You are on page 1of 14

ANALISIS KINERJA MUTU PEKERJAAN STUKTUR

BETON BERTULANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN


HOTEL, MALL, DAN APARTMENT TENTREM KOTA
SEMARANG

Ryan Dwiyana Putra1,*), Nuroji1), Hery Suliantoro2)


1)
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2)
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Kota Semarang 50275
*)
Email : ryandwiyanaputra@gmail.com; nuroji.undip@gmail.com,
suliantoro_hery@yahoo.com

Abstract
In Indonesia, infrastructure development is carried out on a large scale. With a
large infrastructure development, it must be balanced with good quality structural
work performance. On the basis of this, it is necessary to analyze the quality
performance of reinforced concrete structures in the construction projects of Hotels,
Mall and Apartment Tentrem. The research objective was to analyze the quality
performance from the aspects of strength, density, and dimensions of reinforced
concrete structures work; analyzing the factors that cause construction defects in
reinforced concrete structures work; and find the right strategy in dealing with
construction defects in reinforced concrete structures work. The research method
used is the method of field inspection, interview and literature method. From this
research, the quality performance that does not match the requirements is the
density aspect. Construction defects in the density aspect are caused by
the formwork that is hollow and there are gaps between the formwork joints, the
addition of water to the fresh concrete mixture, the way to use the vibrator machine
does not meet the requirements. The strategy for dealing with construction defects is
to tighten the supervision of contractors by controlling and evaluating.

Kata kunci : quality performance, construction defect.

PENDAHULUAN persyaratan atau ketentuan pada


Di Indonesia, pembangunan pelaksanaan konstruksi tidak sesuai
infrastruktur dilakukan secara besar- dengan yang dipersyaratkan, maka
besaran. Pembangunan infrastruktur hasil konstruksi dapat dikatakan tidak
yang besar ditunjukan dari tepat. Pelaksanaan konstruksi ang baik
pertumbuhan prosentase nilai harus memenuhi standar yang telah
konstruksi sebesar 7,58 % (BPS, ditetapkan terutama pada pekerjaan
2019). Pelaksanaan proyek konstruksi struktur. Pekerjaan struktur yang baik
memiliki ciri khas antara proyek satu harus memenuhi aspek kekuatan,
dengan yang lain, tergantung kepadatan, dan dimensi (Asiyanto,
persyaratan atau ketentuan yang telah 2008). Atas dasar hal tersebut, perlu
ditetapkan pemilik proyek. Apabila dilakukan analisis kinerja mutu
pekerjaan struktur beton bertulang kekuatan, aspek kepadatan, dan aspek
pada pembangunan Hotel, Mall, dan ketepatan dimensi. Aspek kekuatan
Apartment Tentrem Kota Semarang. adalah terdiri kuat tekan beton, kuat
tarik baja tulangan. Aspek kepadatan
Pelaksanaan Konstruksi antara lain struktur tidak kropos, tidak
Menurut PUPR (2017) Pelaksanaan burik, tidak terjadi sambungan, tidak
konstruksi merupakan kegiatan retak. Aspek ketepatan dimensi antara
membangun/ konstruksi yang telah lain marking dan ukuran dimensi
dirancang atau didesain. Sedangkan elemen struktur.
Menurut UU No. 2 tahun 2017 tentang
Jasa Kontruksi menyebutkan bahwa Cacat Konstruksi
pelaksanaan atau pekerjaan konstruksi Cacat konstruksi merupakan suatu
adalah keseluruhan atau sebagian kondisi penyimpangan atau
kegiatan yang meliputi pembangunan, ketidaksempurnaan hasil dan atau
pengoperasian, pemeliharaan, proses pekerjaan konstruksi yang
pembongkaran, dan pembangunan masih dalam batas toleransi
kembali suatu bangunan. (Shirkavand et al. 2015). Sedangkan
menurut Ojo (2010) cacat konstruksi
Struktur Beton Bertulang merupakan suatu kegagalan dari
Struktur beton bertulang adalah komponen bangunan untuk dibuat
struktur beton yang ditulangi dengan sebagaimana mestinya. Penyebab cacat
luas dan jumlah tulangan yang tidak konstruksi menurut PUPR (2015)
kurang dari nilai minimum yang di dapat bersumber dari faktor tenaga
syaratkan dengan atau tanpa prategang, kerja, material, peralatan,
dan direncanakan berdasarkan asumsi implementasi metode pelaksanaan, dan
bahwa kedua bahan tersebut bekerja lingkungan.
sama dalam memikul gaya-gaya. (SNI
03- 2847 – 2002. Sumber Daya Konstruksi
Menurut Dipohusodo (1996) sumber
Kinerja Mutu daya konstruksi dibagi menjadi lima
Kinerja mutu merupakan hasil kerja faktor. Lima faktor tersebut antara lain
yang dicapai untuk memenuhi suatu faktor tenaga kerja, faktor material,
persyaratan tertentu (Priana et al, faktor peralatan, faktor metode
2014). Sedangkan menurut Asiyanto pelaksanaan, dan faktor lingkungan.
(2008) kinerja mutu dalam aspek 1. Faktor tenaga kerja antara lain
konstruksi adalah hasi kerja yang mobilisasi tenaga kerja,
dicapai dalam rangka mencapai ketersediaan tenaga kerja,
kesesuaian dengan standar atau ketrampilan tenaga kerja,
persyaratan yang telah ditetapkan. pengalaman tenaga kerja di
Tolok ukur kinerja mutu pekerjaan lapangan, daya produksi tenaga
struktur menurut Asiyanto (2008) kerja.
antara lain harus memenuhi aspek 2. Faktor material antara lain

