You are on page 1of 7

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (623-629)

Penguatan Karakter Siswa pada Sekolah Berbasis


Pesantren

Wawan Ridwan1, Hasan Basri2, Andewi Suhartini3


1,2,3UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia

E-mail: cikajangridwan@gmail.com, hsnbsri76@gmail.com, andewi.suhartini@uinsgd.ac.id


Article Info Abstract
Article History The integrated curriculum is a product of efforts to integrate learning materials from
Received: 2022-11-22 various subjects. Integration is created by concentrating learning on a particular
Revised: 2022-12-20
Published: 2023-01-08 problem that requires a solution with material or materials from various disciplines.
This study uses a qualitative approach with descriptive methods. This research was
conducted at Islamic Boarding School-Based Senior High Schools that implement an
Keywords: integrated curriculum as an effort to strengthen student character. The research design
Character Strengthening;
used a case study at SMA PLUS Ma'ruful Hidayah, Garut Regency. By collecting data
Pesantren-Based Schools;
Integrated Curriculum. through interviews and observations, it was found that the integrated curriculum
system between the curriculum set by the National Education Office and the pesantren
curriculum is the hallmark of SMA Plus Ma'ruful Hidayah itself. By implementing this
integrated curriculum, it can strengthen the character of students, namely religious
character, patience, discipline, honesty, creativity, independence, love of the
motherland and responsibility.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Kurikulum terpadu merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan
Diterima: 2022-11-22 pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Integrasi diciptakan dengan memusatkan
Direvisi: 2022-12-20
Dipublikasi: 2023-01-08 palajaran pada masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau
bahan dari berbagai disiplin ilmu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metodedeskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMA Berbasis Pesantren yang
Kata kunci: mengimplementasikan kurikulum terpadu sebagai upaya penguatan karakter siswa.
Penguatan Karakter;
Rancangan penelitian menggunakan studi kasus di SMA PLUS Ma’ruful Hidayah
Sekolah Berbasis
Pesantren; Kabupaten Garut. Dengan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi
Kurikulum Terpadu. ditemukan bahwa sistem kurikulum terpadu antara kurikulum yang ditetapkan oleh
Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) dan kurikulum pesantren ciri khas dari SMA Plus
Ma’ruful Hidayah itu sendiri. Dengan menerapkan kurikulum yang dipadukan tersebut,
maka dapat menguatkan karakter siswa/santri, yaitu karakter yang religius, sabar,
disiplin, jujur, kreatif, mandiri, cinta tanah air dan tanggung jawab.
I. PENDAHULUAN rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
dan proses pembelajaran agar peserta didik pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
secara aktif mengembangkan potensi dirinya nasional.
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Menurut (Darmawan, 2021) bahwa kurikulum
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, terpadu merupakan suatu produk dari usaha
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlu- pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai
kan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara yang macam pelajaran. Integrasi diciptakan dengan
sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun memusatkan palajaran pada masalah tertentu
2003 pasal 1 ayat 1. Secara umum, pengertian yang memerlukan solusinya dengan materi atau
kurikulum menurut (Arifudin, 2021) adalah bahan dari berbagai disiplin ilmu. Menurut
perangkat mata pelajaran yang terdiri dari prog- Humphreys sebagaimana dikutip (Supriani,
ram studi yang diberikan oleh suatu lembaga 2022), kurikulum terpadu adalah “an integrated
penyelenggara pendidikan, dimana di dalamnya study is one in wich children broadly explore
terdapat rancangan pelajaran yang akan knowledge in various subjects related to certain
didapatkan oleh peserta didik dalam satu periode aspects of their environment”. Yang artinya
jenjang pendidikan. Menurut Undang-Undang bahwa Integrated study adalah suatu konsep di
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidi- mana peserta didik didorong untuk mendalami
kan Nasional, kurikulum adalah seperangkat ilmu pengetahuan dalam berbagai subject yang

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 623
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (623-629)
berkaitan dengan aspek lingkungan mereka pendengar yang baik. Maka dari itu, keberadaan
secara menyeluruh". Kurikulum yang digunakan guru berperan penting membuat murid menjadi
di SMA Plus Ma’ruful Hidayah Garut merupakan manusia yang baik, bijak dan bermanfaat bagi
sistem kurikulum terpadu atau merger kuri- dirinya dan lingkungan. Wajah karakter bangsa
kulum yaitu perpaduan antara kurikulum yang di masa depan, ditentukan dari karakter penerus
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Nasional bangsa masa kini. Tentu saja yang dibutuhkan
(Diknas) dan kurikulum ciri khas dari Pesantren oleh bangsa ini adalah individu dengan karakter
Ma’ruful Hidayah itu sendiri. Untuk kurikulum yang merujuk pada nilai positif. Adanya
yang berasal dari Dinas Pendidikan Nasional pendidikan karakter tentu dapat mewujudkan
(Diknas) sekolah menggunakan Kurikulum 2013 generasi penerus bangsa yang berbudi luhur.
dan Kurikulum Merdeka. Karena kelas X Namun, lebih jauh dari itu, banyak manfaat
menggunakan Kurikulum Merdeka, sedangkan pendidikan karakter, terutama untuk peserta
untuk kelas XI dan XII masih menggunakan didik. Pertama, pembentukan dan pengemba-
Kurikulum 2013. Sedangkan kurikulum yang ngan potensi murid untuk berpikir baik, berhati
khas pesantren menerapkan mata pelajaran nurani, berperilaku baik, dan berbudi luhur.
kepesantrenan seperti fiqih (Safinah), akhlak Kedua, penguatan dan perbaikan peran murid
(Ta’lim Mutaálim), tauhid, tarih, nahwu, sorof, sebagai individu dalam keluarga, satuan
dan bahasa arab. Menurut (Na’im, 2021) bahwa pendidikan, masyarakat, dan negara untuk
dengan adanya kurikulum kepesantrenan yang melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam hal ini
diberikan kepada siswa/santri merupakan salah memperkuat perilaku sebagai masyarakat
satu upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah Indonesia yang multikultural. Ketiga, pendidikan
dalam menguatkan karakter santri supaya karakter bermanfaat dalam pembangunan dan
menjadi lebih baik lagi, melalui mata pelajaran peningkatan peradaban bangsa. Murid sebagai
yang diimplementasikan dalam kurikulum yang individu di masyarakat dapat memilih dan
diajarkan di lembaga pendidikan atau sekolah. memilah budaya bangsa sendiri, serta menyaring
Pendidikan karakter menjadi fondasi dan inti budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan
utama pendidikan. Pendidikan karakter dirumus- nilai-nilai karakter bangsa sendiri. Keempat,
kan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun dengan pembekalan budi pekerti, murid bisa
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada memperoleh nilai-nilai luhur sebagai individu
pasal 1 yang berbunyi, “Pendidikan adalah usaha yang bermartabat, seperti nilai religius,
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong-
belajar dan proses pembelajaran agar peserta royong (Ulfah, 2019). Pendidikan karakter
didik secara aktif mengembangkan potensi menurut Alkrienciechie sebagaimana dikutip
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual ke- (Arifudin, 2022) dapat dimaknai sebagai pendidi-
agamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecer- kan moral atau budi pekerti untuk mengembang-
dasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang kan kemampuan seseorang untuk berperilaku
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan yang baik dalam kehidupan sehariharinya. Guru
negara”. Melalui pendidikan karakter, akan dinilai mampu mendidik dan membentuk siswa
tercipta generasi yang bermoral dan berpendidi- sebagai penerus generasi yang berkarakter
kan. Seperti dalam UU tersebut, pendidikan Indonesia. Menurut (Hanafiah, 2022) bahwa
bukan hanya tentang kecerdasan, tapi juga sebagai role model, guru menerapkan bagaimana
menjadi manusia yang berakhlak mulia yang mengokohkan karakter dirinya dalam mem-
berguna bagi bangsa dan negara. Pendidikan bangun karakter peserta didik. Selain guru, juga
karakter adalah usaha sadar yang terencana dan diperlukan dukungan antara pihak sekolah
terarah melalui lingkungan pembelajaran dalam dengan orang tua murid untuk melihat perkem-
hal mendidik sekaligus memberdayakan murid. bangan. Berikut ini adalah strategi menanamkan
Tujuannya, untuk membangun kepribadian baik, nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelaja-
bermoral-berakhlak, dan berefek positif pada ran di kelas.
alam dan masyarakat. pendidikan karakter
berhubungan erat dengan psikis. Dengan pen- II. METODE PENELITIAN
didikan karakter, murid dapat ditanamkan Penelitian ini berusaha untuk menganalisis
pandangan tentang nilai-nilai kehidupan, seperti dan mendeskripsikan Penguatan Karakter Siswa
kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, hingga Pada Sekolah Berbasis Pesantren. Jenis penelitian
keimanan (Sinurat, 2022). Bagi murid, guru juga yang digunakan pada penelitian ini adalah
berlaku sebagai orangtua, teman, penasehat, dan berupa metode deskriptif analisis. Menurut

