You are on page 1of 9

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN PLANNING RADIOTERAPI PADA KASUS

KARSINOMA PARU DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT KEN


SARAS SEMARANG

EXAMINATION TECHNIQUE OF RADIO-THERAPHY CT SCAN PLANNING ON


LUNG CARSINOMA CASE ON RADIOLOGY INSTALLATION OF KEN SARAS
HOSPITAL SEMARANG

Yalensa Sunetasari1) Lydia Purna Widyastuti2) Sigit Wijokongko3)

Student of Health Politechnic of Semarang1, Departement of Radiology and Radioteraphy2)3)


Author Mail : yalenzaku27@gmail.com

ABSTRACT

Background : CT Scan Simulator /CT Scan Planning is one of the examination technique for radiation simulation. CT Scan
Planning on lung carsinoma cases performed on radiology installation of Ken Saras Hospital Semarang using 4 phase, first
phase is scanning of normal breathing, second phase proceed with full inspiration, third phase is proceed with full expiration
and forth phase proceed with using contrast media. The purpose of this research is to explain the examination procedure of
CT Scan Planning on lung carsinoma cases on radiology installation of Ken Saras Hospital Semarang and to explain the
reason of 4 breathing phase as well as its effect upon determining the volume of tumors.
Methods : The writing method of this paper is qualitative-descriptive research. The research subjects are radiographer and
oncology radiation specialist. Data processing and analysis proceed with direct observation, deep respondent interview, and
documentation study
Results : Data processing and analysis proceed with data reduction, creating categorized tables, and then proceed with
creating a graphical coding. Conclusion gathered by examining and comparing the theory and field application.
Conclusion : The research of CT scan planning on lung carsinoma cases on radiology installation of Ken Saras Hospital
Semarang proceeds using Thoshiba Aquilion 128 slice equipment. The patients were asked to hold their appetite for 5-6
hours before the examination. The patient position was supine with head first on the examination table and using the
radiotherapy accessories. And the reason of using 4 phases of breathing on CT planning on lung carcinoma cases are to gain
more information about the tumor size and location as well as to ease in determining the shift/tractus of the track where the
tumor shift.
Key Word : CT Scan Planning, normal breathing phase, full inspiration phase, full expiration phase, media contrast phase

PENDAHULUAN
Teknik pemeriksaan CT Scan thorax adalah teknik terapi radiasi, area pemeriksaan juga didesain sesuai dengan
secara radiologi untuk mendapatkan informasi anatomi irisan yang ada di radioterapi (Nesseth, 2000).
atau penampang melintang dari thorax (Rasad,2005). Menurut Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ken Saras
(Nesseth,2000) pembuatan gambar CT Scan Thorax Semarang, dilakukan pemeriksaanCT Scan Planningpada
menggunakan irisan axial pada daerah dada, menetapkan garis kasus karsinoma paru, menggunakan 4 fase pernafasan, fase
(range) batas atas mulai dari sternal notch sampai batas pertama scanning dengan menggunakan nafas biasa yaitu
bawah (range) adrenal glands. Ketebalan irisan dari merupakan gambaran pernafasan natural. fase kedua
tenggorakan 5mm atau 10 mm sampai pada area mediastinum dilakukan dengan full inspirasi adalah suatu proses penarikan
dan menggunakan full inspirasi pada saat pemeriksaan CT nafas secara maksimal dimana rongga dada membesar diikuti
Scan thorax. mengembangnya paru-paru, sehingga tulang rusuk terangkat
CT Scan Simulator/CTScan Planning adalah suatu keatas.fase ketiga menggunakan full expirasi
pemeriksaan untuk melakukan simulasi penyinaran. Simulasi (menghembuskan nafas) adalah rongga dada mengecil,
penyinaran merupakan proses penentuan lokasi target akibatnya udara yang dalam paru-paru terdorong keluar
(localisation) dan penetapan parameter acuan set-up menyebabkan otot diafragma dan tulang rusuk mengendur
penyinaran pada tumor. Perbedaan CT Scan dengan CT dan fase yang ke empat menggunakan pre dan post kontras
Simulatoradalah menggunakan meja datar, bantal kepala, mediadengan pernafasan full inspirasi adalah untuk melihat
memiliki pegangan tangan (hand grip), penahan/pengganjal apakah jaringan bisa menyerap kontras banyak, sedikit atau
punggung (thorax abdomen wedge) yang mempunyai tidak sama sekali dan untuk menampakan struktur-struktur
kemiringan 15 derajat,pengganjal lutut (knee support) dan anatomi tubuh seperti pembuluh darah dan organ-organ tubuh
memiliki perangkat laser untuk positioning. lainnya dapat dibedakan dengan jelas dengan penggunaan
Pemeriksaan CT Scan planning diperlukan untuk kontras media ini. Pada CT Simulator pemeriksaan CT
perencanaan tindakan radioterapi (Dobbs,1999). Posisi pasien Planning di radioterapi menggunakan nafas biasa berbeda
diupayakan sesuai dengan posisi ketika mendapatkan tindakan dengan CT Scan thorax biasa yang menggunakan teknik full
inspirasi.

