Professional Documents
Culture Documents
4209 ArticleText 15346 1 10 202101142020
4209 ArticleText 15346 1 10 202101142020
net/publication/348841911
CITATIONS READS
7 3,364
1 author:
Dudi Hardianto
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
30 PUBLICATIONS 43 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Dudi Hardianto on 01 January 2022.
JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia. In general, diabetes
is classified into type 1 diabetes mellitus (T1DM), type 2 diabetes mellitus (T2DM), gestational,
and other specific diabetes. The causes of diabetes are genetic disorders and environmental.
Common symptoms of diabetes include: polydipsia, polyphagia, glycosuria, polyuria,
dehydration, fatigue, weight loss, reduced vision, cramps, constipation, and candida infection.
Test for diagnosis of diabetes include: fasting plasma glucose test, plasma glucose test after
2 hours of 75 g oral glucose administration, the glycated hemoglobin test (HbA1C), and
random blood glucose test. Prevention of T1DM is still difficult because of the limited
knowledge of metabolic, genetic, and immunological processes in the development of T1DM.
T2DM is prevented by lifestyle and medical intervention. Insulin is the only drug for T1DM,
whereas T2DM is treated with metformin as drug’s primary choice for reducing blood glucose
levels.
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia. Secara umum, diabetes diklasifikasikan menjadi: diabetes melitus tipe 1
(DMT1), diabetes melitus tipe 2 (DMT2), gestasional, dan diabetes spesifik lain. Penyebab
diabetes adalah kelainan genetik dan lingkungan. Gejala umum diabetes antara lain:
polidipsia, polifagia, glikosuria, poliuria, dehidrasi, kelelahan, penurunan berat badan, daya
penglihatan berkurang, kram, konstipasi, dan infeksi candida. Pemeriksaaan untuk diagnosis
diabetes meliputi: pemeriksaan glukosa plasma saat puasa, pemeriksaan glukosa plasma
setelah 2 jam pemberian glukosa oral 75 g, pemeriksaan hemoglobin terglikasi (HbA1C), dan
pemeriksaan glukosa darah acak. Pencegahan DMT1 masih sulit karena terbatasnya
pengetahuan proses metabolisme, genetik, dan imunologi pada perkembangan DMT1. DMT2
dicegah dengan intervensi gaya hidup dan intervensi medis. Insulin merupakan satu-satunya
obat untuk DMT1, sedangkan DMT2 diobati dengan metformin sebagai pilihan utama dan non
obat untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah.
304
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 2 Thn 2020
305
Telaah Komprehensif Diabetes Melitus... Hardianto et al.
epidemiologi, tetapi saat ini belum indeks massa tubuh, penggunaan insulin
memungkinkan karena keterbatasan dalam 12 bulan setelah diagnosis, dan
pengetahuan dan sumber daya yang ada peningkatan risiko ketoasidosis diabetik
pada sebagian besar negara di dunia. (WHO 2019).
Beberapa ahli mengusulkan pengelompokan Umumnya DMT2 terjadi pada orang
berdasarkan perawatan klinis dan perlu dewasa tetapi sekarang ini jumlah anak-anak
tidaknya pemberian insulin terutama pada dan remaja yang menderita DMT2
saat diagnosis (WHO 2019). Secara umum meningkat. DMT2 menjadi masalah
DM dikelompokkan menjadi 4 kelompok, kesehatan global dan serius yang berevolusi
yaitu: (1) DMT1, (2) DMT2, (3) gestasional, karena perubahan budaya, ekonomi dan
dan (4) diabetes spesifik lain (Olokoba et al. sosial, populasi lanjut usia, peningkatan
2012, Wu et al. 2014, Gupta et al. 2015, urbanisasi, perubahan pola makan
Deepthi et al. 2017, Punthakee et al. 2018). (peningkatan konsumsi makanan olahan dan
Penderita DMT1 ditemukan pada gula), obesitas, aktivitas fisik berkurang, gaya
anak-anak dan remaja (Atkinson 2012, hidup tidak sehat, malnutrisi pada janin,
Bolla et al. 2015). Data penderita DMT1 paparan hiperglikemia pada janin saat
secara global belum ada tetapi di negara kehamilan (Kabel et al. 2017).
