Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The development of technology today is grow very rapidly. This encourages
changes in society in all aspects, one of which is in the field of architecture.
In the past, villagers often used gall as the walls of the house. Gedeg is a
wall for building houses made of woven bamboo. However, as the
development of increasingly modern times, bamboo walls began to be
replaced by bricks. To find out the survival of bamboo wall craftsmen, the
authors conducted a study in Pojok Village RT 02 RW 03 Ponggok District,
Blitar Regency. In this village there is still one bamboo wall craftsman, so
the research was carried out in one of the residents' houses. In this study,
the authors used a qualitative approach, in which the data collection
process was carried out by means of direct interviews by informants. this
research produces information data about the existence of bamboo
craftsmen who still survive in modern society. This existence illustrates that
the more rare bamboo wall craftsmen in society, the more sought after. This
has become something special for bamboo wall craftsmen in the village of
Pojok. In this study there was one resource person who was interviewed in
depth about the existence of bamboo wall craftsmen in the modern era in
Pojok Village.
Abstrak
Perkembangan teknologi dewasa ini berkembang sangat pesat. Hal ini
mendorong perubahan dalam masyarakat dalam segala aspek, salah
satunya adalah dalam bidang arsitektur. Dahulu, penduduk Desa kerap kali
menggunakan gedeg sebagai dinding rumah. Gedeg adalah dinding untuk
bangunan rumah yang terbuat dari anyaman bambu. Namun, seiring
perkembangan zaman yang semakin modern, dinding bambu mulai
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negei Malang
ainioctavian04@gmail.com
Nuraini Okta Viandari 3
tergantikan oleh batu bata. Terkait hal ini, jumlah para pengrajin dinding
bambu di Indonesia menurun. Untuk mengetahui bertahannya pengrajin
dinding bambu, penulis melakukan penelitian di Desa Pojok RT. 02 RW. 03
Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode pendekatan kualitatif, dimana proses pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara langsung oleh informan. penelitian ini
menghasilkan data informasi mengenai eksistensi pengrajin bambu yang
masih bertahan di tengah masyarakat modern. Eksistensi ini
menggambarkan bahwa semakin langka pengrajin dinding bambu dalam
masyarakat, maka semakin dicari. Hal inilah yang menjadi sesuatu yang
istimewa bagi pengrajin dinding bambu di desa Pojok. Dalam penelitian
ini terdapat satu narasumber yang diwawancari secara mendalam
mengenai keberadaan pengarajin dinding bambu dalam era modern di
Desa Pojok Kabupaten Blitar.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan unsur kebudayaan. Kekayaan
budaya yang dimiliki Indonesia merupakan hasul dari warisan nenek
moyang Indonesia (Lusianti, Rani:2012). Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) pada bulan Juli 2017 Indonesia memiliki sekitar 16.056
gugugsan pulau. Sebagai negara yang terdiri dari banyak pulau, wilayah
Indonesia satu sama lain memiliki letak geografis yang berbeda sehingga
mempengaruhi kebudayaan yang ada dalam kawasan tersebut. Adapun
unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat yaitu bahasa, pengetahuan,
sistem kekerabatan atau organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi,
ekonomi atau mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, dimana data
diperoleh melalui wawancara langsung oleh peneliti dan kepada informan.
Wawancara dilakukan guna mencari informasi yang lebih mendalam oleh
informan, karena hasil data dari wawancara tidak terbatas dan dapat disaring
untuk nanti dapat dikembangkan dan dikemas dalam bentuk yang lebih
relevan dan efektif. Penelitian ini dilakuakan selama satu hari pada 23
November 2019.
adalah batu bata. Perubahan dari bidang arsitektur ini menjadi salah satu
tantangan bagi para pengrajin dinding bambu. Tantangan ini timbul karena
masyarakat perlahan beralih dari penggunaan gedeg menjadi batu bata
sebagai dinding rumah. Perubahan tetsebut mengakibatkan para pengrajin
dinding bambu yang beralih profesi atau berhenti bekerja sebagai dinding
bambu karena dianggap tidak memiliki penghasilan ekonomi yang
menjanjikan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, Agus. 2013. Unsur-unsur Kebudayaan Beserta Penjelasannya.
(Online), (http://mbahkarno.blogspot.co.id/2013/09/unsur-unsur-
kebudayaan-beserta.html), diakses 8 Mei 2018.
Tohir. 2018. Mengintip Pembuatan Kerajinan Gedeg di Desa Banjaran.
(Online), (http://chyrun.com/pembuatan-kerajinan-gedek-bambu-
desa-banjaran/), diakses 8 Mei 2018.
Dynash, Jaun. 2014. Budaya Adat Indonesia. (Online),
(http://budayaadatdaerah.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-rumah-
adat.html), diakses 8 Mei 2018.
Kurniawati, T. 2015. Tingkat Kesejahteraan Pengrajin Dinding Bambu di
Desa Sendari, Kecamatan Milati, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. 48-50.
Lubis, Damayanti. 2014. Eksistensi Mebel Bambu di Tengah Perkembangan
Desain dan Teknologi. 11(2), 137-139.
Sridianti. 2018. Apa itu Etnografi. (Online), (http://www.sridianti.com/apa-
itu-etnografi.html), diakses 10 Mei 2018.
Siuntul. 2017. Pengertian Arsitektur, Pengertian Rumah Tradisional, Dan 14
Contoh Rumah Tradisional Beserta Gambar. (Online),
(http://siuntul.blogspot.co.id/2017/04/pengertian-arsitektur-
pengertian-rumah.html), diakses 10 Mei 2018.
Jayawan. 2018. Konstruksi Dinding Bambu Part 1 . (Online),
(https://jayawan.com/konstruksi-dinding-bambu/), diakses 10 Mei
2018.
Imagebali. 2018. Keuntungan pembuatan dinding bambu. (Online),
(http://imagebali.net/detail-artikel/625-keuntungan-menggunakan-
dinding-bambu.php), diakses 12 Mei 2018.
Fawzy, A. 2010. Pengertian Etnografi. (Online),
(http://adeadeankali.blogspot.co.id/2010/01/pengertian-
etnografi.html), diakses 10 Mei 2018.
Noorta, Silva. 2019. Teori Darwinisme Sosial: Suatu Pendekatan Barat
Dalam Mentamadunkan Penduduk di Borneo Utara Menerusi
Perspektif Sejarah. Malaysian Journal of Social Humanity. 4(6)