1. The document discusses a study that aimed to determine the correlation between peer group interaction and learning achievement among students.
2. The study found a positive and significant correlation between peer group interaction and student learning achievement. Specifically, higher levels of peer group interaction were linked to higher student achievement.
3. Peer group interaction is an important social interaction that can influence students' learning and social skills development. Positive interaction with peers may help improve students' confidence and motivation in their studies.
1. The document discusses a study that aimed to determine the correlation between peer group interaction and learning achievement among students.
2. The study found a positive and significant correlation between peer group interaction and student learning achievement. Specifically, higher levels of peer group interaction were linked to higher student achievement.
3. Peer group interaction is an important social interaction that can influence students' learning and social skills development. Positive interaction with peers may help improve students' confidence and motivation in their studies.
1. The document discusses a study that aimed to determine the correlation between peer group interaction and learning achievement among students.
2. The study found a positive and significant correlation between peer group interaction and student learning achievement. Specifically, higher levels of peer group interaction were linked to higher student achievement.
3. Peer group interaction is an important social interaction that can influence students' learning and social skills development. Positive interaction with peers may help improve students' confidence and motivation in their studies.
The Correlation Between Peer Group Interaction With
Learning Achievement Ade Ratna Mutiara 1* ,Yusmansyah 2 , Shinta Mayasari 3 1 Mahasiswa FKIP Universitas Lampung , Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung * email: aderatnamutiara@gmail.com, Telp: +6281367362142 2 Dosen FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 3 Dosen FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Abstract: The Between Peer Group Interaction With Learning Achievement.
The problem of this study was the student low learning achievement. The purpose of this study was to identify the correlation between peer group interaction with learning achievement. The research method was quantitative. Population amounted160 students and research sample as many as 32 students determined by simple random sampling technique. Data collection technique used observation of peer group interaction and value of report documentation. Data analysis technique used Product Moment correlation. The result showed there was a positive and significant correlation between peer goup interaction with learning achievement value rhitung=0,528 > rtabel=0,338 at the level of significant 0,05 then Ho rejected and Ha accepted. The conclusion of this research is there was a positive and significant correlation between peer group interaction with learning achievement, its mean the greater of peer group interaction will be the higher the student learning achievement.
Keywords: correlation, learning achievement, peers group interaction
Abstrak: Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Prestasi Belajar.
Masalah penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara interaksi teman sebaya dengan prestasi belajar. Metode penelitian bersifat kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 160 siswa dan sampel berjumlah 32 siswa yang diambil dengan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi interaksi teman sebaya dan dokumentasi nilai raport. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi teman sebaya dengan prestasi belajar dengan nilai korelasi rhitung=0,528 > rtabel= 0,338 pada taraf signifikan 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara interaksi teman sebaya dengan prestasi belajar, artinya semakin besar interaksi teman sebaya maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa.
Kata kunci: hubungan, interaksi teman sebaya, prestasi belajar