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 624
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (623-629)
(Rahayu, 2020) bahwa desktiptif analisis adalah juga merupakan teknik pengumpulan data
penelaahan secara empiris yang menyelidiki yang diajukan kepada subyek penelitian.
suatu gejala atau fenomena khusus dalam latar Metode pengumpulan data dengan meng-
kehidupan nyata. Hasil penelitian ini dikumpul- gunakan metode dokumentasi ini dilakukan
kan dengan data primer dan data skunder. untuk mendapatkan data tentang keadaan
Adapun pendekatan yang digunakan dalam lembaga (obyek penelitian) yaitu Penguatan
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Karakter Siswa Pada Sekolah Berbasis
Menurut Bogdan dan Taylor dalam (Bahri, 2021) Pesantren. Menurut Muhadjir dalam (Sofyan,
menyatakan pendekatan kualitatif adalah 2020) menyatakan bahwa analisis data
prosedur penelitian yang menghasilkan data merupakan kegiatan melakukan, mencari dan
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan menyusun catatan temuan secara sistematis
dari orang-orang dan perilaku yang dapat melalui pengamatan dan wawancara
diamati. Menurut (Arifudin, 2018) bahwa cara- sehingga peneliti fokus terhadap penelitian
nya dengan mentranskripsikan data, kemudian yang dikajinya. Setelah itu, menjadikan
pengkodean pada catatan-catatan yang ada di sebuah bahan temuan untuk orang lain,
lapangan dan diinterpretasikan data tersebut mengedit, mengklasifikasi, dan menyajikan-
untuk memperoleh kesimpulan. Penentuan nya.
teknik pengumpulan data yang tepat sangat me-
nentukan kebenaran ilmiah suatu penelitian. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam 1. Karakter yang Ingin Dibentuk dari Peserta
penelitian ini adalah: Didik di SMA Plus Ma’ruful Hidayah Cigedug
1. Observasi Kabupaten Garut
Observasi adalah bagian dari proses pene- Karakter yang dibentuk sebagai upaya
litian secara langsung terhadap fenomena- penguatan karakter untuk santri selain sikap
fenomena yang hendak diteliti (Hanafiah, religius, jujur, disiplin, mandiri, dan tanggung
2021). Dengan metode ini, peneliti dapat jawab. santri juga dilatih untuk memiliki sikap
melihat dan merasakan secara langsung cinta tanah air (Hubbul Wathan) atau
suasana dan kondisi subyek penelitian nasionalisme, bersahabat/komunikatif, dan
(Mayasari, 2021). Hal-hal yang diamati dalam sikap gemar membaca. Hal ini juga dilakukan
penelitian ini adalah tentang Penguatan oleh pihak sekolah sebagai upaya penguatan
Karakter Siswa Pada Sekolah Berbasis karakter untuk santri. Sikap cinta tanah air
Pesantren. dalam penerapan kegiatan sehari-hari misal-
2. Wawancara nya santri harus mengikuti pelaksanaan
Teknik wawancara dalam penelitian ini upacara bendera setiap hari senin dan di
adalah wawancara terstruktur, yaitu wawan- dalam kegiatan tersebut juga menyanyikan
cara yang dilakukan dengan menggunakan lagu Indonesia Raya. Sedangkan sikap
berbagai pedoman baku yang telah ditetap- bersahabat dalam penerapan kegiatan sehari-
kan, pertanyaan disusun sesuai dengan hari yaitu siswa tidak hanya mengenal/
kebutuhan informasi dan setiap pertanyaan bersahabat dengan teman sebaya saja tetapi
yang diperlukan dalam mengungkap setiap para siswa juga mengenal adik kelasnya
data-data empiris (Arifudin, 2019). seperti para peserta didik tingkat SMP. Selain
3. Dokumentasi itu, sikap gemar membaca juga terdapat pada
Dokumentasi adalah salah satu teknik siswa, karena para siswa begitu antusias
pengumpulan data melalui dokumen atau datang ke perpustakaan dengan adanya buku-
catatan-catatan tertulis yang ada (Nasser, buku yang baru datang di perpustakaan.
2021). Dokumentasi berasal dari kata doku- Bentuk sikap tanggung jawab para santri di
men, yang berarti barang-barang tertulis. Di SMA Plus Ma’ruful Hidayah adalah dengan
dalam melaksanakan metode dokumentasi, sering mengikuti berbagai kegiatan per-
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, lombaan, baik dibidang akademik maupun
seperti buku-buku, majalah, notula rapat, dan non-akademik. Dengan mengikuti berbagai
catatan harian. Menurut Moleong dalam perlombaan santri dilatih agar memiliki sikap
(Ulfah, 2022) bahwa metode dokumentasi berani, mandiri, dan bertanggung jawab.
adalah cara pengumpulan informasi atau Selain itu, juga terdapat para santri yang
data-data melalui pengujian arsip dan dipercaya dan maju untuk menjadi ketua OSIS.
dokumen-dokumen. Strategi dokumentasi Hal ini, juga adalah salah satu bentuk sikap

