You are on page 1of 10

Jurnal Psikologi Teori dan Terapan

2023, Vol. 14, No. 1, 23-31


p-ISSN: 2087-1708; e-ISSN: 2597-9035

Peran Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi Keluarga Tenaga Kerja


Indonesia (TKI) di Bangkalan

The Role of Family Support for the Resilience of Indonesian Migrant Workers (TKI)
in Bangkalan

Rezkiyah Rosyidah1, Jayaning Sila Astuti1, Dinda Mareta Dellavia Michelino1


1
Program Studi Psikologi Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan, Indonesia

A R T I C L E I N FO A B S T R A C T

Article History This research aims to discover how big the role of family
Submitted : 20 April 2022 support for family resilience in Indonesian Migrant Workers
Final Revised: 15 Januari 2023 (TKI) in Bangkalan. When a husband/wife works as a migrant
Accepted: 20 Januari 2023 worker, there will be changes in the family system that has
been already established. Family members need to support
Keywords: each other when problems occur in the family. Besides, they
Indonesian Migrant Workers also must be able to deal with the problems and maintain the
Family Resilience family life after either the husband or the wife works as a
Family Support migrant worker. Such particular condition is known as family
resilience. This study uses a quantitative approach to
causality. The subjects of this study are 109 couples of
Kata kunci: husband / wife who work as migrant workers and were
Dukungan Keluarga selected using purposive sampling technique. The instrument
Resiliensi Keluarga in this study was the family support scale which was made by
Tenaga Kerja Indonesia the researcher based on the theory proposed by Friedman
(2010) while the family resilience scale modified the Family
Resiliency Assessment Scale (FRAS) compiled by Sixbey
(Herdiana, 2019). The analysis used in this study is a simple
This is an open access article under the CC- linear regression test, which shows that the role of family
BY-SA license support on family resilience is in a strong category (R =
0.726; p <0.05). Meanwhile, the effective contribution of the
Copyright © 2022 by Author, Published by family support variable to family resilience is 52.8% while the
Universitas Negeri Surabaya
remaining 47.2% is influenced by other factors.

A B S T R A K

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran


dukungan keluarga terhadap resiliensi keluarga Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di Bangkalan. Saat seorang suami/ istri bekerja
sebagai TKI maka akan terjadi perubahan dalam sistem keluarga
yang telah terbangun selama ini. Dalam kondisi seperti ini yang
terpenting adalah bagaimana anggota keluarga saling
memberikan dukungan saat terjadinya masalah dalam keluarga,
menyelesaikan masalah-masalah yang muncul, serta membangun
kembali kehidupan setelah terjadi transisi, dalam hal ini setelah
suami/ istri bekerja sebagai TKI. Hal ini dikenal dengan istilah
resiliensi keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif kausalitas. Subjek penelitian ini berjumlah 109 orang
pasangan dari suami/ istri yang bekerja sebagai TKI sendiri oleh
peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Friedman et
al. (2010) sementara untuk skala resiliensi keluarga
23
Rosyidah, Astuti, & Michelino: Peran Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi……. (23-31)

memodifikasi Family Resiliency Assessment Scale (FRAS) yang


disusun oleh Sixbey (Herdiana, 2019). Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji regresi linier sederhana, dimana
menunjukkan adanya peran dukungan keluarga terhadap
resiliensi keluarga dalam kategori yang kuat (R = 0,726; p <
0,05). Sementara itu, untuk sumbangan efektif dari variabel
dukungan keluarga terhadap resiliensi keluarga sebesar 52,8%
sedangkan 47,2% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Korespondensi tentang artikel ini dapat dialamatkan kepada Rezkiyah Rosyidah melalui e-mail:
rezkiyah.rosyidah@trunojoyo.ac.id

