You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

STUDI MANAJEMEN PERUBAHAN ORGANISASI POST-TRANSFORMASI PT


ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN PADA KCU SEMARANG
Riyan Aprilatama*), Anneke Suparwati**), Putri Asmita Wigati**)

*)
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, **)Dosen
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

Email :aprilatamaformer@gmail.com

ABSTRACT
Transformation of PT Askes (Persero) become BPJS Kesehatan in Indonesia
was certainty of The Republic Indonesia Act Number 24 2011 about the
Indonesia institution of social security (known on Bahasa as Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial). The transformation made up to branch office
changes which were structure, strategy, human resource and system of
information.
The research aimed to describe and analyze the change management there at
Semarang branch office of Indonesia BPJS Kesehatan. This research used
qualitative method, and in-depth interview and observation for data collecting
method. Respondents, or the subject of the research were the Head and Staffs of
Primary Health Care Management Unit.
The result of the research showed that the structure changes are the
nomenclature of units and anew unit adding. Strategy changes are the promotion
intensificating, outsourcing adding, and the orderly premium administration. The
change of human resource is the number adding. While the changes of system of
information icludes the change of software and the launch of P-Care application.

The change management there done by three steps. First, the preparation step.
Second the transition and the last continuing step. The change management has
been succed enough because of coersif-power approach that the Government
and the central office of BPJS Kesehatan mostly contributed by the rules needed.

Keyword : BPJS Kesehatan, Organizational Change, Change Management


Bibliography : 40 (1997 – 2014)

PENDAHULUAN Azasi Manusia (HAM). Pasal 25 Ayat


Hak tingkat hidup yang (1) Deklarasi HAM menyatakan
memadai untuk kesehatan dan bahwa setiap orang berhak atas
kesejahteraan adalah hak asasi derajat hidup yang memadai untuk
manusia dan di antara yang paling kesehatan dan kesejahteraan dirinya
mendasar. Hak tersebut diakui oleh dan keluarganya termasuk hak atas
segenap bangsa-negara di dunia – pangan, pakaian, perumahan dan
tidak terkecuali oleh Indonesia. perawatan kesehatan serta
Pengakuan itu tercantum dalam pelayanan sosial yang diperlukan
Deklarasi Perserikatan Bangsa- dan berhak atas jaminan pada saat
Bangsa tahun 1948 tentang Hak menganggur, menderita sakit, cacat,

60
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menjadi janda/duda, mencapai usia dan tidak mampu diberikan fasilitas


