You are on page 1of 13

Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022

Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

Studi Etnobotani Tumbuhan sebagai Obat Antipiretik di Masyarakat Desa


Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya

Ega Kastiwi*, Hendy Suhendy, Gatut Ari Wardani


Program Studi Farmasi, Universitas Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Indonesia

*Corresponding author: ega.kastiwi25@gmail.com

Abstract
As one of the archipelagic countries, Indonesia is located in the equator with high biodiversity. The
purpose of this study was to determine the family of plants, processing methods, presentation
methods, and how to use medicinal plants that are often used by the people of Sundatangan Village
for antipyretic treatment. The method used is descriptive qualitative with data collection through
interviews and direct observation of respondents then the results are calculated so that the value of
citation frequency and RKI can be determined. The results showed that there were 20 types of plant
families, 6 types of plant parts used, 7 ways of processing plants, 5 ways of using plants that were
used as antipyretic drugs in Sundatangan Village, Salawu District, Tasikmalaya Regency. The highest
RKI value produced was 1 and the highest citation frequency was 88.75%. The family of medicinal
plants that is often used is Malvaceae. The part of the plant that is often used is the leaf bud. The
processing method that is often used is by squeezing. How to use plants that are often used is by
drinking. Based on the RKI value and the frequency of citation of the medicinal plant used as an
antipyretic in the ethnic group of Sundatangan Village, the hibiscus plant is the hibiscus plant.

Keywords: Antipyretics, Ethnobotany, Medicinal Plants

Abstrak
Sebagai salah satu negara kepulauan, Indonesia berada di daerah khatulistiwa dengan
keanekaragaman hayati yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui family
tanaman, cara pengolahan, bagian tanaman dan cara penggunaan tanaman obat yang sering
digunakan masyarakat Desa Sundawenang untuk pengobatan antipiretik. Metode yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung
terhadap responden kemudian hasilnya dihitung sehingga bisa ditentukan nilai frekuensi sitasi dan
RKI. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 20 jenis family tanaman, 6 jenis bagian tanaman yang
digunakan, 7 cara pengolahan tanaman, 5 cara penggunaan tanaman yang digunakan sebagai obat
antipiretik di Desa Sundawenang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Nilai RKI tertinggi
yang dihasilkan sebesar 1 dan frekuensi sitasi tertinggi sebesar 88,75%. Family tanaman obat yang
sering digunakan adalah malvaceae. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah pucuk daun.
Cara pengolahan yang sering digunakan yaitu dengan cara diperas. Cara penggunaan tanaman yang
sering digunakan yaitu dengan cara diminum. Berdasarkan nilai RKI dan frekuensi sitasi tanaman
obat yang dimanfaatkan sebagai antipiretik di etnis Desa Sundawenang adalah tanaman kembang
sepatu.

Kata Kunci: Antipiretik, Etnobotani, Tanaman Obat

PENDAHULUAN hidup liar di hutan. Laporan Riset Tumbuhan


Indonesia termasuk negara kepulauan yang Obat dan Jamu (RISTOJA) yang dilaksanakan
berada di daerah khatulistiwa yang dikenal Tahun 2015 jumlah tumbuhan obat yang dapat
sebagai negara dengan tahap teridentifikasi sebanyak 1.159 tumbuhan obat
keanekaragaman yang tinggi. Aset alam tersusun atas 156 familia 1.
Indonesia mengandung beragam tumbuhan
yang memiliki manfaat sebagai obat dari 1
Ria Ceriana and Dewi Sofia Shinta, “Studi
40.000 jenis flora yang hidup di dunia, 30.000 Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Di
diantaranya hidup di Indonesia. sebesar 26% Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara,”
yang telah dibudidayakan dan 74% masih Health and Contemporary Technology Journal 1,
365
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

tradisional (BATRA) juga masih melakukan


Cara memanfaatkan tumbuhan obat kegiatannya di daerah itu. Data survei
tradisional sudah lama dipraktikkan oleh para menunjukkan terdapat 3 BATRA yang aktif
orang tua ataupun leluhur yang kemudian memberikan jasa pengobatannya terhadap
berkembang begitu pesat sehingga masyarakat Desa Sundawenang (Dinas
mendapatkan sebuah kearifan lokal secara Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, 2021 dan
spesifik milik masyarakat. Kearifan tersebut Puskesmas Salawu, 2021).
tumbuh dengan berbagai bentuk kebiasaan
atau budaya penggunaan nilai dan manfaat Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan dengan
dari tanaman obat, dimana kebiasaan tersebut tujuan untuk mengumpulkan informasi dan
bisa dilihat dalam beberapa negara seperti mengelola tanaman obat yang dipakai sebagai
China, Korea dan Jepang 2. pengobatan antipiretik oleh masyarakat yang
ada di Desa Sundawenang.
Pengobatan tradisional termasuk bagian dari
sistem budaya masyarakat dengan BAHAN DAN METODE
pemanfaatannya sangat besar pada Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian
pembangunan kesehatan masyarakat. WHO Penelitian dilakukan dengan menggunakan
mendukung gerakan untuk back to nature metode deskriptif kualitatif. Data-data
dengan saran penggunaan obat herbal pada informasi pemanfaatan obat tradisional
pemeliharaan kesehatan masyarakat, diperoleh melalui wawancara dan observasi
pencegahan dan pengobatan berbagai jenis langsung terhadap responden dengan
penyakit, khususnya untuk penyakit kronis, sebelumnya melakukan penggalian data
degeneratif dan kanker 3. demografi dari responden yang akan
diwawancara. Data-data diperoleh kemudian
Tanaman obat memiliki efektivitas yang tidak dikumpulkan, diolah dan dihitung juga
kalah dengan obat sintetik serta keamanan frekuensi sitasi dengan rumus :
yang lebih baik. Indonesia penggunaan obat
tradisional sudah dikembangkan sejak lama Frekuensi sitasi = (N/T) × 100
dan salah satunya yaitu penggunaan obat
tradisional sebagai antipiretik di etnis Desa Keterangan :
Sundawenang. Secara geografis terletak N = jumlah responden yang menyebutkan
antara Kabupaten Garut dan Kabupaten nama tumbuhan berpotensi obat antipiretik
Tasikmalaya dan merupakan salah satu desa T = jumlah keseluruhan responden (Kumar, R
yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan & Bharati ,KA, 2014).
Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Dari hasil
survei pendahuluan terhadap data responden Dan nilai RKI dengan rumus :
menyebutkan bahwa masyarakat di Desa RKI = ((nur-nt))/((nur-1))
Sundawenang masih menggunakan
pengobatan tradisional. Praktisi pengobatan Keterangan :
RKI = kesepakatan antar informan dalam
bentuk pemanfaatan tumbuhan obat
no. 1 (2020): 1–4, https://ejurnal.seminar-
nur = jumlah laporan pemanfaatan tumbuhan
id.com/index.php/hytech/article/view/87.
2 obat sebagai antipiretik
Nikman Azmin, Anita Rahmawati, and
nt = jumlah jenis tumbuhan obat dalam 1
Muhammad Eka Hidayatullah, “Uji Kandungan
Fitokimia Dan Etnobotani Tumbuhan Obat kategori
Tradisional Berbasis Pengetahuan Lokal Di
Kecematan Lambitu Kabupaten Bima,” Florea : Responden yang dilibatkan adalah
Jurnal Biologi Dan Pembelajarannya 6, no. 2 masyarakat dari Desa Sundawenang,
(2019): 101–3, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
https://doi.org/10.25273/florea.v6i2.4678.
3
(Suproborini et al.,2018)
366
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu


informan kunci mencakup: Jenis Tanaman Obat Antipiretik yang
Digunakan oleh Masyarakat Desa
Tabib (dukun) yaitu orang yang paham akan Sundawenang Kecamatan Salawu
tipe tumbuhan obat, cara memanfaatkannya Kabupaten Tasikmalaya
dan cenderung sering dikunjungi masyarakat Berdasarkan hasil wawancara di lapangan,
untuk berobat. Sesepuh kampung yaitu orang tanaman yang digunakan sebagai pengobatan
yang paham akan tipe tumbuhan obat, cara tradisional di Masyarakat Desa Sundawenang,
pemanfaatannya tetapi cenderung tidak sering Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya
dikunjungi oleh masyarakat untuk berobat. diketahui terdapat 31 spesies tanaman yang
Kelompok kedua yaitu informan non-kunci bermanfaat sebagai obat antipiretik. Data
yaitu orang yang paham tentang tumbuhan tersebut diperoleh dari hasil wawancara
obat dari informan kunci sekaligus dengan 80 responden dengan karakteristik
mengkonsumsinya responden dengan usia diatas 30 tahun.
Dilihat dari segi pendidikan sebanyak 66 orang
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan tingkat pendidikan SD, 8 orang
Deskripsi Data dengan tingkat pendidikan SMP, 5 orang
Data penelitian diperoleh dari masyarakat dengan tingkat pendidikan SMA, dan 1 orang
Desa Sundawenang, Kecamatan Salawu, dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi.
Kabupaten Tasikmalaya. Desa Sundawenang Dari segi pekerjaan sebanyak 63 orang
memiliki lahan yang sangat luas dan masih bekerja sebagai IRT, 11 orang bekerja
banyak tanaman yang dimanfaatkan sebagai sebagai buruh, 3 orang bekerja sebagai
pengobatan alternatif oleh masyarakat sekitar. wiraswasta, 2 orang bekerja sebagai BATRA,
Masyarakat Desa Sundawenang dan 1 orang sebagai PNS. Masyarakat Desa
memanfaatkan alam sekitar dan Sundawenang, Kecamatan Salawu,
melestarikannya dengan memanfaatkan Kabupaten Tasikmalaya memanfaatkan
tanaman sebagai obat tradisional tanaman obat yang berkhasiat sebagai
menggunakan tanaman herbal dengan antipiretik berdasarkan pengetahuan yang
pengobatan secara tradisional. diwariskan secara turun temurun. Tanaman
obat tersebut merupakan alternatif dan
Penelitian ini menggunakan metode purposive langkah awal untuk pengobatan yang dimana
random sampling yang mana data diperoleh tanaman obat tersebut diambil dari
dari wawancara masyarakat sekitar. Kriteria pekarangan rumah, hutan dan ada yang
dari responden adalah masyarakat yang dibudidayakan masyarakat. Masyarakat
mengetahui tanaman sebagai obat dengan menggunakan tumbuhan sebagai alternatif
usia di atas 30 tahun. Setelah dilakukan pengobatan karena percaya dengan khasiat
wawancara diperoleh data nama tanaman yang efektif dan minim efek samping.
yang dimanfaatkan sebagai pengobatan Masyarakat menggunakan tanaman sebagai
tradisional oleh masyarakat Desa obat antipiretik ketika mereka atau keluarga
Sundawenang. Data berupa nama lokal sakit atau sebagai konsumsi minuman sehari-
langsung ditunjukkan responden. Berdasarkan hari. Hasil analisis tanaman-tanaman obat
nama lokal dan morfologi kemudian dilakukan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
studi literatur dan mengidentifikasi data
tanaman tersebut.

367
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

Tabel 1. Jenis Tanaman yang dimanfaatkan sebagai Obat Antipiretik oleh Masyarakat Desa
Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya
No Nama Sinonim Nama Spesies Family Bagian Kegunaan Cara Cara Pengolahan
Lokal Tanaman Penggunaa
n
1. Wera Kembang Hibiscus rosa- Malvaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas
Sepatu sinensis L. Daun panas
2. Dadap Dadap Erythrina Fabaceae Daun Penurun Diminum Diperas
Serep variegate L. panas
3. Buntiris Cocor Kalanchoe Crassulaceae Daun Penurun Ditempelkan Ditumbuk
Bebek pinnata L. panas
Daun Kejang / Ditempelkan Ditumbuk
STEP
4. Kangkung Kangkung Abelmoschus Malvaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas
Bandung Bandung manihot Daun panas

5. Handeuleu Daun Graptophyllum acanthaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas


m Ungu pictum Griff Daun panas
6. Kaca Piring Kaca Gardenia rubiaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas
Piring jasminoides Daun panas

