1. The document discusses guidelines for emergency care of musculoskeletal trauma according to ATLS protocols.
2. It outlines the steps of the primary and secondary survey which include assessing the airway, breathing, circulation, disability, and exposure, followed by a full medical history and physical exam.
3. Adjunct tests like x-rays, EKG and blood tests may be used to aid in diagnosis during the primary and secondary surveys. Ongoing monitoring and reevaluation is important along with definitive care.
1. The document discusses guidelines for emergency care of musculoskeletal trauma according to ATLS protocols.
2. It outlines the steps of the primary and secondary survey which include assessing the airway, breathing, circulation, disability, and exposure, followed by a full medical history and physical exam.
3. Adjunct tests like x-rays, EKG and blood tests may be used to aid in diagnosis during the primary and secondary surveys. Ongoing monitoring and reevaluation is important along with definitive care.
1. The document discusses guidelines for emergency care of musculoskeletal trauma according to ATLS protocols.
2. It outlines the steps of the primary and secondary survey which include assessing the airway, breathing, circulation, disability, and exposure, followed by a full medical history and physical exam.
3. Adjunct tests like x-rays, EKG and blood tests may be used to aid in diagnosis during the primary and secondary surveys. Ongoing monitoring and reevaluation is important along with definitive care.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 I. Gangguan Muskuluskeletal
A. Pengertian Gangguan Muskuluskeletal
Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang. Sistem muluskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian.
B. Jenis Cidera Muskuluskeletal, meliputi :
1. Sprain a. Definisi : Sprain merupakan terenggangnya atau robeknya ligamen yakni jaringan ikat yang menghubungkan dua atau lebih tulang dalam sebuah sendi, sprain paling sering terjadi di pergelangan kaki dan pergelangan tangan. b. Penyebab : Sprain dapat disebabkan karena jatuh, terpuntir, dan tekanan pada tubuh yang menyebabkan sendi bergeser. c. Gejala dan tanda : Nyeri, bengkak, memar, gerak sendi tidak stabil, kaku sendi, perdarahan. 2. Strain a. Definisi : Strain merupakan kerusakan otot atau tendon karena penarikan otot yang berlebihan atau kontraksi otot yang mendadak, penarikan ini bisa sebagian maupun seluruhnya. Strain sering terjadi di otot hamstring dan pinggang, selain itu juga pada tangan yakni lengan dan siku. b. Penyebab : Strain disebabkan terpuntir atau tertarik otot tendon secara berlebihan. c. Tanda gejala : Nyeri, keterbatasan gerak, kram otot, otot lemah, tanda peradangan, juga bisa menyebabkan hilangnya fungsi kerja otot apabila termasuk strain berat. 3. Dislocation a. Definisi : Dislokasi seperti kepala sendi keluar dari mangkok sendi, subluksasi, fraktur dislokasi, dan lain-lain. b. Penyebab : Dislokasi biasanya disebabkan oleh trauma berat, trauma ringan, dilokasi bisa mengenai seluruh sendi terapi yang paling sering terkena dislokasi adalah bahu, panggul, siku, lutut jari. c. Tanda gejala : Robek pada kapsul sendi otot, kerusakan pada syaraf, perdarahan dalam sendi, avaskular nekrosis kepala sendi, terganggunya pertumbuhan sendi. 4. Fraktur a. Definisi : Fraktur atau Patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja. b. Tanda gejala : Perubahan bentuk, nyeri dan kaku, terdengar suara berderik di daerah yang patah, pembengkakan, memar, ujung tulang terlihat, gangguan peredaran darah dan perdarahan.
II. Life Threatening Muskuluskeletal Trauma
A. ATLS guideline 1. Preparation Terdapat 2 persiapan yakni pre hospital dan inhospital. Prehospital meliputi beri tahu rumah sakit, perawatan jalan napas, kontrol perdarahan, imobilisasi pasien. Inhospital meliputi area resusitasi, peralatan, monitor, penanganan trauma. 2. Triage Pada kondisi darurat mengunakan ABC atau neurovaskuler dilakukan untuk fraktur femur atau femur terbuka. Pada kondisi urgent pada deformitas, kehilangan gerak, pembengkakan hebat atau nyeri. Pada kondisi yang tidak mendesak pada pembegkakan ringan dan tidak ada gangguan neurovaskuler. 3. Primary survey (ABCDE) Pengkajian awal yakni dengan ABCDE: airway, breathing and ventilation, circulation and bleeding control, disability:neurologic status, exposure/environmental control:complete undress the patient but prevent hypothermia. 4. Resuscitation Melindungi dan mengamankan jalan nafas, ventilasi dan oksigen, ventilasi perdarahan, terapi kejut yang kuat, lindungi hiptermia 5. Adjuncts to primary survey and resuscitation Yaitu mengecek TTV, EKG, 02, monitor AGD, pemasangan kateter urine dan NGT, hitung cairan urine, cek lateral c-spine, pelvis dan lakukan tes darah. 6. Secondary survey Meliputi pemeriksaan lengkap dan riwayat sebelumnya seperti riwayat penyakit, alergi penyakit, psikososial pasien, head to toe, pemeriksaan neurologis, terdapat pengkajian menggunakan AMPLE (allergy, Medication, Pathogen, Last Meal, serta Meal) dapat juga menggunakan DCAP- BLS- TIC (Deformities, Contusions, Abrasions, Penetrations, Burns, Lacerations, Swelling, Tenderness, Instability, Crepitus), bisa menggunakan Look, Listen and Feel. 7. Adjuncts to secondary survey Yakni pemeriksaan tambahan apabila diperlukan. 8. Continued post resuscitation monitoring and reevaluation Yakni melanjutkan pemantauan dan pemeriksaan ulang apabila diperlukan 9. Devinitive care Yakni pemberian perawatan yang pasti.