lanjut atau keadaan lainnya yang pelayanan melalui Jaminan
mengakibatkan kekurangan nafkah, Kesehatan Masyarakat
yang berada di luar kekuasaannya.1 (Jamkesmas) dan Jaminan
Di Indonesia, hak asasi warga Kesehatan Daerah (Jamkesda).2
negara atas kesehatan diakui secara Namun demikian, skema-skema
legal-formal oleh negara terutama jaminan tersebut masih
dalam falsafah dan dasar negara terfragmentasi. Biaya kesehatan dan
Pancasila. Sila ke-5 Pancasila. Hak mutu pelayanan menjadi sulit
ini juga termaktub dalam Undang- terkendali.2
Undang Dasar (UUD) 1945 pasal Untuk mengatasi permasalahan
28H dan pasal 34 dan diatur dalam tersebut, pada tahun 2004
Undang-Undang (UU) Nomor 23 pemerintah menerbitkan UU Nomor
Tahun 1992 yang kemudian diganti 40 tentang Sistem Jaminan Sosial
dengan UU Nomor 36 Tahun 2009 Nasional (SJSN). UU Nomor 40
tentang Kesehatan. Dalam UU Tahun 2004 mengamanatkan bahwa
Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 4 jaminan sosial wajib bagi seluruh
hingga Pasal 13 ditegaskan bahwa penduduk, termasuk Jaminan
setiap orang mempunyai hak yang Kesehatan Nasional (JKN) melalui
sama dalam memperoleh akses atas suatu Badan Penyelenggara
sumber daya di bidang kesehatan Jaminan Sosial (BPJS).5 Pelayanan
dan memperoleh pelayanan jaminan kesehatan diselenggarakan
kesehatan yang aman, bermutu, dan melalui program Jaminan Kesehatan
terjangkau.2 Nasional (JKN) oleh BPJS
Untuk mewujudkan amanat Kesehatan per 1 Januari 2014
konstitusi dan komitmen global sesuai dengan Peraturan
tersebut, kewajiban tersebut di Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
antaranya ditunaikan dalam bentuk tentang Penerima Bantuan Iuran
pelayanan jaminan kesehatan oleh (PBI); Peraturan Presiden Nomor 12
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tahun 2013 tentang Jaminan
penyelenggara jaminan sosial sejak Kesehatan; dan Peta Jalan JKN
terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) (Roadmap Jaminan Kesehatan
2
Nomor 6 Tahun 1992 yang Nasional).
mengamanatkan perubahan atas Sementara secara organisasi
Perusahaan Umum (Perum) Husada pelaksana JKN, UU Nomor 24
Bhakti menjadi PT Askes (Persero).4 Tahun 2014 juga mengatur adanya
PT Askes (Persero) perubahan PT Askes (Persero)
menyelenggarakan jaminan menjadi BPJS Kesehatan melalui
kesehatan melalui mekanisme transformasi. Transformasi PT
asuransi sosial kepada Pegawai Askes (Persero) menjadi BPJS
Negeri Sipil (PNS), penerima Kesehatan pada dasarnya hanya
pensiun, veteran dan pegawai bersifat structural change.
swasta yang mendaftarkan diri.4 Perubahan tersebut membawa
Sementara untuk masyarakat miskin dampak perubahan organisasi

61
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

hingga tingkat kantor cabang yang Manajemen perubahan yang


meliputi perubahan struktur, strategi, dilakukan terbagi menjadi tiga
sumber daya manusia (SDM) dan tahapan yaitu tahap persiapan,
tekhnologi informasi. tahap transisi dan tahap
Peneliti ingin mengetahui keberlanjutan. Manajemen
perubahan organisasi dan perubahan organisasi PT Askes
manajemen perubahan pada KCU (Persero) menjadi BPJS Kesehatan
Semarang BPJS Kesehatan pasca
cukup berhasil karena lebih
transformasi PT Askes (Persero)
sejak 1 Januari 2014. menggunakan pendekatan koersif-
kekuasaan, di mana kantor pusat
METODE PENELITIAN BPJS Kesehatan dan pemerintah
Penelitian ini merupakan Indonesia mengeluarkan kebijakan-
penelitian eksploratif (exploratory kebijakan yang membantu
research) yang dilakukan dengan organisasi mengantisipasi resistensi
teknik survei dan wawancara dan kesulitan adaptasi karyawan.
mendalam menggunakan
pendekatan kualitatif. Responden PEMBAHASAN
penelitian adalah satu orang Perubahan struktur organisasi
informan utama yaitu Kepala Unit PT Askes (Persero) menjadi BPJS
Manajemen Pelayanan Kesehatan Kesehatan, secara mendasar,
Primer (MPKP) KCU Semarang sebagaimana telah dijelaskan
BPJS Kesehatan, dan dua orang sebelumnya dalam Bab Hasil,
staf Unit MPKP KCU Semarang adalah perubahan bentuk badan
BPJS Kesehatan sebagai informan hukum organisasi penyelenggara
triangulasi. Pengumpulan data jaminan sosial kesehatan tersebut.
dilakukan melalui indepth interview Perubahan yang dimaksud adalah
dan observasi. perubahan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Persero menjadi
HASIL PENELITIAN Badan Hukum Publik (BHP).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perubahan struktur meliputi Semula, sebagai BUMN
perubahan nama unit, penambahan Persero penyelenggara program
unit dan satu staf khusus serta dua jaminan sosial kesehatan, PT Askes
kantor perwakilan. Perubahan (Persero) adalah badan privat yang
strategi meliputi intensifikasi terdiri dari persekutuan modal dan
sosialisasi, penambahan jumlah bertanggung jawab kepada
SDM kontrak, dan tata-kelola tertib pemegang saham. Sebagai BUMN
pembayaran premi. Perubahan SDM Perseroan, semula PT Askes
mencakup penambahan jumlah (Persero) bertindak sesuai dengan
SDM. Sedangkan perubahan kewenangan yang diberikan oleh
tekhnologi informasi meliputi dan sesuai dengan keputusan
perubahan software menu pemilik saham yang tergabung
kepesertaan dan pembuatan aplikasi dalam Rapat Umum Pemegang
P-Care. Saham (RUPS).38

