You are on page 1of 13

KEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT

OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR TAMAN NASIONAL


AKETAJAWE LOLOBATA, PROVINSI MALUKU UTARA
(Local Wisdom in the Utilization of Medicine Plants by Community Around
Aketajawe Lolobata National Park, North Maluku Province)

Lis Nurrani, Supratman Tabba & Hendra S. Mokodompit


Balai Penelitian Kehutanan Manado, Jl. Raya Adipura Kelurahan Kima Atas,
Kecamatan Mapanget Kota Manado, Indonesia
e-mail :lisnurrani@gmail.com
Diterima 2 Juli 2015, direvisi 22 September 2015, disetujui 29 September 2015

ABSTRACT
Utilization of forest plants in traditional medicine by community around the Aketajawe Lolobata National Park (ALNP) is
one of local wisdom that must be maintained. The aim of this research is to enrich the bioecology data so it can be used as a reference in
forest management based on community welfare and environmental sustainability. This research was conducted to assess the utilization of
medicinal plants by the community in the traditional zones of ALNP. The method used were in-depth interview (questionnaire), field
surveys, and phytochemical analysis. Results showed that as many as 78 species plants identified mostly are Fabaceae family. Habitus
majority of the plants are in the form of trees (42%) and part of the plant most widely used are leaves as much as 40%. Plants used for
treatment of allergies and minor injuries (29 species); increase stamina (17 species); and internal and chronic diseases (32 species).
Phytochemical analysis showed that extracts of Alstonia scholaris bark, Homalium grandiflorum stem, Crotalaria retusa leaves,
Arcangelsia flava stem, and togutil rope stem contain triterpenoid compound (malaria repellent). Extract of toyom bark (Sterculia
obongifolia) contains tannin which has the function to stop bleeding and healing of burns infections.
Keywords: medicinal plants, community, local wisdom, Aketajawe Lolobata National Park

ABSTRAK
Pemanfaatan tumbuhan hutan dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat disekitar kawasan Taman
Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL) merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang harus dipertahankan.
Informasi ini guna memperkaya data bioekologi sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan kawasan hutan
berbasis kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
mengkaji pemanfaatan tumbuhan obat yang dilakukan oleh masyarakat pada zona tradisional TNAL. Metode yang
digunakan adalah wawancara secara mendalam, survei lapangan, dan teknik kuesioner. Analisis fitokimia dilakukan
untuk mengidentifikasi kandungan senyawa aktif tumbuhan. Teridentifikasi sebanyak 78 jenis tumbuhan yang
digunakan oleh masyarakat dalam pengobatan tradisional dimana sebagian besar merupakan famili Fabaceae.
Habitus tumbuhan mayoritas berupa pohon (42%) dan bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan yaitu
daun sebanyak 40%. Umumnya tumbuhan digunakan untuk pengobatan luar seperti alergi dan luka ringan (29 jenis);
peningkat stamina tubuh (17 jenis); serta penyakit dalam dan kronis (32 jenis). Analisis fitokimia menunjukkan bahwa
ekstrak kulit Alstonia scholaris, batang Homalium grandiflorum, daun Crotalaria retusa, batang Arcangelsia flava, dan batang
tali togutil mengandung senyawa triterpenoid (anti malaria). Ekstrak kulit Toyom (Sterculia obongifolia) mengandung
tanin, yang berfungsi menghentikan pendarahan dan menyembuhkan infeksi luka bakar.
Kata kunci: tumbuhan obat, masyarakat, kearifan lokal, Taman Nasional Aketajawe Lolobata.

I. PENDAHULUAN yang bermukim di sekitar hutan pada berbagai


bidang seperti pertanian, ketahanan pangan,
Kawasan hutan Indonesia merupakan sumber kehutanan dan kedokteran. Plasma nutfah sangat
penghasil berbagai jenis plasma nutfah berkualitas potensial untuk dikembangkan bagi kesejahteraan
dunia dikarenakan banyaknya jenis-jenis endemik, masyarakat, salah satunya sebagai bahan herbal.
langka dan unik yang ditemukan di wilayah ini. Diperkirakan hutan Indonesia menyimpan potensi
Potensi tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat tumbuhan obat sebanyak 30.000 jenis dari total