maju penderita DMT1 meningkat antara 3 Diabetes gestasional merupakan
sampai 4% pada anak-anak, baik laki-laki diabetes yang terjadi pada masa kehamilan
maupun perempuan per tahunnya. DMT1 (Punthakee et al. 2018). Biasanya terjadi
mengurangi harapan hidup sekitar 13 tahun pada trimester kedua dan ketiga saat
di negara maju dan meningkat pada negara kehamilan karena hormon yang disekresi
berkembang yang mempunyai akses plasenta menghambat kerja insulin. Sekitar
terbatas untuk mendapatkan insulin. 30-40% penderita diabetes gestasional
Diagnosis DMT1 dan DMT2 pada orang berkembang menjadi DMT2 (Gupta et al.
dewasa menjadi tantangan dan kesalahan 2015). Diabetes gestasional terjadi pada 7%
diagnosis TDM1 menjadi TDM2 dan kehamilan dan meningkatkan risiko kematian
sebaliknya dapat mempengaruhi estimasi pada ibu dan janin. Diabetes spesifik lain
prevalensi. Dari hasil penelitian individu merupakan diabetes berhubungan dengan
keturunan Eropa dalam Biobank di Inggris genetik, penyakit pada pankreas, gangguan
menunjukkan bahwa 42% DMT1 terjadi hormonal, penyakit lain atau pengaruh
setelah 31 tahun, dan 4% didiagnosis penggunaan obat (seperti glukokortikoid,
antara usia 31 sampai 60 tahun. pengobatan HIV/Aids, antipsikotik atipikal)
Karakteristik klinik yang diamati meliputi (Gupta et al. 2015, Punthakee et al. 2018).
Gambar 1. Daftar negara dengan prediksi jumlah Gambar 2. Prediksi negara dengan jumlah
penderita diabetes pada tahun 2000 penderita diabetes pada tahun 2030
(dalam juta) (Baynest 2015) (dalam juta) (Baynest 2015)
306
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 2 Thn 2020
307
Telaah Komprehensif Diabetes Melitus... Hardianto et al.
yang disekresi untuk mengatasi resistensi ketoasidosis, dan hiperosmolar; dan (2)
insulin. Hiperinsulinemia, yang terjadi pada komplikasi lanjut, komplikasi jangka
tahap awal dan menengah penyakit, panjang yang mengakibatkan
merupakan pendorong DMT2 (Bolla et al. makrovaskular (penyakit jantung koroner,
2015, Crofts et al. 2015). penyakit pembuluh darah perifer dan
Umumnya penderita DMT2 mempunyai stroke), mikrovaskular (nefropati, retinopati
berat badan berlebih atau obesitas sehingga dan neuropati), dan gabungan
insulin tidak dapat bekerja secara optimal dan makrovaskular dan mikrovaskular (diabetes
sebagai kompensasinya diproduksi insulin kaki). Penyebab kematian pada orang tua
yang lebih banyak. Kelainan fungsi sel β pada penderita diabetes akibat degradasi
DMT2 pada orang Asia lebih banyak makrovaskular lebih banyak dibandingkan
dibandingkan dengan orang Eropa. DMT2 dengan mikrovaskular (Mane et al. 2012,
sering tidak terdiagnosis karena Pasquel dan Umpierrez 2014, Rhee dan
hiperglikemia yang tidak cukup parah untuk Kim 2015, Asmat et al. 2016, Kabel et al.
menunjukkan gejala diabetes (Bolla et al. 2017, Goguen dan Gilbert 2018).
2015, Kabel et al. 2017, WHO 2019).