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...


5) Korniket
METODE 6) Pengganjal Lutut (Knee Support)
Jenis penulisan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini 7) Pegangan tangan (Hand Grip)
adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi 8) Alat untuk memindah pasien (Easy Move)
kasus dengan metode observasi dan wawancara, yaitu 9) Spidol Permanen
menjelaskan dan menguraikan dengan pengamatan langsung 10) Pesawat Thoshiba 128 Slice
pelaksanaan pemeriksaan CT Scan Planning pada kasus 11) Komputer consule
tumor paru, serta wawancara dengan radiografersebagai 12) Power Injector double syringe dan monitor injector
pelaksana dan dokter spesialis onkologi radiasi. 13) Laser
14) Meja datar radioterapi
HASIL 15) Pesawat CT Scan dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Ilustrasi Kasus Merk : Thoshiba Aquilion 128
Pemeriksaan CT Scan untuk Planning radioterapi CT Scan
pada kasus karsinoma paru di Instalasi Radiologi Rumah Tipe : CXB 759D4B
Sakit Ken Saras Semarang. No. Seri : 95314 – T4
a. Identitas Pasien Tegangan Tabung : 135 KV
Nama : Tn. DS Arus Tabung : 300 mA
Umur : 58 th 3. Persiapan Pasien dan Prosedur Pemeriksaan CT Scan
Jenis Kelamin : Laki-laki untuk planning Radioterapi pada kasus karsinoma paru di
Alamat : Jatimulyo PR 20 Tegalrejo Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ken Saras Semarang.
No. RM : 04.74.xx a. Persiapan Pasien :
Dokter Pengirim : dr. E.,Sp.Onk.Rad 1) Pasien puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
Diagnosa Awal : NSCLC, tipe squamous cell (hanya boleh minum air putih atau air gula bila
carsinoma, diferentasi buruk penderita tidak mempunyai riwayat diabetes
Pemeriksaan : CT Scan Planning Paru melitus).
b. Paparan Kasus 2) Surat permintaan pemeriksaan dari dokter yang
Pasien datang pada tanggal 16 september 2016 merawat / mengirim.
ke Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ken Saras 3) Informed concent dan persetujuan tertulis.
Semarang dengan membawa surat permintaan untuk 4) Hasil pemeriksaan ureum dan kreatinin.
dilakukan tindakan pemeriksaan CT Scan Planning 5) Pasien yang sulit bernafas dipasang oksigen.
pada kasus karsinoma paru. 6) Bila pasien muntah disediakan suction.
Anamnesis pasien : “riwayat sering batuk, b. Prosedur Pemeriksaan :
hilang timbul sejak bulan maret 2016, rencana operasi 1) Petugas menyalakan lampu bahaya radiasi ketika
hernia inguinalis saat dilakukan rontgen thorax pemeriksaan CT Scan Planning berlangsung.
didapatkan massa pulma dextra, operasi ditunda 2) Petugas menutup semua pintu ruang pemeriksaan
disarankan pengobatan terlebih dahulu kemudian sebelum pelaksanaan pemeriksaan CT
dilakukan CT scan : nodul soliter pulma dextra, ScanPlanning berlangsung.
disarankan kemoterapi dan radioterapi, keluhan os : 3) Selama dilakukan pemeriksaan CT Scan Planning
batuk hilang timbul, riwayat sesak nafas 2 kali dengan semua petugas berada di ruang operator dan
dahak keruh kehijauan riwayat hemoptoe.” melihat melalui jendela kaca timbal. Jika
2. Persiapan Alat dan Bahan diperlukan dekat dengan pasien harus memakai
Alat dan bahan yang dignakan untuk Apron.
pemeriksaan CT Scan untuk planning radioterapi pada 4) Untuk pemeriksaan daerah dada dan perut pasien
kasus karsinoma paru yaitu : ganti baju dengan baju yang telah disediakan
a. Peralatan Steril Rumah sakit dan melepaskan benda-benda logam
1) Spuit 1 ml yang akan mengganggu jalannya pemeriksaan.
2) Wing needle no 18 5) Petugas radiologi memasukkan data pasien di scan
3) Abocath 22 consule dan pemilihan protokol sesuai dengan
4) Plester pemeriksaan.
5) Skin Marker 6) Pemeriksaan CT Scan Planning tidak boleh
6) Media kontras water soluble non ionic dengan dilakukan tanpa adanya indikasi klinis yang jelas.
konsentrasi 370 mg iodine/ml sebanyak 80 cc 4. Teknik pemeriksaan CT Scan untuk planning Radioterapi
b. Peralatan non steril pada kasus karsinoma paru di Instalasi Radiologi Rumah
1) Oksigen Central Sakit Ken Saras Semarang. Fase pernafasan yaitu nafas
2) Selimut biasa, full inspirasi, full ekspirasi, pre dan post kontras
3) Pengganjal Punggung (Thorax Abdomen Wedge) media :
4) Bantal Kepala