163
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ..... (Lis Nurrani, Supratman Tabba & Hendra S. Mokodompit)
40.000 jenis tumbuhan dunia. Sebanyak 940 jenis Mengingat tekanan dan ancaman pada kawasan
diantaranya telah dinyatakan berkhasiat sebagai obat, konservasi dan masih minimnya informasi ilmiah
atau sekitar 90% dari seluruh tumbuhan obat yang mengenai potensi tumbuhan obat, maka
ada di Benua Asia. Dari sekian banyak jenis diperlukan penelitian yang bertujuan untuk
tumbuhan obat, baru 20-22% yang dibudidayakan, mengkaji pemanfaatan tumbuhan alam berkhasiat
sedangkan sekitar 78% diperoleh melalui obat. Informasi tersebut dapat digunakan untuk
pengambilan langsung dari hutan (Nugroho, 2010). memperkuat sistem data base bioekologi dan
Pemanfaatan tumbuhan obat telah dipraktekkan menjadi acuan bagi pengelolaan kawasan berbasis
sejak lama oleh para leluhur yang kemudian kesejahteraan masyarakat dan kelestarian
berkembang dan menghasilkan sebuah kearifan kehidupan. Tulisan ini merupakan uraian mengenai
lokal. Kearifan tersebut muncul dalam bentuk kebiasaan masyarakat Maluku Utara dalam
budaya pemanfaatan nilai dan khasiat dari memanfaatkan tumbuhan alam sebagai bahan obat
tumbuhan obat, dimana tradisi ini dapat dijumpai tradisional. Berdasarkan kajian tersebut kemudian
dibeberapa negara antara lain Cina dan Korea. beberapa jenis yang potensial dilakukan
Masyarakat Cina dan Korea sangat gemar pembuktian ilmiah dengan identifikasi kandungan
mengkomsumsi bahan herbal seperti ginseng bahan/senyawa aktif (uji fitokimia). Hasil ini
sebagai obat dan minuman tradisional. Di diharapkan menjadi data base untuk lebih mengkaji
Indonesia kebiasaan mengkonsumsi obat potensi kemudian menjadi dasar pertimbangan
tradisional telah lama dikembangkan dalam bentuk dalam pengembangannya untuk dibudidayakan di
jamu-jamuan, tradisi ini dipopulerkan oleh sekitar kawasan TNAL sehing ga dapat
masyarakat Jawa. Kondisi yang sama juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ditemukan di ujung timur Indonesia, dimana
masyarakat Papua terbiasa mengkonsumsi buah
merah yang terbukti sebagai obat yang sangat II. METODE PENELITIAN
mujarab. Pemanfaatan dan pengelolaan plasma
nutfah oleh masyarakat tradisional pada umumnya A. Waktu dan Lokasi Penelitian
didasarkan pada akumulasi pengetahuan lokal dan
Penelitian dilaksanakan pada zona tradisional
kebijakan yang telah dipatuhi sebagai tradisi dan
TNAL yang keselurahan arealnya merupakan
hukum adat yang diwariskan secara turun temurun
wilayah blokAketajawe di Provinsi Maluku Utara.
(Sutrisno & Silitonga 2004).
Pengamatan dan pengambilan data dilakukan di
Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL)
Desa Akejawi Kecamatan Wasile Selatan
merupakan salah satu kawasan konservasi dari total
Kabupaten Halmahera Timur yang merupakan
11% hutan konservasi yang dimiliki Provinsi
wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional
Maluku Utara,dimana luas kawasan secara
(SPTN) III Subaim. Dua sampel lainnya yaitu Desa
keseluruhan ± 2.519.623,91 ha (Dishut Malut,
Gosale di Kecamatan Oba Utara dan Dusun
2012). Kawasan TNAL memiliki kondisi alam
Tayawi di Desa Koli Kecamatan Oba Kota Tidore
cukup baik dengan berbagai rangkaian habitat
Kepulauan yang merupakan wilayah SPTN I Weda.
dan spesies asli dari biogeografi kelompok
Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan
Halmahera. Kawasan ini diyakini menyimpan
dimulai dengan kegiatan survei pada bulan April,
potensi tumbuhan obat yang sangat tinggi. Hal
pelaksanaan pada Bulan Juni dan Oktober,
ini didasarkan pada tradisi masyarakat lokal yang
identifikasi jenis serta analisis laboratorium hingga
masih memanfaatkan tumbuhan sebagai obat.
bulan Desember 2013.
Kawasan TNAL khususnya wilayah Lolobata
merupakan tempat Suku Togutil menggantungkan
B. Bahan dan Alat
hidupnya pada berbagai sumber plasma nutfah.
Terdapat 149 jenis yang terdiri dari 100 sumber Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
plasma nutfah pertanian (71 spesies) yang adalah peta kawasan TNAL, alkohol, aquadest,
dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan 49 jenis sampel bagian tumbuhan yang dimanfaatkan
tumbuhan obat (45 spesies) dimanfaatkan sebagai sebagai obat.Alat yang digunakan antara lain
bahan obat (Karim et al, 2006). parang, pisau, gunting stek, rol meter, GPS, tally

164
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 12 No. 3 Desember 2015, Hal. 163-175
sheet, kamera, kuesioner, papan data, tali rapia, dan Fauna Balai Penelitian Kehutanan Manado.
karung, koran, plastik clip ukuran 10 x 10 cm, Dan analisis fitokimia di Laboratorium Pusat Studi
plastik clip ukuran 100 cm x 58 cm, baterai A2, Biofarmaka Lembaga Penelitian dan Pengabdian
baterai A3, spidol permanen, alat tulis menulis, dan Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor. Data
perlengkapan kemah. potensi, jenis, manfaat tumbuhan obat berikut hasil
analisis laboratorium ditabulasi dan interaksi
C. Rancangan Penelitian masyarakat dianalisis secara deskriptif.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
kombinasi teknik survei lapangan (observasi), teknik
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara secara mendalam (in depth interview), dan
teknik kuesioner. Responden merupakan tokoh
A. Potensi Tumbuhan Obat dan Kearifal Lokal
kunci dan pemanfaat tumbuhan obat sebanyak 28
Masyarakat
orangyang berasal dari 3 desa di sekitar TNAL. Data
yang dikumpulkan antara lain : Masyarakat yang bermukim di sekitar TNAL
1. Data potensi meliputi : jenis, khasiat dan cara pada umumnya telah mengetahui dan meman-
meramu. faatkan berbagai jenis tumbuhan untuk kebutuhan
2. Data sosial budaya meliputi kearifan lokal. dalam kehidupan keseharian mereka. Salah satu
Uji fitokimia dilakukan terhadap beberapa pemanfaatan yang hingga kini masih dapat di-
sampel tumbuhan untuk mengetahui kandungan temukan dan terus lestari khususnya pada wilayah
senyawa kimia aktif, seperti : kandungan alkaloid, pedesaan yaitu penggunaan tumbuhan sebagai-
steroid, flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid dan ramuan obat tradisional. Jenis penyakit yang di-
hidroquinon. obati cukup bervariasi dari alergi dan luka ringan,
Studi literatur digunakan untuk mendapatkan penyakit dalam kronis hingga penyakit akibat ke-
data sekunder yang mendukung dan memperkuat kuatan mistik. Karakteristik tumbuhan obat dan
data primer dari sumber-sumber yang valid dan cara pemanfaatannya pun khas pada masing-
ilmiah. Dokumentasi data dilakukan dengan masing lokasi penelitian, sesuai pengetahuan dan
menggunakan tally sheet dan kamera untuk pengalaman yang dimiliki serta kearifan lokal
mengarahkan proses kerja di lapangan serta setempat.
memudahkan pengendalian data. Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi se-
banyak 78 jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat
D. Analisis Data yang digunakan oleh masyarakat dalam pengobat-
an tradisional pada Desa Gosale, Desa Akejawi dan
Identifikasi herbarium untuk jenis-jenis yang Dusun Tayawi. Umumnya masyarakat memanfaat-
belum diketahui di Laboratorium Botani Pusat kan jenis pohon dan menggunakan daun sebagai
Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Bogor. bahan ramuan dalam pengobatan penyakit
Ekstraksi sampel tumbuhan di Laboratorium Flora (Gambar 1).