12 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 26 No. 1 Juni 2021 11 - 24


ketersediaan material, tidak ada Strategi penanganan cacat konstruksi
keterlambatan mobilisasi material, menurut Ahzahar et al (2011) terdapat
mutu material yang sesuai enam strategi yang dapat
spesifikasi, adanya kontrol material, meminimalisir permasalahan cacat
dan penggunaan bahan material konstruksi antara lain memperketat
yang sesuai. pengawasan kontraktor, pelatihan dan
3. Faktor Peralatan adalah tidak ada pendidikan bagi tenaga kerja,
keterlambatan mobilisasi peralatan, komunikasi yang tepat antar pihak
jumlah alat yang memadai, yang terlibat, pengelolaan manajemen
peralatan sesuai spesifikasi, yang baik, pengelolaan tenaga kerja
produktivitas alat berat yang sesuai. yang baik, dan desain yang baik.
4. Faktor metode pelaksanaan adalah Tujuan penelitian adalah menganalisis
desain konstruksi yang tepat, sesuai kinerja mutu aspek kekuatan,
dengan izin bangunan, metode kepadatan, dan ketepatan dimensi
pekerjaan yang tepat, ada pekerjaan pekerjaan struktur beton bertulang;
yang perlu diperbaiki, manajemen menganalisis faktor-faktor yang
lapangan yang baik. menjadi penyebab cacat konstruksi
5. Faktor lingkungan adalah sesuai pada pekerjaan struktur atas beton
dengan perencanaan AMDAL, tidak bertulang; dan menentukan strategi
ada pertentangan kepentingan dan yang tepat dalam penanganan cacat
faktor sosial lingkungan, tidak ada konstruksi pada pekerjaan struktur atas
perubahan regulasi dari Pemerintah, beton bertulang.
tidak ada perubahan sosialisai atau
kebijakan politik ekonomi METODE PENELITIAN
Pemerintah, tidak terjadi kondisi tak Penelitian dilakukan pada Proyek
terduga (cuaca buruk, banjir, Pembangunan Hotel, Mall, dan
gempa, dll). Apartment Tentrem yang bertempat di
Jalan Gajahmada No. 123, Kota
Strategi Penanganan Cacat Semarang. Responden pada penelitian
Konstruksi ini adalah dari pihak kontraktor.

