You are on page 1of 12

Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.

E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

KEABSAHAN KONTRAK ELEKTRONIK DALAM PASAL 18 AYAT 1 UU


I.T.E DITINJAU DARI HUKUM PERDATA DI INDONESIA

Dyah Ayu Artanti, Men Wih Widiatno


Fakultas Hukum, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta - 11510
dayuartan@gmail.com

Abstract
The development of information technology has succeeded in creating a new information infrastructure, the
availability of internet data access services that provide efficiency, alternative space and unlimited choices
for users to do many activities including business. The agreements that occur relating to the use and
utilization of technology are known as electronic contracts. Electronic agreements or contracts are regulated
in Act Number 11 of 2008 concerning Information and Electronic Transactions. Article 18 paragraph 1
states that transactions made electronically as outlined in the electronic agreement are binding on the parties.
In this research, the formulation of the problem that can be studied is how the validity of electronic contracts
in electronic transactions can be binding on the parties and how the strength of the engagement in a legal
electronic contract. The purpose of this study is to determine the validity of electronic contract arrangements
in electronic transactions so that they can bind the parties according to Article 18 paragraph 1 of the ITE
Law linked to Article 1320 of the Civil Code and to determine the strength of the engagement in electronic
contracts. This thesis writing uses normative research methods. The conclusion of this study the legal
requirement for electronic contracts still refers to Article 1320 of the Civil Code. The electronic contract
contained in this case has fulfilled the legal requirements of the agreement so that from a valid contract the
contract can bind the parties according to ITE Law Article 18 paragraph 1 (one).

Keywords: Electronic Transactions, Electronic Contracts, Terms of Agreement

Abstrak
Perkembangan teknologi informasi telah berhasil menciptakan infrastruktur informasi baru, tersedianya
layanan akses data internet yang memberikan efesensi, alternatif ruang dan pilihan yang tanpa batas kepada
penggunanya untuk melakukan banyak kegiatan diantaranya bisnis. Perjanjian-perjanjian yang terjadi terkait
dengan penggunaan dan pemanfaatan teknologi dikenal dengan istilah kontrak elektronik. Perjanjian atau
kontrak elektronik diatur dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Pada pasal 18 ayat 1 menyebutkan transaksi yang dibuat secara elektronik yang dituangkan dalam
perjanjian elektronik mengikat para pihak. Dalam penelitian ini rumusan masalah yang dapat dikaji adalah
bagaimana keabsahan kontrak elektronik dalam transaksi elektronik dapat mengikat para pihak dan
bagaimana kekuatan perikatan dalam kontrak elektronik yang sah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui keabsahan pengaturan kontrak elektronik dalam transaksi elektronik sehingga dapat mengikat
para pihak menurut Pasal 18 ayat 1 UU ITE dikaitkan dengan Pasal 1320 KUHPerdata dan untuk mengetahui
kekuatan perikatan dalam kontrak elektronik. Penulisan penelitian ini menggunakan metode penelitian
normatif. Kesimpulan dari penelitian ini syarat sahnya kontrak elektronik tetap mengacu pada Pasal 1320
KUHPerdata. Kontrak elektronik yang terdapat dalam kasus ini telah memenuhi syarat sahnya perjanjian
sehingga dari kontrak yang sah kontrak dapat mengikat para pihak sesuai UU ITE Pasal 18 ayat 1 (satu).

Kata kunci : Transaksi elektronik, kontrak elektronik, syarat sahnya perjanjian

Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi telah dengan diciptakan dan dipopulerkannya sebuah
berhasil menciptakan infrastruktur informasi baru, aplikasi baru yang dikenal dengan World Wide Web
tersedianya layanan akses data internet yang (WWW) atau web dengan segala pengembangan
memberikan efesensi, alternatif ruang dan pilihan program-program computer yang terintegrasi
yang tanpa batas kepada penggunanya untuk dengan tampilan tatap muka (graphic user interface)
melakukan banyak kegiatan diantaranya bisnis. yang baik teknologi tersebut yang memungkinkan
Daya tarik ini yang menjadikan banyak pengguna para pebisnis ikut andil dan berpartisipasi dalam hal
transaksi bisnis konvensional kemudian beralih ini(Agustina et al. 2008).
menggunakan sistem elektronik (Biondi et al. 2016). Dalam situs internet yang menerapakan
Masyarakat luas merasakan kehadiran internet kegiatan e-commerce sebagaimana dimaksud diatas,
pada awal tahun 1990an, hal tersebut ditandai lumrahnya pihak penjual adalah orang-
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 1
Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

