You are on page 1of 8

FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 3 No.

2 September 2022 ISSN 2746-6418 (online)

Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi Batuk Pilek Mahasiswa


Farmasi Angkatan 2019 Universitas Sari Mulia dengan Metode TPB

Knowledge and Behavior Level of Cough and Cold Self-Medication for Pharmacy Students
Class of 2019 Sari Mulia University with the TPB Method

Darini Kurniawati1, Estyvania Nur Charmelya2, Hansel Hens Tangkas3, Pungky Angeliana Putri
Panjaitan4*),
1,2,3,4
Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
*Korespondensi: (puputpanjaitan17@gmail.com)

Abstract
Coughs and colds are a response the body created to get rid of foreign objects, including
viruses, dust, mucus, and other small particles that try to contaminate the respiratory tract
starting from the throat to the lungs. Cough symptoms can be treated with self-medication,
which is a self-medication process carried out by a person starting from the introduction of
complaints or symptoms to the selection and use of drugs. There are methods that can be
used to treat coughs and colds, namely pharmacological methods (drug therapy) and non-
pharmacological methods (non-drug therapy). The theory used can be observed, namely the
method of Theory of Planned Behavior or TPB (Theory of Planned Behavior). The purpose of
this activity is to increase students' knowledge and skills in dealing with coughs and colds. So
that it is expected to provide information and treatment in making efforts to prevent cough and
cold symptoms. This type of research is observational research with descriptive research
methods. The approach used is cross sectional. The level of knowledge of the 2019 batch of
pharmacy students at Sari Mulia University Banjarmasin about self-medication for cough and
cold with a good category of 23 respondents (22%), with a sufficient category of 63
respondents (62%), and a less category as many as 16 respondents (16%) . From these
results, it is hoped that the institution will further deepen and evaluate after learning or lectures
in order to maximize the material obtained, it is hoped that students apply and relearn what
they have learned so that their knowledge is good, and it is also hoped that future researchers
can investigate further about rationality. self-medication actions taken by students.
Keywords: Self-medication, Cough Cold, TPB Method

Abstrak
Batuk dan pilek merupakan suatu respon tubuh yang diciptakan untuk membuang benda
asing, termasuk virus, bakteri, debu, lendir, dan partikel kecil lain yang berusaha mengotori
saluran nafas dimulai dari tenggorokan hingga paru-paru. Gejala batuk pilek dapat di tangani
dengan swamedikasi, yang merupakan proses pengobatan yang dilakukan sendiri oleh
seseorang mulai dari pengenalan keluhan atau gejalanya sampai pada pemilihan dan
penggunaan obat. Terdapat metode yang dapat dilakukan untuk mengobati batuk pilek, yaitu
metode farmakologi (terapi obat) dan non farmakologi (terapi non obat). Teori yang di gunakan
dapat pengamatan yaitu metode Teori Perilaku Terencana atau TPB (Theory of Planned
Behavior). Tujuan kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
dalam mengatasi batuk pilek. Sehingga diharapkan dapat memberikan informasi dan
penanganan dalalm melakukan upaya pencegahan gejala batuk pilek. Jenis penelitian ini
adalah penelitian observasional dengan metode penelitian deskriptif. Pendekatan yang
digunakan adalah cross sectional. Tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi angkatan 2019 di
Universitas Sari Mulia Banjarmasin tentang swamedikasi batuk pilek dengan kategori baik
sebanyak 23 responden (22%), dengan kategori cukup sebanyak 63 responden (62%), dan
dengan kategori kurang sebanyak kurang sebanyak 16 responden (16%). Dari hasil tersebut,
diharapkan agar Institusi lebih memperdalam dan melakukan evaluasi setelah pembelajaran
atau perkuliahan agar dapat memaksimalkan materi yang didapatkan, diharapkan mahasiswa

92
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 3 No. 2 September 2022 ISSN 2746-6418 (online)

menerapkan dan mempelajari kembali apa yang sudah dipelajarinya agar pengetahuan nya
baik, dan juga diiharapkan pada peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai
rasionalitas tindakan swamedikasi yang dilakukan oleh mahasiswa.
Kata kunci: Swamedikasi, Batuk Pilek, Metode TPB.

