Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT. Papua is the habitat for various flora and fauna that bring numerous benefits to local
people. One forest product that bring some benefits to local people is medicinal plants. Numerous
medicinal plants from Papua have widely utilized by Indonesian communities. Nevertheless,
some potential medicinal plants from Papua are still less known. This study aimed to observe the
medicinal potency of plants in the logging concessions of PT. Wijaya Sentosa. The secondary
data were obtained from the assessment report of high conservation value in the timber utilization
license – the natural forest of PT. Wijaya Sentosa. The data were analyzed descriptively through
literature reviews. The results showed that of the 401 species of plants in the logging concession
of PT. Wijaya Sentosa, 203 species (±50%) are medicinal plants. Medicinal plants in this location
were dominated by trees and Fabaceae species. Medicinal plants can be used to treat various
diseases. These plants can be utilized singly or mixed with other medicinal plants. Part of plants
commonly used by the traditional people is leaves. In general, the utilization of medicinal plants
by traditional people is so simple. Conservation status for most medicinal plants in PT. Wijaya
Sentosa is Least Concern. However, four species of plants have been categorized as Near
Threatened. Therefore, conservation efforts are required to protect this species.
Keywords: Papua; Medicinal plants; PT. Wijaya Sentosa; Trees; Fabaceae
ABSTRAK Papua merupakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna yang membawa
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat lokal. Salah satu hasil hutan yang
memberikan manfaat yang tinggi bagi masyarakat lokal adalah tumbuhan obat. Beberapa
tumbuhan obat Papua telah dimanfaatkan secara luas oleh Masyarakat Indonesia. Namun
demikian, Papua masih memiliki berbagai jenis tumbuhan berpotensi obat yang belum dikenal
luas oleh Masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi berbagai jenis
tumbuhan yang terdapat di areal konsesi PT. Wijayaya Sentosa sebagai tumbuhan obat. Data
sekunder berupa data jenis tumbuhan yang terdapat di areal PT. Wijaya Sentosa diperoleh dari
laporan penilaian nilai konservasi tinggi di PT. Wijaya Sentosa. Data ini kemudian diolah secara
deskriptif dengan melakukan berbagai studi pustaka. Hasil studi menunjukkan bahwa dari 401
jenis tumbuhan yang terdapat di areal perusahaan, sebanyak 203 jenis (±50%) diantaranya
merupakan tumbuhan berpotensi obat. Tumbuhan berpotensi obat di areal perusahaan ini
didominasi oleh pohon dan berasal dari famili Fabaceae. Tumbuhan obat ini dapat digunakan
untuk mengobati berbagai macam penyakit. Pemanfaatannya dapat dilakukan secara tunggal
atau dan dicampur dengan bagian tumbuhan berpotensi obat lainnya. Bagian tumbuhan yang
paling umum digunakan sebagai obat adalah daun. Pada umumnya, pemanfaatan tumbuhan
obat oleh berbagai masyarakat tradisional cukup sederhana. Status konservasi Sebagian besar
tumbuhan obat di areal PT. Wijaya Sentosa berada dalam kategori risiko rendah. Namun
demikian, 4 jenis tumbuhan telah masuk dalam kategori hampir terancam. Oleh sebab itu, upaya
konservasi perlu dilakukan untuk melindungi keempat jenis tumbuhan ini.
Kata Kunci: Papua; Tumbuhan obat; PT. Wijaya Sentosa; Pohon; Fabaceae
Penulis untuk korespondensi, surel: fred005@brin.go.id
295
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
endemik), 125 jenis mamalia (58% endemik), Sentosa dilakukan dengan menggunakan
dan 223 jenis reptilia (35% endemik). studi literatur. Analisis data dilakukan secara
Kehadiran berbagai jenis flora dan fauna ini deskriptif dengan mengklasifikasikan
membawa manfaat yang sangat besar bagi berbagai jenis tumbuhan obat di areal
kehidupan masyarakat lokal Papua yang perusahaan kedalam habitus dan bagian
selama ini masih sangat bergantung pada tumbuhan yang dimanfaatkan. Status
hutan (Hutapea et al., 2020; Hutapea et al., konservasi tumbuhan obat diperoleh dari
2022). website The IUCN Red List of Threatened
Species (www. Iucnredlist.org).