perseorangan memasarkan barang dan/atau


jasanya

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2


Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

dengan cara mengiklankannya. Iklan-iklan yang kontrak yang dilahirkan antara dua orang manusia
terpasang tersebut termuat dalam katalog-katalog fisik (physical person). Kedua, kontrak yang lahir
elektronik di berbagai jenis katagori, seperti : antara seorang manusia fisik dengan sebuah sistem
kendaraan, property, maupun jasa ekspedisi. komputer. Ketiga, kontrak yang lahir antara dua
Katalog-katalog elektronik tersebut di tujukan bagi sistem komputer(Agustina et al. 2008).
calon konsumen yang membutuhkan(Pebriarta et al. Pengakuan kontrak elektronik sebagai suatu
2015). bentuk perjanjian dalam Kitab Undang-Undang
Secara alamiah, hubungan bisnis adalah tidak Hukum Perdata (KUH Perdata) Indonesia masih
bersahabat dan kerja sama tidak dapat dijamin. merupakan permasalahan yang pelik. Pasal 1313
Dalam konteks hubungan bisnis dan perdagangan KUHPerdata mengenai definisi perjanjian memang
inilah hukum perjanjian (baca kontrak) digunakan tidak menentukan bahwa suatu perjanjian harus
untuk meminimalisir ketidakpastian dan membuat dibuat secara tertulis. Pasal 1313 KUH Perdata
sikap tindak para pihak dapat diprediksikan. hanya menyebutkan bahwa perjanjian adalah suatu
Sejak dulu, perjanjian sebagai salah satu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
bentuk interaksi manusia selalu berevolusi. mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
Perjanjian berkembang dari bentuk yang sederhana lebih. Jika mengacu pada definisi ini maka suatu
dengan bertatap muka sampai bentuk yang komples. kontrak elektronik dapat dianggap sebagai suatu
Dimana evolusinya menyesuaikan dengan bentuk bentuk perjanjian yang memenuhi ketentuan Pasal
interkasi manusia itu sendiri. Sebuah perjanjian 1313 KUH Perdata tersebut. Namun pada
tradisional dapat terjadi keseluruhannya prakteknya suatu perjanjian biasanya ditafsirkan
berdasarkan kata-kata (perjanjian lisan) atau sebagai perjanjian yang dituangkan dalam bentuk
keseluruhannya berdasarkan tertulis (perjanjian tertulis (paper-based) dan bila perlu dituangkan
tertulis) atau merupakan kombinasi keduanya, dalam bentuk akta notaris atau dalam bentuk
sebagian tertulis dan sebagian lagi lisan. elektronik, salah satunya berupa surat elektronik (e-
Perjanjian-perjanjian yang terjadi terkait mail).
dengan penggunaan dan pemanfaatan teknologi, in Kontrak pada dasarnya dibuat berdasarkan
casu internet, dikenal dengan istilah kontrak kebebasan berkontrak. Prinsip-prinsip kebebasan
elektronik. Kemudian perjanjian apapun bentuknya, untuk membuat kontrak atau peranjian, dalam
online atau tidak, dapat berbentuk lisan atau tulisan. hukum perdata pada dasarnya setiap orang diberi
Tentu terlebih dahulu dimulai dengan adanya kebebasan untuk membuat perjanjian baik dari segi
kesepakatan antara para pihak, serta berlaku dan bentuk maupun muatan. Kebebasan berkontrak
mengikat bagi para pihak layaknya undang-undang dapat disimpulkan dari ketentuan pasal 1338 ayat 1
(pacta sunt servanda) bagi yang membuatnya. (satu) KUH Perdata yang menyebutkan, bahwa
Secara konvensional, lahirnya perjanjian semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
terjadi dapat melalui tindakan langsung ataupun sebagai undang-undang bagi mereka yang
dengan tindakan tidak langsung dari dua belah membuatnya.
pihak yang masing-masing berperan untuk dan atas Perjanjian yang dilakukan secara online,
nama dirinya sendiri atau sebagai bertindak untuk dikatakan sebagai perjanjian online atau elektronik.,
dan atas nama sebuah perusahaan yang diwakilinya. perjanjian elektronik yang dimaksud adalah kontrak
Dimana pihak pertama melakukan penawaran yang dibuat, disepakati, digandakan dan disebar
(offeror) diterima oleh penerima (offeree) dengan luaskan melalui jaringan internet. Perjanjian online
kondisi-kondisi hukum yang jelas serta bertujuan ini tidak perlu mempertemukan para pihak, karena
menciptakan suatu hubungan hukum di dalam pembuatannya hanya menggunakan media
(rechtsbetrekking) kondisi-kondisi yang dimaksud elektronik. Transaksi online menjadi pilihan karena
adalah adanya kesepakatan, kecakapan, obyek memiliki keunggulan antara lain,lebih praktis,
tertentu dan sebab yang halal sesuai dengan Pasal mudah dan dapat dilakukan kapanpun dan
1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dimanapun.
(KUHPer) mengenai syarat sahnya suatu perjanjian. Transaksi yang dilakukan secara elektronik
Perjanjian Online secara sepintas adalah adalah sebuah perikatan yang dilakukan secara
perjanjian yang seluruhnya lahir atau sebagian lahir elektronik. Hubungan perjanjian elektronik tetap
dengan bantuan dan fasilitas diatas jaringan mencerminkan asas kebebasan berkontrak,beritikad
komputer yang saling- terhubung. Dimana baik, dan asas konsensual pada pasal 1338 Kitab
perjanjian tersebut termuat dalam dokumen Undang-Undang Hukum Perdata yang selanjutnya
elektronik dan media elektronik lainnya. Sergio disebut KUHPerdata. Perjanjian atau kontrak
Meldonado mengklasifikasi 3 (tiga) macam bentuk elektronik juga diatur dalam Undang- Undang
yang dapat menerbitkan kontrak online : pertama, Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 3


Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

Transaksi Elektronik. Pada pasal 18 menyebutkan hukum dalam hal ini membuat suatu
transaksi yang dibuat secara elektronik yang perikatan/perjanjian dengan pihak lain maka, pada
dituangkan dalam perjanjian elektronik mengikat saat dibuatnya perikatan/perjanjian/kontrak maka
para pihak(Pradnyamitha et al. 2018). melekatlah hak dan kewajiban kedua belah pihak,
Tujuan penelitian dan penulisan ini Untuk dan kedua belah pihak harus melaksanakan hak dan
mengetahui keabsahan pengaturan kontrak kewajiban masing-masing sebelum kontrak, pada
elektronik dalam transaksi elektronik sehingga tahap pelaksanaan maupun akhir. Pihak yang
dapat mengikat para pihak menurut Pasal 18 ayat 1 mengabaikan atau melanggar terhadap apa yang
UU ITE dikaitkan dengan Pasal 1320 KUHPerdata diperjanjikan ataupun melakukan sesuatu yang
dan Untuk mengetahui kekuatan perikatan dalam menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh
Kontrak Elektronik ditinjau dari putusan dilakukan karena bertentangan dengan pengertian
Pengadilan Negeri Medan. asas itikad baik maka sudah pasti dikenakan sanksi
Metode penelitian ini bersifat yuridis normatif sebagai perbuatan melawan hukum (Pasal 1365
sebagai pendekatan utama, mengingat pembahasan KUHPer) (Paat et al. 2017). Sumber hukum
mengacu kepada norma-norma hukum yang perikatan sendiri jika melihat pada KUHPerdata
terdapat dalam peraturan perundang-undangan maka terdapat 3 ( tiga ) sumber yaitu:
informasi teknologi dan Kitab Undang-undang 1. Perikatan yang timbul dari persetujuan atau
Hukum Perdata Indonesia yang mengungkapkan perjanjian. ( Pasal 1231KUHPerdata ).
peraturan perundang-undangan yang berkaitan 2. Perikatan yang timbul dari Undang-Undang.
dengan teori-teori hukum tentang keabsahan ( Pasal 1313 KUHPerdata ).
kontrak elektronik dalam pasal 18 ayat 1 UU ITE 3. Perikatan yang terjadi bukan karena perjanjian
ditinjau dari hukum perdata di Indonesia untuk tetapi karena perbuatan melawan hukum dan
menjawab rumusan permasalahan sebagai berikut : perwakilan sukarela. ( Pasal 1352
1. Bagaimana keabsahan kontrak elektronik KUHPerdata ) (Maiseka et al. 2018).
dalam transaksi elektronik dapat mengikat
para pihak dalam Pasal 18 ayat 1 UU ITE Menurut Prof. Subekti dalam bukunya
dikaitkan dengan Pasal 1320 KUHPerdata menjelaskan suatu perjanjian adalah suatu peristiwa
2. Bagaimana kekuatan perikatan dalam Kontrak di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau
Elektronik yang sah ditinjau dari putusan di mana dua orang itu saling berjanji untuk
Pengadilan Negeri Medan Perkara nomor : melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini,
465/Pdt.G/2018/PN.Mdn. timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut
yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu
Kontrak Elektronik Dalam Transaksi menerbitkan perikatan antara dua orang yang
Elektronik Dapat Mengikat Para Pihak membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu
dalam Pasal 18 Ayat 1 UU ITE dikaitkan berupa suatu rangkaian perkataan yang
dengan Pasal 1320 KUHPerdata mengandung janji-janji atau kesanggupan yang
Dalam kehidupan sehari-hari. Kata diucapkan atau ditulis.
“perjanjian” atau “kontrak” sering dipergunakan. Dengan demikian, hubungan antara perikatan
Jika mendengar kata “perjanjian”, yang pertama dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu
terlintas dalam pikiran kita adalah suatu kewajiban menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber
yang harus dilaksanakan dan/atau ada suatu hak perikatan, di sampingnya sumber-sumber lain.
yang akan diperoleh. Suatu perjanjian juga di namakan persetujuan,
Pertama-tama perlu dipahami terlebih dahulu karena dua pihak itu setuju untuk melakukan
bahwa sebenarnya ada perbedaan antara pengertian sesuatu. Dapat dikatakan bahwa dua perkataan
tentang “perikatan” ataupun “kontrak” dengan (perjanjian dan persetujuan) itu adalah sama artinya.
pengertian tentang “perjanjian”. Perikatan atau Perkataan kontrak, lebih sempit karena ditujukan
kontrak merupakan istilah untuk hubungan hukum kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis
antara para pihak, sedangkan perjanjian merupakan (Subekti 2005).
istilah untuk peristiwa hukum yang melahirkan Hukum perjanjian di Indonesia diatur dalam
kontrak tersebut.berdasarkan buku III KUHPerdata buku ke III KUHPerdata, dimana sifat dari buku ini
tentang perikatan, sumber perikatan adalah undang- terbuka dan berlaku sebagai aturan pelengkap
undang, perjanjian dan kebiasaan-kebiasaan yang (aanvullendrecht) Ditambah dengan asas kebebasan
berkembang(Makarim 2005). berkontrak Pasal 1338 KUHPerdata,
Dalam keterkaitannya dengan penulisan ini, memungkinkan kontrak elektronik mempunyai
sesuai dengan adanya teori kepastian hukum dasar hukum dalam sistem hukum kita. Berikut ini
apabila ada pihak yang melakukan hubungan adalah pendapat mengenai kontrak elektronik :