Primary

Sumber : Analisis data primer (Primary data analysis) 2013


Gambar 1. Habitus dan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan ramuan obat
Figure 1. Habitusandplant partsused as ingredientsa medicinal herb

165
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ..... (Lis Nurrani, Supratman Tabba & Hendra S. Mokodompit)
Pohon merupakan habitus tumbuhan yang kearifan lokal juga menjadi norma yang berlaku
paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan serta diyakini kebenarannya oleh masyarakat
pengobatan sebesar 41,98%,diikuti oleh herba (Ridwan, 2007).
29,63% dan liana 18,52%. Bagian tumbuhan yang Pemanfaatan tumbuhan obat pada Desa
banyak dimanfaatkan sebagai ramuan adalah daun Akejawi dan Desa Gosale hanya dilakukan oleh
yaitu39,76%, batang 26,51% dan kulit 18,07%. individu-individu tertentu (dukun kampung/basou)
Hanya sebagian kecil yang menggunakan seluruh yang telah memanfaatkannya sejak dulu.
bagian tumbuhan (2,41%), umumnya kategori ini Identifikasi terhadap garis keturunan sangat
merupakan jenis-jenis herba. FamiliFabaceae penting untuk mengetahui dan menggali potensi
merupakan kelompok spesiesyang terbanyak tumbuhan obat yang dimanfaatkan pada wilayah
digunakan yaitu sebesar 11,11% dari total spesies in i. M asya raka t y an g t ahu d an masih
tumbuhan obat. Pernyataan ini didukung oleh mempertahankan kebiasaan menggunakan obat
Zuhud dan Hikmat (2009) bahwa Fabaceae tradisional adalah mereka yang telah merasakan
merupakan kelompok famili dengan spesies khasiat dari tumbuhan tersebut.
terbanyak yang dimanfaatkan sebagai obat (110 Dusun Tayawi merupakan tempat masyarakat
spesies). Famili terbanyak lainnya adalah Togutil hidup yang dengan sepenuhnya
Anacardiaceae, Apocynaceae, Arecaceae, bergantung pada hasil hutan dengan cara berburu
Piperaceae, dan Myrtaceae dengan persentase dan bercocok tanam secara subsisten. Tumbuhan
masing-masing sebesar 3,70%. yang berada dihutan merupakan sumber
Kearifan masyarakat dalam memanfaatkan penghidupan mereka dalam memenuhi pangan,
tumbuhan obat terdiri atas tiga kategori yaitu (i) cara sandang dan papan termasuk juga ramuan obat
mengambil bahan ramuan, (ii) cara meramu, dan dalam penyembuhan penyakit.Togutil merupakan
(iii) waktu mengkonsumsi ramuan. Salah satu sebutan untuk sekelompok masyarakat yang
kearifan lokal dalam cara mengambil ramuan yaitu mendiami hutan Halmahera. Togutil sendiri berasal
dari bagian tertentu tumbuhan (daun, batang, akar, dari bahasa Tobelo kuno yang berarti “Orang
kulit), dan pengambilan bahan memiliki Yang Hidup Dalam Hutan” sehingga orang-
ukuran/ketentuan tertentu misalnya jumlah helai orang Togutil sering kali disebut sebagai suku
daun harus ganjil, daun yang mengarah ke atas, Tobelo dalam. Rumah tradisional suku Togutil
ukuran bahan yang diseduh/rebus 1 genggam/ 1 hanya terdiri dari ranting kayu beratapkan daun
ikat dan warna kulit batang (terang/gelap), dan Woka (Livistona rotundifolia). Keprimitifan mereka
pengambilan bahan sebaiknya di pagi hari sehingga juga tergambar dari pernikahan sedarah yang
masih segar. Kearifan lokal cara meramu yang mereka jalani selama ini, yaitu ayah menikahi anak
sering diterapkan diantaranya adalah ramuan perempuannya dan anak laki-laki bisa menikahi
direbus hingga air rebusannya menjadi setengah ibunya ataupun menikah dengan sesama saudara
gelas atau campuran ramuan harus menggunakan (Nurrani & Tabba, 2011). Sistem kepercayaan atau
m i n y a k k e l a p a mu r n i , a d a j u g a y a n g keyakinan asli orang Togutil terpusat pada ruh-ruh
mengkombinasikan beberapa jenis bagian leluhur yang menempati seluruh alam lingkungan.
tumbuhan serta perlakuan sebelum diramu. Orang Togutil percaya akan adanya kekuatan dan
Masyarakat juga meyakini bahwa kesembuhan kekuasaan tertinggi yaitu Jou Ma Dutu, pemilik alam
dipengaruhi oleh waktu meminum ramuan yang semesta atau biasanya disebut juga ogikiri-moi yaitu
tepat misalnya diminum setiap saat ataupun tiap jiwa atau nyawa (Martodirdjo, 1991). Masyarakat
pagi dan sore saja namun pada penyakit tertentu berpandangan bahwa setiap tumbuhan memiliki
hanya diminum pagi saja atau sore saja. Kearifan jiwa, karena itu dalam pemanfaatannya harus
lokal merupakan pengetahuan eksplisit yang diperlakukan dengan baik dan dengan bimbingan
muncul dari periode panjang yang berevolusi dan dari tetuah kampung yang didahului dengan ritual
tumbuh menjadi identitas penentu dalam pengucapan niat dan permintaan kesembuhan
pembangunan peradaban komunitas masyarakat. kepada leluhur. Suku Togutil menyakini bahwa jika
Kearifan lokal tidak sekadar sebagai acuan tingkah tumbuhan diperlakukan tidak baik, maka akan
laku tetapi juga mengandung unsur kecerdasan, menyulitkan sumber kehidupan dan keturunan
kreativitas dan pengetahuan lokal. Disamping itu, mereka.