Faktor yang meningkatkan risiko DMT2 GEJALA DIABETES MELITUS
antara lain usia, obesitas, gaya hidup, ras,
dan penderita diabetes gestasional (WHO Pada tahap awal DMT2 biasanya tidak
2019). Obesitas berkontribusi sebesar 55% menunjukkan gejala diabetes. Gejala umum
dari kasus DMT2. Peningkatan obsesitas penderita diabetes adalah sebagai berikut:
pada rentang tahun 1960 sampai dengan (1) meningkatnya rasa haus karena air dan
tahun 2000 menyebabkan kasus DMT2 pada elektrolit dalam tubuh berkurang
anak-anak dan remaja. Racun/toksin yang (polidipsia), (2) meningkatnya rasa lapar
berasal dari lingkungan, seperti adanya karena kadar glukosa dalam jaringan
senyawa bisfenol A sebagai komponen berkurang (polifagia), (3) kondisi urin yang
plastik di dalam urin dapat menginduksi mengandung glukosa biasanya terjadi
terjadinya DMT2 (Olokoba et al. 2012). ketika kadar glukosa darah 180 mg/dL
(glikosuria), (4) meningkatkan osmolaritas
KOMPLIKASI DIABETES MELITUS filtrat glomerulus dan reabosorpsi air
dihambat dalam tubulus ginjal sehingga
Berkurangnya sekresi insulin dan volume urin meningkat (poliuria), (5)
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dehidrasi karena meningkatnya kadar
dan protein mengakibatkan komplikasi DM. glukosa menyebabkan cairan ekstraselular
Pengontrolan kadar glukosa darah pada hipertonik dan air dalam sel keluar, (6)
penderita diabetes dapat mencegah kelelahan karena gangguan pemanfaatan
terjadinya komplikasi (Chatterjee dan Davies CHO mengakibatkan kelelahan dan
2015, Allen dan Gupta 2019). hilangnya jaringan tubuh walaupun asupan
Komplikasi diabetes akan makanan normal atau meningkat, (7)
meningkatkan morbilitas dan kematian kehilangan berat badan disebabkan oleh
(Papatheodorou et al. 2016). Beberapa kehilangan cairan tubuh dan penggunaan
komplikasi penyakit akibat DM, di antaranya jaringan otot dan lemak akan diubah
adalah penyakit kardiovaskular, gangguan menjadi energi, (8) dan gejala lain berupa
ginjal, peradangan, dan obesitas. Studi daya penglihatan berkurang, kram,
epidemiologis menunjukkan bahwa jenis konstipasi, dan penyakit infeksi candidiasis
kelamin, usia, dan latar belakang etnis (Mane et al. 2012, Baynest 2015, Kharroubi
merupakan faktor penting dalam dan Darwish 2015).
perkembangan komplikasi DM. Penderita Pada beberapa penderita diabetes
diabetes memiliki risiko komplikasi yang tidak ada gejala sehingga memperburuk
menyebabkan terjadinya kematian kondisi penderita diabetes dan diperkirakan
(Olokoba et al. 2012). Secara umum 30-80% penderita diabetes tidak
komplikasi yang terjadi dikelompokkan terdiagnosis. Penderita diabetes yang tidak
menjadi 2, yaitu: (1) komplikasi akut diobati dengan tepat dapat menyebabkan
metabolik, berupa gangguan metabolit pingsan, koma, dan kematian (Kharroubi dan
jangka pendek seperti hipoglikemia, Darwish 2015).
308
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 2 Thn 2020
Kadar glukosa puasa < 99 mg/dL 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L) >126 mg/dL (7,0 mmol/L)
Kadar glukosa toleransi <139 mg/dL 140-199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L) > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Kadar hemoglobin terglikasi < 5,6% 5,7-6,4% > 6,5%
309
Telaah Komprehensif Diabetes Melitus... Hardianto et al.