62
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Sebagai badan hukum privat, melakukan pengawasan atas


BUMN Persero tidak didirikan oleh pelaksanaan tugas BPJS
penguasa Negara dengan Undang- Kesehatan, sedangkan Direksi
Undang, melainkan ia didirikan oleh mempunyai fungsi melaksanakan
perseorangan selayaknya penyelenggaraan kegiatan
40
perusahaan umum lainnya, operasional BPJS. Anggota Direksi
didaftarkan pada notaris dan diberi diangkat dan diberhentikan oleh
keabsahan oleh Kementerian Presiden.40 Berbeda dengan Dewan
Hukum dan HAM. Menteri Pengawas BUMN Persero, Dewan
mendirikan persero setelah Pengawas BPJS Kesehatan
berkonsultasi dengan Presiden dan ditetapkan oleh Presiden. Pemilihan
setelah dikaji oleh Menteri Teknis Dewan Pengawas BPJS dilakukan
dan Menteri Keuangan.39 oleh Presiden dan DPR. Presiden
memilih anggota Dewan Pengawas
Sebaliknya, pendirian BPJS dari unsur Pemerintah, sedangkan
Kesehatan dilakukan oleh penguasa DPR memilih anggota Dewan
Negara dengan Undang-undang, Pengawas dari unsur Pekerja, unsur
yaitu UU No.40 Tahun 2004 dan UU Pemberi Kerja dan unsur tokoh
No.24 Tahun 2011. Pendirian BPJS masyarakat.
Kesehatan tidak didaftarkan pada
notaris dan tidak perlu pengabsahan Sebagai badan hukum privat,
dari lembaga pemerintah.40 PT Askes (Persero) tidak memiliki
kewenangan publik yang
Sebagai perbandingan, dalam seharusnya dimiliki oleh badan
BUMN Persero dikenal RUPS yang penyelenggara jaminan sosial.
adalah organ Persero yang Hambatan utama yang dialami PT
memegang kekuasaan tertinggi Askes (Persero) adalah
wewenang lain yang tidak diberikan ketidakefektifan penegakan hukum
kepada Direksi atau Komisaris. jaminan sosial karena ketiadaan
Transformasi kelembagaan kewenangan untuk mengatur,
mengeluarkan BPJS Kesehatan dari mengawasi maupun menjatuhkan
tatanan Persero PT Askes yang sanksi kepada peserta.41
berdasar pada kepemilikan saham Sebaliknya, BPJS Kesehatan selaku
dan kewenangan RUPS menuju badan hukum publik memiliki
tatanan badan hukum publik sebagai kekuasaan dan kewenangan untuk
pelaksana amanat konstitusi dan mengatur publik melalui
peraturan perundangan kewenangan membuat peraturan-
sebagaimana disinggung di atas. peraturan yang mengikat publik.
Maka RUPS tidak dikenal dalam
organ BPJS. Sebagai badan hukum publik,
BPJS Kesehatan wajib
Organ BPJS Kesehatan menyampaikan pertanggungjawaban
selanjutnya terdiri dari Dewan atas pelaksanaan tugasnya kepada
Pengawas dan Direksi. Dewan pejabat publik yang diwakili oleh
Pengawas mempunyai fungsi