PENDAHULUAN bersikap terkait pengobatan yang yang


Batuk pilek merupakan suatu bentuk dilakukan. Hal ini akan berpengaruh
infeksi virus yang terjadi pada saluran terhadap swamedikasi dan terciptanya
pernapasan atas (mulai hidung hingga swamedikasi yang baik serta meningkatkan
tenggorokan) disertai dengan timbulnya mutu dan derajat Kesehatan di masyarakat.
gejala hidung tersumbat, keluarnya ingus, Sedikitnya 12.220 kematian dilaporkan
sering batuk yang disertai dengan demam ke WHO pada tahun 2009 karena virus
serta sakit kepala (Arifianto, 2018). Selain menyebar dengan penyebaran yang cepat
itu, penyakit yang terjadi pada bagian melalui droplet. Hal ini sesuai dengan Dinas
respirasi juga dapat menyebabkan batuk. Kesehatan Kota banjarmasin tahun 2016
Penyakit tersebut antara lain penyakit bahwa Jenis HAIs yang paling sering terjadi
ISPA, Tuberculosis, asma, pneumonia Adalah Pneumonia menjadi salah satu dai
serta penyakit respirasi lainya. Batuk itu 10 penyakit terbanyak, dengan jumlah
sendiri merupakan suatu bentuk refleks 51055 pasien dan Tuberculosis dengan
fisiologis dan mekanisme tubuh yang jumlah sebanyak 4624 pasien. Penyakit
berfungsi untuk membersihkan saluran yang disebabkan oleh virus infeksi
napas dan paru-paru baik itu lender, pernafasan di Kalimantan Selatan
mikroorganisme tertentu ataupun benda sebagaimana yang peneliti dapatkan dari
asing lainnya. Batuk dapat dianggap Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
sebagai suatu tanda adanya penyakit di Selatan bahwa Penemuan Penderita ISPA
dalam atau diluar paru dan kadang atau Pneumonia di Provinsi Kalimantan
merupakan gejala awal suatu penyakit Selatan tahun 2017 sampai bulan
(Carollyn Dizzy, 2021). Gejala batuk pilek november berjumlah 407.956 orang,
dapat di tangani dengan swamedikasi. penderita yang terdiri dari usia < 1 - 5 tahun,
Swamedikasi merupakan kegiatan yang penderita batuk > 5 tahun di Provinsi
dilakukan seseorang untuk melakukan Kalimantan selatan pada tahun 2017 yang
perawatan secara mandiri dalam terdiri dari 13 kabupaten/kota berjumlah
penanganan suatu gejala penyakit atau 250.237 penderita batuk bukan Pneumonia
penyakit tertentu tanpa adanya kegiatan dan 1.007 Penderita batuk dengan
konsultasi dengan dokter. Swamedikasi Pneumonia, diantaranya yaitu kota
dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat Banjarmasin batuk bukan Pneumonia
bebas dan obat bebas terbatas. Obat sebanyak 34.906 dan Penderita
bebas dan obat bebas terbatas tersebut Pneumonia sebanyak 221 orang, Selain
dijual bebas dan bisa didapat tanpa Pneumonia juga penderita batuk yang
menggunakan resep dari dokter. diwaspadai yaitu Tuberculosis pada usia
Swamedikasi yang dilakukan diharapkan yang produktif 15-65 tahun pada 2017
dapat meringankan atau dapat mengobati sebanyak 5.337 penderita (Yustan Azidin,
gejala-gejala dari penyakit. Mahasiswa S1 2020).
Farmasi diharapkan memiliki pengetahuan Ruang lingkup swamedikasi antara lain
tentang penyakit serta obat-obatan, cara mendapatkan obat tertentu tanpa
sehingga dapat memberikan kontribusi menggunakan resep, membeli obat
dalam pengambilan keputusan serta berdasarkan penggunaan resep lama yang

93
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 3 No. 2 September 2022 ISSN 2746-6418 (online)

