Professional Documents
Culture Documents
Rizma Jasmeen
Abstract
This journal aims to critically analyze the procedural law process at the Constitutional Court,
with a focus on court arrangements, evidence, and constitutional dispute resolution. The
Constitutional Court has an important role in maintaining the validity of a country's constitution
and protecting the constitutional rights of individuals and institutions. However, the
implementation of the procedural law of the Constitutional Court often faces challenges and
issues that need to be reviewed in depth. Through a critical analysis approach, this study
analyzes various aspects of the procedural law of the Constitutional Court. First, trial
arrangements are explored in order to understand the stages and procedures applied in settling
constitutional disputes. Then, the evidentiary aspects in the procedural law of the Constitutional
Court are studied in order to understand the strength of the evidence received by the Court and
the obstacles that may be encountered in its use. Furthermore, this study discusses the time for
settlement of cases in the procedural law of the Constitutional Court and identifies efforts to
speed up the process. Lastly, the active role of parties involved in constitutional trials is
examined to understand how their participation can influence the legal proceedings of the
Constitutional Court.Through a critical analysis of the procedural law process at the
Constitutional Court, this research is expected to provide a deeper understanding of the
implementation of the procedural law. The results of this study are expected to provide insights
and recommendations to improve effectiveness, efficiency, and justice in resolving constitutional
disputes at the Constitutional Court.
Keywords: Constitusional court, procedural law, trial regulations, evidence, dispute resolution.
Intisari
Abstrak:
Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis proses hukum acara di Mahkamah
Konstitusi, dengan fokus pada pengaturan persidangan, pembuktian, dan penyelesaian sengketa
konstitusi. Mahkamah Konstitusi memiliki peran penting dalam menjaga keberlakuan konstitusi
suatu negara dan melindungi hak-hak konstitusional individu serta lembaga. Namun,
implementasi hukum acara Mahkamah Konstitusi sering kali menghadapi tantangan dan isu-isu
yang perlu ditinjau secara mendalam. Melalui pendekatan analisis kritis, penelitian ini
menganalisis berbagai aspek hukum acara Mahkamah Konstitusi. Pertama, pengaturan
persidangan dieksplorasi untuk memahami tahapan dan prosedur yang diterapkan dalam
penyelesaian sengketa konstitusi. Kemudian, aspek pembuktian dalam hukum acara Mahkamah
Konstitusi dipelajari untuk memahami kekuatan bukti yang diterima oleh Mahkamah serta
kendala yang mungkin dihadapi dalam penggunaannya. Selanjutnya, penelitian ini membahas
waktu penyelesaian perkara dalam hukum acara Mahkamah Konstitusi dan mengidentifikasi
upaya untuk mempercepat proses tersebut. Terakhir, peran aktif pihak-pihak yang terlibat
dalam persidangan konstitusional diteliti untuk memahami bagaimana partisipasi mereka dapat
memengaruhi proses hukum acara Mahkamah Konstitusi. Melalui analisis kritis terhadap
proses hukum acara di Mahkamah Konstitusi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi hukum acara tersebut. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas,
efisiensi, dan keadilan dalam penyelesaian sengketa konstitusi di Mahkamah Konstitusi.
I.Pendahuluan
Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga peradilan yang memiliki peran sentral dalam
menjaga keberlakuan konstitusi suatu negara dan melindungi hak-hak konstitusional individu serta
lembaga. Hukum acara yang diterapkan dalam Mahkamah Konstitusi memiliki kekhususan tersendiri,
yang dirancang untuk menangani sengketa konstitusi dan memastikan keadilan dalam penyelesaiannya.
Dalam konteks ini, penting untuk melakukan analisis kritis terhadap proses hukum acara di
Mahkamah Konstitusi guna memahami kelebihan dan kekurangan yang ada. Sejumlah isu dan tantangan
muncul dalam implementasi hukum acara tersebut, seperti pengaturan persidangan, pembuktian, waktu
penyelesaian perkara, dan peran aktif pihak-pihak yang terlibat dalam persidangan konstitusional.
Pada pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang pentingnya penelitian tentang hukum acara
Mahkamah Konstitusi, dengan fokus pada pengaturan persidangan, pembuktian, dan penyelesaian
sengketa konstitusi. Selanjutnya, akan diberikan tinjauan terhadap relevansi dan urgensi analisis kritis
terhadap proses hukum acara Mahkamah Konstitusi dalam konteks peningkatan efektivitas dan efisiensi
peradilan konstitusional.
Pemahaman yang mendalam mengenai implementasi hukum acara Mahkamah Konstitusi akan
memberikan kontribusi penting dalam peningkatan kualitas penyelesaian sengketa konstitusi serta
perlindungan hak-hak konstitusional yang lebih baik. Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan
wawasan dan rekomendasi yang berharga untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang hukum acara
Mahkamah Konstitusi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, karena
penelitian dilakukan dengan memeriksa bahan pustaka atau data sekunder yang berkaitan dengan
status dan kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam sistem hukum konstitusional Indonesia.
Spesifikasi dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yang diharapkan dapat memberikan
gambaran yang rinci, sistematis, dan komprehensif mengenai segala hal yang berkaitan dengan
objek yang akan diperiksa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
artinya data diperoleh dari bahan pustaka yang dikumpulkan melalui studi literatur dan studi
dokumenter, yang kemudian dianalisis secara kualitatif.
Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan bahan primer penelitian berupa
UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kekuasaan kehakiman pada
kewenangan judicial review, khususnya undang-undang Mahkamah Konstitusibeserta putusan-
putusan Mahkamah Konstitusi. Bahan sekunder yang digunakan berupa kepustakaan dibidang
hukum berupa artikel ilmiah, dan buku-buku teks yang di dalamnya terdapat pandangan atau
pendapat ahli-ahli hukum. Bahan hukum primer dikumpulkan dengan inventarisasi peraturan
perundang-undangan beserta putusan pengadilan yang terkait dengan masalah yang diteliti,
kemudian bahan hukum sekunder didapat dengan menelusuri bahan kepustakaan dan
menggunakan Teknik analisis Miles & Huberman (1994).
III. PEMBAHASAN
A. Tahapan Persidangan di Mahkamah Konstitusi.
a) mendengarkan permohonan;
b) jawaban termohon;
e) kesimpulan
1
Pelatihan Pembuktian et al., “Pelatihan Pembuktian Perselisihan Hasil Pemilu Di Kota Bengkulu,” Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat UBJ 4, no. 1 (January 29, 2021): 47–56,
https://doi.org/10.31599/JABDIMAS.V4I1.285.
Hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi
(MK) dapat mencakup beberapa aspek berikut:
1. Pemohon:
2. Termohon:
3. Intervenor:
- Hak untuk mengajukan permohonan untuk menjadi pihak yang turut serta dalam
persidangan.
4. Amicus Curiae:
- Hak untuk mengajukan pendapat hukum sebagai pihak ketiga yang bukan pihak
langsung dalam perkara.
- Kewajiban untuk memberikan kontribusi yang objektif dan relevan bagi pengambilan
keputusan oleh MK.
5. Hakim:
- Hak untuk mendengarkan argumen dari semua pihak yang terlibat dalam persidangan.
- Hak untuk mempelajari kasus secara mendalam dan mempersiapkan laporan yang
rinci kepada majelis hakim.
- Kewajiban untuk menyusun laporan dengan cermat dan obyektif untuk memudahkan
diskusi dan pengambilan keputusan.
Selain itu, semua pihak yang terlibat dalam persidangan di MK memiliki kewajiban
untuk mematuhi kode etik, menjunjung tinggi integritas, menghormati hakim, serta
memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam upaya mencapai keadilan dan kebenaran
dalam penyelesaian sengketa konstitusi.
Perlu diperhatikan bahwa hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dapat berbeda
tergantung pada peraturan dan kebijakan yang berlaku di Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia.
- Persiapan materi argumen dan bukti harus dilakukan secara seksama untuk
mendukung posisi masing-masing pihak.
3. Sidang Persidangan:
- Sidang persidangan berlangsung dengan mengikuti tata tertib dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh MK.
- Diskusi hukum yang terbuka dan berimbang dapat terjadi antara pihak-pihak yang
terlibat.
6. Penerbitan Putusan:
- Setelah persidangan selesai, majelis hakim MK melakukan rapat pembahasan untuk
mengambil keputusan.
- MK menerbitkan putusan yang berisi penjelasan hukum dan alasan yang menjadi
dasar pengambilan keputusan.
1. Rapat Pembahasan:
2. Penilaian Hakim:
- Setiap hakim dalam majelis menyampaikan pendapat dan penilaian mereka terhadap
kasus yang sedang dipersidangkan.
3. Penulisan Putusan:
4. Pemisahan Pendapat:
- Pemisahan pendapat dapat terjadi dalam bentuk pendapat mayoritas dan/atau pendapat
minoritas yang terdokumentasikan dalam putusan.
5. Pengumuman Putusan:
- Setelah putusan ditulis dan disetujui oleh hakim-hakim MK, putusan tersebut
diumumkan kepada publik.
IV. KESIMPULAN
Hasil dari proses rapat pembahasan tersebut adalah penulisan putusan, yang berisi
penjelasan hukum dan alasan yang menjadi dasar pengambilan keputusan. Putusan harus
mencakup pokok-pokok permohonan, pertimbangan hukum, dan amar keputusan. Dalam
beberapa kasus, pemisahan pendapat dapat terjadi jika hakim-hakim memiliki pendapat yang
berbeda mengenai kasus tersebut. Setelah putusan ditulis dan disetujui oleh hakim-hakim MK,
putusan tersebut diumumkan kepada publik. Pengumuman putusan dilakukan untuk memberikan
kepastian hukum dan menyelesaikan sengketa konstitusi secara adil dan objektif. Proses
pengambilan keputusan dan penerbitan putusan di MK bertujuan untuk menjaga integritas
lembaga, keadilan, dan kepastian hukum. Dengan demikian, pengambilan keputusan dan
penerbitan putusan di MK merupakan tahap akhir yang penting dalam menyelesaikan sengketa
konstitusi. Melalui proses ini, MK menjalankan perannya sebagai lembaga peradilan yang
berwenang dalam menafsirkan dan menguji konstitusionalitas undang-undang dan peraturan-
peraturan lainnya. Putusan MK memiliki dampak signifikan dalam menjaga kepatuhan terhadap
konstitusi dan melindungi hak-hak konstitusional masyarakat.
REFERENSI.