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 4


Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

1. Minter Ellison Rudd Watts, “…a contract pihak yang berhak meminta pembatalan tadi
formed by transmitting electronic messages (Subekti 2005).
between computers” Hukum perjanjian memberikan kebebasan
2. Edmon Makarim dan Deliana, mendifinisikan kepada subjek perjanjian untuk melakukan
kontrak elektronik sebagai perikatan atau perjanjian dengan beberapa pembatasan tertentu.
hubungan hukum yang dilakukan secara Sehubungan dengan itu Pasal 1338 KUHPerdata
elektronik dengan memadukan jaringan menyatakan :
(networking) dari sistem informasi yang a. Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berbasiskan komputer (computer based berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
information system) dengan sistem yang membuatnya;
komunikasi yang berdasarkan atas jaringan b. Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali
dan jasa telekomunikasi yang selanjutnya selain dengan kata sepakat kedua belah pihak
difasilitasi oleh keberadaan computer global atau karena alasan undang-undang yang
internet (network of network) (Agustina et al. dinyatakan cukup untuk itu;dan
2008). c. Perjanjian tersebut harus dilaksanakan dengan
Dalam syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320 itikad baik (Kharisma et al. 2013).
KUHPer diperlukan empat syarat, yaitu : Orang yang membuat perjanjian harus cakap
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; menurut hukum. Dalam Pasal 1330 KUHPer
2. Cakap untuk membuat perjanjian; disebut sebagai orang yang tidak cakap untuk
3. Mengenai suatu hal tertentu; membuat suatu perjanjian yaitu :
4. Suatu sebab yang halal. 1. Orang-orang yang belum dewasa;
Jadi selama suatu perjanjian memenuhi empat 2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;
persyaratan tersebut, maka B.W. memandangnya 3. Orang perempuan dalam hal-hal yang di
sebagai suatu perjanjian yang sah dan mengikat tetapkan oleh Undang-undang, dan semua
para pihak sebagaimana mengikatnya undang- orang kepada siapa Undang-undang telah
undang (pacta sunt servanda) (Kurnia et al. 2005). melarang membuat perjanjian tertentu
Dua syarat yang pertama, dinamakan syarat- (Subekti 2005).
syarat subyektif, karena mengenai orang-orangnya Jika melihat pada teori para pihak dalam
atau subjeknya yang mengadakan perjanjian, kontrak maka dalam melakukan kontrak, pihak-
sedangkan dua syarat yang terakhir dinamakan pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut dapat
syarat-syarat obyektif karena mengenai bertindak untuk kepentingan dan atas namanya
perjanjiannya sendiri atau obyek dari perbuatan sendiri, namun juga dapat bertindak untuk
hukum yang dilakukan itu (Subekti 2005). kepentingan orang lain bahkan dapat bertindak
Sekarang bagaimana kalau syarat-syarat untuk dan atas nama orang lain. Untuk lebih
tersebut atau salah satu syarat tidak terpenuhi? memperjelas hal tersebut di atas, di bawah ini
Dalam hal ini harus dibedakan antara syarat masing-masing diberikan contoh sebagai berikut :
subyektif dengan syarat obyektif. Dalam hal syarat 1. Dalam hal seseorang melakukan kontrak
obyektif, kalau syarat itu tidak terpenuhi, perjanjian dengan bertindak untuk dan atas namanya
itu batal demi hukum. Artinya: dari semula tidak sendiri adalah jika orang itu berkepentingan
pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah sendiri dalam membuat kontrak dan ia sendiri
ada suatu perikatan. Tujuan para pihak yang cakap menurut hukum untuk melakukan
mengadakan perjanjian tersebut untuk melahirkan kontrak tersebut.
suatu perikatan adalah gagal. Dengan demikian, 2. Seseorang bertindak atas nama sendiri, namun
maka tiada dasar untuk saling menuntut di depan untuk kepentingan orang lain jika ia
hakim. Dalam bahasa Inggris dikatakan bahwa merupakan seorang wali yang bertindak atau
perjanjian yang demikian itu null and void. melakukan kontrak untuk kepentingan anak
Dalam suatu syarat subyektif, jika syarat itu yang ada di bawah perwaliannya.
tidak dipenuhi, perjanjiannya bukan batal demi 3. Seorang yang bertindak untuk dan atas nama
hukum, tetapi salah satu pihak mempunyai hak orang lain kalau ia seorang pemegang kuasa
untuk meminta supaya perjanjian itu dibatalkan. dari orang lain untuk melakukan kontrak
Pihak yang dapat meminta pembatalan itu adalah (Maiseka et al. 2018).
pihak yang tidak cakap atau pihak yang Berkaitan dengan praktek pembuatan perjanjian
memberikan sepakatnya secara tidak bebas. Jadi, Sudikno Mertokusumo mengemukakan 3 ( tiga )
perjanjian yang telah dibuat itu mengikat juga, asas perjanjian yang paling menonjol, yaitu :
selama tidak dibatalkan oleh hakim atas permintaan