Rumah tangga adalah sesuatu yang tertinggi kedua di Indonesia (Fachri, 2022).
berkenaan dengan urusan kehidupan di Di Jawa Timur, permasalahan ekonomi juga
rumah yang terdiri dari satu atau lebih orang merupakan penyebab perceraian tertinggi
yang tinggal bersama-sama di sebuah tempat kedua (Badan Pusat Statistik, 2019).
juga berbagi makanan, minuman dan Fakta tentang pentingnya faktor ekonomi
akomodasi hidup dan bisa terdiri dari satu dalam suatu rumah tangga membuat individu
keluarga dan sekelompok orang. Dalam berusaha untuk melakukan segala cara demi
Kamus Besar Bahasa Indonesia berumah memenuhi kebutuhan rumah tangga,
tangga disamakan arti dengan berkeluarga. termasuk bekerja menjadi seorang Tenaga
Sedangkan keluarga adalah unit terkecil dari Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri.
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga Bidang pekerjaan yang banyak diisi oleh
dan beberapa orang yang terkumpul dan tenaga kerja Indonesia diantaranya adalah
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap sektor manufaktur, konstruksi, pertanian,
dalam keadaan saling ketergantungan. jasa dan perikanan. Faktor penghasilan yang
Dari pengertian diatas dapat lebih besar menjadi pendorong untuk
disimpulkan bahwa dalam rumah tangga menjadi tenaga kerja di luar negeri meskipun
terdapat dua orang atau lebih yang memiliki harus meninggalkan keluarga di tanah air
sifat dan watak yang berbeda namun berbaur Salah satu daerah dengan jumlah Tenaga
bersama dan mengharapkan ketenangan Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang
hidup bersama atau yang disebut paling banyak adalah Madura. Madura
keharmonisan keluarga. Keharmonisan sebagai daerah muslim yang menganut sistem
rumah tangga akan tercapai jika baik suami Patriarki, selama ini penduduk yang
maupun istri melaksanakan kewajibannya merantau lebih banyak laki-laki sedangkan
dan memberikan hak pasangannya. Suami para wanita tinggal di rumah mengurus
berkewajiban untuk memberi nafkah kepada keluarga. Berdasarkan data BNP2TKI Jatim,
istri dan anaknya baik lahir maupun batin, penduduk Madura yang bekerja sebagai TKI
mengurus rumah tangganya dan berhak pada tahun 2016 tercatat sebanyak 7.759
mendapat pelayanan dari istrinya. orang dengan rincian di Kabupaten
Sedangkan istri berkewajiban untuk Bangkalan sebanyak 4.542 orang, di
mengurus rumah dan anak-anaknya dan Kabupaten Sampang sebanyak 1.044 orang,
menaati suami. Selain itu, istri berhak atas di Kabupaten Pamekasan sebanyak 1.553
nafkah dari suaminya. orang dan Kabupaten Sumenep sebanyak
Namun kenyataannya, untuk menjadi 620 orang. Dari data tersebut terlihat bahwa
keluarga bahagia tidaklah mudah. Banyak diantara empat Kabupaten yang ada di Pulau
konflik-konflik yang muncul terutama Madura, Bangkalan menjadi Kabupaten
masalah perekonomian. Tidak jarang justru yang penduduknya paling banyak bekerja
berakhir dengan perceraian. Bahkan sebagai TKI di luar negeri. Namun demikian,
permasalahan ekonomi diklaim menjadi dalam perkembangannya saat ini semakin
permasalahan utama penyebab perceraian banyak pula jumlah wanita yang bekerja dan
24
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