7. Jawer Daun Plectranthus lamiaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas


Kotok Miana scutellarioides Daun Panas
8. Cengkeh Cengkih Syzygium Myrtaceae Bunga Tipes Diminum Direbus
aromaticum L. Bunga Campak Diminum Direndam
Rendam Bunga
cengkih selama 1
hari dengan air
matang + gula
merah
9. Bawang Bawang Allium sativum Alliaceae Umbi Tipes Diminum Direbus
Putih Putih L.
10. Surawung Kemangi Ocimum Lamiaceae Pucuk Tipes Diminum Direbus
africanum Daun
11. Cikur Kencur Kaempferia Zingiberaceae Rimpang Kejang/STEP Dioleskan Ditumbuk
galangan
12. Koneng Kunyit Curcuma longa Zingiberaceae Rimpang campak Diminum Direbus
L.
13. Bawang Bawang Allium cepa Amaryllidaceae Umbi Penurun Dioleskan Ditumbuk
Beureum Merah var.aggregatum panas
L. Umbi Kejang / Dilulur Dihaluskan +
STEP asem + garam
campurkan
14. Daun Durian Durio Malvaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas
Durian zibethinus Daun panas
15. Katuk Katuk Sauropus Phyllanthaceae Daun Penurun Diminum Diperas
androgynous panas
16. Daun Pare Daun Momordica Cucurbitaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas
Pare charantia Daun panas
17. Leunca Daun Solanum Solanaceae Pucuk Penurun Dioleskan Ditumbuk
Hayam Ranti nigrum Daun panas
18. Daun Daun Persea Lauraceae Pucuk Penurun Diminum Diperas
Alpukat Alpukat americana Daun panas
19. Widara Bidara Ziziphus Rhamnaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas
mauritiana Daun panas
20. Panglay Bangle Zingiber Zingiberaceae Rimpang Penurun Dioleskan Ditumbuk/diparut
cassumunar panas tambahkan air
sedikit
21. Asem Asam Tamarindus Fabaceae Buah Penurun Dioleskan Buah nya di
Jawa indica panas haluskan
tambahkan air
sedikit
Buah Kejang / Dilulur Dihaluskan +
STEP garam + bawang
368
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

merah campurkan
22. Camcauh Cincau Cyclea barbata Menispermacea Pucuk Penurun Diminum Diperas
e Daun panas
23. Hantap Hantap Sterculia Malvaceae Pucuk Penurun Ditempelkan Ditumbuk
oblongata R. daun panas
Brown
Keji Strobilanthes Acanthaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas
24. Pecah Beling crispa daun panas
Beling

25. Sirsak Annona Annonaceae Pucuk Penurun Diminum Diperas


Sirsak muricata daun panas
26. Singugu Daun Rotheca serrata Lamiaceae Pucuk Penurun Dilulur ke Ditumbuk
Senggugu Daun panas seluruh
badan
27. Wortel Wortel Daucus carota Apiaceae Umbi Demam tipes Diminum Dihaluskan
L. Dimakan Dikukus
28. Jambu Biji Jambu Biji Psidium Myrtaceae Bunga Demam tipes Diminum Dihaluskan + susu
guajava
L.
29. Jeruk Jeruk Citrus Rutaceae Buah Demam tipes Diminum Diperas + perasan
jeruk nipis
30. Jarak Jarak Jatropha curcas Euphorbiaceae Daun Penurun Diminum Direbus
L. panas
Daun Campak Diminum Direbus
31. Cabe Cabe Capsicum Solanaceae Pucuk Penurun Ditempelkan Ditumbuk
frutescens Daun panas
L.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1, masyarakat sebagai bahan pengobatan


penetuan spesies pada tanaman kembang demam pada bayi. Secara ilmiah daun
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dilakukan kembang sepatu digunakan sebagai obat
determinasi yang dilakukan di Laboratorium penurunan panas pada anak-anak maupun
Taksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA oran dewasa (Dina Julia, 2009). Kembang
UNPAD Bandung. Sedangkan untuk tanaman sepatu (H. rosa-sinensis L.) memiliki
yang lainnya ditentukan kebenarannya kandungan senyawa seperti flavonoid,
berdasarkan ciri-ciri morfologinya. Tanaman alkaloid, tanin, saponin, polifenol dan
obat yang berkhasiat sebagai obat antipiretik terpenoid (Rendeng, dkk. 2020).
yang digunakan oleh Masyarakat Desa
Sundawenang, Kecamatan Salawu, Adapun beberapa jenis tanaman selain
Kabupaten Tasikmalaya. Khususnya pada dimanfaatkan untuk demam panas juga bisa
tumbuhan bunga sepatu masyarakat dimanfaatkan untuk mengobati demam
menyebutnya dengan sebutan wera, tanaman kejang/STEP, demam tipes dan demam
kembang sepatu paling banyak digunakan campak. Masyarakat Desa Sundawenang,
untuk mengobati penyakit demam atau panas. Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya
Masyarakat biasanya untuk mengobati demam menggunakan tumbuhan cocor bebek sebagai
dengan cara mengambil beberapa bagian obat demam kejang/STEP. Masyarakat
pucuk daun kembang sepatu kemudian biasanya untuk mengobati demam
ditambahkan air secukupnya lalu diremas kejang/STEP dengan cara mengambil
bagian pucuk daun tersebut bersama air beberapa lembar daun cocor bebek kemudian
kemudian diperas diambil air hasil perasannya ditumbuk dan daun hasil tumbukkan tersebut
lalu diminum. Hal ini selaras dengan penelitian ditempelkan dibagian dahi. Berdasarkan hasil
yang menyebutkan bahwa tanaman kembang observasi dikatakan bahwa cocor bebek dapat
sepatu secara empiris digunakan untuk sebagai pereda demam. Ternyata di dalam
pengobatan demam. Kembang sepatu (H. daun cocor bebek memang mengandung zat
rosa-sinensis L.) digunakan sebagai yang disebut dengan sterol dan bufadienolida.

