You are on page 1of 22

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol: 06/01 Juni 2018/hal: 01 – 106


Online ISSN: 2622-4283 Print ISSN: 2338-9184

http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n1.p1--22

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN


MEDIA AUDIO BAHASA INGGRIS UNTUK
PEMBELAJARAN MENYIMAK
A Needs Analysis on Developing English Audio Media for Listening Skills

Suparti
Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Sorowajan Baru 367, Banguntapan, Yogyakarta
Pos-el: suparti@kemdikbud.go.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:

Riwayat Artikel: This study aimed at presenting need analysis results related
Diterima : 08 Maret 2018 to listening skill problems encountered by the students of
Direvisi : 20 April 2018 SMP N 5 Ngawen, Gunungkidul and the format of English
Disetujui : 02 Juni 2018 audio media for teaching listening skills which was conducted
between March till April 2018. There were 50 students, two
practisioners, and two native speakers involved in this study.
Keywords: The data were collected by using two kinds of instruments
Need analysis, English audio namely questionnaires and an interview guide. The results
media, listening skills showed that: the language ability of the students were
relatively low although 92% of the students had learned
Kata kunci: English since they were in the kindergarten or elementary
Analisis kebutuhan, media schools; 58% students considered that listening was the most
audio Bahasa Inggris, keteram- difficult skills among the three other skills (reading, writing,
pilan menyimak. speaking); the listening problems faced by the students were
categorized into three aspects, namely: the content aspects, the
environment aspects, and the learner aspects. The first aspect
included vocabularies, sentences/expressions, pronunciation,
the length of the texts, and the speed in reading the scripts.
The second aspect is about the environment/atmosphere
aspect included namely the quality of the audio programmes;
facilities, and noise. The third was the learner aspects namely
the sub-skills of listening comprehension. Moreover, there
were some information related to the technical aspects namely
the ideal duration of an audio program and the format of the
English audio media. In fact, the results of the research could
be used as a guidance in designing a model of English audio
media for improving listening skills among the target
students.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 1


ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai permasalahan pembelajaran
menyimak (listening) dan kebutuhan pembelajaran
listening pada siswa SMPN 5 Ngawen, Gunungkidul.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai
dengan April 2018 dengan metode pengumpulan
data berupa kuesioner dan wawancara. Sampel
diambil dengan teknik simple random sampling yang
melibatkan 50 responden siswa. Selain siswa,
penelitian ini melibatkan tiga praktisi
pendidikan/guru dan dua native speakers. Hasil
analisis kebutuhan menunjukkan bahwa:
kemampuan Bahasa Inggris siswa rendah meskipun
92% responden siswa telah belajar Bahasa Inggris
sejak TK/SD; 58% siswa menganggap listening
merupakan keterampilan bahasa tersulit dibanding
reading, writing, dan speaking; dan permasalahan
dalam pembelajaran listening meliputi aspek materi,
lingkungan/atmosfir, dan dari sisi pebelajar/learners.
Aspek materi yang diungkap meliputi pemilihan
tema, kosakata, kalimat/ujaran, pronunciation, panjang
pendek input text, dan kecepatan berbicara. Aspek
lingkungan/atmosfir meliputi kualitas audio,
peralatan, dan noise/ kegaduhan saat pemutaran
media sedangkan dari sisi pebelajar meliputi sub skills
dalam listening comprehension yang belum dikuasai
dan perlu dikuasai siswa. Selain itu, diperoleh juga
informasi terkait hal teknis misalnya durasi audio
dan format sajian media. Secara umum, hasil analisis
kebutuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman
dalam menyusun rancangan model media audio
pembelajaran listening untuk siswa SMP pada
tahapan kedua dalam proses pengembangan desain
instruksional, yaitu tahapan desain

PENDAHULUAN bangan model dan format media


Balai Pengembangan Media Radio audio/radio untuk pendidikan dan
Pendidikan dan Kebudayaan kebudayaan. Bahan belajar bahasa
(BPMRPK) merupakan sebuah Inggris yang dikembangkan BPMRPK
institusi unit pelaksana teknis (UPT) antara lain adalah
yang bergerak di bidang pengem-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 2


English Audio Dictionary (EAD), Daily belum optimal sehingga hasil belajar
English Conversation (DEC), dan yang dicapai pun belum optimal.
English Audio Resources (EAR). Bahasa Inggris merupakan bahasa
Pengembangan model dan format
asing pertama di Indonesia yang
media audio pembelajaran bahasa
dianggap penting untuk tujuan ilmu
Inggris ini dilatarbelakangi oleh
kenyataan rendahnya kemampuan pengetahuan, teknologi, pengem-
berbahasa Inggris pelajar Indonesia bangan seni budaya, dan hubungan
pada umumnya. antarbangsa di dunia. Hal itu karena
Hasil survei global English Pro- bahasa Inggris merupakan bahasa
ficiency Index (EPI) 2016 menun- internasional yang memiliki peranan
jukkan bahwa kemampuan berbahasa penting dalam kehidupan masyarakat
Inggris orang Indonesia masih dunia, baik dalam bidang pendidikan,
tertinggal dibandingkan negara- pekerjaan, hiburan, komunikasi elek-
negara tetangga di kawasan ASEAN, tronik, maupun perjalanan.
seperti Malaysia dan Vietnam. Indo- Pemerintah Indonesia telah
nesia hanya berada di posisi ke-32 menjadikan bahasa Inggris sebagai
dari 72 negara dalam tingkat kemam- mata pelajaran wajib bagi siswa sejak
puan berbahasa Inggris. Hasil survei tingkat pendidikan dasar hingga
menyatakan bahwa nilai rata-rata pendidikan tinggi. Bahasa Inggris pun
tingkat kemampuan berbahasa Ing- telah semakin intensif dan ekstensif
gris orang dewasa Indonesia relatif dipelajari bahkan dijadikan syarat
rendah. Hal ini didasarkan pada hasil penerimaan dan penamatan maha-
tes yang mencakup bagian tata siswa program S2 dan S3 di beberapa
bahasa, kosakata, membaca, dan perguruan tinggi dan menjadi salah
mendengarkan (Hidayat, 2016). satu syarat melamar kerja di beberapa
Selain itu, hasil survei lainnya perusahaan. Meskipun demikian,
menunjukkan bahwa Singapura bera- jumlah penduduk Indonesia yang
da pada peringkat teratas dalam hal mampu berbahasa Inggris masih
kemampuan bahasa Inggris di Asia, sangat rendah (Panggabean, 2016).
diikuti Malaysia dan Filipina yang Namun kenyataannya, hingga
termasuk dalam 15 besar. Bahkan sekarang banyak guru maupun siswa
Indonesia meraih nilai yang lebih yang menghadapi permasalahan saat
rendah dibandingkan Vietnam yang proses pembelajaran bahasa Inggris
berada pada posisi ke-31 (Adiwijaya, berlangsung. Permasalahan tersebut
2016). Ini artinya proses pembelajaran tidak hanya ditemukan pada level
bahasa Inggris di Indonesia masih pendidikan dasar, namun juga pendi-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 3


