You are on page 1of 9

AKU, PEREMPUAN PEMBAHARU DAN CITA-CITAKU

FITRIYANI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat cinta dan berkat serta
anugerah-Nyalah tulisan ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, sebagai syarat
untuk bisa diwisuda sebagai Akademi Paradigta Tahun 2023 ini.
Setiap kali seseorang di tanya tentang keinginan akan kesuksesan, kebahagiaan,
kemenangan, kesenangan dan kejayaan, pastilah ia akan menjawabnya dengan ungkapan “ ya, saya
ingin sukses dan bahagia”. Tidak ada seorangpun yang mau gagal, mau menderita dan mau hidup
miskin serta bodoh.
Untuk mendapatkan jawaban di atas, hanya Paradigta yang bisa membuka jalan untuk kita
temukan kesuksesan, kemenangan, kejayaan dan kebahagiaan. Mempelajari modul demi modul
dalam Paradigta dan mendalaminya lewat bacaan dan video yang secara tidak langsung
menginspirasi kita dalam menggapai apa yang kita inginkan.
Saya sendiri, ketika di pandang sebelah mata oleh masyarakat tempat saya berada, di
Paradigta saya merasa di hargai, diakui dan di pahami, sehingga dengan semangat membara saya
ketika mau memulai sesuatu jadi lebih percaya diri.
Saya merasa bangga dan bersyukur mendapat dukungan dari teman- teman Akademi
Paradigta yang dengan semangatnya mendukung dan mendoakan saya. Semoga Tuhan
mendengarkan doa- doa kita untuk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan.
Ucapan terima kasih saya kepada:
1. Kepada kedua orang tua saya, Bapak Arsyad Ahmad dan Ibu Mariah Hasan, yang telah
menghadirkan saya di muka bumi ini, telah berjasa membesarkan saya sejak dari rahim
hingga detik ini dan saya menjadi manusia yang sangat berguna bagi keluarga pada
khususnya, dan nusa dan bangsa pada umumnya.
2. Kepada suamiku tercinta Fuadi Ahmad. Terima kasih atas segala dorongan, motivasi dan
dukungan selama saya sekolah di Akademi Paradigta.
3. Kepada anakku Fira, Putri, dan Nurul. Ibu berterimakasih kepada kalian walaupun malu
melihat ibu yang sudah tua mau sekolah lagi namun dikau semua adalah buah hatiku yang
tidak menolak keinginan ibu untuk sekolah di Paradigta.
4. Kepada Ibu Keusyik dan Kader-kader Jurong Mesjid yang telah mengajak saya untuk
mengikuti kelas PEKKA ini.
5. Kepada ibu Irzawati, Syukriah dan Juliani dan semua mentor yang telah banyak membantu
namun tidak bisa disebutkan satu persatu di sini, saya ucapkan terima kasih banyak, semoga
Tuhan membalas jasa anda sekalian.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

