Professional Documents
Culture Documents
E ISSN 2776-978X
Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial dan Budaya
EE Junaedi Sastradiharja
Institut PTIQ Jakarta, email: edyl1706@gmail.com
Zam’ah
Institut PTIQ Jakarta, Email: umizimarzamah@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine and test empirical data related to interpersonal
communication and teacher social competence on eacher social behavior separately
or simultaneously In this study the authors used a survey method, with correlational
techniques and simple and multiple regression analysis Samples were taken from a
population of.83 from a total of 104 student populations at Madrasah Aliyah Darul
Marhamah. Data collection techniques using questionnaires, observation, and
documentary studies. The data analysis technique used descriptive analysis model,
correlation coefficient, simple regression analysis and multiple regression. The type
of analysis used is correlation analysis and simple regression and multiple
regression which are described descriptively. The results of this study indicate that:
First, there is a positive effect of interpersonal communication on students' social
behavior based on the results of the partial T test.in.multiple linear.regression
analysis, with a large effect of 12.3%, and the simple linear regression equation
shows Ŷ = 52.151 + 0.644 X1 which means that every one unit score increase
Interpersonal communication, will have an influence on increasing the score of
social behavior by 52,794.
Second, there is a positive influence on the social competence of teachers on
students' social behavior based on the results of the partial T test in multiple linear
regression analysis, with a magnitude of influence of 12%, and the simple linear
regression equation shows Ŷ = 93.895 + 0.289X2 which means that every one unit
increase in the social competency score will have an effect on the increase in
students' social behavior scores by 94,184.
Third, there is an effect of interpersonal communication and teacher social
competence on student social behavior based on the results of the simultaneous F
test (F test) in multiple linear regression analysis, with a large effect of 19.8%, and
the multiple linear regression equation shows Ŷ = 74.673 + 0.263X1 + 0.234X2.
This means that any increase in the score of interpersonal communication and social
competence of teachers together or simultaneously, will have an effect on improving
student social behavior, amounting to 75.170.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji data-data empirik
terkait dengan komunikasi interpersonal dan kompetensi sosial guru terhadap
perilaku sosial guru secara terpisah maupun simultan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode survei, dengan teknik korelasional dan analisis regresi
sederhana dan ganda. Sampel diambil dari populasi sebanyak 83 dari total 104
populasi siswa Madrasah Aliyah Darul Marhamah. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, observasi, dan studi dokumenter. Teknik analisa data yang
digunakan model analisis Deskriptif, koefisien korelasi, analisis regresi sederhana
dan regresi ganda. Jenis analisis yang digunakan adalah analisa korelasi dan regresi
sederhana dan regresi ganda yang dijabarkan secara deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa:
Pertama, Terdapat pengaruh positif komunikasi interpersonal terhadap
perilaku sosial siswa berdasarakan hasil uji T parsial dalam analisis regresi linear
berganda, dengan besarnya pengaruh 12,3 %, dan persamaan regresi linier
sederhana menunjukkan Ŷ = 52,151 + 0,644X1 yang berarti bahwa setiap
peningkatan satu unit skor komunikasi interpersonal, akan
memberikan..pengaruh..terhadap..peningkatan..skor..perilaku. sosial..sebesar 52,794
Kedua,..Terdapat pengaruh positif..kompetensi..sosial guru terhadap perilaku
sosial siswa. berdasarakan hasil uji T parsial dalam analisis regresi linear berganda,
dengan besarnya pengaruh 12%, dan persamaan regresi linear sederhana
menunjukkan Ŷ = 93,895 + 0,289X2 yang berarti bahwa setiap peningkatan satu unit
skor kompetensi sosial, akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan skor
perilaku sosial siswa sebesar 94,184.
Ketiga, Terdapat pengaruh komunikasi interpersosnal dan kompetensi sosial
guru terhadap perilaku sosial siswa berdasarakan hasil uji F simultan (Uji F) dalam
analisis regresi linear berganda, dengan besarnya pengaruh 19,8%, dan..persamaan
regresi linier berganda..menunjukkan Ŷ = 74,673 +0,263X1 + 0,234X Hal ini berarti
bahwa setiap peningkatan skor komunikasi interpersonal dan..kompetensi social
guru secara bersama-sama atau simultan, akan memberikan pengaruh terhadap
eningkatan perilaku sosial siswa, sebesar 75,170.