63
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Presiden. BPJS Kesehatan d. Unit Keuangan menjadi


menyampaikan kinerjanya dalam Unit Keuangan dan
bentuk laporan pengelolaan program Penagihan Premi.
dan laporan keuangan tahunan yang Adapun penambahan unit dan
telah diaudit oleh akuntan publik organ lain sebagai berikut:
kepada Presiden, dengan tembusan
kepada Dewan Jaminan Sosial a. Penambahan Unit
Pemasaran
Nasional (DJSN), paling lambat
b. Penambahan Staff
pada tanggal 30 Juni setiap Kepatuhan dalam Unit
tahunnya. Umum, SDM dan TI.
c. Penambahan dua liason
Perubahan terakhir dari officer di bawah Unit
serangkaian proses transformasi Pemasaran.
badan penyelenggara jaminan sosial
adalah perubahan budaya Sebagai catatan, dua organ
organisasi. Reposisi kedudukan disebutkan paling terakhir adalah
peserta dan kepemilikan dana dalam buah kebijakan perubahan struktur
tatanan penyelenggaraan jaminan di tingkat kantor cabang, di mana
sosial mengubah perilaku dan adalah bagian dari upaya pada
kinerja badan penyelenggara. BPJS tingkat cabang untuk menyelesaikan
Kesehatan wajib memisahkan aset masalah perubahan yang ada.
BPJS dan aset Dana Jaminan Perubahan Unit MPU menjadi
Sosial.40 Hal ini karena aset Dana Unit MPKP, Unit MK menjadi Unit
Jaminan Sosial bukan merupakan MPKR, Unit Kepesertaan menjadi
aset BPJS Kesehatan.40 Penegasan Unit Kepesertaan dan Pelayanan
ini untuk memastikan bahwa Dana Pelanggan, dan Unit Keuangan
Jaminan Sosial merupakan dana menjadi Unit Keuangan dan
amanat milik seluruh peserta yang Penagihan Premi adalah kebijakan
tidak merupakan aset BPJS kantor pusat BPJS Kesehatan.
Kesehatan. Sebagai kebijakan kantor pusat,
BPJS Kesehatan mengalami perubahan unit-unit ini seragam
perubahan nama unit-unit sebagai dilakukan di seluruh kantor cabang
berikut: yang ada di Indonesia.
Sebagaimana dinyatakan informan
a. Unit Manajemen Provider penelitian, perubahan unit-unit ini
dan Utility (MPU) menjadi tidak membawa dampak perubahan
Unit Manajemen Pelayanan terhadap aspek-aspek pembentuk
Kesehatan Primer (MPKP).
struktur organisasi.
b. Unit Manajemen Klaim
(MK) menjadi Unit Sebagaimana empat unit
Manajemen Pelayan
tersebut di atas, pembentukan Unit
Rujukan (MPKR).
c. Unit Kepesertaan menjadi Pemasaran juga merupakan
Unit Kepesertaan dan kebijakan kantor pusat BPJS
Pelayanan Pelanggan. Kesehatan. Unit Pemasaran adalah