Salah satu sumber daya yang
memberikan manfaat yang tinggi bagi Secara geografis, areal IUPHHK-HA PT.
kehidupan masyarakat Papua adalah Wijaya Sentosa (Gambar 1) terletak pada
tumbuhan obat. Tumbuhan obat merupakan 3º35’ - 3º11’ LS dan 134º16’ - 134º11’ BT.
tumbuhan yang memiliki khasiat untuk Kondisi topografi PT. Wijaya Sentosa
mengobati penyakit (Sada & Tanjung, 2010). bervariasi dari datar sampai curam, dengan
Hutan Papua dikenal sebagai salah satu ketinggian antara 0-1.113 mdpl. Kelas
penghasil tumbuhan obat terkenal di kemiringan sebagian besar areal PT. Wijaya
Indonesia. Beberapa jenis tumbuhan obat Sentosa adalah agak curam (34%) dan
dari Papua seperti buah merah (Pandanus curam (29%). Curah hujan rata-rata tahunan
conoideus) dan sarang semut (Myrmecodia di areal PT. Wijaya Sentosa sebesar 3080
sp.) telah dikenal dan dimanfaatkan secara mm, dengan jumlah hari hujan 181 hari.
luas oleh masyarakat Indonesia (Hutapea, Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
2017). Namun demikian, Papua masih Februari (412 mm), sedangkan curah hujan
memiliki berbagai jenis tumbuhan obat yang terendah terjadi pada bulan Desember (256
belum dikenal luas oleh masyarakat mm) (Nurfadilah, 2015).
Indonesia. Oleh sebab itu, berbagai studi
masih sangat diperlukan untuk mengungkap
potensi pemanfaatan tumbuhan Papua
sebagai obat.
PT. Wijaya Sentosa merupakan salah
satu pemegang ijin usaha pemafaatan hasil
hutan kayu dalam hutan alam (IUPHHK-HA)
di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Perusahaan ini mengelola 130.755 ha hutan,
yang terdiri dari hutan produksi (36.559, 06
ha), hutan produksi terbatas (89.272,12 ha),
hutan produksi yang dapat di konversi (4.631,
26 ha), dan areal penggunaan lain (312,56
ha) (PT. Wijaya Sentosa, 2018). Tulisan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan
keanekaragaman tumbuhan obat di areal
IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa.
METODE PENELITIAN
296
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
Gambar 2. Habitus Tumbuhan yang terdapat pada Areal IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa
Jenis tumbuhan yang terdapat di areal Kayu Indah Dua. Secara umum, jenis pohon
IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa didominasi yang mendominasi areal perusahaan ini
oleh pohon (Gambar 2). Menurut Keputusan adalah Kelompok Rimba Campuran
Menteri Kehutanan Nomor 163/Kpts-II/2003 (Komersial Dua) (Gambar 3). Tingginya jenis
tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai dari kelompok Rimba Campuran ini
Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan, jenis menyebabkan tingginya pemanfaatan dari
pohon yang terdapat di areal perusahaan ini kelompok kayu ini. Dari Ringkasan Rencana
dapat dikelompokkan menjadi Kelompok Pengelolaan PT. Wijaya Sentosa 2015-2022
Jenis Meranti (Komersial Satu), Kelompok terlihat bahwa 63% jenis kayu yang ditebang
Jenis Kayu Rimba Campuran (Komersial perusahaan berasal dari kelompok Rimba
Dua), Kelompok Jenis Kayu Eboni Campuran (PT. Wijaya Sentosa, 2018).
(Kelompok Indah Satu), dan Kelompok Jenis
250
200
150
100
50
0
Kayu Eboni/ Kayu Indah/ Kayu Meranti/ Rimba Campuran/
Kelompok Indah Kelompok Indah Komersial Satu Komersial Dua
Satu Dua
Gambar 3. Pegelompokan Jenis Pohon yang terdapat di Areal IUPHHK-HA PT. Wijaya
Sentosa.
