskret. Bentuk tersebut dapat
dturunkan berdasarkan deret Taylor. Deret Taylor (Persamaan (1))
dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut.
𝜕𝑓 𝑓 (𝑥𝑖+1 ) − 𝑓(𝑥𝑖 )
= 𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) = − 𝜊(∆𝑥 ) … (7)
𝜕𝑥 ∆𝑥
𝜕𝑓 𝑓 (𝑥𝑖 ) − 𝑓(𝑥𝑖−1 )
= 𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) = + 𝜊(∆𝑥 ) … (8)
𝜕𝑥 ∆𝑥
𝜕𝑓 𝑓(𝑥𝑖−1 ) − 𝑓(𝑥𝑖+1 )
= 𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) = + 𝜊(∆𝑥 2 ) … (9)
𝜕𝑥 2∆𝑥
𝜕3𝑓 ′′′ ( )
𝑓(𝑥𝑖+2 ) − 2𝑓 (𝑥𝑖+1 ) + 2𝑓 (𝑥𝑖−1 ) − 𝑓 (𝑥𝑖−2 )
= 𝑓 𝑥𝑖 ≈ … (11)
𝜕𝑥 3 2∆𝑥 3
Diferensial turunan keempat ditulis dalam bentuk sebagai berikut.
Contoh
Penyelesaian .
Lihat video pada Youtube dengan link berikut.
https://youtu.be/ko-QVh9zT1w
Bagian 2
Mencari akar polinomial dengan
Metode Setengah Interval
P
ersamaan polinomial derajat dua, 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0, dapat dicari
akar-akar persamaannya salah satunya dengan menggunakan
rumus berikut:
−𝑏 ± √𝑏2 − 4𝑎𝑐
𝑥12 =
2𝑎
Sedangkan polinomial derajat tiga, empat atau lebih, seperti
𝑓 (𝑥 ): = 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3𝑥 − 3 = 0 (polinomial derajat 3)
𝑓 (𝑥 ): = 𝑥 5 + 2𝑥 4 + 3𝑥 3 + 4𝑥 2 − 3𝑥 − 1 = 0 (polinomial derajat 4)
sangat jarang menggunakan rumus seperti halnya pada polinomial
derajat dua.
Untuk menyelesaikan persamaan polinomial derajat tiga, empat atau
lebih , metode numerik memberikan cara-cara penyelesaiannya secara
perkiraan sampai diperoleh hasil yang mendekati nilai eksak. Pada
bagian ini akan dibahas mengenai metode setengah interval.
Langkah-langkah metode setengah interval:
1. Hitung fungsi pada interval yang sama dari 𝑥 sampai pada perubahan
tanda dari fungsi 𝑓(𝑥𝑖 ) dan 𝑓(𝑥𝑖+1 ), yaitu jika 𝑓 (𝑥𝑖 ). 𝑓(𝑥𝑖+1 ) < 0.
2. Perkiraan pertama dari akar 𝑥𝑡 , dihitung dari rerata nilai 𝑥𝑖 dan 𝑥𝑖+1 ,
yakni
𝑥𝑖 + 𝑥𝑖+1
𝑥𝑡 =
2
Buat evaluasi seperti di bawah ini, untuk menentukan pada sub
interval mana akar persamaan berada.
a. Jika 𝑓 (𝑥𝑖 ). 𝑓(𝑥𝑡 ) < 0, maka akar persamaan berada pada sub
interval pertama. Langkah berikutnya tetapkan 𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑡 , lalu
lanjutkan pada langkah ke-4.
b. Jika 𝑓 (𝑥𝑖 ). 𝑓 (𝑥𝑡 ) > 0, maka akar persamaan berada pada sub
interval kedua. Langkah berikutnya tetapkan 𝑥𝑖 = 𝑥𝑡 , lalu
lanjutkan pada langkah ke-4.
c. Jika 𝑓 (𝑥𝑖 ). 𝑓 (𝑥𝑡 ) = 0, maka akar persamaan adalah 𝑥𝑡 dan
algoritma selesai.
3. Hitung perkiraan baru dari akar persamaan dengan cara berikut:
𝑥 +𝑥
𝑥𝑡 = 𝑖 2 𝑖+1 .
4. Jika perkiraan baru sudah cukup kecil (sesuai dengan batasan yang
ditentukan), maka algoritma hitungan selesai, dan 𝑥𝑡 adalah akar
persamaan. Jika belum maka kembali ke langkah 3.
Contoh
Hitung salah satu akar persamaan dari persamaan pangkat tiga berikut
ini dengan menggunakan metode setengah interval.
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3𝑥 − 3 = 0
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/mFcZ3KO9KDo
Bagian 3
Mencari akar polinomial dengan
Metode Interpolasi Linier
L
angkah-langkah metode setengah interval:
1. Hitung fungsi pada setiap interval ∆𝑥 sampai diperoleh nilai
𝑓(𝑥𝑖 ) dan 𝑓(𝑥𝑖+1 ) berturut-turut yang mempunyai tanda
berlawanan.
