Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims to conduct an inventory, knowing how to use and organs of plants used as
medicine by Mori Tribal in Petasia, Petasia and East Petasia District, West North Morowali
Regency of Central Sulawesi. This study used qualitative methods and sampling techniques
that snowball sampling, with open-ended interview techniques interview on media 9
informants obtained using a questionnaire. Based on the results of research known as 79
species of medicinal plants, 2 of which can not be identified and divided into 45 familia used
as a medicine. Plants are most widely used is of familia Euphorbiaceae as many as 8
species. Organs of plants used include leaves, stems, fruits, rhizomes, seeds, bark, flowers,
bulbs, herbaceous roots and sap. Organ plant is widely used is the leaves that percentage
utilization is 58%. Mori Tribal communities in the District, West Petasia and East Petasia
North Morowali District use medicinal herbs to treat the disease, healing and health
maintenance. The cooking methods include boiling water, brewed, boxed, taped, squeezed,
scrubbed/smeared, chewed and consumed directly, drops, and sprayed. How to use include
drunk, eaten, chewed and consumed directly, polished/smeared, attached, dropped, and
chewed and sprayed on the affected area.
Obat tradisional ialah bahan atau melindungi data tumbuhan obat.. Ristoja
ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, memiliki tujuan untuk menyediakan
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) database pengetahuan etnomedisin,
atau campuran dari bahan tersebut, yang ramuan Obat Tradisional (OT) dan
secara turun temurun telah digunakan Tumbuhan Obat (TO) di Indonesia.
untuk pengobatan berdasarkan Langkah awal yang sangat
pengalaman. Obat tradisional Indonesia membantu untuk menggali pengetahuan
atau obat asli Indonesia yang lebih dikenal suku lokal terhadap resep tradisional
dengan nama jamu, berupa campuran berkhasiat obat yaitu dengan beberapa
bahan herbal. Bagian tanaman yang pendekatan secara ilmiah (Kuntorini, 2005).
digunakan dapat berupa akar, batang, Salah satu pendekatan tersebut adalah
daun, umbi, bunga, biji, buah atau mungkin etnofarmasi (Pieroni dkk, 2002).
juga seluruh bagian tanaman (Depkes RI, Pendekatan etnofarmasi telah dilakukan
2000). diberbagai suku di Indonesia, diantaranya
Pengetahuan obat ini spesifik bagi yang telah diterapkan pada masyarakat
setiap etnis, sesuai dengan kondisi lokal Suku Muna Kecamatan Wakarumba,
lingkungan tempat tinggal masing-masing Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara
suku atau etnis (Muktiningsih dkk, 2011). (Windadri dkk, 2006), dan disekitar
Kedekatan mereka dengan alam, kawasan Gunung Gede Pangrango (Rosita
pengetahuan mengenai tumbuhan yang dkk, 2007). Keduanya mendapatkan resep
bergizi atau mengandung berbagai zat tradisional dari pengetahuan suku lokal
yang dapat mengobati berbagai penyakit tersebut.
dan keberhasilan masyarakat untuk Suku Mori adalah salah satu suku
mempertahankan eksistensinya dari yang terdapat di Kabupaten Morowali
generasi kegenerasi merupakan sesuatu Propinsi Sulawesi Tengah. Wilayah adat
pelajaran bagi manusia dan masyarakat suku Mori adalah di Kabupaten Morowali
moderen (Rosita dkk, 2007). bagian utara. Beberapa nama kota dan
Dengan berkembangnya teknologi kelurahan yang termaksud dalam wilayah
dan ilmu pengetahuan, penelitian suku Mori adalah Kolonodale, Beteleme,
pengobatan tradisional terhadap Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea’o,
masyarakat lokal mulai bermunculan.Salah Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa,
satunya ialah Ristoja (Riset Tumbuhan Tompira (Edward, 2008). Bagian tumbuhan
Obat dan Jamu), maksud pelaksanaan yang dipakai Suku Mori adalah daun,
Ristoja adalah mendokumentasikan data batang, buah, rimpang, biji, kulit batang,
tumbuhan obat, pengetahuan pengobatan bunga, umbi, akar, herba, dan getah.
dan ramuan tradisional secara paripurna, Tanaman obat pada umumnya berasal dari
melestarikan kekayaan sumberdaya dan kebun sendiri namun sebagian diperoleh
dari hutan sekitar desa yang dipakai untuk yang diberikan, maka peneliti mencari
mengobati berbagai penyakit. orang lain yang dipandang lebih tahu
Suku Mori menggunakan tanaman dan dapat melengkapi data yang
sebagai obat berdasarkan pengalaman diberikan oleh sampel sebelumnnya
yang dilihat dari nenek moyang mereka (Sugiyono, 2007).
secara turun-temurun. Oleh karena itu, b. Wawancara informan
diperlukan studi etnofarmasi dikawasan Berdasarkan Pieroni dkk., (2002) teknik
suku Mori Kecamatan Petasia, Petasia wawancara dilakukan dengan
Barat, dan Petasia Timur, Kabupaten menggunakan open-ended interview.
