Professional Documents
Culture Documents
net/publication/319901510
CITATION READS
1 1,374
3 authors, including:
Anisatu Z. Wakhidah
Bogor Agricultural University
9 PUBLICATIONS 7 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Anisatu Z. Wakhidah on 19 September 2017.
Abstract
An inventory of plants as medicinal material based on local knowledge in east region Indonesia, especially in
Halmahera Island, is lacking. This local knowledge, which is inherited orally from elder to their next generation,
will be extinct if the information is not documented. Furthermore, plants utilized without conservation effort may
cause extinction. According to these reasons, an investigation about local knowledge in plants utilized as
medicinal material by Marimabate villagers on Sub district Jailolo, West Halmahera has been conducted in
March 2014. The objective of this study is explaining medicinal plants based on local knowledge of Marimabate
community and their conservation behaviour. Ethnobotanical data was collected by using semi-structured
interview method to shaman and villagers. From the investigation, 21 species of used plant belonged 14 families
were recorded. The data showed that leaf was the most often part used among others, they were 16 species.
Almost of the using ways of plant was by mixed with warm water then drank to patients. The cureable diasease
were 23, such as ‘lidah putih’, ‘bibit-malaria’, menstruation syndrome, and skin burned. The majority medical
plants resource was from semi-wild plant (50% species), that showedthe community conservation behavior has
been enough applied.
275
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 1, Maret 2017
ialah Desa Marimabate yang letaknya di obat juga diuraikan berdasarkan literatur kajian
Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat. etik. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin
Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan keberlanjutan aliran informasi pengetahuan
sebagai bahan obat oleh masyarakat di suatu etnobotani, khususnya mengenai bahan obat,
daerah merupakan salah satu pengetahuan dari generasi pendahulu ke generasi
lokal (Cotton, 1996). Sebagian besar selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga
pengetahuan lokal diwariskan secara lisan atau menjelaskan bagaimana sikap penghargaan
melalui media tulis berupa naskah kuno. terhadap alam oleh masyarakat Desa
Pewarisan pengetahuan secara lisan berisiko Marimabate yakni diwujudkan dengan
mudah hilang karena derasnya arus konservasi terhadap tumbuhan obat.
modernisasi menggerus kebudayaan lokal. METODE PENELITIAN
Adapun pewarisan melalui naskah kuno Penelitian dilaksanakan pada bulan
memiliki kendala yakni, generasi saat ini Maret 2014 di Desa Marimabate, Kecamatan
kesulitan membaca tulisan pada naskah dan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku
naskah tersebut telah rusak karena sudah Utara. Alat dan bahan yang digunakan yaitu
terlalu tua dan jarang yang masih terawat camera, voice recorder, trash bag, buku
(Nawangningrum et al., 2004; Suryadharma, catatan lapangan, pisau lapangan, alat tulis,
2010). mistar, tape, buku identifikasi, lembar
Perlu diketahui, pengetahuan lokal kuisioner, kertas koran, label gantung, dan
masyarakat akan membentuk kebudayaan alkohol 70%. Metode penelitian yang
lokal. Secara umum, kebudayaan manusia digunakan ialah semi structured interview.
memengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya. Metode tersebut dilakukan dengan
Masing-masing kebudayaan lokal mewawancarai responden kunci dan responden
memperlihatkan ketergantungan manusia pada umum secara informal untuk memudahkan
alam untuk bertahan hidup. Ketergantungan ini mendapatkan informasi lebih banyak
menghasilkan sikap penghargaan terhadap (Hoffman et al., 2007).
alam (Waluyo, 2000; Utama et al., 2011). Responden penelitian dibagi menjadi
Salah satu bentuk penghargaan pada alam dua, yaitu responden kunci dan responden
yaitu melakukan upaya pelestarian alam. umum. Pemilihan responden kunci dilakukan
TUJUAN secara purposive sampling dengan
Penelitian ini bertujuan untuk mengunjungi orang-orang yang dipercaya
menjelaskan tumbuhan obat berdasarkan memiliki pengetahuan pemanfaatan obat lebih
pengetahuan lokal masyarakat Desa banyak seperti dukun obat. Responden kunci
Marimabate, meliputi keanekaragaman spesies, meliputi kepala desa dan biang yang
bagian yang digunakan, kegunaan, dan cara merupakan sebutan seorang dukun beranak di
penggunaan. Kandungan zat kimia tumbuhan daerah Halmahera Barat. Responden umum
276
Anisatu Z. W., Ika P., & Isma N. A.,: Studi Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh Masyarakat Desa
Marimabate di Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat
merupakan masyarakat Desa Marimabate yang dukun obat dan mengenal banyak spesies
diwawancarai disela-sela aktivitas tumbuhan obat. Kemampuan tesebut
kesehariannya. Data yang didapat dari diwariskan pada anak perempuan yang
wawancara berupa data profil desa, nama sanggup menerima ilmu biang. Apabila anak
tanaman obat, kegunaan, bagian dan cara perempuannya tidak sanggup, ilmu biang akan
penggunaan, serta sumber perolehan. diturunkan ke keponakan perempuan atau jalur
Pengambilan spesimen tanaman obat keturunan perempuan dari biang terdahulu.