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 5


Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

1. Asas konsensualisme, yakni suatu persesuaian pemanfaatan teknologi informasi oleh


kehendak (berhubungan dengan lahirnya suatu penyelenggara negara, orang badan usaha dan/atau
perjanjian); masyarakat, yang harus secara baik, bijaksana,
2. Asas kekuatan mengikatnya suatu perjanjian bertanggung jawab, efektif, dan efisien agar dapat
(berhubungan dengan akibat perjanjian);dan di peroleh manfaat sebesar-besarnya bagi
3. Asas kebebasan berkontrak (berhubungan masyarakat (Wiraguna et al. 2016).
dengan isi perjanjian). Dalam lingkup komunikasi ataupun teknologi
Menurut Ridwan dalam hukum kontrak ketiga asas sistem komunikasi, keberadaan transaksi dipahami
tersebut yang satu dengan yang lainnya saling sebagai suatu perikatan ataupun hubungan hukum
berkaitan. Yakni asas konsensualisme (the antarpihak yang dilakukan dengan cara saling
principle of concensualism, het consensualism), bertukar informasi untuk melakukan perdagangan,
asas kekuatan mengikatnya kontrak (the principle oleh karena itu, kebanyakan para ahli teknik akan
of the binding force of contract, deverbindende memahaminya sesuai dengan kaidah-kaidah dasar
kracht van de contractsvrijheid). Asas kebebasan dalam aspek keamanan berkomunikasi, yakni
berkontrak dan asas konsensualisme terletak pada antara lain harus bersifat confidential, integrity,
periode prakontrak dan asas kekuatan mengikat authority, autehenticity dan non-repudiation. Jadi
terletak pada periode pelaksanaan kontrak sepanjang tidak dapat dijamin bahwa hubungan
(Kharisma et al. 2013). komunikasi tersebut adalah aman, sepatutnya ia
Kontrak elektronik memiliki validitas dan tidak dihargai sebagai suatu perikatan yang sah
kekuatan hukum yang sama dengan kontrak yang karena punya potensi dan indikasi turut campurnya
dibuat secara tertulis. Ciri-ciri kontrak elektronik : pihak ketiga yang mungkin beritikad tidak baik.
Kontrak elektronik dapat terjadi secara jarak jauh, Jadi yang menjadi penekanannya adalah informasi
bahkan melampaui batas-batas suatu negara melalui yang disampaikan antarpara pihak yang dijadikan
internet; Para pihak dalam kontrak elektronik tidak dasar untuk terjadinya transaksi baru dapat
pernah bertatap muka (faseless nature), bahkan dikatakan mengikat apabila ia dijamin validitasnya
mungkin tidak akan pernah bertemu (Wiraguna et melalui saluran ataupun sistem komunikasi yang
al. 2016). aman padahal kata-kata “aman” itu sendiri sangat
Transaksi elektronik sesuai dengan yang diatur relatif sifatnya karena dalam suatu sistem
dalam Pasal 1 ayat (2) UU ITE adalah “Perbuatan elektronik tidak pernah ada kata “aman” dalam arti
hukum yang dilakukan dengan menggunakan yang sesungguhnya (Makarim 2005).
Komputer, jaringan computer, atau media Dalam perkembangannya dewasa ini, perlu
elektronik lainnya.” Inti dari transaksi elektronik diketahui bahwa transaksi elektronik yangs ekarang
yang di atur dalam UU ITE adalah perbuatan ini ramai dibicarakan sebagai “online contract”
hukum, yaitu setiap perbuatan yang memiliki sebenarnya adalah perikatan ataupun hubungan
konsekuensi atau akibat hukum. Dengan demikian, hukum yang dilakukan secara elektronik dengan
konsep transaksi elektronik yang dianut dalam UU memadukan jariangan (networking) dari sistem
ITE bersifat luas, karena mencakup segala transaksi informasi berbasis komputer (computer based
baik dalam bidang perdagangan (commerce) information system) dengan sistem komunikasi
maupun di luar perdagangan., termasuk perbuatan yang berdasarkan atas jaringan dan jasa
teknis dengan menggunakan media elektronik telekomunikas (telecommunication based), yang
seperti mengirimkan email atau virus, membuat selanjutnya difasilitasi oleh keberadaan jaringan
website, mengubah konfigurasi sistem, atau komputer global Internet (network of network).
melakukan hacking – yang memiliki akibat Oleh karena itu, syarat sahnya perjanjian juga akan
timbulnya Tindak Pidana. tergantung kepada esensi dari sistem elektronik itu
Pada uraian Pasal 1 ayat (17) UU ITE, memuat sendiri sehingga ia hanya dapat dikatakan sah bila
pengertian kontrak elektronik, yaitu “Perjanjian dapat dijamin bahwa semua komponen dalam
para pihak yang dibuat melalui sistem elektronik”. sistem elektronik itu dapat dipercaya dan/atau
Secara prinsip, kontrak elektronik sama dengan berjalan sebagaimana mestinya (Makarim 2005).
kontrak pada umumnya. Perbedaannya ialah Terkait dengan keabsahan perjanjian/kontrak
kontrak elektronik di buat melalui sistem elektronik, elektronik itu sendiri, dalam UU ITE hanya
sedangkan kontrak pada umumnya di buat tidak dirumuskan secara implisit. Pasal 18 ayat (1) UU
melalui sistem elektronik. Menurut Pasal 17 ayat ITE menyatakan bahwa transaksi elektronik yang
(1) dan ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008, dapat dituangkan ke dalam kontrak elektronik mengikat
dilakukan dalam lingkup hukum publik maupun para pihak. Bilamana dianalisis, rumusan pasal ini
privat. Ketentuan dalam pasal 17 ayat (1) UU No. merujuk pada argumen bahwa perjanjian/kontrak
11 Tahun 2008 ini memberikan peluang bagi elektronik mengikat para pihak yang membuatnya