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 625
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (623-629)
tanggung jawab yang diberikan kepada santri pelajaran keagamaan seperti kitab kuning,
tersebut sehingga memiliki sikap tanggung fiqih, akhlak, tauhid, tarih, nahwu, sorof, dan
jawab ketika berada di dalam kegiatan bahasa arab.
organisasi dan dapat memimpin organisasi
tersebut dengan baik. 4. Implementasi Pembelajaran Kurikulum yang
Telah dipadukan dengan Pembentu-kan
2. Cara Memadukan Kurikulum untuk Mem- Karakter
bentuk Karakter Implementasi kurikulum terpadu dalam
Penerapan kurikulum terpadu dalam kegia- proses kegiatan pembelajaran yang dipadukan
tan pembelajaran yang dipadukan dengan dengan pembentukan karakter yaitu guru dan
upaya penguatan karakter (Arifudin, 2020). peserta didik harus disiplin (Irwansyah,
Hal ini diharapkan para santri selain memiliki 2021). Sehingga pada saat ada kegiatan
karakter yang baik, mereka juga memiliki pembelajaran sudah dimulai para guru dan
akhlak yang baik. Adapun akhlak yang baik santri harus sudah berada di ruang kelas
yang dimiliki para santri disini salah satunya masing- masing. Apabila santri ada yang
yaitu sikap menghormati dan sikap sopan terlambat memasuki ruang kelas, maka santri
santun baik kepada guru, ustadz maupun tersebut akan diberikan sanksi/ta’zir berupa
kyainya. Tidak hanya itu saja, para santri juga berjalan sambil jongkok dari lorong sekolah
memiliki sikap hormat dan sopan santun sampai ke kelas kemudian membaca surat-
kepada orang yang lebih tua. Cara memadu- surat pendek. Menerapkan sikap religius dan
kan karakter dengan kurikulum di SMA Plus jujur di SMA Plus Ma’ruful Hidayah, Para
Ma’ruful Hidayah juga diterapkan dalam salah santri harus jujur, tidak boleh menyontek
satu kegiatan rutini sebelum mengawali pada saat kegiatan ulangan di kelas. Apabila
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) baik untuk ada yang ketahuan menyontek maka santri
mata pelajaran umum maupun untuk mata tersebut akan dikenakan sanksi/ta’zir.
pelajaran kepesantrenan. Untuk mata pelaja- Sehingga santri harus memiliki sikap jujur.
ran umum biasanya guru-guru menerapkan Sedangkan, sikap religius juga diimplemen-
kegiatan literasi yaitu kegiatan membaca buku tasikan kepada santri dalam kegiatan
sebelum pembelajaran. Sedangkan untuk mata pembelajaran, guru atau ustadz memimpin
pelajaran keagamaan sendiri kegiatan yang membaca doa-doa sebelum dan sesudah
dilakukan sebelum KBM yaitu kegiatan kegiatan pembelajaran. Hal ini merupakan
membaca Al-Quran dan Asmaul Husna dengan salah satu upaya yang dilakukan untuk pem-
jangka waktu 15 menit. Hal ini merupakan bentukan karakter santri yang juga diterapkan
upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk di dalam kegiatan pembelajaran.
membentuk karakter santri yang gemar
5. Tantangan dalam Memadukan Kurikulum
membaca, agar mereka semakin memiliki
Kurikulum terpadu yang digunakan di SMA
karakter yang baik.
Plus Ma’ruful Hidayah Kabupaten Garut yaitu
3. Jenis Kurikulum yang dipadukan antara Kurikulum 2013, dan kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di SMA Plus kepesantrenan yang diajarkan satu paket di
Ma’ruful Hidayah Cigedug Kabupaten Garut dalam lembaga pendidikan, hal ini menjadikan
merupakan sistem kurikulum terpadu atau tantangan dalam memadukan kurikulum
merger kurikulum yaitu perpaduan antara karena ketika ada pertemuan dengan dewan
kurikulum yang ditetapkan oleh Dinas guru mata pelajaran, misalnya pada saat
Pendidikan Nasional (Diknas) dan kurikulum MGMP maka para guru-guru akan menanya-
kepesantrenan ciri khas dari pondok kan mengapa kurikulum yang digunakan di
pesantren Ma’ruful Hidayah itu sendiri. Untuk SMA Plus Ma’ruful tidak sesuai dengan
kurikulum yang berasal dari Dinas Pendidikan kurikulum yang ditetapkan oleh Diknas, tetapi
Nasional (Diknas) sekolah menggunakan menggunakan beberapa kurikulum. SMA Plus
Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Ma’ruful Hidayah menggunakan kurikulum
Merdeka 2013 (K-13). Karena kelas X meng- terpadu karena sekolah tidak berdiri sendiri
gunakan Kurikulum Merdeka, sedangkan dan berada di dalam yayasan maka aturannya
untuk kelas XI dan XII masih menggunakan kurikulum yang digunakan harus terpadu.
Kurikulum 2013 (K-13). Sedangkan kurikulum Dengan diterapkannya kurikulum terpadu,
yang merupakan ciri khas pesantren Ma’ruful maka sekolah harus bisa mengatur alokasi
Hidayah sendiri sekolah menggunakan mata waktu dalam jadwal pembelajaran dan di