dikan menengah bahkan berlanjut ke writing (menulis). Selain itu, pembe-
perguruan tinggi (Megawati, 2016). lajaran bahasa Inggris juga melibat-
Menurut Ani Susanti, dosen bahasa kan tiga kemampuan tambahan yaitu
Inggris UAD sebagaimana dikutip grammar (tatabahasa), vocabulary
dalam harian Republika, meskipun (kosakata), dan pronunciation (pengu-
banyak siswa Indonesia yang telah capan). Semua komponen itu sangat
mendapat pembelajaran bahasa Ing- penting dan harus dipelajari jika ingin
gris sejak sekolah dasar dan telah menguasai bahasa Inggris dengan
lulus sekolah menengah, bahkan baik (Kurniawati, 2015).
menjadi mahasiswa, kemampuan Salah satu kesulitan terbesar yang
Bahasa Inggris mereka masih jauh dihadapi siswa dalam pembelajaran
dari harapan. bahasa Inggris adalah kemampuan
Selain itu, Guru Besar Pendidikan menyimak (listening). Hal ini senada
Bahasa Inggris, Brian J Thomlinson dengan hasil penelitian yang dila-
sebagaimana dikutip dalam harian kukan pada siswa kelas VIII SMP
Republika mengatakan bahwa pem- Negeri 2 Pontianak dan mahasiswa
belajaran bahasa Inggris yang baik semester III program studi TBI STAIN
harus dilakukan secara aktif di mana Pamekasan. Hasil penelitian menun-
siswa dilibatkan secara aktif dalam jukkan bahwa kecepatan pembicara
proses pembelajaran tersebut. Itu merupakan kesulitan utama di sam-
artinya pembelajaran tidak bisa hanya ping kurangnya kosakata, ketidak-
dilakukan secara textbook atau ber- mampuan berkonsentrasi, dan peng-
dasarkan buku semata tetapi harus ucapan yang tidak jelas. Demikian
ada tambahan materi yang diberikan juga dengan kasus yang ditemukan
(Yulianingsih dan Wulandari, 2014). pada mahasiswa STAIN yang me-
Dengan demikian, siswa perlu diberi- nyatakan bahwa materi listening
kan semacam exposure atau pajanan terlalu cepat, tidak tahu arti kata,
bagaimana bahasa Inggris tersebut keterbatasan penguasaan kosakata,
digunakan dalam konteks yang lebih dan tidak konsentrasi saat men-
otentik dan nyata, bukan sekedar dengarkan (Astuti dan Zulkarnaen,
bahasa dalam level buku teks semata. 2017; Ummah, 2012).
Pada dasarnya, belajar bahasa Keterampilan menyimak sangat
Inggris melibatkan empat kemam- penting dimiliki dalam rangka me-
puan dasar yang harus dipelajari nambah wawasan, pengertian, penge-
yaitu listening (menyimak), speaking tahuan, dan informasi serta mencapai
(berbicara), reading (membaca), dan keberhasilan dalam berkomunikasi

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 4


dengan orang lain. Namun men- dengan pengajaran keterampilan
dengarkan bukan proses sederhana berbahasa lainnya seperti berbicara,
karena seseorang harus dapat mem- membaca, dan menulis (Adnan, 2012).
bedakan antara bunyi, menangkap Merujuk pada berbagai hasil pe-
makna, memahami kosakata dan nelitian yang diungkapkan di atas,
struktur tata bahasa, menafsirkan dalam pembelajaran bahasa Inggris,
tekanan dan maksud, mengingat, dan seorang guru hendaknya bisa
menafsirkan dalam waktu yang ber- menempatkan pembelajaran keempat
samaan (Kurniawati, 2015). Jadi, keterampilan berbahasa Inggris secara
mendengarkan merupakan proses seimbang. Sebagai contoh, meskipun
kompleks yang melibatkan berbagai keterampilan menyimak dan mem-
unsur sekaligus menjadi kunci dalam baca sama-sama merupakan kemam-
menguasai keterampilan berbahasa puan menerima atau reseptif, namun
lainnya yaitu: berbicara, membaca, keterampilan menyimak memiliki
dan menulis. tingkat kesulitan yang lebih tinggi
Sejauh ini, pembelajaran listening daripada membaca. Oleh karena itu,
sering terabaikan jika dibandingkan mempelajari keterampilan menyimak
dengan pembelajaran berbicara (listening) sangat dianjurkan dan
(speaking), membaca (reading), dan perlukan, bukan justru diabaikan.
menulis (writing). Sangat jarang orang Sebagai sebuah institusi yang
melihat bahwa kemampuan berba- berada di bawah Kementerian Pen-
hasa seseorang sebenarnya juga didikan dan Kebudayaan, BPMRPK
ditentukan oleh kemampuannya berusaha menjawab tantangan ter-
dalam memahami bahasa lisan sebut melalui pengembangan model
(kemampuan menyimak). Padahal, media audio bahasa Inggris. Rang-
kemampuan seseorang dalam kaian dalam proses pengembangan
memahami bahasa lisan merupakan model tersebut mengadopsi pende-
salah satu faktor penting dalam katan model “ADDIE” yaitu Analysis,
belajar bahasa karena dalam Design, Development, Implementation,
kehidupan sehari-hari, aktivitas Evaluation. Model ini merupakan
berbahasa yang paling banyak model yang paling umum dalam
dilakukan adalah aktivitas me- pengembangan desain instruksional/
nyimak. Namun kenyataanya dalam pembelajaran yang dapat membantu
proses belajar bahasa Inggris, penga- pengembang desain instruksional, pe-
jaran keterampilan menyimak tidak ngembang konten/produk pembela-
mendapatkan porsi yang berimbang jaran, bahkan guru dalam mengem-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 5


bangkan sebuah produk atau tuhan pembelajaran (learning needs).
program dengan efektif dan efisien Target needs pada dasarnya merujuk
(Aldoobie, 2015). pada aspek bahasa yang diperlukan
Analisis kebutuhan merupakan siswa agar dapat berbahasa Inggris
tahap pertama dalam proses pengem- dengan baik, kompetensi yang belum
bangan sebuah produk atau program dikuasi siswa, dan konten/materi
yang sesungguhnya merupakan se- pelajaran yang perlu dipelajari siswa.
buah pendekatan sistematik dengan Sebaliknya, untuk dapat mengetahui
tujuan untuk mengkaji dan mempela- learning needs atau kebutuhan pembe-
jari tingkat pengetahuan, kemam- lajaran, perlu dilakukan analisis
puan, minat, atau sikap dari target menyangkut karakteristik siswa dan
sasaran atau calon pengguna. apa yang diperlukan siswa untuk
Analisis kebutuhan sering belajar (Sukarni, 2016).
dimanfaatkan untuk mempelajari isu- Dari beberapa pendapat yang
isu penting dan permasalahan yang telah dikemukakan, dapat disimpul-
dihadapi oleh target sasaran sehingga kan bahwa secara umum, tujuan
dapat dihasilkan desain produk/ analisis kebutuhan adalah untuk
program pendidikan yang efektif dan mempelajari permasalahan yang
punya nilai jual (marketable). dihadapi calon pengguna dan
Tahapan kegiatan berupa analisis pengetahuan yang telah dan belum
kebutuhan juga bermanfaat dalam diketahui sehingga dapat dirancang
mempelajari kesulitan belajar dan dan ditentukan produk/program yang
pembelajaran yang dihadapi target sesuai dengan kebutuhan mereka.
sasaran (Mc Cawley, 2009). Pendapat Dengan adanya analisis kebutuhan,
lain juga mengungkapkan bahwa seorang pengembang desain
analisis kebutuhan merupakan tahap pembelajaran dapat menciptakan
utama, baik dalam mendesain sebuah sebuah model produk/program yang
kursus, silabus, materi maupun lebih mudah diakses, diterima, dan
kegiatan pembelajaran (Ulum, 2015). digunakan oleh calon pengguna. Jadi,
Pada tahap analisis kebutuhan, analisis kebutuhan merupakan
seorang pengembang desain pem- tahapan penting yang harus dilalui
belajaran perlu menetapkan apa yang sebelum proses pengembangan
menjadi target kebutuhan siswa agar produk atau program dilakukan.
mereka dapat berkomunikasi dalam Ada beberapa penelitian relevan
bahasa Inggris dengan baik (target yang pernah dilakukan menyangkut
needs) dan apa yang menjadi kebu- kegiatan analisis kebutuhan media