297
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
Jenis Tumbuhan Berpotensi Obat di Areal (Arizona, 2011; Hardiana et al., 2019;
IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa. Lestaridewi et al., 2017; Meliki et al., 2013;
Radam et al., 2016). Lebih dari 1.000 spesies
Hasil studi (Tabel 1) menunjukkan bahwa
tumbuhan yang berasal dari famili
dari 401 jenis tumbuhan yang terdapat di
Zingiberaceae dimanfaatkan oleh berbagai
areal IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa,
etnis tradisional di Indonesia sebagai
sebanyak 203 jenis (± 50%) diantaranya
tumbuhan obat (Wildayati et al., 2016).
merupakan jenis tumbuhan yang memiliki
potensi untuk dimanfaatkan sebagai Habitus tumbuhan berpotensi obat di
tumbuhan obat tradisional. Potensi areal IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa
tumbuhan obat di areal perusahaan ini jauh didominasi oleh pohon (110 jenis) (Gambar
lebih tinggi dibandingkan dengan Taman 4). Kondisi ini sangat identik dengan
Nasional Kutai. Hasil penelitian Noorhidayah penelitian Noorhidayah & Sidiyasa (2005)
& Sidiyasa (2005) menunjukkan bahwa dari yang menunjukkan bahwa pohon merupakan
690 jenis tumbuhan yang terdapat di Taman habitus tumbuhan berpotensi obat paling
Nasional Kutai, hanya sekitar 18% (127 jenis) dominan di Taman Nasional Kutai,
tumbuhan yang berpotensi sebagai obat. Kalimantan Timur. Noorhidayah & Sidiyasa
Meskipun demikian, kontribusi tumbuhan (2005) selanjutnya menyatakan bahwa
obat di areal perusahaan ini tergolong kecil pemanfaatan tumbuhan obat berupa pohon
jika dibandingkan dengan jumlah memiliki dampak positif, meskipun ada juga
keseluruhan tumbuhan obat di Indonesia beberapa dampak negatifnya. Tumbuhan
yang mencapai 9.600 jenis (Ika, 2017). obat yang berupa pohon dapat mengubah
persepsi masyarakat dan mengurangi
Tumbuhan berpotensi obat di areal
aktivitas penebangan liar. Sementara itu, sisi
IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa tergabung
negatifnya adalah proses budidaya pohon
ke dalam 76 famili, dimana famili paling
membutuhkan waktu yang cukup lama serta
dominan adalah Fabaceae (22 jenis),
persyaratan tempat tumbuh yang agak sulit.
Moraceae (15 jenis), dan Euphorbiaceae (10
Disamping itu, potensi pohon sebagai
jenis). Hasil penelitian ini berbeda dengan
tumbuhan obat dapat juga mendorong
berbagai studi sebelumnya yang
masyarakat untuk memanen secara
menunjukkan bahwa tumbuhan obat di
berlebihan.
beberapa daerah dan etnis di Indonesia
didominasi oleh famili Zingiberaceae
120
100
80
60
40
20
0
Bambu Epifit Herba Liana Paku Palem Pandan Perdu Pohon
Tumbuhan berpotensi obat yang terdapat mengobati mata dan demam (Meliki et al.,
di areal IUPHHK PT. Wijaya Sentosa dapat 2013). Sementara itu, pulai (A. scholaris)
mengobati berbagai jenis penyakit (Tabel 1). dapat digunakan untuk mengobati berbagai
Beberapa diantaranya bahkan dapat macam penyakit seperti demam, malaria,
mengobati lebih dari satu penyakit. Sebagai batuk, diare, dan hipertensi (Sada & Tanjung,
contoh, A. argentea dimanfaatkan oleh 2010; Zuraida et al., 2017).
masyarakat Suku Dayak Iban untuk
298
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
299
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
Tabel 1. Daftar Tumbuhan Obat di Areal Konsensi IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa.
300
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
301
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
302
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
303
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
304
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
305
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
306
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
Simpulan Saran
Areal IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa Upaya konservasi baik secara ex situ dan
ditumbuhi 401 jenis tumbuhan dari berbagai in situ perlu dilakukan terhadap G. renghas I.
habitus, dimana 203 jenis (± 50%) bijuga I. palembanica dan P. chinensis agar
diantaranya merupakan tumbuhan kelestariannya dapat terjaga.
berpotensi obat. Jenis tumbuhan berpotensi
obat yang terdapat di areal perusahaan ini
didominasi oleh tumbuhan yang berasal dari UCAPAN TERIMAKASIH
famili Fabaceae. Sementara itu, habitus
tumbuhan berpotensi obat di areal
perusahaan ini didominasi oleh pohon. Penulis mengucapkan banyak
Bagian yang paling berpotensi untuk terimakasih kepada manajemen PT. Tunas
dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat adalah Wijaya Sentosa atas perkenanannya
daun. Pada umumnya, pemanfaatan membagikan data terkait jenis-jenis
tumbuhan obat oleh berbagai masyarakat tumbuhan yang terdapat di areal IUPHHK-HA
tradisional cukup sederhana. Masyarakat PT. Tunas Wijaya Sentosa. Penulis juga
tradisional lazimnya merebus tumbuhan obat mengucapkan terimakasih yang sebesar-
dan meminum air rebusannya. Berbagai jenis besarnya kepada Kepala Balai Litbang LHK
tumbuhan obat di areal perusahaan dapat Manokwari, Yohannes Wibisono, dan
digunakan untuk mengobati berbagai jenis Richard Gatot Nugroho atas supportnya
penyakit. Pemanfaatannya dapat dilakukan dalam penulisan naskah ini.
