You are on page 1of 41

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis


guineensis Jacq.) MENGHASILKAN DI KECAMATAN
PEDAMARAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
SUMATERA SELATAN

MAINTENANCE OF OIL PALM (Elaeis guineensis Jacq.) IN


MATURE STAGE AT PEDAMARAN DISTRICT OGAN
KOMERING ILIR REGENCY SOUTH SUMATERA

Alden Daniswara
05091282025040

PROGRAM STUDI AGRONOMI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
SUMMARY

ALDEN DANISWARA. Maintenance of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in


Mature Stage at PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Sidomulyo Banyuasin Division
South Sumatra (Supervised by DWI PUTRO PRIADI).
The general objective of this field practice was to increase knowledge
about the maintenance of oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) in mature stage at PT.
Tunas Baru Lampung Tbk. This activity was carried out from November to
December 2022. The method used in this field practice was a qualitative method
in which the data was obtained through interviews and observation. Furthermore,
the data obtained from field practice was presented descriptively. Based on the
results of this field practice it could be seen that the maintenance of oil palm
plants in mature stage at PT. Tunas Baru Lampung includes fertilizing, pruning,
weed control, pest and disease control, and harvesting. Fertilization was carried
out rotation every 6 months or twice a year using NPK fertilizer which was one
manually by spreading the fertilizer on the disk of the oil palm plant. Pruning was
done using the Dodos and Egrek tools depending on the height of the plants. The
system of pruning used was Sangga 2, which means leaving 2 fronds for
supporting the fruit. Pruning was carried out simultaneously with harvesting
activities or at other times on a periodic basis. Weed control was applied every 6
months or 2 times a year using Metarex TR and GramoxoneTR herbicides. The pests
that attacked the plants consist of bush rats (Rattus tiomanicus) and caterpillars
(Setora nitens). Pest and disease were managed by using the insecticide
AstertrinTM and biological control by hand picking and cultivate owls (Tyto alba).
Harvesting was done by ancak system with harvest rotation 1 time in 10 days and
the tool used for harvesting was Egrek. Fruit harvest criteria at PT Tunas Baru
Lampung Tbk. was when the color of the fruit to reddish orange and the fall of 5
loose fruits per bunch.

Keywords: Palm Oil, Maintenance, Plant yields (PY)


RINGKASAN

ALDEN DANISWARA. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis


guineensis Jacq.) Menghasilkan di PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Divisi
Sidomulyo Banyuasin Sumatera Selatan (Dibimbing oleh DWI PUTRO
PRIADI).

Tujuan umum dari kegiatan pratek lapangan ini yaitu untuk menambah
dan meningkatkan pengetahuan tentang pemeliharaan tanaman kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) menghasilkan di PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2022.
Metode yang digunakan pada praktek lapangan ini adalah metode kualitatif yang
datanya didapat melalui wawancara dan observasi. Selanjutnya data yang
diperoleh dari praktek lapangan diolah dan dikaji secara deskriptif. Berdasarkan
hasil praktek lapangan ini dapat diketahui bahwa pemeliharaan tanaman kelapa
sawit menghasilkan di PT. Tunas Baru Lampung meliputi pemupukkan,
pemangkasan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, serta
pemanenan. Pemupukan dilakukan rotasi 6 bulan sekali atau dalam 1 tahun 2 kali
dengan menggunakan pupuk NPK yang dilakukan secara manual dengan cara
menebar pupuk di bagian piringan tanaman kelapa sawit. Pemangkasan dilakukan
menggunakan alat Dodos dan Egrek tergantung tinggi tanaman. Sistem yang
digunakan adalah sangga 2, artinya menyisakan 2 pelepah untuk menyangga buah.
Pemangkasan dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen atau pada waktu lain
secara periodik. Pengendalian gulma dilakukan 6 bulan sekali atau 2 kali dalam 1
tahun dengan menggunakan herbisida dengan merek dagang MetarexTR dan
GramoxoneTR. Hama yang menyerang tanaman terdiri dari tikus semak (Rattus
tiomanicus) dan ulat api (Setora nitens). Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan dengan cara kimiawi menggunakan insektisida AstertrinTM dan
pengendalian biologi dengan cara hand picking serta pengembangbiakan burung
hantu (Tyto alba). Panen dilakukan dengan sistem ancak dengan rotasi panen 1
kali dalam 10 hari serta alat yang digunakan untuk memanen adalah Egrek.
Kriteria panen di PT Tunas Baru Lampung Tbk. adalah warna buah menjadi
orange kemerahan dan jatuhnya 5 brondolan per tandan.