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 6


Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

sebagaimana layaknya sebuah undang-undang masyarakat. Selain itu, dalam lingkup public,
bilamana transaksi elektronik yang mendahului hubungan hukum tersebut juga akan mencakup
lahirnya suatu perjanjian/kontrak tersebut secara semua aktivitas hubungan antara warga negara
sah (menurut hukum) dan telah dipenuhinya syarat dengan sistem pemerintahannya (e-government),
sahnya suatu perjanjian sebagaimana yang dikenal maupun aktivitas hubungan hukum lain antar
dalam KUHPerdata. sesame anggota masyarakat di luar maksud
Menurut UU ITE, suatu informasi elektronik perdagangan (e-society, e-democracy, dan
dan/atau dokumen elektronik dinyatakan sah untuk sebagainya) (Makarim 2005).
dijadikan alat bukti apabila menggunakan sistem
elektronik yang sesuai dengan ketentuan yang Kekuatan Perikatan Dalam Kontrak
diatur dalam UU ITE, yaitu sistem elektronik yang
Elektronik Yang Sah Ditinjau Dari Putusan
andal dan aman, serta memenuhi persyaratan
minimum yaitu: Pengadilan Negeri Medan Perkara Nomor :
1. Dapat menampilkan kembali informasi 465/Pdt.G/2018/PN.Mdn
elektronik dan/atau dokumen elektronik secara Terkait dengan keabsahan
utuh sesuai dengan masa retensi yang perjanjian/kontrak elektronik itu sendiri, dalam UU
ditetapkan dengan peraturan perundang- ITE hanya dirumuskan secara implisit. Pasal 18
undangan, ayat (1) UU ITE menyatakan bahwa transaksi
2. Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak
keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan elektronik mengikat para pihak. Bilamana
informasi elektronik dalam penyelenggaraan dianalisis, rumusan pasal ini merujuk pada argumen
sistem elektronik tersebut, bahwa perjanjian/kontrak elektronik mengikat para
3. Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau pihak yang membuatnya sebagaimana layaknya
petunjuk dalam penyelenggaraan sistem sebuah undang-undang bilamana transaksi
elektronik tersebut, Dilengkapi dengan elektronik yang mendahului lahirnya suatu
prosedur atau petunjuk yang diumumkan perjanjian/kontrak tersebut secara sah (menurut
dengan bahasa, informasi, atau simbol yang hukum) dan telah dipenuhinya syarat sahnya suatu
dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan perjanjian sebagaimana yang dikenal dalam
dengan penyelenggaraan sistem elektronik KUHPerdata.
tersebut; dan Menurut edmon makarim dan deliana kontrak
4. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan elektronik adalah perikatan atau hubungan hukum
untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan yang dilakukan secara elektronik dengan
kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk. memandukan jaringan dari sistem informasi yang
Selanjutnya mengacu kepada ketentuan Pasal 6 berbasiskan komputer (computer base information
UU ITE maka, suatu Informasi Elektronik dan/atau system) dengan sistem komunikasi yang berdsarkan
Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang atas jaringan dan jasa telekomunikasi yang
informasi yang tercantum di dalamnya: selanjutnya difasilitasi oleh keberadaan komputer
1. Dapat diakses, yaitu data digital yang global internet (network of network).
ditemukan dapat diakses oleh sistem Johanes gunawan memaparkan bahwa kontrak
elektronik; elektronik adalah kontrak baku yang dirancang,
2. Dapat ditampilkan, yaitu data digital tersebut dibuat, ditetapkan, digandakan, dan disebarluaskan
dapat ditampilkan oleh sistem elektronik; secara digital melalui situs internet (website) secara
3. Dijamin keutuhannya, yaitu bukti digital yang sepihak oleh pembuat kontrak (dalam hal ini pelaku
dihasilkan proses pemeriksaan dan analisis usaha) untuk ditutup secara digital pula oleh
harus utuh isinya; penutup kontrak (dalam hal ini konsumen)
4. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu apa yang (Maiseka et al. 2018).
dihasilkan mulai dari proses pembuatan Lazimnya format kontrak yang dipergunakan
dokumen sampai dengan pengiriman dapat di lingkungan masyarakat elektronik adalah kontrak
dijamin keasliannya (Widiatno et al. 2014). baku yang biasa dinamakan take it or leave it
Ringkasnya, lingkup keperdataan khususnya contract. Kontrak baku selalu dipersiapkan oleh
aspek perikatan akan merujuk kepada semua jenis pihak kreditur (pelaku usaha) secara sepihak. Di
dan mekanisme dalam melakukan hubungan hukum dalam kontrak itu lazimnya dimuat syarat-syarat
secara elektronik itu sendiri, yang akan mencakup yang membatasi kewajiban kreditur. Syarat-syarat
jual beli, lisensi, asuransi, lelang dan perikatan- itu dinamakan eksonerasi klausul atau exemption
perikatan lainnya yang berkembang sesuai dengan clause. Syarat ini sangat merugikan debitur
perkembangan mekanisme perdagangan di (konsumen), tetapi konsumen tidak dapat
membantah syarat tersebut, karena kontrak itu
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 7
Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

hanya member dua alternatif, diterima atau ditolak memang diakui bahwa disamping keuntungan
oleh debitur. Memgingat debitur sangat tersebut dalam penggunaan sarana elektronik
membutuhkan kontrak itu, maka konsumen terdapat pula kekurangan atau kelemahannya
menandatanganinya. Di dalam kepustakaan, apabila dihadapkan pada masalah alat bukti di
perjanjian baku ini disebut perjanjian paksaan pengadilan. Dalam hukum perdata sebagaimana
(dwang kontrak) atau take it or leave it contract diatur dalam Pasal 1866, alat bukti terdiri atas:
(Sukarmi 2008). a. bukti tertulis;
b. bukti saksi;
Berkaitan dengan praktek pembuatan c. persangkaan;
perjanjian Sudikno Mertokusumo mengemukakan 3 d. pengakuan;
(tiga) asas perjanjian yang paling menonjol, yaitu : e. sumpah.
1. Asas konsensualisme, yakni suatu persesuaian Bagaimana agar Informasi dan Dokumen
kehendak (berhubungan dengan lahirnya suatu Elektronik dapat dijadikan alat bukti hukum yang
perjanjian); sah? UU ITE mengatur bahwa adanya syarat formil
2. Asas kekuatan mengikatnya suatu perjanjian dan syarat materil yang harus terpenuhi.
(berhubungan dengan akibat perjanjian);dan Syarat formil diatur dalam Pasal 5 ayat (4) UU ITE,
3. Asas kebebasan berkontrak (berhubungan yaitu bahwa Informasi atau Dokumen Elektronik
dengan isi perjanjian). bukanlah dokumen atau surat yang menurut
Menurut Ridwan dalam hukum kontrak ketiga perundang-undangan harus dalam bentuk tertulis.
asas tersebut yang satu dengan yang lainnya saling Sedangkan syarat materil diatur dalam Pasal 6,
berkaitan. Yakni asas konsensualisme (the Pasal 15, dan Pasal 16 UU ITE, yang pada intinya
principle of concensualism, het consensualism), Informasi dan Dokumen Elektronik harus dapat
asas kekuatan mengikatnya kontrak (the principle dijamin keotentikannya, keutuhannya, dan
of the binding force of contract, deverbindende ketersediaanya. Untuk menjamin terpenuhinya
kracht van de contractsvrijheid). Asas kebebasan persyaratan materil yang dimaksud, dalam banyak
berkontrak dan asas konsensualisme terletak pada hal dibutuhkan digital forensik.
periode prakontrak dan asas kekuatan mengikat
terletak pada periode pelaksanaan kontrak Analisa perkara pengadilan negeri medan
(Kharisma et al. 2013).
dalam putusan pengadilan negeri medan
Pada pasal 18 ayat 1 (satu) UU ITE
menjelaskan Transaksi Elektronik yang dituangkan perkara nomor : 465/Pdt.G/2018/PN.Mdn
ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak. Para pihak
Dengan demikian untuk menilai kekuatan mengikat Safruddin, selanjutnya disebut sebagai Penggugat.
perjanjian, kita tidak bisa lepas dari asas kebebasan MELAWAN
berkontrak dan asas konsensualisme. Dengan Kepala Cabang PT. Bestprofit Futures, selanjutnya
adanya asas kebebasan berkontrak dan konsensus disebut sebagai Tergugat I.
dari para pihak adalah dasar timbulnya kekuatan Direktur Utama PT. Bestprofit Futures, selanjutnya
mengikat perjanjian sebagaimana layaknya undang- disebut sebagai tergugat II.
undang (pacta sunt servanda). Sehubungan dengan
itu pasal 1338 KUHPerdata menyatakan : Obyek Perkara
1. Semua perjanjian yang dibuat secara sah Bahwa Safruddin adalah Nasabah yang telah terikat
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka perjanjian secara elektronik dengan PT. Bestprofit
yang membuatnya; Futures untuk melakukan transaksi jual beli emas
2. Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali online. Nomor perjanjian nasabah yang telah
selain dengan kata sepakat kedua belah pihak teregistrasi secara elektronik online sebagai
atau karena alasan undang-undang yang berikut :
dinyatakan cukup untuk itu;dan 1. Nomor Register : MD-28413 Nomor Akun
3. Perjanjian tersebut harus dilaksanakan dengan RPAA2011 tertanggal 30 Oktober 2017
itikad baik (Kharisma et al. 2013). 2. Nomor Register : MD-32522 Nomor Akun
Sebagaimana telah dikemukakan RPAA2189 tertanggal 01 Maret 2018
berkembangnya penggunaan sarana elektronik
dalam berbagai transaksi, di samping memberikan Dasar Gugatan dan Tuntutan Penggugat
manfaat yang positif yakni adanya kemudahan Dasar yang menjadi pokok permasalahan
bertaransaksi, juga memberikan manfaat yang penggugat dan diuraikan secara singkat, yaitu :
sangat besar bagi penyimpanan dokumen sebagai 1. Penggugat adalah nasabah PT. Bestprofit
hasil kegiatan usaha yang dilakukan. Namun, Futures yang telah teregistrasi secara online
dengan nomor perjanjian MD-28413 nomor
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 8
Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

