You are on page 1of 19

PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR KELAS X PPLG 2 SMKS PGRI 2 TAMAN

BERDASARKAN MINAT, PROFIL DAN KESIAPAN BELAJAR MURID DALAM


PEMBELAJARAN TEKS PUISI

Untuk mengetahui kebutuhan belajar murid, Guru dapat menggunakan dua metode, yaitu: metode
observasi (pengamatan secara langsung keseharian murid dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya) dan
metode angket melalui Google Form/secara langsung berupa penilaian diri (melibatkan murid untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar (minat dan profil) mereka selama ini). Sementara, kesiapan belajar murid
dilihat dari hasil belajar materi prasyarat yaitu Klasifikasi Materi . Ternyata, terjadi korelasi positif antara
kedua metode tersebut. Berikut adalah hasil pemetaan kebutuhan belajar murid kelas X PPLG 2.

1. MINAT

MINAT Seni (Menggambar) Literatur (Menulis) Teknologi (Membuat


Video)

Nama Murid Aditya Eka Ramadhan Adam Ardhianyah


Anizatuzzahro Aji Prasetyo
Cici Dwi Lestari Akhmad Hilmi Fata
Fitrian Nur Annisa
Danny Octa
Muhammad Syarif
Rio Hendri Yanto Fauzi Doni Pratama
Wita Angelina P Feni Dita Awaliyah
Zian Sisti Agustin Igan Faiz Rivalga
Jovan Noeralief
Khayal agusrin
Khayla Agustin
Mirza Azam
Ridho Priyatna
Riska Istiqomah

Proyek Menyajikan capaian Menyajikan capaian Menyajikan capaian


pembelajaran tentang pembelajaran tentang pembelajaran tentang
tanggapan tentang diksi tanggapan tentang tanggapan tentang
(majas dan imaji) di diksi (majas dan imaji) diksi (majas dan imaji)
dalam puisi dalam di dalam puisi dalam di dalam puisi dalam
bentuk flayer, poster, bentuk tulisan dan bentuk video atau
mind mapping dll. diungkapkan langsung tiktok dll.

2. PROFIL BELAJAR MURID

PROFIL BELAJAR Visual Auditory Kinestetik


MURID

Nama Murid Adam Ardhianyah Aji Prasetyo Akhmad Hilmi Fata


Aditya Eka R Muhammad Syarif Cici Dwi Lestari
Anizatuzzahro Feni Dita Awaliyah
Danny Octa Fitrian Nur Annisa
Fauzi Doni Pratama Igan Faiz Rivalga
Mirza Azam Jovan Noeralief
Rio Hendry Yanto Khayal agustin
Wita Angelina P Ridho Priyatna
Riska Istiqomah
Zian Sisti Agustin

Proses Menggali informasi Menggali informasi Menggali informasi


dari teks puisi yang dari mendengarkan dari berlatih
dipaparkan guru atau pembacaan pusii dari menampilkan
dicari sendiri dari berbagai sumber. pembacaan puisi atau
internet deklamasi

3. KESIAPAN BELAJAR

KESIAPAN Dapat memahami Dapat memahami Perlu bimbingan


BELAJAR majas dan imaji puisi majas dan imaji puisi khusus dalam
secara langsung (mencari referensi) memahami majas dan
imaji puisi

Nama Murid Adam Ardhianyah Aji Prasetyo Rio Hendry Yanto


Aditya Eka R Muhammad Syarif
Anizatuzzahro Akhmad Hilmi Fata
Danny Octa Feni Dita Awaliyah
Fauzi Doni Pratama Fitrian Nur Annisa
Mirza Azam Igan Faiz Rivalga
Wita Angelina P Jovan Noeralief
Cici Dwi Lestari Khayal agustin
Ridho Priyatna
Riska Istiqomah
Zian Sisti Agustin
INFORMASI UMUM

A. Identitas Sekolah

Nama Penyusun : Frian Yeslia Ardhiansih, S.Pd.