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...


a. Petugas memilih protokol CT Scan thoraxdan Pitch 0,8
orientation head first kemudian petugas melakukan Scan Time/ slice 0,5 detik
entry data pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, Waktu Scanning 8 detik
nomor registrasi, jenis pemeriksaaan Scan Delay Pre Kontras
b. Petugas mempersiapkan aksesories penyinaran CT Fase Nafas Biasa: 2 detik
Scan planning thorax yaitu bantal kepala, pegangan Fase Inspirasi : 4 detik
tangan (Hand Grip), pengganjal punggung (Thorax Fase Expirasi : 6 detik
Abdomen Wedge), pengganjal lutut (Knee Support), Post Kontras
Skin Marker, plester dan spidol permanen. Fase Inspirasi : 65 detik
c. Petugas mengatur posisi pasien: Supine diatas meja h. Petugas mempersiapkan kontras media water soluble
pemeriksaan, kepala lurus keatas, kedua tangan diatas non ionic dengan konsentrasi 370 mg iodine/ml yang
memegang hand grip, punggung dan kaki akan dimasukan lewat injektor disposible double
diganjal,MSP tegak lurus dengan meja pemeriksaan. syringe.
Batas atas CT Scan thorax apex dan batas bawah i. Petugas mengatur flow rate 3 ml/det dan volume
diafragma. Untuk batas atas dan bawah dilebihkan media kontraswater soluble non ionic dengan
sedikit kira-kira 2 cm. konsentrasi 370 mg iodine/ml sebanyak 80 cc.
d. Setelah dilakukan positioning dengan aksesories j. Petugas melakukan scanning thorax dan teknik
radioterapi dilakukan penggambaran dengan spidol pemasukan media kontras menggunakan
permanen mengikuti sinar laser dan mulai dilakukan injektordisposible double syringe dengan delay 65
penggambaran dengan memberi marker, plester untuk detik post injeksi kontras dengan posisi tahan nafas
menandai posisi pasien sehingga organ-organ tubuh kemudian dilakukan scanning.
yang terkena laser kita gambar, kita harus k. Petugas membuat rekontruksi dari hasil scanning.
menyamakan laser yang ada di penyinaran dengan Hasil gambar yang didapatkan dari data awal 5 mm
gambar yang sudah ada di pasien, dan tanda yang direkontruksi dari Auto Lux volume menjadi MPR
sudah diberi tidak boleh dihapus/ tidak boleh kena air, (Multi Planar Recontruction) menjadi 0,5 mm,
dan harus sama persis CT Scan Planning dengan CT kemudian diolah ke 3D untuk dibuat potongan axial,
Simulator, kemudian dilakukan skin test dengan coronal dan sagital. Setelah direkontruksi, gambar
menggunakan media kontras non ionik spuit 1 ml. yang diprint slice thickness menjadi 7 mm dandipilih
e. Pemberian Skin Marker pada bagian tubuh pasien, fase nafas biasa, fase inspirasi, fase ekspirasi dan fase
posisinya harus sama saat CT Scan planning dengan pre dan post kontras media sebanyak 23 gambar dan 1
CT Simulator supaya tidak terjadi kesalahan gambar scanogram total keseluruhan gambar ada 24
perhitungan dosis radiasi. gambar. Film yang dicetak ada 3 lembar film yaitu
f. Petugas memastikan ruang pemeriksaan tertutup gambaran axial polos kondisi paru dengan slice
dengan baik, petugas melakukan scanningtopogram thickness 3 mm , gambaran axial polos kondisi
dengan parameter kv 120, mAs 210, slice thickness 5 mediastinum, gambaran axial, sagital, coronal post
mm kemudian scaning thorax polos tanpa kontras kontras kondisi mediastinum.
dengan nafas biasa,full inspirasi dan full ekspirasi dan l. Setelah di rekontruksi dari hasil scanning kemudian
pastikan marker terlihat saat scan. dikirim ke TPS.
g. Parameter scanning yang digunakan dalam m. Petugas mengatur posisi pesawat CT scan dalam posisi
pemeriksaan ini adalah : siap setelah selesai pemeriksaan untuk dioperasikan
Tabel 4.1. Parameter Scanning Thorax Rutin Di Rumah Sakit kembali.
Ken Saras Semarang 5. Teknik fase pernafasan pada pemeriksaan CT Scan untuk
Parameter Scanning planning Radioterapi pada kasus karsinoma paru di
Scanogram Coronal Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ken Saras Semarang
Slice Thickness 5 mm menggunakan teknik 4 fase pernafasan
Scan range 500-600 mn Untuk pemeriksaan CT Scan Planning radioterapi
Rotation Time 0,5 detik kasus karsinoma paru di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Gantry Tilt 0 Ken Saras Semarang dilakukan teknik 4 fase pernafasan
FOV 512x512 cm yaitu nafas biasa, full inspirasi, full ekspirasi dan pre dan
Tegangan Tabung 120 KV post kontras media.
Arus tabung 210 mA a. Hasil Radiograf CT Scan Thorax Planning Kasus
Wndow (WW- 40/400 HU Karsinoma Paru
WL)