akun RPAA2011 dan MD-32522 nomor akun dan menyetorkan kembali ke rekening
RPAA2189. sebelumnya agar dana setoran awal bisa
2. Penggugat adalah Penyetor sejumlah uang terselamatkan.
sebesar RP. 470.000.000 (empat ratus tujuh 7. Bahwa karena mendapat penjelasan dari
puluh juta rupiah) ke PT. Bestprofit Futures keduanya akan di transfer sisa dana Penggugat,
melalui rekening No. 122 000 664 3954 atas maka Penggugat mengecek direkening
nama PT. Bestprofit Futures yang ditransfer Penggugat dan ternyata dari seluruh dana yang
secara 4 (empat) tahap melalui ATM dan disetorkan Penggugat seluruhnya sebesar RP.
Penyetoran melalui Bank Mandiri di Kota 470.000.000 (empat ratus tujuh puluh juta
Medan dengan rincian penyetoran: rupiah) hanya dikembalikan direkening
1 Nopember 2017 sebesar RP. 10.000.000- Penggugat sebesar RP. 23.774.000. (dua puluh
(sepuluh juta rupiah). tiga juta tujuh ratus tujuh puluh empat ribu
3 Nopember 2017 sebesar RP. 90.000.000- rupiah).
(sembilan puluh juta rupiah) 8. Bahwa Penggugat memilih mengajukan
9 Nopember 2017 sebesar RP. 120.000.000- gugatan ini melalui Pengadilan Negeri Medan
(seratus dua puluh juta rupiah) karena alasan kompetensi relatif dan
5 April 2018 sebesar RP. 250.000.000- (dua Komptensi yuridiksi suatu objek perkara yang
ratus lima puluh juta rupiah). diajukan Penggugat. Sebab permasalahan
3. Bahwa Peristiwa penyetoran sejumlah uang dalam perkara ini adalah perbuatan melawan
kerekening Para Tergugat diawali kedatangan hukum Para Tergugat. Dimana secara relatif
karyawan Para Tergugat bernama BAYU penanganan perkara tersebut adalah domain
sekitar pada bulan Oktober 2017. Dimana Pengadilan Negeri dan bertepatan daerah
yang bersangkutan mendatangi Penggugat di peristiwa hukum dan tempat salah satu
Kantor Pekerjaan Penggugat di Medan dan Tergugat adalah berada dalam lingkup wilayah
memperkenalkan dirinya sebagai karyawan PT. hukum Kota Medan. Sehingga kompetensi
Bestprofit Futures yang berkantor di Jalan absolut yang dipilih Penggugat sebagai
Perintis Kemerdekaan Kota Medan. Pengadilan yang berwenang mengadili perkara
4. Bahwa lewat perkenalannya kepada a quo secara mutlak sudah tepat merupakan
Penggugat, ia memperkenalkan bisnis PT. kewenangan Pengadilan Negeri Medan.
Bestprofit Futures, yang pengakuannya salah
satu perusahaan yang bergerak dibidang jual Sedangkan tuntutan Penggugat :
beli emas online dengan sebutan perdagangan 1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk
berjangka. Sambil mengajak Penggugat ikut seluruhnya.
terlibat sebagai nasabah untuk menggunakan 2. Menyatakan keikutsertaan Penggugat sebagai
kesempatan dalam meraih sejumlah penyetor modal investasi di Perusahaan PT.
keuntungan beserta hadiah hadiah promo Bestprofit Futures yang seluruhnya RP.
lainnnya yang sedang ditawarkan program di 470.000.000 (empat ratus tujuh puluh juta
perusahaan tersebut. rupiah) adalah tidak sah perikatan secara
5. sudah tidak ada lagi dana sambil hukum.
mengutarakan kekesalan Penggugat kepada 3. Menyatakan tindakan dan perbuatan Para
BAYU dan KARTOMO karena ternyata Tergugat melalui karyawannya yang telah
setoran tambahan yang disebutkan mengiming ngiming keuntungan dan hadiah -
sebelumnya lagi lagi mempunyai alasan tidak hadiah hingga sampai kehilangan keuangan
cukup sebagai dana jaminan. Penggugat sejumlah RP. 446.226.000- (empat
6. Bahwa Pada akhir bulan Nopember 2017 ratus empat puluh enam dua ratus dua puluh
hingga awal April 2018 kembali Para enam ribu rupiah) adalah merupakan
Tergugat melalui KARTOMO dan BAYU perbuatan melawan hukum.
menghubungi Penggugat setiap harinya lewat
telepon dan WA dan mengatakan bahwa dana
setoran sebelumnya yang berjumlah RP.
Jawaban Tergugat
220.000.000 ( dua ratus dua puluh juta rupiah) 1. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II
masih dapat dikembalikan secara pelan pelan mernjalankan kegiatan usaha Pialang
apabila adanya penyetoran dana jaminan Berjangka, sesuai dengan Undang-Undang
dengan jumlah sebesar RP. 250.000.000 ( dua Nomor 32 Tahun 1997 Jo Undang-Undang
ratus lima puluh juta rupiah), sambil meminta Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Perdagangan
Pengugat agar berusaha mendapatkan uang itu Berjangka Komoditi.