2. Dari kedua nilai 𝑓(𝑥𝑖 ) dan 𝑓(𝑥𝑖+1 ) tersebut, dihitung nilai 𝑥∗ , sbb
𝑓(𝑥𝑖+1 )
𝑥∗ = 𝑥𝑖+1 − (𝑥 − 𝑥𝑖 )
𝑓(𝑥𝑖+1 ) − 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑖+1
(a) Buat evaluasi seperti di bawah ini, untuk menentukan pada sub
interval mana akar persamaan berada.
a. Jika𝑓(𝑥∗ ) belum mendekati nol dan 𝑓 (𝑥∗ ) bertanda sama dengan
𝑓(𝑥𝑖 ), maka 𝑥𝑖 = 𝑥∗ , lalu algoritma kembali ke langkah 3.
b. Jika 𝑓(𝑥∗ ) belum mendekati nol dan 𝑓 (𝑥∗ ) berbeda tanda sama
dengan 𝑓(𝑥𝑖 ), maka 𝑥𝑖+1 = 𝑥∗, lalu algoritma kembali ke langkah
3.
c. Jika 𝑓(𝑥∗ ) mendekati nol, maka 𝑥∗ adalah akar persamaan.
Contoh
Hitung salah satu akar persamaan dari persamaan pangkat tiga berikut
ini dengan menggunakan metode interpolasi linier.
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3𝑥 − 3 = 0
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/B79iRhSZa0k
Bagian 4
Mencari akar polinomial dengan
Metode Newton-Raphson
L
angkah-langkah metode Newton-Raphson:
1. Pilih sembarang nilai awal 𝑥𝑖 sebagai perkiraan awal.
2. Tentukan persamaan garis singgung pada polinomial 𝑓(𝑥 ) di
titik (𝑥𝑖 , 𝑓(𝑥𝑖 )). Persamaan garis singgung polinomial 𝑓(𝑥 )
merupakan turunan pertama dari polinomial 𝑓 (𝑥 ).
3. Hitunglah 𝑥𝑖+1 yang merupakan titik potong garis singgung dengan
sumbu 𝑥 menggunakan rumus berikut
𝑓 (𝑥𝑖 )
𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑖 − ′
𝑓 (𝑥𝑖 )
4. Buat evaluasi seperti di bawah ini, untuk menentukan pada nilai 𝑥𝑖
mana akar persamaan.
Contoh
Hitung salah satu akar persamaan dari persamaan pangkat tiga berikut
ini dengan menggunakan metode Newton-Raphson.
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3𝑥 − 3 = 0
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/CXarXIUlA7c
Bagian 5
Mencari akar polinomial dengan
Metode Secant
L
angkah-langkah metode Secant:
1. Pilih sembarang dua nilai awal misal 𝑥𝑖−1 dan 𝑥𝑖 sebagai
perkiraan awal kemiringan polinomial.
2. Tentukan 𝑥𝑖+1 menggunakan rumus berikut
𝑓 (𝑥𝑖 )(𝑥𝑖 − 𝑥𝑖−1 )
𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑖 −
𝑓 (𝑥𝑖 ) − 𝑓 (𝑥𝑖−1 )
3. Buat evaluasi seperti di bawah ini, untuk menentukan pada nilai 𝑥𝑖
mana akar persamaan.
• Jika 𝑓 (𝑥𝑖+1 ) mendekati nol, maka 𝑥𝑖+1 adalah akar
persamaan.
• Jika 𝑓 (𝑥𝑖+1 ) belum mendekati nol, maka 𝑥𝑖+1 menjadi
𝑥𝑖 pada iterasi berikutnya dan 𝑥𝑖 menjadi 𝑥𝑖−1 pada iterasi
berikutnya, lalu lakukan kembali langkah (2) algoritma ini
sampai mendapatkan 𝑓 (𝑥𝑖+1 ) mendekati nol.
Contoh
Hitung salah satu akar persamaan dari persamaan pangkat tiga berikut
ini dengan menggunakan metode Secant.
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3𝑥 − 3 = 0
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/Xd1_2WquwDI
Bagian 6
Mencari akar polinomial dengan
Metode Iterasi
P
ada metode iterasi digunakan suatu persamaan untuk
memperkirakan nilai akar persamaan. Persamaan tersebut
dibentuk dari fungsi polinomial 𝑓 (𝑥 ) = 0, sehingga parameter 𝑥
berada di sisi kiri dari persamaan, seperti berikut.
𝑥 = 𝑔 (𝑥 )
Sehingga algoritmanya adalah sebagai berikut
1. Pilih nilai awal 𝑥𝑖 untuk menentukan perkiraan baru 𝑥𝑖+1
menggunakan rumus iteratif berikut
𝑥𝑖+1 = 𝑔(𝑥𝑖 )
2. Tentukan besarnya galat dihitung dengan rumus berikut.
𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖
𝜀𝑎 = | | 100%
𝑥𝑖+1
3. Buat evaluasi berdasarkan galat yang diperoleh pada langkah (2).
• Jika galat sudah mendekati nol maka 𝑥𝑖+1 adalah akar persamaan.
• Jika galat masih belum mendekati nol maka lakukan kembali
langkah (1) dengan menjadikan 𝑥𝑖+1 sebagai 𝑥𝑖 pada iterasi
berikutnya.
Contoh
Hitung salah satu akar persamaan dari persamaan pangkat tiga berikut
ini dengan menggunakan metode Secant.
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3𝑥 − 3 = 0
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/Lc4juLFbMhY
Bagian 7
Sistem Persamaan Linier dengan
Metode Eliminasi Gauss
Sistem persamaan linier (SPL) dapat ditulis dalam bentuk matriks. Misal
diketahui SPL sebagai berikut.
