You are on page 1of 26

MANUAL SPRY

05. SISTEM JALAN TAMBANG


COPYRIGHT

Copyright © 2010 Mitrais


All rights reserved.

Confidentiality
This document contains confidential information of Mitrais.
This document can be used and copied within CLIENT for use
in relation to this project. However, this document, including
copies of it, must not be disclosed to any person who is not a
director, officer, employee, consultant or agent of CLIENT
without the prior written approval of Mitrais and such person
or agent has signed a non-disclosure agreement satisfactory
to Mitrais.

Document Control
This document is deemed to be controlled only as long as the
project to which it relates is active. Controlled copies will be
automatically updated. Once the project is completed or
terminated, this document will revert to an uncontrolled
document status. No further advice will be provided, and
each recipient may either destroy the document or mark it as
obsolete and retain it for future personal reference. All copies
of this document will be issued electronically.

Distribution
Copies of this document will be made available to CLIENT and
Mitrais.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 2 / 26


SEJARAH PERBAIKAN

Tanggal Versi Keterangan Penulis


Nov 2015 1.0 Manual Awal Widya
Pembaharuan Manual. Telah
March 2016 2.0 Arif
diperiksa oleh Tanty, Adit dan Ida.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 3 / 26


DAFTAR ISI

COPYRIGHT ........................................................................................................ 2
SEJARAH PERBAIKAN ......................................................................................... 3
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 4
1. TEORI DAN PENGATURAN JALAN TAMBANG................................................ 5
1.1. Konseptual ....................................................................................... 5
1.2. Penerapan ........................................................................................ 6
2. PENGATURAN RULE .................................................................................. 10
2.1. Konseptual ..................................................................................... 10
2.2. Penerapan ...................................................................................... 10
3. PENGENALAN LOGIC (DIGITISED) ............................................................ 12
3.1. Konseptual ..................................................................................... 12
3.2. Penerapan ...................................................................................... 12
4. ROAD NETWORKS ..................................................................................... 14
4.1. Konseptual ..................................................................................... 14
4.2. Penerapan ...................................................................................... 15
5. VECTORS ................................................................................................... 20
5.1. Konseptual ..................................................................................... 21
5.2. Penerapan ...................................................................................... 21
6. HASIL ....................................................................................................... 23

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 4 / 26


SPRY menyediakan sistem jalan tambang yang berasosiasi dengan langkah
penjadwalan (schedule step) dan menyediakan fields pelaporan seperti :
 Perubahan Elevasi (absolute, Negative, Positive, relative)
 Cycle Time
 Truk/Loader Operating Hours
 Kebutuhan bahan bakar truk
 Equipment Travel Time (Empty, Loaded)
 Loading Time
 Kebutuhan truk

1. Teori dan Pengaturan Jalan Tambang

1.1. Konseptual
Biaya truk dan jalan tambang dapat mencapai hingga 50% total biaya
operasional dari sebuah tambang terbuka. Dengan demikian, kinerja yang
tidak bagus atau perencanaan tambang yang kurang baik dapat berakibat
fatal untuk produktifitas tambang. Simulasi jalan tambang memegang
peranan penting dalam mengidentifikasi peluang untuk perbaikan, menguji
kelayakan rencana jalan tambang dan mengelola asset keuangan yang
cukup besar. Bagian ini dibuat untuk memperkenalkan konsep
fundamental dari simulasi jalan tambang, baik itu didalam maupun diluar
SPRY, dalam rangka memenuhi kebutuhan suatu proyek tambang.
Untuk menjalankan simulasi dan analisis pengangkutan membutuhkan
beberapa pengaturan dan kontrol logic SPRY. Pengaturan terdiri dari input
schedule, penggunaan spesifikasi alat yang relevan, spesifikasi jalanan
(speed restriction, segment codes) dan road networks.
Rolling Resistance
Rolling Resistance dinyatakan dalam bentuk persentase dari berat suatu
truk. Rolling Resistance sendiri merupakan kekuatan yang melawan
perputaran roda. Tabel di bawah menunjukkan contoh rolling resistance
untuk tipe Ban Pneumatic pada beragam permukaan jalan.