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...


Gambar. CT Scan Planning fase nafas biasa

a.Fase inspirasi b. Fase Ekspirasi


Gambar. CT Scan Planning perbandingan antarafase inspirasi dan ekspirasi

Gambar. CT Scan Planning fase Inspirasi

Gambar. CT Scan Planning Thorax Perbandingan antara


Fase Nafas Biasa Dan Fase Ekspirasi

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...


Gambar. CT Scan Planning fase Inspirasi

a b c
Gambar. (a) CT Scan Planning fase ekspirasi dan nafas biasa
(b) CT Scan Planning fase Inspirasi dan nafas biasa
(c) CT Scan Planning fase nafas biasa

Gambar. Potongan Sagital + kontras

Gambar. Potongan Coronal + kontras

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...


Gambar. Potongan Axial + kontras

6. Keuntungan penggunaan 4 fase pernafasan pada kasus PEMBAHASAN


karsinoma paru di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ken 1. Prosedur pemeriksaan CT Scan Planning radioterapi
Saras Semarang pada kasus karsinoma paru di Instalasi Radiologi Rumah
Alasan digunakanya teknik dengan menggunakan 4 fase Sakit Ken Saras Semarang.
pernafasan pada pemeriksaan CT Scan Planning kasus a. Persiapan pasien
karsinoma paru ini adalah untuk mendapatkan informasi Pemeriksaan CT Scan Planning thorax kontras
yang lebih banyak, serta memudahkan dokter untuk pada kasus karsinoma paru di Instalasi Radiologi
menentukan pergerakan tumor, ukuran tumor maksimal Rumah Sakit Ken Saras Semarang diawali dengan
dan minimal, letak tumor serta untuk mengetahui sejauh pasien datang ke radiologi satu hari sebelum
mana pergeseran tumor tersebut dengan menggunakan 4 pemeriksaan untuk pendaftaran dan petugas
fase pernafasan. memberikan penjelasan tentang prosedur pemeriksaan,
7. Pengaruh 4 fase pernafasan terhadap ukuran volume tumor sekaligus menyertakan hasil laboratorium ureum dan
pada teknik pemeriksaan CT Scan untuk planning kreatinin. Pasien diabetes melitus yang mengkonsumsi
Radioterapi pada kasus karsinoma paru di Instalasi metformin harus dihentikan 48 jam sebelum dan
Radiologi Rumah Sakit Ken Saras Semarang. sesudah pemberian media kontras intra vena. Jika
Dengan menggunakan teknik 4 fase pernafasan pada normal, persiapan dilanjutkan, pasien puasa makan
pemeriksaan CT planning radioterapi tidak mempengaruhi selama 5-6 jam dan dianjurkan tetap minum air putih
dari ukuran tumor yang sebenarnya. hingga menjelang pemeriksaan, tidak boleh minum
8. Perbedaan antara CT Planning untuk alat LINAC 3D dan kopi, minuman bersoda, alkohol dan pasien dilarang
IMRT di InstalasiRadiologi Rumah Sakit Ken Saras merokok. Keesokan harinya pasien datang ke Instalasi
Semarang. Radiologi kemudian pasien mengisi informed consent
Conformal Radiotherapy atau 3D Conformal Radiation sebelum pemeriksaan dimulai, serta diberikan
Therapy (3D-CRT) adalah bentuk teknik terapi radiasi penjelasan secara singkat mengenai prosedur
yang merupakan gambaran CT planning sehingga kurva pemeriksaan.
isodosis bisa dibentuk oleh TPS sesuai dengan bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO) di Rumah
jaringan kanker. Sakit Ken Saras Semarang untuk persiapan CT Scan
IMRT Radiotherapy merupakan pengembangan dari 3D- Planning Thorax dengan kontras, yaitu memastikan
CRT dimana digunakan berkas sinar yang dibagi menjadi hasil laboratorium ureum dan kreatin dalam batas
berkas-berkas yang lebih kecil. Sehingga tercapai normal, pasien yang mengkonsumsi metformin
intensitas sinar yang akurat tiap titik pada jaringan tumor. dihentikan 48 jam sebelum ataupun sesudah
Kondisi itu sendiri bisa dicapai dengan pengaturan pemeriksaan, dan pasien puasa 5-6 jam sebelum
intensitas berkas sinar dengan bantuan komputer. pemeriksaan.
9. Mengapa teknik slow CT tidak dilakukan di Instalasi Persiapan Pasien (Seeram, 2001) yaitu
Radiologi Rumah Sakit Ken Saras Semarang melakukan informed consent dan memberikan
Teknik slow CT pernah dilakukan di Instalasi Radiologi penjelasan pada pasien mengenai prosedur
Rumah Sakit Ken Saras Semarang, namun jika pemeriksaan yang akan dilakukan. Apabila
menggunakan teknik slow CT pada pemeriksaan CT pemeriksaan CT Scan untuk planning radioterapi pada
planning Thorax, sering kali di dapatkan hasil gambar kasus karsinoma paru menggunakan media kontras
yang tidak sesuai dengan keinginan, dan jika sebaiknya pasien puasa ± 4-5 jam sebelum
menggunakan teknik slow CT akan menyebabkan pemeriksaan tujuannya supaya pasien tidak muntah
pemborosan tabung saat dimasukkan media kontras dan tanyakan kepada
pasien tentang riwayat alergi obat atau makanan.