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1 𝑎11 𝑎12 …𝑎1𝑛 𝑥1 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏2 𝑎21 𝑎22 …𝑎2𝑛 𝑥2 𝑏2
⟺ [ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ].[ ⋮ ] = [ ⋮ ]
⋮
𝑎𝑛1 𝑥1 + 𝑎𝑛2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏𝑛 𝑎31 𝑎32 …𝑎3𝑛 𝑥𝑛 𝑏𝑛
Contoh
Selesaikan SPL berikut dengan metode eliminasi Gauss.
3𝑥 + 𝑦 − 𝑧 = 5
4𝑥 + 7𝑦 − 3𝑧 = 20
2𝑥 − 2𝑦 + 5𝑧 = 10
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/rvCI52cngLo
Bagian 8
Sistem Persamaan Linier dengan
Metode Eliminasi Gauss-Jordan
Contoh
Selesaikan SPL berikut dengan metode eliminasi Gauss-Jordan.
3𝑥 + 𝑦 − 𝑧 = 5
4𝑥 + 7𝑦 − 3𝑧 = 20
2𝑥 − 2𝑦 + 5𝑧 = 10
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/PmhXF_WFRAk
Bagian 9
Sistem Persamaan Linier dengan
Metode Sapuan Ganda
Untuk 𝑖 = 1, maka
−𝑐1 −𝑎1 𝑄0 +𝑑1
𝑃1 = (𝑎 𝑃 +𝑏 )
dan 𝑄1 = (𝑎 𝑃 +𝑏 )
1 0 1 1 0 1
Langkah-langkah penyelesaian SPL dengan Metode Sapuan Ganda:
1. Tetapkan 𝑃0 dan 𝑄0
−𝑐 −𝑎 𝑄 +𝑑
2. Tentukan nilai 𝑃𝑖 = (𝑎 𝑃 𝑖+𝑏 ) dan 𝑄𝑖 = (𝑎 𝑖𝑃 𝑖−1+𝑏 )𝑖
𝑖 𝑖−1 𝑖 𝑖 𝑖−1 𝑖
3. Jika nilai 𝑃𝑛 = 0, maka iterasi selesai dan akan diperoleh nilai 𝑥𝑛 =
𝑄𝑛 .
Kemudian, tentukan nilai 𝑥𝑛−1 , 𝑥𝑛−2 , 𝑥𝑛−3 , … , 𝑥1 dengan
menggunakan persamaan 𝑥𝑖 = 𝑃𝑖 𝑥𝑖+1 + 𝑄𝑖 .
Contoh
Selesaikan SPL berikut dengan metode sapuan ganda.
2𝑥1 + 𝑥2 =7
𝑥1 + 𝑥2 − 3𝑥3 = −10
6𝑥2 − 2𝑥3 + 3𝑥4 = 7
2𝑥3 − 3𝑥4 = 13
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/tky-dncqPtM
Bagian 10
Sistem Persamaan Linier dengan
Metode Inversi
𝑨−𝟏
Dengan demikian penyelesaian SPL adalah 𝑋 = 𝐴−1 𝐵 .
Contoh
Selesaikan SPL berikut dengan metode eliminasi Gauss-Jordan.
3𝑥 + 𝑦 − 𝑧 = 5
4𝑥 + 7𝑦 − 3𝑧 = 20
2𝑥 − 2𝑦 + 5𝑧 = 10
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/tky-dncqPtM
Bagian 11
Sistem Persamaan Linier dengan
Metode Iterasi Jacobi
Contoh
Selesaikan SPL berikut dengan metode iterasi Jacobi.
3𝑥 + 𝑦 − 𝑧 = 5
4𝑥 + 7𝑦 − 3𝑧 = 20
2𝑥 − 2𝑦 + 5𝑧 = 10
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/TEE7vk1lwtk
Bagian 12
Sistem Persamaan Linier dengan
Metode Iterasi Gauss-Seidel
xn n−1
i −xi
b) Jika εa = | | 100% ≥ εs , maka kembali pada langkah
xn
i
(2)
Contoh
Selesaikan SPL berikut dengan metode eliminasi Gauss-Seidel.
3𝑥 + 𝑦 − 𝑧 = 5
4𝑥 + 7𝑦 − 3𝑧 = 20
2𝑥 − 2𝑦 + 5𝑧 = 10
Penyelesaian.
Penyelesaian dengan cara manual dapat dilihat pada Youtube dengan
link berikut.
https://youtu.be/6T6c91zaE7M
Bagian 13
Regresi Polinomial Order 2
𝑦 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑥 𝑟
Jumlah Kuadrat dari kesalahan adalah :
𝑛
Contoh
Cari persamaan kurva polinomial order dua yang mewakili data berikut:
𝑥𝑖 0 1 2 3 4 5
𝑦𝑖 2,1 7,7 13,6 27,2 40,9 61,1
Penyelesaian.
Penyelesaian dapat dilihat pada Youtube dengan link berikut.
https://youtu.be/j25cZXlrIyM
Bagian 14
Regresi Linier Multivariabel
𝑦 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑚 𝑥𝑚
Jumlah Kuadrat dari kesalahan adalah :
𝑛
2
𝐷 2 = ∑(𝑦𝑖 − (𝑎0 + 𝑎1 𝑥1,𝑖 + 𝑎2 𝑥2,𝑖 + ⋯ + 𝑎𝑚 𝑥𝑚,𝑖 ))
𝑖=1
Contoh
Cari persamaan kurva yang mewakili data berikut:
𝑥1 0 2 2,5 1 4 7
𝑥2 0 1 2 3 6 2
𝑦 5 10 9 0 3 27
Penyelesaian.