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 626
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (623-629)
dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, guru nyatakan bahwa: Sekolah berbasis pesantren
harus pandai-pandai dalam mengatur waktu merupakan “upaya dalam memadukan ke-
ketika kegiatan pembelajaran, agar tujuan unggulan pelaksanaan pendidikan di sekolah
pembelajaran bisa tercapai, baik untuk mata dan keunggulan pelaksanaan pendidikan yang
pelajaran umum maupun mata pelajaran ada di pondok pesantren”. Alasan sekolah
kepesantrenan keduanya sama-sama bisa berbasis pesantren perlu untuk dilaksanakan
seimbang. Untuk laporan ke Pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
Nasional (Diknas), Diknas sendiri tidak pernah adalah untuk memberikan pendidikan kepada
mempermasalahkan dan memahami walau- siswa melalui pendidikan karakter di usia
pun SMA Plus Ma’ruful Hidayah menggunakan SMA, karena siswa usia SMA adalah tingkatan
kurikulum terpadu, asalkan tujuan akhir pem- usia yang rentan. Karena pada usia ini anak
belajaran bisa tercapai. akan mudah terpengaruh budaya yang ada di
Kurikulum keagamaan merupakan suatu sekitarnya. Dengan adanya pendidikan ber-
kurikulum internal yang diterapkan dalam basis pesantren diharapkan mampu mem-
suatu lembaga pendidikan, dengan tujuan bentuk karakter anak yang sesuai dengan
untuk mencapai pendidikan yang terarah, budaya bangsa Indonesia. Implementasi
sistematis dan terstruktur. Dengan adanya pembelajaran kurikulum yang dipadukan
kurikulum keagamaan/kepesantrenan ini dengan pembentukan karakter yang dilakukan
diharapkan kebutuhan santri untuk memper- oleh guru di dalam kelas merupakan salah
oleh ilmu agama dapat tercapai, selain itu satu upaya untuk memperkuat upaya pe-
tujuan pembelajaran juga akan tercapai. nguatan karakter dan akhlak siswa pada
Kurikulum kepesantrenan biasanya mengajar- sekolah berbasis pesantren atau sekolah yang
kan mata pelajaran yang berkaitan dengan berada di lingkungan pesantren.
ilmu agama seperti fiqih, akhlaq, tauhid, tarih,
nahwu, sorof, dan bahasa arab. Kelebihan dari IV. SIMPULAN DAN SARAN
diterapkannya kurikulum terpadu yaitu hubu- A. Simpulan
ngan silaturahmi antara guru yang mengajar Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
mata pelajaran umum dengan para ustadz/ di atas maka dapat disimpulkan bahwa
ustadzah yang mengajar mata pelajaran kurikulum yang digunakan di SMA Plus
diniyah menjadi harmonis dan tidak ada Ma,ruful Hidayah merupakan sistem kuri-
perbedaan. Selain tujuh mata pelajaran kulum terpadu atau merger kurikulum yaitu
diniyah tersebut, juga terdapat satu mata perpaduan antara kurikulum yang ditetapkan
pelajaran khusus untuk menghafal yaitu mata oleh Dinas Pendidikan Nasional (Diknas), dan
pelajaran muhafadzah/hafalan ayat-ayat Al- kurikulum kepesantrenan ciri khas dari
Qur’an dan Hadist tematis. Pada mata pondok pesantren Ma’ruful Hidayah itu
pelajaran ini para peserta didik diharuskan sendiri. Untuk kurikulum yang berasal dari
menghafal ayat atau hadist dengan jumlah Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) sendiri
masing-masing 40 dalam 1 tahun. Karena sekolah menggunakan Kurikulum 2013 (K-13)
pondok ini merupakan jenis pondok modern dan Kurikulum Merdeka. Sedangkan kuri-
atau biasa disebut dengan pesantren khalaf, kulum kepesantrenan sendiri sekolah meng-
sehingga tidak hanya pembelajaran kitabnya gunakan mata pelajaran keagamaan seperti
saja yang diberikan kepada santri, tetapi juga kitab kuning, fiqih, akhlak, tauhid, tarih,
memberikan pendidikan yang seimbang nahwu, sorof, dan bahasa arab. Implementasi
antara ilmu umum juga ilmu agama. dalam kegiatan pembelajaran kurikulum yang
Manfaat dari adanya pembelajaran yang dipadukan dengan pembentukan karakter
dipadukan dengan pembentukan karakter yaitu pertama sikap religius yang diterapkan
yaitu diharapkan siswa/santri akan memiliki pada kegiatan membaca doa bersama,
karakter yang lebih baik (akhlakul karimah), sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
dengan memiliki akhlakul karimah maka Kedua dalam proses kegiatan pembelajaran
peserta didik/santri tersebut akan dicintai yang dipadukan dengan pembentukan
Allah, nabinya, orang tuanya, dan teman- karakter yaitu guru dan peserta didik harus
temannya serta benar-benar memahami disiplin. Sehingga pada saat kegiatan pem-
ajaran agama islam setelah lulus dari sekolah belajaran sudah dimulai para guru dan
dan pondok pesantren. Hal ini juga diutarakan peserta didik harus segera memasuki ruang
oleh Direktorat Pembinaan SMA (2014) me- kelas masing- masing. Ketiga para peserta