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...


Berdasarkan observasi dan wawancara yang planning karsinoma paru sudah cukup baik. Hal ini
yang penulis, persiapan pasien pada pemeriksaan dilihat dari persiapan alat dan penggunakan bahan
CTPlanning Thorax pada kasus karsinoma paru di kontras yang digunakan sesuai dengan di teori.
Rumah Sakit Ken Saras Semarang sudah sesuai Seeram c. Teknik Pengaturan Posisi Pasien
(2001), Menurut pendapat penulis persiapan pasien Pengaturan posisi pasien pada pemeriksaan CT
sebelum pemeriksaanCT Scan Planning thorax dengan Scan Planning thorax dengan kontras yang dilakukan
kontras yang dilakukan di Rumah Sakit Ken Saras Rumah Sakit Ken Saras Semarang, yaitu pasien
Semarangsudah tepat, khususnya dilakukannya puasa diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan
pada saat melakukan pemeriksaan CT Scan thorax posisi head first, kepala lurus ke atas, kedua tangan
dengan kontras agar pada saat kontras masuk melalui diatas memegang hand grip, punggung dan kaki
intravena pasien tidak merasa mual dan muntah selama diganjal, MSP tegak lurus dengan meja pemeriksaan.
pemeriksaan. Serta screening pada penderita diabetes Setelah dilakukan positioning dengan aksesories
melitus dan gangguan fungsi ginjal, sehingga resiko radioterapi dilakukan penggambaran dengan spidol
buruk akibat efek media kontras intravena dapat permanen mengikuti sinar laser dan mulai dilakukan
dihindari semaksimal mungkin. penggambaran dengan memberi marker, plester untuk
b. Persiapan Alat dan Bahan menandai posisi pasien sehingga organ-organ tubuh
Persiapan alat dan bahan pada pemeriksaan CT yang terkena laser kita gambar, kita harus menyamakan
Scan Planning Thorax dengan kontras pada kasus laser yang ada di penyinaran dengan gambar yang
karsinoma paru yang dilakukan di Rumah Sakit Ken sudah dipasien, dan tanda yang sudah diberi tidak
Saras Semarang adalah pesawat MSCT Thoshiba boleh dihapus/ tidak boleh kena air, dan harus sama
Aquilion 128 slice dan menggunakan peralatan steril persis ketika CT Scan Planning dengan CT Simulator.
spuit 1 cc, wing nedlle no. 18, abocath 22, kontras Standar Prosedur Operasional (SPO) di Rumah
media water soluble non ionic dengan konsentrasi 370 Sakit Ken Saras Semarang untuk teknik pemeriksaan
mg iodine/ml sebanyak 80 cc, disposable double CT Scan Planning thorax dilakukan supine, MSP tegak
syringe, peralatan non steril, oksigen central, selimut, lurus dengan meja pemeriksaan, orientasi pasien head
pengganjal punggung (thorax abdomen wedge), bantal first, dan kedua tangan diletakkan keatas disamping
kepala, pengganjal lutut (knee support), pegangan kepala.
tangan (hand grip), plester, skin marker, alat untuk Menurut Dobbs (1999), pasien diposisikan
memindah pasien (easy move), spidol permanen, supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala
korniket, pesawat thoshiba 128 slice, komputer dekat dengan gantry (head first), dan kedua tangan
consule,power injector double syringe dan monitor diletakan diatas kepala, pasien diposisikan sama persis
injector, laser, meja datar. saat mendapatkan terapi. Pada daerah yang akan di
Standar Prosedur Operasional (SPO) Rumah scan di beri tanda/ marker/spidol, sama persis yang
Sakit Ken Saras Semarang untuk persiapan alat dan diberikan pada saat dilakukan pemeriksaan di CT
bahan CT Scan Planning Thorax pada kasus karsinoma Simulator.
paru adalah pesawat MSCT Thoshiba Aquilion 128 Berdasarkan observasi dan wawancara penulis,
slice, power injector double syringe, dan kontras media hal ini sudah sesuai dengan positioning CT Scan
watersoluble non ionic dengan konsentrasi 370 mg Planning Thorax menurut Dobbs, (1999) dan SPO
iodine/ml sebanyak 80 cc, spuit 1 ml, wing nedlle no. yang ada. Menurut penulis, pengaturan posisi pasien
18, abocath 22, disposable double syringe, oksigen diusahakan senyaman mungkin dan diberikan bantal
central dengan lengkap, marker, plester, skin marker, kepala, pengganjal punggung dan lutut, pegangan
selimut, spidol permanen serta alat fiksasi lainnya yang tangan sehingga konsistensi tetap terjaga,
harus sama dengan radioterapi. pergerakannya seminimal mungkin dengan digunakan
Menurut Jaengsri (2004), pemberian media alat fiksasi tersebut. Prinsipnya harus nyaman dan
kontras intra vena dapat dilakukan dengan menggunaka stabil sehingga akan sangat membantu dalam proses
syringe spuit steril maupun dengan power injector. penyinaran, asumsi posisi harus sama ketika CT Scan
Media kontras yang sering digunakan adalah media Planning dan penyinaran.
kontras non ionic water soluble antara 75 cc-150 cc d. Alasan pemakaian 4 fase pernafasan yaitu nafas biasa,
tergantung dari umur pasien, berat badan dan area yang full inspirasi, full ekspirasi dan pre dan post kontras
akan ditampakkan. media pada pemeriksaan CT Scan untuk planning
Menurut Silverman (1995) Persiapan alat dan karsinoma paru di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
bahan pada pemeriksaan CT Scan Thorax Kontras Ken Saras Semarang.
adalah Pesawat CT Scan, printer, komputer, film, Untuk pemeriksaan CT Scan Planning
oksigen, media kontras. radioterapi kasus karsinoma paru di Instalasi Radiologi
Menurut penulis, persiapan alat dan bahan yang Rumah Sakit Ken Saras Semarang dilakukan teknik 4
dilakukan di instalasi radiologi Rumah Sakit Ken Saras fase pernafasan yaitu nafas biasa,full inspirasi, full
Semarang pada pemeriksaan CT Scan Thorax dengan ekspirasi dan pre dan post kontras media, namun

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...