Penyelesaian dapat dilihat pada Youtube dengan link berikut.
https://youtu.be/M9BAJVPYpzo
Bagian 15
Interpolasi Linier dan Kuadrat
A. INTERPOLASI LINIER
Diketahui nilai suatu fungsi di titik 𝑥0 𝑑𝑎𝑛 𝑥1 , yaitu 𝑓(𝑥0 ) dan 𝑓(𝑥1 ).
Akan dicari 𝑓1 (𝑥 ) yakni nilai fungsi di titik 𝑥 dengan metode interpolasi
polinomial order 1/linier. Perhatikan gambar berikut.
Perhatikan bahwa :
𝐵𝐶 𝐷𝐸
= 𝐴𝐷
𝐴𝐵
𝑓1 (𝑥)−𝑓(𝑥0 ) 𝑓(𝑥1 ) −𝑓(𝑥0 )
⟺ =
𝑥−𝑥0 𝑥1 −𝑥0
𝑓(𝑥1 ) −𝑓(𝑥0 )
⟺ 𝑓1 (𝑥 ) = 𝑓(𝑥0 ) + (𝑥 − 𝑥0 )
𝑥1 −𝑥0
Contoh 1
Diketahui :
𝒊 𝒙𝒊 𝒇(𝒙𝒊 ) = ln 𝒙𝒊
0 1 0
1 6 1,7917595
Contoh 2
Diketahui :
𝒊 𝒙𝒊 𝒇(𝒙𝒊 ) = ln 𝒙𝒊
0 1 0
1 4 1,3862944
B. INTERPOLASI KUADRAT
Diketahui nilai suatu fungsi di titik 𝑥0 , 𝑥1 dan 𝑥2 yaitu
𝑓(𝑥0 ), 𝑓(𝑥1 )dan 𝑓(𝑥2 ). Titik 𝑥0 , 𝑥1 dan 𝑥2 merupakan titik-titik yang
paling dekat dengan titik 𝑥.
Akan dicari 𝑓2 (𝑥 ) yakni nilai fungsi di titik 𝑥 menggunakan polinomial
order 2
𝑓2 (𝑥 ) = 𝑏0 + 𝑏1 (𝑥 − 𝑥0 ) + 𝑏2 (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 )
dimana
𝑏0 = 𝑓2 (𝑥0 )
𝑓2 (𝑥1 )−𝑓2 (𝑥0 ) 𝑓2 (𝑥2 )−𝑓2 (𝑥1 )
𝑏1 = , 𝑐1 =
(𝑥1 −𝑥0 ) (𝑥2 −𝑥1 )
𝑐 −𝑏
𝑏2 = (𝑥1 −𝑥1 )
2 0
Contoh
Diketahui :
𝒊 𝒙𝒊 𝒇(𝒙𝒊 ) = ln 𝒙𝒊
0 1 0
1 4 1,3862944
2 6 1,7917595
Diperoleh
𝑓2 (𝑥 ) = 0 + 0,46209813(𝑥 − 1) + (−0,051873116)(𝑥 − 1)(𝑥 − 4)
Jadi nilai ln 2 dengan metode interpolasi kuadrat
𝑓2 (2) = 0 + 0,46209813(2 − 1) − 0,051873116 (2 − 1)(2 − 4) =
0,56584436
0,69314718−0,56584436
Sehingga diperoleh galat 𝐸1 = × 100% = 18,4%
0,69314718
Pembahasan secara audio visual dari contoh di atas dapat dilihat pada
video dengan link berikut.
https://youtu.be/O2vRMCBemsc
Sedangkan penyelesaian masalah dengan bantuan Ms. Excell dapat
dilihat pada video dengan link berikut.
https://youtu.be/JT4Q6QGqzWY
Bagian 16
Interpolasi Polinomial Lagrange
dengan
𝑥−𝑥1 𝑥−𝑥2 𝑥−𝑥0 𝑥−𝑥2 𝑥−𝑥0 𝑥−𝑥1
𝐿0 (x) = 𝑥 ; 𝐿1 (x) = 𝑥 ; 𝐿 2 ( x) = 𝑥
0 −𝑥1 𝑥0 −𝑥2 1 −𝑥0 𝑥1 −𝑥2 2 −𝑥0 𝑥2 −𝑥1
Contoh
Diketahui :
𝒊 𝒙𝒊 𝒇(𝒙𝒊 ) = ln 𝒙𝒊
0 1 0
1 4 1,3862944
2 6 1,7917595
Pembahasan secara audio visual dari contoh di atas dapat dilihat pada
video dengan link berikut.
https://youtu.be/54fJ7f0K15g
Sedangkan penyelesaian masalah dengan bantuan Ms. Excell dapat
dilihat pada video dengan link berikut.
https://youtu.be/-yvniqa8Zmk
Bagian 17
Integrasi Numerik dengan
Metode Trapesium
INTEGRAL ANALITIS
Daerah arsir pada gambar di bawah merupakan representasi dari
integral fungsi 𝑓(𝑥) pada interval [𝑎, 𝑏].