64
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

unit yang samasekali baru atau tahapan yaitu fase persiapan, fase
belum pernah ada pada bentuk transisi dan fase keberlanjutan.
organisasi terdahulu (PT Askes). Keterangan yang didapat dari
Pembentukan unit ini ditujukan untuk informan menyatakan bahwa proses
melakukan fungsi sosialisasi- perubahan organisasi pada KCU
komunikasi dan jejaring kepesertaan Semarang BPJS Kesehatan dimulai
dengan Badan-Badan Usaha yang dari fase persiapan. Fase ini
ada di wilayah kerja KCU Semarang. berlangsung selama 6 bulan
Unit ini praktis tidak dimiliki oleh PT terhitung mundur dari tanggal 1
Askes (Persero) yang pesertanya Januari 2014. Dalam fase ini,
adalah individu atau perorangan. pimpinan melakukan indoktrinasi
kepada para bawahan mengenai
Penambahan Staf Kepatuhan pentingnya perubahan organisasi PT
dalam Unit Umum, SDM dan TI serta Askes (Persero) menjadi BPJS
pembentukan dua liason officer di Kesehatan. Organisasi juga
bawah Unit Pemasaran adalah menjalankan fase penting di mana
kebijakan kantor cabang yang seluruh hasil-hasil perubahan yang
diambil untuk menyelesaikan dapat dinilai dewasa ini
masalah di tingkat lokal-regional. direncanakan dan dipersiapkan.
Staf Kepatuhan dibentuk untuk Antara lain, diselenggarakan
melakukan fungsi penertiban pelatihan-pelatihan dan simulasi
administrasi pembayaran premi oleh sistem kerja yang baru lengkap
peserta, berkoordinasi dengan Unit berikut sumber-sumber konflik dalam
Keuangan dan . Jika dibutuhkan, pekerjaan yang memungkinkan
petugas pada organ ini dapat seperti misalnya, ledakan jumlah
menggunakan cara-cara keras yang pendaftar pada loket pendaftaran.
dibenarkan.
Fase berikutnya adalah fase
Sementara dua liason officer di transisi, yaitu fase di mana, menurut
bawah Unit Pemasaran dibentuk keterangan informan, para karyawan
untuk optimalisasi jejaring KCU Semarang BPJS Kesehatan
kepesertaan dari unsur Peserta melakukan penyesuaian terhadap
Pemberi Upah, dalam hal ini badan- praktek langsung sistem kerja baru
badan usaha. Penempatannya, setelah tanggal 1 Januari 2014.
liason officer ditempatkan Fase ini diwarnai dengan kendala-
terkonsentrasi pada kawasan kendala karena pekerja masih
industri Kota Semarang, yaitu di menyesuaikan dengan sistem kerja
kawasan Kaligawe, Semarang Timur dan ritme kerja baru. Peningkatan
dan di kawasan Tugurejo, Semarang jumlah peserta membuat beban
Barat. kerja juga meningkat yang
Manajemen perubahan meniscayakan meningkatnya tugas-
tugas dan ritme kerja para pekerja.
organisasi PT Askes (Persero)
menjadi BPJS Kesehatan pada KCU
Semarang dilakukan dengan tiga

65
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Fase terakhir adalah fase 3) Mengembangkan visi dan