166
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 12 No. 3 Desember 2015, Hal. 163-175
B. Tumbuhan Obat Untuk Pengobatan Luar menggunakan bagian tertentu dari satu jenis
tumbuhan saja. Beberapa penyakit tersebut
Pengobatan luar yang dimaksud adalah
diantaranya adalah sariawan, sakit gigi, bisul, badan
pengobatan pada penyakit yang dapat diobati secara
pegal-pegal, sakit kepala, alergi gatal, bau badan
langsung dengan cara dioles, ditempel, digosok,
dan obat mengatasi iritasi ringan pada mata. Jenis-
ditetes atau air ramuannya digunakan untuk
jenis tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan
berkumur. Pengobatan pada jenis penyakit ini tidak
luar berikut kegunaan dan cara meramu dapat
membutuhkan banyak campuran tapi cukup
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tumbuhan Untuk Pengobatan Alergi dan Luka Ringan


Table 1. Plants Species for Treatment of Allergiesand Lightly Wound
Nama Ilmiah/Famili Nama Lokal Habitus Kegunaan dan Cara Meramu
No
(Scientificname/ Family) (Local name) (Habitus) (Utility andway ofmix)
Alpinia Galoba Herba Obat luka : kerat batang lunak lalu tempelkan pada luka(wound drug: the soft stems ar sliced
1.
sp/Zingiberaceae (Herb) and then put it on the wound)
Homalium grandiflorum Tali sogili Liana Obat luka : bakar batang dan campurkan dengan minyak kelapa asli kemudian oleskan
Bent/Flacourtiaceae (Liana) pada luka hingga sembuh
2.
(wound drug: the stems are burned and mixedwith original coconut oil then apply on the wound until
healed).
Cerbera floribunda K Ridingi Pohon Obat luka : kerat permukaan batang dan tempelkan pada luka (wound drug : the surface
3.
Schum/Apocynaceae (Tree) stems are sliced and put on the wound)
Merremia peltata (L.) Liana Obat luka : kerat batang dan tempelkan langsung pada luka (wound drug: the stems are
4. Meremia
Merr./Convolvulaceae (Liana) sliced and put on the wound).
Artocarpus communis Amo hutan Pohon Obat luka : Oleskan getah pada lu ka 2 x sehari. (wound drug : the saps are pplied on the
5.
Forst. /Moraceae (Tree) wound 2 times a day)
Bassela rubra Linn./ Binahong Herba Obat luka : Remas d aun dan tempelkan pada luka. (wound drug : the leaves are squeezed
6.
Basellaceae (Herb) and put on the wound)
Erithrina variegata L./ Galala Pohon Obat luka : Kunyah pucuk daun sampai halus lalu tempelkan pada luka. (wound drug :
7.
Leguminosae (Tree) the young leaves are chewed until smooththen put on the wound)
* Gine-ginene Liana Obat luka : B akar batang hingga gosong lalu tempelkan pada luka . (wound drug : the
8.
(Liana) stems are burned until scorched then put on the wound)
Phrynium pubinerve Loleba Herba Obat luka : Kerat bagian dalam batang lalu tempelkan pada luka.(wound drug : the inside
9.
Blume /Maranthaceae (Herb) of stems are sliced and put on wound).
Imperata cylindrica (L.) Alang-alang Herba Obat luka : remas batang alang-alang dengan air lalu tempelkan pada luka. (wound
10.
Beauv. /Poaceae (Herb) drug : the stems are squeezed with water and put on the wounds.)
Stachystarpheta dichotoma Herba Obat luka : campur daun dengan kapur sirih, remas dan oleskan pada luka (wound
11. Rumput ternate
Wall./ Verbenaceae (Herb) drug : the leaves are mixed with whiting, and then squeeze edit and applied on the wound)
Heliconia sp/ Herba Obat luka : tempelkan hati batang pisang yang membusuk pada luka 2 x sehari
12. Pisang raja
Heliconiaceae (Herb) (wound drug : the liver stem of banana wich has decomposed is placedon wound 2 times a day)
Blumea chinensis Dc./ Obat luka : Campur daun dengan kapur sirih, panasi dan remas hingga keluar cairan
Asteraceae Liana lalu oleskan pada bagian yang luka /melepuh 3 x sehari (wound drug : the leaves are
13. Ngoku
(Liana) mixed with whiting, was heated and squeezed until fluid out then applied on the wound 3 times a
day).
Ervatamia spaerocarfa Bereberete Liana Obat luka bengkak : bakar batang hingga gosong, haluskan dan oleskan pada luka pagi
14. Hassk/ Apocynaceae (Liana) dan sore hari. (swollenwound drug : the stem are burned until scorched, mashed and applied on the
wound every morning and afternoon).
Milletia sp Dangota Pohon Obat luka bengkak : Tumbuk akar hingga halus dan tempelkan pada luka (swollen wound
15.
/Leguminoceae (Tree) drug : the roots are mashed and put on the wound).
Phanera finlaysoniana Obat luka : b akar batang sampai gosong, haluskan dan oleskan pada luka pagi dan
Liana
16. Benth./Fabaceae Gomoanga sore hari (Wound drug : the stems are burneduntil scorched, mashed and applied on the woundevery
(Liana)
morning and afternoon)
Sterculia obongifolia R.Br Pohon Obat luka infeksi : bakar kulit hingga gosong, haluskan dengan minyak kelapa murni
17. /Sterculiaceae Toyom (tree) dan gosok pada luka. (wound infeksi drug : the stems are burned until scorched mixed with
original coconut oil then applied on wound)
Freycinetia Obat sakit kepala : tumbuk pucuk daun muda dan tempelkan pada kepalapagi dan
Palma
18. sp/Pandanaceae Dingodingoto sore hari (Headaches drug : young leaves are m ashed and put on the head every morning and
(Palm)
afternoon)
Begonia holosericea Obat sakit kepala : tumbuk daun sampai halus, tempelkan pada kepala selama 1 jam.
Herba
19. Teijsm. & Binn./ Ngauku gunakan 3 x sehari. (headache drug : the leaves are mashed, put on head for 1 hour. Used 3 times
(Herb)
Begoniaceae a day)
Calamus sp/ Arecaceae Palma Obat sakit gigi : tumbuk akar, rebus kemudian gunakan berkumur pagi dan sore hari.
20. Rotan
(Palm) (toothachedrug: the roots are mashed, boiledand thenused togargleevery morning and afternoon).
Pometia pinnata Matoa Pohon Obat sakit gigi : Rebus kulit dan gunakan buat kumur-kumur tiap pagi (toothache drug :
21.
Forster./Sapindaceae (Tree) thebarks are boiledandusedformouthwashevery morning)
Villebrunea rubescens Sasoro Herba Badan pegal-pegal : gosokkan bawah daun pada badan dan gunakan untuk sekali saja.
22.
BL. /Urticaceae (Herb) (body aches : the underside of leavesare rubbed on bodyandusedfor once).