merantau. Bahkan saat ini jumlah TKI asal anak yang orang tuanya bekerja sebagai TKI
Madura didominasi (80%) oleh wanita umumnya mengarah ke negatif. Dari segi
(Rahayuningsih, 2018). pergaulan, anak cenderung mengalami
Besarnya faktor pendorong dan penarik pergeseran etika, minum minuman keras,
berpengaruh positif terhadap peningkatan atau berjudi. Dalam hal pendidikan, anak
jumlah TKI asal Madura dari tahun ke tahun. menjadi malas masuk sekolah, menurunnya
Faktor pendorongnya antara lain: (1) budaya motivasi belajar, serta mengalami penurunan
kerja keras; (2) budaya merantau; (3) budaya prestasi. Secara psikologis, Amalia (2011)
pernikahan dini yang berujung pada menyampaikan bahwa anak-anak ini
kesulitan ekonomi dan konflik rumah tangga; cenderung memiliki self-esteem yang negatif.
(4) kesempatan kerja di daerah asal yang Senada dengan informasi tersebut,
terbatas; (5) budaya kekerabatan yang Permatasari dan Kamulyan (2015) dalam
mendorong untuk menyusul kerabat yang penelitiannya menyebutkan bahwa anak
sudah menjadi TKI sebelumnya; (6) yang ditinggal orang tuanya merantau akan
motivasi yang tinggi sebagai umat Islam menunjukkan sikap pendiam, minder,
untuk melaksanakan ibadah hajidan umroh tertutup, sulit bergaul dengan teman. Sisi
yang membutuhkan banyak biaya positifnya, anak-anak ini akan lebih mandiri,
(Rahayuningsih, 2018). tegar, dan memiliki tekad yang kuat.
Saat salah satu (suami/ istri) bekerja Kondisi ini dapat dianggap sebagai
jauh dari rumah bahkan meninggalkan suatu kondisi krisis yang jika dibiarkan
rumah tentu memengaruhi keharmonisan lambat laun akan memengaruhi
rumah tangga. Seseorang yang menjadi TKI keharmonisan keluarga. Sehingga dalam
di luar negeri pada prinsipnya harus kondisi seperti ini yang terpenting adalah
mendapatkan izin dari wali/ pasangannya. bagaimana anggota keluarga saling
Akan tetapi hal ini seringkali tidak dipenuhi memberikan dukungan saat terjadinya
dengan baik semisal dipalsukan atau dengan masalah dalam keluarga, bagaimana
paksaan. izin merupakan dasar utama untuk keluarga menyelesaikan masalah-masalah
keberlanjutan hubungan dengan yang muncul, serta bagaimana keluarga
pasangannya di masa yang akan datang. membangun kembali kehidupan setelah
Namun, juga tidak menjamin Ketika izin terjadi transisi, dalam hal ini setelah suami/
terpenuhi dengan baik hubungan dengan istri bekerja sebagai TKI di luar negeri. Hal
pasangan menjadi baik selama menjadi TKI. ini dikenal dengan istilah resiliensi keluarga.
Hal ini dikarenakan seorang TKI atau Walsh (dalam Herdiana, 2019)
pasangan yang ditinggalkan pasti banyak menggambarkan resiliensi keluarga sebagai
godaannya, sedangkan masa kontrak kerja proses yang dilakukan untuk menyelesaikan
yang membuat pasangan tinggal berjauhan masalah dan adaptasi dalam keluarga
adalah cukup panjang. Berdasarkan sebagai sebuah unit fungsional. Resiliensi
wawancara pada tanggal 24 November 2022 keluarga mengacu pada kapasitas keluarga
terhadap saudari HL, warga Bangkalan yang untuk bangun kembali dari kesulitan
pernah menjadi TKW, didapatkan informasi sehingga menjadi lebih kuat dan berdaya.
bahwa masa kontrak kerja dengan biro Sebagai catatan bahwa dalam resiliensi
pengiriman atau dengan majikan di luar terjadi proses aktif membangun ketahanan,
negeri minimal adalah selama 10 (sepuluh) memperbaiki diri, dan membangun respons
bulan ketika memilih negara tujuan Malaysia. positif atas krisis dan tantangan-tantangan
Sedangkan masa kontrak kerja minimal di yang terjadi. Luthar dan Cicchetti (2000)
Arab Saudi adalah lebih dari 2 (dua) tahun. mengatakan bahwa perspektif mengenai
Dampak lain yang mungkin muncul resiliensi keluarga merupakan mengenali
adalah terkait dengan perkembangan anak. kekuatan satu sama lain, mampu
Berdasarkan penelitian Fatika, Syarifudin, berdinamika, menjaga hubungan timbal
dan Rani (2018) diketahui bahwa pergaulan balik untuk menghadapi konflik yang
muncul hingga masalah tersebut menjadi
25
Rosyidah, Astuti, & Michelino: Peran Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi……. (23-31)

penguat bagi ketahanan keluarga, dan bukan peran dukungan keluarga terhadap resiliensi
sebagai perusak. Untuk menghadapi keadaan keluarga pada Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
krisis yang menimpa, keluarga harus di Bangkalan.
memiliki sumber daya yang mendukung
salah satunya adalah dukungan sosial. Dalam Metode
konteks keluarga, dukungan sosial ini
didapatkan dari anggota keluarga yang lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Dukungan keluarga adalah sikap, kuantitatif dengan metode kausalitas untuk
tindakan penerimaan keluarga terhadap mengetahui peran dukungan keluarga
anggota keluarganya, berupa dukungan terhadap resiliensi keluarga pada Tenaga
informasional, dukungan penilaian, Kerja Indonesia (TKI) di Bangkalan.
dukungan instrumental dan dukungan Instrumen pengumpulan data yang
emosional. Jadi dukungan keluarga adalah digunakan dalam penelitian ini adalah skala
suatu bentuk hubungan interpersonal yang dukungan keluarga dan resiliensi keluarga.
meliputi sikap, tindakan, dan penerimaan Skala resiliensi keluarga dalam
terhadap anggota keluarga, sehingga anggota penelitian ini disusun peneliti dengan
keluarga merasa ada yang memperhatikan. melakukan modifikasi terhadap Family
Dukungan keluarga yang diterima salah satu Resiliency Assessment Scale (FRAS) yang
anggota keluarga dari anggota keluarga yang disusun oleh Sixbey (Herdiana, 2019). FRAS
lainnya dalam rangka menjalankan fungsi- dikonstruksi berdasarkan konsep resiliensi
fungsi yang terdapat dalam sebuah keluarga keluarga yang dikembangkan oleh Froma
(Friedman et al., 2010). Menurut Walsh, Walsh (dalam Herdiana, 2019) yaitu ‘kapasitas
sumber dukungan internal dan eksternal untuk pulih dari kesulitan’ sehingga menjadi
yang digunakan keluarga saat menghadapi lebih kuat dan berdaya. Walsh telah
situasi sulit juga dapat memengaruhi mengembangkan kerangka konseptual untuk
resiliensi (Herdiana, 2019). McCubbin mengidentifikasikan proses kunci yang
mengungkapkan bahwa keluarga tidak hanya mendukung definisi resiliensi keluarga.
mengandalkan dukungan internal, tetapi juga Proses kunci tersebut meliputi belief system,
mencari dukungan dari lingkungan sosial family organizational patterns dan
seperti keluarga besar, teman, serta anggota communication processes atau problem
komunitasnya agar dapat mencapai resiliensi solving, yang kemudian menjadi konstruk
yang lebih besar (Simon et al., 2005). dari pembuatan instrumen ukur resiliensi
Merujuk pada uraian di atas, kondisi keluarga FRAS.
resiliensi ini dibutuhkan oleh pasangan Respons terhadap skala ini diukur
untuk menghadapi masa transisi setelah berdasarkan 4 poin skala likert mulai dari 1 :
kepergian suami/ istri bekerja sebagai TKI di sangat tidak setuju sampai 4 : sangat setuju.
luar negeri. Oleh karena dalam kondisi ini Skala ini terdiri dari 54 item dari angket
akan dapat memunculkan berbagai berbahasa inggris yang mengukur resiliensi
permasalahan yang tidak hanya terjadi dalam keluarga berdasarkan 6 dimensi, yaitu
tataran individual namun juga dalam tataran Family Communication and Problem
sistem. Sehingga dukungan sosial dari Solving (FCPS), Utilising Social and
anggota keluarga yang lain diharapkan dapat Economic Resources (USER), Maintaining a
meminimalisir munculnya permasalahan Positive Outlook (MPO), Family
dalam psikologis. Merujuk pada uraian latar Connectedness (FC), Family Spirituality
belakang permasalahan di atas, maka peneliti (FS), dan The Ability to Make Meaning of
tertarik untuk meneliti tentang peran Adversity (AMMA). Dari hasil uji validitas
dukungan keluarga terhadap resiliensi terhadap skala resiliensi keluarga
keluarga pada pasangan Tenaga Kerja menunjukkan bahwa terdapat 42 aitem
Indonesia (TKI) di Bangkalan. dinyatakan valid dengan rentang nilai
Penelitian ini dilakukan dengan sebesar 0,339 sampai 0,646.
tujuan untuk mengetahui seberapa besar Sementara itu, untuk skala dukungan
26
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

