You are on page 1of 9

Biocelebes.

April, 2018, Volume 12 Nomor 1

STUDI TANAMAN BERKHASIAT OBAT SUKU MORI DI KECAMATAN PETASIA,


PETASIA BARAT, DAN PETASIA TIMUR KABUPATEN MOROWALI UTARA SULAWESI
TENGAH

Idris1, Nurlina Ibrahim2, Arsa Wahyu Nugrahani3


1
Pogram Srata 1 Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu.
2
Lab. Farmakognosi-Fitokimia, Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu.
Email : idrisdgmatike@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to conduct an inventory, knowing how to use and organs of plants used as
medicine by Mori Tribal in Petasia, Petasia and East Petasia District, West North Morowali
Regency of Central Sulawesi. This study used qualitative methods and sampling techniques
that snowball sampling, with open-ended interview techniques interview on media 9
informants obtained using a questionnaire. Based on the results of research known as 79
species of medicinal plants, 2 of which can not be identified and divided into 45 familia used
as a medicine. Plants are most widely used is of familia Euphorbiaceae as many as 8
species. Organs of plants used include leaves, stems, fruits, rhizomes, seeds, bark, flowers,
bulbs, herbaceous roots and sap. Organ plant is widely used is the leaves that percentage
utilization is 58%. Mori Tribal communities in the District, West Petasia and East Petasia
North Morowali District use medicinal herbs to treat the disease, healing and health
maintenance. The cooking methods include boiling water, brewed, boxed, taped, squeezed,
scrubbed/smeared, chewed and consumed directly, drops, and sprayed. How to use include
drunk, eaten, chewed and consumed directly, polished/smeared, attached, dropped, and
chewed and sprayed on the affected area.

Keywords : Etnopharmacy, utilization of medicinal plants, Mori’ Tribe.

PENDAHULUAN memiliki berbagai kearifan, pengetahuan


Indonesia merupakan negara dan pengalaman yang bermakna bagi
kepulauan yang memiliki hutan tropika manusia dan masyarakat modern.
terbesar kedua di dunia dengan Kedekatan mereka dengan alam,
keanekaragaman hayatinya (Ersam, 2004). pengetahuan mengenai tumbuhan yang
Diperkirakan hutan Indonesia menyimpan bergizi atau mengandung berbagai zat
potensi tumbuhan obat sebanyak 30.000 yang dapat mengobati berbagai penyakit
jenis, diantaranya 940 jenis telah dan keberhasilan masyarakat untuk
dinyatakan berkhasiat obat, 78 % masih mempertahankan eksistensinya dari
diperoleh melalui pengambilan langsung generasi ke generasi merupakan sesuatu
dari hutan (Nugroho, 2010). yang mengandung banyak pelajaran bagi
Sebagian besar orang diberbagai manusia dan masyarakat modern (Rosita
negeri di dunia sejak lama telah menyadari dkk, 2007).
bahwa masyarakat adat atau etnis tertentu