167
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ..... (Lis Nurrani, Supratman Tabba & Hendra S. Mokodompit)
Tabel 1. Lanjutan
Table 1. Continued
Nama Ilmiah/Famili Nama Lokal Habitus Kegunaan dan Cara Meramu
No
(Scientificname/ Family) (Local name) (Habitus) (Utility andway ofmix)
* Rereisu Herba Obat mata : Remas daun lalu teteskan airnya pada mata (eyesdrug: the leaves are squeezed
23.
(Herb) and the water dripped on the eyes)
Urena lobata L./ Tapalao Herba Obat bisul : Potong bunga hingga halus lalu tempelkan pada bisul. (boils drug: the flowers
24.
Malvaceae (Herb) are sliced until smooththen put on theboils).
Semecarpus arborescens Obat gatal : bakar daun kering lalu campur dengan minyak kelapa dalam tempurung
Kurz /Anacardiaceae Pohon kelapa. Oleskan hingga sembuh namun tidak boleh terkena air (itchingdrug: the dry
25. Sesen
(Tree) leavesare burned and then mixed with coconut oil in acoconut shell. Applied on the wound until
healed butshould not beexposedwater)
* Sayeu Herba Obat bau badan : Remas daun dan gosokkan pada badan terutama ketiak (deodorant:
26.
(Herb) the leaves are squeezed and scrub onbody, especially the armpits)
Syzigium samarengense Pohon Obat herpes : kunyah daun hingga halus, semburkan pada herpes, lakukan terus setiap
27. (Blume) Merrill & Jambu air (tree) hari hingga sembuh (herpesdrug: leaves are chewed, sprayed on herpes, do continue every day until
Perry /Myrtaceae healed)
Syzigium samarengense Pohon Obat herpes : kunyah daun hingga halus, semburkan pada herpes, lakukan terus setiap
27. (Blume) Merrill & Jambu air (tree) hari hingga sembuh (herpesdrug: leaves are chewed, sprayed on herpes, do continue every day until
Perry /Myrtaceae healed)
Punica granatum L./ Perdu Obat herpes : kunyah daun muda hingga halus dan oleskan pada herpes (herpesdrug:
28. Delima
Lythraceae (shrubs) young leavesare chewed and applied onherpes)
Crotalaria retusa L./ Obat beri-beri : campur daun dan beras lalu tumbuk hingga halus, oleskan dan ulangi
Herba
29. Leguminoceae Rumput bonci hingga sembuh (beriberi drug : leaves mixed withricethen mashed until smooth , applied and
(herba)
repeatuntilhealed)
Keterangan (Remarks): *) = belum teridentifikasi (unidentified)
Sumber (Source) : Analisis data primer (Primary data analysis) 2013

Pada pengobatan alergi gatal selain mengguna- aktivitas antimalaria dengan IC50 0,243 µg/ml
kan tempurung kelapa sebagai media mencampur terhadap pertumbuhan P. Falciparum dan anti-
ramuan, juga harus menggunakan minyak kelapa fertilitas terhadap spermatozoa R. norvegicus secara
murni dan tidak boleh terkena air.Cara pengolahan invitro pada dosis 0,25 x 10-3 µg/µl.
ramuan sederhana merupakan ciri khusus
Masyarakat Suku Togutil, umumnya tumbuhan C. Peningkat Stamina Tubuh
digunakan secara langsung. Ciri khas lain dari
Kondisi lelah setelah bekerja, pemulihan tubuh
masyarakat suku ini adalah penggunaan jenis-jenis
pasca sakitmaupun pemulihan kondisi tubuh bagi
herba dan liana sebagai obat yang dominan
para wanita setelah persalinan memerlukan pe-
digunakan (tali togutil dan tali sogili).
rawatan khusus agar tubuh kembali sehat ber-
Toyom (Sterculia obongifolia) merupakan tumbuh-
aktifitas. Masyarakat sekitar TNAL memiliki ke-
an obat yang memiliki efek sangat baik untuk infeksi
arifan lokal untuk meningkatkan stamina tubuhnya
luka bakar, jenis ini digunakan masyarakat Desa
agar tetap fit dan sehat dalam bekerja dan menjalani
Akejawi untuk pengobatan luka infeksi berat.
aktivitas sehari-hari. Ramuan untuk penyakit
Berdasarkan informasi masyarakat diketahui bahwa
gangguan pada kewanitaan, perawatan pasca
toyom digunakan untuk mengobati luka infeksi
persalinan dan peningkatan kesuburan pada wanita
berat akibat terkena tembakan yang telah divonis
merupakan ramuan yang umum ditemukan di Desa
amputasi oleh dokter. Kulit kayu toyom dibakar
Gosale. Tumbuhan yang digunakan untuk
hingga menjadi arang kemudian dipadukan dengan
meningkatkan stamina tubuh berikut kegunaan
minyak kelapa murni (Cocos nucifera), dioleskan pada
dan cara meramunya dapat dilihat pada Tabel 2.
luka infeksi. Setelah pengobatan secara kontinyu
Paul Heinike pada abad 20 mengungkapkan
selama dua minggu, berangsur-angsur membaik.
bahwa senyawa metabolit sekunder yang di-
Bahkan dalam kurun waktu tersebut pasien dapat
butuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh/
berjalan dengan normal setelah sebelumnya untuk
stamina diantaranya adalah enzim proxeronase dan
menggerakkan kaki saja sangat kesulitan.
alkaloid proxeronase (Dinkes Kab. Bandung,
Masyarakat Akejawi memanfaatkan daun
2007). Kedua zat ini akan membentuk zat aktif
Erithrina variegata sebagai obat luka. Berdasarkan uji
bernama xeronine di dalam tubuh yang akan
yang dilakukan oleh Herlina et al. (2006) ekstrak
terbawa aliran darah menuju sel-sel tubuh sehingga
metanol dari daun E. variegata menunjukkan
menghasilkan sel-sel yang lebih aktif, dan sehat.