secara tunggal dan dicampur dengan bagian
tumbuhan berpotensi obat lainnya. Status
konservasi Sebagian besar tumbuhan obat di DAFTAR PUSTAKA
areal PT. Wijaya Sentosa berada dalam
kategori risiko rendah. Namun demikian,
perhatian perlu diberikan terhadap keempat Ajiningrum, P.S. 2011. Valuasi potensi
jenis tumbuhan yang tergolong dalam keanekaragaman jenis hasil hutan non
kategori hampir terancam. Tingginya kayu (HHNK) masyarakat lokal Dayak
keanekaragaman jenis tumbuhan obat di Lundayeh dan Uma’Lung di Kabupaten
areal perusahaan menunjukkan tingginya Malinau Kalimantan Timur. Tesis tidak
manfaat areal konsesi perusahaan dalam diterbitkan. Depok: Universitas
menyediakan berbagai obat tradisional bagi Indonesia.
masyarakat. Potensi tumbuhan obat yang
Aminah, S., Wardenaar, & Muflihati. 2016.
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh
307
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
308
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
Due, R. 2013. Etnobotani tumbuhan obat Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut
Suku Dayak Pesaguan dan Pertanian Bogor.
implementasinya dalam pembuatan
Hidayat, D. & Hardiansyah, G. 2012. Studi
flash card biodiversitas. Skripsi tidak
keanekaragaman jenis tumbuhan obat
diterbitkan. Pontianak: Universitas
di Kawasan IUPHHK PT. Sari Bumi
Tanjungpura.
Kusuma Camp Tontang kabupaten
Fadilah, Lovadi, I. & Linda, R. 2015. Sintang. Vokasi, 8(2): 61-68.
Pemanfaatan tumbuhan dalam
Hilma, R., Dewi, E.P. & Fadhli, H. 2018.
pengobatan tradisional masyarakat
Aktivitas antimikroba dan antidiabetes
Suku Dayak Kanayatn di Desa
ekstrak etanol biji buah cempedak hutan
Ambawang Kecamatan Kubu
(Artocarpus integer (Thunb) Merr).
Kabupaten Kubu Raya. Protobiont, 4(3):
Jurnal Photon, 8(2): 27-36.
49-59.
Hilwan, I. 2014. Potensi tumbuhan obat di
Fajriah, S. & Megawati. 2015. Penapisan
hutan kerangas di Kabupaten Belitung
fitokimia dan uji toksisitas dari daun
Timur, Provinsi Kepulauan Bangka
Myristica fatua Houtt. Chimica et Natura
Belitung. Makalah disajikan dalam
Acta, 3(3): 116-119.
Seminar Nasional Peranan dan Strategi
Fauzi, Widodo, H. & Haryanti, S. 2019. Kajian Kebijakan Pemanfaatan Hasil Hutan
tumbuhan obat yang banyak digunakan Bukan Kayu (HHBK) dalam
untuk aprodisiaka oleh beberapa etnis Meningkatkan Daya Guna Kawasan
Indonesia. Media Litbangkes, 29(1): 51- (Hutan), Fakultas Kehutanan UGM,
64. Yogyakarta, 6-7 November 2014.
Feriadi, E., Muhtadi, A., & Barliana, M.I. Hridi, S.U., Ferdous, N., Majumder, U. &
2018. Galing (Cayratia trifolia L.): Hannan, J.M.A. 2013. Phytochemical
sebuah kajian biologi, fitokimia, dan screening and anti-diabetic efficacy of
aktivitas farmakologi. Pharmauho, 4(2): stem of Hiptage benghalensis (L) Kurz.
1-5. Journal of Scientific and Innovative
Research, 2(4): 736-744.