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 23


Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Obat tradisional ialah bahan atau melindungi data tumbuhan obat.. Ristoja
ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, memiliki tujuan untuk menyediakan
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) database pengetahuan etnomedisin,
atau campuran dari bahan tersebut, yang ramuan Obat Tradisional (OT) dan
secara turun temurun telah digunakan Tumbuhan Obat (TO) di Indonesia.
untuk pengobatan berdasarkan Langkah awal yang sangat
pengalaman. Obat tradisional Indonesia membantu untuk menggali pengetahuan
atau obat asli Indonesia yang lebih dikenal suku lokal terhadap resep tradisional
dengan nama jamu, berupa campuran berkhasiat obat yaitu dengan beberapa
bahan herbal. Bagian tanaman yang pendekatan secara ilmiah (Kuntorini, 2005).
digunakan dapat berupa akar, batang, Salah satu pendekatan tersebut adalah
daun, umbi, bunga, biji, buah atau mungkin etnofarmasi (Pieroni dkk, 2002).
juga seluruh bagian tanaman (Depkes RI, Pendekatan etnofarmasi telah dilakukan
2000). diberbagai suku di Indonesia, diantaranya
Pengetahuan obat ini spesifik bagi yang telah diterapkan pada masyarakat
setiap etnis, sesuai dengan kondisi lokal Suku Muna Kecamatan Wakarumba,
lingkungan tempat tinggal masing-masing Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara
suku atau etnis (Muktiningsih dkk, 2011). (Windadri dkk, 2006), dan disekitar
Kedekatan mereka dengan alam, kawasan Gunung Gede Pangrango (Rosita
pengetahuan mengenai tumbuhan yang dkk, 2007). Keduanya mendapatkan resep
bergizi atau mengandung berbagai zat tradisional dari pengetahuan suku lokal
yang dapat mengobati berbagai penyakit tersebut.
dan keberhasilan masyarakat untuk Suku Mori adalah salah satu suku
mempertahankan eksistensinya dari yang terdapat di Kabupaten Morowali
generasi kegenerasi merupakan sesuatu Propinsi Sulawesi Tengah. Wilayah adat
pelajaran bagi manusia dan masyarakat suku Mori adalah di Kabupaten Morowali
moderen (Rosita dkk, 2007). bagian utara. Beberapa nama kota dan
Dengan berkembangnya teknologi kelurahan yang termaksud dalam wilayah
dan ilmu pengetahuan, penelitian suku Mori adalah Kolonodale, Beteleme,
pengobatan tradisional terhadap Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea’o,
masyarakat lokal mulai bermunculan.Salah Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa,
satunya ialah Ristoja (Riset Tumbuhan Tompira (Edward, 2008). Bagian tumbuhan
Obat dan Jamu), maksud pelaksanaan yang dipakai Suku Mori adalah daun,
Ristoja adalah mendokumentasikan data batang, buah, rimpang, biji, kulit batang,
tumbuhan obat, pengetahuan pengobatan bunga, umbi, akar, herba, dan getah.
dan ramuan tradisional secara paripurna, Tanaman obat pada umumnya berasal dari
melestarikan kekayaan sumberdaya dan kebun sendiri namun sebagian diperoleh

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 24


Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

dari hutan sekitar desa yang dipakai untuk yang diberikan, maka peneliti mencari
mengobati berbagai penyakit. orang lain yang dipandang lebih tahu
Suku Mori menggunakan tanaman dan dapat melengkapi data yang
sebagai obat berdasarkan pengalaman diberikan oleh sampel sebelumnnya
yang dilihat dari nenek moyang mereka (Sugiyono, 2007).
secara turun-temurun. Oleh karena itu, b. Wawancara informan
diperlukan studi etnofarmasi dikawasan Berdasarkan Pieroni dkk., (2002) teknik
suku Mori Kecamatan Petasia, Petasia wawancara dilakukan dengan
Barat, dan Petasia Timur, Kabupaten menggunakan open-ended interview.
Morowali Utara Sulawesi Tengah. Dari studi lapangan yang dilakukan,
METODE PENELITIAN para informan ditanya tentang nama
Waktu dan Tempat Penelitian lokal, organ yang dimanfaatkan dan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada cara pemanfaatan tumbuhan tersebut
bulan Juni 2015 sampai bulan Maret 2016 sebagai obat dalam menyembuhkan
dan berlokasi di Kecamatan Petasia, suatu penyakit. Hal ini dilakukan
Petasia Barat, dan Petasia Timur dengan menggunakan media angket
Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi kuisioner.
Tengah. c. Pengumpulan spesimen
Alat dan Bahan Sesudah pengumpulan data kemudian
Alat dan bahan yang akan digunakan dilakukan pengumpulan spesimen yang
dalam penelitian ini adalah alat tulis, diambil langsung dari lokasi tumbuhnya
lembar kuisioner, alat pemotong dengan dibantu oleh informan.
tumbuhan, karung, gardus, dan isolasi. Spesimen dikoleksi, didokumentasi dan
Adapun bahan yang digunakan yaitu seluruh dokumen yang diambil,
alkohol, koran,dan tumbuh-tumbuhan kemudian diidentifikasi di UPT Sumber
sebagai obat yang ditemukan dilapangan Daya hayati Sulawesi Universitas
saat melakukan penelitian. Tadulako.
Prosedur penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Identifikasi Spesimen
deskriptif yang menggunakan metode 1. Analisa nama ilmiah dan famili
kualitatif. tumbuhan yang digunakan oleh suku
a. Menentukan Sampel Mori di Kecamatan Petasia, Petasia
Sampel dipilih berdasarkan teknik Barat, dan Petasia Timur Kabupaten
pengambilan sampel yakni snowball Morowali Utara Sulawesi Tengah,
sampling. Dalam penentuan sampel, sebagai tanaman yang berkhasiat obat
pertama-tama dipilih satu orang diidentifikasi di UPT Sumber Daya
sampel, karena belum lengkap data Hayati Sulawesi, Universitas Tadulako.