keluarga, disusun sendiri oleh peneliti Berdasarkan analisis deskriptif yang


dengan berdasarkan pada aspek-aspek telah dilakukan terhadap variabel dukungan
dukungan keluarga yang dikemukakan oleh keluarga menunjukkan 11 orang berada
Friedman et al. (2010). Respons terhadap dalam kategori tinggi (10,09 %), 87 orang
skala ini akan diukur berdasarkan 4 poin berada dalam kategori sedang (79,81%), dan
skala likert, yaitu sangat setuju (SS) dengan 11 orang berada dalam kategori rendah
skor 4, setuju (S) dengan skor 3, tidak setuju (10,09%).
(TS) dengan skor 2, dan sangat tidak setuju
(STS) dengan skor 1. Dari hasil uji validitas Tabel 1. Analisa Deskriptif Variabel Dukungan
terhadap skala dukungan keluarga, Keluarga
didapatkan sebanyak 25 aitem yang Jumlah
dinyatakan valid dengan rentang nilai Variabel Kategori Presentase
Subjek
sebesar 0,301 sampai 0,607. Tinggi 11 10,09 %
Baik untuk skala resiliensi keluarga Dukungan
Sedang 87 79,81%
Keluarga
maupun dukungan keluarga, dinyatakan Rendah 11 10,09 %
reliabel karena keduanya memiliki nilai Jumlah 109 100%
reliabilitas di atas 0,700. Pada skala
resiliensi keluarga menunjukkan nilai 0,849 Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat
(0,849 > 0,700) sedangkan pada skala disimpulkan bahwa sebagian besar subjek
dukungan keluarga menunjukkan nilai 0,933 penelitian memiliki dukungan keluarga
(0,933 > 0,700). dalam kategori sedang. Kategori sedang
Populasi dalam penelitian ini adalah dalam dukungan sosial ini berarti pasangan
pasangan dari suami/ istri yang bekerja dari suami/ istri yang bekerja sebagai TKI
sebagai TKI. Subjek penelitian ini berjumlah memiliki hubungan interpersonal yang baik
109 orang dipilih dengan menggunakan dengan keluarganya. Keluarga dapat
purposive sampling. Sugiyono (2016) menerima keadaan para pasangan ini apa
mendefinisikan purposive sampling adalah adanya. Mereka merasa aman berada dalam
teknik penentuan sampel dengan lindungan keluarganya, serta mendapatkan
pertimbangan atau kriteria tertentu, dimana perhatian dan dukungan finansial yang
kriteria subjek penelitian ini adalah (a) cukup. Pasangan dari suami/istri yang
pasangan dari suami/ istri yang bekerja bekerja sebagai TKI ini dan keluarga
sebagai TKI; (b) berdomisili di Bangkalan. bersedia saling mendengarkan, terbuka atas
Cara analisis data sesuai dengan tujuan nasihat serta saran yang diberikan, serta
penelitian yakni untuk mengetahui dibantu untuk menyelesaikan masalah-
bagaimana peran dukungan keluarga masalah yang dihadapi.
terhadap resiliensi keluarga pada Tenaga Sementara itu, untuk analisis deskriptif
Kerja Indonesia (TKI) di Bangkalan, maka variabel resiliensi keluarga, didapatkan hasil
digunakan uji regresi linier sederhana bahwa 50 orang berada dalam kategori tinggi
dengan bantuan program SPSS 23.0 for (45,87 %), 42 orang berada dalam kategori
windows. sedang (38,53%), dan 17 orang berada dalam
kategori rendah (15,59%).
Hasil
Tabel 2. Analisa Deskriptif Variabel Resiliensi
Dari 109 subyek penelitian, 102 orang Keluarga
atau sebesar 94% berjenis kelamin Jumlah
perempuan dan 7 orang atau sebesar 6% Variabel Kategori Presentase
Subjek
berjenis kelamin laki-laki. Responden Tinggi 50 45,87%
penelitian ini berasal dari berbagai daerah di Resiliensi
Sedang 42 38,53%
Bangkalan, namun sebagian besar berasal Keluarga
Rendah 17 15,59%
dari Kecamatan Bangkalan, Arosbaya, Jumlah 109 100%
Tanjung Bumi, Klampis, dan Sepulu.
27
Rosyidah, Astuti, & Michelino: Peran Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi……. (23-31)

Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat Std.


bahwa sebagian besar subjek penelitian Adjusted Error of
memiliki resiliensi keluarga dalam kategori R R the
tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa Model R Square Square Estimate
keluarga subjek penelitian mampu untuk 1 ,726a ,528 ,523 9,511
menyelesaikan masalah dan beradaptasi
dengan kondisi yang dihadapi. Keluarga
subjek juga mampu untuk mengenali Pembahasan
kekuatan anggota keluarga satu sama lain,
menjaga satu sama lain, serta mampu Madura merupakan salah satu daerah
membangun respons yang positif atas krisis yang kuat menerapkan agama Islam dalam
dan tantangan yang terjadi, sehingga kehidupan sehari-hari. Termasuk di
memiliki ketahanan keluarga yang lebih dalamnya mengenai konsep suami sebagai
tangguh. pencari nafkah dan istri yang akan tinggal di
Berdasarkan hasil uji regresi linier rumah sebagai pengelola rumah tangga.
sederhana menunjukkan adanya peran Fakta yang ditemukan di lapangan pada saat
dukungan keluarga terhadap resiliensi penelitian menunjukkan dukungan terhadap
keluarga dalam kategori yang kuat (R = asumsi tersebut. Dari 109 responden
0,726; p < 0,05). Adanya peran yang penelitian yang disasar sebagai pasangan
diberikan dukungan keluarga terhadap TKI secara luas, 102 orang atau sebesar 94%
resiliensi keluarga menunjukkan bahwa responden yang didapatkan adalah
semakin tinggi dukungan yang didapat dari perempuan. Sedangkan responden berjenis
keluarga maka semakin tinggi pula tingkat kelamin laki-laki adalah sejumlah 7 orang
resiliensi individu dalam keluarga. Begitu atau 6% dari keseluruhan. Hal ini memperlihatkan
pula sebaliknya, semakin rendah dukungan bahwa para lelaki banyak yang pergi bekerja
yang didapat dari keluarga maka semakin ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja
rendah pula tingkat resiliensinya dalam Indonesia (TKI). Satu fakta lain yang juga
keluarga. perlu untuk diperhatikan adalah 70% dari
keseluruhan profesi pasangan TKI
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana merupakan ibu rumah tangga. Fakta ini ikut
Anova
M
mendukung asumsi di atas mengenai tugas
o istri yang tinggal di rumah sebagai pengelola
d Sum of
e Square Mean Sig.
rumah tangga.
l s df Square F Salah satu adat dalam masyarakat
1 Regression 10807,
969
1 10807,
969
119,
490
,00
0b
Madura yang memang asli milik orang
Residual 9678, 107 90, Madura adalah Tanèan Lanjhang. Tanèan
215 451 Lanjhang merupakan tradisi dimana seluruh
Total 20486, 108
183 keluarga besar Madura bertempat tinggal
dalam satu kelompok rumah. Posisi rumah
Sementara itu, untuk sumbangan efektif berjejer di pinggir kanan-kiri sehingga
yang diberikan variabel dukungan keluarga membentuk halaman rumah yang
terhadap resiliensi keluarga sebesar 52,8% memanjang dan terdiri dari beberapa
(R2 = 0,528) sehingga sisanya dipengaruhi keluarga dan biasanya berkisar 5-15 kepala
oleh faktor lain dengan persentase 47,2 %. keluarga (Hipni & Nahidloh, 2015) Dengan
adanya keluarga besar yang tinggal bersama
Tabel 4. Kekuatan dan Sumbangan Efektif membuat seseorang yang ditinggalkan oleh
Variabel Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi pasangannya untuk bekerja sebagai Tenaga
Keluarga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri
mendapatkan bantuan dari anggota keluarga
lain untuk melaksanakan tugas-tugas dalam