PENDAHULUAN/INTRODUCTION Kemampuan siswa unggul juga meliputi keterampilan sosial yang Pada dasarnya setiap individu baik. adalah makhluk sosial yang senantiasa melakukan interaksi Di dalam interaksi selalu dengan individu lain dalam terjadi kontak dan terjalin hubungan lingkungan yang ditempatinya. antara manusia selaku individu Keterlibatan individu dalam suatu dengan individu lainnya. Di dalam hubungan sosial berlangsung interaksi sosial ada kemungkinan semenjak usia dini. individu dapat menyesuaikan diri dengan yang lain, ataupun sebaliknya. Keberadaan manusia sebagai Interaksi sosial memungkinkan makhluk sosial merupakan masyarakat berproses sedemikian penyeimbang bagi proses rupa sehingga membangun suatu perkembangannya sebagai individu. hubungan pola hubungan. Sementara Hal ini diperjelas oleh pendapat itu menurut (Walgito, 2003:65) (Prayitno, 2004: 16) yang menyatakan interaksi sosial adalah hubungan bahwa perkembangan dimensi antara individu satu dengan individu keindividualan diimbangi dengan yang lain yang saling mempengaruhi perkembangan dimensi kesosialan dan terdapat hubungan saling timbal pada diri individu yang bersangkutan. balik. Hubungan saling timbal balik Perkembangan dimensi ini juga terjadi di dalam proses belajar. memungkinkan seseorang mampu berinteraksi, berkomunikasi bergaul, Interaksi teman sebaya yang bekerja sama, dan hidup bersama baik dapat mempengaruhi prestasi orang lain. Kaitan antara dimensi belajar yang baik pula. Peserta didik keindividualan dan kesosialan diharapkan mampu menjalin memperlihatkan bahwa manusia hubungan interaksi sosial yang baik adalah sekaligus makhluk individu dengan lingkungan rumah, dan makhluk sosial. masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Kemampuan berinteraksi sosial yang maksimal merupakan Interaksi sosial yang terjalin di salah satu tujuan dari proses sekolah adalah adanya interaksi pembelajaran yang dijalani siswa di antara siswa dengan guru dan sesama sekolah. Jika seorang siswa siswa yang harus dikembangkan, di berinteraksi dengan baik terutama mana hal ini dapat memperkuat dalam belajar maka mereka akan hubungan sosial antara mereka. Siswa lebih mudah untuk diterima di dengan kemampuan interaksi sosial lingkungan sekolah terutama di yang baik dapat lebih mudah diterima lingkungan kelas. Ini juga meliputi di lingkungan masyakarat serta di siswa yang memiliki kemampuan di lingkungan teman-temannya di atas rata-rata atau sering disebut sekolah. Oleh karena itu jika siswa dengan siswa unggul. Siswa unggul tersebut mengalami kesulitan dalam atau siswa berbakat adalah mereka mata pelajaran saat berada disekolah, yang mampu mencapai prestasi tinggi siswa tidak akan segan bertanya dan mempunyai kemampuan- dengan teman-temannya ataupun kemampuan yang unggul. dengan gurunya. penampilan. Ciri fisik adalah segala Interaksi sosial merupakan sesuatu yang dimiliki seorang hubungan-hubungan sosial yang individu sejak lahir yang meliputi dinamis, yang terjadi antar individu jenis kelamin, usia, dan ras. dengan individu, individu dengan Penampilan disini dapat meliputi daya kelompok, atau kelompok dengan tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan kelompok yang akan saling berbusana, dan wacana. mempengaruhi satu sama lain. Menurut (Walgito, 2003:57) interaksi Interaksi sosial memiliki sosial adalah hubungan antara aturan, dan aturan itu dapat dilihat individu satu dengan individu melalui dimensi ruang dan dimensi lainnya, dimana individu satu dapat waktu. Ada ruang dalam interaksi mempengaruhi individu lain atau sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu sebaliknya, sehingga akan terjadi jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, hubungan yang saling timbal balik. dan jarak publik. Selain aturan Jadi, interaksi sosial adalah hubungan mengenai ruang ada juga aturan yang terjadi antara dua individu atau mengenai waktu. Pada dimensi waktu lebih dimana individu satu dengan ini terlihat adanya batasan toleransi yang lain akan saling mempengaruhi. waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir Didalam interaksi sosial ada adalah dimensi situasi yang kemungkinan individu dapat dikemukakan oleh Thomas. Definisi menyesuaikan dengan orang lain, atau situasi merupakan penafsiran sebaliknya. Pengertian penyesuaian di seseorang sebelum memberikan sini dalam arti yang luas, yaitu bahwa reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dapat meleburkan diri individu dan masyarakat. Interaksi dengan keadaan sekitarnya, atau sosial adalah suatu proses hubungan sebaliknya individu dapat mengubah timbal balik yang dilakukan oleh lingkungan sesuai dengan keadaan individu dengan individu lain, antara dalam diri individu, sesuai dengan individu dengan kelompok, antara apa yang diinginkan oleh individu kelompok dengan individu, antara yang bersangkutan. kelompok dengan kelompok dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau Menurut (Santrock, 2007:55) kelompok terdapat kontak sosial dan mengatakan bahwa pengaruh komunikasi. Kontak sosial merupakan kelompok teman sebaya dapat dilihat tahap pertama dari terjadinya dari keseharian siswa yang banyak hubungan sosial komunikasi menghabiskan waktu dengan teman- merupakan penyampaian suatu temannya. Hal ini dapat menciptakan informasi dan pemberian tafsiran dan sikap dan persepsi yang sama diantara reaksi terhadap informasi yang mereka dalam segala hal termasuk disampaikan. Karp and Yoels belajar dan sekolah. Siswa akan lebih menunjukkan beberapa hal yang percaya diri jika memperoleh dapat menjadi sumber informasi bagi motivasi sosial dari sesama anggota dimulainya komunikasi atau interaksi kelompoknya. Selain itu, teman sosial. Sumber informasi tersebut sebaya juga menjadi sumber dapat terbagi dua yaitu ciri fisik dan informasi yang tidak mereka dapatkan dari keluarganya dan informasi ini yaitu sebagai perkembangan sosial, biasanya tentang peranan sosialnya yaitu dimana siswa mampu atau tidak sebagai perempuan atau laki-laki, untuk diterima di dalam suatu namun yang masih kurang adalah kelompok sebaya. Hubungan teman belajar bersama teman sebaya. sebaya yang baik diperlukan untuk perkembangan sosial yang normal Pengaruh teman sebaya paling pada masa remaja. Ketidakmampuan kuat disaat masa remaja awal; remaja untuk masuk kedalam suatu biasanya memuncak diusia 12-13 lingkungan pada masa kanak-kanak tahun serta menurun selama masa atau remaja dihubungkan dengan remaja pertengahan dan akhir, seiring berbagai masalah dan gangguan. Jadi dengan membaiknya hubungan teman sebaya dapat berfungsi positif remaja dengan orang tua. Keterkaitan maupun negatif. dengan teman sebaya di masa remaja awal tidak selalau menyebabkan Pendidikan merupakan suatu masalah, kecuali jika keterkaitan ini upaya untuk menghasilkan sumber terlalu kuat sehingga remaja bersedia daya manusia yang berkualitas. untuk mengabaikan aturan dirumah Melalui pendidikan, manusia mereka, lalai mengerjakan tugas mendapatkan pengetahuan, sekolah, serta tidak mengembangkan keterampilan, nilai, dan sikap bakat mereka untuk memenangkan sehingga dapat berfikir lebih persetujuan teman sebaya dan sistematis, rasional, dan kritis mendapatkan popularitas. terhadap permasalahan yang dihadapi. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan Teman sebaya termasuk ke dapat dilihat dari prestasi belajar yang dalam lingkungan sosial primer dalam dicapai siswa. Pendidikan dikatakan hubungannya di lingkungan berhasil apabila proses belajar masyarakat. Lingkungan sosial primer mengajar dilaksanakan secara efektif mempunyai tingkat interaksi yang dan efisien sehingga hasil belajar erat antar anggota (Walgito, 2003:55). dapat dicapai dengan lebih optimal. Antar anggota kelompok primer saling mengenal dengan baik. Dengan Sekolah merupakan salah satu interaksi yang erat antar anggota pendidikan yang mengusahakan suatu menjadikan kelompok primer akan kondisi belajar mengajar secara berpengaruh lebih dalam ke masing- formal dan terencana untuk semua masing individu. siswa secara klasikal. Belajar merupakan salah satu upaya untuk Salah satu fungsi utama dari mencapai tujuan dari pendidikan. kelompok teman sebaya adalah untuk Menurut (Ahmadi, 2008:130) pada menyediakan berbagai informasi hakekatnya belajar mengajar di mengenai dunia di luar keluarga. Dari sekolah adalah interaksi aktif antar kelompok teman sebaya, remaja komponen-komponen yang ada menerima umpan balik mengenai didalamnya. Adapun interaksi yang kemampuan mereka. Remaja belajar terjadi adalah antara guru dan siswa, tentang apakah apa yang mereka siswa dan siswa, siswa dengan lakukan lebih baik, sama baiknya, lingkungan tempat belajar yang dapat atau bahkan lebih buruk dari apa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. dilakukan remaja lain. Fungsi lainnya Prestasi belajar dalam dunia mempelajari keterampilan- pendidikan dapat dilihat dalam keterampilan yang diperlukan agar pelaksanaan ujian nasional dari tahun terciptanya hubungan yang harmonis ke tahun. Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat. Keterampilan- dilapangan, pelaksanaan ujian keterampilan tersebutlah yang nasional selalu membuahkan berbagai selanjutnya akan berkembang masalah. Mulai dari persiapan ujian, sehingga seseorang dapat diterima materi yang diujikan, kebocoran dan di hormati dalam lingkungannya. kunci jawaban, sampai hasil ujian itu Berkembangnya keterampilan sosial sendiri. Banyak siswa yang masih yang dimiliki oleh seseorang juga kurang siap baik mental maupun tidak lepas dari adanya kemampuan pikiran dengan perubahan standar seseorang dalam berinteraksi dengan ujian nasional dari tahun ke tahun. lingkungan sosialnya. Kemampuan Pada akhirnya siswalah yang sedih interaksi social merupakan suatu dan kecewa ketika nilai yang mereka kemampuan yang dimiliki oleh dapatkan tidak memuaskan. Siswa seseorang yang digunakan dalam SMP berada pada masa remaja, pada berinteraksi dengan orang lain. Selain masa ini mereka akan lebih dekat itu, kemampuan yang dimiliki oleh dengan teman sebaya daripada orang individu akan memberikan pengaruh tua mereka sendiri. Menurut atau respon dari individu lainnya. (Desmita, 2009:219) mengungkapkan Kemampuan interaksi sosial bahwa pada masa remaja, seseorang merupakan suatu kesanggupan dalam menghabiskan lebih banyak waktunya membina hubungan dengan orang lain bersama teman sebaya. Banyaknya yang dimiliki oleh individu sejak lahir waktu yang dihabiskan siswa bersama atau hasil dari latihan. Kemampuan temannya akan berpengaruh terhadap sosial penting untuk dikuasai oleh prestasi belajar yang dicapai. individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya agar Menurut (Santrock, 2007:64) terciptanya interaksi social yang siswa yang mempunyai keterampilan bergerak dinamis sehingga dapat sosial yang baik akan membuatnya menghindari timbulnya masalah bagi menjadi mudah diterima oleh seseorang dalam lingkungan lingkungan teman sebaya. Sebaliknya, sosialnya. siswa yang memiliki keterampilan sosial yang kurang memadai akan Di tengah perkembangan mengalami kesulitan dalam menjalin kurikulum yang terus berganti di relasi dengan temannya. Apabila hal dunia pendidikan dewasa ini, ini terjadi maka siswa akan merasa merupakan hal yang wajar apabila minder, diasingkan, tertekan, pendiam para siswa sering khawatir akan bahkan akhirnya enggan untuk mengalami kegagalan atau bergabung dilingkungan tersebut. ketidakberhasilan dalam meraih Apabila ada materi pelajaran yang prestasi belajar atau bahkan tinggal tidak dipahami, siswa tersebut tidak kelas. berani bertanya kepada guru dan juga temannya. Beberapa usaha yang dilakukan para siswa untuk meraih Selama proses interaksi, prestasi belajar agar menjadi yang seseorang secara tidak langsung akan terbaik adalah dengan mengikuti bimbingan belajar, baik dirumah memperkuat hubungan sosial antara ataupun disekolah serta membentuk mereka. Siswa dengan kemampuan kelompok belajar. Contohnya interaksi sosial yang baik dapat lebih menjelang ujian nasional, siswa mudah diterima di lingkungan diberikan pelajaran tambahan (les) masyakarat serta di lingkungan sepulang sekolah oleh guru demi teman-temannya di sekolah. Oleh menunjang keberhasilan prestasi karena itu jika siswa tersebut belajar siswa. mengalami kesulitan dalam mata pelajaran saat berada disekolah, siswa Interaksi teman sebaya tidak akan segan bertanya dengan merupakan hubungan timbal balik teman-temannya ataupun dengan beberapa manusia dengan fase gurunya. perkembangan yang relatif sama. Interaksi teman sebaya antar siswa Jika siswa tidak memiliki dibutuhkan karena dorongan sifat kemampuan interaksi sosial yang baik dasar manusia sebagai makhluk terlebih dengan teman-teman sosial. Interaksi teman sebaya antar sekolahnya dan guru nya maka ia siswa secara terus-menerus akan akan kesulitan dalam pelajaran dan membentuk sebuah kelompok sosial. hal tersebut dapat mempengaruhi Kesamaan siswa dalam rutinitas prestasi belajarnya di sekolah. kehidupan sehari-hari menjadi tolak ukur interaksi teman sebaya. Interaksi Lingkungan teman sebaya yang sering menunjukan ikatan kuat yang baik bisa berpengaruh positif antar teman sebaya di lingkungan terhadap perilaku siswa. Kondisi siswa. lingkungan teman sebaya yang baik akan membuat siswa termotivasi Prestasi belajar merupakan untuk berperilaku positif. Oleh karena nilai atau angka yang menunjukan itu, lingkungan teman sebaya diduga kualitas keberhasilan seorang siswa. berpengaruh positif terhadap prestasi Untuk mencapai prestasi diperlukan belajar siswa. motivasi, tingkah laku aspirasi yang tinggi, aktif mengerjakan tugas, Berdasarkan hasil wawancara interaksi yang baik dengan teman dan dengan guru mata pelajaran dan wali guru, dan kesiapan belajar. kelas di SMP PGRI 1 Ketapang, didapatkan informasi bahwa terdapat Interaksi teman sebaya yang hubungan interaksi teman sebaya baik dapat mempengaruhi prestasi dengan prestasi belajar, dimana belajar yang baik pula. Peserta