168
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 12 No. 3 Desember 2015, Hal. 163-175
Tabel 2. Tumbuhan untuk peningkatan stamina tubuh (plants for increasing body stamina)
Table 2. Plants for increasing body stamina

Keterangan (Remarks): *) = belum teridentifikasi (unidentified)


Sumber : Analisis data primer (Primary data analysis) 2013

Sel-sel tersebut akan memperbaiki struktur dan mampu merangsang sistem imun (kekebalan)
fungsinya dalam tubuh sehingga kondisi tubuh tubuh manusia agar bekerja lebih baik (Kardinan
lebih fit dan sehat. dan Kusuma, 2004).
Tumbuhan lain yang telah banyak dimanfaatkan
masyarakat Indonesia karena khasiatnya yang luar D. Ramuan Penyakit Dalam dan Penyakit
biasa adalah meniran (Phyllanthus niruri). Secara Kronis
klinis, ekstrak meniran telah terbukti bersifat
Pengertian penyakit dalam dan penyakit kronis
immunostimulan atau mampu merangsang daya
pada penelitian ini adalah penyakit dari dalam atau
tahan tubuh seseorang, sehingga kebal terhadap
infeksi organ dalam tubuh. Jika tidak segera
serangan penyakit. Meniran mengandung beberapa
ditangani secara serius akan mengakibatkan sakit
kandungan kimia diantaranya flavonoid yang

169
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ..... (Lis Nurrani, Supratman Tabba & Hendra S. Mokodompit)
berkepanjangan bahkan dapat berimplikasi menggunakan beberapa bagian tertentu tumbuhan
kematian dan pengobatannya harus dilakukan dari jenis yang berbeda untuk membuat ramuan
didalam tubuh. Pembuatan ramuan untuk penyakit yang kemudian dibutuhkan proses lebih lanjut
ini menggunakan kearifan lokal berupa teknik (dengan direbus hingga mendidih).Tumbuhan
meramu obat, cara pengambilan bahan ramuan dan untuk pengobatan penyakit dalam dan kronis
tata cara meminumnya. Masyarakat meyakini berikut kegunaan dan cara meramunya dapat
kebiasaan tersebut sangat berpengaruh terhadap dilihat pada Tabel 3.
penyembuhan pasien. Masyarakat umumnya

Tabel2. Tumbuhan untuk peningkatan stamina tubuh


Table 2. Plants for increasing body stamina

170
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 12 No. 3 Desember 2015, Hal. 163-175
Tabel2. Lanjutan
Table 2. Continued

Keterangan (Remark) : * = belum teridentifikasi/unidentified


Sumber (Source) : Analisis data primer (Primary data analysis) 2013

A. dammara merupakan jenis pohon dominan Sarang semut adalah plasma nutfah potensial
pada hutan Bukit Durian dan hutan Tayawi. Selain yang umum dijumpai di wilayah hutan Bukit
sebagai obat, pohon ini menjadi sumber mata Durian.Terdapat dua jenis sarang semut yaitu
pencaharian Masyarakat Desa Gosale untuk hutan berbentuk bulat dan berbentuk lonjong. Sarang
Bukit Durian dan Suku Togutil untuk hutan Tayawi. berbentuk bulat adalah sarang milik semut
Masyarakat pada kedua wilayah tersebut rutin berukuran besar dan berwarna hitam sedangkan
menyadap getah damar dimana pendapatannya yang berbentuk lonjong milik semut kecil berwarna
berkontribusi sebesar 58%-86% dari total merah. Dari kedua jenis tersebut masyarakat
pendapatan Masyarakat Gosale dan 12%-30% pada cenderung menggunakan sarang berbentuk
Masyarakat Tayawi (Tabba dan Nurrani, 2014). lonjong untuk pengobatan penyakit ginjal, paru-

171
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ..... (Lis Nurrani, Supratman Tabba & Hendra S. Mokodompit)
paru dan penggumpalan darah karena kemampuan mikrobia (Carey, 2006). Dari 17 jenis tumbuhan
me nye mbuh kanny a le bih baik. Hal ini yang diuji, ekstrak yang positif terhadap alkaloid
dimungkinkan oleh kandungan senyawa aktif pada dan telah digunakan sebagai anti mikroba yaitu A.
sarang semut lonjong lebih banyak. Ekstrak etanol scholaris dan A. flava sebagai obat malaria.
sarang semut memiliki efek sitotoksik dengan Sedangkan F. Septica dan M. peltata untuk
kategori cukup aktif terhadap sel kanker serviks pengobatan terhadap penderita batuk dan
HeLa (Fatmawati et al., 2011). mencegah infeksi pada luka. Menurut Simbala
(2009) selain saponin senyawa alkaloid juga
F. Kandungan Fitokimia berfungsi sebagai anti pendarahan.
Steroid secara kualitatif dengan konsentrasi
Kandungan bahan aktif kimia pada tumbuhan
tinggi berpotensi sebagai bahan pengobatan untuk
merupakan senyawa metabolik sekunder yang
menghilangkan keletihan kronis (Kissinger et al.,
bermanfaat sebagai obat dan secara luas telah
2013). Fungsi tanin adalah menghentikan
digunakan dalam bidang ilmu pengobatan dan
pendarahan dan mengobati infeksi luka bakar,
kedokteran. Kandungan bahan aktif 17 jenis
mampu membuat lapisan pelindung luka dan
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat
ginjal. Tanin juga digunakan sejak lama sebagai
tradisional dapat dilihat pada Tabel 4.
pengobatan cepat pada penderita disentri, diare
Pakar farmakologi dan ilmu kedokteran
dan mereduksi ukuran tumor (Saifudin et al., 2011).
mengemukakan bahwa alkaloid merupakan
Steroid dan tanin memiliki persamaan fungsi
senyawa penting tumbuhan yang berperan sebagai
sebag ai penyembuhan luka bakar yang
obat, sehingga senyawa ini secara luas digunakan
mengakibatkan keletihan kronis, fungsi tersebut
dalam bidang pengobatan. Manfaat alkaloid antara
ditemukan pada S.obongifolia, dimana jenis ini telah
lain memacu sistem saraf, menaikkan atau
dimanfaatkan untuk pengobatan pada infeksi luka
menurunkan tekanan darah dan melawan infeksi

Tabel 4. Kandungan bahan aktif ekstrak herbal dari bagian tertentu beberapa jenis Tumbuhan
Table 4. Active ingredient of herbal extract from particular portion of several plant species