Pendahuluan
Keberadaan manusia sebagai makhluk individu dan sosial menunjukkan
bahwa manusia adalah makhluk mulia, dan merupakan kombinasi dari aspek-aspek
individu sebagai bentuk dan makhluk sosial mereka sendiri sebagai anggota
kelompok atau komunitas mereka sendiri.(Sarnoto, 2014)
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial akan menunjukkan perilaku
tertentu, peristiwa dipengaruhi dan mempengaruhi antara individu dengan individu
lain. Hasil acara memengaruhinya, maka perilaku sosial tertentu muncul yang akan
mempengaruhi pola interaksi setiap perilaku individu.(Sarnoto & Andini, 2017)
Perilaku sosial akan terlihat saat berinteraksi dengan orang lain.
Perilaku sosial adalah pola interaksi dan tindakan antara individu dan banyak
lagi. Adapun, pendapat Rusli Ibrahim, perilaku sosial itu adalah, kondisi saling
ketergantungan yang merupakan kebutuhan, untuk menjamin keberadaan
MADANI Institute Volume 10 No. 1 Tahun 2021 64
P ISSN 2303-145X
E ISSN 2776-978X
Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial dan Budaya
manusia.(Ibrahim, 2021) Hal tersebut sebagai tanda bahwa setiap manusia untuk
mencukupi kebutuhan hidup tak bisa melakukannya sendiri, tetapi mereka
membutuhkan orang lain.
Dalam mendidik dan membimbing siswa untuk mengarahkan pada prilaku
sosial siswa menjadi positif tentunya sangat tidaklah gampang, akan tetapi seorang
guru ketika mendidik dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan benar, namun
terdapat siswa usia remaja dengan perilaku sosial yang kurang baik.(Sarnoto, 2012)
Menurut Sarwono, seorang pakar dalam bidang psikologi menyatakan bahwa
sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama, bahwa perilaku sosial di sini
merupakan hubungan antara sesorang dengan orang lain secara individu manupun
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.(Sarwono, 2012) Ketika seseorang
berinteraksi baik dengan orang lain maupun dengan kelompok, tidak diragukan lagi,
hal ini kemungkinan menghasilkan sikap yang dapat diterima, hal tersebut
dikarenakan memiliki pandangan perilaku yang berbeda-beda pula. Kondisi ini
sesuai dengan apa yang diungkapkan, yaitu pada ilmu psikologi sosial merupakan
ilmu tentang hubungan antara seseorang dengan orang lain. Tujuan pada skema
pada ilmu psikologi khususnya psikologi sosial yaitu perilaku sesorang dalam hal
sosial atau adanya gejala-gejala yang timbul dalam sosial ".(Ahmadi, 2001)
Pembentukan perilaku sosial pada anak usia remaja akan sangat dipengaruhi
oleh cara kita bersosial dan bertingkah laku serta kondisi lingkungan mendukung
dan memfasilitasinya. Misalnya situasi rumah tangga, tempat belajar serta
komunitas yang mengelilinginya di hadapan perilaku atau kebaikan, itu akan sangat
mempengaruhi perkembangan perilaku remaja dalam kehidupan sosial di
masyarakat.(Sarnoto, 2021)
Selain faktor dari guru dan orang tua, kontrol diri siswa juga tentunya sangat
mempengaruhi seorang remaja melakukan prilaku yang tidak sesuai dengan norma
yang berlaku. Aroma menjelaskan bahwa ada hubungan negatif antara tingkat
pengendalian diri dengan kecenderungan perilaku kejahatan remaja.(Aroma &
Sumara, 2012) Semakin tinggi tingkat pengendalian diri, semakin rendah
kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
kontrol diri, semakin besar perilaku kejahatan remajanya. Dengan nada yang
serupa, Kusumadewi menyatakan bahwa ada hubungan positif antara dukungan
sosial kelompok pasangan dan kontrol diri dengan kepatuhan terhadap
peraturan.(Kusumadewi et al., 2012) Sementara Albukordi menyatakan bahwa
integritas keluarga, kontrol orang tua dan afiliasi dengan mitra yang berkorelasi
dengan luar biasa positif terhadap penampilan kenakalan remaja.(Alboukordi et al.,
2012)
Fungsi komunikasi tidak hanya pertukaran informasi atau pesan, tetapi juga
sebagai kegiatan individu dan kelompok sehubungan dengan pertukaran data, fakta