keberlanjutan di mana para pekerja strategi
sudah dapat menguasai sistem kerja 4) Mengkomunikasikan visi
perubahan
baru dan mulai terbiasa dengan
5) Memberdayakan banyak
ritme kerja yang meningkat sejurus orang untuk melakukan
peningkatan jumlah peserta. Fase ini tindakan
dimulai dari bulan April tahun 2014 6) Menghasilkan keuntungan
dan pada saat penelitian ini jangka pendek.
dilakukan, informan menyatakan 7) Mengkonsolidasikan
bahwa organisasi sudah dalam pencapaian-pencapaian
dan menghasilkan lebih
kondisi mapan.
banyak perubahan.
8) Mencanangkan
Dalam menjalankan manajemen
pendekatan-pendekatan
perubahan, Kepala Cabang Utama baru dalam kultur.
Semarang tentu berpegang terhadap Pada hakikatnya, manajemen
kebijakan tersebut meskipun secara perubahan KCU Semarang BPJS
taktis, pola-pola manajerial yang Kesehatan dapat dijelaskan melalui
diterapkan dapat berbeda-beda. pendekatan-pendekatan dan model-
model yang beririsan. Benang merah
Dalam penelitian ini, terungkap
yang dapat ditarik dari penjelasan
bahwa sebagaimana telah
tersebut adalah bahwa perubahan
dijelaskan, pendekatan manajemen
yang terjadi pada KCU Semarang
perubahan organisasi yang
BPJS Kesehatan dikelola dengan
digunakan oleh KCU Semarang
manajemen yang mempunyai pola-
adalah pendekatan koersif-
29 pola khas disesuaikan dengan
kekuasaan. Pendekatan ini pada
masalah dan tantangan perubahan
dasarnya mengetengahkan
pada tingkatan kantor cabang BPJS
kepatuhan, sehingga memanfaatkan
Kesehatan.
pimpinan. Pendekatan ini efektif jika
karyawan mengakui kepakaran dan Selanjutnya, penulis melakukan
keabsahan pihak yang menjalankan identifikasi faktor pendorong dan
kekuasaan. Butuh pemimpin yang faktor penghambat perubahan
tegas, adil dan mampu mengayomi organisasi KCU Semarang BPJS
bawahan. Kesehatan. Sebagaimana
keterangan informan dan
Manajemen perubahan organisasi
pengamatan penulis, terdapat
KCU Semarang, dengan merujuk
beberapa faktor yang merupakan
keterangan informan penelitian,
kekuatan perubahan organisasi KCU
dapat dijelaskan dengan model teori
Semarang BPJS Kesehatan, yaitu:31
John. P. Kotter yaitu :
Faktor pendukung perubahan
1) Menetapkan makna
organisasi PT Askes (Persero)
urgency
menjadi BPJS Kesehatan pada KCU
2) Membentuk koalisi
Semarang dapat dikategorikan
pengarah
menjadi faktor internal dan faktor

66
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

eksternal. Faktor internal antara lain menjadi BPJS Kesehatan pada


adalah (1) Perubahan produk KCU Semarang, adalah
layanan, (2) Perubahan struktur resistensi sebagian karyawan
organisasi KCU Semarang, dan (3) pada saat permulaan perubahan
Penggunaan tekhnologi baru. karena adanya kebingungan
Sedangkan faktor eksternal antara serta kesulitan penggunaan
lain (1) Kebijakan pemerintah, dalam sistem informasi baru.
hal ini terkait dengan tidak adanya
pemutusan hak kerja (PHK) bagi
karyawan lama KCU Semarang PT SARAN
Askes (Persero), dan (2) Kemajuan
tekhnologi yang memungkinkan 1. Untuk KCU Semarang BPJS
penggunaan tekhnologi informasi Kesehatan
bagi organisasi. a. Supaya mencanangkan
pendekatan-pendekatan baru
Adapun faktor penghambat dalam kultur yang telah
perubahan organisasi PT Askes mapan sehingga lebih
(Persero) menjadi BPJS Kesehatan banyak terobosan yang
pada KCU Semarang, antara lain dimungkinkan.
adalah resistensi sebagian karyawan b. Memaksimalkan faktor
pada saat permulaan perubahan pendukung perubahan untuk
karena adanya kebingungan serta meningkatkan pelayanan
kesulitan penggunaan system pelanggan, memacu motivasi
informasi baru yang dicanangkan para karyawan dan
organisasi. meningkatkan cakupan
kepesertaan.
SIMPULAN c. Dapat mengantisipasi adanya
ancaman hambatan dari luar
1. Transformasi PT Askes yang berupa peningkatan
(Persero) menjadi BPJS jumlah kepesertaan dengan
Kesehatan membawa dampak menambah jumlah sumber
perubahan organisasi hingga daya manusia.
tingkat kantor cabang yang d. Meskipun demikian, jika
meliputi perubahan struktur, dilakukan dengan
strategi, sumber daya manusia mekanisme outsourcing
(SDM) dan tekhnologi informasi. hendaknya KCU Semarang
2. Manajemen perubahan melakukan seleksi dengan
organisasi PT Askes (Persero) ketat karena kompetensi
menjadi BPJS Kesehatan pada calon karyawan akan
KCU Semarang dilakukan mempengaruhi keberhasilan
dengan tiga tahapan yaitu fase pemenuhan kebutuhan-
persiapan, fase transisi dan fase kebutuhan jangka pendek.
keberlanjutan. e. Meningkatkan transparansi
3. Faktor pendukung perubahan organisasi.
organisasi PT Askes (Persero) 2. Untuk mahasiswa/peneliti
menjadi BPJS Kesehatan pada Eksplorasi terhadap detail
KCU Semarang dapat variabel-variabel dalam penelitian
dikategorikan menjadi faktor yang lebih spesifik dan mendalam
internal dan faktor eksternal. dibutuhkan.
4. Faktor penghambat perubahan
organisasi PT Askes (Persero)