Kata Kunci: Kelapa Sawit, Pemeliharaan, Tanaman menghasilkan (TM)


LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis


guineensis Jacq.) MENGHASILKAN DI KECAMATAN
PEDAMARAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
SUMATERA SELATAN

MAINTENANCE OF OIL PALM (Elaeis guineensis Jacq.) IN


MATURE STAGE AT PEDAMARAN DISTRICT OGAN
KOMERING ILIR REGENCY SOUTH SUMATERA

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Alden Daniswara
05091282025040

PROGRAM STUDI AGRONOMI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis


guineensis Jacq.) MENGHASILKAN DI KECAMATAN
PEDAMARAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
SUMATERA SELATAN

PRAKTEK LAPANGAN

Telah Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar


Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Oleh :

Alden Daniswara
05091381924080

Palembang, Desember 2023


Pembimbing Praktik
Lapangan

Dr. Ir. Dwi Putro Priadi, M.Si


NIP.

Mengetahui,

Ketua Jurusan Koordinator Program Studi


Budidaya Pertanian Agronomi

Dr. Susilawati, S.P., M. Si. Dr. Ir. Yakup, M.S.


NIP. 196712081995032001 NIP. 196211211987031001
PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Alden Daniswara
NIM : 05091381924080
Judul : Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Menghasilkan di Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering
Ilir Sumatera Selatan
Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang dimuat dalam laporan
praktek lapangan ini merupakan hasil pengamatan saya sendiri di bawah
supervisi, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya. Apabila kemudian
hari ditemukan unsur plagiasi dalam laporan praktek lapangan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Sriwijaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
mendapat paksaan dari pihak manapun.

Palembang, Desember 2023

Alden Daniswara
RIWAYAT HIDUP

Penulis Bernama Alden Daniswara, lahir di Prabumulih, 01 Januari 2003.


Anak ke 1 dari 3 bersaudara. Penulis adalah putra dari Bapak Komaruszaman dan
Ibu Rita Hernawati yang saat ini tinggal di Kota Prabumulih.
Riwayat pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar yang diselesaikan pada
tahun 2014 di SD 2 YPS Prabumulih, Sekolah Menengah Pertama diselesaikan
pada Tahun 2017 di SMP N 01 Prabumulih, dan melanjutkan Pendidikan Sekolah
Menengah Atas yang diselesaikan pada Tahun 2020 di SMA N 03 Prabumulih.
Tahun 2020 penulis terdaftar sebagai mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan S1 Program Studi Agronomi, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya dan tergabung dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Agronomi (Himagron), Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Sriwijaya, dan Lembaga Dakwah Fakultas Pertanian BWPI Rabbani.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha
penyayang penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat maupun hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek lapangan yang berjudul “Pemeliharaan Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Menghasilkan di Kecamatan Pedamaran
Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan” yang merupakan syarat
kelulusan di Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Dwi Putro Priadi,
M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan,
bimbingan, arahan, saran, motivasi, ilmu dan waktunya hingga selesainya
laporan praktek lapangan ini.
2. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Juliandi, SKM
selaku pemilik kebun yang telah bersedia untuk memberikan kesempatan
kepada penulis dalam melakukan praktek lapangan
3. Kepada orang tua, saudara, sahabat dan teman –teman yang selalu
memberikan nasihat, semangat dukungan dan bantuan baik secara materi
maupun moral, serta doa yang tiada hentinya.
Penulis sadar bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan
laporan praktik lapangan ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat
memberikan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan dalam
penyusunan laporan praktik lapangan ini.