Gambar 1. Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartment Tentrem

Analisis Kinerja Mutu Pekerjaan Stuktur Beton Bertulang Pada Proyek


Pembangunan Hotel, Mall, Dan Apartment ……...… (Ryan Dwiyana Putra, dkk) 13
Metode pengumpulan data yang Teknis, Gambar Teknis, dan
digunakan dalam penelitian adalah Laporan Progres yang kemudian
metode inspeksi lapangan, wawancara ditentukan aspek kinerja mutu
(primer) dan metode literatur yang kurang sesuai atau tidak
(sekunder). Metode inspeksi lapangan sesuai dimana aspek kinerja mutu
dan wawancara dilaksanakan dengan yang kurang sesuai atau tidak
melakukan pengamatan di lapangan sesuai dapat menyebabkan cacat
terkait kinerja mutu pelaksanaan konstruksi.
pekerjaan struktur atas beton bertulang. 2. Menganalisis faktor - faktor
Metode literatur dilaksanakan dengan penyebab-penyebab cacat
mengumpulkan, mengidentifikasi serta konstruksi dari sumber daya
mengolah data tertulis seperti buku, konstruksi yaitu faktor tenaga
jurnal, peraturan, dan laporan kegiatan kerja, faktor material, faktor
yang relevan. Data yang diperoleh peralatan, faktor implementasi
merupakan data kualitatif dan analisis metode pelaksanaan, dan faktor
bersifat deskriptif. Tahapan penelitian lingkungan.
adalah sebagai berikut: 3. Menyusun strategi penanganan
1. Menganalisis aspek kinerja mutu yang tepat untuk mencegah
yaitu aspek kekuatan, aspek terjadinya cacat kosntruksi pada
kepadatan, dan aspek ketepatan pelaksanaan pekerjaan struktur
dimensi terhadap dokumen mutu atas beton bertulang yang akan
seperti dokumen Spesifikasi mendatang.

Gambar 2. Tahapan Penelitian

14 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 26 No. 1 Juni 2021 11 - 24


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kinerja Mutu dan aspek ketepatan dimensi
Kinerja mutu pekerjaan struktur beton (Asiyanto, 2008). Tingkat kesesuaian
bertulang dibagi menjadi tiga aspek ketiga aspek tersebut dapat dilihat pada
yaitu aspek kekuatan, aspek kepadatan, tabel 1.

Tabel 1. Kinerja Mutu Pekerjaan Struktur


Pekerjaan Kurang Tidak
No Variabel Struktur Sub Variabel Sesuai Sesuai Sesuai
1 Aspek Kekuatan Plat Lantai &
Balok Kuat tekan beton √
Kuat tarik baja √
Kolom &
Corewall Kuat tekan beton √
Kuat tarik baja √
Tangga Kuat tekan beton √
Kuat tarik baja √
Plat Lantai &
2 Aspek Kepadatan Balok Tidak kropos √
Tidak burik √
Tidak ada
sambungan √
Tidak retak √
Kolom &
Corewall Tidak kropos √
Tidak burik √
Tidak ada
sambungan √
Tidak retak √
Tangga Tidak kropos √
Tidak burik √
Tidak ada
sambungan √
Tidak retak √
Plat Lantai &
3 Aspek Dimensi Marking √
Balok
Ukuran dimensi √
Kolom &
Corewall Marking √
Ukuran dimensi √
Tangga Marking √
Ukuran dimensi √

Aspek Kekuatan dengan apa yang dipersyaratkan. Pada


Pada aspek kekuatan, uji kuat tekan Proyek Hotel, Mall, dan Apartment
beton dan uji kuat tarik tulangan sesuai Tentrem, plat lantai dan balok

Analisis Kinerja Mutu Pekerjaan Stuktur Beton Bertulang Pada Proyek


Pembangunan Hotel, Mall, Dan Apartment ……...… (Ryan Dwiyana Putra, dkk) 15
menggunakan mutu beton f’c = 33 dilakukan di Laboraturium Politeknik
Mpa, kolom & corewall menggunakan Negeri Semarang dengan sampel
mutu beton f’c = 40 Mpa, dan struktur tulangan terdiri dari besi D10 , D12 ,
tangga dengan mutu beton f’c = 33 D16 , D22 , D29 , D32 yang dipotong
Mpa. Pengujian kuat tekan beton @1 meter untuk diuji kuat tarik
dilakukan di Laboraturium Bahan dan tulangan.
Konstruksi Universitas Diponegoro
dengan benda uji berupa silinder beton Aspek Kepadatan
ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 Aspek kepadatan pada pekerjaan
cm. Pemeriksaan kuat tekan beton struktur beton bertulang proyek
dilakukan untuk mengetahui secara pembangunan Hotel, Mall, dan
pasti kekuatan tekan beton pada umur Apartment Tentrem terdapat beton
28 hari apakah sudah sesuai apa yang yang terjadi keropos. Menurut
telah dipersyaratkan. Untuk umur Herdiyansyah & Pangaribuan (2015)
beton bervariasi yaitu umur 14 hari, 21 kepadatan beton yang tidak sempurna
hari, 28 hari sesuai dengan rencana dapat menimbulkan beton terdapat
umur beton. Pada mesin uji tekan, rongga-rongga (keropos). Beton yang
benda uji (beton silinder) diletakkan terjadi keropos pada pekerjaan struktur
dan diberi beban sampai benda uji beton bertulang proyek pembangunan
runtuh, yaitu pada saat beban Hotel, Mall, dan Apartment Tentrem
maksimum. Sedangkan kuat tarik baja terdapat pada struktur balok. Pada
tulangan menggunakan baja tulangan prinsipnya kepadatan beton dapat
deform dengan fy = 400Mpa, baja berlangsung dengan sendirinya akibat
tulangan polos dengan fy = 240 Mpa, berat sendiri campuran, akan tetapi
Modulus Elastisitas = 200000 Mpa. hasil kurang sempurna disebabkan oleh
Pada persyaratan pengujian, jika suatu udara yang terperangkap dalam
konstruksi beton akan menggunakan campuran dengan jumlah yang banyak
lebih dari satu jenis dan ukuran baja sehingga menimbulkan rongga-rongga
beton, maka setiap jenis dan ukuran yang dapat memicu masuknya air.
perlu dilakukan pengujian kuat tarik. Beton keropos dapat dilihat pada
Pengujian kuat tarik tulangan Gambar 3.

Gambar 3. Beton Keropos

16 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 26 No. 1 Juni 2021 11 - 24


Aspek Dimensi plat lantai, balok, kolom, corewall
Aspek Dimensi pada pekerjaan yang sesuai dengan marking dan
struktur beton bertulang proyek pengukuran struktur di lapangan
pembangunan Hotel, Mall, dan beradasarkan pada inspeksi lapangan
Apartment Tentrem sesuai dengan dan gambar pekerjaan struktur yang
persyaratan mutu. Kesesuaian dari dilaksanakan. Pengukuran dimensi dan
persyaratan dianalisis dari pekerjaan marking dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengukuran dimensi dan marking

Penyebab Kinerja Mutu Kepadatan tepat/sesuai. Sumber daya konstruksi


Struktur Beton Bertulang Kurang antara lain faktor tenaga kerja, faktor
Sesuai material, faktor peralatan, faktor
Penyebab kinerja mutu kepadatan metode pelaksanaan, dan faktor
struktur beton bertulang kurang sesuai lingkungan. Penyebab kinerja mutu
disebabkan oleh ketentuan didalam kepadatan yang tidak sesuai dapat
sumber daya konstruksi yang kurang dilihat pada Tabel 4.

Tabel 2. Penyebab Kinerja Mutu Kepadatan Kurang Sesuai


Kurang Tidak
No Variabel Sub Variabel
Sesuai Sesuai Sesuai
Tidak ada keterlambatan
1 Tenaga kerja
mobilisasi tenaga kerja √
Ketersediaan tenaga kerja √
Ketrampilan tenaga kerja √
Pengalaman tenaga kerja di
lapangan √
Daya produksi tenaga kerja √
2 Material Ketersediaan material yang √