didik terlihat anak yang memiliki interaksi diharapkan mampu menjalin teman sebaya yang baik memiliki hubungan interaksi sosial yang baik prestasi belajar yang baik sedangkan dengan lingkungan rumah, anak-anak yang tidak memiliki masyarakat, maupun lingkungan interaksi yang baik, prestasinya pun sekolah dan terlebih lagi dengan kurang baik. teman sebayanya. Interaksi sosial yang terjalin di sekolah adalah adanya Berdasarkan uraian diatas interaksi antara siswa dengan guru dapat disimpulkan bahwa interaksi dan sesama siswa yang harus teman sebaya berhubungan terhadap dikembangkan, di mana hal ini dapat prestasi belajar siswa, untuk mengetahui lebih jelasnya maka dalam penelitian ini adalah dengan penulis bermaksud mengadakan cara simple random sampling. Cara penelitian ilmiah di SMP PGRI 1 yang akan digunakan untuk Ketapang. Secara sederhana peneliti menentukan sampel adalah dengan memberi judul “Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan cara mengundi nomor absen siswa Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP setiap kelasnya. PGRI 1 Ketapang Tahun Ajaran 2017/2018” Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan sudut METODE PENELITIAN / pandang deskriptif, dimana penelitian RESEARCH METHOD korelasional adalah penelitian yang bermaksud mendeteksi sejauh mana Jenis penelitian ini variasi-variasi dalam suatu faktor menggunakan pendekatan kuantitatif berhubungan dengan variasi-variasi dengan sudut pandang deskriptif pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan tingkat eksplanasi dari berdasarkan koefisien korelasinya jenis penelitian, sedangkan metode (Sugiyono, 2015). yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Penelitian Penelitian dilakukan dengan korelasi berkaitan dengan menggunakan observasi untuk pengumpulan data untuk menentukan melihat interaksi teman sebaya dan ada atau tidaknya hubungan antara juga menggunakan dokumentasi dua variabel atau lebih dan untuk melihat nilai raport siswa. seberapakah tingkat hubungannya. Selanjutya observer yang berjumlah 2 Sehingga metode penelitian ini sangat orang yaitu peneliti dan wali kelas tepat untuk digunakan meneliti mulai melakukan observasi kepada permasalahan yang ada (Sumanto, siswa-siswa yang menjadi sampel dan 2014). mengisi lembar observasi. Variabel penelitian yang Waktu dan Tempat Penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independen) dan Waktu pelaksanaan penelitian ini variabel terikat (dependen). Variabel adalah pada Tahun Ajaran 2017/2018. bebas dalam penelitian ini adalah Penelitian ini dilaksanakan pada interaksi teman sebaya, sedangkan tanggal 3-11 Agustus 2017. Tempat variabel terikat dalam penelitian ini dilaksanakannya penelitian adalah di adalah prestasi belajar. SMP PGRI 1 Ketapang. Berdasarkan definisi Populasi dan Sampel operasional interaksi sosial dengan teman sebaya adalah hubungan antara Populasi dalam penelitian ini siswa satu dengan siswa lain yang adalah seluruh siswa kelas VII SMP seusia, dimana siswa yang satu dapat PGRI 1 Ketapang tahun ajaran mempengaruhi siswa yang lain atau 2017/2018 yang berjumlah 160 siswa. sebaliknya dalam suatu situasi sosial, Sampel yang digunakan dalam serta adanya aksi dan reaksi yang saling timbal balik antara siswa yang penelitian ini adalah sebesar 32 siswa. ikut serta dalam situasi sosial Teknik sampling yang digunakan tersebut. Sedangkan berdasarkan maka, hasil uji validitas isi definisi operasional prestasi belajar menggunakan Aiken’s V dari adalah suatu hasil yang dicapai oleh koefisien validitas isi Aiken’s V dari siswa setelah melakukan suatu proses 24 aitem pernyataan observasi belajar mengajar dalam kurun waktu interaksi teman sebaya adalah 0,641 tertentu. Prestasi belajar siswa di dan berkaidah keputusan tinggi dan SMP PGRI 1 Ketapang Tahun Dengan demikian koefisien validitas Pelajaran 2017/2018 pada penelitian isi observasi interaksi teman sebaya ini diambil dari buku raport. ini dapat memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang valid dan Teknik Pengumpulan Data dapat digunakan dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data Hasil yang diperoleh penelitian, tentunya peneliti harus menggunakan rumus dari Alpha menentukan teknik pengumpulan apa Cronbach. dengan koefisien yang akan digunakan sesuai dengan reliabilitas untuk observasi interaksi penelitian yang akan dilakukan. teman sebaya sebesar 0,573 dengan Metode pengambilan data dalam rtabel= 0,349 dengan N 30, maka penelitian ini adalah observasi dan rhitung : 0,573 > rtabel : 0,349 maka