369
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

Tanaman yang banyak mengandung Kabupaten Tasikmalaya digunakan dengan


bufadienolida pada umumnya banyak cara direbus bagian pucuk daunnya sampai
digunakan di dalam pengobatan tradisional mendidih lalu diminum. Tanaman kemangi
infeksi (Setyo Utomo, 2018). juga merupakan salah satu tanaman obat
tradisional yang memiliki banyak manfaat.
Tanaman kencur juga digunakan oleh Kemangi memiliki kandungan senyawa yang
masyarakat untuk mengobati demam bersifat insektisida, fungisida, larvasida,
kejang/STEP, digunakan dengan cara antipiretik, nematisida, antioksidan dan
ditumbuk bagian rimpangnya kemudian antibakteri. Selain itu, kemangi juga
dioleskan ke badan. Hasil skrining fitokimia mengandung komponen kimia yang terdiri dari
dari rimpang kencur terdeteksi mengandung tanin, lignin, minyak atsiri, alkaloid, fitosterol,
senyawa kimia golongan flavonoid, polifenol, senyawa fenolik, saponin, antrakuinon,
tanin, kuinolon dan monoterpen. Senyawa terpenoid dan flavonoid (Budi et al., 2019).
metabolit sekunder flavonoid mampu Daun kemangi juga dapat dijadikan sebagai
menghambat prostaglandin sehingga obat demam, peluruh ASI yang kurang lancar,
mempunyai efek antipiretik (Suwertayasa, rasa mual dan sariawan. Bagian yang
2020). digunakan sebagai obat adalah daun.
Masyarakat menggunakan kemangi sebagai
Tanaman bawang merah juga dimanfaatkan obat dengan cara, daun dikonsumsi secara
untuk mengobati demam kejang/STEP, langsung atau digunakan sebagai lalapan
digunakan dengan cara bawang merah untuk mencegah penyakit kanker dan
dihaluskan terlebih dahulu kemudian mencegah sakit mata. Daun kemangi memiliki
dicampurkan dengan asam jawa dan garam senyawa aktif minyak atsiri, saponin, flavonoid,
lalu dilulur ke seluruh bagian tubuh. Salah satu triterpenoid, steroid, tanin dan fenol (Diah &
tanaman obat yang dapat digunakan untuk Eti, 2020). Minyak atsiri daun kemangi
mengendalikan demam adalah bawang merah memiliki efek antimikrobia (Diah & Eti, 2020).
(Allium Cepa var. ascalonicum). Kandungan
dari bawang merah yang dapat menurunkan Wortel juga digunakan untuk mengobati tipes
suhu tubuh adalah floroglusin, allicin, metialiin oleh masyarakat Desa Sundawenang
dan kaemferol (Tusilawati, 2019). Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya
digunakan dengan cara wortel dihaluskan atau
Tanaman yang dimanfaatkan untuk mengobati dibuat jus lalu diminum bisa juga dengan cara
tipes oleh Masyarakat Desa Sundawenang, dikukus kemudian dimakan. Jambu biji juga
Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya dimanfaatkan oleh masyarakat Desa
diantaranya tanaman cengkeh. Bagian bunga Sundawenang untuk mengobati tipes,
dari tumbuhan cengkeh dimanfaatkan sebagai digunakan dengan cara dihaluskan atau dibuat
obat tipes oleh masyarakat Desa jus kemudian ditambah susu lalu diminum.
Sundawenang digunakan dengan cara direbus Buah jeruk juga dimanfaatkan untuk
bagian bunga cengkeh tersebut sampai mengobati tipes oleh masyarakat Desa
mendidih kemudian diambil air hasil Sundawenang digunakan dengan cara buah
rebusannya lalu diminum. Tanaman bawang jeruk diperas dan dicampur dengan air
putih juga dimanfaatkan untuk mengobati tipes perasan jeruk nipis lalu diminum. umbi wortel
oleh Masyarakat Desa Sundawenang, (Daucus carrota L) mengandung golongan
Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya senyawa alkaloid, flavonoid, dan terpenoid
digunakan dengan cara bawang putih direbus (Widya, 2020).
sampai airnya mendidih lalu ambil air hasil
rebusannya lalu diminum. Desa Sundawenang Kecamatan Salawu
Kabupaten Tasikmalaya untuk mengobati
Tanaman kemangi juga dimanfaatkan untuk campak diantaranya tumbuhan cengkeh.
mengobati tipes oleh Masyarakat Desa Bagian bunga dari tumbuhan cengkeh ini
Sundawenang, Kecamatan Salawu, digunakan untuk mengobati campak oleh

370
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

masyarakat Desa Sundawenang digunakan Salawu Kabupaten Tasikmalaya


dengan cara bunga cengkeh tersebut menggunakan tanaman kembang sepatu
direndam selama 1 hari dengan air matang untuk mengobati demam panas. Untuk cara
lalu ditambah gula merah ambil air hasil pengolahannya pucuk daun kembang sepatu
rendaman tersebut kemudian diminum. diremas bersama dengan air kemudian
Kandungan minyak dalam bunga cengkeh diperas dan diminum air hasil perasannya
berkhasiat sebagai antibakteri, antimikroba, kemudian diminum sehari 3 gelas pagi, siang,
amtioksidan, antifungi, antiinflamasi, dan dan sore.
anestesi. Khasiat bunga cengkih yang lainnya
adalah untuk mengobati kolera, memberi rasa
hangat, air rebusan bunga untuk mengobati
campak, iritasi, dan meredakan nyeri,
serbuknya membantu mengurangi sakit gigi
(Sugiyono, 2019).

Rimpang kunyit juga digunakan untuk


mengobati campak oleh masyarakat Desa
Sundawenang digunakan dengan cara kunyit
direbus terlebih dahulu sampai mendidih
kemudian ambil air hasil rebusannya lalu
diminum. Rimpang kunyit (Curcuma
domestica) sebagai obat campak. Cara
penggunaannya dengan cara menumbuk Gambar 1. Grafik Family Tanaman Obat Desa
rimpangnya bersama daun cimote dan beras, Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten
kemudian digosokkan (Evrizal et al. 2019) Tasikmalaya