Sumber (source): analisis data primer (Primary data analysis) 2013

172
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 12 No. 3 Desember 2015, Hal. 163-175
bakar akibat tertembak. Ekstrak tumbuhan lainnya Togutil untuk peningkat stamina tubuh. Senyawa
yang mengandung steroid dan tanin serta digunakan golongan triterpenoid menunjukkan aktivitas
sebagai obat luka yaitu M. peltata, H. grandiflorum, E. farmakologi yang signifikan, seperti antiviral,
variegata dan Mellitia sp. Jenis lain dengan fungsi sama antibakteri, antiinflamasi, sebagai inhibisi terhadap
yaitu A. catechu dan Guroko masing-masing sintesis kolesterol dan antikanker (Nassar et al.,
dimanfaatkan sebagai obat batuk dan suplemen 2010).
peningkatan stamina tubuh. Hidroquinon termasuk golongan senyawa
Flavonoid memiliki efek antihipertensi dan kimia yang memiliki sifat antibakterial dengan
mencegah pendarahan pada kulit (Robinson 1995). konsentrasi daya hambat minimum dan bersifat
Ekstrak tumbuhan yang positif flavonoid sebanyak immunostimulan (Arifuddin et al., 2004). Ekstrak
sebelas jenis dimana tujuh diantaranya digunakan t u m b u ha n y an g m e n g a n du n g s e n y awa
sebagai obat luka dan bisul yaitu B. chinensis, M. hidroquinon adalah H. grandiflorum, tali togutil dan
peltata, H. grandiflorum, E. variegata, Milletia sp, U. guroko. Homalium grandiflorum dimanfaatkan
lobata dan S. obongifolia. Dua jenis lainnya digunakan sebagai obat luka dan perut bengkak, tali togutil
sebagai obat batuk dan peningkat stamina tubuh digunakan sebagai suplemen penambah darah dan
yaitu F. septica dan Tali togutil sedangkan Guroko dan meningkatkan stamina/vitalitas sedangkan guroko
C. Asiaticum dimanfaatkan untuk pengobatan racun digunakan sebagai obat batuk, sesak napas dan
galafea. Galafea merupakan istilah yang digunakan sakit pinggang. Secara klinis hidroquinon telah
penduduk lokal tobelo sebagai penyakit yang diaplikasikan kedalam sediaan topikal untuk
disebabkan pengaruh mistis (guna-guna/santet). pengobatan hipermelanosis (Wester et al., 1999).
Kandungan flavonoid pada daun binahong Hasil analisis fitokimia dari ekstrak tumbuhan
(Anredera cordifolia) memiliki kapasitas sebagai obat menunjukkan bahwa ekstrak H. grandiflorum
antioksidan atau penghambat radikal bebas yang satu-satunya jenis yang mengandung enam dari
merupakan suatu senyawa asing yang masuk ke tujuh senyawa kimia aktif yaitu steroid, flavonoid,
dalam tubuh dan merusak sistem imunitas tubuh triterpenoid, saponin, tannin dan hidroquinon
(Selawa et al., 2013). Selain sebagai anti luka, jika (Tabel 4). Senyawa tersebut merupakan indikasi
flavonoid ditemukan bersama-sama dengan awal bahwa ekstrak tumbuhan berpotensi sebagai
saponin dalam tumbuhan, kombinasi keduanya bahan baku biofarmaka yang potensial untuk
bermanfaat sebagai antihiperglikemia atau penurun dikembangkan.
kadar gula darah (Studiawan & Santosa, 2005).
Menurut Koswara (2012) saponin dapat
digunakan sebagai antiseptik dan antibiotik alami IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dimana kandungan saponin dalam tanaman lidah
buaya mempunyai kemampuan membunuh kuman, A. Kesimpulan
menghilangkan rasa sakit dan antibiotik, zat ini juga
Masyarakat Maluku Utara telah memanfaatkan
mampu merangsang terbentuknya sel baru pada
jenis-jenis tumbuhan dalam mengobati berbagai
kulit. Secara umum ekstrak tumbuhan mengandung
macam penyakit mulai dari pengobatan luar hingga
senyawa saponin dan hanya beberapa yang negatif
penyakit dalam dan kronis. Namun pemanfaatan-
yaitu A. scholaris, M. peltata, C. striata, C. retusa, A.
nya masih terbatas untuk konsumsi pribadi dan
flava, dan I. Cylindrica dimana jenis tersebut untuk
keluarga serta bahan baku herbalnya masih ter-
obat luka dalam.
gantung pada ketersediannya di alam. Berdasarkan
Tumbuhan yang telah dimanfaatkan masyarakat
kandungan fitokimia yang dimiliki, beberapa
dalam pengobatan penyakit malaria adalah kulit A.
tumbuhan potensial untuk dibudidayakan dan
scholaris dan batang A. flava yang positif terhadap
dikembangkan hingga menjadi produk bahan obat
senyawa triterpenoid. Triterpenoid merupakan
oleh masyarakat sekitar kawasan. Kegiatan ini
senyawa yang memiliki efek pengobatan terhadap
dapat diwujudkan melalui kolaborasi bersama
penyakit malaria (Sangi et al., 2008). Ekstrak
dengan Balai TNAL melalui pemberdayaan
tumbuhan lain yang positif terhadap triterpenoid
masyarakat di zona penyangga kawasan, dengan
adalah H. grandiflorum yang digunakan sebagai obat
harapan sumberdaya alam tetap lestari masyarakat-
luka, Crotalaria retusa sebagai obat beri-beri dan Tali
pun sejahtera.