dan gagasan sehingga komunikasi terjadi secara efektif dan informasi yang
ditularkan oleh seorang guru dapat diterima dengan baik oleh siswa, Kemudian
seorang guru diminta untuk menerapkan komunikasi yang baik juga.(Qonitatin et
al., 2020)
Remaja dalam mencari identitas dirinya, tidak semua menemukan identitas
yang sebenarnya, tetapi sebagian besar remaja ketika dalam proses mencari identitas
mereka, mereka mengikuti sesuatu yang lain untuk orang lain, dari dressing, kata-
kata, fakta, alam dan sikap tanpa mengganggu sehingga hanya pengikut dan tanpa
MADANI Institute Volume 10 No. 1 Tahun 2021 65
P ISSN 2303-145X
E ISSN 2776-978X
Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial dan Budaya
berfikir dengan baik atau buruk. Kondisi tersebut disebabkan masih banyak
karakter anak usia remaja yang masih labil, hal ini terjadi juga pada siswa MA
Darul Marhamah
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
metode investigasi, menggunakan teknik korelasi dan analisis sederhana dan regresi
ganda. Metode pencarian dalam arti ditafsirkan untuk proses pengetahuan, guna
memperoleh bahan penelitian untuk manfaat yang ingin dicapai. Sugiyono
menyatakan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk menguraikan
sebuah metode penelitian, yakni: metode ilmiah adalah bentuk ilmiah bahwa proses
pencarian data dilaksanakan sesuai dengan ilmiah, yaitu, sistematis dan rasional.
Rasional mempunyai arti bahwa proses penelitian dikerjakan secara wajar, sehingga
terjangkau oleh alasan manusia. Empiris, indera manusia dapat mengamati metode
yang dibuat dalam penelitian, dengan demikian seseorang bisa melihat bentuk-
bentuk yang dipakai. Sistematis, yang mempunyai arti bahwa tahapan-tahapan yang
digunakan pada research ini mrnggunakan tahapan yang sesui. Tahapan-tahapan
research kuantitatif, dengan metode kualitatif mempunyai tahapan-tahapan
sistematis yang berbeda.(Sugiyono, 2018)
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yaitu perilaku sosial
sebagai Variabel terikat yang kemudian disebut variabel Y, komunikasi
interpersonal sebagai variabel bebas yaitu variabel X 1, sedangkan variabel bebas X2
nya adalah komopetensi sosial guru. Sedangkan skela pengukuran datanya
menggunakan skala likert.
1
James G Robbins, dkk, Komunikasi yang Efektif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986,
hal. 12
MADANI Institute Volume 10 No. 1 Tahun 2021 66
P ISSN 2303-145X
E ISSN 2776-978X
Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial dan Budaya
2
Moch Idochi Anwar, Kepemimpinan dalam Proses Belajar Mengajar,…, hal 14
MADANI Institute Volume 10 No. 1 Tahun 2021 67
P ISSN 2303-145X
E ISSN 2776-978X
Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial dan Budaya
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasannya, maka
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh posistif dan signifikan variabel komunikasi interpersonal
terhadap perilaku sosial. Diperoleh nilai signifikansi (Sig) untuk variabel
komunikasi interpersonal (X1) adalah sebesar 0,07. Sedangkan Thitung adalah
2,786. 0,07 > 0,05 dan 2,786>1,990. Artinya Ho ditolak dan Hi diterima.
Sedangkan besarnya pengaruh yaitu, R Square adalah 0,123. Hal itu
mempunyai arti bahwa pengaruh komunikasi interpersonal (X 1) terhadap
variabel Perilaku sosial (Y) adalah sebesar 12,3%. Sedangkan sisanya yaitu
87,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Adapun arah pengaruhnya adalah
terlihat pada unstandardized coefficient B adalah 52,151. Ŷ = 52,151+0,644
X1 yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan satu unit skor komunikasi
interpersonal, akan memberukan pengaruh terhadap perilaku sosial siswa
sebesar 52,795
2. Terdapat pengaruh posistif dan signifikan variabel komunikasi interpersonal
terhadap perilaku sosial. Diperoleh nilai signifikansi (Sig) untuk variabel
kompetensi sosial (X2) adalah sebesar 0,08. Sedangkan T hitung adalah 2,729.