310
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 2 Thn 2020
tahun 1950. Pilihan utama untuk pengobatan jam) seperti: Insulin Isophane (InsulatardTM,
DMT2 adalah metformin. Metformin menjadi Insuman BasalTM, Novolin NTM, Humulin NTM,
pilihan utama karena efektif dengan 2 (4) analog insulin yang bekerja dalam jangka
mekanisme kerja, yaitu mengurangi sekresi waktu panjang (efek 24-36 jam) seperti:
glukosa hepatik dan meningkatkan Glargine (LantusTM, AbasaglarTM), Detemir
penyerapan glukosa, aman untuk penderita (LevemirTM), (5) dan analog insulin yang
DM tanpa gangguan hati dan ginjal, dan bekerja dalam jangka waktu sangat panjang
harganya murah. Pemilihan obat DM (efek mulai dari 30-90 menit dan berlangsung
berdasarkan pada jenis diabetes, usia, sampai 42 jam) seperti: Degludec
situasi, dan faktor lainnya (Olokoba et al. (TresibaTM).
2012, Chatterjee dan Davies 2015, Gupta et Penderita DMT2 diobati dengan obat
al. 2015, Harikumar et al. 2015, Marin- hiperglikemik oral dan perubahan gaya hidup
Penalver et al. 2016). (Patil et al. 2017, Stubbs et al. 2017, Pathak
et al. 2019). Penderita DMT2 umumnya tidak
Insulin memerlukan terapi dengan insulin dan hanya
Insulin biasanya diberikan secara diberi obat oral seperti sulfonilurea,
subkutan dengan suntikan atau pompa biguanida, tiazolidinedion, inhibitor α-
insulin. Insulin dapat diberikan juga secara glikosidase (Tabel 3). Pengobatan dengan
intravena. Saat ini tersedia insulin manusia insulin diperlukan dalam kasus untuk
dan analog insulin (Janez et al. 2020). Ada menurunkan glukosa darah sehingga tidak
beberapa analog insulin (Tabel 2), seperti: (1) terjadi komplikasi kronis, memiliki kontrol
analog insulin yang bekerja cepat darah yang buruk (HbA1C > 7,5% atau kadar
(memberikan efek dimulai dari 4 sampai 20 glukosa puasa > 250 mg/dL), riwayat
menit dan puncak antara 20 sampai 30 menit) pankreatomi, mengalami DMT2 selama 10
seperti: Aspart (NovorapidTM, FiaspTM), Lispro tahun, penderita hepatitis kronis, TBC paru,
(HumalogTM, LiprologTM, AdmelogTM), patah tulang, kanker, dan mengurangi efek
TM
Glulisine (Apidra ), (2) analog insulin yang samping obat oral (Sorli 2014, Bolla et al.
bekerja dalam jangka waktu pendek (efek 2015, Harikumar et al. 2015, Patil et al. 2017,
mulai dari 30 menit dan puncak 2-4 jam) Suprapti et al. 2017, Pathak et al. 2019,
seperti Insulin (ActrapidTM, Humulin STM, Wondafrash et al. 2020). Insulin diberikan
Insuman RapidTM), (3) analog insulin yang untuk menormalkan kadar glukosa plasma
bekerja dalam jangka waktu menengah sehingga mencegah komplikasi diabetes
(onset puncak antara 4-6 jam dan efek 14-16 (Harikumar et al. 2015).
311
Telaah Komprehensif Diabetes Melitus... Hardianto et al.