dilakukan bersama responden kunci. Spesimen Keanekaragaman Tumbuhan Obat Desa
yang sudah diambil lalu dibuat herbarium agar Marimabate
dapat diidentifikasi di laboratorium. Berdasarkan pengetahuan masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Marimabate terdapat 21 spesies
Desa Marimabate secara geografis tumbuhan yang berasal 14 suku digunakan
berada pada dataran tinggi yang terletak di sebagai bahan obat. Nama spesies, nama lokal,
koordinat N01°07’06.4”--E127°28’53.8”. bagian yang digunakan, penyakit yang dapat
Jarak desa dari Jailolo ±6 km dapat ditempuh disembuhkan, cara penggunaan, dan sumber
selama ±30 menit. Luas Desa Marimabate 30 perolehan berdasarkan pengetahuan
Ha dengan lahan perkebunan 15 Ha dan masyarakat Desa Marimabate dapat dilihat
pekarangan penduduk 6 Ha.Desa Marimabate pada Tabel 1. Kandungan bahan kimia yang
beriklim kemarau dan penghujan yang cocok dapat menyembuhkan penyakit berdasarkan
untuk tumbuhan menahun. Jumlah penduduk kajian etik dijelaskan pada uraian berikut.
yang terdata pada tahun 2011, yaitu 405 jiwa Nangka belanda (Annona muricata L.)
dengan jumlah KK sebanyak 91. Mata dimanfaatkan masyarakat Marimabate sebagai
pencaharian penduduk desa 27% petani, 17% obat penurun panas, mengobati asma, batuk,
nelayan, 17% pekerja bangunan dan 26% dan pegal-pegal. Menurut penelitian
pekerja swasta, pedagang, PNS. Petani Moghadamtousi et al. (2015), Annona
merupakan mayoritas mata pencaharian muricata L. mengandung ekstrak etanol yang
penduduk Marimabate. Petani di desa tersebut dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Hal
merupakan petani tadah hujan yang cenderung itu dikarenakan etanol dapat mereduksi jumlah
menanam tanaman tahunan seperti kelapa, leukosit dalam darah pada saat respon
cengkeh, pala, langsa, durian, dan manggis. peradangan berlangsung. Saat terjadi
Pengetahuan tanaman obat pada peradangan leukosit membebaskan molekul
masyarakat Desa Marimabate, diperoleh secara pirogen yang menyebabkan suhu tubuh lebih
turun temurun dari orang tua mereka. tinggi (Campbell et al., 2004). Ekstrak etanol
Sementara, kemampuan menjadi biang dari Annona muricata L. juga berkhasiat
merupakan warisan dari biang sebelumnya. meredakan pegal-pegal karena memiliki
Seorang biang memiliki kemampuan seperti aktivitas anti-arthritic yang dapat mengurangi
277
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 1, Maret 2017
Tabel 1. Daftar Spesies-spesies Tumbuhan yang Digunakan Sebagai Bahan Obat oleh
Masyarakat Desa Marimbate di Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat
Nama Bagian yg Cara Sumber
No Nama Spesies Kegunaan
Lokal Digunakan Penggunaan Perolehan
Annonaceae
penurun panas, diremas lalu
Nangka
1 Annona muricataL. daun asma, pegal- dicampur air semi liar
belanda
pegal, batuk hangat
Cananga dikeringkan
kulit
2 odorata.(Lam.) Kenanga obat cacing lalu diseduh semi liar
batang
Hook.f. & Thomson. dgn air hangat
Araceae
dibakar lalu
Colocasia ditumbuk,
3 Bete batang obat sakit gigi Liar
esculenta(L.) Schott. tempelkan
pada gigi
Talas ditempelkan
4 Caladium sp. daun obat luka bakar Liar
merah pada luka
Burseraceae
diparut,
Canarium masker obat dicampur dgn
5 Kenari biji Liar
communeL. jerawat air lalu
dioleskan
Caricaceae
direbus lalu
airnya
6 Carica papayaL. Pepaya daun obat malaria Budidaya
diminum 2
kali sehari
Convolvulaceae
diremas,
memperlancar dicampur dgn
daun,
7 Merremia sp. Daun tali proses air panas, semi liar
batang
kelahiran diperas lalu
diminumkan
Euphorbiaceae
daun
direndam
dengan air
panas dan
daun, perut kembung
ditempelkan
dan demam;
pada penderita
demam;
8 Jatropha curcasL. Balacai getah, lidah putih; semi liar
getah
ditempelkan
pada lidah
batang panas dalam
putih;
batang
diseduh untuk
panas dalam.
278
Anisatu Z. W., Ika P., & Isma N. A.,: Studi Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh Masyarakat Desa
Marimabate di Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat
Fabaceae
ditumbuk
Kupang- obat penyakit dicampur dgn
9 Cassia alataL. daun semi liar
kupang kulit minyak tanah,
lalu dioleskan
Lamiaceae
diremas,
diseduh dgn air
Clerodendrum Picah obat pengencer
10 daun panas, diperas semi liar
paniculatumL. piring dahak, asma
lalu
diminumkan
diremas,
dicampur dgn
Coleus meredakan
11 Mayana daun air panas, budidaya
scutellariodesBth. nyeri haid
diperas lalu
diminumkan
diremas,
dicampur dgn
Orthosiphon Kumis meredakan
12 daun air panas, budidaya
stamineusBenth. kucing nyeri haid
diperas lalu
diminumkan
Leeaceae
diremas,
obat batu dicampur dgn
13 Leea sp. ... daun semi liar
malaria air hangat lalu
diminumkan
Meliaceae
direndam dgn
Lansium penambah air panas,
14 parasiticum(Osbeck) Langsa Batang nafsu makan, diperas, lalu budidaya
Sahni & Bennet. lidah putih airnya
diminumkan
Menispermaceae
ditumbuk, lalu
menghilangkan dioleskan ke
15 Pericampylus sp. ... Daun semi liar
bibit malaria bagian yang
sakit
Myrtaceae
dicampur daun
Syzygium kayu putih lalu
terapi setelah
16 aromaticum (L.) Cengkeh Daun direbus, airnya budidaya
melahirkan
Merr. & L.M. Perry. digunakan
mandi
dicampur daun
cengkeh lalu
Melaleuca terapi setelah
17 Kayu putih Daun direbus, airnya budidaya
leucadendra (L.) L. melahirkan
digunakan
mandi
279
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 1, Maret 2017
diremas,
dicampur air
18 Psidium guajavaL. Gora Daun diare budidaya
hangat lalu
diminumkan
Poaceae
air cucian beras
dibasuhkan
Oryza sativa L. Padi Biji obat jerawat budidaya
19 pada wajah
berjerawat
Solanaceae
air perasaan
Nicotiana tabacum masker wajah, daun dicampur
20 Tembakau Daun semi liar
L. lulur bedak bayi, lalu
dioleskan
dicampur
dengan daun
sakit pinggang,
21 Physalis angulataL. Dagameme Daun Phyllanthus sp., semi liar
pegal-pegal
direbus, lalu
airnya diminum
282
Anisatu Z. W., Ika P., & Isma N. A.,: Studi Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh Masyarakat Desa
Marimabate di Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat
(Supardi dan Notosiswoyo, 2005). Seperti spesies yang banyak digunakan agar tidak
telah dijelaskan kandungan metabolit sekunder punah. Bila kebutuhan akan suatu spesies tidak
tersebut yang memiliki banyak khasiat terlalu tinggi, maka minat untuk
mengobati berbagai penyakit. membudidayakannya pun akan rendah. Kedua,
Sikap Konservasi Masyarakat Terhadap karena masyarakat Marimabate ingin menjaga
Tumbuhan Obat keaslian kandungan zat dalam tumbuhan obat.