1.1. Identitas dan Data Diri

1.2. Latar Belakang

1.3. Harapan menjadi Akademia

1.4. Pelajaran yang Paling Disenangi


1.5. Perubahan yang Dirasakan

penutup

1. Kesan-Kesan

2. kesimpulan

3. Saran-Saran
1.1. Identitas dan Data Diri
Assalamu’alaikum Warahmatukkahi Wabarakatuh.
Perkenalkan nama saya Fitriyani. Sehari-hari saya dipanggil Fitri. Nama ibu saya
alm. Mariah binti Hasan dan ayah saya bernama arsyad bin Ahmad. Saya dilahirkan di desa
Jurong Mesjid Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie, Aceh, pada tanggal 6
Desember 1979, kami tiga bersaudara dan saya anak sulung. Saya mempunyai dua orang
adik satu perempuan dan satu lagi laki-laki. Alhamdulillah keduanya sudah menikah, adik
perempuanku tinggal bersama suaminya dan adik laki-laki hidup di perantauan ke negeri
seberang.
Saya masuk ke Sekolah Dasar pada tahun 1986 dan tamat pada tahun 1992 lalu
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SLTP) dan tamat pada tahun 1995. Setelah
lulus dari Sekolah Menengah Pertama saya tidak bisa melanjutkan studi lagi di bangku
Sekolah Menengah Atas karena terkendala di biaya. Jadi sebagai anak pertama saya harus
bekerja membantu orang tua untuk mencari nafkah untuk membiayai keluarga saya.
Selang tiga tahun saya menikah dengan suami yang juga berasal dari satu kampung.
Saya menikah pada tanggal 22 Juli 1998. Suami saya bernama Fuadi. Suami saya bekerja
sebagai buruh tani, dan saya hanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Alhamdulillah sekarang
saya sudah mulai membuka usaha kecil-kecilan membuat kue basah.
Sekarang saya sudah dikarunia tiga orang anak perempuan sebagai cahaya mata.
Alhamdulillah anak perempuan saya yang pertama sudah sarjana, dia mendapat gelar
saarjana pada tahun 2021 tepanya pada saat Covid-19. Anak perempuan saya yang kedua
sekarang sedang menempuh pendidikan S-1 di Kampus UIN ar-Raniry Banda Aceh. Dan
anak yang ketiga sekarang lagi menempuh pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Kembang Tanjong.

1.2. Latar Belakang


Saya termotivasi untuk ikut Akademia Paradigta adalah karena diajak oleh salah
satu kader, saya mendengar penjelasan kader yang bahwa nanti disana kita akan diajarkan
bagaimana cara bertingkah laku dalam bermasyarakat, dan bagaimana cara membangun
keluarga yang harmonis. Saya sangat tertarik untuk belajar sambil mengisi waktu luang
karena katanya kita belajar setelah zuhur sampai ashar. Ketika saya minta izin pada suami,
mula-mula suami saya tidak merespon dan alhamdulillah setelah saya mengikuti pertemuan
pertama dengan para mentor dan saya pun menceritakan materi yang diajarkan kepada
suami saya bahwasanya materinya sangat menarik dan bermanfaat untuk keluarga, barulah
disini saya mendapat lampu hijau dari suami.
Saya ingin membekali diri dengan ilmu agar saya bisa menerapkan dalam tugas
saya sebagai ibu rumah tangga. “Belajar Sepanjang Hayat, Sekolah Di Ujung Waktu”
membangkitkan semangat saya untuk terus melangkah maju menggapai harapan dan cita-
cita meski usia semakin menuju ke arah senja. Tepat sekali dengan sebuah kata yang dalam
bahasa Jawa Kuno berarti “Perempuan Yang Berdiri Tegak”, diperkuat lagi dengan UU
Nomor 6 tahun 2014 tentang desa memberikan peluang kepada Ina-ina untuk ikut terlibat
membangun desa. Makanya saya sangat bersemangat dalam mengikuti setiap materi yang
diberikan oleh para mentor karena disamping saya mendapatkan ilmu yang sangat
bermanfaat, kita juga bisa saling sharing bersama teman-teman. Setiap selesai satu pokok
bahasan kami selalu disuruh review kembali di depan. Pertama kali saya tidak berani
tampil di depan karena tidak percaya diri dan malu, tapi alhamdulilah sekarang sudah
berani untuk tampil. Dan saya bercita-cita setelah saya belajar di Akademia Paradigta saya
ingin menerapkan ilmu apa yang saya pelajari di dalam keluarga saya dan masyarakat di
lingkungan sekitar saya.
Saya sangat prihatin dengan masyarakat di sekitar saya karena masyarakat masih
membuang sampah sembarangan, mereka membuang sampah di pinggir sungai dan ke
sungai. Padahal tanpa kita sadari di dalam sungai masih ada makhluk hidup lain, dan tanpa
disadari sungai ikut tercemar gara-gara ulah tangan jahil kita.
Jadi setelah kami melakukan sosialisasi dengan teman-teman kelompok dan para
mentor kami diajarkan cara memilah sampah yang benar, yaitu dengan memisahkan
sampah plastik dengan sampah yang basah. Alhamdulillah di rumah saya sudah
menerapkan untuk membuang sampah secara terpisah ke dalam tempat sampah yang
berbeda. Walaupun kadang-kadang masih lupa, tapi saya tetap menerapkannya secara
bertahap.
Kami juga sudah bersosialisasi dengan masyarakat, pak Keuchik dan aparat desa
dan pak Camat tentang sampah, dan mereka merespon dengan baik dan rencananya akan
dibagikan tempat pembuangan sampah di setiap lorong.
Dan cita-cita saya satu lagi adalah ingin membangun perekonomian keluarga saya.
Saya ingin membangun usaha membuat kue basah agar lebih terkenal untuk membantu
perekonomian keleuarga. Alhamdulillah sekarang usaha saya sudah berjalan satu tahun
lebih dan sekarang sudah ada yang pesan ke rumah, kalau dulu hanya saya titipkan di
warung. Saya sangat termotivasi dengan pokok bahasan dari materi ara yang menyukai
ternak lembu, Ana Luftan.