Morowali Utara Sulawesi Tengah. Dari studi lapangan yang dilakukan,
METODE PENELITIAN para informan ditanya tentang nama
Waktu dan Tempat Penelitian lokal, organ yang dimanfaatkan dan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada cara pemanfaatan tumbuhan tersebut
bulan Juni 2015 sampai bulan Maret 2016 sebagai obat dalam menyembuhkan
dan berlokasi di Kecamatan Petasia, suatu penyakit. Hal ini dilakukan
Petasia Barat, dan Petasia Timur dengan menggunakan media angket
Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi kuisioner.
Tengah. c. Pengumpulan spesimen
Alat dan Bahan Sesudah pengumpulan data kemudian
Alat dan bahan yang akan digunakan dilakukan pengumpulan spesimen yang
dalam penelitian ini adalah alat tulis, diambil langsung dari lokasi tumbuhnya
lembar kuisioner, alat pemotong dengan dibantu oleh informan.
tumbuhan, karung, gardus, dan isolasi. Spesimen dikoleksi, didokumentasi dan
Adapun bahan yang digunakan yaitu seluruh dokumen yang diambil,
alkohol, koran,dan tumbuh-tumbuhan kemudian diidentifikasi di UPT Sumber
sebagai obat yang ditemukan dilapangan Daya hayati Sulawesi Universitas
saat melakukan penelitian. Tadulako.
Prosedur penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Identifikasi Spesimen
deskriptif yang menggunakan metode 1. Analisa nama ilmiah dan famili
kualitatif. tumbuhan yang digunakan oleh suku
a. Menentukan Sampel Mori di Kecamatan Petasia, Petasia
Sampel dipilih berdasarkan teknik Barat, dan Petasia Timur Kabupaten
pengambilan sampel yakni snowball Morowali Utara Sulawesi Tengah,
sampling. Dalam penentuan sampel, sebagai tanaman yang berkhasiat obat
pertama-tama dipilih satu orang diidentifikasi di UPT Sumber Daya
sampel, karena belum lengkap data Hayati Sulawesi, Universitas Tadulako.
Tabel.1. Spesies, Famili, Khasiat, dan Bagian Tumbuhan Obat yang Digunakan Oleh
Masyarakat Suku Mori di Kecamatan Petasia, Petasia Barat, Dan Petasia
Timur Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Tabel.2. Persentase Organ Tumbuhan Obat yang Digunakan Oleh Masyarakat Suku
Mori di Kecamatan Petasia, Petasia Barat dan Petasia Timur Kabupaten
Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Bagian Tumbuhan Persentase Bagian Tumbuhan Persentase
Yang digunakan Yang digunakan
Daun 58% Bunga 2%
Batang 10% Umbi 2%
Buah 11% Akar 4%
Rimpang 6% Herba 1%
Biji 2% Getah 1%
Kulit batang 1%
Rosita, S.M.D., Rostiana, O., Pribadi dan Masyarakat Lokal Suku Muna Di
Hernani, 2007, Penggalian IPTEK Kecamatan Wakarumba, Kabupaten
Etnomedisin di Gunung Gede Muna, Sulawesi Tenggara,
Pangrango, Bul Littro, 18 (1) : 13-28. Biodiversitas 7(4); 333-339.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Zakaria, Z.A., Zaiton, H., Henie, E.F.P., Mat
Donatus, I,A., dan Purnomo, 2002, Jais A.M., and Engku Zainuddin.
Tumbuhan Obat II, Hasil Penelitian E.N.H., 2007, In vitro antibacterial
Pusat Studi Obat Tradisional, UGM, activity of Averrhoa bilimbi L., leaves
Yogyakarta and fruits extracts. Int. Journal of
Sugiyono, 2007, Memahami Penelitian Tropical Medicine. 2 (3) : 96-100.
Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Windadri, F., Rahayu, M., Uji, T., dan
Rustiami, H., 2006, Pemanfaatan
Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh