You are on page 1of 11

ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI DUSUN SERAMBAI KECAMATAN

KEMBAYAN KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT


Ethnobotany of Medical Plants in Serambai Village, Sub-District of Kembayan,
Sanggau, West Kalimantan

Rizki Yunita Sari, Evy Wardenaar, Muflihati


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
e-mail: rizki_8691@ymail.com

ABSTRACT
The study was conducted in serambai village, Sub-District of kembayan, Sanggau. The purpose of
this study is to determine the types of plants, particularly certain parts of plants that can be used
for treatment of various diseases and to know the way of processing by Malay and Dayak
communities in Serambai village. The results of this study are expected to provide information to
society about the benefits of some medicinal plant species that exist in the village of Serambai and
invite surrounding people to preserve and cultivate such medicinal plants for the benefit of general
public in future. Based on the results of research on some medicinal plants used by the Malays and
Dayaks in surrounding village of Serambai, there are 51 species of medicinal plants that belong to
35 families. Surrounding communities usually cultivate such medicinal plants traditionally based
on habits and experiences. Based on the growth rate, the percentage of trees that were used by
people in Serambai village amounted to 33,33% while based on the type of single herba, 78,43%
was benefited. Leaves were part of plant that often usedby villagers. Its amount was 39,62%. For
processing, boiling is a favorite pattern that was often applied by people with percentage amount of
58,50%. Having processed traditionally, 59,26% of people taking it by mouth and 72,22% of local
people exploited the properties of the leaves to treat internal illnesses.

Keywords : Ethnobotany , medicinal plants , people , Sanggau

PENDAHULUAN upacara adat dan kegiatan sosial,


Etnobotani merupakan pengetahuan minuman dan kesenian.
tentang pemanfaatan tumbuhan secara Menurut Zuhud dkk (1994), tumbuhan
tradisional oleh suku-suku terpencil, yang obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat
saat ini menjadi perhatian banyak pakar yang diketahui dan dipercaya mempunyai
karena keberadaanya dan statusnya khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi
(Soekarman dan Riswan, 1992). 3 kelompok tumbuhan obat, yaitu: (1)
Pemanfaatan tumbuhan secara tradisional Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies
oleh masyarakat adat merupakan salah tumbuhan yang diketahui atau dipercaya
satu pengetahuan yang berkembang dan memiliki khasiat obat dan telah digunakan
diwariskan secara turun temurun. sebagai bahan obat tradisional; (2)
Keuntungan tumbuhan obat yang Tumbuhan obat modern, yaitu spesies
dirasakan langsung oleh masyarakat tumbuhan yang secara ilmiah telah
adalah kemudahan untuk memperolehnya dibuktikan mengadung senyawa atau bahan
dan bahan bakunya dapat ditanam di bioaktif yang berkhasiat obat dan
pekarangan rumah, murah dan dapat penggunaannya dapat
diramu sendiri. Selain itu kegunaan dipertanggungjawabkan secara medis; dan
tumbuhan adalah sebagai bahan pangan, (3) Tumbuhan obat potensial, yaitu
sandang, bangunan, obat-obatan, spesies tumbuhan yang diduga
kosmetik, alat rumah tangga dan mengandung senyawa atau bahan bioaktif
pertanian, talitemali, anyaman, pelengkap yang berkhasiat obat, tetapi belum

379
dibuktikan secara ilmiah atau penggunan-
nya sebagai bahan obat tradisional.
Dayak adalah salah satu kelompok
besar penduduk asal atau sering disebut secara turun-temurun sedangkan untuk
"penduduk asli" pulau Kalimantan. suku Melayu proses pengolahan obat
Mereka tersebar di wilayah administratif tradisional masih menggunakan ajaran
Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan agama islam dan menghayati nilai-nilai
Tengah, Kalimantan Selatan dan Kali- budaya Melayu.
mantan Timur. Suku Dayak dibagi ke Pengenalan terhadap berbagai jenis
dalam tujuh kelompok yaitu sebagai tumbuhan obat adalah hal yang dapat
berikut: Ngaju, Apu Kayan, Iban, dilakukan sebelum kita melakukan penye-
Klematan atau Darat, Murut, Punan, Ahe barluasan pemanfaatan terhadap tum-
dan Danum (Setyowati dkk, 2005). buhan obat itu sendiri (Hamzari, 2008).
Sedangkan, suku Melayu di Kalimantan Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi
Barat tersebar luas hampir di semua jenis-jenis tumbuhan obat yang sering
kabupaten dan kota. Suku Melayu di dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun
Kalimantan Barat antara lain Melayu Serambai Kecamatan Kembayan Kabupa-
Pontianak, Melayu Singkawang, Melayu ten Sanggau, selain berfungsi sebagai
Mempawah, Melayu Sambas, Melayu sarana untuk mendekatkan masyarakat
Bengkayang, Melayu Sanggau, Melayu kepada pemanfaatan tumbuhan obat, juga
Sekadau, Melayu Sintang, Melayu berfungsi sebagai sarana untuk mengikuti
Kapuas Hulu, Melayu Kubu, Melayu sertakan masyarakat di dalam upaya
Sukadana dan Melayu Ketapang. pelestarian sumber daya alam khususnya
Peninggalan sejarah dan budaya Melayu sumber daya alam bukan kayu. Untuk
di Kalimantan Barat tercermin pada mengetahui jumlah dan jenis-jenis
peninggalan Keraton yang terdapat di tumbuhan obat yang sering digunakan
seluruh kabupaten/kota. Adat dan tradisi oleh masyarakat, maka dilakukannya
masih dilestarikan secara turun temurun penelitian tentang studi etnobotani
oleh generasi penerusnya. Golongan suku tumbuhan obat.
Melayu ini pada umumnya berbeda
dengan suku Dayak, Hal ini disebabkan METODOLOGI PENELITIAN
oleh agama, pergaulan, dan cara hidupnya Penelitian dilaksanakan di Dusun
(Ahyat, 2005). Serambai Kecamatan Kembayan Kabu-
Berdasarkan penelitian Yitno (1991) paten Sanggau. Objek dalam penelitian
secara umum Suku Dayak di Dusun ini adalah kepala dusun, dukun kampung,
Serambai Kecamatan Kembayan Kabu- dukun beranak, tumbuhan obat dan
paten Sanggau Kalimantan Barat memi- pengguna tumbuhan obat di Dusun
liki ciri budaya yang sama akan tetapi Serambai. Alat-alat yang digunakan
setiap suku memiliki persepsi dan metode adalah buku Atlas tumbuhan obat
yang berbeda terkait pemanfaatan Indonesia Jilid 3, alat tulis, kamera, alat
tumbuhan sebagai obat tradisional. Salah perekam suara, GPS dan peralatan pem-
satunya adalah Suku Dayak di sebagian buatan herbarium. Metode yang diguna-
besar masih memanfaatkan tumbuhan kan dalam penelitian adalah metode
yang ada di hutan untuk pengobatan. deskriptif dengan wawancara dan iden-
Proses pembuatan/pengolahan obat tradi- tifikasi di lapangan. Data yang dikum-
sional oleh Suku Dayak di Dusun Seram- pulkan dalam penelitian ini meliputi data
bai Kecamatan Kembayan Kabupaten primer dan data sekunder. Data primer
Sanggau masih sederhana dan dilakukan yaitu data yang diperoleh dari hasil
dilapangan melalui wawancara langsung
dengan masyarakat sebagai responden.
Sedangkan data sekunder yaitu data-data

380
pelengkap berupa data monografi dan sekitar Dusun Serambai Kecamatan
literatur-literatur.Pengumpulandata Kembayan Kabupaten Sanggau untuk
dilakukan dengan teknik komunikasi tingkat kependudukan terdapat 2 (dua)
langsung dengan responden terpilih untuk suku yaitu suku Melayu dan suku Dayak
mengisi kuisioner yang berisikan rang- Ahe. Pada suku Melayu dan Dayak Ahe
kaian pertanyaan yang berhubungan ditemukan 51 spesies tumbuhan obat
dengan tujuan dan permasalahan yang yang tergolong dalam 35 famili yang
telah dirumuskan. Pemilihan responden dimanfaatkan oleh masyarakat.
dilakukan dengan teknik Snowball Responden yang banyak menggunakan
Sampling (Bernard, 2004), yaitu menen- tumbuhan obat tersebut adalah dukun
tukan responden kunci (Kepala Dusun) kampung dan dukun beranak dari suku
untuk kemudian menentukan responden Melayu dan Dayak Ahe. Tumbuhan obat
lain yang juga mengetahui tumbuhan obat yang paling banyak digunakan oleh suku
berdasarkan informasi dari responden Melayu di Dusun Serambai adalah kunyit,
sebelumnya. Daftar pertanyaan untuk jahe, kencur, jambu biji, penamapat
responden terpilih meliputi data nama, darah, sahang, pasak bumi, daun sirih,
umur, jenis kelamin, pekerjaan dan danlain-lainnya.Hasilpenelitian
kuesioner. Daftar kajian keanekaragaman dilapangan ditemukan 26 jenis tumbuhan
jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan (Tabel 1). Sedangkan tumbuhan obat
oleh masyarakat sebagai obat. yang paling banyak digunakan oleh suku
Dayak Ahe adalah tampar antu, pugaga,
HASIL DAN PEMBAHASAN pinang dan lain-lainnya. Berdasarkan
Hasil penelitian terhadap jenis hasil penelitian dilapangan ditemukan 25
tumbuhan obat dan pemanfaatannya di jenis tumbuhan (Tabel 2).

Tabel 1. Jenis-jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan oleh Dukun Beranak dan Dukun
Kampung Suku Melayu (Types of Medicinal Plants Used by Traditional Birth
Attendants Shaman and Vilage Shaman in Malay Tribe)
Nama
No Nama Latin Famili Jenis Penyakit
Tumbuhan Obat
1 Bawang Merah Allium cepa L Amarylilidaceae Pendarahan
karna luka
2 Belimbing Wuluh Averrhoa blimbi L Oxalidaceae Malaria
3 Cangkok Manis Sauropus androgynus Merr Phyllanthaceae Sakit kepala,
memperbanyak
ASI
4 Cengkodok Melastoma malabathricum Melastomaceae Sakit perut dan
turunkan
tekanan darah
tinggi
5 Dapat Elephantopus scaber Linn Asteraceae Malaria
6 Jambu Biji Psidium guajava L Myrtaceae Sakit perut
7 Jerangau merah Acorus calamus Araceae Sakit kepala
8 Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Rutaceae Batuk
9 Keladi Colocasia sp Araceae Mengobati luka
10 Kelapa Cocos nucifera Arecaceae Keremut
11 Kembang Sepatu Hibiscus rosasinensis L. Malvaceae Penurunan
demam panas
12 Kencur Kaemferia galanga Zingiberaceae Maag
13 Kumis Kucing Orthosipon spictus B.B.S Lamiaceae Mempelancar
kencing

381
14 Kunyit Curcuma domestica Zingiberaceae Mengurangi rasa
gatal-gatal
setelah bersalin
15 Lengkuas Languas galanga L. Wild Zingiberaceae Panu
16 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa Thymelaeceae Penurunan darah
tinggi
17 Pasak Bumi Eurycoma longifolia Jack Simaroubaceae Demam dan
tekanan darah
tinggi
18 Pecah Beling Sericocalyx crispus L. Acanthaceae Penurun tekanan
Bremek darah tinggi
19 Penampat Darah Excoecaria Euphorbiaceae untuk muntah
choechinchinensis darah
20 Pepaya Carica papaya Caricaceae Mengobati
malaria
21 Pinang Areca cathecu L. Arecaceae Penyakit dalam
dan sakit kepala
22 Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae Mengobati luka
luar,
mempelancar
ASI
23 Sahang Piper nigrum Piperaceae Mengobati sakit
gigi
24 Sirih Piper batle Piperaceae Mimisan,
keputihan,
penurun panas
25 Sirsak Annona muricata L. Anonaceae Tekanan darah
tinggi
26 Terong Pipit Solanum torvum Swartz. Solanaceae Demam panas
dan perbaiki
peredaran darah

Tabel 2. Jenis-jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan oleh Dukun Beranak dan Dukun
Kampung Suku Dayak Ahe (Types of Medicinal Plants Used by Traditional
Birth Attendants Shaman and Village Shaman in Dayak Ahe Tribe)
Nama
No Nama Latin Famili Jenis Penyakit
Tumbuhan Obat
1 Asam Kalimantan Mangifera foetida Anacardiaceae Sakit perut
Koesterm
2 Belimbing Manis Averrhoa carambola Oxalidaceae Malaria
3 Durian Durio zibhetinus Murray Malvaceae Membersihkan
darah kotor
setelah
melahirkan
4 Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae Habis bersalin,
menghangatkan
tubuh
5 Jengkol Pithecollobium jiring, P. Fabaceae Mempelancar
lobatum buang air kecil
6 Jeruk Bali Citrus maxima Merr. Rutaceae Batuk berdahak
7 Kepayak Babi - - Muntah darah
8 Ketepeng Senna alata L. Fabaceae Panu atau kurap
9 Lalang Imperata cylindrica L. Poaceae Kencing kuning
Beauv. dan panas dalam
382
10 Langsat Lansium domesticum Meliaceae Malaria, BAB
berdarah dan
sakit kuning,
cacingan
11 Lidah Buaya Aloe vera Xanthorrhoeace Mengobati luka
ae luar
12 Lotop Passiflora foetida Passifloraceae Sesak nafas
13 Mangis Garcinia mangostana Clusiaceae Sakit perut
14 Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae Tekanan darah
tinggi
15 Nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae Bisul
Hiern
16 Pakis kubuk Polypodium verrucosum Polypodiaceae Memperbanyak
ASI dan
mengobati luka
17 Pandan Pandanus amaryllifolius Pandanaccae Mengilangkan
Roxb ketombe
18 Petai Parkia speciosa Hassk Fabaceae Diabetes
19 Pugaga Centella asiatica Apiaceae Panas tinggi
20 Putri Malu Mimosa pudica Mimosaceae BAB
berdarah,sakit
gigi
21 Rosela Hibiscus radiatus Cav. Malvaceae Tekanan darah
tinggi dan
kolestrol
22 Seledri Apium graveolens Linn Apiaceae Rematik
23 Serai Cymbopogum nardus L Poaceae Patah tulang
24 Tampar antu Sansevieria trifasciata Asparagaceae Mengobati luka
dalam
25 Ubi Manihot esculenta Euphorbiaceae Menurunkan
demam panas

Hasil wawancara dengan dukun pohon, 2 jenis dari tingkat liana, 16 jenis
kampung dan dukun beranak, suku dari tingkat herba, 14 jenis dari tingkat
melayu dan dayak pada saat penelitian perdu dan 2 jenis dari tingkat terna.
terdapat 35 famili tumbuhan obat yang Berdasarkan bentuk ramuannya dari 51
ditemukan dan diketahui ada beberapa jenis tumbuhan obat, dalam bentuk
famili yang memiliki dua atau lebih ramuan berupa tunggal 40 jenis dan
spesies, jumlah tertinggi terdapat pada campuran 11 jenis. Ternyata bentuk
famili Zingiberaceae yang memiliki ramuan tunggal lebih banyak
empat spesies dengan persentase famili dimanfaatkan oleh dukun kampung dan
tertinggi adalah 7,84 %. Berdasarkan dukun beranak dari suku Melayu dan
habitusnya dari 51 jenis tumbuhan obat Dayak.
yang terdiri dari 17 jenis dari tingkat

383
45
40 39,62
35
30
(%)

25
Persentase

20
17
15

10 7,55 9,43 9,43 9,43


5,66
5
1,88
0
Daun Akar Rimpang Kulit Buah Bunga Getah Seluruh
bagian
tumbuhan
Gambar 1. Grafik persentase jenis tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan
(Figure of Percentage of Medicinal Plant Species Based on Utilization Part
of Plant)
Berdasarkan bagian yang digunakan bunga 1 spesies (1,88%), getah 3 spesies
dari 51 spesies jenis tumbuhan obat yang (5,66%), dan seluruh bagian tumbuhan
ditemukan dengan bagian tumbuhan terdapat 5 spesies (9,43%). Bagian yang
sebanyak 53 bagian berupa daun terdiri paling banyak digunakan oleh dukun
dari 21 spesies (39,62%), akar 9 spesies kampung dan dukun beranak dari suku
(17%), rimpang 4 spesies (7,55%), kulit 5 Melayu dan Dayak di Dusun Serambai
spesies (9,43%), buah 5 spesies (9,43%), adalah daun yaitu 21 spesies (39,62%).

70
58,50
60
(%)

50
40
28,30
Persentase

30
20
10 1,88 1,88 5,7 1,88 1,88

0
Direbus Ditumbuk Dikunyah Diparut Dioles Disalai Cara
langsung
dimakan
atau
diminum

Gambar 2. Grafik persentase jenis tumbuhan obat berdasarkan cara pengolahan (Figure
The Percentage of Medicinal Plant Species Based on Processing Method)
Berdasarkan cara pengolahannya dari diparut, dioles, disalai dan cara langsung
51 spesies tumbuhan obat yang dite- dimakan atau diminum, yang paling
mukan oleh dukun kampung dan dukun banyak digunakan yaitu dengan cara
beranak dari suku Melayu dan Dayak pengolahan direbus dengan jumlah 31 dan
Dusun Serambai, cara pengolahannya ada persentasenya 58,50 %.
7 cara yaitu direbus, ditumbuk, dikunyah,
384
70
59,26
60
Persentase (%) 50
40
30
20
11,11 12,96 12,96
10 3,70
0
Diminum Ditempel Dioles Dimakan Dikumur
Gambar 3. Grafik persentase jenis tumbuhan obat berdasarkan cara penggunaan (Figure
The Percentage of Medicinal Plant Species Based on Utilization)

Keterbatasan ekonomi menyebabkan juga responden menyimpannya dalam


pengobatan tradisional menjadi pilihan bentuk kering. Suku Dayak yang ada di
pertama masyarakat untuk mengobati Dusun Serambai Kecamatan Kembayan
suatu penyakit. Biasanya pengobatan adalah suku Dayak Ahe yang mana suku
tradisional ini selain digunakan untuk Dayak Ahe tersebut berasal dari suku
pertolongan pertama dan penggunaan Dayak Kanayatn karena mereka berada di
obat tradisional mudah didapatkan atau perbatasan antara komunitas mayoritas
bisa langsung dicari di pinggiran sungai, Melayu di pesisir pantai. Suku Dayak di
di ladang, di hutan tembawang, dan Dusun Serambai masih memanfaatkan
perkarangan rumah yang tidak perlu tumbuhan yang ada sebagai bahan baku
mengeluaran biaya yang besar bila obat-obatan.
dibandingkan sengan obat-obatan Pengetahuan tentang pengobatan
modern, sering juga menjadi alternatif secara tradisional dengan memanfaatkan
terakhir bila pengobatan dengan cara tumbuh-tumbuhan diperoleh dari mimpi
modern tidak memberikan hasil. atau bunga tidur dan pada saat
Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh suku pengobatan dukun kampung dan dukun
Melayu dan Dayak di Dusun Serambai beranak dari suku Dayak masih
sebanyak 51 spesies. menggunakan tradisi “pengkeras” yang
Jenis-jenis tumbuhan obat tersebut artinya memanggil semangat pasien agar
ada yang sengaja ditanam masyarakat di cepat sembuh dan penyakit yang pasien
hutan tembawang, pekarangan rumah dan derita tidak terkena pada pengobat atau
ada juga tumbuh liar dan mengalami dukun. Pengkeras biasanya menggunakan
kelangkaan seperti pugaga (Centella jarum, paku, pisau atau besi yang
asiatica), pecah beling (Sericocalyx kemudian digigit oleh pengobat dan
crispus L. Bremek), daun dapat atau tapak pasien. Sedangkan dari penelitian Dayak
liman (Elephantopus scaber Linn) dan Ngaju proses pengobatannya berdasarkan
jerangau merah (Acorus calamus). kepada pemujaan roh leluhur,
Menurut salah satu responden dukun penggunaan mantra-mantra dari pengobat
beranak dari suku Melayu di Dusun dan bersamaan dengan tumbuhan obat
Serambai mengalami kesulitan untuk (Setyowati, 2005). Sedangkan,
mencari ramuan setelah bersalin karena Pengetahuan suku Melayu tentang
dengan langkanya keberadaan tumbuhan pengobatan secara tradisional dengan
obat seperti jerangau merah membuat memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan
responden susah untuk mendapatkannya, diperolehnya dari nenek moyang atau
sehingga responden harus mencari di secara turun temurun, dan proses
dusun lain, dan sewaktu responden pengolahan obat tradisional masih
membutuhkan jerangau merah biasanya menggunakan ajaran agama Islam dan

385
menghayati nilai-nilai budaya melayu. Kecamatan Kembayan Kabupaten
Pada umumnya suku Melayu di Sanggau tumbuhan jerangau merah
Kalimantan Barat juga masih mengguna- berguna untuk mengobati penyakit sakit
kan istilah “pengkeras” tetapi pada suku kepala. Suku Melayu dan Dayak Ahe
Melayu di Dusun Serambai sudah tidak memiliki perbedaan dan persamaan dalam
ada lagi menggunakan tradisi tersebut pemanfaatan tumbuhan obat yang dimana
melainkan menggunakan tradisi air tumbuhan tersebut ada yang memiliki
penawar dari dukun kampung dan dukun satu tumbuhan yang sama tetapi berbeda
beranak suku Melayu dengan cara jenis penyakit dan ada juga dalam satu
membacakan air putih dengan bacaan tumbuhan sama memiliki jenis penyakit
ayat-ayat suci al-quran. yang sama juga, misalnya pada satu tum-
Dari hasil wawancara dengan dukun buhan yang sama tetapi berbeda penyakit
kampung dan dukun beranak oleh suku yakni pada tumbuhan belimbing wuluh
Melayu dan Dayak di Dusun Serambai memiliki penyakit berbeda dalam peman-
berdasarkan bentuk ramuannya, respon- faatan dari suku Melayu berfungsi untuk
den dalam pengolahan tumbuhan obat mengobati penyakit tekanan darah tinggi
tidak hanya menggunakan satu jenis sedangkan Dayak Ahe menggunakannya
tumbuhan saja, tetapi dicampur atau untuk mengobati jenis penyakit batuk.
diramu dengan bahan lainnya dan bahan Untuk tumbuhan satu tumbuhan sama
campuran tersebut juga tidak hanya sama- memiliki jenis penyakit yang sama
sama dari tumbuhan melainkan campuran misalnya pada tumbuhan jeruk nipis dari
sebagian besar dari garam, gula dan arak, suku Melayu dan Dayak Ahe sama-sama
seperti penyakit luar biasanya reponden menggunakan untuk mengobati penyakit
memanfaatkan serai (Cymbopogum batuk.
nardus L) sebagai obat patah tulang yang
dengan cara pengolahannya yaitu tujuh KESIMPULAN DAN SARAN
(7) buah serai ditumbuk dan ditambahkan Kesimpulan
dengan arak kemudian cara penggunaan-nya Berdasarkan hasil penelitian terhadap
ditempel (dibungkus) pada bagian tubuh jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya
yang patah. di sekitar Dusun Serambai dapat disim-
Tumbuhan obat yang sering pulkan pada suku Melayu dan Dayak
dimanfaatkan oleh masyarakat tidak ditemukan 51 spesies tumbuhan obat
begitu sulit untuk diperoleh. Karena yang tergolong dalam 35 famili yang
sebagian besar tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat, dimana
digunakan adalah berasal dari jenis pohon pengolahannya masih secara tradisional
yang banyak dijumpai di hutan temba- yaitu hanya berdasarkan kebiasaan dan
wang yang tumbuhnya menyebar. Tetapi pengalaman saja.
ada juga beberapa jenis yang sudah mulai Berdasarkan tingkat pertumbuhan
sulit peneliti temui di lokasi penelitian ternyata tingkat pohon yang lebih banyak
yaitu seperti jerangau merah (Acorus dimanfaatkan dengan persentase 33,33 %
calamus). Berdasarkan kegunaan tum- sebanyak 17 spesies. Berdasarkan jenis
buhan obat menurut Takoy (2013) ramuan secara tunggal lebih banyak
tumbuhan jerangau merah berguna untuk digunakan dengan persentase 78,43 %
mengobati penyakit sakit perut digunakan sebanyak 40 jenis. Berdasarkan bagian
oleh suku Dayak Seberuang di Kawasan yang digunakan, bagian daun yang paling
Hutan Desa Ensabang Kecamatan Sepauk banyak digunakan dengan persentase
Kabupaten Sintang sedangkan penelitian 39,62 % sebanyak 21 jenis. Secara
pada suku Dayak di Dusun Serambai pengolahan yang paling banyak diguna-

386
kan adalah dengan cara direbus dengan
persentasenya 58,50 % sebanyak 31 jenis.
Secara penggunaannya yang paling
banyak digunakan adalah diminum Budaya, Universitas Indonesia.
dengan persentase 59,26 % sebanyak 32 Jakarta: Balai Pustaka, 2005. 48
jenis. Dan secara kegunaan obat untuk Bernad H, 2002.Research Methods in
mengobati suatu penyakit, yang paling Antropology: Qualitative and
banyak digunakan untuk pengobatan Quantitative Methods, Thirdedition,
adalah penyakit dalam dengan persentase Altamitra Press, Walnut
72,22 % sebanyak 39 jenis. Creek,California
Saran Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman
Perlu adanya perlindungan terhadap Obat-obatan Yang Di Manfaatkan
tumbuhan obat serta pembinaan secara Oleh Masyarakat Sekitar Hutan
terpadu dengan penyuluhan yang Tabo-tabo. http://jurnal.unhas .ac.id
berkelanjutan agar masyarakat dapat [diunduh 27 November 2013].
mengetahui dan memahami akan Setyowati. F. M, Riswan. S, dan Susiarti.
pentingnya pelestarian tumbuhan obat, S. 2005. Etnobotai Masyarakat
Ada baiknya masyarakat Dayak Ngaju Di Daerah Timpah
Dusun Kalimantan Tengah. Vol : 3. 502-
Serambai Kecamatan Kembayan 510. [diunduh 12 Maret 2014]
Kabupaten Sanggau membudidayakan Takoy. D. M, Linda. R, dan Lovadi. I.
tumbuhan obat diperkarangan rumah atau 2013. Tumbuhan Berkhasiat Obat
kebun agar mudah diperoleh. Suku Dayak Seberuang Di Kawasan
Pengetahuan tentang pemanfaatan Hutan Desa Ensabang Kecamatan
tumbuhan obat perlu didokumentasikan Sepauk Kabupaten Sintang. Vol 2
secara tertulis dan sebaiknya dapat (3): 122 – 128. [diunduh 27
November 2013]
diturunkan kepada generasi yang lebih
muda, serta perlu penelitian lanjutan Yitno, A, 1991, Gambaran Kehidupan
untuk mengetahui identifikasi komponen Masyarakat Kalimantan, Univer-
bioaktif serta bioaktifitasnya sehingga sitas Gajah Mada,Yogyakarta
pemanfaatan secara tradisional oleh Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S.
masyarakat dapat terbukti secara ilmiah. 1994. Hutan Tropika Indonesia
sebagai Sumber Keanekaragaman
DAFTAR PUSTAKA Plasma Nutfah Tumbuhan Obat.
Ahyat SI, 2005. Dinamika dan Pengaruh Dalam Pelestarian Pemanfaatan
Keanekaragaman Tumbuhan Obat
Budaya Melayu di Kalimantan
Hutan Tropika Indonesia. Jurusan
Barat. International Conference On
Konservasi Sumberdaya Hutan.
Indonesia Studies. Departemen
Fakultas Kehutanan IPB-Lembaga
Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Alam Tropika Indonesia (LATIN).
[diunduh 28 November 2013].

387

You might also like