Palembang, Desember 2023

Penulis

viii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii


DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
2.1 Tanaman Kelapa Sawit .............................................................................. 3
2.2 Syarat Tumbuh ........................................................................................... 4
2.3 Tanaman Menghasilkan (TM) .................................................................. 4
2.3.1 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM).......................................... 5
2.3.2 Panen ....................................................................................................... 7
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANG ........................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 8
3.2 Nama Kegiatan........................................................................................... 8
3.3 Mekanisme Kegiatan.................................................................................. 8
3.3.1 Persiapan Pelaksanaan Praktek Lapangan .............................................. 8
3.3.2 Pelaksanaan Praktek Lapangan ............................................................... 8
3.3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 8
3.3.4 Analisis dan Pengolahan Data................................................................. 8
3.5 Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 9
BAB 4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 10
4.1 Profil Perusahaan ....................................................................................... 10
4.2 Sejarah PT. Tunas Baru Lampung Tbk...................................................... 10
4.3. Visi dan Misi ............................................................................................. 11
4.4 Lokasi PT. Tunas Baru Lampung Tbk. ...................................................... 11

ix
Universitas Sriwijaya
4.5 Fasilitas Kebun.................................................................................................11
4.6 Struktur Organisasi...........................................................................................12
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................13
5.1 Pemeliharaan Tanaman.................................................................................13
5.1.1 Pemupukan....................................................................................................13
5.1.2 Pemangkasan (Pruning)................................................................................15
5.1.3 Pemberantasan Gulma...................................................................................16
5.1.4 Pemberantasan Hama dan Penyakit..............................................................18
5.1.5 Panen.............................................................................................................20
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................24
6.1 Kesimpulan......................................................................................................24
6.2 Saran.................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................26

x
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Halama
n Gambar 1. Struktur organisasi............................................................................12
Gambar 2. Pupuk dan kegiatan pemupukan..........................................................13
Gambar 3. Kegiatan pemangkasan........................................................................15
Gambar 4. Penyemprotan herbisida.......................................................................17
Gambar 5. Bunga tunera sabulata dan penangkaran burung hantu........................19
Gambar 6. Kegiatan panen dan tandan buah segar................................................21

xi
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL

Halama
n Tabel 1. Uraian kegiatan.......................................................................................9
Tabel 2. Rancangan kegiatan...................................................................................9
Tabel 3. Evaluasi kegiatan di PT. Tunas Baru Lampung......................................14
Tabel 4. Standar kematangan buah........................................................................22

xii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN

Halama
n Lampiran 1. Peta lokasi PT. Tunas Baru Lampung............................................27
Lampiran 2. Peta lokasi PT. Estate Sidomulyo.....................................................27
Lampiran 3. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan......................................28
Lampiran 2. Fasilitas di PT. Tunas Baru Lampung...............................................29

xiii
Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan
yang pada umumnya menduduki posisi paling penting dalam sektor pertanian,
khususnya sektor perkebunan. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan andalan di Indonesia.
Pertumbuhan industri kelapa sawit yang tinggi di Indonesia menimbulkan
pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan penambahan devisa
negara. Tanaman ini merupakan tanaman penghasil minyak tertinggi, seperti
halnya kandungan minyak nabati yang tinggi, sehingga komoditas perkebunan ini
menjanjikan untuk dikembangkan jika dikelola dengan baik dan benar (Zein et al.,
2021).
Produksi kelapa sawit di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi.
Produksi yang tinggi tidak terlepas dari teknik budidaya yang tepat meliputi
kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Upaya
menjamin kestabilan produksi kelapa sawit harus diikuti dengan peningkatan
pemeliharaan yang menerapkan teknologi budidaya yang baik, dikarenakan aspek
pemeliharaan memegang peranan penting dalam pencapaian peningkatan produksi
dan produktivitas kelapa sawit (Siswati et al., 2017). Pemeliharaan yang baik
harus bisa meningkatkan produksi yang optimal, serta tetap bisa menjaga
keberlanjutan produksi tanaman kelapa sawit tersebut.
Pemeliharaan dilakukan untuk memperoleh hasil produksi kelapa sawit
sesuai dengan yang diinginkan, pemeliharaan tersebut meliputi pemeliharaan
pembibitan kelapa sawit, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), dan
pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM). Pada praktek lapang ini fokus yang
diambil yaitu mengenai pemeliharaan tanaman mengahasilkan (TM).