Institusi : SMKS PGRI 2 Taman
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Jenjang / Fase : SMK / E
Alokasi Waktu : 4 JP x 45 Menit ( 2 x Pertemuan)

B. Kompetensi Awal
Sebelum mempelajari modul ini peserta didik sudah
1. Memahami pengertian puisi.
2. Memahami ciri-ciri puisi.
3. Memahami pengertian diksi.

C. Profil Pelajar Pancasila


1. Bernalar Kritis ditunjukkan dengan peserta didik memiliki keluwesan dalam berpikir dalam
memecahkan dan mencari alternatif masalah tentang majas dan imaji yang ada dalam puisi yang
dibacakan.
2. Gotong Royong ditunjukkan dengan peserta didik mampu bekerjasama secara kelompok dalam
menyelesaikan permasalahan terkait majas dan imaji yang ada dalam puisi.
3. Kreatif ditunjukkan siswa membuat puisi dengan majas dan imaji sesuai ide sendiri.

D. Sarana dan Prasarana


Sarana : Laptop, LCD, Speaker.
Prasarana :
 Sumber Belajar : youtube, buku paket Bahasa Indonesia kelas X, Lembar Kerja Peserta
Didik.
 Media Belajar : papan saku sajas, stike key note (kertas pop it), papan tulis, dadu, dan
gambar alat indra manusia.

E. Target Peserta Didik


Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.

F. Model Pembelajaran
PBL dan PJBL

KOMPONEN INTI
A. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan,
pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi)
dalam bentuk monolog, dialog, dan gelarwicara.
B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu menanggapi dan mengkreasi informasi berupa perasaan dalam penggunaan
majas dan imaji puisi yang diperdengarkan secara akurat.

C. Pemahaman Bermakna
Bisa mengungkapkan ide atau gagasan dalam menulis puisi menggunakan majas.

D. Pertanyaan Pemantik
1. Apa yang kalian ketahui tentang puisi?
2. Apa yang kalian ketahui tentang unsur-unsur pembentuk puisi?
3. Apa ciri-ciri atau karakteristik teks puisi?

E. Persiapan Pembelajaran
1. Memperhatikan lingkungan kelas dalam keadaan rapi dan bersih.
2. Mengkondisikan peserta didik.
3. Persiapan modul ajar/ rancangan pembelajaran.

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan (10 menit)
1. Pembelajaran dibuka dengan salam dan dilanjutkan salah seorang peserta didik memimpin
doa.
2. Ketua kelas melaporkan kehadiran peserta didik kepada guru.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan guru dalam rangka menggali pengetahuan tentang materi
teks puisi.
4. Peserta didik dan guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
5. Peserta didik dan guru menggali manfaat tentang teks puisi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Peserta didik dan guru membacakan tujuan pembelajaran yang sudah disampaikan.
7. Guru menyampaikan skenario pembelajaran dari awal hingga akhir termasuk asesmen yang
digunakan.

b. Kegiatan Inti (70 menit)