67
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

DAFTAR PUSTAKA ment/unduhan/UU%20No%2024%


20Tahun%202011%20tentang%20
1. BPJS.pdf pada 23 November 2014.
Deklarasi Universal Hak Asasi 7.
Subawa, Gede. Transformasi PT
Manusia, diterima dan diumumkan Askes (Persero) sebagai BPJS
oleh Majelis Umum PBB pada Kesehatan. Jakarta, 2013.
tanggal 10 Desember 1948 melalui 8.
Widjajarta, Marius. Kekhawatiran
resolusi 217 A (III), diunduh dari dan Harapan Masyarakat
https://www.kontras.org/baru/Dekla Terhadap Program BPJS
rasi%20Universal%20HAM.pdf Kesehatan. Makalah disampaikan
pada tanggal 23 November 2014. pada Kongres XII Persatuan
2.
Buku Pegangan Sosialisasi Rumah Sakit Indonesia, 7
Jaminan Kesehatan Nasional November 2012. Yayasan
(JKN) dalam Sistem Jaminan Perlindungan Konsumen
Sosial Nasional (SJSN), Kesehatan Indonesia, Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik 2012.
Indonesia, Jakarta, 2014. 9.
Thabrany, Hasbullah. Badan
3.
Undang-Undang Republik Penyelenggara Jaminan
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Kesehatan Nasional: Sebuah
tentang Kesehatan, diunduh dari Policy Paper dalam Analisis
http://www.kemendagri.go.id/produ Kesesuaian Tujuan dan Struktur
k-hukum/2009/10/13/undang- BPJS. Jakarta, 2009.
undang-no-36-tahun-2009 pada 10.
Alwi, Hasan. Kamus Besar
tanggal 23 November 2014. Bahasa Indonesia. Jakarta, 2007.
4.
Peraturan Pemerintah Republik 11.
Agustino, Leo. Dasar–Dasar
Indonesia Nomor 6 Tahun 1992 Kebijakan Publik. Bandung, 2006.
tentang Pengalihan Bentuk 12.
Abdul Wahab, Solichin. Analisis
Perusahaan Umum (Perum) Kebijakan Dari Formulasi Ke
Husada Bhakti menjadi Implementasi Kebijakan Negara.
Perusahaan Perseroan (Persero), Jakarta, 2008.
diunduh dari 13.
Winarno, Budi. Teori dan Proses
http://djpp.kemenkumham.go.id/inc Kebijakan Publik. Yogyakarta,
/buka.php?czoyNDoiZD0xOTAwKz 2007.
kyJmY9cHA2LTE5OTIuaHRtIjs= 14.
Easton, David. The Political
pada tanggal 23 November 2014. System: An Inquiry into the State
5.
Undang-Undang Republik of Political Science, New York,
Indonesia Nomor 6 Tahun 2004 1965.
tentang Sistem Jaminan Sosial 15.
Lasswell, Harold., & Kaplan,
Nasional (SJSN), diunduh dari Abraham. Power and Society. New
http://www.itjen.depkes.go.id/public Haven, 1970.
/upload/unit/pusat/files/Undang- 16.
Dye, Thomas R.
undang/UU_No__6_Th_2004_ttg_ Understanding Public Policy.
Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional. United State of America : Prentice-
pdf pada tanggal 23 November Hall, INC., Englewood Cliffs, New
2014. Jersey, 1992.
6.
Undang-Undang Republik 17.
Dunn, William N. Analisis
Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Kebijakan Publik. Yogyakarta :
tentang Badan Penyelenggara Gadjah Mada University Press,
Jaminan Sosial (BPJS), diunduh 2003.
dari
http://www.jkn.kemkes.go.id/attach

