You are on page 1of 6

VOLTMETER DAN AMPEREMETER DALAM

RANGKAIAN LISTRIK SEARAH (DC)

A. LANDASAN TEORI
Arus listrik dibedakan berdasarkan dua jenis, yaitu arus listrik bolak-balik atau AC
(Alternating Curent) dan arus searah atau DC (Direct Curent). Arus yang arahnya konstan
disebut arus DC sedangkan arus yang arahnya periodik disebut arus AC. Secara umum kita
mengunakan baterai sebagai sumber tegangan DC dimana ketika sebuah baterai dihubungkan
dengan sebuah resistor pada rangkaian tertutup, maka akan menghasilkan beda potensial pada
resestor sebesar ΔV = IR.

Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor, arus yang mengalir pada kedua
resistor adalah sama, karena jumlah muatan yang melewati R1 juga melewati R2. Sehingga
beda potensial pada baterai juga berlaku pada resistor ekuivalen, ΔV = IR_ekuivalen.
Hambatan ekuivalen dari resistor yang dipasang secara seri adalah penjumlahan dari masing-
masing resistor dan selalu lebih besar dari pada masing-masing resistor.
Ketika resistor dihubungkan secara paralel, beda potensial pada resistor akan sama dan
hambatan ekuivalen untuk dua atau lebuh resistor yang disusn secara paralel adalah
penjumlahan kebalikan dari masing maisng resistor (Serway, 2014 : 399).

B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Memahami pengunaan amperameter dan voltmeter dalam rangkaian seri dan paralel.
b. Mengukur arus dan tegangan listrik pada rangkaian seri dari resistor.
c. Mengukur arus dan tegangan listrik pada rangkaian paralel dari resistor.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat Praktikum
a. Amperemeter
b. Power Supply
c. Kabel Banana Aligator
d. Kabel Jumper
e. Papan Rangkaian
f. Voltmeter

2. Bahan-Bahan Praktikum
a. Resistor 1kohm
b. Resistor 100 ohm
c. Resistor 470 ohm

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkaian Resistor Seri
a. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
b. Dicatat nilai resistor R1, R2 dan R3 yang diguanakan.
c. Diatur tegangan sumber sebesar 4 Volt.
d. Diukur arus total pada rangkaian mengunakan amperameter dan dicata hasilnya.
e. Diukur tegangan pada masing masing resistor R1, R2, dan R3.
f. Diulangi langkah pada poin c-e untuk tegangan sumber 5 V dan 6 V.
2. Rangkaian Resistor Paralel
a. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
b. Dicatat nilai resistor R1, R2 dan R3 yang diguanakan.
c. Diatur tegangan sumber sebesar 4 Volt.
d. Diukur tegangan pada titik ab (Δvab).
e. Diukur arus total pada rangkaian mengunakan amperameter dan dicata hasilnya.
f. Diukur arus pada masing masing resistor R1, R2, dan R3.
g. Diulangi langkah pada poin c-f untuk tegangan sumber 5 V dan 6 V.

3. Rangkaian Kombinasi Resstor


a. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
b. Dicatat nilai resistor R1, R2 dan R3 yang diguanakan.
c. Diatur tegangan sumber sebesar 4 Volt.
d. Diukur tegangan pada titik ab dan bc dan dicata hasilnya.
e. Diukur arus total pada rangkaian mengunakan amperameter dan dicata hasilnya.
f. Diukur arus pada masing-masing resistor R1, R2, dan R3.
g. Diulangi langkah pada poin c-f untuk tegangan sumber 5 V dan 6 V.

E. HASIL PENGAMATAN
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini yang berjudul “Amperemeter Dan Voltmeter Dalam Rangkaian
Listrik Searah (DC)” dan bertujuan untuk memahami pengunaan amperameter dan voltmeter
dalam rangkaian seri, mengukur arus dan tegangan listrik pada rangkaian seri dari resistor dan
mengukur arus dan tegangan listrik pada rangkaian paralel dari resistor. Untuk tercapainya
tujuan tersebut maka dilakukanya tiga percobaan, yaitu mengukur arus dan tegangan pada
rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian kombinasi seri-paralel dengan tegangan
sumber 4 V, 5V dan 6 V.