Fase 1 Orientasi Masalah
1. Peserta didik dibentuk dalam 6 kelompok dengan jumlah 6 orang tiap kelompok berdasarkan
profil belajar, yaitu kelompok visual, auditori, dan kinestetik.
2. Peserta didik diberikan stimulus berupa penayangan video musikalisasi puisi “Aku karya
Chairil Anwar” pada youtube https://www.youtube.com/watch?v=vKzkxdY8REI
3. Peserta didik menyimak majas dan imaji yang ada dalam penayangan video musikalisasi puisi
tersebut dengan seksama.
Fase 2 Mengorganisasikan Murid Untuk Belajar
4. Peserta didik menyimak PPT materi tentang majas dan imaji yang dipaparkan oleh guru.
(diferensiasi konten)
Keterangan : masing-masing kelompok diberikan LKPD dengan kriteria sebagai berikut :
a. Kelompok visual diminta teks puisi berjudul “Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko
Damono” lalu menuliskan hasil pengamatannya sesuai perintah/pertanyaan pada LKPD.
b. Kelompok auditory diminta menyimak pembacaan puisi oleh Norman Adi Satria dalam
link youtube https://www.youtube.com/watch?v=QwkJHl91zIc&t=3s lalu disajikan secara
lisan sesuai perintah yang ada pada LKPD.
c. Kelompok Kinestetik diminta untuk mengamati deklamasi puisi (pembacaan puisi) yang
dibacakan oleh Devi Asiah Sirait dalam link youtube https://www.youtube.com/watch?
v=cEhhs4vhtGE lalu peserta didik mempraktikkan sesuai perintah pada LKPD.
5. Peserta didik menyimak video tersebut secara seksama.
Fase 3 Membimbing Penyelidikan
6. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengamati dan mendiskusikannya dengan rekan
satu kelompok.
Fase 4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
7. Perwakilan kelompok diberikan kesempatan untuk menyajikan hasil pengerjaan kelompok
tentang analisis majas dan imaji.

Keterangan :
a. Murid dengan gaya belajar visual, menyajikan hasil analisis berupa infografis, poster,
mind mapping dll.
b. Murid dengan gaya belajar auditory, menyajikan hasil analisis secara langsung dengan
lisan.
c. Murid dengan gaya belajar kinestetik, menyajikan dengan mempraktikan.

Fase 5 Menganalisis dan Mengevaluasi Pemecahan Masalah

8. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengeksplor penggunaan majas dan imaji di dalam
puisi.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


1. Peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
2. Peserta didik di bimbing guru melakukan refleksi pembelajaran.
3. Peserta didik melakukan evaluasi terhadap materi yang sudah disampaikan.
4. Peserta didik dan guru merencanakan pembelajaran tindak lanjut pada pertemuan berikutnya
berupa pembuatan teks puisi sesuai minat dan bakatnya dalam bentuk teks, video dan
infografis (diferensiasi hasil)
5. Pembelajaran ditutup dengan salam penutup.
G. Asesmen
1. Rubrik Penilaian Sikap
Strategi : Observasi
Alat : Catatan Anekdot
CATATAN ANEKDOT
Nama Sekolah : SMK PGRI 2 TAMAN
Fase / Semester : E / Genap
Tahun Ajaran : 2022 / 2023

No Waktu Nama Catatan Kejadian / Butir Sikap


Perilaku

1 7 Februari 2023 Cici Dwi Aktif berdiskusi di Bekerjasama


dalam kelompok

2 Igan Sering berpendapat Bertanggung


jawab.

dst

2. Rubrik Penilaian Pengetahuan


Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Soal Uraian
PADA SUATU HARI NANTI
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.
Analisislah Majas dan imaji yang ada dalam puisi di atas !

3. Rubrik Penilaian Keterampilan


Teknik Penilaian : Unjuk Kerja
Bentuk Instrumen : Chek List
No Nama Aspek yang Dinilai Skor

Kesesuaian Isi Kreativitas Ketepatan dan


kelancaran dalam
memaparkan hasil
diskusi

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Rubrik Penilaian

Aspek yang Dinilai Skor Kriteria / Deskriptor

Kesesuaian Isi 4 Peserta didik mampu menyebutkan 4 larik yang


mengandung majas dan imaji

3 Peserta didik mampu menyebutkan 3 larik yang


mengandung majas dan imaji

2 Peserta didik mampu menyebutkan 2 larik yang


mengandung majas dan imaji

1 Peserta didik mampu menyebutkan 1 larik yang


mengandung majas dan imaji

Kreativitas 4 Peserta didik sangat kreatif dalam membuat hasil karya

3 Peserta didik kreatif dalam membuat hasil karya

2 Peserta didik kurang kreatif dalam membuat hasil karya

1 Peserta didik tidak kreatif dalam membuat hasil karya

Ketepatan dan kelancaran 4 Peserta didik sudah tepat dan lancer dalam menyampaikan
dalam memaparkan hasil pendapat hasil diskusi
diskusi

3 Peserta didik tepat dan lancer dalam menyampaikan


pendapat hasil diskusi

2 Peserta didik kurang tepat dan lancer dalam


menyampaikan pendapat hasil diskusi

1 Peserta didik tidak tepat dan lancer dalam menyampaikan


pendapat hasil diskusi
Nama Kelompok :
LKPD Kelompok Visual
1. 4.
2. 5.
3. 6.