dokumentasi. hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini termasuk ke dalam Observasi dilakukan oleh dua kategori reliabilitas yang cukup orang orang observer, yaitu peneliti tinggi. Dengan demikian, dapat dan guru pembimbing atau wali kelas. disimpulkan instrumen dalam Observasi digunakan untuk melihat penelitian ini dapat digunakan dalam keterampilan interaksi sosial teman penelitian. sebaya subyek. Observasi menggunakan dengan 2 alternatif Teknik analisis data merupakan jawaban yaitu, Ya dan Tidak, skor 2 bagian yang penting saat pelaksanaan untuk jawaban Ya dan skor 1 untuk penelitian, sebab melalui teknik jawaban tidak. Jawaban ini untuk analisis data peneliti akan menjawab melihat kemunculan perilaku yang rumusan masalah atau menguji diharapkan saat dilakukan observasi. hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam hal ini, uji Penilaian prestasi belajar normalitas menggunakan teknik One- merupakan hasil evaluasi dari suatu sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil proses belajar formal yang dinyatakan uji normalitas diperoleh nilai dalam bentuk kuantitatif (angka) yang Kolmogorov- Smirnov Z sebesar terdiri antara 1 sampai 10. Hasil ini 1,061 dengan asym Sig (2-tailed) dapat dilihat dari nilai rata-rata raport 0,211 > 0,05. Normalitas sebaran data siswa yang diberikan oleh pihak guru prestasi belajar diperoleh nilai dalam setiap masa akhir tertentu (6 Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,080 bulan) untuk sekolah lanjutan. dengan asym Sig (2-tailed) 0,194> 0,05. Seluruh variabel diatas memiliki Dalam hal ini peneliti signifikansi >0,05 maka data dalam melakukan judgement expert, peneliti penelitian ini berdistribusi normal. menganalisis hasil judgement expert menggunakan koefisien validitas isi Uji linieritas yang dilakukan Aiken’s V. Berdasarkan hasil uji ahli dengan bantuan SPSS 16.0 untuk menguji linieritas antara variabel pelaksanaan penelitian. interaksi teman sebaya dengan Mempersiapkan instrumen penelitian prestasi belajar berdasarkan hasil yang akan digunakan. perhitungan pada output table anova Penelitian ini dilaksanakan diketahui bahwa nilai sig.deviation pada semester ganjil tahun ajaran from linearity 0,250. Karena nilai 2017/2018 di SMP PGRI 1 Ketapang. 0,250 > 0,05 maka data berbentuk Penelitian dilaksanakan pada semua linear. siswa kelas VII. Penelitian ini Setelah dilakukan pengujian dilakukan dalam 8 hari, pada tanggal normalitas dan linearitas data 3 - 11 Agustus 2017. Observasi diisi peneltian, selanjutnya peneliti oleh wali kelas dan peneliti. Setelah melakukan pengujian hipotesis melakukan pengisian observasi, menggunakan rumus korelasi product penulis meminta izin untuk moment dengan bantuan SPSS 16.0 memperoleh data dokumen prestasi for Windows. Setelah dilakukan uji belajar siswa kelas VII SMP PGRI 1 hipotesis diperoleh hasil “terdapat Ketapang berupa legger siswa. Data hubungan antara interaksi teman ini di dapat dari masing-masing wali sebaya dengan prestasi belajar pada kelas siswa. siswa kelas VII SMP PGRI 1 Uji normalitas data dilakukan Ketapang Tahun Pelajaran terhadap hasil observasi interaksi 2017/2018”. Perhitungan teman sebaya dan dokumentasi menggunakan taraf signifikan 0,05 prestasi belajar. Tujuan dari uji dengan N 32 diperoleh nilai rtabel normalitas ini adalah untuk 0,338. Hasil perhitungan menunjukan menentukan apakah data yang nilai rxy = 0,528. hasil yang diperoleh berdistribusi normal atau didapatkan kemudian disertakan tidak. Hasil uji normalitas dengan ketentuan yang diberikan menggunakan program SPSS.16. yaitu rhitung > r table. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai 0,528 > Berdasarkan Hasil dari 0,338 maka Ho ditolak dan Ha normalitas sebaran data regulasi diri diterima. diperoleh nilai Kolmogorov- Smirnov Z sebesar 1,061 dengan asym Sig (2- HASIL DAN PEMBAHASAN / tailed) 0,261 > 0,05. Normalitas RESULT AND DISCUSSION sebaran data prestasi belajar diperoleh Persiapan penelitian meliputi nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar kegiatan-kegiatan seperti, pengurusan 1,080 dengan asym Sig (2-tailed) surat permohonan izin penelitian dari 0,194 > 0,05. Hal ini berarti sebaran fakultas untuk melaksanakan data observasi interaksi teman sebaya penelitian di SMP PGRI 1 Ketapang. dan dokumentasi prestasi belajar Menghubungi Kepala Sekolah SMP berdistribusi normal. PGRI 1 Ketapang guna mendapatkan izin penelitian dengan membawa Uji linearitas data dilakukan surat pengantar dari fakultas dan terhadap skor observasi