1.3. Harapan Menjadi Akademia


Harapan saya menjadi akademia adalah saya ingin membuka mata masyarakat di
sekitar saya agar mereka lebih tanggung jawab lagi dalam membuang sampah pada
tempatnya, karena sekarang ini gara-gara mereka membuang sampah sembarangan desa
menjadi tidak bersih, sampah berseraka dimana-mana dan masih banyak yang membuang
sampah ke sungai, ke saluran air sehingga sampah disana menumpuk dan menimbulkan
bau yang tidak sedap dan lingkungan menjadi kotor. Jadi saya ingin agar masalah sampah
ini bisa diatasi dan memohon dukungan-dukungan dan juga bantuan dari orang-orang
sekitar sehingga kita bisa menjadikan kampung kita menjadi desa yang bersih.
Harapan saya juga ingin membuka mata masyarakat bahwa sisa dana dari TPK
Desa seharusnya di sampaikan kepada masyarakat secara transparan untuk kelanjutan
pembangunan di desa. Saya juga ingin menjelaskan pada masyarakat bahwa UU RI Nomor
25 tentang pelayanan publik, UU RI Pasal 31 tentang pendidikan, Pasal 33 UUD 1945
tenteng ekonomi dan kekayaan alam, dan bahwa rakyat adalah pemegang kekuasaan
tertinggi.
Harapan saya juga selama menjadi Akademian agar saya bisa memberikan ilmu
yang saya dapatkan ini kepada keluarga saya dan kepada perempuan-perempuan yang ada
di desa saya agar mereka juga bisa mengkoordinir keluarganya dengan benar dan menjadi
lebih baik lagi bagi kehidupan mereka dan keluarga mereka masing-masing dan mereka
juga bisa membuat perubahan di bidang keahliannya masing-masing dalam meningkatkan
pola asuh dalam keluarga.
Dan harapan terbesar saya adalah apabila saya sudah menyelesaikan Akademia saya
ingin sekali menerapkan ilmu yang saya dapatkan ini untuk kesejahteraan keluarga
terutama anak-anak saya agar menjadi pembaharu dan menjadi anak yang bisa
membahagiakan keluarganya terutama orang tua dan juga agar bisa menjadi contoh bagi
anak-anak disekitarnya. Dan saya sangat berharap agar masyarakat di desa saya bisa
menjadi keluarga-keluarga pembaharu di masa-masa yang akan datang, agar kampung kita
bisa bersih dari sampah, dan menjadi kampung yang asri.