Petunjuk Kerja :
1. Simak dan analisislah teks puisi “Hujan Bulan Juni” Karya Sapardi Joko Damono !
2. Analisislah majas dan imaji pada larik-larik yang ada pada teks puisi tersebut !
3. Tulislah hasil analisis kalian dalam bentuk infografis, poster, mind mapping dll.

Nama Kelompok :
LKPD Kelompok Auditory
1. 4.
2. 5.
3. 6.

Petunjuk Kerja :
1. Simak dan analisislah pembacaan puisi oleh Norman Adi Satria dalam link youtube
https://www.youtube.com/watch?v=QwkJHl91zIc&t=3s
2. Analisislah majas dan imaji pada larik-larik yang ada pada teks puisi tersebut !
3. Ungkapkan secara lisan hasil analisis yang sudah kalian temukan !

LKPD Kelompok Kinestetik Nama Kelompok :


1. 4.
2. 5.
3. 6.

Petunjuk Kerja :
1. Amati dan analisislah deklamasi puisi (pembacaan puisi) yang dibacakan oleh Devi Asiah Sirait
dalam link youtube https://www.youtube.com/watch?v=cEhhs4vhtGE
2. Analisislah bagaimana cara mendeklamasikan puisi tersebut !
3. Praktikan kembali dengan gaya kalian deklamasi tersebut !
BAHAN AJAR

Pilihan kata-kata yang DIKSI


digunakan dalam puisi
yang merupakan hasil
pemilihan secara cermat.

MAJAS

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah
pesan secara imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan membuat pembaca mendapat
efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung ke arah emosional.
Biasanya, majas bersifat tidak sebenarnya alias kias ataupun konotasi.

MAJAS PERBANDINGAN

Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau
membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan,
ataupun penggantian. Dalam majas perbandingan, teman-teman akan menjumpai
beberapa subjenisnya.

1. Personifikasi

Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya
manusia.

Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku
untuk segera bermain di pantai.
2. Metafora

Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin
disampaikan dalam bentuk ungkapan.

Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan


tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.

3. Asosiasi

Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan
pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.

Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki
wajah yang sangat mirip.

4. Hiperbola

Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.
Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah.
Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.

5. Eufemisme

Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan
yang lebih halus.

Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel.


Difabel menggantikan frasa “orang cacat”.

6. Metonimia

Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.

Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada
air mineral.

7. Simile

Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan,
ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda,
melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.

Contoh: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

8. Alegori

Yaitu enyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.

Contoh: Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga.


Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.
9. Sinekdok

Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok
totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan
sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu,
sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan
keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.

Contoh:

Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.

Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-
turut.

10. Simbolik

Gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya
dalam ungkapan.

Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.

Majas Pertentangan

Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang
bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Jenis
ini dapat dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai berikut.

1. Litotes

Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes merupakan


ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang sebenarnya adalah yang
sebaliknya.
Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk memiliki artian sebagai rumah.
2. Paradoks

Yaitu membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikannya.

Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku merasa kesepian.

3. Antitesis

Yaitu memadukan pasangan kata yang artinya

bertentangan. Contoh: Film tersebut disukai oleh tua-

muda.

4. Kontradiksi Interminis

Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya
diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja.

Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir
seseorang ataupun perilaku dan kondisi. Jenis ini terbagi menjadi tiga subjenis, yaitu sebagai
berikut.

1. Ironi

Yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.

Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.
2. Sinisme

Yaitu menyampaikan sindiran secara langsung.

Contoh: Suaramu keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.

3.Sarkasme

Yaitu menyampaikan sindiran secara

kasar. Contoh: Kamu hanya sampah

masyarakat tahu!

Majas Penegasan

Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh
kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Jenis ini dapat
dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut.

1. Pleonasme

Yaitu menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan tidak efektif,
namun memang sengaja untuk menegaskan suatu hal.

Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah semringah.

2. Repetisi

Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.

Contoh: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.


3. Retorika

Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab.

Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang kebutuhan pokok turun pada saat
menjelang hari raya?

4. Klimaks

Yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.

Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya memiliki
asuransi kesehatan.

5. Antiklimaks

Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks menegaskan sesuatu


dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah.

Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggi di dusun seharusnya


sadar akan kearifan lokalnya masing-masing.

6. Pararelisme

Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata dalam
berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai
anafora. Namun, jika kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai
epifora.

Contoh majas:

Kasih itu sabar.


Kasih itu lemah
lembut. Kasih itu
memaafkan.
7. Tautologi

Yaitu menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi


atau ujaran.

Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua
anggota keluarga saling men

IMAJI

Merupakankata atau susunan kata yang dapat


menimbulkan khayalan atau imajinasi. Melalu imaji,
pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat
sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan kata lain,
imaji merupakan citraan yang terdapat dalam puisi.

Macam-macam citraan atau imaji dalam puisi

1) Citraan penglihatan merupakan susunan kata yang mampu memberi


rangsangan pada indra penglihatan. Karena itu, hal-hal yang tidak terlihat
menjadi seolah-olah terlihat. Contohnya tampak pada baris /Subuh hari
kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan/berguguran di kebun
hujan, bertaburan jadi sampah hujan/.
2) Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang
diperoleh melalui indra pendengaran (telinga). Citraan ini dapat dihasilkan
dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara. Citraan pendengaran
terlihat dalam baris /aku mendengar suara ricik air sungai yang ngalir/di
antara batu-batu dan batang pohonan/yang rubuh ke ciwulan/. Larik-larik
tersebut menimbulkan citraan pendengaran berupa efek yang menimbulkan
imajinasi suara yang didengar.
3) Citraan penciuman atau disebut juga citraan olfactory ialah susunan kata
yang menimbulkan efek seakan-akan pembaca ikut mencium bau sesuatu.
Sebagai contoh, diksi bau mesiu, bau mayat, dan bau kotoran dalam puisi
menimbulkan khayalan indra penciuman pada pembaca.
4) Citraan perabaan terkait dengan indra perabaan (kulit). Gambaran rasa
pada indra peraba yang muncul dalam imajinasi pembaca dapat tergolong
sebagai citraan perabaan. Hal ini mencakup berbagai rasa seperti perih,
lembut, kasar, panas, dingin, dan sebagainya. Contoh citraan perabaan
dalam puisi ditunjukkan dengan kata-kata mengusap pundak/angin terasa
dingin/cahaya bulan menyentuh miring/.
5) Citraan gerak atau kinestetik dalam puisi membuat pembaca seakan ikut
merasakan atau mengikuti gerakan tertentu. Sebagai contoh, dalam puisi
“Diponegoro” karya Chairil Anwar sosok pahlawan digambarkan bergerak
melalui efek imajinasi pembaca dengan susunan kata-katanya, seperti
/hidup kembali/di depan sekali tuan menanti/tak
gentar/maju/serbu/serang/terjang/.
6) Citraan pengecapan berhubungan dengan indra pengecap rasa pada lidah.
Efek yang ditimbulkan citraan pengecapan, yaitu seakan-akan pembaca bisa
mengecap rasa yang disampaikan dalam puisi. Citraan ini diungkapkan
melalui kata-kata, seperti manis, pahit, asam, pedas, kecut, asin, dan
sejenisnya.

You might also like