Famili Tanaman Obat Antipiretik Di Daun kembang sepatu (Hibiscus Rosa-


Masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan Sinensis) mengandung flavonoid dan zat lendir
Salawu Kabupaten Tasikmalaya seperti β- sitosterol (sterol tumbuhan dan
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara mempunyai struktur yang hampir sama
dengan 80 responden, data yang diperoleh dengan kolesterol), stigmasterol, asetat
Famili tanaman obat yang banyak digunakan taraxerol dan tiga sebagian siklopropan yang
yaitu dari famili malvaceae dengan persentase bersifat surfaktan turut memberi kesan yang
12.90% terdiri dari 4 jenis tumbuhan seperti efektif dalam penurunan suhu tubuh yang
Hibiscus rosa-sinensis L. (kembang sepatu), tinggi dan adanya efek antipiretik pada daun
Abelmoschus manihot (Kangkung bandung), kembang sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis)
Durio zibethinus (Durian), Sterculia Oblongata (Saiful Irwan Zubairi, 2020).
R.Brown (hantap).
Frekuensi Sitasi Penggunaan Obat di
Dari 10 artikel yang didapat 5 diantaranya Masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan
membuktikan bahwa tanaman family Salawu Kabupaten Tasikmalaya
malvaceae mengandung senyawa flavonoid, Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara
alkaloid, tanin, saponin, polifenol, dan diperoleh persentase frekuensi sitasi
triterfenoid.yang berkhasiat sebagai penggunaan tanaman obat oleh masyarakat
pengobatan. Tanaman yang paling banyak Desa Sundawenang Kecamatan Salawu
digunakan dalam family malvaceae di Kabupaten Tasikmalaya kembang sepatu
masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan merupakan tanaman yang banyak digunakan
Salawu Kabupaten Tasikmalaya adalah oleh masyarakat Desa Sundawenang
tanaman kembang sepatu atau masyarakat Kecmatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya
sekitar menyebutnya dengan tanaman wera. yaitu dengan presentase 88,75% hasil
Masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan persentase tertera pada Gambar 2.

371
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan


Salawu Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari
pucuk daun, daun, bunga, umbi, rimpang, dan
buah. Bagian tanaman obat yang banyak
digunakan yaitu bagian pucuk daun dengan
persentase 53.13%. hasil persentase tertera
pada Gambar 3.

Gambar 2. Grafik Frekuensi Sitasi


Penggunaan Tanaman Obat
Gambar 3. Bagian Tumbuhan yang
Digunakan
Nilai tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan tanaman obat tersebut sangat
Pucuk daun merupakan bagian (organ)
umum dan digunakan oleh masyarakat Desa
tumbuhanyang banyak digunakan sebagai
Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten
obat tradisional, karena daun umumnya
Tasikmalaya dan khasiatnya telah banyak
bertekstur lunak, karena mempunyai
diketahui. Pemanfaatan tanaman kembang
kandungan air yang tinggi (70-80%) serta
sepatu sebagai pengobatan yang telah
sangat mudah ditemukan. Selain itu, daun
dilakukan oleh masyarakat Desa
merupakan tempat akumulasi fotosintesis
Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten
(merupakan prosesor/penyusun metabolit
Tasikmalaya yaitu pucuk daun kembang
sekunder) yang diduga mengandung unsur-
sepatu digunakan sebagai pengobatan
unsur (zator ganik) yang memiliki sifat
antipiretik. Senyawa Flavonoid dalam tanaman
menyembuhkan penyakit (Hutomo, 2020).
kembang sepatu diduga mempunyai struktur
Pucuk daun merupakan tempat akumulasi
yang mirip dengan asetaminofen, yaitu sama-
fotosintat yang diduga mengandung unsur-
sama merupakan golongan fenol dan memiliki
unsur (zat organik) yang memiliki sifat
cincin benzena. Flavonoid diduga memiliki
menyembuhkan penyakit. Zat yang banyak
efek antipiretik dan juga dapat menghambat
terdapat pada daun adalah minyak atsiri, fenol,
reaksi biosintesis prostaglandin melalui
senyawa kalium, dan klorofil. Klorofil adalah
mekanisme penghambatan enzim
zat yang banyak terdapat pada tumbuhan
siklooksigenase 2 (Syarifah, 2021). Nilai
hijau (Handayani, 2021).
terendah adalah 1.25% untuk tanaman cabe,
jeruk, daun jambu biji, senggugu, daun sirsak,
Bagian tanaman yang memanfaatkan pucuk
dan hantap. Nilai tersebut menunjukkan
daun adalah Kembang sepatu (Hibiscus rosa-
tanaman obat tersebut jarang digunakan oleh
sinensis L.), Kangkung bandung
masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan
(Abelmoschus manihot), Daun ungu
Salawu Kabupaten Tasikmalaya.
(Graptophyllum pictum griff), Kaca piring
(Gardenia jasminoides), Daun miana
Pemanfaatan Tanaman Berdasarkan
(Plectranthus scutellarioides), Kemangi
Bagian yang Digunakan
(Ocimum africanum), Durian (Durio
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara
zibethinus), Daun pare (Momordica charantia),
bagian tanaman yang dimanfaatkan oleh
Daun ranti (Solanum nigrum), Daun alpukat

372
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

(Persea americana), Bidara (Ziziphus diantaranya yaitu dengan cara diperas,


mauritiana), Cincau (Cyclea barbata), Hantap ditumbuk, direbus, direndam, dihaluskan,
(Sterculia oblongata R. Brown), Keji beling diparut, dan dikukus menunjukkan bahwa
(Strobilanthes crispa), Sirsak (Annona masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan
muricata), Daun senggugu (Rotheca serrata), Salawu Kabupaten Tasikmalaya lebih sering
dan Cabe (Capsicum frutescens L.). Bagian menggunakan cara pengolahan tanaman obat
tanaman yang memanfaatkan daun sebagai dengan cara diperas dengan nilai persentase
obat antipiretik adalah Dadap serep (Erythrina paling tinggi sebesar 40,54%. Sedangkan
variegate L.), Cocor bebek (Kalanchoe pinnata pengolahan tanaman obat yang paling jarang
L.), Katuk (Sauropus androgynous), Jarak dilakukan adalah direndam, diparut, dan
(Jatropha curcas L ). Bagian tanaman yang dikukus dengan nilai persentase sebesar
memanfaatkan bunga sebagai obat antipiretik 2,70%. Pengolahan tanaman dengan cara
adalah Cengkih (Syzygium aromaticum L.), diperas dapat mengurangi potensi kerusakan
dan Jambu biji (Psidium guajava L.). Bagian pada zat aktif atau senyawa yang terkandung
tanaman yang memanfaatkan umbi sebagai dalam suatu tanaman (Hutapea, 2020).
obat antipiretik adalah Bawang putih (Allium
sativum L.), Bawang merah (Allium cepa Pemanfaatan Tanaman Obat Berdasarkan
var.aggregatum L.), dan Wortel (Daucus Cara Penggunaan
carota L.). Bagian tanaman yang Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara
memanfaatkan rimpang sebagai obat cara penggunaan tanaman obat antipiretik
antipiretik adalah Kencur (Kaempferia oleh masyarakat Desa Sundawenang
galangan), Kunyit (Curcuma longa L,.), dan Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.
Bangle (Zingiber cassumunar). Bagian dapat dilihat dari hasil persentase yang tertera
tanaman yang memanfaatkan buah sebagai pada Gambar 5.
obat antipiretik adalah Asam jawa
(Tamarindus indica), dan Jeruk (Citrus
Rutaceae).