Gulecha, V. & Sivakuma, T. 2011. Anticancer
activity of Tephrosia purpurea and Ficus Hutapea, F. J. 2017. Beberapa tumbuhan
religiosa using MCF 7 cell lines. Asian HHBK asal Papua yang dimanfaatkan
Pacific Journal of Tropical Medicine, masyarakat lokal. Forpro, 6(2), 37-42.
4(7): 526-529.
Hutapea, F. J., Kuswandi, R., & Asmoro, J. P.
Halidah. 2014. Avicennia marina (Forssk.) 2020. Potensi dan sebaran masoi
vierh jenis mangrove yang kaya (Cryptocarya massoy) di kabupaten
manfaat. Info Teknis EBONI, 11(1): 37- teluk bintuni dan kabupaten kaimana.
44. Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak,
4(1), 57-70.
Hamidun, M.S. & Baderan, D.W.K. 2013.
Struktur, komposisi, dan pola distribusi Hutapea, F. J., Lamin, P., & Sunandar, A. D.
vegetasi pada kawasan hutan lindung 2022. Perbaikan tata niaga dan regulasi
dan hutan produksi terbatas. Gorontalo: pengelolaan dalam mengoptimalkan
Universitas Negeri Gorontalo. kontribusi kemenyan terhadap
penerimaan negara dan petani. Jurnal
Hardiana, Rasnovi, S. & Zumaidar. 2019.
Inovasi, 19(2): 99-106.
Use of plants as traditional medicine in
swamedication in pidie communities. Ika. 2017. Ribuan tumbuhan herbal di
Jurnal Natural, 19(2): 35-41. Indonesia belum dimanfaakan secara
optimal, (online),
Haryoto, Muhtadi, Indrayudha, Azizah, T. &
(https://ugm.ac.id/id/berita/13165-
Suhendi, A. 2013. Aktivitas sitotoksik
ribuan-tanaman-herbal-di-indonesia-
ekstrak etanol tumbuhan sala
belum-dimanfaatkan-secara-optimal,
(Cynometra ramiflora Linn) terhadap sel
diakses: 14 Februari 2020).
HeLa, T47D dan WiDR. Jurnal
Penelitian Saintek, 18(2): 21-28. Imran, M., Rasool, N., Rizwan, K., Zubair, M.,
Riaz, M., Zia-Ul-Haq, M., Rana, U.A.,
Hidayat, S. 2011. Konservasi ex-situ
Nafady, A. & Jaafar, H.Z. 2014.
tumbuhan obat di Kebun Raya Bogor.
Chemical composition and biological
309
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
310
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
Riau. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Nurfadilah, S. 2015. Kuantifikasi kayu sisa
Institut Pertanian Bogor. penebangan dengan metode garis
transek (line intersect method) di
Maruzy, A., & Mujahid, R. 2019. Status
IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa Papua
konservasi tumbuhan obat Provinsi
Barat. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor:
Papua dan Papua Barat. Media
Institut Pertanian Bogor.
Konservasi, 24(2), 114-123.
Nurmalasari, W. & Sofian, F.F. 2018. Review:
Mayanti, T., Abdillah, L., Darwati, Wikayani,
aktivitas antikanker serviks dari
T.P., Qomarilla, N. & Dinata, D.I. 2016.
beberapa tanaman obat. Farmaka,
Senyawa triterpenoid 3β-Hidroksi-
16(1): 337-344.
Tirukal-7-En dari ekstrak daun kapi
nango (Dysoxylum arborescens) dan Nurrani, L., Tabba, S. & Irawan, A. 2016.
aktivitas sitotoksiknya terhadap sel Bioaktivitas Crotalaria striata DC dan
kanker payudara MCF-7. Chimica et Cinnamomum cullilawan BI terhadap sel
Natura Acta, 4(3): 138-141. kanker serviks HeLa. Buletin Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat, 27(1):1-
Meliki, Linda, R. & Lovadi, I. 2013. Etnobotani
10.
tumbuhan obat oleh Suku Dayak Iban
Desa Tanjung Sari Kecamatan Paget, H., Trevan, J.W. & Attwood, A.M.P.
Ketungau Tengah Kabupaten Sintang. 1939. The irritant action of some drugs
Protobiont, 2(3): 129-135. derived from hydnocarpus oil.
International Journal of Leprosy, 7(2):
Mishra, D., Sarkar, D.K., Nayak, B.S., Rout,
167-173.
P.K., Ellaiah, P. & Ramakrishna, S.