a. Pada percobaan pertama, yaitu mengukur arus dan teganan pada rangkaian seri.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh arus pada rangkaian seri sangat kecil
dibandingkan pada rangkaian paralel, yaitu 2.25 mA, 3.18 mA dan 3.82 mA hal ini di
sebebkan pada rangkaian seri semua resistor dijumlahkan sehingga hambatan total pada
rangkaian sangat besar dan menyebabkan arus yang mengalir pada rangkaian kecil,
berdasarkan teori arus berbanding terbalik dengan hambatan. Berdasaran hasil
pengamatan pada Vs = 4 V diperoleh nilai tegangan pada masing-masing resistor R1, R2
dan R3 bertutut-turut, yaitu 2.54 V, 1.19 V dan 0.25 V dengan teganagan total 3.98 V
sedangkan berdasarkan hasil analisis data secara teori diperoleh nilai teganan, yaitu
2.54777 V, 1.19745 V dan 0.25478 V dengan teganagan total 4.00 V. Berdasarkan kedua
hasil yang diperoleh, ada sedikit perbedaan anatara hasil pengamatan dan teori, akan
tetapi perbedaan tersebut hanya terlekak pada tiga angka dibelakang koma. Dapat
dikatakan bahawa perbedaan ini diakibatkan oleh ketelitian atau resolusi dari multimeter
yang digunakan hanya sampai dua angka dibekang koma, sehingga dapat dikatakan
percobaan ini berhasil.

b. Pada percobaan kedua, yaitu mengukur arus dan teganan pada rangkaian paralel.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh arus total pada rangkaian paralel lebih besar
dibandingkan pada rangkaian seri, yaitu 52.25 mA, 65.38 mA dan 78.50 mA hal ini di
sebebkan pada rangkaian paralel semua resistor dijumlahkan kebalikan dari masing
maisng resistor sehingga hambatan total pada rangkaian kecil dan menyebabkan arus
yang mengalir pada rangkaian lebih besar dibandingkan rangkaian seri, berdasarkan teori
arus berbanding terbalik dengan hambatan. Berdasaran hasil pengamatan pada Vs = 5 V
diperoleh nilai arus pada masing-masing resistor R1, R2 dan R3 bertutut-turut, yaitu 4.98
mA, 10.65 mA dan 49.65 mA dengan arus total 65.28 mA sedangkan berdasarkan hasil
analisis data secara teori diperoleh nilai arus, yaitu 5.00 mA, 10.6383 mA dan 50.00 mA
dengan arus total 65.6383 mA. Dapat kita lihat bahwa perbedaan nilai arus secara teori
dan praktikum yang cukup besar terletak pada R3 yaitu 0.35 mA hal ini terjadi akibat
beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah suhu, nalai hambatan berbanding lurus
dengang suhu. Pada saat tegangan dinaikan dari 4 V menjadi 5 V resistor R3 tidak
mampu menahan daya listrik yang diberikan akibanya suhu pada resistor meningkat,
sehingga nilai hambatan sedikit meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
pengamatan dimana nilai arus yang harunya 50.00 mA yang terbaca adalah 49.65 mA.

c. Pada percobaan ketiga, yaitu mengukur arus dan teganan pada rangkaian kombinasi.
Berdasarkan hasil pengamatan pada Vs = 6 V diperoleh nilai arus pada masing-masing
resistor R1, R2 dan R3 bertutut-turut, yaitu 4.57 mA, 9.724 mA dan 14.32 mA dari hasil
tersebut dapat dilihat bahwa arus pada R3 merupakan penjumlahan arus R1 dan R2, hal
ini sesuai dengan hukum kirchoff pada percabangan, dimana arus yang masuk sama
dengan arus yang keluar. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data secara teori diperoleh
nilai arus, yaitu 4.570502 mA, 9.724473 mA dan 14.29498 mA. Berdasaran hasil
pengamatan pada Vs = 6 V diperoleh nilai tegangan Vab dan Vbc bertutut-turut, yaitu
4.57 V dan 1.43 V. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data secara teori diperoleh nilai
teganan, yaitu 4.570502 V dan 1.429498 V.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pada tujuan, hasil pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa:
a. Untuk mengukur arus pada rangkaian listrik menggunakan amperameter, maka harus
dipasang secara seri dengan rangkaian. Seadangkan untuk mengukur tegangan
mengunakan volmeter maka harus dipasang secara paralel terhadap rangkaian.

b. Pada Vs = 4 V diperoleh nilai tegangan pada masing-masing resistor R1, R2 dan R3


bertutut-turut, yaitu 2.54 V, 1.19 V dan 0.25 V dengan teganagan total 3.98 V
sedangkan berdasarkan hasil analisis data secara teori diperoleh nilai teganan, yaitu
2.54777 V, 1.19745 V dan 0.25478 V dengan teganagan total 4.00 V.

c. Pada Vs = 5 V diperoleh nilai arus pada masing-masing resistor R1, R2 dan R3


bertutut-turut, yaitu 4.98 mA, 10.65 mA dan 49.65 mA dengan arus total 65.28 mA.
Sedangkan berdasarkan hasil analisis data secara teori diperoleh nilai arus, yaitu 5.00
mA, 10.6383 mA dan 50.00 mA dengan arus total 65.6383 mA.

Daftar Pustaka

Serway, R.A. and Jewett, J.W. 2004. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba.

You might also like