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 9


Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

2. Bahwa penggugat memutuskan untuk kembali membuka akun kedua tanpa paksaan.
bergabung menjadi nasabah di Perusahaan Yang dimana proses penerimaan awal
Tergugat I dan Tergugat II dengan mengisi penggugat secara elektronik telah diuraikan.
data Penggugat pada Aplikasi Pembukaan Penggugat telah mengikatkan diri kembali di
Rekening melalui Registrasi Online yang akun kedua dalam perjanjian secara elektronik
tersedia pada website resmi Tergugat yang online dengan cara registrasi online dengan
telah ditetapkan oleh Bappebti. nomor registrasi MD-32522 nomor akun
(www,bestprofit-futures.co.id) RPAA2189.
3. Bahwa penjelasan dalam pertemuan yang 7. Bahwa sebagaimana diatur dalam perjanjian
disertai dengan mendaftarkan secara pemberian amanat secara elektronik online
elektronik merupakan tingkat pelayanan apabila terjadi perselisihan dan perbedaan
Tergugat sebagai perusahaan Jasam dan dalam pendapat yang timbul maka para pihak sepakat
hal ini juga sangat mengedepankan kelayakan untuk menyelesaikan perselisihan melalui
calon nasabah, dengan penjelasan dalam a) Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka
pertemuan itupun sangat terbuka dan seluruh Komoditi
dokumen elektronik dibaca oleh Nasabah b) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
(Penggugat) sehingga penggugat melanjutkan Atas bergabungnya nasabah (penggugat) telah
proses pendaftaran dengan mengisi fitur-fitur sepakat memilih salah satu lembaga yang
berikutnya. Penggugat membuka rekening menyelesaikan perselisihan terkait dengan
transaksi perdagangan berjangka dengan perdagangan berjangka komoditi adapun lembaga
mendaftarkan diri pada nomor registrasi MD- yang disepakati oleh penggugat yakni Pengadilan
28413 dengan nomor akun RPAA2011 (akun Negeri Jakarta Selatan. Sesuai bunyi perjanjian
pertama). Latar belakang penggugat dalam didalam registrasi Nasabah secara elektronik online
bertransaksi telah membuktikannya dengan dengan nomor register MD-28413 Tertangga 30
pernyataan telah berpengalaman dalam Oktober 2017 dan nomor register MD-32522
melaksanakan transaksi perdagangan tertanggal 01 Maret 2018. Oleh karena itu
berjangka. Ini artinya penggugat mempunyai penggugat seharusnya mengikuti alur penyelesaian
pengalaman investasi dalam transaksi perselisihan sesuai perjanjian yang telah disepakati.
4. Bahwa Kartomo selaku Wakil Pialang Namun pada kenyataannya penggugat tidak melalui
Berjangka dari Perusahaan Tergugat I telah prosedur yang diatur dalam Undang-Undang
mendapat ijin sebagai Wakil Pialang Perdagangan Berjangka, yang dalam Undang-
Berjangka dari BAPPEBTI dengan nomor : undang dijelaskan bahwa seharusnya penggugat
101/UPP/SI/02/2013. Kartomo mewakili terlebuh dahulu memandaatkan penyelesaian
Tergugat dalam melakukan verifikasi perselisihan melalui Bursa Berjangka. Dan
penerimaan nasabah secara elektronik online kemudian penggugat mendaftarkan gugatannya di
telah sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Pengadilan Negeri Medan yang seharusnya sesuai
BAPPEBTI Nomor perjanjian yakni Pengadilan Negeri Medan.
99/BAPPEBTI/Per/11/2012 jo
107/BAPEBBTI/Per/11/2013 Tentang Analisa Pertimbangan Hakim Pengadilan
Penerimaan Nasabah secara Eletronik Online.
Negeri Medan Dalam Putusan Pengadilan
Dalam hal Tergugat memverifikasi sebagai
persyaratan penerimaan nasabah telah diatur Negeri Medan Perkara Nomor :
dalam Surat Edaran Kepala Bappebti. 465/Pdt.G/2018/PN.Mdn
5. Bahwa penggugat bertransaksi perdagangan Hakim Pengadilan Negeri Medan telah
berjangka di bursa berjangka melalui menjatuhkan Putusan Perkara No.
perusahaan para tergugat di akun pertama 465/Pdt.G/2018/PN.Mdn yang amarnya adalah
diketahui penggugat mulai aktif bertransaksi sebagai berikut :
pada 03 November 2017. Dalam hal 1. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat I
penggugat melakukan penambahan dana pada dan Tergugat II telah terikat dalam perjanjian
transaksi hal tersebut untuk memelihara secara on line yang teregister Nomor Reg.
margin sesuai dengan perjanjian pemberian MD-28413 dan atas hal tersebut maka gugatan
amanat. Transaksi penggugat mengalami Penggugat atas Tergugat I dan Tergugat II
floating loss membuat ketahanan dana dalam perkara a quo telah terjadi sengketa
penggugat setiap harinya berkurang . kewenangan mengadili dimana hal tersebut
6. Kemudian bahwa setelah penggugat tidak lagi telah ternyata dalam Perjanjian Pemberian
aktif bertransaksi diakun pertama, penggugat Amanat secara elektronik tertanggal 30
Oktober 2017 dan MD 32522 tertanggal 1
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 1
Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

Maret 2017 khususnya pada angka 22 perselisihan dan bahkan permusyawaratan


mengatur : untuk mufakat penyelesaian perselisihan tidak
1) Semua perselisihan dan perbedaan tercapai maka akan diselesaikan melalui
pendapat yang timbul dalam pelaksanaan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan maka jelas
perjanjian ini wajib diselesaikan terlebih dalam perkara a quo telah terjadi sengketa
dahulu secara musyawarah untuk kewenangan mengadili secara relative yang
mencapai mufakat antara Para Pihak; hal tersebut diajukan sebagai keberatan atau
2) Apabila perselisihan dan perbedaan eksepsi Tergugat I dan Tergugat II jika
pendapat yang timbul tidak dapat perkara a quo diadili oleh Pengadilan Negeri
diselesaikan secara musyawarah untuk Medan;
mufakat, maka Para Pihak wajib 5. Bahwa oleh karena itu Majelis Hakim
memanfaatkan sarana penyelesaian berpendapat bahwa Pengadilan Negeri Medan
perselisihan yang tersedia di Bursa tidak berwenang mengadili perkara a quo dan
Berjangka; oleh karenanya pula gugatan Penggugat
3) Apabila perselisihan dan perbedaan dinyatakan tidak dapat diterima atau Niet
pendapat yang timbul tidak dapat Onvankelijke Verklaard;
diselesaikan melalui cara sebagaimana 6. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di
dimaksud pada angkat (1) dan angka (2), atas, Majelis Hakim berpendapat eksepsi
maka Para Pihak sepakat untuk Tergugat I dan Tergugat II beralasan sehingga
menyelesaikan perselisihan melalui harus dikabulkan dengan demikian Pengadilan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan; Negeri Medan tidak berwenang memeriksa
2. Bahwa setelah mencermati dalil eksepsi dan memutus perkara tersebut;
Tergugat I dan Tergugat II yang apabila Karena kontrak elektronik tersebut adalah sah.
dihubungkan dengan jawaban Penggugat atas Maka semua klausul yang ada didalam kontrak
eksepsi Tergugat I dan Tergugat II maka harus dipatuhi dan ditaati oleh para pihak yang
Majelis Hakim berkesimpulan bahwa benar membuat perjanjian. Pengadilan Negeri Medan
antara Penggugat dengan Tergugat I dan tidak berwenang memutus perkara ini karena
Tergugat II terikat dalam perjanjian secara on didalam perjanjian tertulis bahwa bila terjadi
line yang teregister Nomor Reg. MD-28413 sengketa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan adalah
Perjanjian Pemberian Amanat secara tempat penyelesaian bagi para pihak. Hal ini sesuai
elektronik tertanggal 30 Oktober 2017 dan dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata semua
Reg MD 32522 tertanggal 1 Maret 2018; perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
3. Bahwa setelah Majelis Hakim mencermati undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
dalil eksepsi dan surat – surat yang terlampir Maka atas dasar petimbangan Hakim diatas
yang dimaksudkan Tergugat I dan Tergugat II gugatan yang diajukan penggugat di Pengadilan
untuk menguatkan dalil eksepsinya serta Negeri Medan tidak dapat diterima sehingga
tanggapan eksepsi dari Penggugat maka Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang
Majelis Hakim berpendapat bahwa dengan memerika dan memutus perkara tersebut. Dengan
telah disepakatinya perjanjian dan bahkan amar putusannya sebagai berikut :
Penggugat juga telah menyetor kewajibannya 1) Mengabulkan eksepsi Tergugat I dan Tergugat
berupa sejumlah uang maka jelas Penggugat II;
telah sepakat atas hal yang diperjanikan antara 2) Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak
Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II; berwenang mengadili perkara ini;
Penulis sependapat atas dasar pertimbangan 3) Menghukum Penggugat untuk membayar
Hakim diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya perkara sejumlah Rp. 1.075.500, 00
perjanjian atau kontrak elektronik tersebut ( satu juta tujuh puluh lima ribu rupiah);
telah memenuhi syarat sahnya perjanjian yang
telah diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Penutup
Maka kontrak elektronik tersebut adalah sah Kontrak Elektronik sama dengan kontrak pada
dan memiliki kekuatan hukum sebagaimana umumnya. Syarat sahnya kontrak elektronik tetap
yang telah penulisjelaskan pada bab mengacu pada Pasal 1320 KUHPerdata. Kontrak
sebelumnya. Sehingga dari kontrak elektronik elektronik yang terdapat dalam kasus ini telah
yang sah, kontrak tersebut dapat mengikat memenuhi syarat sahnya perjanjian sehingga dari
para pihak sesuai dengan Pasal 18 UU ITE. kontrak yang sah, kontrak tersebut dapat mengikat
4. Bahwa oleh karena telah ternyata dalam para pihak sesuai UU ITE Pasal 18 ayat 1 (satu).
kesepakatan apabila sampai terjadi