Pemanfaatan Tanaman Obat Berdasarkan


Cara Pengolahan
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara
cara pengolahan tanaman oleh masyarakat
Desa Sundawenang Kecamatan Salawu
Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dari hasil
persentase yang tertera pada Gambar 4.
Gambar 5. Grafik Cara Penggunaan
Tumbuhan Obat
Berdasarkan pada Gambar 5 cara
penggunaan tumbuhan oleh masyarakat Desa
Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten
Tasikmalaya diantaranya yaitu diminum,
ditempelkan, dioleskan, dilulur, dan dimakan.
menunjukkan bahwa masyarakat Desa
Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten
Gambar 4. Grafik Cara Pengolahan Tasikmalaya lebih sering menggunakan cara
Tumbuhan Obat penggunaan tanaman obat dengan cara
diminum dengan nilai persentase paling tinggi
Berdasarkan pada Gambar 4 cara pengolahan sebesar 64,86%. Sedangkan cara
tanaman obat oleh masyarakat Desa penggunaan tanaman obat yang paling jarang
Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten dilakukan yaitu dengan cara dimakan dengan
Tasikmalaya terdiri dari beberapa cara nilai persentase paling rendah sebesar 2,70%.
Penggunaan obat dengan cara diminum

373
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

diyakini dapat lebih cepat memberikan efek Kacapiring dengan nama latin (Gardenia
untuk pengobatan (Kurniati, dkk, 2019). jasminoides J. Ellis) adalah jenis tanaman
yang bisa digunakan sebagai obat tradisional.
Rasio Kesepakatan Informan (RKI) G. jasminoides merupakan tanaman perdu
Nilai kesepakatan dari informan untuk kategori tahunan dari suku kopi-kopian atau
pemanfaatan jenis tanaman obat oleh Rubiaceae. Bunganya berwarna putih dan
masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan sangat harum. Tanaman G. jasminoides
Salawu Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dipercaya memiliki banyak khasiat. Daun G.
dari rasio kesepakatan informan (RKI) tertinggi jasminoides dapat digunakan untuk mengatasi
yaitu 1 dengan kategori pemanfaatan tanaman demam, sesak nafas, tekanan darah tinggi
sebagai obat antipiretik. Nilai ini menunjukkan (hipertensi), dan sariawan. Secara empiris
bahwa tumbuhan obat dalam pengobatan daun G. Jasminoides digunakan untuk
antipiretik banyak dimanfaatkan oleh membantu menurunkan demam (Dalimartha,
masyarakat serta pemanfaatannya paling 2017).
sering disebut oleh masyarakat.
Dadap Serep (Erythrina Subumbrans) bagian
Berdasarkan Tabel 2. bisa dilihat bahwa lebih keluarga Papilonaccae yang memiliki efikasi
dari satu tanaman yang secara nilai RKI terkenal turun temurun. Tanaman ini
mempunyai konsentrasi hanya pada satu mengandung Ekstrak Etanol pada daunnya
kategori penyakit. Tanaman Kembang sepatu yang dapat mendinginkan. Di masyarakat
secara empiris dipakai untuk obat penurun daun Dadap Serep ini digunakan untuk
panas Kembang sepatu (H. rosa-sinensis L.) penurun demam biasanya dicampur dengan
digunakan masyarakat sebagai bahan tumbuhan adas dan kapur sirih. Pada ramuan
pengobatan demam pada bayi. Secara ilmiah ini sebagai obat demam bagi wanita (demam
daun kembang sepatu digunakan sebagai obat saat masa nifas), pelancar ASI, perdarahan
penurun panas pada anak-anak maupun bagian dalam, sakit perut, mencegah
orang dewasa (Dina Julia, 2019). Kembang keguguran, demam pada anak (Hidayah,
sepatu (H. rosa- sinensis L.) memiliki 2019:103).
kandungan senyawa seperti flavonoid,
alkaloid, tanin, saponin, polifenol, dan Daun dan akar durian digunakan sebagai
terpenoid (Rendeng, dkk. 2020). antipiretik dan daun durian yang dihancurkan
dapat juga digunakan untuk pasien yang
Khasiat handeuleum (Graptophyllum pictum demam yaitu dengan cara diletakkan di atas
Griff L) disebabkan oleh adanya sejumlah dahi. Buah durian dapat dimanfaatkan sebagai
senyawa aktif yang dikandungnya, antara lain suplemen makanan (Fernando et al. 2018).
alkaloid non toksik, flavonoid, glikosida, Khasiat daun katuk adalah mengobati demam,
steroid, saponin, tanin, kalsium oksalat, asam jerawat, bisul, melancarkan ASI,
formiat, dan lemak. Kandungan flavonoid yang membersihkan darah, dan menjaga kinerja
terdapat pada daun handeuleum memiliki jantung. Daun katuk bersifat laktagogum alias
berbagai macam bioaktivitas. Bioaktivitas yang merangsang produksi air susu dan antipiretik
ditunjukkan antara lain efek antipiretik, (Bayu dan anki, 2019: 59).
analgetik dan antiinflamasi (Tukiran dkk,
2018). Pemanfaatan daun kangkung bandung Leunca hayam (Solanum nigrum) memiliki
belum cukup optimal, hal ini dikarenakan efek farmakologis yang berkhasiat sebagai
minimnya pengetahuan masyarakat tentang obat. Solanum nigrum telah digunakan secara
manfaat besarnya. Daun kangkung bandung tradisional oleh masyarakat sekitar untuk
diduga memiliki kemampuan sebagai mengobati berbagai penyakit, contohnya
antiinflamasi, maka diduga pula mampu penyakit demam enterik, mengatasi rasa sakit,
memiliki kemampuan antipiretik (Khalid, et al, peradangan dan diuretik (Chauhan et al,
2019). 2020). Salah satu tanaman yang diduga
mengandung khasiat sebagai antipiretik