Sulfonilurea Tiazolidinedion
Sulfonilurea (glibenklamid, gliklazid, Tiazolidinedion (Rosiglitazon,
glimepirid, gliburid, glipizid, tolbutamid) Pioglitazon dan Troglitazon) dikenal dengan
adalah obat antihiperglikemik oral yang sebutan glitazon. Obat ini bekerja
pertama digunakan dan merupakan obat membentuk ikatan dengan peroxisome
pilihan kedua untuk DMT2. Obat ini proliferator-activated receptor-gamma
biasanya digunakan untuk DMT2 yang (PPAR-γ) yang mengatur metabolisme
lanjut usia. Mekanisme kerjanya glukosa dan lemak serta mempengaruhi gen
meningkatkan sekresi insulin dengan sensitivitas insulin sehingga meningkatkan
bekerja langsung pada saluran KATP sel β penggunaan glukosa oleh sel. Obat ini
pankreas. Pasien yang menggunakan obat mengurangi komplikasi mikrovaskular
ini dapat mengalami hipoglikemia sehingga sebesar 2,6% (Gupta et al. 2015, Harikumar
pasien harus mengetahui pola makan yang et al. 2015). Pada beberapa tahun terakhir,
baik dan gejala hipoglikemia (Gupta et al. penggunaan obat ini dikurangi karena
2015, Harikumar et al. 2015, Marin- meningkatkan risiko kematian pada penderita
Penalver et al. 2016). Gliburid penyakit kardiovaskular, edema, patah
menyebabkan hipoglikemia lebih tinggi tulang, gagal jantung, dan kanker (Olokoba et
dibandingkan dengan glipizid. Hipoglikimia al. 2012, Stubbs et al. 2017).
yang terjadi pada penderita lanjut usia akan
meningkatkan risiko terjadinya kerusakan Inhibitor α-glikosidase
fungsi ginjal (Olokoba et al. 2012). Inhibitor α-glikosidase (Miglitol,
Akarbose, Voglibose) tidak memiliki efek
Meglitinide langsung pada sekresi atau sensitivitas
Meglitinide (Repaglinid dan Nateglinid) insulin. Senyawa ini memperlambat
merupakan obat antihiperglikemik oral pencernaan pati di dalam usus halus
dengan mekanisme kerja membantu sehingga glukosa dari pati lambat memasuki
pankreas untuk memproduksi insulin dengan aliran darah, menunda adsorpsi karbohidrat,
menutup saluran kalium dan membuka dan mengurangi peningkatan glukosa darah.
saluran dari sel β pankreas sehingga Akarbose telah digunakan untuk pengobatan
meningkatkan sekresi insulin. Obat ini jarang diabetes lebih dari 20 tahun yang lalu.
digunakan karena kerja obat yang singkat Manfaat dari akarbose adalah memperlambat
sehingga pemberian obat lebih sering perkembangan diabetes dan mengurangi
(Harikumar et al. 2015, Marin-Penalver et al. risiko penyakit kardiovaskular (Gupta et al.
2016, Stubbs et al. 2017). Repaglinid 2015, Harikumar et al. 2015, Marin-Penalver
sebagian besar dimetabolime di hati dan et al. 2016, Stubbs et al. 2017). Penggunaan
sisanya disekresikan melalui ginjal (Olokoba obat ini harus dihindari bagi pasien dengan
et al. 2012). gangguan ginjal. Efek samping dari obat ini
menyebabkan diare dan kembung (Olokoba
Biguanid et al. 2012).
Biguanid (Metformin, Fenformin,
Buformin) merupakan obat anti diabetes Analog peptida
dengan mekanisme kerja mengurangi sekresi Inhibitor dipeptidil peptidase
glukosa hepatik dan meningkatkan (Vildagliptin dan Sitagliptin) mempunyai
penyerapan glukosa perifer termasuk otot mekanisme kerja menghambat kerja
rangka. Metformin merupakan obat dipeptidil peptodase sehingga meningkatkan
hipoglisemik utama untuk penderita DMT2 kadar inkretin darah. Fungsi enkretin
pada anak-anak dan remaja serta sesuai meningkatkan sekresi insulin dan menekan
untuk pasien yang kelebihan berat badan sekresi glukagon. Analog peptida yang lain
(Gupta et al. 2015, Harikumar et al. 2015, adalah gastrik inhibitori peptida (Eksenatida
Marin-Penalver et al. 2016, Stubbs et al. dan Liraglutida).