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 1


Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Pasal 18 Ayat 1 UU I.T.E Ditinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia

Dalam kasus ini Penyelesaian sengketa yang Kebon Jeruk. 2018. “Kekuatan Hukum
dirujuk dalam isi kontrak adalah Pengadilan Negeri Kontrak Elektronik Dengan Menggunakan
Jakarta Selatan sehingga Pengadilan Negeri Medan Media Surat Elektronik (Email) Di Tinjau
tidak berwenang serta tidak dapat menerima Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
gugatan penggugat. Seluruh klausul yang tertuang Sebagaimana Telah Diubah Dengan Unang-
didalam kontrak para pihak wajib tunduk terhadap Undang Nomer 19 Tahun 2016 Tentang
isi kontrak karena perjanjian atau kontrak yang Informasi Dan Transaksi Elektronik,” 1–3.
dibuat oleh para pihak adalah Undang-Undang bagi
para pihak yang membuatnya hal ini sesuai dengan Makarim, Edmon. 2005. PEngantar Hukum
Pasal 1338 KUHPerdata. Telematika. Edited by Edmon Makarim.
Dalam melaksanakan kontrak elektronik pada Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
transaksi elektronik disarankan kepada para pihak
yang melakukan kontrak tersebut untuk memenuhi Paat, Reynold F.A., Fakultas Hukum, Universitas
syarat-syarat yang telah diatur didalam Pasal 1320 Esa Unggul, Tol Tomang, and Kebon Jeruk.
KUHPerdata yaitu : sepakat untuk mengikatkan diri, 2017. “Kajian Hukum Penerapan Asas-Asas
cakap, adanya hal tertentu dan sebab yang halal. Perjanjian Dalam Kontrak Baku Berdasarkan
Dalam memenuhi syarat sahnya perjanjian tersebut Sistem Hukum Di Indonesia,” 1–18.
maka para pihak yang melakukan perjanjian wajib
tunduk terhadap isi dari perjanjian atau kontrak Pebriarta, I Kadek Ari, A A Ketut Sukranatha,
yang telah dibuat. Hak dan kewajiban yang timbul Fakultas Hukum, Universitas Udayana, and
dari perikatan kontrak tersebut harus dipatuhi sebab Bali Indonesia. 2015. “Keabsahan Kontrak
perjanjian atau kontrak tersebut adalah undang- Elektronik Dalam Kaitan Dengan Kecakapan
undang bagi para pihak yang membuatnya. Melakukan Perbuatan Hukum Oleh Para
Pihak.” Fakultas Hukum Universitas Udayana,
4.
Daftar Pustaka
Agustina, Rosa, Fakultas Hukum, Universitas Pradnyamitha, Desak Putu, Anak Agung, Sagung
Indonesia, and Jakarta Indonesia. 2008. Wiratni, Bagian Hukum, Bisnis Fakultas, and
“Kontrak Elektronik (E-Contract) Dalam Hukum Universitas. 2018. “Keabsahan
Sistem Hukum Di Indonesia.” Transaksi Online Di Tinjau Dari Hukum
Perikatan,” 1–5.
Arianto, H. (2010). Hukum Responsif dan
Penegakan Hukum di Indonesia. Lex Subekti. 2005. Hukum Perjanjian. Edited by
Jurnalica, 7(2), 18013. Subekti. Jakarta: pt intermasa.

Biondi, Glenn, Fakultas Hukum, Universitas Sukarmi. 2008. Cyber Law: Kontrak Elektronik
Sumatera Utara, and Medan Indonesia. 2016. Dalam Bayang-Bayang Pelaku Usaha. Edited
“Analisis Yuridis Keabsahan Kesepakatan by Sukarmi. Bandung: Penerbit Pustaka Sutra.
Melalui Surat Elektronik (e-Mail) Berdasarkan
Hukum Indonesia Glenn Biondi,” 1–20. Widiatno, Men Wih, Fakultas Hukum, Universitas
Esa Unggul, Tol Tomang, and Kebon Jeruk.
Kharisma, Dona Budi, Fakultas Hukum, Universtas 2014. “Keabsahan Legalisasi Dokumen
Sebelas Maret, and Solo Surakarta. 2013. Elektronik Publik,” no. 9.
“Keabsahan Dan Landasan Kekuatan
Mengikat Kontrak Elektronik Melalui Wiraguna, Sidi Ahyar, Fakultas Hukum,
Telemarketing Ditinjau Dari Hukum Universitas Esa Unggul, Tol Tomang, and
Perjanjian Di Indonesia.” Kebon Jeruk. 2016. “Keabsahan Kontrak
Elektronik Berdasarkan Undang-Undang
Kurnia, Nilam Andalia, Fakultas Hukum, Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Universitas Airlangga, and Surabaya Transaksi Elektronik Juncto Kitab Undang-
Indonesia. 2005. “KONTRAK ELEKTRONIK Undang Hukum Perdata,” 1–10.
DALAM HUKUM KONTRAK
INDONESIA.”

Maiseka, Wilson Simon, Fakultas Hukum,


Universitas Esa Unggul, Tol Tomang, and

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 1

You might also like