1.4. Pelajaran yang Paling Disenangi


Pelajaran yang paling saya senangi adalah aku perempuan dan kepemimpinan.
Setiap kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri, untuk anak-anak dalam keluarga kita.
Perempuan berperan menjadi ibu dalam rumah tangga, perempuan yang memasak,
mencuci, membereskan rumah, dan merawat anak-anak, malahan sekarang perempuan
sudah pandai mencari uang layaknya laki-laki. Peran perempuan sangat banyak dalam
rumah tangga.
Misalnya seperti ana yang harus mengambil air dari tempat yang jauh dengan
berjalan kaki sampai akhirnya dia tidak kuat lagi dan meminta suaminya untuk
mengangkut air dan suatu hari saat suaminya pulang dari ladang melihat Ana yang sudah
siap dengan koper, suaminya langsung bertanya mau kemana, dan Ana menjawab bahwa
dia mau pulang ke rumah orang tuanya. Dia sudah tidak sanggup lagi dan merasa capek
harus mengurus bayi ditambah lagi mengambil air ditempat yang jauh. Pada akhirnya
Sohari suaminya mau mengangkut air walaupun harus melanggar aturan di suku Massai
demi kebutuhan rumah tangganya.
Dia membeli sepeda untuk mengambil air dan beberapa tetangganya mengolok-
olok Sohari mereka mengatakan dia mengerjakan pekerjaan perempuan, namun beberapa
minggu kemudian beberapa orang tetangganya mulai mengikuti jejak Sohari untuk
mengambil air. Namun lama-kelamaan mereka merasa bosan juga, dan mereka berencana
untuk membangun tempat penadah air hujan dan membangun saluran air untuk mengaliri
air bersih ke desa mereka. Saya ingin agar para suami di desa saya agar bisa mengikuti
jejak Sohari untuk membantu dan meringankan pekerjaan istri.
Materi yang paling saya sukai adalah pokok bahasan 2.1. dengan tema keadilan
dalam keluarga, dimana disitu membahas siapa saja yang ada dalam keluarga kita seperti
istri, suami, anak, ibu dan mereka mempunyai peranan masing-masing dalam keluarga, dan
juga dijelaskan bagaimana cara kita harus bersikap adil. Kita harus adil dalam
memperlakukan laki-laki dan perempuan harus sama. Misalnya kita mempunyai 2 orang
anak perempuan, maka kita harus adil dalam segala hal. Setelah saya sekolah di paradigta
ini saya ingin menerapkan pola ini dalam keluarga saya.
Dari sekian banyak materi yang saya pelajari selama sekolah paradigta ini
semuanya saya sukai dan bisa memberikan motivasi untuk saya dalam membuat
perubahan. Ada satu pokok bahasan yang paling membuat saya tertegun yaitu tentang
perempuan dan cita-cita. Ada satu kata kunci untuk meraih cita-cita yang kita dambakan
yaitu berani bermimpi dan berani beraksi untuk menggapai impian. Mimpi yang besar akan
membuat sang pemimpi selalu terpacu untuk beraktivitas, memiliki visi misi, sabar, kreatif,
berusaha sekuat tenaga, tekun dan pantang menyerah, tidak mudah putus asa. Orang yang
memiliki mimpi yang besar tidak pernah merasa malu dengan cemoohan orang lain
terhadap dirinya. Ia menganggap bahwa dirinya yang lebih mengerti akan impian
hidupnya.
Oleh karena itu walaupun kodrat kita sebagai perempuan maka jangan takut untuk
bermimpi karena impian laksana magnet yang akan menarik kebahagiaan yang setiap saat
kita harapkan. Orang-orang sukses adalah orang-orang yang memiliki mimpi besar dan
mereka juga mau menghargai impian orang lain. Henry Ford seorang pendiri industri
otomotif pernah berkata “jika anda mengatakan bisa, anda benar. Jika anda mengatakan
tidak bisa, anda juga benar”, demikianlah law of spiritual attraction akan bekerja. Ia mau
menarik apapun sesuai dengan keinginan sang empunya magnet.
Materi yang paling sulit saya pahami yaitu pokok bahasan 3.4. dengan tema
mengorganisir kampung pembaharu, itu masih sangat sulit terwujud misalnya masalah
sampah, masih banyak sekali warga yang membuang sampah ke pinggir sungai dan
menimbulkan bau yang tidak sedap. Walaupun kita selalu mengingatkan jangan membuang
sampah sembarangan karena bisa menimbulkan penyakit. Dan juga warga yang
memelihara ternak, misalnya lembu kalau bisa di malam hari dimasukkan ke kandang agar
yang berkeliaran di kampung karena kotorannya dimana-mana. Dan satu lagi harapan saya
kepada aparat desa agar bisa mengingatkan kepada warganya supaya jangan membuang
sampah sembarangan.