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 25


Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

2. Analisa kegunaan dan pemanfaatan diantaranya tidak dapat diidentifikasi yaitu


tumbuhan sebagai obat menurut suku tanaman penyambung hidup dan tanaman
Mori di Kecamatan Petasia, Petasia rebung bambu. Jumlah dan persentase
Barat, dan Petasia Timur Kabupaten inventarisasi tumbuhan yang dimanfaatkan
Morowali Utara Sulawesi Tengah, sebagai bahan obat tradisional oleh
diketahui dari hasil wawancara masyarakat suku mori di Kecamatan
narasumber. Petasia, Petasia Barat, dan Petasia Timur
HASIL Kabupaten Morowali Utara Sulawesi
Tanaman obat adalah tanaman yang Tengah.
memiliki khasiat obat dan digunakan PEMBAHASAN
sebagai obat dalam penyembuhan maupun Berikut beberapa contoh cara
pencegahan penyakit. Pengertian pengolahan tumbuhan obat oleh suku Mori
berkhasiat obat adalah mengandung zat di Kecamatan Petasia, Petasia Barat, dan
aktif yang berfungsi mengobati penyakit Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara
tertentu atau jika tidak mengandung zat Sulawesi Tengah:
aktif tertentu tetapi mengandung efek 1. Batuk
resultan/sinergi dan berbagai zat yang Menurut Ibu Mina, Penyakit batuk-
berfungsi mengobati (Flora, 2008). batuk bisa diobati dengan menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian yang air Jeruk nipis
diperoleh dan hasil wawancara pada 9 (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle.),
informan yang dilakukan pada masyarakat sebanyak satu sendok makan dan
suku Mori di Kabupaten Morowali Utara dicampur dengan kecap secukupnya
yang berada di tiga Kecamatan yaitu lalu diminum. Menurut Dalimartha,
Kecamatan Petasia, Petasia Barat,dan (2008), Jeruk nipis mengandung
Petasia Timur,diketahui bahwa terdapat 79 senyawa minyak atsiri, flavonoid, vitamin
jenis tumbuhan yang digunakan sebagai A,B, dan C. Minyak atsiri yan
obat. terkandung dalam jeruk nipis
Hasil identifikasi spesimen yang mempunyai fungsi sebagai antibakteri.
dilakukan di UPT Sumber Daya Hayati Dan flavonoid berperan sebagai
Sulawesi Universitas Tadulako diketahui penghambat pertumbuhan bakteri.
bahwa dari 79 spesies tumbuhan obat
tersebut diperoleh 45 jenis familia dan 2

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 26


Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Tabel.1. Spesies, Famili, Khasiat, dan Bagian Tumbuhan Obat yang Digunakan Oleh
Masyarakat Suku Mori di Kecamatan Petasia, Petasia Barat, Dan Petasia
Timur Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Nama Spesies Nama Familia Bagian yang Penyakit yang


Umum digunakan diobati
Jatropa curcas L. Jarak pagar Euphorbiaceae Akar Munta darah
Jatropa gossypiifolia L. Jarak merah Daun Wasir
Euphorbia hirta L. Patikan kebo Daun Usus Buntu dan
bronkhitis
Manihot esculenta Singkong Daun Anemia
Crantz.
Jatropa multifida L. Bunga Getah Luka
ampisilin
Acalypha indica L. Akar kucing Daun Usus buntu
Euphorbia heterophylla Kate mas Daun Sembelit
L.

