Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Malaria is a poverty-related health problem. In some places, forests are a source of livelihood for the
poor. Pagar Desa village is one of the settlements of Suku Anak Dalam in South Sumatera
Province. This study aims to determine knowledge, attitude and behavior of Suku Anak Dalam
community about malaria. The study was carried out in 2006 with cross-sectional design. Research
shows that most of the respondents interviewed know malaria and 85% admitted had experienced
symptoms of malaria. Experienced symptoms were fever, chills and sweating (83.9%). All
respondents did not know the cause of malaria, and 79.6% knew that malaria is a dangerous
disease. Most respondent knew that malaria is the cause of death (77.4%), 54.8% didn't know that
malaria is an infectious disease, and 23.7% said avoiding mosquito bites can prevent malaria. In
general, respondents had positive attitude towards prevention and treatment of malaria. Almost half
of respondents interviewed (41,9%) buy medicine from “warung”. As many as 66,7% respondents
usually going outside the house in purpose of hanging around, watching television in neighbour’s
house and also doing some daily activities. There were 95,7% of respondents did knot wear specific
protector to avoid mosquitoes bites while they were outside the house at night. The study also
showed that 41,9% of respondents used bednet when sleeping and 24,7% respondents used
mosquito coils. It’s necessary to raise awareness of malaria through counseling routinely in order to
increased positive behaviors, and also necessary to provide health services that are accessible to
the Suku Anak Dalam community.
Abstrak
Malaria adalah masalah kesehatan yang berkaitan dengan kemiskinan. Di beberapa tempat, hutan
merupakan sumber mata pencaharian bagi masyarakat miskin. Desa Pagar Desa merupakan salah
satu pemukiman Suku Anak Dalam di Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian PSP masyarakat
bertujuan mengetahui seberapa jauh pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang penyakit
malaria. Penelitian dilakukan tahun 2006 dengan disain penelitian cross- sectional study. Penelitian
menunjukkan bahwa semua masyarakat tahu tentang penyakit malaria dan 85% mengakui pernah
mengalami gejala-gejala malaria. Gejala malaria yang dialami adalah demam, mengigil dan
berkeringat (83,9%). Seluruh responden tidak tahu penyebab penyakit malaria dan 79,6% tahu
bahwa malaria merupakan penyakit berbahaya. Mayoritas responden tahu bahwa malaria penyebab
kematian (77,4%) dan 54,8% tidak tahu bahwa malaria merupakan penyakit menular, 23,7%
mengatakan tahu cara menghindarkan diri dari penyakit malaria yaitu menghindari gigitan nyamuk.
Sikap masyarakat pada umumnya positif terhadap pencegahan dan pengobatan malaria.
Pengobatan yang dilakukan sebagian besar masyarakat (41,9%) adalah membeli obat di warung.
Kebiasaan keluar rumah pada malam hari dilakukan oleh sebagian besar masyarakat (66,7%) untuk
mengobrol di warung-warung, menonton TV di rumah tetangga dan melakukan kegiatan Mandi,
Cuci, Kakus. Sebesar 95,7% masyarakat tidak memakai perlindungan khusus untuk menghindari
gigitan nyamuk selama di luar rumah pada malam hari, namun bila di dalam rumah menggunakan
kelambu dilakukan oleh sebanyak 41,9% responden dan menggunakan obat nyamuk bakar
sebanyak 24,7% responden. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan malaria demi peningkatan
perilaku positif pencegahan malaria dengan mengadakan penyuluhan, selain itu perlu disediakan
pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau masyarakat.
4
PENDAHULUAN
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden
6
transmisi, pencegahan dan pengobatan merupakan faktor sosial budaya yang terutama
yang dapat mempengaruhi dalam penanggulangan malaria.6
7
malaria dapat dicegah (76,3%), berobat ke Puskesmas merupakan tindakan tepat (96,8%),
minum obat dari Puskesmas dapat menyembuhkan malaria (92,5%), perlu diambil darah
untuk pemeriksaan malaria (93,5%) dan nyamuk malaria merupakan penular malaria
(62,4%).