0,08 > 0,05 dan 2,729>1,990. Artinya Ho ditolak dan Hi diterima. Sedangkan
MADANI Institute Volume 10 No. 1 Tahun 2021 68
P ISSN 2303-145X
E ISSN 2776-978X
Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial dan Budaya
besarnya pengaruh adalah bahwa R Square adalah 0,120. Hal itu mempunyai
arti bahwa pengaruh kompetensi sosial (X2) terhadap variabel Perilaku sosial
(Y) adalah sebesar 12%. Sedangkan sisanya yaitu 88% dipengaruhi oleh
faktor lainnya. Adapun arah pengaruhnya adalah unstandardized coefficient B
adalah 93,895. Ŷ = 93,895+0,289 X2 yang dapat diartikan bahwa setiap
peningkatan satu unit skor kompetensi sosial, akan memberikan pengaruh
terhadap perilaku sosial siswa sebesar 94,184.
3. Terdapat pengaruh posistif dan signifikan variabel komunikasi interpersonal
dan kompetensi sosial secara simultan atau bersama-sama terhadap perilaku
sosial. Diperoleh nilai Fhitung adalah 9,848. Artinya nilai Fhitung lebih besar
dibandingkan nilai Ftabel yaitu 3,110. Fhitung 9,848 > Ftabel 3,110. Nilai
signifikansi (Sig) 0,00. Artinya lebih kecil dari pada 0,05. Sig 0,00 < 0,05.
Dengan demikian, maka dapat ditafsirkan bahwa variabel komunikasi
interpersonal (X1) dan variabel kompetensi sosial guru (X2) setelah diuji
secara simultan atau bersama-sama berpengaruh pada variabel perilaku sosial
(Y). dengan kata lain Ho ditolak dan Hi diterima. Sedangkan besarnya
pengaruh adalah R Square adalah 0,198. Hal itu mempunyai arti bahwa
pengaruh komunikasi interpersonal (X1) dan kompetensi sosial (X2) secara
simultan atau bersama-sama terhadap variabel Perilaku sosial (Y) adalah
sebesar 19,8%. Sedangkan sisanya yaitu 80,2% dipengaruhi oleh faktor
lainnya. Adapun arah pengaruhnya adalah unstandardized coefficient B adalah
74,673. Ŷ = 74,673+0,263X1+0,234X2 yang dapat diartikan bahwa setiap
peningkatan satu unit skor kompetensi sosial dan kompetensi sosial secara
simultan atau bersama-sama akan memberikan pengaruh terhadap perilaku
sosial siswa sebesar 75,170
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. (2001). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Alboukordi, S., Nazari, A. M., Nouri, R., & Sangdeh, J. K. (2012). Predictive
Factors for Juvenile Delinquency : The Role of Family Structure , Parental
Monitoring and Delinquent Peers. International Journal of Criminology and
Sociological Theory, 5(1), 770–777.
Aroma, I. S., & Sumara, D. R. (2012). Hubungan antara tingkat kontrol diri dengan
kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan
Perkembangan, 01(02), 1–6.
journal.unair.ac.id/filerPDF/110810241_ringkasan.pdf
Ibrahim, R. (2021). Pembinaan prilaku sosial melalui Pendidikan jasmani. Jakarta:
Departemen Pendidikan nasional.
Kusumadewi, S., Hardjajani, T., & Priyatama, A. N. (2012). Hubungan antara
Dukungan Sosial Peer Group dan Kontrol Diri dengan Kepatuhan terhadap
Peraturan pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Sukoharjo. Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa, 1(2), 1–10.
Qonitatin, N., Faturochman, F., Helm, A. F., & Kartowagiran, B. (2020). Relasi
Remaja – Orang Tua dan Ketika Teknologi Masuk di Dalamnya. Buletin
Psikologi, 28(1), 28. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.44372
Sarnoto, A. Z. (2012). Konsepsi Pendidik Yang Ideal Perspektif Al-Qur’an. Profesi:
MADANI Institute Volume 10 No. 1 Tahun 2021 69
P ISSN 2303-145X
E ISSN 2776-978X
Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial dan Budaya