pernah didapat atau digunakan, berbagi kandungan obat golongan


obat tertentu dengan orang lain, atau antipiretik/analgesik sehingga tidak
menggunakan sisa obat-batan yang telah dianjurkan untuk mengkonsumsi obat
tersedia di rumah. Kegiatan swamedikasi antipiretik/analgesik tunggal bersamaan
lebih menitikberatkan pada penanganan dengan obat flu yang mengandung
terhadap gejala secara cepat serta efektif antipiretik atau analgesik, misalnya
tanpa adanya konsultasi medis kecuali parasetamol ataupun obat-obat lain yang
apoteker, sehingga dapat mengurangi mengandung ibuprofen atau asetosal. Oleh
beban kerja pada kondisi terbatas sumber karena itu, sangat penting untuk selalu
daya dan tenaga (WHO, 1998). perhatikan kandungan zat berkhasiat
Swamedikasi dapat dilakukan secara sebelum mengonsumsi obat.
farmakologi (terapi obat) maupun 2) Dekongestan
nonfarmakologi (terapi non farmakologi). Dekongestan adalah obat yang
Penyakit flu termasuk penyakit yang dapat berfungsi untuk mengurangi gejala hidung
sembuh dengan sendirinya meskipun tidak tersumbat. Dekongestan bekerja dengan
melakukan pengobtan. Terapi non cara menyempitkan pembuluh darah di
farmakologi yang dapat dilakukan untuk area pernafasan khususnya hidung
meringankan gejala dari penyakit flu antara sehingga dapat memberikan efek lega
lain : pada hidung yang tersumbat tersebut yang
• Mengonsumsi banyak cairan dikarenakan adanya pembengkakan pada
• Cukup istirahat mukosa hidung tersebut. Penil Propanol
• mengons obat yang tersedia di toko Amin (PPA), fenilefrin, pseudoefedrin, dan
obat untuk mengatasi rasa sakit dan efedrin merupakan beberapa obat yang
ketidaknyamanan termasuk dalam golongan dekongestan.
• Hirup uap, yang dapat membantu Penggunaan dekongestan pada pasien
meredakan hidung tersumbat yang memiliki riwayat penyakit diabetes,
• Berkumur air asin untuk sakit glaucoma, tekanan darah tinggi, hipertiroid,
tenggorokan penyakit jantung coroner ataupun penyakit
Penyakit flu yang tidak kunjun mereda iskemia jantung, serta pembesaran kelenjar
setelah pemberian terapi nonfarmakologi, prostat perlu rekomendasi atau saran dari
maka dapat disarankan untuk dokter.
mengonsumsi obat. Obat flu yang dapat 3) Antihistamin
diperoleh secara bebas merupakan Antihistamin adalah obat yang
sediaan analgetik/antipiretik tunggal atau berfungsi untuk mengobati batuk atau pilek
kombinasi. Kombinasi pada sediaan obat yang disebabkan karena faktor alergi.
tersebut antara lain golongan antitusif, Beberapa produk antihistamin
pengencer dahak, dekongestan, dan dikombinasikan dengan dekongesta
antihistamin. Berikut akan dijelaskan karena antihistamin hanya memiliki sedikit
kegunaan masing-masing golongan. manfaat untuk mengatasi hidung
1) Analgesik/antipiretik tersumbat. Beberapa antihistamin yang
Antipiretik adalah obat yang berfungsi dapat diperoleh tanpa resep dokter antara
untuk meredakan demam dan biasanya lain klorfeniramin maleat/klorfenon (CTM),
juga memiliki efek anti nyeri (analgesik). prometazin, tripolidin, dan difenhidramin.
Parasetamol, ibuprofen, dan asetosal Hal yang perlu diwaspadai dalam
merupakan beberapa obat yang termasuk penggunaan obat yang tergolong
dalam golongan antipiretik/analgesik yang antihistamin adalah peringatan larangan
biasa digunakan dalam pengobatan flu. mengendarai kendaraan bermoto atau
Sebagian besar obat flu sudah memiliki menjalankan mesin setelah mengonsumsi

94
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 3 No. 2 September 2022 ISSN 2746-6418 (online)