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 6


pembelajaran bahasa Inggris. Salah Immanuel II, Sungai Raya,
satunya adalah penelitian yang dila- Kalimantan Barat yang berusaha
kukan terhadap siswa/mahasiswa mengidentifikasi penyebab tingkat
yang tergabung dalam sebuah insti- kesulitan menyimak percakapan
tusi atau kursus bahasa Inggris pada bahasa Inggris yang dialami siswa.
English Language Institute (ELI) di Hasil penelitian menyebutkan bahwa
Universitas King Abdul Azis. Hasil di antara empat tipe kesulitan
penelitian menyebutkan bahwa ada menyimak percakapan bahasa Inggris
kesenjangan antara kebutuhan belajar (transfer informasi, evaluasi
siswa dengan apa yang seharusnya tanggapan, tanggapan stimulus
diajarkan dalam ELI, khususnya komunikasi, dan paraphrase
menyangkut materi listening com- rekognasi), paraphrase rekognasi
prehension. Hasil penelitian tersebut dianggap paling sulit (Soendoro,
selanjutnya akan digunakan sebagai Regina, dan Ichsanuddin, 2015). Jadi,
rekomendasi dalam memahami secara umum siswa mengalami
kebutuhan belajar siswa dan pengem- kesulitan untuk memformulasikan
bangan kurikulum bahasa Inggris di apa yang mereka dengar sehingga
ELI (Al-Thiyabi, 2014). tidak bisa menangkap makna atau isi
Penelitian senada lainnya pernah percakapan dalam materi listening.
dilakukan terhadap mahasiswa dari Sebuah penelitian lain juga
Technology College di Taiwan dan pernah dilakukan pada siswa di SMP
beberapa karyawan dari berbagai Negeri 7 Padang yang menyatakan
instansi dan perusahaan. Hasil pene- bahwa dalam pembelajaran
litian menunjukkan bahwa keteram- menyimak, siswa membutuhkan tipe
pilan berbahasa yang dipelajari di pembelajaran yang mengandung
sekolah banyak yang kurang relevan input, topics, language, dan task (Fauzia
dengan kebutuhan keterampilan dkk., 2017). Dengan demikian,
berbahasa Inggris di tempat kerja keempat unsur tersebut perlu
(Chen, 2016). Dengan kata lain, hasil dimasukkan dan dipertimbangkan
penelitian tersebut memberikan reko- ketika mendesain sebuah input text
mendasi terkait pemilihan dan dalam pembelajaran menyimak
pengemasan materi-materi pembela- (listening).
jaran bahasa Inggris yang seharusnya Penelitian yang dilakukan penulis
diajarkan di ELI. ini merupakan bagian dari rangkaian
Penelitian relevan lainnya dilaku- penelitian pengembangan yang ber-
kan terhadap siswa kelas XII SMK ada pada tahap awal pengembangan,

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 7


yaitu kegiatan analisis kebutuhan. METODE PENELITIAN
Penelitian ini sangat dibutuhkan Penelitian ini merupakan bagian awal
dalam rangka memberikan data dan dari penelitian pengembangan, yaitu
informasi serta rekomendasi yang analisis kebutuhan model media
akan bermanfaat dalam penyusunan audio pembelajaran bahasa Inggris
desain atau blue print yang tentang keterampilan menyimak.
merupakan cetak biru dari rancangan Penelitian ini akan memberikan
model media audio pembelajaran informasi dan rekomendasi terkait
bahasa Inggris yang akan karakteristik target sasaran,
dikembangkan. Dengan demikian, kesenjangan yang dihadapi dalam
penelitian ini bertujuan untuk pembelajaran menyimak, dan
mengidentifikasi: (1) karakteristik menawarkan alternatif model media
siswa yang menjadi target sasaran; (2) audio pembelajaran bahasa Inggris
kesulitan-kesulitan yang dihadapi untuk menjawab kebutuhan
siswa dalam pembelajaran menyimak lapangan.
(listening); dan (3) format model Penelitian ini dilaksanakan pada
media audio yang diharapkan siswa bulan Maret - April 2018 dengan
dalam pembelajaran menyimak mengambil populasi 72 siswa SMPN
(listening). Negeri 5 Ngawen. Sekolah ini meru-
Selaku pengembang desain pakan sebuah sekolah yang berada di
instruksional, bagi BPMRPK, daerah pinggiran Kabupaten
penelitian ini bermanfaat dalam Gunungkidul, Yogyakarta. Berdasar-
memberikan rekomendasi terkait kan data tahun ajaran 2016 - 2017
rancangan model media audio mengenai daftar urutan sekolah
pembelajaran bahasa Inggris yang berdasarkan hasil nilai Ujian Nasional
akan dilakukan. Dengan demikian SMP/MTs, maka SMP Negeri 5
ada pedoman yang akan didapatkan Ngawen berada pada urutan ke-113
dalam rangka menentukan seperti dari 142 sekolah SMP/MTs negeri dan
apakah karakteristik sasaran calon swasta di Kabupaten Gunungkidul,
pengguna, kesulitan apa yang Yogyakarta (Puspendik, 2017). Selain
dihadapi calon pengguna dalam itu, sekolah ini juga masih memiliki
pembelajaran menyimak (listening) keterbatasan bukan hanya dari sisi
yang nantinya akan dijawab dengan ketersediaan fasilitas dan sarana-
menyajikan model format sajian prasarana, namun juga ketersediaan
media audio seusai dengan kebutuh- media audio yang dapat diman-
an calon pengguna.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 8


faatkan untuk pembelajaran bahasa deskriptif kuantitatif. Selanjutnya,
Inggris. penulis juga menggali data lebih
Menurut informasi dari guru ba- lanjut secara deskriptif kualitatif
hasa Inggris yang mengajar, dalam dengan melibatkan 3 orang praktisi
satu semester, pembelajaran listening pendidikan (pengajar/guru bahasa
hanya dilakukan dalam satu atau dua Inggris) dan 2 orang ahli bahasa
kali pertemuan. Itu pun guru harus (native speakers). Baik sampel praktisi
berusaha untuk mendesain sendiri pendidikan maupun ahli bahasa
pembelajaran listening karena selama diambil dengan menggunakan teknik
ini belum ada materi listening di purposive sampling. Teknik purposive
lapangan yang relevan dan sesuai sampling digunakan dengan
dengan kebutuhan dan kurikulum mempertimbangkan bahwa tiga orang
yang berlaku di sekolah. guru yang dipilih adalah guru yang
Ketidaktersediaan materi pembela- memiliki keahlian sebagai praktisi
jaran listening di sekolah yang sesuai lapangan, khususnya terkait dengan
dengan kurikulum dan kondisi pembela-jaran bahasa Inggris dan
sekolah yang berada di daerah keahlian dari sisi pemetaan materi
pinggiran dengan berbagai bahasa Inggris berdasarkan
keterbatasan yang ada, menjadi dasar kurikulum yang berlaku. Pemilihan
bagi penulis untuk menjadikan dua orang native speakers mengambil
sekolah ini sebagai obyek penelitian pertimbangan bahwa mereka adalah
dalam rangka pengembangan media ahli bahasa yang memiliki
audio pembelajaran bahasa Inggris. kompetensi keahlian sesuai dengan
Sampel penelitian ini diambil bahasa yang mereka gunakan. Hal ini
dengan teknik simple random sampling. dengan pertimbangan bahwa
Sampel diambil dengan cara yang pengembangan keterampilan berba-
acak tanpa memperhatikan strata hasa idealnya melibatkan penutur asli
yang ada dalam lokasi karena semua bahasa tersebut.
anggota populasi atau siswa diang- Instrumen yang digunakan dalam
gap homogen. Ada 50 siswa yang penelitian ini adalah kuesioner dan
diambil secara acak dari 72 siswa wawancara, sedangkan teknik analisis
yang ada di sekolah tersebut. data yang digunakan adalah analisis
Dari sampel siswa yang dijadikan data kuantitatif dan deskriptif kuali-
sebagai target penelitian tersebut, tatif. Analisis data kuantitatif digu-
akan dihasilkan data yang terkait hal- nakan untuk menganalisis hasil
hal dan informasi yang bersifat kuesioner ditinjau dari sisi perihal

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 9


responden yang menjadi target belajaran listening dan speaking bagi
sasaran (siswa), minat dan siswa karena keterampilan berbahasa
keterampilan ber-bahasa, tingkat ini dianggap lebih sulit dibanding
kesulitan berbahasa, frekuensi belajar keterampilan berbahasa lainnya.
listening dalam ke-hidupan sehari- Selain itu, berdasarkan wawancara
hari, kesulitan dalam pembelajaran dengan guru, selama ini di lapangan
listening, pilihan format model sajian belum pernah tersedia media audio
media audio listening, dan tingkat bahasa Inggris di sekolah yang sesuai
kemandirian siswa dalam belajar. dengan kurikulum. Beberapa buku
Respon yang diberikan responden teks Bahasa Inggris yang beredar juga
siswa tersebut akan dihitung dan tidak dilengkapi dengan materi pem-
diberikan skor sesuai dengan data belajaran listening. Guru harus beru-
yang diberikan. saha sendiri mencari program
Data dianalisis sesuai dengan listening dengan mencari materi dari
kategori tertentu berdasarkan kriteria internet. Itu pun belum tentu sesuai
yang telah ditentukan sebelumnya. dengan kurikulum yang berlaku.
Teknik deskriptif kualitatif diguna- Berdasarkan kesenjangan yang
kan untuk menganalisis hasil wawan- terjadi di lapangan tersebut, kebutuh-
cara dengan praktisi pendidikan dan an adanya media audio pembelajaran
ahli bahasa dengan tujuan untuk listening yang dikembangkan berda-
mendapatkan klarifikasi dan data sarkan kurikulum yang berlaku meru-
mengenai permasalahan pembelajar- pakan sebuah prioritas. Dapat diana-
an listening di lapangan dan solusi logikan dengan seorang bayi yang
dalam pemecahan masalah yang akan belajar bahasa pertama, yaitu dari
diterjemahkan dalam model format mendengarkan sampai pada akhirnya
sajian media audio pembelajaran ia mampu berbicara. Oleh karena itu,
listening yang akan dikembangkan. idealnya belajar bahasa Inggris juga
memberikan komposisi yang berim-
HASIL DAN PEMBAHASAN bang antara pembelajaran untuk
Secara umum, analisis kebutuhan keterampilan menyimak, berbicara,
yang dilakukan ini merupakan membaca, dan menulis.
sebuah proses untuk mengumpulkan
Perihal Responden
data dan informasi tentang kesen-
Berdasarkan hasil wawancara dengan
jangan yang terjadi di lapangan. Ke-
pihak sekolah, secara umum letak
senjangan yang dimaksud berkaitan
geografis SMP Negeri 5 Ngawen
dengan kebutuhan pentingnya pem-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 10


Gunungkidul berjarak sekitar 4 km
dari ibukota kecamatan dan
merupakan daerah pegunungan
dengan kondisi jalan yang naik turun
dan rawan longsor dan belum
beraspal. Secara sosial ekonomi, rata-
rata orang tua murid merupakan Gambar 1. Jalur Belajar Bahasa Inggris
lulusan SD atau SMP yang bekerja Target Sasaran
sebagai buruh tani, penjahit, tukang
bangunan, penambang batu, dan Berikutnya terkait dengan media
pedagang. yang cenderung digunakan siswa
untuk membiasakan diri mereka bela-
Selanjutnya, berdasarkan hasil
jar bahasa Inggris secara mandiri
angket siswa mengenai awal pertama
disajikan pada Gambar 2 berikut.
mereka mendapatkan pembelajaran
bahasa Inggris, dapat dibaca dari
grafik pada gambar 1. Tampaklah
bahwa 92% responden siswa
menyatakan bahwa mereka telah
mendapatkan pelajaran bahasa
Inggris sejak di SD, bahkan 6% telah
mendapatkannya sejak TK, dan
Gambar 2. Kebiasaan Berbahasa Inggris Siswa
hanya 2% yang menyatakan menda-
Berdasarkan Gambar 2 dapat
patkannya ketika belajar di SMP. Dari
dikemukakan bahwa; (1) 48% siswa
semua siswa yang menjadi sampel,
jarang menonton acara berbahasa
tidak ada satu pun siswa yang pernah
Inggris, baik berita maupun film, dan
mengikuti kursus bahasa Inggris atau
(2) 36% siswa jarang mendengarkan
pun ikut les privat. Hanya 44%
lagu berbahasa Inggris. Padahal
responden yang mengatakan bahwa
kebiasaan mendengarkan tersebut
selain di sekolah, mereka belajar
akan berpengaruh terhadap
bahasa Inggris secara mandiri di
kemampuan berbahasa Inggris
rumah.
mereka sebagaimana hasil penelitian
terhadap siswa SMPN 1 Gandusari,
Trenggalek yang menyatakan ada
hubungan antara minat siswa
menonton film berbahasa Inggris

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 11


dengan kemampuan speaking mereka Mengenai pemahaman siswa
(Sanusy, 2014). terhadap konten bahasa Inggris yang
Penelitian lain yang sejenis yang mereka dengar melalui film, hanya
dilakukan terhadap siswa SMA sebagian kecil siswa (4%) yang dapat
Kristen Irene Manado menyatakan memahami materi bahasa Inggris
bahwa ada pengaruh yang tinggi yang mereka dengar. Kondisi yang
antara minat siswa yang demikian ini diakui siswa dimung-
membiasakan diri mendengarkan kinkan karena film yang mereka
lagu berbahasa Inggris terhadap tonton disertai teks terjemahannya.
kemahiran mendengarkan yang pada Sedangkan pemahaman siswa
akhirnya juga berpengaruh terhadap mengenai makna atau isi lagu
tingkat pengetahuan mereka berbahasa Inggris yang mereka
(Angmalisang, 2013). dengarkan dapat dikatakan bahwa;
Selanjutnya, berdasarkan hasil (1) 34% tidak dapat memahami isi
analisis data dapat dikemukakan lagu, (2) 4% siswa dapat mema-
bahwa lebih dari separuh siswa (70%) haminya dengan syarat lagu tersebut
belum pernah membaca teks berba- sudah populer di masyarakat, dan (3)
hasa Inggris di luar buku pelajaran 68% hanya mampu memahami
sekolah; demikian juga dengan sebagian kecil isi lagu.
kebiasaan berbicara dalam bahasa Berdasarkan deskripsi data yang

Inggris dengan teman, guru, ataupun disajikan, ada kesenjangan dalam hal
wisatawan di luar jam belajar kemampuan berbahasa Inggris siswa
sekolah. Kedua hal ini merupakan
meskipun mereka telah belajar
kegiatan yang sangat jarang atau
bahkan hampir tidak pernah Bahasa Inggris sejak SD/TK. Hal ini

dilakukan siswa. kemungkinan dipengaruhi beberapa

faktor, misalnya terkait kebijaksanaan

pengajaran bahasa Inggris sebagai

muatan lokal di SD. Kebijakan ini

menyebabkan banyak SD di daerah

pinggiran yang menerapkan pem-

belajaran bahasa Inggris tanpa per-


Gambar 3. Kemampuan Berbahasa Inggris Siswa
(Sumber: Hasil Pengolahan Data)
siapan matang. Selain minimnya fasi-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 12


litas pembelajaran, guru kelas yang

tidak berlatar belakang bahasa

Inggris pun mengajarkan bahasa

Inggris tanpa memiliki kompetensi

yang memadai (Suparti, 2007).


Gambar 4. Posisi Tingkat Kesulitan Listening
Kebijakan penerapan pembe-
antara Keterampilan Berbahasa Lainnya
lajaran Bahasa Inggris sebagai
muatan lokal tanpa disertai kesiapan Berdasarkan grafik pada Gambar
yang matang sedikit banyak 4 dapat dibaca bahwa 58% siswa
berpengaruh pada rendahnya tingkat menyatakan keterampilan menyimak
kemampuan berbahasa Inggris siswa. (listening) berada pada tingkat kesu-
Selain itu, kurangnya siswa litan tertinggi (tingkat kesulitan
mendapatkan pajanan (exposure) keempat) dibanding keterampilan
materi dalam bahasa Inggris melalui berbahasa lainnya (speaking, writing,
kebiasaan mereka sehari-hari, baik dan reading). Selebihnya, 30% siswa
menonton film, mendengarkan berita menyatakan bahwa posisi tingkat
dan lagu, membaca buku/surat kabar kesulitan listening berada pada urutan
bahasa Inggris, maupun menulis ketiga setelah speaking dan hanya 10%
kalimat-kalimat berbahasa Inggris dan 2% siswa yang menyatakan
kemungkinan menjadi penyebab bahwa tingkat kesulitan listening
rendahnya kemampuan mereka berada pada urutan kedua dan
memahami teks-teks bahasa Inggris, pertama.
baik teks lisan maupun tulis. Jika dianalisis lebih lanjut, hasil
penelitian tersebut relevan dengan
Tingkat Kesulitan Listening penelitian lain yang berkembang di
dan Permasalahan serta Solusi lapangan yang menyatakan bahwa
Kemampuan menyimak dalam keterampilan mendengar adalah salah
bahasa Inggris merupakan salah satu satu tugas tersulit yang dihadapi
aspek penting yang akan seorang guru dan membutuhkan
berpengaruh pada keterampilan waktu yang relatif lama untuk dapat
berbahasa Inggris lainnya, terutama menguasainya. Beberapa kalangan
kemampuan berbicara. menganggap bahwa keterampilan
mendengar merupakan keterampilan
pasif sehingga sering diabaikan.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 13


Padahal hasil penelitian di lapangan menyimak atau listening ini justru
menunjukkan bahwa 40% komuni- sering terabaikan.
kasi kita dalam kehidupan sehari-hari Ada beberapa faktor yang menye-
banyak digunakan untuk mendengar, babkan pembelajaran menyimak
35% untuk berbicara, 16% untuk (listening) dianggap sulit oleh
membaca, dan hanya 9% yang digu- sebagian besar siswa. Dalam
nakan untuk menulis (Walker, 2014). penelitian ini, permasalahan tersebut
Pemahaman tentang listening akan ditinjau dari sisi materi,
comprehension merupakan sesuatu lingkung-an/atmosfir, dan pebelajar
yang kompleks dan penting dalam sendiri.
pengembangan kompetensi berbaha-
sa. Selain itu, listening adalah sebuah
proses mental yang tak terlihat
sehingga sulit untuk dijelaskan.
Pendengar harus dapat membedakan
antara suara, paham struktur
kosakata dan tata bahasa,
menafsirkan stress, intonasi dan
maksud pembicaraan, serta
mengaitkan dengan konteks sosio-
kultural (Vandergrift, 2016).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Gambar 5. Permasalahan Pembelajaran Listening
listening merupakan sebuah proses
dari Sisi Materi
kompleks yang memerlukan inter-
Grafik pada gambar 5 menyajikan
pretasi aktif dari pendengarnya untuk
permasalahan pembelajaran menyi-
dapat mencocokkan apa yang mereka
mak ditinjau dari sisi materi yang
dengar dan apa yang mereka ketahui.
dibedakan menjadi enam kategori.
Hal ini memang tidak mudah karena
Ditinjau dari topik yang disajikan,
keterampilan menyimak merupakan
sebagian besar siswa (92%)
keterampilan berbahasa yang
menyatakan bahwa topik yang
dianggap paling sulit (tingkat
disajikan kadang-kadang tidak
kesulitan ke-4) dan sulit (tingkat
familiar dengan kehidupan
kesulitan ke-3) di antara empat
keseharian mereka. Ketika
keterampilan berbahasa yang ada.
dikonfirmasi dengan guru bahasa
Namun ironisnya, pembelajaran
Inggris di sekolah, memang selama
ini pihak sekolah belum memiliki