Aleurites moluccanus Kemiri Buah Bisul


(L.)Willd.
Hyptis capitata jacq. Taulu-ulu Lamiaceae Daun Sakit kepala
Orthosiphon aristatus Kumis kucing Daun Batu empedu
(Blume) Miq.
Plectranthus Mayana Daun Munta darah dan
scutellarioides (L.) R.Br batu empedu
Ocimum americanum L. Kemangi Daun Menghilangkan bau
badan
Plectranthus sp. Bunga bebek Daun Diabetes
Curcuma aeruginosa Kunyit hitam Zingiberaceae Rimpang Maag
Roxb.
Curcuma Kunyit putih Rimpang Batu empedu
manggaValeton &Zijp
Zingiber officinale Jahe Rimpang Bisul
Roscoe.
Kaempferiae galanga L. Kencur Rimpang Panas dalam
Abelmoscus manihot Gedi Malvaceae Daun Maag
(L.) Medik
Gossypium sp. Daun kapas Daun Bekasluka
Hibiscus rosa-sinensis Kembang Daun Keputihan
L. sepatu
Ceiba pentandra (L.) Daun kapuk Buah dan Mimisan dan bisul
Gaertn. Daun
Senna alata (L.) Roxb. Ketepeng Fabaceae Daun Panu
cina
Sesbania grandiflora (L.) Turi Daun Patah tulang
Pers.
Mimosa pudica L. Putri malu Akar Paru-paru
Tamarindus indicaL. Asam jawa Buah Obat perempuan
habis melahirkan
Cucurbita muscata Labu Cucurbitaceae Buah Anemia
Duchesna.
Momordica charantia L. Pare Daun Batuk
Benincasa hispida Kunduri Buah Tifus
(Thumb.) Cogn.
Centella asiatica (L.) Kuku kuda Apiaceae Daun Asma
Urb.
Apium graveolens L. Seledri Herba Menjaga kesehatan
ginjal

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 27


Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Piper sp. Sirih Piperaceae Daun Leukimia


Peperomia pellucid (L.) Suruhan Daun Rematik
Kunth.
Morinda citrifolia L. Mengkudu Rubiaceae Buah Kanker prostat
Coffea sp Kopi Daun Hipertensi
Ficus septica Burm.F. Awar-awar Moraceae Daun Panas dalam dan
melancarkan darah
Artocarpus altilis Sukun Daun Liver
(parkinson ex
F.A.Zorn)Fosberg.
Imperata cylindrical (L.) Alang-alang Poaceae Akar Mimisan
Raeusch.
Cymbopogon nardus Sereh Batang Patah tulang
(L.) Rendle.
Combretum indicum (L.) Bunga sedap Combretaceae Bunga Katarak
Defilipps. malam
Terminalia catappa L. Ketapang Kulit batang Paru-paru
Lantana camara L. Tembelekan Verbenaceae Daun Asma dan muntah
berak
Stachytarpeta Pecut kuda Daun Rematik
jamaicemcis (L.) Vahl.
Allium sativum L. Bawang Amaryllidaceae Umbi Hipertensi
putih
Allium oscalonicum L. Bawang Umbi Demam
merah
Strobilanthes crispus Keji beling Acanthaceae Daun Diabetes dan wasir
Andrographis paniculata Sambiloto Daun Malaria
(Burm.f.) Wallich.
Carica papaya L. Pepaya Caricaceae Daun Malaria
Blumea balsamifera (L.) Daun Asteraceae Daun Stroke
DC. sembung
Impatients balsamina L. Pacci Balsaminaceae Daun Luka
Psidium guajava L. Jambu biji Myrtaceae Daun Diare
Ipomoea batatas (L.) Ubi jalar Convolvulaceae Daun Demam berdarah
Lam.
Musa sp. Pisang Musaceae Batang Luka
Averrhoa bilimbi L. Belimbing Oxalidaceae Daun Hipertensi
wuluh
Annona muricata L. Sirsak Annonaceae Daun Hipertensi
Acorus calamus L. Jeringau Acoraceae Rimpang Sakit kepala
Aloe vera (L.) Burm. F Lidah buaya Xanthorrhoeaceae Daun Batu ginjal
Phyllanthus urinaria L. Meniran Phyllanthaceae Akar Sakit pinggang
Amaranthus sp. Bayam Amaranthaceae Daun Anemia
merah
Drynaria sparsisora Benalu Polypodiaceae Daun dan Hipertensi dan usus
(Desv.) T. Moore. batang turun
Physalis angulata L. Ciplukan Solanaceae Daun Asma dan paru-paru
basah
Tounefortia sp. Sidantang Boraginaceae Daun Maag
Passiflora foetida L. Markisa Passifloraceae Daun Hipertensi
hutan
Moringa oleifera Lam. Kelor Moringaceae Daun Jantung
Phaleria macrocarpa Mahkota Thymelaeaceae Buah Diabetes
(Scehff.) Ness. dewa
Sesamum indicum L. Wijen Pedaliaceae Biji Sariawan
Bryophyllum pinnatum Cocor bebek Crassulaceae Daun Luka
(Lam.) Oken.
Tinospora crispa (L.) Brotowali Menispermaceae Batang Malaria