Referensi : Carvill, J. (1993) : Mechanical Engineer’s Data Handbook

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 5 / 26


Coefficient of Traction
Coefficient of Traction atau Friction mengacu pada gaya frictional
maksimum yang dapat dihasilkan oleh permukaan tanpa mengalami slip.
Menurut Noon, 1994. Nilai coefficient of friction dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

Referensi : Noon, R.K. (1994) : Engineering Analysis of Vehicular


Accidents, CRC Press, Boca Raton.

1.2. Penerapan
Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana cara melakukan
pengaturan Jalan Tambang pada SPRY. Langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1. Untuk memulai simulasi jalan tambang, pertama-tama centang pilihan
“Haulage” pada Schedule Setting.

2. Pengaturan segment code. Nilai Rolling resistance mengikuti tipe


segment code yang ditentukan untuk masing-masing segment
sepanjang profil pengangkutan (haul profile). Tentukan juga nilai
kecepatan maksimum dan kecepatan minimumnya.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 6 / 26


3. Kembali pada Schedule Setting dan pilih Tab Haulage. “Default
Segment Code” diisi dengan tipe segment yang paling sering
digunakan pada haul road.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 7 / 26


4. Menentukan Kecepatan pada belokan/corner yang sudut antara dua
segmentnya ditetapkan, dan menentukan besaran grade pada
segment (untuk Ramp) serta kecepatan pada masing-masing segment
tersebut.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 8 / 26


Kolom minimal distance yang digunakan pada contoh diatas adalah
100m, artinya pengaturan ramp restriction tidak berlaku untuk segment
yang memiliki jarak di bawah 100m.
5. Pilih tipe truk yang akan digunakan. Klik-Kanan “Trucks” dan pilih
“Add”  Trucks from Truck Database.

Truk
 0% Engine Load Factor – Penggunaan bahan bakar pada saat truk
tidak bergerak. Mencangkup loading, dumping, Queueing dan
additional time (L/hr).
 100% Engine Load Factor – Penggunaan bahan bakar saat truk
bergerak (100% Engine Load) (L/hr).
 Maximum Acceleration – Realistic limits 1.3-2.6 m/s2
 Maximum Deceleration – Realistic limits 0.9-1.8 m/s2
 Maximum Traction for Braking – Realistic limits 60-80%
 Empty Weight, Full Weight & Payload – Terhitung (Tidak berubah)

6. Terapkan simulasi jalan tambang pada masing-masing equipment dan


atur masing-masing equipment dengan sebuah truk (proses
kombinasi)

Penjelasan Parameter
Equipment (per process)
 Truck – pilih jenis truk yang akan digunakan.
 Truck Payload – Jumlah Source Quantity yang dipindahkan oleh
masing-masing truk.
 Loading Time – jumlah waktu yang diperlukan oleh truk pada saat
loading per cycle.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 9 / 26


 Dumping Time – jumlah waktu yang diperlukan oleh truk pada saat
dumping per cycle.
 Queueing Time – waktu estimasi antrian.
 Additional Time – Tambahan waktu akan dilaporkan berbeda.
 Efficiency Factor – Faktor koreksi cycle time untuk mengakomidir
efisiensi driver.
 Minimum & Maximum Truks – mengontrol jumlah truk.

2. Pengaturan Rule

2.1. Konseptual
Haulage logic memungkinkan user untuk mengelompokkan beragam keluaran
langkah penjadwalan/Schedule Steps yang memiliki kesamaan lokasi atau strategi
pengangkutan. Untuk setiap aturan yang dibuat pada menu haulage logic,
digunakan filter yang sama seperti halnya pada destination path. Filter akan
menyaring output schedule dan akan mengaplikasikan aturan (rule) yang relevan
dengan langkah output schedule. Source range dan destination range untuk
masing-masing aturan harus ditentukan. Selain filter, pada pengaturan aturan
(rule) anda dapat mengontrol apakah aturan tersebut terkait dalam network rule
atau tidak (dibahas pada bagian selanjutnya).