INTEGRAL NUMERIK
Integral numerik dilakukan jika
1. Integral tidak dapat (sukar diselesaikan) secara analitis;
Contoh
4
Gunakan metode trapesium satu pias untuk menghitung 𝐼 = ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian
Panjang setiap pias harus sama, ditulis sebagai ∆𝑥. Dengan demikian,
jika pada interval [𝑎, 𝑏] akan dibuat sebanyak 𝑛 pias, maka panjang pias
masing-masing adalah
𝑏−𝑎
∆𝑥 =
𝑛
Total luas trapesium yang terbentuk pada gambar di atas sama dengan
nilai perkiraan integral 𝑓(𝑥), ditulis
Contoh
Gunakan metode trapesium empat pias dengan panjang pias adalah satu
4
untuk menghitung 𝐼 = ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian
Diketahui ∆𝑥 = 1;
𝑛 = 4, artinya terdapat lima titik pada sumbu-𝑥 , yakni 𝑥0 , 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑥4
dengan
𝑓 (𝑥0 ) = 𝑓 (𝑎) = 𝑒 0 ;
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑒 1 ;
𝑓 (𝑥2 ) = 𝑒 2 ;
𝑓 (𝑥3 ) = 𝑒 3 ;
𝑓 (𝑥4 ) = 𝑓 (𝑏) = 𝑒 4
Dengan demikian, hitungan integral numerik (nilai perkiraan)
dilakukan menggunakan persamaan (2)
∆𝑥 1
𝐼= [𝑓(𝑎) + 2 ∑3𝑖=1 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑏)] = [𝑒 0 + 2(𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 ) + 𝑓(𝑥3 )) + 𝑒 4 ]
2 2
1
𝐼 = 2 [𝑒 0 + 2(𝑒 1 + 𝑒 2 + 𝑒 3 ) + 𝑒 4 ] = 57,991950
53,598150−57,991950
Nilai galat relatif: 𝜀 = | | × 100% = 8,2%
53,598150
Pembahasan secara audio visual dari kedua materi di atas dapat dilihat
pada video dengan link berikut.
https://youtu.be/jcgxpiUauoU
Jika rumus fungsi 𝑓(𝑥) tidak diketahui, maka hampiran untuk nilai 𝑓′(𝑥)
dihitung menggunakan turunan beda/ gradien garis pada dua titik yang
saling berdekatan,
𝑓(𝑥𝑛 )−𝑓(𝑥𝑛−1 )
𝑓 ′(𝑥𝑛 ) = 𝑥𝑛 −𝑥𝑛−1
Contoh 1
Gunakan metode trapesium empat pias dengan koreksi ujung, panjang
4
pias adalah satu, untuk menghitung 𝐼 = ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian
Diketahui ∆𝑥 = 1;
𝑛 = 4, artinya terdapat lima titik pada sumbu-𝑥 , yakni 𝑥0 , 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑥4
dengan
𝑓 (𝑥0 ) = 𝑓 (𝑎) = 𝑒 0 ;
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑒 1 ;
𝑓 (𝑥2 ) = 𝑒 2 ;
𝑓 (𝑥3 ) = 𝑒 3 ;
𝑓 (𝑥4 ) = 𝑓 (𝑏) = 𝑒 4
𝑓 (𝑥 ) = 𝑒 𝑥 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥 ) = 𝑒 𝑥 ,
sehingga 𝑓 ′(𝑏) = 𝑒 4 dan 𝑓 ′(𝑎) = 𝑒 0
53,598150−53,525437
Nilai galat relatif: 𝜀 = | | × 100% = 0,14%
53,598150
Contoh 2
Diberikan tabel data berikut:
𝒙 0 1 2 3 4
𝑓(𝑥) 1 3 9 19 33
Hitung luasan di bawah fungsi 𝑓(𝑥) pada interval [0,4] menggunakan
metode trapesium dan trapesium koreksi ujung
Penyelesaian.
Hitungan integral numerik (nilai perkiraan) luasan di bawah fungsi
𝑓(𝑥) pada interval [0,4] menggunakan metode trapesium
∆𝑥
𝐼= [𝑓 (𝑎) + 2 ∑3𝑖=1 𝑓 (𝑥𝑖 ) + 𝑓 (𝑏)]
2
1
𝐼 = 2 [1 + 2(𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 ) + 𝑓(𝑥3 )) + 33]
1
𝐼 = 2 [1 + 2(3 + 9 + 19) + 33] = 48
Pembahasan secara audio visual dari kedua contoh di atas dapat dilihat
pada video dengan link berikut.
https://youtu.be/ZIkDjUg0dzo
Bagian 18
Integrasi Numerik dengan
Metode Simpson
Perhatikan pula gambar di bawah ini. Jika terdapat dua titik tambahan
dengan jarak sama antara f(a) dan f(b), maka keempat titik tersebut
dapat dihubungkan dengan polinomial order tiga.
Contoh
4
Hitung ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 dengan aturan Simpson 1/3.
Penyelesaian:
4
Nilai ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 dapat dihampiri oleh :
4−0
𝐴= [𝑓(0) + 4𝑓 (𝑐 ) + 𝑓(4)]
6
𝑎+𝑏 0+4
dengan 𝑐 = 2 = 2 = 2
Diperoleh bahwa
𝑓 (𝑎) = 𝑓(0) = 𝑒 0 = 1
𝑓 (𝑏) = 𝑓 (4) = 𝑒 4 = 54,59815
𝑓 (𝑐 ) = 𝑓 (2) = 𝑒 2 = 7,389056
4
Sehingga nilai integrasi numerik ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 adalah
4
𝐴 = [1 + 4.7,389056 + 54,59815] = 56,7696
6
Galat relatif diperoleh:
53,598150 − 56,7696
𝜀=| | × 100% = 5,917%
53,598150
Luas daerah di bawah kurva f(x) pada interval a dan b dapat dihampiri
dengan persamaan berikut.