2010. Phytochemical investigation and PT. Wijaya Sentosa. 2016. Laporan Penilaian
evaluation of anthelmintic activity of Nilai Konservasi Tinggi IUPHHK-HA PT.
extract from leaves of Eupatorium Wijaya Sentosa. Wasior: PT. Wijaya
odoratum linn. Indian Journal of Sentosa.
Pharmaceutical Education and
PT. Wijaya Sentosa. 2018. Ringkasan
Research, 4(4): 369-374.
rencana pengelolaan PT. Wijaya
Mubarrak, J., Teruna, H.Y., Ade, F.Y. & Sentosa 2015-2022. Wasior: PT. Wijaya
Khairina, E. 2015. Bioaktivitas Sentosa.
antioksidan biji tumbuhan bingkek
Pujirahayu, N., Alimuddin, L.O. & Harianti.
(Entada phaseoloides merr). Jurnal
2016. Pemanfaatan hasil hutan bukan
Ilmiah Edu Research, 4(2): 129-134.
kayu sebagai bahan obat oleh
Mulyadi, Tavita, G.E. & Yusro, F. 2014. masyarakat sekitar Kawasan Tahura
Kajian etnobotani tumbuhan obat di Nipa-Nipa (studi kasus Kelurahan
Desa Panding Jaya Kecamatan Mangga Dua, Kota Kendari). Ecogreen,
Ketungau Tengah Kabupaten Sintang. 2(1): 41-50.
Jurnal Hutan Lestari, 2(1): 134-141.
Radam, R., Soendjoto, M.A. &
Noorhidayah & Sidiyasa, K. 2005. Prihatiningtyas, E. 2016. Pemanfaatan
Keanekaragaman tumbuhan berkhasiat tumbuhan yang berkhasiat obat oleh
obat di Taman Nasional Kutai, masyarakat di Kabupaten Tanah
Kalimantan Timur. Jurnal Analis Bumbu, Kalimantan Selatan. Makalah
Kebijakan Kehutanan, 2(2): 115-128. disajikan dalam Seminar Nasional
Lahan Basah, Universitas Lambung
Noorhidayah, Sidiyasa, K. & Hajar, I. 2006.
Mangkurat, Banjarmasin, 5 November.
Potensi dan keanekaragaman
tumbuhan obat di Hutan Kalimantan dan Ragasa, C.Y., Ng., V.A.S., Ulep, R.A.,
upaya konservasi. Jurnal Analisis Brkljača, R. & Urban, S. 2015. Chemical
Kebijakan Kehutanan, 3(2): 95-107. constituent of Champereia manillana
(Blume) Merrill. Der Pharmacia Lettre,
Nualkaew, S., Rattanamanee, K.,
7(7): 256-261.
Thongpraditchote, S., Wongkrajang, Y.
& Nahrstedt, A. 2009. Anti-inflammatory, Rahayu, M., Sunarti, S., Sulistiarini, D. &
analgesic and wound healing activities Prawiroatmodjo. 2006. Pemanfaatan
of the leaves of Memecylon edule Roxb. tumbuhan obat secara tradisional oleh
Journal of Ethnopharmacology, 121: masyarakat lokal di Pulau Wawonii,
278-281.
311
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
Sulawesi Tenggara. Biodiversitas, 7(3): Sangat, H.M., Zuhud, E.A.M. & Damayanti,
245-250. E.K. 2000. Kamus penyakit dan
tumbuhan obat Indonesia
Rahayu, M. & Rustiami, H. 2017. Etnobotani
(Etnofitomedika I). Jakarta: Yayasan
Masyarakat Samawa Pulau Sumbawa.
Pustaka Obor Indonesia.
Scripta Biologica, 4(4): 235-245.
Sangi, M., Runtuwene, M.R.J., Simbala,
Rahmatullah, M., Jahan, R., Azam, F.M.S.,
H.E.I. & Makang, V.M.A. 2008. Analisis
Hossan, S., Mollik, M.A.H. & Rahman, T.
fitokimia tumbuhan obat di Kabupaten
2011. Folk medicinal uses of
Minahasa Utara. Chemistry Progress,
verbenaceae family plants in
1(1): 47-53.
Bangladesh. African Journal of
Traditional, Complementary, and Sarno, Marisa, H. & Sa’diah, S. 2013.
Alternative Medicines, 8(s): 53-65. Beberapa jenis mangrove tumbuhan
obat tradisional di Taman Nasional
Rajkumari, S. & Sanatombi, K. 2017.