374
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

adalah daun cincau hijau (Premna oblongifolia dilakukan pengembangan potensi tanaman
Merr). Jenis flavonoid pada cincau hijau yang berkhasiat obat sebagai terapi obat antipiretik
dapat bekerja sebagai antipiretik diantaranya dengan efek samping lebih kecil (Suproborini
adalah Quercetin, Eriodictyol, Luteolin, dkk, 2018). Daun bidara dapat menghasilkan
Naringenin, dan Kaempferide (Habtermariam busa jika diremas, dan menghasilkan aroma
et.al., 2019). yang sangat wangi seperti sabun dan
digunakan untuk memandikan orang yang
Salah satu jenis demam yaitu demam tifoid sakit demam. Kandungan kimia yang berperan
yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang sebagai pengobatan dalam tanaman bidara
sangat umum yaitu Salmonella thypi arab mengandung senyawa kimia tanin,
(Rahmasari dan Lestari, 2018). Kandungan saponin, flavonoid, dan steroid (Alfred,dkk.,
dalam ekstrak daun kemangi dapat berefek 2018).
imunostimulan yang dapat meningkatkan
indeks fagositosis, total leukosit, sel neutrophil, Secara empirik masyarakat sudah turun
eosinophil dan limfosit yang ditunjukkan temurun menggunakan bangle sebagai obat
dengan pertambahan berat organ limpa pada demam, sakit perut, sakit kepala, kuning,
mencit (Aldi et al., 2019). Efek tersebut dapat rematik, cacingan, melancarkan BAB,
membantu menurunkan suhu tubuh mencit antioksidan, meningkatkan nafsu makan,
karena infeksi yang terjadi di dalam tubuh batuk berdahak, dan obat masuk angin
mencit berkurang akibat efek imunostimulan (Silalahi, 2019). Adapun tumbuhan-tumbuhan
tersebut. yang memiliki kandungan bakteriostatik yang
dapat menghambat bakteri S. thypi
Hasil skrining fitokimia dari rimpang kencur diantaranya tanaman keji beling (Strobilanthes
terdeteksi mengandung senyawa kimia crispus BI), tanaman belimbing (Averrhoa
golongan flavonoid, polifenol, tanin, kuinolon, bilimbi Linn), tanaman kangkung (Ipomea
dan monoterpen Senyawa metabolit sekunder aquatic), tanaman secang (Caesalpinia
flavonoid mampu menghambat prostaglandin sappan Linn), tanaman jarak pagar (Jatropa
sehingga mempunyai efek antipiretik curcas Linn) (Budikafa, 2019).
(Suwertayasa, 2020).
Rasa pahit pare tidak mengurangi khasiat
Senyawa kimia yang terkandung dalam daun yang dikandungnya sebagai obat berbagai
miana (Coleus scutellarioides benth) adalah jenis penyakit. Daun pare (Momordica
golongan minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, charantia L.) dapat digunakan sebagai obat
steroid, tanin,dan saponin. Flavonoid memiliki penurun panas atau antipiretik. Selain itu,
berbagai macam bioaktivitas. Bioaktivitas yang daun pare dapat digunakan untuk
ditunjukkan antara lain efek antipiretik, menyembuhkan mencret pada bayi,
analgetik dan antiinflamasi (Lisdawati, 2021). membersihkan darah bagi wanita yang baru
Bawang putih dapat dimanfaatkan sebagai melahirkan, mengeluarkan cacing kremi, dan
obat dalam berbagai penyakit dan juga dapat menyembuhkan batuk (Sudarsono,
bawang putih dapat digunakan sebagai 2020). Daun pare digunakan oleh sebagian
pengganti antibakteri kimia dalam mengobati masyarakat sebagai penurun panas dengan
demam typhoid yang disebabkan oleh bakteri cara ditumbuk kemudian ditambahkan air dan
Salmonella typhi selama konsumsi dari disaring lalu diminum saat pagi hari sebelum
bawang putih tersebut masih dalam takaran makan (Dalimartha, 2018).
yang dianjurkan yaitu kurang dari 3 umbi
bawang putih per hari (Purwaningsih, 2017). Senyawa aktif yang banyak terkandung dalam
daun alpukat merupakan senyawa golongan
Tanaman yang berpotensi sebagai antipiretik fenol berupa alkaloid, flavonoid dan tanin yang
adalah kunyit Sesuai dengan mekanisme kerja memiliki sifat termolabil dan memiliki aktivitas
obat sintetik dan efek sampingnya dalam antibakteri yang baik terhadap S. typhi dan S.
menurunkan temperatur tubuh, dapat aureus (Khoddami dkk., 2018 dan Sidabutar,