Analisis Kinerja Mutu Pekerjaan Stuktur Beton Bertulang Pada Proyek


Pembangunan Hotel, Mall, Dan Apartment ……...… (Ryan Dwiyana Putra, dkk) 17
dibutuhkan
Tidak ada keterlambatan
mobilisasi material √
Mutu material sesuai
spesifikasi √
Adanya kontrol mutu material √
Penggunaan material bahan
tambahan √
Tidak ada keterlambatan
3 Peralatan
mobilisasi alat √
Jumlah alat memadai √
Peralatan sesuai spesifikasi √
Produktivitas alat berat √
Metode
4
pelaksanaan Desain konstruksi yang tepat √
Sesuai dengan izin bangunan √
Metode pekerjaan yang tepat √
Ada pekerjaan yang perlu
diperbaiki √
Manajemen lapangan yang
baik √
5 Lingkungan Sesuai perencanaan AMDAL √
Tidak ada pertentangan
kepentingan dan faktor sosial
lingkungan √
Tidak ada perubahan
peraturan regulasi Pemerintah √
Tidak ada perubahan
sosialisasi atau kebijakan
politik ekonomi Pemerintah √
Tidak terjadi kondisi tak
terduga (cuaca buruk, banjir,
gempa, dll) √

Tenaga kerja tidak ada keterlambatan mobilisasi


Faktor tenaga kerja yang tidak sesuai tenaga kerja, ketersediaan tenaga kerja,
persyaratan mutu merupakan faktor ketrampilan tenaga kerja, pengalaman
yang dapat menjadi penyebab cacat tenaga kerja di lapangan, daya
konstruksi (Chandra & Yohanes, 2015; produksi tenaga kerja. Data terkait
Hang, 2016; Iswandi & Imran, 2015; tenaga kerja tertuang pada Laporan
Waziri 2016). Faktor Tenaga kerja Progres Proyek yang terdiri dari tukang
pada proyek pembangunan Hotel, bekisting, tukang besi, tukang cor.
Mall, & Apartment Tentrem sudah Pada saat pelaksanaan, para tukang
sesuai dengan yang dipersyaratkan dari diawasi oleh Supervisor dan Quality

18 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 26 No. 1 Juni 2021 11 - 24


Control dari pihak Kontraktor beserta peralatan, jumlah alat yang memadai,
pengawas dari Konsultan MK. peralatan sesuai spesifikasi,
produktivitas alat berat yang sesuai.
Material
Penggunaan material inferior atau Metode pelaksanaan
tidak sesuai peryaratan adalah cacat Faktor metode pelaksanaan yang tidak
utama yang dapat menyebabkan tepat diakui sebagai faktor yang dapat
kerusakan dini pada komponen menyebabkan cacat konstruksi (Hang,
bangunan atau keseluruhan dari 2016; Waziri, 2016; Iswandi & Imran,
bangunan (Femmy & Yusuf, 2016; 2015; Andry et al, 2011; Henry, 2010;
Hang, 2016; Waziri, 2016; Ahzahar et Bachrian, 2007). Implementasi metode
al, 2011). Material pada proyek pelaksanaan pada proyek
pembangunan Hotel, Mall, dan pembangunan Hotel, Mall, dan
Apartment Tentrem sesuai dengan Apartment Tentrem kurang sesuai
yang dipersyaratkan dari ketersediaan dikarenakan masih ditemukan
material, tidak ada keterlambatan bekisting dalam kondisi berlubang dan
mobilisasi material, mutu material terdapat celah pada sambungan antar
yang sesuai spesifikasi, adanya kontrol bekisting. Bekisting terdapat lubang
material, dan penggunaan bahan disebabkan oleh pemakaian bekisting
material yang sesuai. secara berulang tanpa memperhatikan
kondisi bekisting. Sedangkan celah
Peralatan antar sambungan bekisting disebabkan
Penggunaan peralatan yang tidak oleh pekerja kurang teliti karena
sesuai peryaratan adalah penyebab mengalami kelelahan yang diakibatkan
yang dapat menimbulkan cacat oleh kerja lembur untuk mengejar
konstruksi (DPU, 2002). Peralatan progres pekerjaan. Bekisting terdapat
pada proyek pembangunan Hotel, lubang dan celah antar sambungan
Mall, dan Apartment Tentrem sesuai bekisting dapat dilihat pada Gambar 5
dengan yang dipersyaratkan dari tidak di bawah ini.
ada keterlambatan mobilisasi