28
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

keluarga, seperti pengasuhan anak, pekerjaan untuk menyelesaikan masalahdan adaptasi


rumah tangga, dan lain lain. Mereka tidak dalam keluarga sebagai sebuah unit
melihat kepergian pasangannya untuk fungsional, atau dapat disebut dengan
bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja kapasitas keluarga untuk bangun kembali
Indonesia (TKI) sebagai suatu stressor yang dari kesulitan sehingga menjadi lebih kuat
nantinya akan menurunkan tingkat resiliensi dan berdaya. Luthar dan Cicchetti (2000)
keluarga yang dimiliki. Hal ini dibuktikan
mengatakan bahwa sudut pandang mengenai
dalam penelitian ini dimana sebagian besar
resiliensi keluarga mengarah pada anggota
subjek penelitian memiliki resiliensi
keluarga dalam kategori tinggi. keluarga saling mengenali kekuatan satu sama
Berdasarkan hasil uji regresi sederhana lain, mampu berdinamika, serta menjaga
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan timbal balik untuk menghadapi
nilai F hitung sebesar 119,490 dengan taraf konflik yang muncul hingga masalah
signifikansi sebesar 0,00 (0,00 < 0,05) yang tersebut menjadi penguat bagi ketahanan
berarti bahwa hipotesis diterima, yaitu keluarga.
terdapat peran dukungan keluarga terhadap Resiliensi ini merupakan hal yang
resiliensi keluarga Tenaga Kerja Indonesia sangat penting dimiliki oleh keluarga
(TKI) di Bangkalan. Dari hasil tersebut dapat sebagai suatu sistem. Hasil penelitian
dikatakan bahwa adanya dukungan keluarga Ramadhanty dan Kinathi (2021)
berkontribusi untuk mewujudkan resiliensi menunjukkan adanya peran resiliensi
dalam keluarga Tenaga Kerja Indonesia
keluarga secara positif dan signifikan
(TKI) di Bangkalan. Semakin tingginya
dukungan keluarga maka semakin tinggi terhadap kualitas hidup remaja dengan status
pula tingkat resiliensi dalam keluarga sosial ekonomi rendah, yaitu sebesar 7%-
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Bangkalan. 16,4%. Fahiroh (2018) dalam tulisannya
Sementara itu, untuk mengetahui sejauh juga memaparkan bahwa resiliensi keluarga
mana keeratan variabel dukungan keluarga dapat mencegah perilaku bemasalah pada
terhadap resiliensi keluarga pada penelitian anak dan remaja. Kedua hasil penelitian
ini dapat diketahui dengan melihat nilai tersebut menunjukkan bahwa resiliensi
koefisien korelasi (r) yaitu sebesar 0,726. keluarga merupakan suatu hal yang penting
Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai ada untuk diupayakan dalam kehidupan keluarga.
korelasi yang kuat antara variabel dukungan Kondisi dimana salah satu anggota keluarga
keluarga dengan variabel resiliensi keluarga. tidak berada di rumah karena bekerja sebagai
Lebih lanjut, kontribusi yang dapat
Tenaga Kerja Indonesia tentunya akan
disumbangkan oleh variabel dukungan
memengaruhi resiliensi keluarga mengingat
keluarga terhadap resiliensi keluarga yaitu
sebesar 52,8% sedangkan 47,2% sisanya akan ada satu peran yang hilang, yaitu peran
dipengaruhi oleh faktor lain, Ini dapat ayah atau ibu. Peran ayah dalam keluarga
diartikan sebagai dukungan keluarga tradisional menurut Lestari (2016) adalah
merupakan faktor yang berpengaruh besar sebagai pencari nafkah, sedangkan peran ibu
terhadap kemampuan keluarga untuk bangkit adalah menangani segala urusan rumah
dari kesulitan yang dihadapi. Faktor lain tangga dan pengasuhan anak. Pada keluarga
yang juga memengaruhi pembentukan modern dimana kedua orang tua bekerja,
resiliensi keluarga ini adalah durasi situasi pasangan menjadi lebih luwes untuk berbagi
sulit yang dihadapi, tahap perkembangan peran dan tugas baik untuk urusan mencari
keluarga, serta keberagaman budaya dan nafkah maupun untuk pekerjaan rumah.
kesenjangan ekonomi (Walsh, dalam Herdiana, Keluarga harus memiliki sumber daya
2019; Simon et al., 2005).
Walsh sebagaimana yang dikutip oleh yang mendukung salah satunya adalah
Herdiana (2019) menggambarkan resiliensi dukungan sosial agar dapat menghadapi
keluarga sebagai proses yang dilakukan keadaan krisis yang menimpa. Walsh
29
Rosyidah, Astuti, & Michelino: Peran Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi……. (23-31)