375
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

2018). Wortel (Daucus carota L.) merupakan Pencegahan dan Pengobatan Herbal :
tanaman sayur yang memiliki banyak manfaat Tips Simple Mencegah dan Mengobati
bagi kesehatan. Secara empiris Wortel dapat Penyakit dengan Herbal. Nusa Kreatif :
berkhasiat sebagai peluruh air seni (diuretik) Yogyakarta.
dan peluruh haid, mencegah buta senja, Budikafa Jefryanto Muhammad. (2019). Profil
mempercepat penyembuhan luka, antelmintik Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri
dan mempersingkat lamanya sakit campak Tanaman Obat di Sulawesi Tenggara
(Permana dkk, 2020). terhadap Bakteri Salmonella Thypi.
Skripsi Program Studi Farmasi
KESIMPULAN Universitas Halu Oleo Kendari.
Etnobotani tanaman obat di Desa Ceriana, Ria, and Dewi Sofia Shinta. ―Studi
Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat
Tasikmalaya menunjukkan bahwa masyarakat Obat Di Kecamatan Lhoksukon
masih menggunakan tanaman untuk Kabupaten Aceh Utara.‖ Health and
pengobatan antipiretik. Masyarakat di Desa Contemporary Technology Journal 1, no.
Sundawenang Kecamatan Salawu Kabupaten 1 (2020): 1–4. https://ejurnal.seminar-
Tasikmalaya mengenal 31 spesies tanaman id.com/index.php/hytech/article/view/87.
obat yang termasuk ke dalam 20 famili yang Chauhan, Ranjani, Km. Ruby, Aastha Shori,
digunakan sebagai obat dari 80 responden. Jaya Dwivedi. (2020). Solanum nigrum
Dengan nilai RKI sebesar 1. Famili tanaman with Dinamic Theurapeutic Role : A
yang paling banyak yaitu famili malvaceae. Review. Internasional Journal of
Bagian tanaman yang paling banyak Pharmaceutical Science Review and
digunakan yaitu pucuk daun, dengan Research. 15 (1). 65-71.
pengolahan dan penggunaan tanaman obat Dalimartha S. (2008). Atlas Tumbuhan Obat
dengan cara diperas dan diminum. Indonesia, Jilid 5. Jakarta: Pustaka
Bunda, pp : 126-135.
DAFTAR PUSTAKA Fernando T, Patricia A, Yong-seo P, Soon-
Aldi, Y., Dewi, O. N., & Uthia, R. (2016). Uji teck J, Seong-gook K, Bukgu H, Jerzy D,
Imunomodulator dan Jumlah Sel Zofia Z, Pawel Z, Pawel P, Shela S.
Leukosit dari Ekstrak Daun Kemangi (2018). Screening of the antioxidant and
(Ocimum basilicum L.) pada Mencit Putih nutritional properties, phenolic contents
Jantan. SCIENTIA: Jurnal Farmasi dan and proteins of five durian cultivars, Intl J
Kesehatan, 6(2), 139-147. Food Sci Nutr 59 (5): 415-427.
Alfreds, R and Amandus, L.G.I, (2018). Habtermariam S., Alexander I. Gray, Peter G.
Identifikasi Senyawa Kimia Daun Bidara Waterman. (2019). Flavonoids from
(Ziziphus mauritiana Lam) dari Three Ethiopian Species of Premna,
Kabupaten Timor Tengah Selatan Phytochemistry Research Laboratories,
Provinsi NTT secara Kromatografi Lapis Department of Pharmacy, University of
Tipis dan Kromatografi Kolom. Skripsi. Strathclyde, Glaslow G 1 1XW, Scotland,
Akademi Farmasi Sandi Karsa, Z. Naturforsch, 47b, ISSN (online) 1865-
Makassar. 7117, June 2019, pp. 147.
Azmin, Nikman, Anita Rahmawati, and Hidayah, Nurul. 2019. Efektivitas Pemberian
Muhammad Eka Hidayatullah. (2019). Ramuan Kompres Dadap Serep
―Uji Kandungan Fitokimia Dan Etnobotani terhadap Penurunan e-ISSN: 2567-1064
Tumbuhan Obat Tradisional Berbasis E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 4, No. 1,
Pengetahuan Lokal Di Kecamatan Bulan: Mei Tahun 2022 36 Suhu Tubuh
Lambitu Kabupaten Bima.‖ Flores : Jurnal Anak Post Imunisasi di Wilayah Kerja
Biologi Dan Pembelajarannya 6, no. 2. Puskesmas Kecamatan Siman
101–3. Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Ponorogo:
https://doi.org/10.25273/florea.v6i2.4678. Universitas Muhammadiyah.
Bayu, Aditya dan Novaira Anki. (2013). Hutapea Jr. 2020. Studi etnobotani

376
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

pemanfaatan tumbuhan obat di Desa https://doi.org/10.25273/pharmed.v1i1.22


Cintakarya, Kabupaten Pangandaran, 74.
Jawa Barat. Pros SemNas Masy Biodiv Suwertayasa, IMP., Bodhy, W., Edy, HJ.,
Indo., 6(1): 518-524. 2020, Uji Efek Antipiretik Ekstra Etanol
Khalid, S, et al, 2019, Antiimflamatory Activity Daun Tembelekan (Lantana camara L.)
of Aqueous Extract of Ipomea carnea Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar,
Jacq, Pharmacoligyonline:326-331. Pharmacon, 2(3).
Khoddami, A., Wilkes, M.A., dan Roberts, Syarifah, Lutfiana, 2021. Efek Antipiretik
T.H., 2018. Tehcnique for analysis of Ekstrak Herba Kembang Sepatu (H.
plant Phenolic Compound. Molecules. rosa-sinensis L.) Terhadap Tikus Putih
18. 2328-2375. (Rattus Norvegicus) Dengan Demam
Kurniati, S.I., Yuliantu., Handayani, T.T., yang Diinduksi Vaksin DPT-Hb. Skripsi,
Lande, M.L. (2019). Local Knowledge of Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Traditional Physician of Medicinal Plants. Maret. Surakarta
Universitas Lampung. Tukiran, Suyatno, dan Hidayati, N.,2018,
Lisdawati, V. 2021. Karakteristik Daun Miana ( Skrining Fitokimia Pada Beberapa
Plectranthus scutellarioides (L) Bth) Dan Ekstrak dari Tumbuhan Bugenvil
Buah Sirih (Piper Betle L.) secara Fisiko (Bougainvillea Glabra), Bunga Sepatu
Kimia dari Ramuan Lokal Anti Malaria (Hibiscus Rosa-Sinensis L.), dan Daun
daerah Sulawesi Utara.Media Litbang Ungu (Graptophylum Pictum Griff), ISBN
Kesehatan Volume XVIII NOMOR 4 : 978-602-0951- 00-3
Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja RosdaKarya
Permana A, EM Sutrisna dan Tanti Azizah S.
2020. Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70
% Daun Wortel (Daucus Carota L.) Pada Tikus
Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi. 2(1):1-
10.
Purwaningsih, E. 2017. Bawang Putih. Ganexa
Exact. Jakarta
Rahmasari, V., & Lestari, K. (2018). REVIEW
ARTIKEL: Manajemen Terapi Demam
Tifoid: Kajian Terapi Farmakologis dan
Non Farmakologis. Farmaka, 16(1), 184-
195.
Silalahi, M. (2020). Diktat Etnobotani. Prodi
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen
Indonesia.
Sudarsono D.G., Subagus W. 2020.
Tumbuhan Obat II. Hasil Penelitian,
Sifat- Sifat dan Penggunaan. Yogyakarta
: Penerbit PSOT UGM, pp : 114-116
Suproborini, Arum, Mochamad Soeprijadi
Djoko Laksana, and Dwi Fitri Yudiantoro.
―Etnobotani Tanaman Antipiretik
Masyarakat Dusun Mesu Boto Jatiroto
Wonogiri Jawa Tengah.‖ Journal of
Pharmaceutical Science and Medical
Research 1, no. 1 (2018): 1–11.

377

You might also like