interaksi instrumen observasi yang akan teman sebaya dan dokumentasi nilai digunakan dalam penelitian. raport prestasi belajar. Tujuan dari uji Berkonsultasi dengan guru BK linearitas ini adalah untuk mengetahui mengenai waktu dan proses apakah sebaran data dua variabel linear atau tidak. Diperoleh hasil uji Dalam hal ini ditentukan linearitas menggunakan program dengan melihat taraf signifikansi 5 % SPSS.16. dengan N = 32 sehingga diperoleh sebesar 0,338. Dari hasil Uji linieritas yang dilakukan analisis tersebut terlihat bahwa nilai dengan bantuan SPSS 16.0 untuk > yaitu 0,528 > 0,338 menguji linieritas antara variabel sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi teman sebaya dengan Ha diterima dan Ho ditolak. Apabila prestasi belajar berdasarkan hasil mengacu pada pedoman keeratan perhitungan pada output table anova korelasi nilai r product moment ( ), diketahhui bahwa nilai sig.deviation maka dapat diinterpretasikan bahwa from linearity 0,250. Karena nilai antara interaksi teman sebaya (X) 0,250 > 0,05 maka data berbentuk dengan prestasi belajar (Y) terdapat linear. hubungan korelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat Setelah uji normalitas dan uji hubungan antara interaksi teman liniearitas kemudian diketahui bahwa sebaya dengan prestasi belajar kelas data tentang interaksi teman sebaya VII SMP PGRI 1 Ketapang Tahun dan prestasi belajar adalah data Ajaran 2017/2018. berbentuk normal. Karena kedua variable berdistribusi normal dan Berdasarkan analisis data linier sehingga data dapat diuji diketahui hasil koefisien korelasi hipotesiskan dengan menggunakan antara variable interaksi teman sebaya teknik korelasi product moment dan prestasi belajar sebesar 0,528. dengan bantuan SPSS (Statistical Perhitungan menggunakan taraf Package for social science) 16.0. signifikan 0,05 hasil perhitungan Untuk menguji ada atau tidaknya menunjukan nilai rxy = 0,528. Hasil hubungan antara Interaksi Teman yang didapatkan kemudian disertakan Sebaya dengan Prestasi Belajar Siswa dengan ketentuan yang diberikan pada Kelas VII SMP PGRI 1 yaitu rhitung > r table. Berdasarkan hasil Ketapang maka digunakan rumus perhitungan diperoleh nilai 0,528 > korelasi product moment untuk 0,338 maka Ho ditolak dan Ha menguji hipotesisnya. diterima yang berarti bahwa kedua variable tersebut berkorelasi. Berdasarkan analisis uji korelasi product moment diperoleh nilai rhitung Koefisien korelasi ini sebesar 0.528. Selanjutnya untuk menunjukkan bahwa ada hubungan mengetahui apakah hubungan tersebut positif yang kuat secara signifikan signifikan atau tidak dengan antara interaksi teman sebaya dengan membandingkan nilai dengan prestasi belajar di sekolah pada siswa . apabila > maka kelas VII SMP PGRI 1 Ketapang Ha diterima dan Ho ditolak yang tahun ajaran 2017/2018, dengan berarti terdapat hubungan antara dua demikian Ho ditolak dan Ha diterima. varaiabel penelitian dan sebaliknya Hal ini membuktikan bahwa interaksi apabila maka Ha teman sebaya bukan satu-satunya ditolak dan Ho diterima. faktor yang mempengaruhi tinggi serta rendahnya pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa. (lingkungan keluarga, orangtua, Berdasarkan hasil penelitian sekolah, guru, lingkungan masyarakat keterkaitan antara interaksi teman dan lingkungan kelompok); faktor sebaya dengan prestasi belajar budaya (adat istiadat, ilmu memberikan kontribusi sebesar 0,528 pengetahuan, teknologi dan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor kesenian); faktor lingkungan fisik lain diluar interaksi teman sebaya (fasilitas rumah, fasilitas belajar dan seperti pola asuh orang tua, jenis iklim); dan faktor lingkungan spiritual kelamis, pendidikan atau penampilah atau keamanan. fisik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian (Halen, 2013) Interaksi sebagai peristiwa yang mengungkapkan bahwa terdapat saling mempengaruhi satu sama lain hubungan yang positif antara interaksi ketika dua orang atau lebih hadir teman sebaya dengan prestasi belajar bersama, mereka menciptakan suatu namun interaksi teman sebaya bukan hasil satu sama lain, atau satu-satunya faktor yang berkomunikasi satu sama lain. mempengaruhi tinggi rendahnya Hubungan antara seseorang dengan prestasi belajar yang diperoleh. Hasil kelompok, mereka saling menegur, penelitian Halen tersebut di dukung berjabat tangan, berbicara agar pula dengan hasil penelitian terjalin suatu hubungan interaksi (Jumiyati, 2016) yang sosial yang baik. Dari interaksi sosial mengungkapkan bahwa terdapat peserta didik dengan orang-orang