menyampaikan sumber dukungan internal dan Adanya peran yang diberikan dukungan
eksternal yang digunakan keluarga saat keluarga terhadap resiliensi keluarga
menghadapi situasi sulit ini dapat menunjukkan bahwa semakin tinggi
memengaruhi resiliensi (Herdiana, 2019). dukungan yang didapat dari keluarga maka
McCubbin sebagaimana yang dikutip oleh semakin tinggi pula tingkat resiliensi dalam
Simon et al. (2005) menambahkan bahwa keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
Bangkalan. Begitu pula sebaliknya, semakin
keluarga yang tidak hanya mengandalkan
rendah dukungan yang didapat dari keluarga
dukungan internal, tetapi juga mencari
maka semakin rendah pula tingkat resiliensi
dukungan dari lingkungan sosial seperti dalam keluarga Tenaga Kerja Indonesia
keluarga besar, teman, anggota komunitasnya (TKI) di Bangkalan.
menunjukkan resiliensi yang lebih besar. Kontribusi yang dapat disumbangkan
Ello dan Donovan (2005) menyatakan oleh variabel dukungan keluarga terhadap
bahwa dukungan sosial merupakan prediktor resiliensi keluarga yaitu sebesar 52,8%
yang penting untuk indikator-indikator sedangkan 47,2% sisanya dipengaruhi oleh
resiliensi keluarga, antara lain pemaknaan faktor lain. Ini dapat diartikan bahwa
terhadap kejadian musibah dan fleksibilitas dukungan keluarga merupakan faktor yang
dalam keluarga. Dukungan sosial adalah berpengaruh besar terhadap kemampuan
pertolongan dan dukungan yang diperoleh keluarga untuk bangkit dari kesulitan yang
seseorang dari interaksinya dengan orang dihadapi.
Tradisi Tanèan Lanjhang menjadi
lain dimana bantuan tersebut akan dapat
faktor yang memengaruhi tingginya tingkat
menaikkan perasaan positif serta resiliensi dalam keluarga Tenaga Kerja
mengangkat harga diri sehingga akan Indonesia (TKI) di Bangkalan. Hal ini
berdampak pada kesejahteraan individu dikarenakan adanya bantuan dari anggota
secara umum. keluarga lain untuk melaksanakan tugas-
Hal ini juga dibuktikan dengan tugas dalam keluarga, seperti pengasuhan
penelitian yang dilakukan oleh Poegoeh dan anak, pekerjaan rumah tangga, dan lain lain.
Hamidah (2016) yang memaparkan bahwa Mereka tidak melihat kepergian
terdapat hubungan yang signifikan antara pasangannya bekerja sebagai Tenaga Kerja
dukungan sosial, regulasi emosi dan Indonesia (TKI) sebagai suatu stressor yang
resiliensi pada 60 orangtua pasien yang nantinya akan menurunkan tingkat resiliensi
menjalani rawat inap ulang dengan diagnosis keluarga yang dimiliki.
Dalam melaksanakan penelitian ini, ada
skizofrenia. Koefisien determinasi (R2 =
beberapa kendala yang dihadapi peneliti.
0.355, p<0.05) menunjukkan secara
Kendala tersebut terkait dengan minimnya
bersama-sama variabel dukungan sosial dan data yang valid mengenai jumlah Tenaga
regulasi emosi dapat memengaruhi variable Kerja Indonesia (TKI) di wilayah Bangkalan.
resiliensi keluarga sebesar 35.5%. Sementara Dari sumber yang ada, data yang diperoleh
itu untuk sumbangan relatif dukungan sosial merupakan jumlah Tenaga Kerja Indonesia
terhadap resiliensi keluarga adalah sebesar (TKI) yang bekerja ke luar negeri melalui
20.9%. jalur legal. Namun demikian, berdasarkan
informasi dari beberapa pihak di lapangan,
banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
Simpulan Bangkalan yang berangkat dengan
menggunakan jalur illegal. Sehingga peneliti
Berdasarkan hasil penelitian yang telah mengalami kesulitan dalam mencari subjek
dilakukan dan uraian pembahasan di atas, penelitian. Untuk mengatasi hal ini, peneliti
menunjukkan adanya peran dukungan menggunakan key person di beberapa
keluarga terhadap resiliensi keluarga dalam kecamatan yang merupakan masyarakat asli
kategori yang kuat (R = 0,726; p < 0,05). Bangkalan untuk membantu peneliti dalam
30
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 14, No. 1, 2023

mencari subjek penelitian. Lt62e3b5030c1b7/.