Gambar 5. Terdapat celah antar sambungan bekisting

Analisis Kinerja Mutu Pekerjaan Stuktur Beton Bertulang Pada Proyek


Pembangunan Hotel, Mall, Dan Apartment ……...… (Ryan Dwiyana Putra, dkk) 19
Selain terdapat bekisting menyebabkan keropos pada beton.
berlubang dan terdapat celah antar
sambungan bekisting, ditemukan Lingkungan
penambahan jumlah air pada saat Faktor lingkungan yang tidak sesuai
pengecoran dan penggunaan mesin persyaratan diakui sebagai faktor yang
vibrator yang kurang sesuai. dapat menyebabkan cacat konstruksi
Penambahan campuran air dapat (DPU, 2002). Faktor lingkungan pada
menyebabkan beton menjadi encer dan proyek pembangunan Hotel, Mall, &
menimbulkan rongga pada beton. Apartment Tentrem sesuai dengan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dipersyaratkan dari sesuai dengan
penambahan jumlah air pada saat perencanaan AMDAL, tidak ada
pengecoran dapat menyebabkan beton pertentangan kepentingan dan faktor
keropos. Penambahan air dilakukan sosial lingkungan, tidak ada perubahan
pihak pelaksana kontraktor agar regulasi dari Pemerintah, tidak ada
mempermudah mobilisasi beton segar perubahan sosialisai atau kebijakan
dimana pengerjaan dilakukan pada politik ekonomi Pemerintah, tidak
gedung bertingkat tinggi dengan terjadi kondisi tak terduga (cuaca
bantuan alat concrete pump. Namun buruk, banjir, gempa, dll)
pada proyek Hotel, Mall, dan
Apartment Tentrem Tentrem
penggunaan concrete pump hanya Strategi / Penanganan Cacat Pada
sebagian kecil, sebagian besar Aspek Kepadatan
pengecoran beton segar menggunakan Pengawasan Ketat Dari Kontraktor
bucket cor agar mutu beton segar tetap Menurut Hang (2015), Ali & Wen
terjaga. Sedangkan Kesalahan (2011) menyebutkan strategi/
penggunaan mesin vibrator disebabkan penanganan cacat konstruksi adalah
oleh pekerja mengalami kelelahan saat dengan melakukan pengawasan ketat
bekerja. Kelelahan saat bekerja dari kontraktor. Selain itu, kontraktor
dikarenakan kegiatan pengecoran juga perlu memeriksa pekerjaan secara
dilakukan pada malam hari (kerja teratur untuk mencegah agar cacat
lembur bagi pekerja). Kegiatan tidak bertambah buruk. Sedangkan
pengecoran dilakukan pada malam hari menurut Ahzahar et al., (2011)
agar tidak mengganggu lalu lintas peningkatkan pengawasan perlu
sekitar proyek yang padat. Penggunaan diperketat pada proyek konstruksi,
mesin vibrator yang tidak sesuai salah satu kriteria praktik terkini di
berakibat pada kepadatan adukan beton Indonesia adalah pada proses
yang tidak sempurna. Pemadatan beton pelaksanaan. Pengawasan ketat dari
yang tidak sempurna mengakibatkan kontraktor secara harian harus
adanya sisi ruang kosong yang tidak dilakukan sehingga masalah
terisi oleh adukan cor beton segar. pengerjaan dapat diidentifikasi dan
Ruang kosong tersebut dapat pekerjaan perbaikan dapat segera

20 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 26 No. 1 Juni 2021 11 - 24


dilaksanakan. Pengawasan yang ketat kesalahan dalam implementasi metode
dari kontraktor merupakan upaya pelaksanaan. Pada proyek
untuk meminimalisir terjadinya pembangunan Hotel, Mall, dan
pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai Apartment Tentrem, Kontraktor
prosedur. Pekerjaan yang tidak sesuai kadang kurang teliti terhadap
prosedur diakibatkan karena lemahnya pelaksanaan pekerjaan struktur
pengawasan. Pengawasan ketat dari sehingga dapat mengakibatkan cacat
kontraktor diperlukan agar konstruksi. Cara memperketat
meminimalisir terjadinya beton pengawasan dapat dilihat pada Tabel 2.
keropos yang ditimbulkan dari