173
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ..... (Lis Nurrani, Supratman Tabba & Hendra S. Mokodompit)
B. Saran Carey, F.A. (2006). Organic Chemistry(6th ed). New
Tumbuhan yang memiliki kandungan fitokimia York : Mc Graw Hill.
potensial sebagai obat perlu dilakukan uji lanjut Fatmawati, D., Puspitasari, P.K. & Yusuf, I. (2011).
untuk mengetahui ketoksikan dan keamanannya Efek sitotoksik ekstrak etanol sarang semut
sebagai bahan obat. Perlu dilakukan sosialisasi dan (Myrmecodia pendens) pada sel line kanker
pelatihan budidaya beberapa jenis tumbuhan yang serviks hela uji eksperimental secara in vitro.
potensial sebagai obat terhadap masyarakat sekitar Jurnal Sains Medika, 3(2), 112-120.
kawasan oleh Balai TNAL bersama pemerintah
daerah setempat. Materi pelatihan harus mencakup Herlina, T., Julaeha, E., Muis A., Supratman, U.,
hulu sampai hilir (pengolahan pasca panen dan Subarnas, A., Sutradjo, S., &Hayashi,
pemasaran) sehingga masyarakat dapat merasakan H.(2006). Senyawa antimalaria dan
secara langsung manfaat peningkatan pendapatan antifertilitas dari daun Erithrina variegata
dari tumbuhan berkhasiat obat. (Leguminosae). Jurnal Kimia Indonesia, 1(2),
67-70.
UCAPAN TERIMA KASIH Kardinan, A &Kusuma, F.R. (2004). Meniran
penambah daya tahan tubuh alami. Jakarta:
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Polisi
Agromedia.
Kehutanan Balai Taman Nasional Aketajawe
Lolobata (Atiti Kotango dan Ahmad David Kurnia Karim, K.A., Thohari, M.&Sumardjo. (2006).
Putra, A.Md) yang rela meluangkan waktunya Pemanfaatan keanekaragaman genetik
mendampingi tim peneliti pada pengambilan data tumbuhan oleh masyarakat Togutil di sekitar
dilapangan. Penghargaan juga kami sampaikan Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Media
kepada Agustinus Baba, Yoram dan Suku Togutil Konservasi, XI(3), 1-12.
Tayawi selaku masyarakat pengguna HHBK, yang
setia membantu dalam memudahkan pekerjaan Kissinger., Zuhud, E.A.M., Darusman, L.K.
ketika pengambilan data. Salam hormat dan &Iskandar. (2013 ). Penapisan senyawa
penghargaan turut kami sampaikan kepada Yermias fitokimia dan pengujian antioksidan ekstrak
Kafiar, Syamsir Shabri dan Rinna Mamonto yang daun pohon merapat dari hutan kerangas.
ikut membantu pelaksanaan (Arifuddin, 2004) Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 31(1), 9-18.
penelitian HHBK ini.
Koswara, S. (2012). Khasiat apotek hidup lidah buaya.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Martodirdjo, H.S. (1991 ). Orang Togutil di
Halmahera. (Disertasi Pascasarjana ).
Anonimous. (2012). Profil kehutanan Provinsi Maluku
Utara. Sofifi: Dinas Kehutanan Provinsi Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung.
Maluku Utara. Nassar, Z., Abdalrahim, &Amin, M.S. (2010). The
Anonimous. (2007). Aneka ramuan pencegah SARS. pharmacological properties of terpenoid
Bandung: Dinas Kesehatan Kabupaten from Sandoricum koetjape. Journal Medcentral,
Bandung. 2010(1), 1-11.

Arifuddin., Sukenda &Dana, D. (2004). Manfaat Nugroho, I.A. (2010). Lokakarya Nasional
bahan aktif hidrokuinon dari buah Sonneratia Tumbuhan Obat Indonesia.Asian Pacific
caseolarisuntuk mengendalikan infeksi buatan Forest Genetic Resources Programme
Vibrio harveyipada udang windu, Penaeus Ke r j a s a m a P u s a t Pe n e l i t i a n d a n
monodon fab. Jurnal Akuakultur Indonesia, 3(1), Pengembangan Peningkatan Produktivitas
29-35. Hutan. APFORGEN News Letter, 2(2), 1-2.

174
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 12 No. 3 Desember 2015, Hal. 163-175
Nurrani, L. &Tabba, S.(2011). Kearifan suku Studiawan, H &Santosa, M.H. (2005). Uji aktivitas
Togutil dalam konservasi Taman Nasional penurun kadar glukosa darah ekstrak
Aketajawe di wilayah hutan Tayawi Provinsi daunEugenia polyantha pada mencit yang
Maluku Utara. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil diinduksi aloksan. Media Kedokteran Hewan,
PenelitianBalai Penelitian KehutananManado 21(2), 62-65.
(pp. 227-244).Manado : Balai Penelitian
Sutrisno &Silitonga, T.S. (2004). Pengelolaan plasma
Kehutanan Manado.
nutfah nabati dan jasa renik (tumbuhan dan
Ridwan, N.A. (2007). Landasan keilmuan kearifan tanaman) sebagai aset dalam pemenuhan
lokal. Jurnal Studi Islam dan Budaya, 5(1), 27-38. ke b u t u h a n m a n u s i a . Pa p u a : B a d a n
Perencanaan dan Pengendalian Daerah.
Robinson, T. (1995). Kandungan organik tumbuhan
tinggi. Terjemahan Prof. Dr. Kosasih Tabba, S&Nurrani, L. (2014). Daya dukung
Padmawinata. Bandung : Institut Teknologi pemanfaatan getah Agathis dammara
Bandung Press. (Lambert) l. Rich bagi masyarakat dan
kelestarian kawasan Taman Nasional
Saifudin, A., Rahayu, V.&Teruna, H.Y. (2011).
Aketajawe Lolobata(pp.317-326). Prosiding
Standarisasi bahan obat alam. (Edisi Pertama).
Seminar Nasional Komunitas Manajemen Hutan
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Indonesia (KOMHINDO). Makassar: Fakultas
Sangi, M., Runtuwene, M.R.J., Simbala, H.E.I., Kehutanan Universitas Hasanuddin.
&Makang, V.M.A. (2008). Analisis fitokimia
Wester, RC., Hui, X., Landry, T. &Maibach, H.I.
tumbuhan obat di Kabupaten Minahasa
(1999). In vivo skin decontamination of
Utara. Jurnal Chem. Prog, 1(1), 47-53.
methylene bisphenil isocyanate (MD): Soap
Selawa, W., Runtuwene, M.R.J. &Citraningtyas, G. and water ineffective compared to
(2013). Kandungan flavonoid dan kapasitas polypropylene glycol, polyglycol-based
antioksidan total ekstrak etanol daun clenser and corn oli. Toxicological Sciences,
binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.). 48(1), 1-4.
Jurnal Ilmiah Farmasi Universitas Sam Ratulangi
Zuhud, E.A.M dan A. Hikmat. (2009). Hutan
(PHARMACON), 2(1), 18-22.
tropika indonesia sebagai gudang obat
Simbala, H.E.I. (2009). Analisis senyawa alkaloid bahan alam bagi kesehatan mandiri bangsa.
beberapa jenis tumbuhan obat sebagai bahan Bunga Rampai Biofarmaka Kehutanan
aktif fitofarmaka. Pacific Journal, 1(4), 17-27. Indonesia(pp.17-27). Bogor : Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hutan Tanaman.

175
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ..... (Lis Nurrani, Supratman Tabba & Hendra S. Mokodompit)

You might also like