68
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

18.
Suharno. Prinsip-Prinsip Dasar Happen. Pearson Education Ltd.,
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Inggris, 2007.
32.
UNY Press, 2008. Kotter, John P. Leading Change.
19.
Anderson, James E. Public Policy Harvard Business School Press,
Making : An Introduction. Belmont: Boston, 1996.
33.
Wadsworth, 2006. Lewin, Kurt. Resolving Social
20.
http://bpjs- Conflicts and Field Theory in
kesehatan.go.id/index.php/pages/d Social Science. New York: Harper
etail/2013/4 diakses pada tanggal and Row, 1997.
34.
23 November 2014. Kotter, John P. Why
21.
Robbins, R.B. Organizaton Transformation Efforts Fail.
Theory: Structure, Design¸and Makalah dalam Harvard Business
Applications. New Jersey: Review, Boston, 1995.
35.
Pretince-Hall International, Inc, Arikunto, S. Prosedur Penelitian
1990. Suatu Pendekatan Praktik.
22.
Hamid, Edy Suandi dan Malian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
36.
Sobirin. Memperkokoh Otonomi Sugiyono. Memahami Penelitian
Daerah: Kebijakan, Evaluasi, dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta,
Saran. Yogyakarta: UII Press, 2012.
37.
2008. Afrizayanti. Company Profile
23.
Madura, Jeff. Pengantar Bisnis. BPJS Kesehatan Cabang Utama
Jakarta: Salemba Empat, 2007. Semarang. Ungaran: Makalah,
24.
Indahwati, Darsono Licen. 2014.
38.
Transformasi Organisasional dan Undang-Undang Republik
MSDM: Hambatan dan Indonesia No. 19 Tahun 2003
Implikasinya pada Rekrutmen dan tentang Badan Usaha Milik Negara
Seleksi. Surabaya, 2005. (BUMN), diunduh tanggal 23 Maret
25.
Werther, William B. dan Keith 2015 dari
Davis. Human Resources And https://www.bpkp.go.id/uu/filedown
Personal Management. McGraw- load/2/6/264.bpkp.
39.
Hiil, Inc., 1996. Undang-Undang Republik
26.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. Indonesia No. 6 Tahun 2007
Manajemen Publik. Jakarta: tentang Perseoran Terbatas,
Gramedia Widia Sarana, 2005. diunduh tanggal 23 Maret 2015
27.
Ndraha, Talidzuhu. Budaya dari
Organisasi. Jakarta, 2002. https://www.bpkp.go.id/uu/filedown
28.
Cook, Curtis W. Dan Hunsaker, load/2/6/264.bpkp
40.
Phillip L. Management and Eka Putri, Asih. Seri Buku Saku-3:
Organizational Behavior. McGraw Paham Transformasi Jaminan
Hill, New York, 2001. Sosial Indonesia. Jakarta:
29.
Greenberg dan Baron. Making the Friedrich-Ebert-Stiftung, 2014.
Links. In ARIS Bulletin, 3, No.2,
Australia, 1997.
30.
Motamedi, Kurt. Strategic
Management. Pepperdine
University, Malibu, California,
1990.
31.
Newton, Richard. Managing
Change, Step by Step: All You
Need To Build A Plan and Make It

69

You might also like