8
proteksi penting dan adanya fakta kecenderungan penurunan resiko malaria dengan
peningkatan pengetahuan.
KESIMPULAN
Pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang malaria di desa Pagar Desa masih kurang
baik. Perilaku untuk menghindarkan diri dari kontak dengan nyamuk penularan malaria
malam hari sangat kurang terutama pada saat kegiatan di luar rumah sehingga berisiko
untuk tertular penyakit malaria, hal ini sangat mempengaruhi kejadian malaria di Desa
Pagar Desa. Perilaku pencarian pengobatan menunjukkan hanya sedikit masyarakat yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan (maupun nakes).
SARAN
Perlu menyadarkan masyarakat melalui penyuluhan untuk meningkatkan perilaku positif
terhadap malaria dengan banyak metode yang bisa diterapkan. Tetapi pada dasarnya
langkah penting yang harus dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang berbagai aspek penting yang berhubungan dengan malaria, sehingga diharapkan
masyarakat bisa bersikap dan berperilaku positif untuk mencegah malaria.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Klinkenberg E, Van der Hoek W, Amerasinghe FP. A malaria risk analysis in an
irrigated area in Sri Lanka. Acta Tropica 2004; 89: 215-25.
2. Notoatmodjo, Soekidjo. Berbagai Aspek Sosial Budaya dalam Pemberantasan Penyakit.
Kumpulan Makalah Seminar Parasitologi ke II. Jakarta 24-27 Juni 1981. Penerbit Grafiti
Medika Press, 1981.
3. Joko H.P. Belajar dari Kearifan Suku Anak Dalam. Ditelusuri dari:
http://www.ireyogya.org/adat/flamma_adat_vol3_gagas1.htm (diakses 1 Desember
2006)
4. Martens, P. and Hall L. Malaria on the move: Human population movement and malaria
transmission. Emerging Infectious Diseases 2000 Vol 6 No2: 103-109.
5. E. Worrall, S. Basu, and K. Hanson. The relationship between socio-economic status
and malaria: a review of the literature. Ditelusuri dari: http://www.rollbackmalaria.org.
(diakses 1 Desember 2006)
6. Agyepong, IA. Malaria: Ethnomedical perceptions and practice in an Adange farming
community and implications for control. Soc. Sci. Med. 1992; 35(2):131- 137.
7. Friaraiyatini, Soedjajadi Keman, Ririh Yudhastuti. 2006 Pengaruh Lingkungan Dan
Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Malaria Di Kab. Barito Selatan Propinsi
Kalimantan Tengah, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 2, Januari 2006:121 -
128.
8. M. H. Matondang, dan Sri. H. Prestasi Kerja dikaitkan dengan Tanggung Jawab dan
Sikap Parameter, Jurnal Ilmu Pendidikan, UNJ No. 14 th XIX April 2002. hal. 34.
9. Yahya, Yenni, A., Santoso dan Ambarita, L.P. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu
Terhadap Malaria pada Anak di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2005.
Buletin Penelitian Kesehatan 2006 Vol. 34 No. 2: 61-71
10. Notoadmojdo Soekidjo. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta, 1993
11. Anonimus. Vietnamese program for poverty alleviation. Ditelusuri dari:
http://www2.gtz.de/vietnam/projects/closed%20projects/
projects_rural_poverty_eng.htm. (diakses 1 Desember 2006)
12. Amuge B, Wabwire-Mangen F, Puta C, Pariyo GW, Bakyaita N, Staedke S, Kamya M,
Okui O: Health-seeking behavior for malaria among child and adult headed households
in Rakai district, Uganda. Afr Health Sci 2004, 4:119-124.
13. Cropley L: The effect of health education interventions on child malaria treatment-
seeking practices among mothers in rural refugee villages in Belize, Central America.
Health Promotion International 2004, 19:445-452
10