obat tersebut. Hak tersebut dikarenakan dan penanganan dalalm melakukan upaya
antihistamin dapat menyebabkan rasa pencegahan gejala batuk pilek.
kantuk.
4) Antitusif METODE PENELITIAN
Antitusif adalah obat yang yang bekerja Lokasi, waktu dan sasaran penelitian
dengan jalan menekan pusat batuk serta Penelitian ini dilaksanakan di
meningkatkan ambang rangsang batuk. Kalimantan Selatan tepatnya di Universitas
Noskapin Dekstrometorfan HBr dan Sari Mulia Banjarmasin Timur. Penelitian ini
difenhidramin HCl merupakan beberapa mulai dilakukan dari bulan November 2021
obat yang berkhasiat sebagai antitusif. - Januari 2022. Sasaran penelitian adalah
5) Ekspektoran Mahasiswa Farmasi angkatan 2019 di
Ekspektoran adalah obat yang dapat Universitas Sari Mulia.
mengatasi batuk, obat golongan Metode
ekspektoran ini bekerja dengan cara Jenis penelitian ini adalah penelitian
meningkatkan sekresi cairan saluran observasional dengan metode penelitian
napas, dengan demikian akan memberikan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
efek mengencerkan dan mempermudah penelitian yang dilakukan untuk
pengeluaran sekret (dahak). Selain mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
penggunaan obat golongan ekspektoran, variabel atau lebih (independen) tanpa
mengonsumsi minum air dalam jumlah membuat perbandingan, atau
banyak dapat membantu untuk menghubungkan dengan variabel yang lain
mengencerkan dahak dari saluran napas. (Jayusman & Shahab, 2020). Pendekatan
Gliseril guaiakolat (GG), amonium klorida, yang digunakan adalah cross sectional
bromheksin dan succus liquiritiae yaitu jenis penelitian yang menekankan
merupakan beberapa zat berkhasiat yang pada waktu pengukuran hanya satu kali
termasuk ke dalam ekspektoran. pada saat itu.
Teori yang di gunakan dapat Populasi dari penelitian ini adalah
pengamatan yaitu metode Teori Perilaku Mahasiswa Farmasi Angkatan 2019 di
Terencana atau TPB (Theory of Planned Universitas Sari Mulia sebanyak 150
Behavior), teori tersebut merupakan mahasiswa. Sampel dari penelitian ini
pengembangan lebih lanjut dari yang adalah keseluruhan responden dari
sebelumnya yaitu Teori Perilaku Beralasan. Universitas Sari Mulia sebanyak 102
Penyakit batuk pilek, meskipun dapat mahasiswa Farmasi angkatan 2019.
sembuh dengan sendirinya tetapi tetap Responden diambil berdasarkan
harus diwaspadai jika batu pilek tersebut pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
sering terjadi dan berlangsung dalam peneliti dengan kriteria yang sudah
jangka waktu yang lama. Penanganan ditentukan, sehingga teknik pengambilan
pada penyakit batuk pilek yang kurang sampel yang digunakan adalah purposive
tepat dan justru bisa memperparah sampling.
keadaan. Permasalahan mitra yang kini Analisa Data
sedang terjadi ialah kurangnya atau Analisa data yang digunakan pada
minimnya pengetahuan dalam menangani penelitian ini ialah analisa data univariat.
batuk pilek yang terjadi pada anak. Tujuan Analisis univariat bertujuan untuk
kegiatan ini adalah peningkatan mendeskripsikan karakteristik setiap
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa variabel penelitian yaitu variabel tunggal
untuk mengatasi batuk pilek dengan yaitu tingkat pengetahuan mahasiswa
farmakologi dan non farmakologi. Sehingga farmasi angkatan 2019 tentang batuk pilek.
diharapkan dapat memberikan informasi Pada umumnya analisa ini dalam bentuk

95
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 3 No. 2 September 2022 ISSN 2746-6418 (online)

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap iii. Pengetahuan kurang: < 56%
variabel. Data dihitung melalui tahap – 4) Memberikan skor atau penilaian
tahap sebagai berikut: pada masing – masing pertanyaan yang
1) Karakteristik dari responden yaitu terdapat pada kuisioner kemudian
nama, kelas, usia, jenis kelamin dan dihitung nilai presentasenya.
alamat. Kriteria penilaian adalah:
2) Karakteristik tingkat pengetahuan Skor 1, jika pertanyaan dijawab dengan
yaitu pengetahuan tentang swamedikasi, tepat
demam, terapi non farmakologi, terapi Skor 0, jika pertanyaan dijawab dengan
farmakologi, indikasi obat, aturan pakai tidak tepat
obat, tepat pasien, efek samping obat, Rumus Presentase:
tindak lanjut.
3) Pengumpulan data dari kuesione,
berdasarkan tingkat pengetahuan dan
perilaku tersebut kemudian dikategorikan Keterangan:
dalam 3 kategori, yaitu: P: Nilai Persentase
i. Pengetahuan baik: 76% - X: Jumlah jawaban yang benar
100% N: Jumlah seluruh item soal
ii. Pengetahuan cukup: 56% -
75%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Swamedikasi

Pada gambar 1 memiliki data distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan


responden tentang batuk pilek dari 102 responden yaitu, yang mendapat nilai baik
sebanyak 92 orang (90%), nilai cukup sebanyak 2 orang (2%) dan yang mendapat nilai
kurang sebanyak 8 orang (8%).