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 14


program atau media pembelajaran kalimat-kalimat yang digunakan
Bahasa Inggris yang relevan dengan sering tidak mereka pahami dan
kurikulum untuk mengajarkan kete- kompleks, bahkan 18% siswa
rampilan menyimak. Selama ini guru menyatakan bahwa mereka selalu
hanya berusaha mencari sendiri menemukan kalimat-kalimat yang
referensi dari sumber-sumber di kompleks dan 36% menyatakan
internet yang kadangkala tidak kadang-kadang mereka menemukan-
relevan dengan kebutuhan siswa. nya.
Dari sisi materi, kendalanya Permasalahan dari sisi materi
adalah berkaitan dengan penguasaan yang berikutnya yaitu menyangkut
kosakata. Berdasarkan grafik pada input text di mana 4% siswa
gambar 5 terlihat bahwa sebagian menyatakan selalu menemukan
besar siswa (72%) menyatakan materi menyimak yang terlalu
bahwa mereka sering menemukan panjang, 50% menyatakan sering
kosakata sulit dalam pembelajaran menemukannya, dan 46% menyata-
listening. Ditinjau dari segi intonasi, kan kadang-kadang menemukannya.
Oleh karena itu, dalam menyusun
penekanan, pengucapan, dan
input text, perlu dipertimbangkan
pronunciation, terlihat bahwa pada
panjang pendek teks yang diberikan
umumnya sebagian siswa
sesuai dengan level kemampuan
menyatakan sulit (40%) dan 40%
berbahasa mereka. Dengan demikian
menyatakan kadang-kadang sulit.
siswa akan merasa nyaman ketika
Selain menyangkut permasalahan
menemukan materi pembelajaran
pronunciation, permasalahan yang
listening yang masih berada dalam
dihadapi selanjutnya adalah jangkauan kemampuan mereka,
menyangkut kecepatan berbicara atau dalam arti tidak terlalu mudah,
speed ketika mengucapkan kalimat- namun juga tidak terlalu sulit. Untuk
kalimat atau ungkapan dalam bahasa menentukan seberapa besar tingkat
Ingrgis di mana 46% responden kesulitan dalam input text yang
menjawab selalu cepat, 24% menja- diberikan, pemilihan topik yang dekat
wab sering cepat, 28% kadang- dengan kehidupan sehari-hari siswa,
kadang cepat, dan hanya 4% yang pertimbangan jumlah kata dalam teks
menjawab tidak pernah cepat. bahasa Inggris, pemilihan kata dan
Kendala yang dihadapi selanjutnya kalimat yang tepat, kecepatan
adalah yang berkaitan dengan berbicara teks bahasa Inggris perlu
kalimat atau ujaran kompleks di disesuaikan dengan level kemampuan
mana 46% siswa menyatakan bahwa berbahasa siswa.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 15


konsentrasi siswa dalam mendengar-
kan program-program audio pembe-
lajaran listening.

Gambar 6. Permasalahan Pembelajaran Listening


dari Sisi Lingkungan/Atmosfir

Gambar 6 terkait dengan perma-


salahan pembelajaran menyimak
(listening) ditinjau dari sisi atmosfir
Gambar 7. Permasalahan Pembelajaran Listening
atau lingkungan. Dari data yang dari Sisi Pebelajar/Learners
disajikan, tampaklah bahwa sebagain
Persoalan dalam pembelajaran
besar siswa (86%) menyatakan
kualitas audio untuk pembelajaran menyimak (listening) berikutnya
listening cenderung rendah. Demikian adalah dari sisi pebelajar. Secara
pula dengan perlatan yang tersedia, dominan, 86% siswa menyatakan
42 % siswa menyatakan peralatan bahwa mereka kadang-kadang tidak
yang ada kurang memadai. memahami dan juga tidak menjawab
Dari hasil wawancara dengan pertanyaan dalam pembelajaran
guru bahasa Inggris di sekolah menyimak yang berkaitan dengan
tersebut, memang selama ini kualitas gambaran umum teks (general idea);
audio yang digunakan untuk pem- bahkan 6% menyatakan sering
belajaran listening adalah seadanya menemui kendala dalam memahami
dan didapat dari internet dengan gambaran umum. Selanjutnya, 54%
kualitas audio yang sering tidak siswa menyatakan bahwa mereka
standar atau peralatan untuk sering tidak memahami tujuan pembi-
memutar program yang seadanya. caraan /teks sementara 2% menya-
Selain itu, suasana lingkungan takan selalu, dan 42% menyatakan
kadang-kadang juga kurang kondusif
kadang-kadang sering menemui
di mana saat pemutaran program
kendala dalam menentukan tujuan
suasana lingkungan cenderung
teks. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
berisik. Suasana lingkungan/atmosfir
pada dasarnya mengarah pada hal-
yang berisik dan tidak tenang tentu
hal yang bersifat extensive listening.
sedikit banyak akan mempengaruhi

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 16


Berikutnya terkait dengan kesulit- pembelajaran. Penyajian input text
an memahami informasi spesifik di tersebut perlu disertai dengan pemba-
mana 54% menyatakan kadang- hasan kosakata sulit serta pemberian
kadang menemui kesulitan, semen- latihan-latihan.
tara 24% menyatakan sering Selanjutnya, berdasarkan data
menemui kesulitan. Terakhir terkait yang diperoleh sebagaimana disajikan
dengan pertanyaan yang berkaitan pada gambar 7 dan gambar 8, dapat
dengan aspek kebahasaan atau tata dianalisis bahwa secara umum,
bahasa, sebagian besar siswa pebelajar masih mengalami kendala
cenderung tidak paham dengan yang berarti terkait dengan listening
aspek ketatabahasaan atau grammar. comprehension dan tata bahasa. Oleh
Format Sajian dan Durasi Media karena itu, pada pengembangan/
Audio untuk Pembelajaran Listening produksi media audio, pemberian
Data tentang format sajian dan materi latihan-latihan (tasks) yang mengarah
dalam media audio disajikan pada pada soal-soal ketatabahasaan
gambar berikut. (grammar) dan soal-soal listening
comprehension perlu diberikan dengan
mengacu pada input text yang telah
diberikan.
Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam pembelajaran
menyimak (listening) adalah pende-
katan “modified three phase technique”
yaitu: pre-listening, while-listening
Gambar 8. Format Sajian dan Materi
(extensive dan intensive listening), dan
dalam Media Audio
post-listening (Field, 2009). Dalam
Berdasarkan grafik pada Gambar
konteks ini, penulis melakukan
8 yang terkait dengan format sajian
diskusi dan wawancara dengan tiga
media audio, dapat dibaca bahwa
guru Bahasa Inggris dan juga dua
format sajian audio yang diinginkan
native speakers mengenai format sajian
siswa adalah berbentuk dialog dan
materi listening menjadi empat tahap
monolog disertai dengan narasi.
utama di mana nantinya dalam setiap
Selanjutnya, terkait dengan format
judul media audio akan terdiri atas
sajian materi dalam media audio,
empat track utama yaitu: (1) pre-
sebagian besar siswa menghendaki
listening, (2) extensive, (3) intensive
adanya input text sebagai modelling
listening), dan (4) post-listening.
dalam pembelajaran sebagai bahan