Tabel 2. Analisis 5 W 1 H
What Why How Where When Who
Pemakaian
bekisting secara
berulang maksimal
3x serta melihat
kondisi bekisting
1
apabila berlubang,
Agar tidak Pihak
harus diplester
terjadi Saat Kontraktor
dengan baik atau Di lokasi
bekisting pengerjaan (Supervisor
diganti bekisting proyek
berlubang dan bekisting Bekisting
baru.
celah & QC)
Pekerjaan yang
dilakukan pekerja
harus ada fungsi
2
controlling dan
Memperketat evaluasi yang
Pengawasan mendalam.
Pemahaman yang
baik dari
implementasi
1 metode
pelaksanaan dengan
ketentuan yang Pihak
Agar tidak
telah ditetapkan. Kontraktor
terjadi Di lokasi Saat pekerjaan
Rapat atau evaluasi (Supervisor
penambahan proyek pengecoran
dengan Pengecoran
air
mengingatkan agar & QC)
tidak melakukan
2
penambahan air
yang dapat
berakibat pada
cacat konstruksi.

Analisis Kinerja Mutu Pekerjaan Stuktur Beton Bertulang Pada Proyek


Pembangunan Hotel, Mall, Dan Apartment ……...… (Ryan Dwiyana Putra, dkk) 21
Metode
pelaksanaan harus
diterapkan dengan
baik, serta
Agar tidak 1 mengingatkan Saat
Pihak
terjadi pekerja untuk pengerjaan
Kontraktor
kesalahan menggunakan alat Di lokasi pemadatan
(Supervisor
dalam vibrator dengan proyek dengan
Pengecoran
pengunaan sesuai ketentuan. menggunakan
& QC)
alat vibrator alat vibrator
Pekerjaan yang
2 dilakukan pekerja
harus ada evaluasi.

SIMPULAN bekisting yang dilakukan pekerja harus


Dari hasil analisis dapat diperoleh ada fungsi controlling dan evaluasi
kesimpulan bahwa pada proyek yang mendalam, pemahaman yang
pembangunan Hotel, Mall, dan baik dari implementasi metode
apartment Tentrem, kinerja mutu pelaksanaan dengan ketentuan
pekerjaan struktur beton bertulang pengecoran yang telah ditetapkan,
yang kurang sesuai dengan persyaratan rapat atau evaluasi dengan
adalah aspek kepadatan. Pada aspek mengingatkan agar tidak melakukan
kepadatan, terjadi cacat konstruksi penambahan air yang dapat berakibat
yaitu beton keropos pada permukaan pada cacat konstruksi, metode
struktur beton bertulang. Penyebab pelaksanaan penggunaan alat vibrator
beton keropos pada pekerjaan struktur harus diterapkan dengan baik, serta
atas adalah faktor metode pelaksanaan mengingatkan pekerja untuk
yang tidak tepat/kurang sesuai dengan menggunakan alat vibrator sesuai
ketentuan pada Spesifikasi Teknik. ketentuan, pekerjaan yang dilakukan
Faktor metode pelaksanaan yang pekerja harus ada evaluasi agar
kurang sesuai persyaratan antara lain: pekerjaan lebih terkontrol.
kondisi bekisting terdapat lubang dan
celah, jumlah air yang tidak sesuai DAFTAR PUSTAKA
persyaratan, penggunaan mesin Ahzahar, N., Karim, N.A., Hassan,
vibrator yang tidak sesuai ketentuan. S.H., Eman, J., 2011, A Study
Strategi/penanganan kinerja mutu of Contribution Factors to
aspek kepadatan yang kurang sesuai Building Failures and Defects
adalah memperketat pengawasan in Construction Industry.
kontraktor dengan cara pemakaian Procedia Engineering 20, 249–
bekisting secara berulang maksimal 3x 255.
serta melihat kondisi bekisting apabila https://doi.org/10.1016/j.proeng
berlubang, harus diplester dengan baik .2011.11.162
atau diganti bekisting baru; pengerjaan Ali, A.S., Wen, K.H., 2011, Building