2.2. Penerapan
Untuk menambah rule baru dilakukan dengan cara Klik-Kanan dan pilih Add 
New Rule

Atur filter yang akan digunakan (Source Range, Destination Range, Processes,
Equipment, Date limited jika diperlukan). Setelah user mengatur semua filter,
akan muncul Output Schedule pada tab Current Rule. Jika tidak muncul, jalankan
kembali skenario atau ubah filter dan pastikan isiannya sesuai.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 10 / 26


05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 11 / 26
3. Pengenalan Logic (Digitised)

3.1. Konseptual
Untuk melakukan simulasi jalan tambang, user perlu membuat sebuah sistem profil
jalan pengangkutan (haul profile) untuk diterapkan pada sebuah truk. SPRY
menyediakan dua cara untuk membuat sebuah profil jalan, yakni Points dan
Vectors. Pada bagian ini kita akan membahas cara Points.

3.2. Penerapan
Setelah mengatur semua filter pada Setup, selanjutnya klik Tab Steps. Untuk
membuat step baru, Klik-Kanan pada “Group” dan pilih “Add Digitised Step”.

Tab Animation Preview akan menjadi wadah untuk memulai membuat profil jalan
berdasarkan data spatial yang dimiliki. Klik Snap to segment
agar menghasilkan titik yang mengikuti topografi atau surface yang digunakan.
Selanjutnya user membuat alur profil jalan pengangkutan yang akan dilalui
(contohnya dari Pit A menuju Outpit Disposal, menyesuaikan dengan setting Setup
sebelumnya pada Source Range, Destination Range and Processes) dengan cara
klik-kiri untuk menciptakan segment yang selanjutnya akan menjadi alur profil
jalan pengangkutan.
Perhatikan langkah di bawah ini:
1. Step 1: pada source, pilih process centroid field, centang pilihan “add to profile”

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 12 / 26


2. Step 2: pada group, klik kanan pilih add digitised step. Pada preview pilih lokasi
yang akan menjadi titik awal dari pit, misalnya pada mulut pit, kemudian akan
terbentuk step 2.

3. Step 3 dst: masih pada preview, lanjutkan alur jalan tambang menuju disposal
sehingga terbentuk step 3 dst sampai titik akhir disposal misalnya mulut
disposal. Apabila selesai klik enter sebanyak 2 kali.

4. Step terakhir: kembali ke group, klik kanan add step. Source pilih destination
centroid field.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 13 / 26


Pilihan Snap
Ada beberapa pilihan Snap yang tersedia pada SPRY. Diantaranya :

 Snap to Cursor : Menggunakan koordinat X dan Y dari mouse user dan


juga koordinat Z.
 Snap to Segmentt : Snap pada suatu bagian dari suatu segment.

 Snap to Point on a Segmentt : Snap pada suatu titik dari suatu segment

4. Road Networks

4.1. Konseptual
Pada pembahasan sebelumnya, kita membahas tentang pembuatan jalan dari
source (Pit) menuju destination (Disposal). Bila menggunakan cara digitasi
kesulitannya adalah apabila user memiliki banyak kombinasi antara source (Pit)
dan destination (disposal) maka user harus melakukan duplikasi. Untuk
mengakomodasi hal ini, SPRY memiliki metode lain yakni menghubungkan Attach
(Source/Pit) dan Detach (Destination/Disposal). Perhatikan ilustrasi di bawah ini:
Ilustrasi di bawah ini adalah kondisi jika Pit memiliki banyak pilihan jalan keluar
dan disposal memiliki beberapa pilihan jalan masuk. Source 1 memiliki dua jalan
keluar. Source 2 memiliki dua jalan keluar, Source 3 memiliki satu jalan keluar.
Destination 1 memiliki tiga jalan masuk, Destination 2 memiliki dua jalan masuk,
ROM memiliki satu jalan masuk.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 14 / 26


Dengan memisahkan menjadi aturan Attach dan Detach, kita dapat mengurangi
jumlah rules dari 30 menjadi 11 dengan mengkorelasikan antara aturan Attach dan
Dettach yang ada pada masing-masing Source dan Destination.

4.2. Penerapan
Menggambar Road Network
Untuk memulai menggunakan teknik attach dan detach, user harus terlebih dahulu
menyiapkan Road Network atau alur profil jalan pengangkutan dengan cara
menggambar garis berupa center line jalan, dimulai dari Source (Pit) menuju
Destination (disposal). Untuk menggambar center line, user akan bekerja pada Tab
“Design Data”. SPRY menyediakan beberapa tools yang memudahkan user untuk
menggambar haul network pada tampilan animasi.