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Perilaku Mahasiswa Farmasi tentang Swamedikasi


Batuk Pilek

96
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 3 No. 2 September 2022 ISSN 2746-6418 (online)

Pada gambar 2 memiliki data (62%) dan responden mahasiswa farmasi


distribusi frekuensi berdasarkan tingkat angkatan 2019 dengan kategori kurang
perilaku responden tentang batuk pilek dari sebanyak 16 responden (16%). Pada
102 responden yaitu, yang mendapat nilai penelitian ini tingkat pengetahuan yang
baik sebanyak 16 (16%), nilai cukup dikategorikan baik dan cukup lebih banyak
sebanyak 28 (27%), dan yang mendapat dibandingkan dengan kategori kurang. Hal
nilai kurang sebanyak 58 (57%). Penelitian ini dikarenakan mereka telah mempelajari
menggunakan metode TPB dalam mata kuliah Pharmaceutical Care I. Salah
mengetahui ada tidaknya pengaruh satunya adalah materi mengenai
hubungan independen antara indentitas diri swamedikasi batuk pilek. Jadi dapat
mahasiswa dengan niatan atau rencana disimpulkan bahwa sikap terhadap perilaku
berperilaku. Hal ini dilakukan karena berpengaruh positif terhadap minat
keragu-raguan terhadap pengaruh sikap perilaku.
mahasiswa dalam swamedikasi batuk pilek, • Subjective Norms
yang menunjukan bahwa intensi dan Norma subyektif adalah tentang keyakinan
perilaku yang diteliti adalah swamedikasi seseorang terhadap harapan orang lain
batuk pilek pada mahasiswa farmasi yang dianggap penting dan mempengaruhi
angkatan 2019. Metode TPB menjelaskan untuk memberikan respon dalam
perilaku manusia, yang mengandung tiga menampilkan atau tidak suatu perilaku
hal yaitu pertimbangan, kehendak, dan tertentu. Adanya dukungan dari orang
perilaku. Pertimbangan terdiri dari 3 penting dan berpengaruh disekitarnya akan
dimensi, yakni sikap terhadap perilaku, berpengaruh dan memberikan efek besar
presepsi kontrol perilaku dan norma dalam memprediksi perilaku yang akan
subyektif. ditampilkan individu tersebut. Dorongan
• Attitude Toward Behavior atau keinginan dalam dirinya untuk dapat
Mahasiswa akan melakukan sesuatu memahami, mempelajari serta
sesuai dengan sikap yang dimilikinya menggunakan teknologi informasi akan
terhadap suatu perilaku. Sikap terhadap lebih besar ketika individua tau mahasiswa
perilaku yang dianggapnya positif itu yang tersebut mendapatkan dorongan dari
nantinya akan dipilih individu untuk orang-orang disekitarnya. Selain itu
berperilaku dalam kehidupannya. Oleh Semakin tinggi harapan dari orang-orang
karena itu sikap merupakan suatu wahana disekitarnya maka akan semakin tinggi
dalam membimbing seseorang untuk atau besar pula keinginan individu tersebut
berperilaku. Mahasiswa bereaksi terhadap untuk dapat memenuhi harapan sehingga
batuk pilek, sehingga solusi dalam semakin tinggi atau besar juga minat untuk
penangan batuk pilek dengan melakukan melakukan perilaku seperti yang
swamedikasi. Hasil pengujian hipotesis diharapkan. Hasil yang didapat pada
menunjukkan sikap terhadap perilaku penelitian ini sesuai dengan hasil dari
berpengaruh terhadap minat perilaku penelitian yang sebelumnya, yang
dengan arah positif. Tingkat pengetahuan menyatakan bahwa adanya pengaruh
dari seluruh responden mahasiswa farmasi positif dan signifikan yang dirasa norma
angkatan 2019 yang dikategorikan baik subyektif terhadap minat perilaku melalui
sebanyak 23 responden (22%) yang pengaruh swamedikasi batuk pilek. Hal ini
merupakan jumlah paling banyak senada dengan pernyataan Lifatin
dibandingkan kategori lainnya. Responden Sakdiayah (2019), bahwa norma subyektif
mahasiswa farmasi angkatan 2019 dengan berpengaruh terhadap minat perilaku.
kategori cukup sebanyak 63 responden • Perceived Behavioral Control