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 627
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (623-629)
didik harus jujur, tidak boleh menyontek pada Darmawan, I. P. A. (2021). Total Quality
saat ujian sedang berlangsung. Apabila ada Management Dalam Dunia Pendidikan"
peserta didik yang menyontek maka peserta Model, Teknik Dan Impementasi". Bandung:
didik tersebut akan dikenakan sanksi/ta’zir. Widina Bhakti Persada Bandung
Sehingga, setiap peserta didik harus memiliki
sikap jujur. Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013
dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, &
B. Saran SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Berdasarkan simpulan di atas maka saran
yang diajukan adalah sebagai berikut: Kepada Hanafiah, H. (2021). Pelatihan Software
kepala Yayasan Pondok Pesantren Ma’ruful Mendeley Dalam Peningkatan Kualitas
Hidayah Kabupaten Garut, sistem penerapan Artikel Ilmiah Bagi Mahasiswa. Jurnal
kurikulum terpadu harus dipertahankan, Karya Abdi Masyarakat, 5(2), 213–220.
karena dengan adanya kurikulum terpadu
peserta didik/santri akan memperoleh ilmu
Hanafiah, H. (2022). Upaya Meningkatkan
umum maupun ilmu agama secara sekaligus.
Kompetensi Profesional Guru melalui
Kepada Kepala Sekolah di SMA Plus Ma’ruful
Supervisi Klinis Kepala Sekolah. JIIP-Jurnal
Hidayah, terus memberikan pelatihan kepada
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(10), 4524–4529.
guru-guru, baik guru yang mengajar mata
pelajaran umum maupun guru yag megajar
mata pelajaran kepesantrenan. Agar guru- Irwansyah, R. (2021). Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: Widina Bhakti Persada.
guru bisa terus berupayad dalam membentuk
karakter peserta didik dengan mencantumkan
nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran. Mayasari, A. (2021). Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Akademik Berbasis
DAFTAR RUJUKAN Teknologi Informasi dalam Meningkatkan
Arifudin, O. (2018). Pengaruh Pelatihan Dan Mutu Pelayanan Pembelajaran di SMK. JIIP-
Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(5), 340–
Tenaga Kependidikan STIT Rakeyan 345.
Santang Karawang. MEA (Manajemen,
Ekonomi, & Akuntansi), 2(3), 209–218. Na’im, Z. (2021). Manajemen Pendidikan Islam.
Bandung: Widina Bhakti Persada.
Arifudin, O. (2019). Manajemen Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Sebagai Nasser, A. A. (2021). Sistem Penerimaan Siswa
Upaya Meningkatkan Mutu Perguruan Baru Berbasis Web Dalam Meningkatkan
Tinggi. MEA (Manajemen, Ekonomi, & Mutu Siswa Di Era Pandemi. Biormatika:
Akuntansi), 3(1), 161–169. Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, 7(1), 100–109.
Arifudin, O. (2020). Psikologi Pendidikan
(Tinjauan Teori Dan Praktis). Bandung: Nurochim. (2016). Sekolah Berbasis Pesantren
Widina Bhakti Persada. sebagai Salah Satu Model Pendidikan Islam
dalam Konsepsi Perubahan Sosial. Al-
Arifudin, O. (2021). Implementasi Balanced Tahrir, 16 (1): 71-79.
Scorecard dalam Mewujudkan Pendidikan
Tinggi World Class. Edumaspul: Jurnal Rahayu, Y. N. (2020). Program Linier (Teori Dan
Pendidikan, 5(2), 767–775. Aplikasi). Bandung: Widina Bhakti Persada.