2017). Obat ini sebaiknya tidak digunakan Agonis GLP (glucagon-like peptide)
oleh pasien dengan gangguan fungsi hati mengikat reseptor GLP pada membran sel β
atau ginjal. Penggunaan pada penderita pankreas sehingga meningkatkan sekresi
lanjut usia dapat menyebabkan terjadinya insulin. GLP endogen mempunyai waktu
asidosis (Olokoba et al. 2012). paruh beberapa menit, demikian juga obat
312
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 2 Thn 2020
Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan golongan obat antidiabetes (Olokoba et al. 2012, Chatterjee dan Davies 2015,
Gupta et al. 2015, Harikumar et al. 2015, Marin-Penalver et al. 2016)
Tiazolidinedion:
(Rosiglitazon, Pioglitazon, Meningkatkan sensitivitas insulin, Meningkatkan risiko kematian pada
Troglitazon) mengurangi komplikasi penderita penyakit kardiovaskular,
mikrovaskular, harga murah, edema, patah tulang, gagal jantung,
HbA1C↓ + 1% dan kanker
Inhibitor α-hidroksidase:
(Miglitol, Akarbose, Voglibose) Memperlambat pencernaan pati di Tidak diberikan pada penderita
dalam usus halus sehingga gangguan ginjal
mengurangi peningkatan glukosa
darah, mengurangi penyakit
kardiovaskular, harga sedang
Analog peptide:
(Vildagliptin, Sitagliptin) Meningkatkan enkritin, HbA1C↓ Waktu kerja singkat, harga mahal
0,8-1%
Analog amylin: Menurunkan kadar glukosa darah Harga mahal, diberikan secara injeksi
dan menurunkan berat badan, subkutan
HbA1C↓ 1-1,5%
agonis GLP ini sehingga kurang efektif meningkatkan kualitas hidup penderita
(Harikumar et al. 2015, Marin-Penalver et al. diabetes. Manfaat dari program ini adalah
2016). memahami pentingnya pengurangan asupan
kalori, peningkatan aktivitas fisik, dan
Anolog amilin atau analog agonis amilin peningkatan pengetahuan tentang diabetes
Anolog amilin atau analog agonis sehingga dapat menurunkan berat badan,
amilin mempunyai mekanisme mengurangi stress, mengurangi risiko
memperlambat pengosongan lambung, penyakit kardiovaskular, dan mencegah
memperlambat proses pencernaan terjadinya komplikasi (Chatterjee dan Davies
makanan, dan menekan glukagon. 2015).
Biasanya analog amilin diberikan melalui Perubahan gaya hidup untuk
injeksi subkutan sebelum makan dan dapat pengontrolan diabetes, di antaranya dengan
digunakan untuk DMT1 dan DMT2. Obat ini mempelajari lebih banyak tentang diabetes,
selain menurunkan kadar glukosa darah mendapatkan perawatan secara rutin,
juga dapat menurunkan berat badan (Gupta mempelajari cara mengontrol diabetes diri
et al. 2015, Harikumar et al. 2015). sendiri, memantau kondisi diabetes, dan
memeriksa secara rutin untuk jangka panjang
Non obat (Harikumar et al. 2015). Pasien secara aktif
Program pendidikan untuk mengendalikan diri, memanfaatkan teknologi
meningkatkan motivasi, keterampilan, pemantauan dan pengobatan, dan
perubahan gaya hidup, pemahaman diet, berkomunikasi dengan dokter (Chatterjee
olah raga, dan pengobatan diabetes akan dan Davies 2015).
313
Telaah Komprehensif Diabetes Melitus... Hardianto et al.
314
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 2 Thn 2020
315
Telaah Komprehensif Diabetes Melitus... Hardianto et al.
316
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 2 Thn 2020
317