melihat kembali kondisi dari pasien, ada beberapa slice sehingga hasil gambar/image yang didapat kurang
faktor yang menyebabkan pasien tidak dilakukan akurat, kualitas gambar menjadi blluring serta banyak
teknik 4 fase pernafasan di Instalasi Radiologi Rumah informasi yang hilang saat pengambilan teknik ini.
Sakit Ken Saras Semarang yaitu seperti massa besar, Menurut penulis Rumah Sakit Ken Saras sudah
ada atelektasis, paru-paru sudah kempis, dan efusi bagus dalam pemilihan fase pernafasan pada
pleura yang besar di paru paru. Tujuan digunakannya pemeriksaan CT Scan Thorax kontras pada CT
4 fase pernafasan pada pemeriksaan CT Scan Planning Planning kasus karsinoma paru, karena sudah hampir
radioterapi kasus karsinoma paru untuk mendapatkan sesuai dengan teori, namun jika di Rumah Sakit Ken
gambaran bentuk, ukuran, letak tumor sehingga dapat Saras menggunakan fase full ekspirasi, fase ini
melihat sejauh mana pergerakan dan pergeseran dari dilakukan, dengan melihat kondisi pasien dan beberapa
tumor tersebut dan memudahkan dalam menentukan faktor tertentu sedangkan menurut Jusuf A.dkk, (2015)
tractus/pergerakan dari track dimana tumor itu tidak digunakan fase ini.
bergerak. e. Pengaruh 4 fase pernafasan terhadap ukuran volume
Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk tumor pada teknik pemeriksaan CT Scan untuk
teknik 4 fase pernafasan saat pengambilan scanning planning Radioterapi pada kasus karsinoma paru di
belum ada dibuat ketentuan yang pasti. Sehingga Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ken Saras Semarang.
teknik pemeriksaan sering berubah-ubah menyesuaikan Berdasarkan observasi dan wawancara yang
keadaan pasien, diagnosa, dan dokter onkologi radiasi. dilakukan dengan menggunakan teknik 4 fase pada
Menurut Jusuf A.dkk (2015), fase yang pemeriksaan CTScan planning radioterapi tidak
digunakan pada pemeriksaan CT Scan Thorax kontras mempengaruhi dari ukuran tumor yang sebenarnya. Ini
pada CT planning kasus karsinoma paru adalah disebabkan karena banyaknya informasi yang didapat
Simulasi dengan Slow CT, pengambilan CT saat dengan menggunakan 4 fase pernafasan.Standar
inspirasi maksimal dan minimal dan pengambilan CT Prosedur Operasional (SPO) untuk fase pernafasan
Pre dan Post Kontras. Pengambilan gambar pre kontras terhadap ukuran volume tumor belum dibuat
perlu dilakukan untuk membantu delianasi. PET/ CT ketentuannya.
Scan membantu meningkatkan akurasi penentuan Menurut Chinneck, C. And Hounsell, A, The
target volume, terutama pada pasien dengan atelektasis British Journal Of Radiology (2010) fase pernafasan
signifikan dan jika kontras intravena pada pemeriksaan CT Scan Planning pada kasus