Sembilang, Banyuasin, Sumatera
Nutritional value, phytochemical
Selatan. Jurnal Penelitian Sains, 16(3):
composition, and biological activitas of
92-98.
edible Curcuma species: a review.
International Journal of Food Properties, Setijadi, R. & Suedi, S.W.A. 2011.
20(S3): S2668-S2687. Keanekaragaman flora hutan mangrove
di Pantai Rembang dan Semarang
Rani, S., Rahman, K. & Sultana, A. 2016.
berdasarkan bukti palinologinya.
Ethnomedicinal and pharmacological
Berkalah Penelitian Hayati, 7A: 25-28.
activities of Mochrus (Bombax ceiba
Linn.): an overview. TANG, 6(1): 1-9. Setyawati, T. 2010. Pemanfaatan pohon
berkhasiat obat di Cagar Alam Gunung
Rayhani, S. 2012. Pemanfaatan tumbuhan
Picis dan Gunung Sigogor, Kabupaten
pangan dan obat oleh masyarakat di
Ponorogo, Jawa Timur. Jurnal
sekitar Taman Nasional Laiwangi-
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam,
Wanggameti. Skripsi tidak diterbitkan.
5(2): 177-192.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Setyowati, F.M. 2003. Hubungan keterikatan
Redaksi AgroMedia. 2008. Buku pintar
Masyarakat Kubu dengan sumberdaya
tanaman obat: 431 jenis tanaman
tumbuh-tumbuhan di Cagar Biosfer
penggempur aneka penyakit. Jakarta:
Bukit Duabelas, Jambi. Biodiversitas,
Agromedia Pustaka.
4(1): 47-54.
Riswan, S. & Andayaningsih, D. 2008.
Setyowati, F.M. 2010. Etnofarmakologi dan
Keanekaragaman tumbuhan obat yang
pemakaian tanaman obat suku Dayak
digunakan dalam pengobatan
Tunjung di Kalimantan Timur. Media
tradisional Masyarakat Sasak Lombok
Litbang Kesehatan, 20(3): 104-112.
Barat. Jurnal Farmasi Indonesia, 4(2):
96-103. Silalahi, M., Supriatna, J., Walujo, E.B. &
Nisyawati. 2015. Local knowledge of
Rubiah, Djufri & Muhibbuddin. 2015. Kajian
medicinal plants in sub-ethnic Batak
etnobotani tumbuhan obat penyakit kulit
Simalungun of North Sumatra,
pada Masyarakat Kabupaten Pidie.
Indonesia. Biodiversitas, 16(1): 44-54.
Jurnal Biologi Edukasi, 7(1): 34-41.
Silalahi, M., Nisyawati, Walujo, E.B.,
Sada, J.T. & Tanjung, R.H.R. 2010.
Supriatna, J. & Mangunwardoyo, W.
Keragaman tumbuhan obat tradisional
2015. The local knowledge of medicinal
di Kampung Nansfori Distrik Supiori
plants in the Kabanjahe traditional
Utara, Kabupaten Supiori-Papua. Jurnal
market, North Sumatra, Indonesia.
Biologi Papua, 2(2): 39-46.
Journal of Ethnopharmacology, 175:
Sambara, J., Yuliani, N.N. & Emerensiana, 432-443.
M.Y. 2016. Pemanfaatan tanaman obat
Stevani, A. 2013. Etnobotani pangan dan
tradisional oleh masyarakat Kelurahan
obat masyarakat Desa Pauh Tinggi di
Merdeka Kecamatan Kupang Timur.
sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat.
Jurnal Ilmu Kesehatan, 14(1): 1112-
Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut
1125.
Pertanian Bogor.
312
Jurnal Hutan Tropis Volume 10 No. 3, Edisi November 2022
Sudirga, S.K. 2012. Pemanfaatan tumbuhan 2019. A new oleanane triterpene from
sebagai obat tradisional di Desa the leaves of Ficus hirta. Natural Product
Trunyan Kecamatan Kintamani Research, 33(21): 3065-3069.
Kabupaten Bangli. Bumi Lestari Journal
Upadhyay, P. Joshi, B.C., Sundriyal, A. &
of Environment, 4(2): 7-18.
Uniyal, S. 2019. Caesalpinia crista: A
Supiandi, M.I., Mahanal, S., Zubaidah, S., review on traditional uses,
Julung, H. & Ege, B. 2019. Ethnobotany phytochemistry and pharmacological
of traditional medicinal plants used by properties. Current Medical and Drug
Dayak Desa community in Sintang, Research, 3(1): 1-6.