Penjelasan masing-masing toolsnya adalah sebagai berikut:


05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 15 / 26
 Create Shape: Untuk menambah shape baru (garis atau titik)
pada Road Network. Jika menghubungkan dengan Road Network yang sudah
ada pastikan user sudah mengaktifkan Snap to Point on Segmentt pada Snap
Tool.

 Move Points: Memindahkan titik pada suatu objek.

 Delete Points: Menghapus titik dari suatu objek.

 Insert Points: Menambahkan titik pada salah satu objek.

 Line Grade: Merubah gradient (nilai Z) diantara dua titik yang


tersambung, titik pertama sebagai acuan dan titik kedua yang akan mengalami
perubahan nilai Z.

 Join Shapes: Menghubungkan dua object menjadi satu. Objek


kedua akan mengikuti karakteristik dari objek pertama.

 Split Shape: Membagi satu objek menjadi dua objek dengan


memilih dua titik yang akan menjadi awal dan akhir dari objek kedua.

 Set Properties: Mengubah ukuran dan warna dari bentuk


tersebut.

 Delete Shape(s): Menghapus keseluruhan objek atau text


objek.

Menyesuaikan Pengaturan Jalan


Masing-masing road network memiliki beberapa properties. Untuk mengatur
masing-masing properties, klik–kanan pada Road Network yang berupa center line,
pilih “ Properties” . lalu lakukan pengaturan untuk masing-masing center line.
 Source Range: Menentukan Source mana saja yang dapat diangkut pada suatu
road network. Pilih dari source table ranges.
 Destination Range: Menentukan Source mana saja yang dapat diangkut pada
suatu road network. Pilih dari source table ranges.
 Processes: Menentukan jenis proses apa saja yang akan melewati suatu road
network.
 Equipment: Menentukan equipment apa yang akan melewati suatu road
network.
 Segmentt Code
 Date Limited: dapat dilakukan pembatasan waktu pada suatu road network.
Seperti gambar dibawah ini :

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 16 / 26


Membuat Logic
Setelah membuat Road Network selanjutnya buat logic. Pembuatan logic hampir
sama dengan cara digitize, perbedaannya hanya pada “Network Attach Type/
Detach Type”. Gunakan attach Type bila user ingin membuat logic yang berasal
dari Source (Pit) dan gunakan detach jika user ingin membuat logic yang berasal
dari Destination (Disposal). Seperti contoh di bawah ini untuk Disposal (Detach
Type).

Lakukan pengaturan untuk masing-masing Source Range, Destination Range,


Processes, Equipment sesuai dengan yang dibutuhkan. Setelah itu lakukan
pengaturan pada bagian Tab “Steps”. Klik-kanan  Add Step.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 17 / 26


Selanjutnya lakukan pengaturan untuk Maximum/Minimum Distance (jarak
pengaruh), Left/Right Bearing (penentuan cakupan area), Minimum / Maximum
Grade (pengaruh kemiringan).
Berikut penjelasannya:
1. Maksimum dan minimum distance adalah maksimum dan minimum jarak
dari lingkaran network dari aturan attached dan detached yang digunakan
dalam pembuatan jalan. Apabila garis jalan berada diluar dari lingkaran
network maka tidak akan terbaca sebagai jalan oleh SPRY.
2. Left and right bearing : Digunakan untuk membuat batasan radius dari jalan
yang akan dibuat. Bearing ini merupakan radius dari azimuth yang ditentukan
oleh user untuk pembacaan jalannnya. Batasan bearing ini akan sangat
berguna apabila dalam satu model user mempunyai banyak alternatif jalan dan
ingin menentukan jalan tertentu yang akan dilewati oleh alat.
3. Minimum grade dan maximum grade: Digunakan untuk membuat batasan
maksimum dan minimum dari grade jalan. Secara umum SPRY secara otomatis
akan memilih jalan dengan grade yang paling landai disesuaikan dengan
kemampuan truknya. Oleh sebab itu menu maksimum dan minimum grade ini
akan membantu untuk membatasi jalur jalan sesuai dengan yang diinginkan
oleh user.
Ketiga parameter tersebut akan membentuk suatu ruang tabung lingkaran biru.
Tabung lingkaran biru ini merupakan daerah pengaruh dari suatu logic (Attach
Type atau Detach Type). Perhatikan gambar di bawah :