1
Universitas Sriwijaya
2

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas praktik lapangan ini bertujuan untuk:
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan untuk mendapatkan pemahaman
mengenai proses pemeliharaan secara langsung pada perkebunan kelapa sawit
di PT. Tunas Baru Lampung, TBK. Banyuasin, Sumatera Selatan.
2. Mempelajari tahap-tahap pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang
menghasilkan pada perkebunan kelapa sawit di PT. Tunas Baru Lampung,
TBK. Banyuasin, Sumatera Selatan.
3. Mengkaji pelaksanaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang
menghasilkan pada perkebunan kelapa sawit di PT. Tunas Baru Lampung,
TBK. Banyuasin, Sumatera Selatan.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dilakukan kegiatan praktek lapangan ini adalah sebagai
berikut:
1. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung mengenai teknik
pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit yang menghasilkan di PT. Tunas
Baru Lampung, TBK. Banyuasin, Sumatera Selatan.
2. Menambah relasi dengan para petani, mandor, staff dan manager PT. Tunas
Baru Lampung, TBK. Banyuasin, Sumatera Selatan.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) bukanlah tanaman asli
Indonesia, melainkan tanaman yang berasal dari Afrika Barat. Nama Elaeis
guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763 berdasarkan pengamatan
pohon- pohon kelapa sawit yang tumbuh di Martinique, kawasan Hindia Barat,
Amerika Tengah. Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak, sedangkan kata guineensis
dipilih berdasarkan keyakinan Jacqiun bahwa kelapa sawit berasal dari Guinea
(Afrika).
Tanaman kelapa sawit (palm oil) termasuk tanaman monokotil yang secara
taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Pelmales
Family : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Kelapa sawit berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai hingga 24
meter. Walaupun memiliki akar serabut, namun pohon kelapa sawit bisa berdiri
tegak dan sangat kokoh. Seperti jenis pohon palm lainnya, daun kelapa sawit
tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua serta pelepah berwarna
sedikit lebih muda. Penampilannya sedikit mirip dengan tanaman salak, hanya
saja duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas
pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah yang mengering
akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan pohon kelapa.
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14
bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga
jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama.
Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga bagian,
yaitu bagian luar (epicarpium) disebut kulit luar, lapisan tengah (mesocarpium)

Universitas Sriwijaya
3

Universitas Sriwijaya
4

atau disebut daging buah, mengandung minyak kelapa sawit yang disebut Crude
Palm Oil (CPO), dan lapisan dalam (endocarpium) disebut inti, mengandung
minyak inti yang disebut PKO atau Palm Kernel Oil. Prosespembentukan buah
sejak pada saat penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 6 bulan. Sekali
pun sawit tanaman keras, pohon sawit juga memerlukan perawatan dan
pemupukan pada tanaman kelapa sawit agar buah dalam tandan tidak terganggu
hama (Wahyudi et al., 2021).

2.2 Syarat Tumbuh


Pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai sekitar 15 °LU-15 °LS.
Untuk ketinggian pertanaman kelapa sawit yang baik berkisar antara 0-500 m dpl.
Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan sekitar 2.000-2.500 mm/tahun.
Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit sekitar 29-30 °C. Intensitas
penyinaran matahari yang baik tanaman kelapa sawit sekitar 5-7 jam/hari.
Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 % untuk pertumbuhan tanaman.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Kelapa sawit menghendaki tanah
yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang
dalam tanpa lapisan padas. Untuk nilai pH yang optimum di dalam tanah adalah
5,0–5,5.
Respon tanaman terhadap pemberian pupuk tergantung pada keadaan
tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah, Semakin besar respon tanaman,
semakin banyak unsur hara dalam tanah (pupuk) yang dapat diserap oleh tanaman
untuk pertumbuhan dan produksi. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit
sebaiknya tidak lebih dari sekitar 15°. Kemampuan tanah dalam meyediakan hara
mempunyai perbedaan yang sangat menyolok dan tergantung pada jumlah hara
yang tersedia, adanya proses fiksasi dan mobilisasi, serta kemudahan hara tersedia
untuk mencapai zona perakaran tanaman (Masganti et al., 2015).