dikontraindikasikan. PET/ CT sebaiknya dilakukan karsinoma paru menghasilkan gambaran yang lebih
dalam jangka waktu kurang dari 4 minggu sebelum besar tetapi selalu konstan dan tidak berubah dengan
perencanaan radiasi, dan apabila memungkinkan ukuran tumor paru-paru sebenarnya dalam
dilakukan posisi yang sama dengan posisi saat simulasi menghasilkan gambaran citra yang lebih baik dalam
radioterapi. perencanaan pengobatan dengan menggunakan sinar
Dari hasil observasi dan wawancara, penulis eksternal dalam pengobatan kanker paru-paru.
berpendapat bahwa teknik CT Scan Planning thorax Sehingga dosis radiasi yang diterima tumor dapat
pada kasus karsinoma paru radioterapi di Instalasi maksimal.
Radiologi Rumah Sakit Ken Saras Semarang tidak Menurut pendapat penulis pengaruh fase
sesuai dengan teori Jusuf A,dkk, karena menurut Jusuf pernafasan terhadap ukuran volume tumor pada teknik
A,dkk (2015), jika tidak memiliki alat simulasi 4D pemeriksaan CT Scan untuk planning radioterapi pada
maka digunakan 3 simulasi pernafasan sedangkan kasus karsinoma paru di Instalasi Radiologi Rumah
Rumah sakit Ken Saras menggunakan 4 fase Sakit Ken Saras Semarang tidak terlalu berpengaruh,
pernafasan yaitu nafas biasa, full inspirasi, full sesuai dengan Chinneck, C. And Hounsell, The British
ekspirasi dan pre dan post kontras media yang berbeda Journal Of Radiology (2010).
dengan teori. Rumah Sakit Ken Saras tidak
menggunakan teknik slow CT sedangkan diteori KESIMPULAN
menggunakan teknik slow Ct, padahal teknik ini sangat Dari hasil pembahasan, terdapat beberapa hal yang
bagus untuk pasien kasus karsinoma paru yang tidak dapat peneliti simpulkan :
memungkinkan pasien untuk menarik nafas yang lama, 1. Pemeriksaan CT Scan Planning pada kasus karsinoma
dan merupakan metode yang paling praktis untuk paru di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ken Saras
memperoleh data dalam meminimalkan pengulangan Semarang dilakukan dengan menggunakan pesawat
waktu scanning dan identifikasi bentuk objek yang Thoshiba Aquilion 128 slice, power injector double
bergerak dalam memberikan bentuk tumor dan seluruh syringe.Pasien diminta puasa 5-6 jam sebelum
gambaran volume tumor, tapi standart scanningnya pemeriksaan. Posisi pasien supine dengan head first diatas
bisa memberikan batasan antara tumor dan jaringan meja pemeriksaan yang sudah di modifikasi dengan
normal. Alasan tidak digunakan teknik slow CT ini menggunakan meja datar dan aksesories radioterapi.
karena belum menemukan pengaturan setting yang Teknik yang digunakan 4 fase pernafasan, pemberian
paling bagus pada penggunaan pesawat Thoshiba 128 media kontras water soluble non ionic dengan konsentrasi