di hubungan yang positif antara interaksi sekitarnya akan terlihat pengaruh teman sebaya dengan prestasi belajar hubungan itu terhadap dirinya. namun interaksi teman sebaya bukan Peserta didik yang dapat berinteraksi satu-satunya faktor yang dengan orang lain, akan mempengaruhi tinggi rendahnya membantunya dalam penyesuaian prestasi belajar yang diperoleh. diri, ia akan merasa nyaman berada di suatu lingkungan tertentu, sehingga ia Terdapat faktor lain diluar berani untuk mengeksplorasi diri dan interaksi teman sebaya yang menjadi aktif. mempengaruhi prestasi belajar siswa, hal ini selaras dengan teori yang Interaksi teman sebaya diungkapkan (Ahmadi dan Supriyono, merupakan faktor internal yang 2004) prestasi belajar dipengaruhi mempengaruhi prestasi belajar. oleh faktor internal dan faktor Interaksi teman sebaya memberikan eksternal. Faktor internal terdiri dari dorongan untuk belajar. Peserta didik faktor jasmaniah (pengelihatan, yang bisa berinteraksi sosial dengan pendengaran, struktur tubuh); faktor baik akan diterima oleh masyarakat di psikologis meliputi faktor intelektif sekitarnya. Sedangkan peserta didik (kecerdasan, bakat dan kesiapan) dan yang mengalami kesulitan dalam faktor non intelektif (sikap, berinteraksi sosial dengan masyarakat kebiasaan, minat, kebutuhan, akan ditolak atau dikucilkan. Peserta motivasi, emosi, penyesuaian diri, didik yang mempunyai sifat-sifat atau kesabaran dan kecemasan); dan yang tingkah laku yang kurang terakhir faktor kematangan fisik menyenangkan bagi orang lain, maupun psikis. Sedangkan faktor mempunyai rasa rendah diri atau eksternal terdiri dari faktor sosial sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. lebih meningkatkan dan Hal tersebut akan mengganggu proses mempertahankan interaksi sosial yang belajar peserta didik. Peserta didik telah terbentuk. akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena di sekolah mengalami Kepada peneliti selanjutnya perlakuan yang kurang hendaknya dapat lebih memperkaya menyenangkan dari teman-temannya. penelitian ini dengan melihat faktor- Hal tersebut akan mengganggu proses faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik dan akan prestasi belajar siswa, baik faktor berpengaruh terhadap prestasi belajar internal di luar interaksi teman yang diperolehnya. sebaya. Faktor internal seperti regulasi diri, motivasi, minat, bakat, dan faktor eksternal seperti faktor SIMPULAN / CONCLUSION lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Berdasarkan olah data pada penelitian yang telah dilakukan oleh DAFTAR RUJUKAN / peneliti, maka dapat diperoleh REFERENCES beberapa kesimpulan mengenai hasil penelitian ini. Keseimpulan yang Ahmadi, A. 2008. Psikologi Belajar diperoleh, hipotesis dari penelitian Jakarta: PT. Rineka Cipta. ini adalah terdapat hubungan antara Ahmadi, A dan Widodo, S. 2004. interaksi teman sebaya dengan Psikologi Belajar. Jakarta: prestasi belajar siswa pada Kelas VII Rineka Cipta. SMP PGRI 1 Ketapang Tahun Ajaran 2017/2018. Dengan ditunjukkan Desmita, 2009. Psikologi dengan nilai korelasi sebesar (+) Perkembangan Peserta Didik. 0,528 dan angka signifikansi 0,05. Bandung: Remaja Korelasi interaksi teman sebaya Rosdakarya. terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 0,528 sedangkan sisanya Halen, D. 2013. Hubungan Interaksi dipengarui oleh faktor lain diluar Sosial Peserta Didik Dengan interaksi teman sebaya. Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Mts Negeri 1 Kotabumi Kepada Guru BK hendaknya Tahun Ajaran 2012/2013. memberikan pengetahuan tentang Jurnal Program Studi bagaimana cara beinteraksi dengan Bimbingan dan Konseling teman sebaya yang baik dan benar. Universitas Lampung. Halaman Kepada peserta didik yang 9. memiliki interaksi sosial rendah hendaknya bisa menghubungi guru Jumiyati. 2016. Hubungan Antara BK untuk meminta bantuan dalam Interaksi Teman Sebaya Dan meningkatkan interaksi sosialnya, Motivasi Belajar Dengan sehingga dalam menjalankan kegiatan Prestasi Belajar Pada Siswa sehari-hari tidak mengalami suatu SMP Negeri 2 Penguban hambatan dalam membina hubungan Lampung Tengah Tahun Ajaran dengan orang lain. Peserta didik yang 2015/2016. Jurnal Program menjadi subjek penelitian agar bisa Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lampung. Halaman 10.
Prayitno dan Erman, A. 2004. Dasar-
Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Santrock, J. W. 2007. Adolescence
Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service). Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.