2.3 Tanaman Menghasilkan (TM)


Tanaman menghasilkan atau TM adalah tanaman yang sudah di panen
(diambil hasilnya) secara rutin. Umumnya, Tanaman ini berumur diatas 3 tahun
dan sampai 25 tahun atau sampai diremajakan kembali/ replanting.

Universitas Sriwijaya
5

2.3.1 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)


a. Rawat Jalan Panen dan Rawat Piringan
Jalan panen adalah jalan ditengah-tengah barisan tanaman yang
diperuntukanbagi orang panen agar mudah mencari tandan buah yang masak dan
mengangkut hasilnya. Rawat jalan panen dialakukan dengan cara menyemprot
pasar pikul apabila pasar pikul ditutupi dengan gulma-gulma. Piringan adalah
daerah sekeliling pohon yang dibersihkan untuk mempermudah pengumpulan
brondolan sewaktu panen maupun untuk tempat penaburan pupuk. Rawat piringan
dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan khemis. Cara manual adalah
dengan menggaruk piringan, piringan pokok digaruk bersih dengan pusingan 1
bulan sekali dengan radius 2 meter, rawat piringan secara manual juga dilakukan
dengan aktivitas menarik kacangan atau LCC apabila telah merambat ke daun
kelapa sawit. Sedangkan rawat piringan dengan cara khemis yaitu melakukan
penyemprotan dengan herbisida.
Pemberantasan gulma adalah kegiatan memberantas setiap gulma yang
tumbuh diareal tanaman dan sekitarnya, misalnya jalan, parit dan gawangan.
Pemberantasan gulma bertujuan agar mempermudah pemanen atau tenaga kerja
perawatan dalam melakukan aktivitas kerja. Pemberantasan gulma dilakukan
dengan cara khemis.
b. Pruning
Pemangkasan ialah kegiatan memotong pelepah dengan tujuan menjaga
standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Jika tanaman terlambat
diprunning maka pelepah akan tumbuh lebat dan akan menyulitkan pekerjaan
panen sehingga buah akan banyak yang tidak terpanen. Pada saat penunasan harus
diusahakan sampai batas songgo 2 pada tanaman muda (dua pelepah dibawah
tandan paling bawah harus ditinggalkan) sedangkan pada tanaman tua batas
songgo 1. Dan jika terlalu cepat ditunas melewati batas songgoh dua, pohon akan
kekurangan daun sehingga berat tandan buah turun. Bekas potongan tunas harus
mepet atau dekat dengan pokok. Setelah dilakukan penunasan, pelepah disusun
digawangan mati dan tidak boleh dibuang ke piringan, parit, atau pasar
pikul.Setelah penunasan langsung dilakukan penyabetan terhadap gulma yang