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...


370 mg iodine/ml sebanyak 80 cc dengan menggunakan
Hover, 1998. CT Teaching Manual, Second Edition, Thieme, 1998.
disposable double syringe.
2. Alasan digunakan 4 fase pernafasan pada pemeriksaan CT Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2007. Vitamin, air, dan oksigen merupakan
Planning pada kasus karsinoma paru yaitu untuk makanan pelindung dan pengatur tubuh. In: Gizi dan Pola Hidup
mendapatkan informasi yang lebih banyak ukuran dan Sehat. Bandung: Yrama Widya, 37.
letak tumor serta memudahkan dalam menentukan
Jaengsri, N., MSc.,Protocol CT Technigue, Radioloy Departement of
tractus/pergerakan dari track dimana tumor itu bergerak. Talesthine Hospital, Bangkok, Thailand.
3. Alasan tidak digunakannya teknik Slow CT di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Ken Saras Semarang adalah hasil James ,W. P. T. 2008, The Epidemiology of Obesity : The Size of The
Problem. Journal of Internal Medicine. [ online], no. 10, pp
yang di dapat kurang akurat, kualitas gambar menjadi
1365-2796. Dari : http:///www.blackwell-synergy.com [22
blluring, banyak informasi yang hilang sehingga kita Agustus 2016].
belum menemukan setting gambar/ image yang paling
bagus pada alat thoshiba 128 slice serta pemborosan Jusuf A, Haryanto A, dkk., 2015. Kanker paru jenis karsinoma bukan sel
kecil. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan kanker paru jenis
tabung.
karsinoma bukan sel kecil di Indonesia. PDPI &POI, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Nagel, H., D. PhD., 2004. Multislice CT Technology. www. Multislice-ct.com
Asroel, H. A., 2002. Penatalaksanaan Radioterapi pada Karsinoma
Nasofaring. Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Nesseth, R. 2000. Procedures and Documentation for CT and MRI. Mc Graw
Sumatera Utara. Hill Medical Publising Division Kansas.

Ballinger, P. W. 1995, Radiographics Positions and Radiological Procedures, Pearce, 2002, Anatomi Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia.
Edisi VIII, Volume III, Mosby Inc., Missiouri.
Price, S. A, 1999, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta
Ballinger P. W. 2003, Merill’s Atlas of Radiographic Position and Radiologic : EGC.
Procedures, Volume One, The CV. Mosby, Co. London.
Rasad. Sjahriar, 2005, Radiologi Diagnostik, Cetakan ketujuh. Jakarta : Balai
Bontrager, Kenneth L. 2001. Textbook of Radiographic Positioning and Penerbit FKUI.
Ralated Anatomy. Fifth Edition, The CV Mosby, London.
Seeram, Euclid. 2001. Computed Tomography Physical Principles, Clinical
Bushberg, J.T.,2003, The Essential Physics of Medical Second Edition, Applications, and Quality Control. Second Edition. W.B
Lippicot Williams and Wilkins, Philadelphia. Saunders Company: USA.

Bushong, S.C. 2001. Radiologic Science for Technologists, 7th Edition, Sloane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku
Toronto: Mosby Company. Kedokteran (EGC). Jakarta.

Chinneck, C. And Hounsell, A., 2010. The Potential for undertaking Slow CT Thrall D. Textbook of Veterinary Diagnostic Radiology. 5th Ed, 2007,
Using a Modern CT Scanner. The British Journal of Radiology. Saunders, St Louis, MO.

Dobbs, J, 1999, Pratical radiotheraphy planning, 3 rd edition, published in


Great Britain, London.

Galanski And Prokop, 2003, Spiral And Multislice Computed Tomography of


The Body, Thiems, Stuttgart New York

G. Silverman & H. Silver, Modern Instrumentation, A Computer Approach,


Institute of Physics (IOP), 1995.

Yalensa Sunetasari: Teknik Pemeriksaan Ct Scan Planning...

You might also like