Oleh sebab itu, masyarakat membiarkannya
Pendataan sumber perolehan tumbuhan
tumbuh tanpa dibudidayakan (Purba, 2015).
obat berdasarkan pengetahuan lokal
masyarakat Desa Marimabate, yaitu 14% (3 Kemungkinan terakhir yaitu karena
spesies) diperoleh liar dari alam, 50% (10 masyarakat Marimabate memilih
spesies) diperoleh dari tumbuhan semi-liar, membudidayakan tumbuhan yang memiliki
dan 36% (8 spesies) diperoleh dari hasil lebih dari satu fungsi, misalnya fungsi sebagai
budidaya. Sumber perolehan tumbuhan obat dan sebagai makanan. Tumbuhan seperti
tersebut sesuai yang dikatakan Zenebe et al. itu disebut tumbuhan pangan fungsional
(2012), tumbuhan obat dapat ditemukan di (Winarti et al., 2005). Berdasarkan data
alam atau hidup secara liar, semi-liar, dan tumbuhan obat yang dibudidayakan, hampir
budidaya. Sedikitnya tumbuhan liar yang seluruhnya memiliki lebih dari satu fungsi,
digunakan sebagai obat diduga karena contohnya langsa (Lansium parasiticum
kebutuhan obat masyarakat Marimabate sudah (Osbeck) Sahni & Bennet.) dapat digunakan
dipenuhi oleh tumbuhan semi liar. Selain itu, sebagai obat penambah nafsu makan dan
tumbuhan semi liar lebih mudah ditemukan buahnya dapat dimakan. Cengkeh (Syzygium
disekitar pekarangan masyarakat sementara aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry.)
tumbuhan liar harus dicari kedalam hutan digunakan sebagai terapi setelah melahirkan
untuk mendapatkannya. dan bahan bumbu masakan. Serta gora
(Psidium guajava L.) daunnya dimanfaatkan
Sementara perbandingan sumber
untuk obat diare dan buahnya dapat
perolehan tumbuhan obat dari semi-liar yang
dikonsumsi.
lebih besar dibandingkan hasil budidaya (50%
: 36%), menunjukkan minat budidaya Berdasarkan informasi dari IUCN
tumbuhan obat dari masyarakat Marimabate (http://www.iucnredlist.org/. 2016), tumbuhan
masih kurang. Hal tersebut diduga karena obat yang digunakan oleh masyarakat
beberapa hal, pertama kebutuhan tanaman obat Marimabate tidak ada yang termasuk dalam
masyarakat Marimabate tidak terlalu tinggi. list spesies terancam punah. Terbukti pada data
Seperti yang dikatakan Nababan (2003) the IUCN red list of threatened species tidak
tentang keselarasan hubungan manusia dengan satu pun data tumbuhan obat tersebut
alam, artinya manusia harus menjaga ditemukan. Fakta tersebut memberikan
keseimbangan alam dengan melestarikan informasi tumbuhan obat yang digunakan
283
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 1, Maret 2017
Utama, I Made S., Nanniek K. 2011. Winarti, C. dan N. Nurdjanah. 2005. Peluang
Konservasi keanekaragaman hayati dengan tanaman rempah dan obat sebagai sumber
kearifan local, iv + 30 hlm. Denpasar: pangan fungsional. Jurnal LitBang
Udayana University Press. Pertanian 24 (2): 47--55.
Vijayameena, C., G. Subhashini, M. World Health Organization (WHO). 1998.
Loganayagi, dan B. Ramesh. Medicinal plants in the south pacific.
Phytochemical screening and assessment of World Regional Publication. Chicago: x +
antibacterial activity for the bioactive 233 hlm.
compounds in Annona muricata L.. Yacob, T dan R. Endriani. Daya Antibakteri
International Journal of Current Ekstrak Etanol Ketepeng Cina (Senna
Microbiology and Applied Sciences. 2 (1): Alata) Terhadap Staphylococcus Aureus
1--8. Dan Escherichia Coli Secara In Vitro.
Waluyo, EB. 2000. Penelitian Etnobotani Jurnal Natur Indonesia, 13 (1): 63- - 66.
Indonesia dan Peluangnya dalam Zenebe, G., M. Zerihun, & Z. Solomon. 2012.
Mengungkap Keanekaragaman Hayati. An Ethnobotanical Study Of Medicinal
Penebar Swadaya. Jakarta. Plants In Asgede Tsimbila District,
Warrier, PK., VPK. Nambiar, dan C. Northwestern Tigray, Northern Ethiopia. A
Ramankutty. 1994. India Medicinal Plants: Journal of Plants, People, and Applied
A Compendium of 500 Species Royal Research: Ethnobotany Research &
Pharmaceutical Society of Great. Britain: Applications, 10: 305 -- 320.
443 hlm.
286