Universitas Sriwijaya
6

tumbuh pada batang tanaman dengan memukul nya pada gulma menggunakan
pelepah.
c. Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan baik vegetatif maupun pertumbuhan generatif. Tujuan dari kegiatan
pemupukan yaitu mempertahankan Kesuburan tanah sebagai pengganti hara yang
telah diambil oleh tanaman. Kegiatan pemupukan di perkebunan kelapa sawit
mempunyai peranan yang sangat penting karena pemupukan mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap kuantitas dan kualitas produksi serta
biayanya hampir 50% dari total pemeliharaan. Prinsip dasar dari kegiatan
pemupukan yaitu 5T (tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat
sasaran) maka pemupukan menjadi efektif dan hal ini berarti biaya besar yang
telah dikeluarkan tidak menjadisia-sia dan berdampak pada capaian produktivitas
yang meningkat.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit adalah salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Akibat yang
ditimbulkannya sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian
tanaman. Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman kelapa sawit mulai dari
pembibitan hingga tanaman menghasilkan. Sebagian besar hama yang menyerang
adalah golongan serangga (insekta) dan sebagian lagi golongan mamalia,
sedangkan penyakit yang menyerang kelapa sawit disebabkan oleh
mikroorganisme jamur, bakteri, dan virus (Fauzi et al., 2007).
Hama ulat biasanya yang terdapat pada perkebunan tanaman ini ialah ulat
api. Ulat api banyak terdapat pada daun kelapa sawit. Dalam intensitas rendah,
penanganannya cukup dengan diambil secara manual (handpicking). Pada tingkat
lanjut, jika penyebaran hama meluas, pengendalian dilakukan dengan
penyemprotan pestisida. penyemprotan pestisida sendiri dilakukan berdasarkan
survei sehingga penggunaan zat kimia pada pestisida sendiri tidak merugikan bagi
tanaman sawit.
Hama tikus ini menyerang sawit pada masa pembibitan Padatanaman yang
belum menghasilkan (TBM), tikus merusak bagian pangkal pelepah dan jaringan

Universitas Sriwijaya
7

meristem sehingga bibit mati sedangkan pada tanaman menghasilkan(TM), tikus


menyerang buah muda dan buah masak, memakan brondolan dan merusak bunga
jantan. Adanya tikus disebabkan salah satunya oleh sistem sanitasi yang tidak baik
pada perkebunan. pada survei lapangan dapat dibuat sanitasi yang baik dengan
menemukan sarang tempat persembunyian dan membersihkannya dari tumpukan
sampah yang ada. Di sisi lain, penyemprotan pestisida dilakukan dengan
menyesuaikan luas lahan serta intensitas hama itu sendiri.
2.3.2 Panen
Pemanenan tandan buah segar (TBS) merupakan hal yang sangat penting
dalam kegiatan produksi tanaman kelapa sawit. Pelaksanaan kegiatan pemanenan
kelapa sawit berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas minyak yang
dihasilkan. Menurut Fauzi et al. (2008). Pelaksanaan pemanenan perlu
memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah
untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas yang baik.
Kegiatan dalam pemanenan dimulai dari perencanaan panen, pelaksanaan panen,
dan evaluasi panen. Perencanaan panen terdiri atas penentuan kriteria panen,
penentuan angka kerapatan panen, taksasi produksi dan rotasi panen, pelaksanaan
panen terdiri atas penyediaan sarana dan prasarana panen, penyediaan tenaga kerja
yang terampil, teknis panen, pengumpulan hasil, dan pengangkutan panen, dan
evaluasi panen terdiri atas pemeriksaan mutu buah dan mutu hanca. Faktor-faktor
yang menentukan keberhasilan pemanenan adalah persiapan panen, kriteria
matang panen, sistem dan rotasi panen, ramalan produksi, pengawasan dan denda,
kebutuhan tenaga kerja dan angkutan panen, basis dan premi panen, serta alat dan
perlengkapan panen (Lubis, 2008).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat


Tempat pelaksanaan praktek lapangan dilakukan di PT. Tunas Baru
Lampung Tbk. yang berada di Desa Pedamaran Kecamatan Pedamaran Kabupaten
Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dan dilaksanakan pada bulan November
sampai Desember 2023.

3.2 Nama Kegiatan


Praktik lapangan mahasiswa S1 Program Studi Agronomi, Jurusan
Budidaya pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya di Kecamatan
Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir.