Penyelesaian Masalah Road Network


Jika user memiliki masalah dengan road network , hal-hal yang perlu dicek kembali
adalah :
Masalah #1: Scenario Setup (Haulage)
Pengaturan nilai maksimum grade dan maksimum distance akan membatasi
keseluruhan profil jalan. Sebagai contoh, pada gambar dibawah ini maksimum
grade sebesar 10%. Jika user membuat suatu garis road network yang memiliki
salah satu segmentt dengan grade lebih dari 10%, maka road network tersebut
tidak akan berjalan. User harus mengubah batasan maksimal grade atau merubah
garis road network tsb.
Masalah #2: Road Network Design/Creation
Jika user membuat road network yang baru yang akan disisipkan pada road
network yang sudah ada, pastikan menyisipkannya pada titik bukan garis.
Masalah #3: Road Network Settings
Pastikan Network Shape properties sudah benar pengaturannya. Cek Source
Range, cek Destination Range, Processes, Equipment, Attachable, Detacheble,
Time limit, Segment code.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 18 / 26


Masalah #4: Logic Rule Setup
Pastikan Logic Rule Setup sudah sesuai dengan road network. Cek pengaturan
Source, Destination, Equipment dan Process.

Masalah #5: Logic Network Attach/Detach Points


Tipe Attach dan Detach memiliki step kontrol dengan menggunakan kontrol
lingkaran biru disekitar titik Attach/Detach. Contoh pada gambar di bawah. Jika
grade jalan melebihi ±10%, road network tidak bekerja.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 19 / 26


5. Vectors
05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 20 / 26
5.1. Konseptual
Lihat ke kiri dan berjalanlah 5m. Lihat ke kanan dan berjalanlah sampai dinding.
Naik tangga ke atas dan sentuhlah atap. Itulah gambaran sederhana dari vector.
Sebuah vector mempunyai 3 properties, yaitu:
1. Starting point: titik awal untuk masing-masing langkah.
2. Direction: diatur berdasarkan type vector yaitu bearing & grade, coordinates,
dan towards point.
3. Magnitude (distance): merupakan intersection dengan yang lainnya, akan
dibahas kemudian.

Type intersection dan kondisi vector:


1. Distance (jarak tetap misal “berjalan 5m”).
2. Z Level (roof/floor “sentuh atap”).
3. Point & Vector dan Two Points: keduanya mengarahkan untuk “berjalan sampai
dinding”. Dapat juga dibuat kondisi atau pembatasan untuk vectors, misalnya
“lewat jalan ini, jika jarak anda kurang dari 300m”.

5.2. Penerapan
Pada penerapan ini akan dibahas semua tipe vector intersection.
1. Vector intersection: Distance
Vector intersection sederhana dan sering digunakan, biasanya distance ini
digunakan untuk offset jarak (50m ke arah face, 20m ke atas) dimana
jaraknya bersifat statis.

2. Vector intersection: Z Level


Saat anda mendapatkan vector yang arahnya melibatkan elevasi / Z plane,
maka anda dapat memotongnya dengan sebuah level Z (atau berhenti di roof
atau floor). Untuk jalan yang lebih dinamis, kita mungkin jalan ke bawah dan
berpotongan dengan level Z dari source node kita. Hal ini juga bekerja secara
terbalik untuk mendaki jalan di dump.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 21 / 26


Note: jika vector memiliki satu grade 0%, SPRY akan menunjukkan pesan
error, karena anda tidak dapat memotong dengan sebuah Z level jika Z level
anda tidak berubah.