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 28


Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Hook.f. & Thomson


Areca catechu L. Pinang Arecaceae Biji dan buah Diabetes dan
bengka-bengka
badan
Cheilocostus speciosus Tebu hutan Costaceae batang Demam pada balita
(J.Koenig) C.D.Specht.
Portulaca oleraceae L. Krokot Portulacaceae Batang Jantung
Sansevieria trifasciata Lidah mertua Asparagaceae Daun Wasir
Prain.
Catharanthus roseus Tapak darah Apocynaceae Daun Anemia
(L.) G.Don
Crescentia cujete L. Buah bila Bignoniaceae Buah Kolesterol
Pandanus sp. Pandan Pandanaceae Daun dan Rematik dan
batang keracunan
Colocasia esculenta (L.) Daun talas Araceae Batang Luka
Schott.
Citrus aurantiifolia Jeruk nipis Rutaceae Buah Batuk
Punica granatum L. Delima Lhytraceae Bunga Sakit telinga
- Penyambung Daun Diabetes
hidup
- Rebung Poaceae Batang Kolesterol
bambu

Tabel.2. Persentase Organ Tumbuhan Obat yang Digunakan Oleh Masyarakat Suku
Mori di Kecamatan Petasia, Petasia Barat dan Petasia Timur Kabupaten
Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Bagian Tumbuhan Persentase Bagian Tumbuhan Persentase
Yang digunakan Yang digunakan
Daun 58% Bunga 2%
Batang 10% Umbi 2%
Buah 11% Akar 4%
Rimpang 6% Herba 1%
Biji 2% Getah 1%
Kulit batang 1%

kumarin, flavonoid, dan sterol yang


2. Diabetes dapat dijadikan sebagai obat
Menurut Ibu Lakame, Diabetes antidiabetes.
dapat diobati dengan menggunakan 15 3. Kolesterol
lembar daun Kejibeling (Strobilanthes Menurut Bapak Jahaling,
crispus (L.) Bremek.), direbus sampai Kolesterol dapat diobati dengan buah
mendidih dengan 6 gelas air hingga Bila (Crestentia cujete L.), dengan cara
menjadi 3 gelas kemudian disaring dan diambail 1 buah Bila kemudian dikupas
didinginkan lalu diminum 3 kali sehari dan dipotong kecil-kecil dan dicuci
masing-masing 1 gelas. Menurut bersih kemudian direbus dengan air
Sudarsono, dkk., (2002), Kejibeling sebanyak 3 gelas, air hasil rebusan
mempunyai kandungan polifenol, diminum 3 kali sehari. Menurut Ogbuagu
saponin, alkaloid, kalium, kalsium, (2008), buah Bila memiliki beberapa