Fahiroh, S. A. (2018). Resiliensi Keluarga
Saran Mencegah Perilaku Bermasalah Pada
Anak. 19–26.
Saran yang dapat diberikan bagi subjek Friedman, M. M. , Bowden, O. , & Jones, M.
penelitian, keluarga subjek dan peneliti (2010). Buku ajar keperawatan
selanjutnya. Bagi subjek penelitian, keluarga : Riset, teori, dan praktek
sebaiknya mempertahankan hubungan baik (5th ed.). EGC.
yang selama ini terjalin dengan anggota Fatika, B. D. A., Syarifuddin, & Rani, A. P.
keluarga yang lain sehingga dapat (2018). Pergaulan anak yang orangtua
mempertahankan resiliensi dalam keluarga sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
yang telah terbentuk. Bagi keluarga subjek, (Kasus di Desa Gelogor Kecamatan
disarankan untuk mempertahankan Kediri Kabupaten Lombok Barat).
dukungan dan bantuan yang selama ini telah http://eprints.unram.ac.id/10721/
diberikan sehingga dapat membantu subjek Herdiana, I. (2019). Resiliensi keluarga :
penelitian untuk mempertahankan resiliensi Teori, aplikasi dan riset. Proceeding
dalam keluarga yang telah terbentuk. National Conference Psikologi UMG,
Selanjutnya, bagi peneliti selanjutnya 14(1), 1.
disarankan untuk melakukan tryout pra https://doi.org/10.30587/psikosains.v1
penelitian untuk meningkatkan validitas dan 4i1.889
reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam Hipni, M., & Nahidloh, D. S. (2015).
penelitian. Budaya tanean lanjeng dalam
pernikahan kerabat di kalangan
Daftar Pustaka keluarga pondok pesantren bangkalan.
Jurnal Pamator, 8(1), 55–64.
Amalia, L. (2011). Dampak ketidakhadiran http://journal.trunojoyo.ac.id/pamator
ibu sebagai Tenaga Kerja Wanita Lestari, S. (2016). Psikologi Keluarga :
(TKW) terhadap perkembangan Penanaman Nilai dan Penanaman
psikologis remaja. Kodifikasia, 5(1). Konflik dalam Keluarga. Prenada
Badan Pusat Statistik. (2019). Jumlah Media.
perceraian di provinsi Jawa Timur Luthar, S. S., & Cicchetti, D. (2000). The
menurut faktor dan kabupaten/kota, construct of resilience: Implications
2018. for interventions and social policies.
https://Jatim.Bps.Go.Id/Statictable/201 Permatasari, B., & Kamulyan, M. S. (2015).
9/10/11/1849/Jumlah-Perceraian-Di- Dampak psikologi anak yang ditinggal
Provinsi-Jawa-Timur-Menurut-Faktor- orang tuanya merantau.
Dan-Kabupaten-Kota-2018-.Html. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/35467
Ello, L. M., & Donovan, S. J. (2005). Poegoeh, D. P., & Hamidah, H. (2016).
Assessment of the relationship Peran dukungan sosial dan regulasi
between parenting stress and a child’s emosi terhadap resiliensi keluarga
ability to functionally communicate. penderita skizofrenia. INSAN Jurnal
Research on Social Work Practice, Psikologi Dan Kesehatan Mental, 1(1),
15(6), 531–544. 12.
https://doi.org/10.1177/104973150527 https://doi.org/10.20473/jpkm.v1i1201
8928 6.12-21
Fachri, F. K. (2022). 4 faktor terbesar Rahayuningsih, E. S. (2018). Analisis profil
penyebab perceraian di pengadilan tenaga kerja indonesia (TKI) asal
agama. Madura. Jurnal Pamator, 11(1), 19–31.
Https://Www.Hukumonline.Com/Berit Ramadhanty, F. N., & Kinanthi, M. R.
a/a/4-Faktor-Terbesar-Penyebab- (2021). Kualitas Hidup Remaja
Perceraian-Di-Pengadilan-Agama- Berstatus Sosial Ekonomi Rendah:
31
Rosyidah, Astuti, & Michelino: Peran Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi……. (23-31)

Bagaimana Kontribusi Resiliensi


Keluarga? Psympathic : Jurnal Ilmiah
Psikologi, 8(1), 31–46.
https://doi.org/10.15575/psy.v8i1.8707
Simon, J. B., Murphy, J. J., & Smith, S. M.
(2005). Understanding and fostering
family resilience. The Family Journal,
13(4), 427–436.
https://doi.org/10.1177/106648070527
8724
Sugiyono. (2016). Metode penelitian
pendidikan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dan R&D. Alfabeta.

32

You might also like