3. Vector intersection: Line (Two Points)


Vector intersection ini akan membuat sebuah garis dari 2 titik (bisa dari
centroid, langkah sebelumnya (previous step) atau dimasukkan secara
manual). Saat vector berpotongan dengan garis ini, maka itulah batasnya.
Ada dua pilihan pada posisi Z level source di posisi akhir vector. Default nya
adalah line yang akan menimpa grade yang sudah diatur sebelumnya dan
membawa Z Level dari garis yang digambarkan. Biasanya digunakan saat kita
mengetahui garis dibagian atas jalan keluar pit, tetapi topografi berada pada
sebuah incline atau decline. Dengan mengatur sebuah “line” Z source type
anda dapat mengatur posisi atas jalan konsisten dengan topografi.
Z Level Source yang kedua yang bisa dipilih untuk intersection type ini adalah
“vector”. Artinya tidak masalah apa Z level pada garis anda, vector akan
memotong dengan Z level yang konsisten dengan grade yang sudah diatur
sebelumnya. Biasanya digunakan pada jalan pit dimana terjadi proses
pendalaman pit secara terus menerus secara konstan.
Berikut ini perbedaan antara kedua Z level sources tersebut:

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 22 / 26


4. Vector intersection: Point and Vector
Seperti halnya “two points”, tipe vector intersection ini menghasilkan sebuah
garis yang akan berpotongan. Hanya satu titik yang dibutuhkan, garis
terbentuk dari bearing dan grade. Sebagai contoh penggunannya, berguna
untuk jalan dimana panjangnya bervariasi pada destination node. Pada
screenshot dibawah dengan membuat titik dan vector line intersection pada
sudut 90 derajat, anda dapat melihat jarak selalu bersesuaian dengan dump
face.

6. Hasil
05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 23 / 26
Hasil pada jalan tambang sama halnya dengan hasil pada produksi overburden
dan coal. User dapat membuat custom field lalu selanjutnya menggunakan Pivot
Tabel untuk teknik pelaporan cepat atau menggunakan Spreadsheet.
Custom Fields
Berikut adalah beberapa contoh pelaporan jalan tambang, seperti jarak aktual,
jarak horisontal, jarak vertikal, konsumsi bahan bakar, keperluan truk.
Jarak aktual, Pit South, Proses Blasted Waste

Jarak Aktual, Pit South, Proses Coal

Jarak horizontal, Pit South, Proses Blasted Waste

Jarak vertikal, Pit South, Proses Blasted Waste

Konsumsi Bahan Bakar Truk dari PC1250A, Proses Blasted Waste

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 24 / 26


Keperluan Truk untuk Loader PC1250A, Proses Blasted Waste

Pivot Table
Seperti yang sudah dibahas pada bagian “hasil” sebelumnya, Pivot Table
digunakan untuk teknik pelaporan cepat. Gunakan costum field yang sudah dibuat.
Contoh di bawah menggunakan PC 1250A.

Spreadsheet
Setelah membuat custom field, user dapat membuat laporan dalam bentuk
spreadsheet seperti dibawah ini. Contoh menggunakan PC1250A dan proses
blasted waste.

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 25 / 26


Rumusan yang digunakan untuk tabel dibawah diatas adalah sebagai berikut
Item Rumusan
Jarak Aktual (C4) ScheduleWeightAvg("ActualDistanceOB",
"WASTEBLVOLUMESTH",
"Process=ProcessBLASTEDWASTE and
Equipment=EquipmentPC1250A", "Monthly",C2)
Jarak Horisontal (C5) ScheduleWeightAvg("horizontalDistanceOB",
"WASTEBLVOLUMESTH",
"Process=ProcessBLASTEDWASTE and
Equipment=EquipmentPC1250A", "Monthly",C2)
Jarak Vertikal (C6) ScheduleWeightAvg("VertikalDistanceOB",
"WASTEBLVOLUMESTH",
"Process=ProcessBLASTEDWASTE and
Equipment=EquipmentPC1250A", "Monthly",C2)
Konsumsi Bahan Bakar =ScheduleSum("FuelConsumptionPC1250A", "",
(C7) "Monthly", C2)”

Keperluan Truk (C8) ScheduleWeightAvg("Trukneededbyfleet",


"OperatingHours", "Process=ProcessBLASTEDWASTE
and Equipment=EquipmentPC1250A", "Monthly", C2)

05 Jalan Tambang V2.doc Confidential © Mitrais 26 / 26

You might also like