3.3 Mekanisme Kegiatan


3.3.1 Persiapan Pelaksanaan Praktek Lapangan
Persiapan Praktek Lapangan meliputi pencarian lokasi praktek lapangan,
pengurusan izin kepada pemilik kebun dan konsultasi dengan Dosen pembimbing.
3.3.2 Pelaksanaan Praktek Lapangan
Pelaksanaan dilaksanakan dengan metode wawancara, observasi atau
pengamatan langsung di lapangan serta praktek kerja pada unit yang ditentukan
dan ditambah pengambilan dokumentasi berupa foto.
3.3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan data dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu observasi,
wawancara dan praktek. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung.
3.3.4 Analisis dan Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari praktek lapangan diolah dan dikaji secara
deskriptif. Data yang telah diperoleh diolah untuk mendapatkan hasil,
pembahasan, kesimpulan, dan saran. Data disajikan dalam bentuk tulisan dan
tabel, dokumentasi kegiatan di lapangan ditampilkan dalam bentuk gambar
dengan deskripsinya.

Universitas Sriwijaya
9

3.5 Jadwal Kegiatan


Adapun jadwal kegiatan yang dilaksanakan di Desa Pedamaran
Kecamtan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebagai berikut:
1. Kunjungan ke lokasi praktik lapangan dan observasi lokasi
2. Pelaksanaan Praktik Lapangan
3. Penyusunan Laporan Akhir

Universitas Sriwijaya
10

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pemeliharaan Tanaman


5.1.1 Pemupukan
Pemupukan kelapa sawit bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara
yang kurang atau tidak tersedia didalam tanah, yang mana unsur hara tersebut
diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif agar
didapatkan tandan buah segar yang optimal. Di PT. Tunas Baru Lampung
pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan tanaman yang dapat
meningkatkan produktivitas serta kualitas produk yang dihasilkan. Untuk jenis
pupuk yang digunakan di PT. Tunas Baru Lampung ini menggunakan 1 jenis
pupuk dengan rotasi 6 bulan sekali atau sama dengan 2 kali setahun berdasarkan
pola curah hujan per wilayah selama 5 tahun terakhir. Kebun memiliki pola curah
hujan ekuatorial, sehingga waktu yang diperbolehkan untuk aplikasi pemupukan 2
kali dalam setahun. Berdasarkan pengamatan, realisasi waktu pemupukan di
kebun sudah sesuai dengan waktu rekomendasi yang ditentukan.

Gambar 2. Pupuk dan Kegiatan Pemupukan

Jenis pupuk yang digunakan di perkebunan PT. Tunas Baru Lampung


yaitu Mahkota. Pupuk ini merupakan pupuk NPK 7-6-34+TE, maksud dari 7-6-
34+TE ini ialah kandungan dari N,P, dan K artinya pupuk mahkota mengandung
lebih banyak unsur K, sedangkan TE (Trace elements) ini yaitu unsur hara mikro
Boron, Cu, dan Zn. Dengan aplikasi Npk 7-6-34+TE kebutuhan unsur hara makro
primer dan sekunder juga hara mikro Boron, Cu, Zn akan terpenuhi bagi
pertumbuhan maupun peningkatan hasil TBS kelapa sawit. Sebelum melakukan
kegiatan pemupukan, pemupuk harus menggunakan peralatan terlebih dahulu