97
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 3 No. 2 September 2022 ISSN 2746-6418 (online)

Kontrol perilaku merupakan persepsi nonfarmakologi dalam swamedikasi batuk


mahasiswa tentang kemampuan dalam pilek baik menggunakan atau tidak
mengontrol diri terhadap perilaku tertentu menggunakan obat. Pengalaman
yang akan dilakukan atau tidak dilakukan. mahasiswa dalam swamedikasi batuk
Kemampuan ini mengungkap dua hal yaitu pilek, hal ini membuat mahasiswa
faktor kontrol dan kekuatan pengaruh faktor memutuskan penanganan dalam
kontrol. Faktor kontrol adalah kebebasan mengatasi batuk pilek.
mahasiswa untuk memilih farmakologi dan
agar dapat memaksimalkan materi yang
KESIMPULAN didapatkan, diharapkan mahasiswa
Tingkat pengetahuan mahasiswa menerapkan dan mempelajari kembali apa
farmasi angkatan 2019 di Universitas Sari yang sudah dipelajarinya agar
Mulia Banjarmasin tentang swamedikasi pengetahuan nya baik, dan juga
batuk pilek dengan kategori baik sebanyak diiharapkan pada peneliti selanjutnya dapat
23 responden (22%), dengan kategori meneliti lebih lanjut mengenai rasionalitas
cukup sebanyak 63 responden (62%), dan tindakan swamedikasi yang dilakukan oleh
dengan kategori kurang sebanyak kurang mahasiswa.
sebanyak 16 responden (16%). Dari hasil
tersebut, diharapkan agar Institusi lebih UCAPAN TERIMA KASIH
memperdalam dan melakukan evaluasi Terimakasih kepada pihak-pihak
setelah pembelajaran atau perkuliahan yang membantu dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis,


Sagita, Carollyn Dizzy, dkk. 2021. Jurusan Manajemen, STIE
Pendidikan Kesehatan Batuk Pilek Perdagangan:Jurnal Inovasi
Dan Pijat Common Cold Dalam Penelitian.
Upaya Mengatasi Batuk Pilek Pada Wulandari, A., M. A Permata. Hubungan
Batita. Semarang: Universitas Ngudi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Waluyo. Farmasi ISTN Terhadap Tindakan
Harahap, Nur Aini, Khairunnisa & Juanita Swamedikasi Demam. Sainstech
Tanuwijaya. 2017. Tingkat Farma. 9(2): 7-11.
Pengetahuan Pasien dan Rafila., Chondro Suro Miyarso. Tingkat
Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Pengetahuan Swamedikasi Dalam
Apotek Kota Panyabungan. Penanganan Demam Pada Anak
Sumatera Barat: JSFK. Oleh Ibu di RW 5 Dusun Sidoharum
Azidin, Yustan dan Dwi Norwahidin. 2020. Sempor Kebumen. Jurnal Ilmiah
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Kesehatan Keperawatan. 14(1): 8-
Etika Batuk Terhadap Persepsi 11.
Pasien Tentang Etika Batuk Di San, Sam. 2012. Tingkat Pengetahuan
Ruang Paru Rsud Ulin Banjarmasin. Mahasiswa Program Studi
Banjarmasin: Caring Nursing Pendidikan Dokter Fakultas
Journal. Kedokteran Universitas Tanjungpura
Jasmalinda. 2021. Pengaruh Citra Merek Mengenai Gambaran Klinis Penyakit
Dan Kualitas Produk Terhadap Demam Berdarah Dengue. [naskah
Keputusan Pembelian publikasi] Kalimantan Barat:
Konsumen Motor Yamaha Di Universitas Tanjungpura.
Kabupaten Padang Pariaman.

98
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 3 No. 2 September 2022 ISSN 2746-6418 (online)

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Swamedikasi Demam di RT. II Desa


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Jangkang Kecamatan Pasak
Rineka Cipta. Talawang Kabupaten Kapuas.
Huda, Nurul. 2014. Gambaran Kalimantan Barat: Universitas
Pengetahuan Masyarakat dalam Muhammadiyah Palangkaraya

99

You might also like