West Kalimantan, Indonesia.
Uy, M.M. & Garcia, K.I. 2015. Evaluation of
Biodiversitas, 20(5): 1264-1270.
the antioxidant properties of the leaf
Suriani, Ismail, B. & Noviana, E.P. 2017. Uji extracts of Phillippine medicinal plants
aktivitas antibakteri secara bioautografi Casuarina equisetifolia Linn, Cyperus
ekstrak daun karet kebo (Ficus elastica) brevifolius (Rottb) Hassk,
terhadap Staphylococcus epidermis. Drymoglossum piloselloides Linn, Ixora
Majalah Farmasi, 14(2): 42-48. chinensis Lam, and Piper abbreviatum
Opiz. International Journal of the Bioflux
Susiarti, S. & Rahayu, R.D. 2003.
Society, 7(2): 71-79.
Pemanfaatan tumbuhan dalam
kehidupan masyarakat Suku Muyu di van Valkenburg, J.L.C.H. &
Desa Soa dan sekitarnya, Merauke, Bunyapraphatsara, N. 2001. Plant
Papua. Benia Biology, 6(5): 705-711. resources of South-East Asia: medicinal
and poisonous plants 2. Leiden:
Susiarti, S., Rahayu, M. & Royyani, M.F.
Backhuys Publishers.
2015. Pengetahuan dan pemanfaatan
tumbuhan obat Masyarakat Tobelo Wahyuni, S., Manurung, F.T. & Kartikawati,
Dalam di Maluku Utara. Media S.M. 2017. Identifikasi pohon penghasil
Litbangkes, 25(4): 211-218. buah pada kawasan hutan lindung
Gunung Pemancing-Gunung
Susiarti, S., Rahayu, R. D., & Rugayah. 2018.
Ambawang Bukit Bendera Kecamatan
Diversity of Indonesian medicinal plant
Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya.
in the lowland forest, Bodogol and its
Jurnal Hutan Lestari, 5(2): 225-233.
surrounding of Mount Gede Pangrango
National Park, West Java. IOP Conf. Wahyudiningsih, T.S., Nion, Y.A. &
Series: Earth and Environmental Pahawang. 2017. Pemanfaatan anggrek
Science, 166: 012021. spesies Kalimantan Tengah berbasis
kearifan lokal yang berpotensi sebagai
Tan, L.T.H., Lee, L.H., Yin, W.F., Chan, C.K.,
bahan obat herbal. Jurnal Biodjati, 2(2):
Kadir, H.A., Chan, K.G. & Goh, B.H.
149-158.
2015. Traditional uses, phytochemistry,
and bioactives of Cananga odorata WHO. 2009. Medicinal plants in Papua New
(ylang-ylang). Evidence-Based Guinea. Manila: World Health
Complementary and Alternative Organization.
Medicine, 2015: 1-30.
Wiart, C. 2006. Plants of Asia and the Pacific.
Telban, B. 1988. The role of medical New York: CRC Press.
ethnobotany in ethnomedicine: a New
Widiyastuti, Y. & Widayat, T. 2013.
Guinea example. Journal of
Inventarisasi tanaman obat di
Ethnopharmacology, 8(2): 149-169.
Kabupaten Jayapura Propinsi Papua.
Tewtrakul, S., Tansakul, P., Daengrot, C., Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 6(2):
Ponglimanont, C. & Karalai, C. 2010. 116-126.
Anti-inflammatory principles from
Widya, A., Hikmat, A. & Kartono, A.P. 2015.
Heritiera littoralis bark. Phytomedicine,
Etnobotani dan konservasi ketimunan/
17: 851-855.
Timonius timon (Spreng.) Merr. pada
Teoh, E.S. 2016. Medicinal orchids of Asia. masyarakat lokal Suku Kanume di
Switzerland: Springer. Taman Nasional Wasur Papua. Media
Konservasi, 20(2): 149-158.
Thien, D.D., Dai, T.D., Sa, N.H., Lieu, N.,
Thuy, T.T., Anh, N.T.H., Quan, T.D., Wildayati, T., Lovadi, I. & Linda, R. 2016.
Thang, L.Q., Delfino, D.V. & Tam, N.T. Etnomedisin penyakit dalam pada Suku
313
Freddy Jontara Hutapea. et al. : Potensi Tumbuhan Obat ……. (10): 295 - 314
314