22 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 26 No. 1 Juni 2021 11 - 24


Defects: Possible Solution For Femmy, K.P., Yusuf, T., 2016,
Poor Construction Analisis Faktor Yang
Workmanship. Jurnal of Mempengaruhi Kinerja Mutu
Buildings Performance, Vol 2, Proyek Konstruksi di Kota
11. Gorontalo. Gorontalo:
Andry, G.S., Rezky, T., Prasetio, S., Universitas Negeri Gorontalo.
Januar, B., 2011, Identifikasi Hang, H. C., 2016, Investigation Of
Penyebab Kerusakan Pada Defects In New Buildings In
Beton dan Pencegahannya. Malaysia – Construction
Tugas Akhir. Program Studi Management, Skripsi, Faculty
Teknik Sipil. Surabaya : of Engineering and Green
Universitas Kristen Petra. Technlogy. Malaysia:
Asiyanto, 2008, Metode Konstruksi Universiti Tuanku Abdul
Gedung Bertingkat. Jakarta: Rahman.
Universitas Indonesia. Henry, Hartono, 2010, Analisis
Bachrian, Lubis, 2007, Pelaksanaan Kerusakan Struktur Bangunan
Konstruksi Beton dan Gedung BAPPEDA Wonogiri.
Perawatannya. Fakultas Dinamika Teknik Sipil,
Teknik, Pengukuhan Guru Universitas Muhammadiyah
Besar, Universitas Sumatera Surakarta. Vol. 7 No.1, pg. 63-
Utara, Medan. 71
Badan Pusat Statistik, 2019, Iswandi, I., Dradjat, H., 2015,
Konstruksi Dalam Angka Berbagai Permasalahan Beton
(Construction in Figures) 2019. di Lapangan.
Jakarta : Badan Pusat Statistik Ojo, Olu, 2010, “Organisational
Indonesia. Culture And Corporate
Chandra., Yohanes, L.D.A., 2010, Performance: Empirical
Kajian Faktor-Faktor Yang Evidence From Nigeria”.
Mempengaruhi Kualitas Journal of Business Systems,
Proyek Pembangunan Governance and Ethics. Vol. 5
Bangunan Gedung Negara, No. 2, pg. 1-12.
Universitas Katolik Priana, S.E., Carlo, N., Yulius, M.N.,
Parahyangan, Bandung. 2014, Analisis Faktor-Faktor
Departemen Pekerjaan Umum, 2002, Yang Mempengaruhi Kinerja
BCE-09/Pengujian Material Mutu Pada Proyek Konstruksi
Gedung. Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Di Kota Padang
Gedung. Bandung : Panjang, Tesis, Program Studi
Departemen Pekerjaan Umum Teknik Sipil, Program
Dipohusodo, Istimawan, 1996, Pascasarjana. Padang:
Manajemen Proyek & Universitas Bung Hatta.
Konstruksi. Jogjakarta: Shirkavand, I., Lohne, J., Lædre, O.,
Kanisius. 2016, Defects at Handover in

Analisis Kinerja Mutu Pekerjaan Stuktur Beton Bertulang Pada Proyek


Pembangunan Hotel, Mall, Dan Apartment ……...… (Ryan Dwiyana Putra, dkk) 23
Norwegian Construction Konstruksi. Jakarta: UU RI.
Projects. Procedia - Social and Waziri, B.S., 2016, Design and
Behavioral Sciences 226, 3–11. Construction Defects
https://doi.org/10.1016/j.sbspro Influencing Residential
.2016.06.155 Building Maintenance in
SNI, 1995, Standar SK SNI 03-3976 Nigeria. Department of Civil
Tentang Tata Cara and Water Resources
Pengadukan Beton. Bandung: Engineering, University of
Departemen Pekerjaan Umum. Maiduguri, Nigeria., JJCE 10,
(SNI 03- 2847 – 2002 313–323.
UU RI, 2017, Undang-Undang https://doi.org/10.14525/JJCE.1
Republik Indonesia Nomor 2 0.3.3605
Tahun 2017 Tentang Jasa

24 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 26 No. 1 Juni 2021 11 - 24

You might also like