𝑏 𝑛−1 𝑛−2
∆𝑥
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = [𝑓 (𝑎) + 𝑓 (𝑏) + 4 ∑ 𝑓 (𝑥𝑖 ) + 2 ∑ 𝑓 (𝑥𝑖 )]
𝑎 3
𝑖=1 𝑖=2
Contoh
𝟒
Hitung ∫𝟎 𝒆𝒙 𝒅𝒙 dengan aturan Simpson 1/3
dengan ∆𝑥 = 1
Penyelesaian:
4
Nilai ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 dapat dihampiri oleh :
𝑛−1 𝑛−2
∆𝑥
𝐴= [𝑓 (𝑎) + 𝑓 (𝑏) + 4 ∑ 𝑓 (𝑥𝑖 ) + 2 ∑ 𝑓 (𝑥𝑖 )]
3
𝑖=1 𝑖=2
Diperoleh bahwa
𝑓 (𝑎) = 𝑓(0) = 𝑒 0 = 1
𝑓 (𝑏) = 𝑓 (4) = 𝑒 4 = 54,59815
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓 (1) = 𝑒 1 = 2,71828
𝑓 (𝑥2 ) = 𝑓 (2) = 𝑒 2 = 7,38906
𝑓 (𝑥3 ) = 𝑓 (3) = 𝑒 3 = 20,08554
4
Sehingga nilai integrasi numerik ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 adalah
∆𝑥
𝐴= [𝑓 (𝑎) + 𝑓 (𝑏) + 4 ∑𝑛−1 𝑛−2
𝑖=1 𝑓(𝑥𝑖 ) + 2 ∑𝑖=2 𝑓 (𝑥𝑖 )]
3
1
= 3 [𝑒 + 𝑒 4 + 4(𝑒 1 + 𝑒 2 + 𝑒 3 ) + 2(𝑒 2 )]
0
= 53,863846
Galat relatif diperoleh:
53,598150 − 53,863846
𝜀=| | × 100% = 0,5%
53,598150
Sehingga diperoleh bahwa luas daerah di bawah kurva f(x) pada interval
a dan b dapat dihampiri oleh persamaan berikut.
3∆𝑥
𝐴= [𝑓 (𝑎) + 3𝑓 (𝑥1 ) + 3𝑓 (𝑥2 ) + 𝑓 (𝑏)]
8
Contoh 1
𝟒
Hitung ∫𝟎 𝒆𝒙 𝒅𝒙 dengan aturan Simpson 3/8 satu pias
Penyelesaian:
4
Nilai ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 dapat dihampiri oleh :
3∆𝑥
𝐴= [𝑓 (𝑎) + 3𝑓 (𝑥1 ) + 3𝑓 (𝑥2 ) + 𝑓 (𝑏)]
8
4−0
dengan ∆𝑥 = 3 = 1,333
Diperoleh bahwa
𝑓 (𝑎) = 𝑓(0) = 𝑒 0 = 1
𝑓 (𝑏) = 𝑓 (4) = 𝑒 4 = 54,59815
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓 (1,333) = 𝑒 1,333
𝑓 (𝑥2 ) = 𝑓 (2,667) = 𝑒 2,667
4
Sehingga nilai integrasi numerik ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 adalah
3∆𝑥
𝐴= [𝑓 (𝑎) + 3𝑓 (𝑥1 ) + 3𝑓 (𝑥2 ) + 𝑓 (𝑏)
8
3. 1,333
= [𝑒 0 + 𝑒 4 + 3𝑒 1,333 + 3𝑒 2,667 ]
8
= 55,07798
Galat relatif diperoleh:
53,598150 − 55,07798
𝜀=| | × 100% = 2,761%
53,598150
4
Sehingga nilai integrasi numerik ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥
2 pias pertama dengan metode Simpson 1/3
𝑏−𝑎 1,6−0
𝐴1 = [𝑓 (𝑎) + 4𝑓 (𝑥1 ) + 𝑓 (𝑥2 )] = [𝑒 0 + 4𝑒 0,8 + 𝑒 1,6 ] = 3,96138
6 6
3 pias berikutnya dengan metode Simpson 3/8
3∆𝑥
𝐴2 = [𝑓 (𝑥2 ) + 3𝑓 (𝑥3 ) + 3𝑓 (𝑥4 ) + 𝑓 (𝑏)]
8
3. 0,8
= [𝑒 1,6 + 3𝑒 2,4 + 3𝑒 3,2 + 𝑒 4 ] = 49,86549
8
Sehingga diperoleh:
𝐴 = 𝐴1 + 𝐴2 = 3,96138 + 49,86549 = 53,826873
Galat relatif diperoleh:
53,598150 − 53,826873
𝜀=| | × 100% = 0,427%
53,598150
Pembahasan secara audio visual dari materi di atas dapat dilihat pada
video dengan link berikut.
https://youtu.be/DkXtKQpXH84
Bagian 19
Integrasi Numerik dengan
Metode Kuadratur
Langkah 1
Mencari nilai 𝑥1
Perhatikan persamaan (iii) dan (iv).
kalikan persamaan (iv) dengan 𝑥2 .