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 17


Pada tahap pre-listening, narrator ungkapan-ungkapan yang telah
menyapa dan mengaktifkan pengeta- dipelajari dan siswa diminta untuk
huan siswa (activating learners’ back- menirukannya. Sebagai penutup
ground knowledge) menyangkut materi sajian, narator memberikan kesim-
yang akan dibahas. Selain itu, kosa- pulan, mengecek pemahaman siswa,
kata atau vocabulary dan ungkapan dan memberikan saran atau motivasi
kebahasaan atau language features belajar kepada siswa.
yang akan dipelajari sesuai dengan Adapun gambaran sajian materi
tema atau pokok materi juga disaji- dalam media audio berdasarkan hasil
kan. Tahap selanjutnya adalah while- diskusi dengan guru dan native
listening yang dibedakan menjadi speakers adalah sebagai berikut.
extensive dan intensive listening.
Pada saat extensive dan intensive Tabel 1. Format/Kerangka Sajian Materi dalam
Media Audio Bahasa Inggris untuk Pembelajaran
listening, input text disajikan. Siswa Listening
a. Menyebutkan judul program,
diminta untuk menyimaknya dan Track 1
memancing siswa untuk memprediksi
Pre
mempersiapkan diri untuk menjawab listening
topik/materi yang akan dibicarakan.
b. Memperkenalkan kosakata sulit.
soal-soal latihan yang diberikan. Soal Extensive a. Penyajian input text
listening b. Pemberian Task 1
latihan tersebut dibedakan pada Track 2 c. Pembahasan
tahapan extensive dan intensive While Intensive a. Penyajian kembali
listening listening input text
listening. Pada tahap pertama materi b. Pemberian Task 2
c. Pembahasan
latihan (task) lebih terkait dengan isi a. Mengulangi language expression atau
teks secara umum dan maksud dari ungkapan kebahasaan yang sudah
dipelajari.
penulis teks (some general questions Track 3 b. Pemberian latihan language function
Post berupa dialog pendek tidak lengkap
related to context and attitude of listening (short incomplete dialogue) atau materi
ketatabahasaan yang baru saja
speakers). Selanjutnya, pada tahap dipelajari
intensive listening, input text c. Kesimpulan/reflection dan motivasi
.
diperdengarkan kembali dan
Data yang terakhir yaitu ber-
pemberian soal-soal latihan yang
kaitan dengan durasi audio dan
berkenaan dengan listening compre-
jumlah kosakata yang akan disajikan,
hension yang mengarah pada soal-soal
baik pada tahap pre-listening maupun
tentang informasi spesifik dan soal-
post-listening. Berdasarkan grafik pada
soal yang mengarah pada aspek
Gambar 9 yang terkait dengan durasi
kebahasaan (language features) disaji-
audio, 48,6% siswa mengharapkan
kan disertai dengan pembahasannya.
durasi audio selama 5-10 menit, 28,6%
Selanjutnya, pada tahap post-listening,
siswa menghendaki durasi selama 10-
disajikan kembali kosakata dan
15 menit, dan 22,9% menghendaki

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 18


durasi selama 3-5 menit. Sementara dianggap terlalu lama untuk sebuah
terkait kosakata baru yang diharap- program audio pembelajaran (Taylor
kan untuk diperkenalkan melalui dan Clark, 2010).
media audio, 42,9% siswa menghen-
daki sekitar 5 kosakata baru, 34,3%
menghendaki 10 kata, dan 22,9%
menghendaki sekitar 15 kosakata
baru.
Dari data yang diperoleh
tersebut, dapat dianalisis bahwa
durasi media audio yang dikehendaki
menjadi pilihan tertinggi adalah 5-10
menit. Ini berarti, dalam setiap track
audio, diharapkan waktunya berada
pada rentang antara 5-10 menit. Jika
di dalam setiap judul program terdiri Gambar 9. Durasi Audio dan Jumlah Kosakata
yang Diperkenalkan dalam Media Audio
atas empat track file audio, total waktu
yang dibutuhkan sekitar 30 menit. Berdasarkan hasil analisis terse-
Sebenarnya, belum ada pedoman but, dapat disimpulkan bahwa durasi
yang pasti mengenai durasi ideal media audio pembelajaran listening
untuk sebuah program media audio yang ideal dan diinginkan adalah
pembelajaran. sekitar 5-10 menit pada setiap track file
Ada banyak komponen yang audionya. Selain itu, berkaitan
mempengaruhi panjang pendek dengan kosakata baru yang akan
durasi audio yang ideal, misalnya si- disajikan dalam media audio, di mana
apa yang menjadi target sasaran, pilihan terbesar pertama adalah
seperti apakah materi yang akan sekitar 5 kata, dan pilihan terbesar
disampaikan, bagaimanakah format kedua sekitar 10 kata, maka sebagai
sajiannya, dan lain-lain. Hal ini jalan tengah diambil sekitar 6-8
sejalan dengan hasil penelitian yang kosakata baru untuk diperkenalkan.
menyebutkan bahwa durasi yang
ideal adalah sepanjang lamanya SIMPULAN
sebuah lagu atau sekitar 5 menit. Responden siswa berasal dari sekolah
Sebagian yang lain berpendapat di daerah pinggiran dengan latar
sekitar 10 menit, sementara untuk belakang geografi daerah pegunung-
durasi yang melebihi 15 menit an dan tingkat kehidupan sosial

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 19


ekonomi menengah ke bawah. lain adalah me-nyangkut pemilihan
Meskipun 89% siswa menyatakan topik, kosakata, kalimat, kecepatan
bahwa mere-ka mulai mendapatkan berbicara, pengu-capan dan
pembelajaran bahasa Inggris sejak penekanan serta panjang pendek
bangku SD, namun kemampuan input text.
bahasa Inggris mereka masih rendah Selanjutnya, terkait aspek
karena tidak didukung oleh SDM atmosfer atau lingkungan, yang perlu
pengajar yang berkualitas dan tidak mendapatkan perhatian utama adalah
adanya pembiasaan berbahasa kualitas audio yang standar sehingga
Inggris dalam kehidupan sehari-hari. enak untuk didengarkan. Permasa-
Selanjutnya, terkait dengan posisi lahan terakhir adalah dari sisi pebe-
tingkat kesulitan dalam pembelajaran lajar atau learners itu sendiri di mana
menyimak (listening) dibandingkan mereka perlu mendapatkan latihan-
dengan keterampilan berbahasa lain- latihan soal yang berkaitan dengan
nya (speaking, writing, dan reading), extensive dan intensive listening dengan
ada 57,1% dan 34,3% siswa yang bersumber dari input text yang telah
menyatakan bahwa listening disajikan. Selanjutnya dari sisi waktu
dianggap sebagai keterampilan juga perlu dipertimbangkan yaitu
berbahasa yang paling sulit (tingkat sekitar 5-10 menit untuk setiap track
kesulitan keempat) dan sulit (tingkat file audionya. Dengan demikian,
kesulitan ketiga). Ini artinya panjang pendek naskah audio yang
pembelajaran listening perlu akan diproduksi dan format sajian
mendapatkan perhatian lebih karena naskah perlu didesain dengan
idealnya seseorang belajar bahasa memperhatikan beberapa rekomen-
berawal dari menyimak atau dasi dari hasil analisis kebutuhan
mendengar. yang telah dilakukan.
Terkait aspek ketiga yaitu Beberapa saran yang dapat
menyangkut permasalahan yang diajukan untuk pengembangan model
dihadapi dalam pembelajaran media audio DEC berikutnya adalah
menyimak (listening), ada tiga sisi yaitu tahap perancangan model atau
yang harus diperhatikan yaitu materi, pembuatan desain/blue print rancang-
lingkungan, dan pebelajar atau an model media audio bahasa Inggris
learners itu sendiri. Dari sisi materi, untuk pembelajaran menyi-mak
yang harus diperhatikan dan (listening). Pertama menyangkut
disesuaikan dengan level atau tingkat
pertimbangan aspek karakteristik
kemampuan ber-bahasa siswa antara
siswa yang menjadi target sasaran,