1.5. Perubahan yang Dirasakan


Perubahan yang saya rasakan setelah kurang lebih 3 bulan saya belajar di sekolah
paradigta adalah saya menjadi termotivasi untuk membuat perubahan-perubahan yang saya
terapkan, terutama pada kehidupan diri saya sendiri dan pada keluarga saya contohnya saya
harus mendidik anak-anak agar lebih tepat waktu ketika mau shalat, dan cara bersikap di
dalam keluarga mereka harus saling bantu-membantu.
Yang kedua saya akan mengajarkan kepada anak-anak agar jangan membuang
sampah sembarangan atau membuangnya ke sungai, supaya tidak terjadi pencemaran
sungai. Sampah harus dipilah terlebih dahulu dan kita menyediakan tong sampah yang
berbeda misalnya sampah plastik di buang ke tong sampah yang beda dari sampah yang
basah. Dan sampah yang kering bisa diberikan kepada binatang ternak layaknya dedaunan.
Dan sambah basah seperti nasi dan kulit buah-buahan bisa dikasih kepada tetangga jika
tidak memiliki ternak sendiri.
Perubahan yang paling besar saya rasakan adalah saya lebih memahami
pengalaman hidup dan perubahan perempuan sebagai pemimpin perubahan dalam
keluarga, bagaimana cara saya bersikap terhadap keluarga saya dan memahami nilai-nilai
keadilan di dalam keluarga dan memiliki cita-cita , dan memahami nilai-nilai keadilan
dalam keluarga, pola pengasuhan anak, dan cara mendidik anak agar memahami nilai-nilai
keadilan, dan bisa membagi waktu dengan baik, dan alhamdulillah anak-anak saya
sekarang sudah memahami bagaimana cara memanage waktu dengan tepat.
Itulah perubahan yang sudah saya terapkan di dalam keluarga saya setelah saya
mengikuti kelas paradigta. Semoga bisa bermanfaat dan bisa dibagikan kepada keluarga
lain yang belum bisa mengikuti kelas akademia paradigta. Dan semoga cita-cita saya bisa
terwujud dari sekian banyak materi yang sudah diajarkan oleh para mentor di akademia
paradigta dan banyak ilmu-ilmu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan kita dan
masyarakat. Saya sangat senang dan bahagia bisa mempelajari ilmu-ilmu yang positif dan
sangat bermanfaat untuk kehidupan bermasyarakat dan bisa saya terapkan di dalam
kehidupan sehari-hari dan untuk memotivasi mereka agar bisa melakukan sebuah
perubahan bagi keluarganya maupun orang luar ke arah yang lebih baik.

PENUTUP
1. Kesan-Kesan
Kesan-kesan saya selama mengikuti kelas akademia paradigta adalah saya bisa
berkumpul bersama akademia yang berasal dari desa lain. Saya bisa sharing bersama
teman-teman dan para mentor. Saya juga sudah lebih berani untuk tampil di depan teman-
teman yang dulunya saya tidak berani. Saya bisa curhat sama teman-teman bagaimana cara
kita membimbing dan mengarahkan keluarga saya agar bisa menjadi keluarga pembaharu.

2. Kesimpulan
Seorang perempuan pembaharu harus bisa mengorganisir keluarganya dan
masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif. Cita-cita saya agar keluarga
saya bisa menjadi contoh untuk masyarakat sekitar. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan
atay pelatihan-pelatihan yang bermanfaat bai keluarga dan masyarakat.

3. Saran-Saran
- Jangan menganggap bahwa perempuan tidak bisa bersekolah tinggi dan
tugasnya hanya bisa mengurus rumah, dan mengurus anak saja karena
perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dan sama-
sama menjadi pemimpin untuk anak-anak mereka di dalam rumah tangga.
- Teruslah memoivasi orang-orang yang ada di sekitar kita agar jangan cepat
menyerah untuk melakukan perubahan agar menjadi keluarga yang sejahtera
dan mendidik anak-anak kita menjadi lebih paham dan mengerti arti
pembaharu.
- Teruslah berusaha dan mengajak masyarakat agar jangan membuang sampah
sembarangan tempat, dan aparatur desa harus membuat tong sampah yang
layak. Dan teruslah berusaha membangun kampung yang bersih dan asri.

You might also like