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 29


Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

kandungan alkaloid, flavonoid, dan Pelaksanaan Uji Klinik Obat


Tradisional, 2000
tanin. Senyawa flavonoid dianggap
Edward, L., Poelinggomang, 2008,
mampu mengobati kolesterol. Kerajaan Mori dan Sejarah
Perlawanan Rakyat Wita Mori
4. Hipertensi
menentang penjajah Kolonial
Menurut Bapak Marisi, Hipertensi Belanda tahun 1856-1907.
Kolonodale
bisa diobati dengan cara mengambil
Elfita., Muharni., Munawar., Salni., dan
daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Ade, O., 2010, Senyawa Anti malaria
dari Jamur Endofitik Tumbuhan
L.) sebanyak lima tangkai lalu direbus
Sambiloto (Andographis paniculata
pada air sebanyak tiga gelas sampai Nees. Jurnal Natur Indonesia.Vol 13
(2) : 123-129, ISSN 1410-9379
mendidih hingga airnya berkurang
Ersam, T., 2004, Keunggulan Biodiversitas
menjadi dua gelas kemudian diminum Hutan Tropika Indonesia dalam
Merekayasa Model Molekul
tiga kali sehari. Menurut Zakaria, dkk.,
Alami.Seminar Nasional Kimia
2007, Belimbing wuluh mengandung VI.http://www.its.ac.id/personal/files/
pub/764-beckers-chem-Kimia%20
senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid
ITS %20TE%2004.pdf. [09 Sep
pada Belimbing wuluh mampu 2014].
Flora, E., 2008,Tanaman Obat Indonesia
mengobati darah tinggi.
Untuk Pengobatan.http://indonesia-
5. Malaria herbal.com/2008/11/tanaman-obat-
indonesia-untuk-pengobatan.html
Menurut Ibu Yusniar, Penyakit
(21Maret 2015).
malaria bisa diobati dengan Kuntorini, E.M., 2005. Botani Ekonomi
Zingiberaceae Sebagai Obat
menggunakan daun Sambiloto
Tradisional di Kotamadya Banjarbaru.
(Andrographis paniculata (Burm.f.) Biostianceae.
Muktiningsih, S. R., Syahrul, M., Harsana,
Wallich) sebanyak sepuluh lembar dan
I. W., Budhi, M., dan Panjaitan, P.,
direbus dengan air sebanyak tiga gelas 2011, Review Tanaman Obat Yang
Digunakan Oleh Pengobat
sampai mendidih lalu disaring dan
Tradisional Di Sumatra Utara,
diminum pada waktu pagi dan malam. Sumatra Selatan, Bali dan Sulawesi
Selatan. Media Litbang Kesehatan.
Menurut Elfita, dkk., (2010), senyawa
Nugroho, I.A., 2010, Lokakarya Nasional
yang terkandung dalam daun sambiloto Tumbuhan Obat indonesia. Apforgen
News Letter Edisi 2 Tahun
yang berkhasiat sebagai Antimalaria
2010.http:///www.forplan.or.id.
yaitu senyawa golongan alkaloid turunan Diakses tanggal 12 Mei 2015.
Ogbuagu, M.N., 2008, The Nutritive and
piridin yaitu 7-hidroksipiranopiridin-4-on.
Anti Nutritive Compositions Of
Calabash (Crescentia cujete) Fruit
Pulp. Journal of Animal and
DAFTAR PUSTAKA
Veterinary Advances 7 (9), Hal. 1069-
Dalimarta, S., 2008, Atlas Tumbuhan Obat 1072.
Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya. Pieroni, A., Ouave, C., Nebel, S., dan
Jakarta. Henrich, M., 2002, Ethnopharmacy of
Departemen Kesehatan RI, Direktorat the Ethnic Albanians (Arbereshe) of
Jenderal Pengawasan Obat dan Northern Basilicata.Italy. Fitoterapi.
Makanan, Direktorat Pengawasan 72(2002): 217-241.
Obat Tradisional. Pedoman

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 30


Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Rosita, S.M.D., Rostiana, O., Pribadi dan Masyarakat Lokal Suku Muna Di
Hernani, 2007, Penggalian IPTEK Kecamatan Wakarumba, Kabupaten
Etnomedisin di Gunung Gede Muna, Sulawesi Tenggara,
Pangrango, Bul Littro, 18 (1) : 13-28. Biodiversitas 7(4); 333-339.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Zakaria, Z.A., Zaiton, H., Henie, E.F.P., Mat
Donatus, I,A., dan Purnomo, 2002, Jais A.M., and Engku Zainuddin.
Tumbuhan Obat II, Hasil Penelitian E.N.H., 2007, In vitro antibacterial
Pusat Studi Obat Tradisional, UGM, activity of Averrhoa bilimbi L., leaves
Yogyakarta and fruits extracts. Int. Journal of
Sugiyono, 2007, Memahami Penelitian Tropical Medicine. 2 (3) : 96-100.
Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Windadri, F., Rahayu, M., Uji, T., dan
Rustiami, H., 2006, Pemanfaatan
Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 31

You might also like