𝑐1𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 = 0 ⇒ 𝑐1𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 = 0 … (a)
𝑐1 + 𝑐2 = 2 ⟹ 𝑐1𝑥2 + 𝑐2 𝑥2 = 2𝑥2 … . (𝑏)
Kurangi persamaan (a) dengan (b) sehingga diperoleh nilai 𝑐1.
−2𝑥2
𝑐1𝑥1 − 𝑐1 𝑥2 = −2𝑥2 ⟹ 𝑐1 = 𝑥 ... (2)
1 −𝑥2
2
−2𝑥2 − 3 𝑥2 1 1
= 2 ⟹ 𝑥12 = ⟹ 𝑥1 = √
𝑥1 − 𝑥2 𝑥1 (𝑥1 − 𝑥2 ) 3 3
Langkah 2
Mencari nilai 𝑥2
Perhatikan persamaan (iii) dan (iv).
kalikan persamaan (iv) dengan 𝑥1 .
𝑐1𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 = 0 ⇒ 𝑐1𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 = 0 … (a)
𝑐1 + 𝑐2 = 2 ⟹ 𝑐1𝑥1 + 𝑐2 𝑥1 = 2𝑥1 … . (𝑏)
Kurangi persamaan (a) dengan (b) sehingga diperoleh nilai 𝑐2.
−2𝑥1
𝑐2 𝑥2 − 𝑐2 𝑥1 = −2𝑥1 ⟹ 𝑐2 = 𝑥 ... (2)
2 −𝑥1
Langkah 3
Mencari nilai 𝑐1 𝑑𝑎𝑛 𝑐2
Perhatikan bahwa
1 1
𝑥1 = √ 𝑑𝑎𝑛 𝑥2 = √
3 3
Jika disubsitusi pada persamaan (iii) diperoleh
1 1
𝑐1𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 = 0 ⇒ 𝑐1√3 + 𝑐2√3 = 0 ... (4)
Catatan :
Nilai 𝑐1, 𝑐2 , … , 𝑐𝑛 , 𝑥1 , 𝑥2 , … 𝑥𝑛 pada tabel di samping, hanya untuk
integral dengan batas bawah -1 dan batas atas 1.
Jika batas bawah integral adalah a dan batas atas integral adalah b,
maka penggunaan nilai c dan x pada Tabel 6.1 harus
mentransformasikan x dan dx menjadi seperti berikut:
(𝑏 + 𝑎) + (𝑏 − 𝑎)𝑥𝑑
𝑥=
2
𝑏−𝑎
𝑑𝑥 = 𝑑𝑥𝑑
2
Contoh 1
4
Hitunglah ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 dengan menggunakan metode Gauss Kuadratur
Penyelesaian
Karena a=0 dan b=4, maka agar dapat menggunakan nilai c dan x pada
Tabel 6.1 terlebih dahulu dilakukan transformasi x dan dx menjadi
seperti berikut:
(4 + 0) + (4 − 0)𝑥𝑑 4−0
𝑥= = 2 + 2𝑥𝑑 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑥 = 𝑑𝑥𝑑 = 2 𝑑𝑥𝑑
2 2
Diperoleh hasil transformasi x dan dx
4 1 1
𝑥 2+2𝑥𝑑
∫ 𝑒 𝑑𝑥 = ∫ 𝑒 2 𝑑𝑥𝑑 = ∫ 2𝑒 2+2𝑥𝑑 𝑑𝑥𝑑
0 −1 −1
Dengan demikian, fungsi 𝑓 (𝑥 ) menjadi 𝑓(𝑥𝑑 ) = 2𝑒 2+2𝑥𝑑
Jika menggunakan metode Gauss Kuadratur dua titik maka
untuk 𝑥1 = −0,577350269 ⟹ 𝑓(𝑥1 ) = 2𝑒 2+2(−0,577350269) =
4,6573501
𝑥2 = 0,577350269 ⟹ 𝑓 (𝑥2 ) = 2𝑒 2+2(0,577350269) = 46,8920297
nilai 𝑐1 = 1, 𝑐2 = 1,
Sehingga nilai integral numeriknya adalah
𝐼 = 𝑐1 𝑓(𝑥1 ) + 𝑐2 𝑓(𝑥2 ) = 4,6573501 + 46,8920297 = 51,549380
Galat relatif diperoleh:
53,598150 − 51,549380
𝜀=| | × 100% = 3,82%
53,598150
Contoh 2
4
Hitunglah ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 dengan menggunakan metode Gauss Kuadratur 3
titik.
Penyelesaian
Fungsi 𝑓 (𝑥 ) menjadi 𝑓 (𝑥𝑑 ) = 2𝑒 2+2𝑥𝑑
Jika menggunakan metode Gauss Kuadratur 3 titik maka
𝑐1 = 0,5556 untuk 𝑥1 = −0,774596669 ⟹ 𝑓(𝑥1 ) =
2𝑒 2+2(−0,774596669) = 3,13915546
𝑐2 = 0,8889 untuk 𝑥2 = 0,000 ⟹ 𝑓 (𝑥2 ) = 2𝑒 2+2(0,000) = 14,7781122
𝑐3 = 0,5556 untuk 𝑥1 = 0,774596669 ⟹ 𝑓 (𝑥1 ) = 2𝑒 2+2(0,774596669) =
69,5704925
Sehingga nilai integral numeriknya adalah
𝐼 = 𝑐1𝑓(𝑥1 ) + 𝑐2 𝑓(𝑥2 ) + 𝑐3 𝑓(𝑥3 )
= 0,5556(3,13915546) + 0,000(14,7781122) + 0,8889(69,5704925)
= 53,5303486
Galat relatif diperoleh:
53,598150 − 53,5303486
𝜀=| | × 100% = 0,13%
53,598150
Pembahasan secara audio visual dari kedua contoh di atas dapat dilihat
pada video dengan link berikut.
https://youtu.be/Vqn9YrStDzo
Bagian 20
Persamaan Diferensial Biasa
dengan Metode Euler
∆𝑥 ∆𝑥 2 ∆𝑥 3 ∆𝑥 𝑛
𝑓(𝑥𝑖+1 ) = 𝑓 (𝑥𝑖 ) + 𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) + 𝑓 ′′ (𝑥𝑖 ) + 𝑓 ′′′ (𝑥𝑖 ) + ⋯ + 𝑓𝑛(𝑥𝑖 ) + 𝑅𝑛 … (1)
1! 2! 3! 𝑛!
Jika ∆𝑥 sangat kecil, maka suku yang mengandung pangkat lebih dari
sama dengan 2 sangat kecil dan dapat diabaikan.
Contoh
Selesaikan persamaan :
𝑑𝑦
= 𝑓 (𝑥, 𝑦) = −2𝑥 3 + 12𝑥 2 − 20𝑥 + 8,5
𝑑𝑥
𝑦(0) = 1
Penyelesaian eksak:
Untuk ∆𝑥 = 0,5
sehingga
𝑑𝑦
𝑓 (0; 1) = = −2. 03 + 12. 02 − 20.0 + 8,5 = 8,5
𝑑𝑥
Diperoleh 𝑦1 = 1 + 𝑓 (0; 1 ). 0,5 = 1 + 8,5(0,5) = 5,25 = 𝑦(0,5)
3,21875 − 5,25
𝜀=| | × 100% = 63,1%
3,21875
Pembahasan secara audio visual dari materi di atas dapat dilihat pada
video dengan link berikut.
https://youtu.be/BRgnm7fcafk
Bagian 21
Persamaan Diferensial Biasa
dengan Metode Poligon
Contoh
Selesaikan persamaan berikut dengan metode Poligon ∆𝑥 = 1
𝑑𝑦
= 𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑒 𝑥 ; 𝑦(0) = 1
𝑑𝑥
𝑦(0) = 1 artinya untuk 𝑥𝑖 = 0, 𝑖 = 0 ⟹ 𝑓 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ) = 𝑒 0 = 1
Penyelesaian.
1. untuk 𝑖 = 0, maka nilai
∆𝑥 0,1 0,1
𝑦𝑖+1 = 𝑦1 = 𝑦𝑖 + 𝑓 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ) = 𝑦(0) + 𝑒 0 = 1 + 1. = 1,05
2 2 2 2 2
2. nilai kemiringannya adalah
Pembahasan secara audio visual dari materi di atas dapat dilihat pada
video dengan link berikut.
https://youtu.be/OglpOJqks1A
REFERENSI
Triatmodjo, B. 2002. Metode Numerik. Yogyakarta: Beta Offset
BIODATA PENULIS
Penulis merupakan dosen pada program studi
pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Subang. Penulis dilahirkan di
Subang pada tanggal 18 Maret 1985. Saat ini penulis
tinggal di Subang, Jawa Barat. Penulis menyelesaikan
jenjang sekolah dasar di SD N Bantar pada tahun 1996,
jenjang sekolah menengah di SMP N 1 Pagaden tahun
1999 dan SMA N 1 Subang pada tahun 2002. Gelar
sarjana matematika diraihnya pada tahun 2006 di
program studi matematika UNY, sedangkan gelar magister pendidikan matematika
diraihnya pada tahun 2011 di program magister pendidikan matematika UPI. Pada
tahun 2015, penulis melanjutkan studi pada program doktor pendidikan
matematika sekolah pascasarjana UPI.
Selain sebagai dosen, penulis juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Subang Periode 2018-2020. Aktivitas penulis saat ini,
tidak jauh dari melaksanakan tri dharma perguruan tinggi juga menjadi ibu bagi
anak-anaknya. Mata kuliah yang diampu adalah statistika dasar serta geometri.
Hobi yang digemari saat ini adalah menonton film serta memasak. Judul penelitian
yang dihasilkan selama periode 2015-2019 sekurang-kurangnya sebagai berikut. (1)
A Relationship between Problem Solving Ability and Students’ Mathematical
Thinking telah diterbitkan pada Jurnal Infinity, Vol 6 No 1, p 21-26 pada tahun 2016
; (2) Pengembangan Model CMI dalam Membangun Kemampuan Mathematical
Thinking Siswa telah diterbitkan pada JNPM, Vol 1 No 1, p 118 pada tahun 2017;
(3) The Analysis of Students’ Mathematical Thinking based on Their Mathematics
Self-Concept telah diterbitkan pada J.Phys.: Conf. Ser. 1108012104 dengan seri
doi:10.1088/1742-6596/1108/1/012104; (4) Students’ Mathematical Thinking and
Their Learning Style telah dipublikasikan pada kegiatan MSCEIS 2018 yang
diselenggarakan oleh FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia; (5) Students’
Mathematics Self-Concept and Their Learning Style telah dipublikasikan pada
kegiatan ISIMMED 2018 yang diselenggarakan oleh Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Yogyakarta.