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 20


perlu dipertimbangkan tingkat kesu- Aldoobie, Nada. 2015. ADDIE Model.
litan media audio bahasa Inggris American International Journal of
Contemporary Research. Vol. 5,
yang masih mendasar atau elementary
No. 6, pp. 68-72
level. Materi atau konten pada
Anglimangsang, Helen Yuliana. 2013.
elementary level ini dapat Pengaruh Minat pada Lagu Bahasa
dikembangkan berdasarkan Inggris terhadap Kemahiran Men-
kurikulum bahasa Inggris untuk dengarkan Siswa di SMA Kristen
Irene, Manado, Jurnal Elektronik
siswa SMP dan yang sederajat. Oleh
Fakultas Sastra Unvesitas Sam
karena itu, pemetaan materi perlu
Ratulangi, Vol. 1, No. 1, pp. 1-10.
dilakukan sebagai bagian dari proses Astuti, Desi Sri dan Zulkarnaen. 2017.
penyusunan desain atau rancangan Analisis Kompetensi Siswa dalam
model. Menguasai Pemahaman Mende-
ngarkan. Jurnal Edukasi, Vol. 15,
Saran berikutnya terkait dengan
No. 1, pp. 27-41.
temuan-temuan yang dihadapi terkait
Fauzia, dkk. 2017. An Analysis of
kesulitan dalam pembelajaran Students' Needs on Listening Mate-
listening hendaknya dapat rials for the 8th Graders of Junior
diantisipasi dan diberikan solusi yang High School: A Survey Study at
akan di-tuangkan dalam model dan SMPN 7 Padang. Journal of English
format sajian media audio yang Language Teaching (JELT), Vol 6,
No 1 Serie A, September, pp. 32-
mengako-modasi antara bentuk
40.
dialog, monolog, dan narasi yang
Field, John. 2009. Listening in the
memberikan penjelasan sesuai Language Classroom. New York:
kebutuhan. Cambridge University Press.
Hidayat, Feriawan. 2016. Soal Kemam-
puan Berbahasa Inggris, Indonesia
Pustaka Acuan
Dinilai Masih Tertinggal. Sumber:
Adiwijaya, Setiawan. 2016. Kemam-
http://www.beritasatu.com.
puan Bahasa Inggris SDM Indone-
(Diunduh 2 Maret 2018).
sia Masih Rendah. Sumber:
Kurniawati, Dewi. 2015. Studi Tentang
https://nasional,tempo.co/read/8
Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan
27022, Diunduh tanggal 2 Febru-
Belajar Menyimak Bahasa Inggris
ari 2017.
pada Mahasiswa Semester III PBI
Al-Thiyabi, Maha Sayer. 2014. Needs
IAIN Raden Intan Lampung Tahun
Analysis for EFL Listening Skills at
Pelajaran 2015/2016. Jurnal Tadris
the ELI. Journal English for
Bahasa Inggris UIN Raden Intan
Spesific Purposes World, Issue 43,
Lampung, Vol 8, No 1, pp.1-22.
Vol. 15, pp.1-32.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 21


Megawati, Fika. 2016. Kesulitan Maha- jana, Program Studi Teknologi
siswa dalam Mencapai Pembelajaran Pendidikan, Universitas Sebelas
Bahasa Inggris Secara Efektif. Jurnal Maret Surakarta.
PEDAGOGIA, Vol. 5, No. 2, Taylor, Lucy dan Clark, Steve. 2010.
Agustus, pp.147-156. Educational Design of Short, Audio-
Panggabean, Himpun. 2016. Urgensi Only Podcasts: the Teacher and Stu-
dan Posisi Bahasa inggris di Indone- dent Experience. Australasian Jour-
sia. Sumber: https://www. Re- nal of Educational Technology
search-gate.net (Diunduh 31 Janu- Vol. 26, No. 3, pp. 386-399.
ari 2018). Ulum, Omer Gokhan. 2015. A Needs
Puspendik. 2017. Rekap Hasil Ujian Analysis Study for Preparatory Class
Na-sional (UN) Tingkat Sekolah. ELT Students. European Journal of
Sumber:https://puspendik.kemdik English Language Teaching, Vol.
bud.go.id (Diunduh 12 April 1, Issue 1, pp. 14-29.
2018). Ummah, S. Sumihatul. 2012. Proble-
Sanusy, Rukan. 2014. Hubungan antara matika dalam Belajar Listening
Minat Siswa dalam Menonton Film Comprehension yang Dihadapi oleh
Berbahasa Inggris dan Prestasi Bela- Mahasiswa Semester III Tadris
jar Siswa dalam Speaking Kelas 2 Bahasa Inggris STAIN Pamekasan.
SMPN 1 Gandusari Trenggalek. Jurnal Nuansa, Vol. 9, No. 1, pp.
(On-line) Tesis. Fakultas Tarbiyah 97-116.
dan Ilmu Keguruan. Institusi Yulianingsih dan Wulandari, Indah.
Agama Islam Negeri (IAIN) 2014. Ada yang Salah dengan Kuri-
Tulungagung. kulum Bahasa Inggris di Indonesia.
Sumber:http://repo.iain-tulung- Sumber: http://www. Republi-
agung.ac.id. Diunduh 19 April ka.co.id. (Diunduh tanggal 31 Ja-
2018. nuari 2018)
Sukarni, Sri. 2016. Analisis Kebutuhan Vandergrift, Larry. 2016. Listening:
Bahasa Inggris Mahasiswa Univer- Theory and Practice in Modern
sitas Nusa Tenggara Barat. Jurnal Foreign Language Competence.
Media Bina Ilmiah, Volume 10, Sumber: https://www.llas.ac.uk,
No. 1, Januari, pp.12-16. (Diunduh 5 Maret 2017).
Soendoro, Soebakti dkk. 2015. Stu- Walker, Natasya. 2014. Listening: The
dents’ Difficulties in Listening Com- Most Difficult Skill to Teach. Encue-
prehension in Try Out Test. Jurnal ntro Journal, Vol. 23, pp. 167-175.
Pendidikan dan Pembelajaran,
Vol. 4, No.12, pp.1-16.
Suparti. 2007. Pengembangan Model
Audio Pembelajaran Bahasa Inggris
untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Surakarta: Program Pasca Sar-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 22

You might also like