Arifudin, O. (2022). Optimalisasi Kegiatan Sinurat, J. (2022). Pengembangan Moral &


Ekstrakurikuler dalam Membina Karakter Keagamaan Anak Usia Dini. Bandung: CV
Peserta Didik. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Widina Media Utama.
Pendidikan, 5(3), 829–837.
Sofyan, Y. (2020). Peranan Konseling Dosen Wali
Bahri, A. S. (2021). Pengantar Penelitian Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Pendidikan (Sebuah Tinjauan Teori dan Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Swasta
Praktis). Bandung: Widina Bhakti Persada.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 628
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (623-629)
Wilayah LLDIKTI IV. Jurnal Bimbingan Dan Ulfah, U. (2019). Peran Konselor Dalam
Konseling Islam, 10(2), 237–242. Mengembangkan Potensi Peserta Didik.
Jurnal Tahsinia, 1(1), 92–100.
Subhan. (2012). Lembaga Pendidikan Islam
Indonesia Abad Ke-20: Pergumulan antara Ulfah, U. (2022). Kepemimpinan Pendidikan di
Modernisasi dan Identitas. Jakarta: Kencana Era Disrupsi. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu
Prenada Media Group. Pendidikan, 5(1), 153–161.

Supriani, Y. (2022). Peran Manajemen


Kepemimpinan dalam Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam. JIIP-Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(1), 332–338.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 629

You might also like