13
Universitas Sriwijaya
14

seperti APD maupun perlengkapan khusus pemupukan Berdasarkan Standard


Operational Procedure (SOP) perusahaan. Alat-alat yang digunakan pada
pemupukan manual terdiri atas takaran berupa Piring yang telah dikalibrasi,
Masker, Sarung tangan, Caping, Pisau, Sepatu boot dan Roli khusus pupuk.
Pemupukan terhadap tanaman kelapa sawit pada Divisi Sidomulyo
menggunakan dosis yang direkomendasikan. Dosis rekomendasi pemupukan
diperoleh setelah dilakukan kegiatan pengambilan kesatuan contoh daun atau Leaf
Sampling Unit (LSU). Takaran dosis menggunakan piring takaran yang
disediakan, Kalibrasi takaran dilakukan dengan menimbang piring yang berisi
pupuk, satu piring dapat diisi penuh 500g pupuk. Dosis rekomendasi yang
diaplikasikan ialah 2,5 kg – 3 kg, sehingga diperlukan 5 - 6 piring untuk satu
tanaman. Dalam proses pemupukan kelapa sawit yang dipakai di perkebunan PT.
Tunas Baru Lampung, Pemupukan diaplikasikan secara manual yaitu menebar
pupuk ke tengah-tengah antar pohon, yang mana pada pertengahan pohon tersebut
ditandai pelepah yang sudah di pruning serta penambahan kompos tandan kosong
kelapa sawit sebagai pupuk organik.
Hal ini dilakukan agar pupuk yang ditebar langsung terkena akar akar
halus, dan dapat menyerap dengan baik. Penaburan pupuk dilakukan dengan
merata dan berjalan lurus pada pohon hingga semua pupuk dipastikan digunakan
semua. Pupuk yang ditebar harus sudah berbentuk remah, tidak dalam bentuk
gumpalan-gumpalan. Kurangnya pengawasan oleh asisten/mandor membuat
penabur ingin pekerjaan cepat selesai mengejar target sehingga kadang pupuk
masih berbentuk gumpalan.

Tabel 3. Evaluasi kegiatan di PT. Tunas Baru Lampung Tbk.


No. Evaluasi Kegiatan Pemupukan Cukup Baik Baik Sangat Baik
1. Kelengkapan APD

2. Ketepatan Pengaplikasian

3. Kualitas Kinerja

4. Tingkat Pengetahuan Pekerja

Universitas Sriwijaya
15

5.1.2 Pemangkasan (Pruning)


Pruning merupakan kegiatan kultur teknis yang yang digunakan dalam
upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit yang bertujuan untuk
mengusahakan pelepah yang masih produktif (daun masih hijau) tetap
dipertahankan dan juga untuk mempermudah pekerjaan panen dan memperkecil
losses (brondolan tersangkut dipelepah). Penunasan atau prunning merupakan
pemangkasan daun, pemangkasan daun di PT. Tunas Baru lampung Tbk.
dilakukan sesuai dengan umur/tingkat pertumbuhan tanaman. Maksud dilakukan
pemangkasan daun adalah untuk memperoleh pokok yang bersih, jumlah daun
yang optimal dalam satu pohon dan memudahkan pekerjaan pemanenan. Selain
itu pemangkasan daun juga perlu diperhatikan agar tetap tersisah beberapa
pelepah daun dibawah tandan buah kelapa sawit yang dijadikan sebagai
penyangga buah. PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Divisi Sidomulyo melakukan
pruning dengan mempersiapkan kelengkapan mulai dari alat hingga pekerja di
setiap area yang akan dilakukan kegiatan pruning. Alat yang digunakan dalam
kegiatan pruning biasanya dengan menggunakan egrek atau dodos. Di PT. Tunas
Baru Lampung, Tbk. Divisi Sidomulyo egrek digunakan untuk pemangkasan
pelepah pada pokok kelapa sawit yang berumur > 10 tahun yang dimana tinggi
pokok tanaman tersebut sudah relatif susah untuk dijangkau dengan menggunakan
dodos dengan menyisakan ± 48-56 pelepah. Lain halnya dengan dodos dapat
digunakan untuk tanaman yang relatif rendah.

Gambar 3. Kegiatan pemangkasan (Pruning)

Pada saat pemangkasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 (dua


pelepah dibawah tandan paling bawah harus ditinggalkan) Setelah ditunas jumlah

Universitas Sriwijaya
16

pelepah daun masih tersisa 48-54 pelepah, sehingga bunga jantan tidak mudah
tumbuh, jika ditunas melewati batas songgoh dua, pohon akan kekurangan daun
sehingga berat tandan buah turun dan bekas potongan tunas harus mepet atau
dekat dengan pokok. Setelah dilakukan penunasan, pelepah disusun digawangan
mati dan tidak boleh dibuang ke piringan, parit, atau pasar pikul.
Teknik pruning yang diterapkan di perkebunan PT. Tunas Baru Lampung
Divisi Sidomulyo yaitu dengan menerapkan teknik songgo 2 yang dimana pada
pokok kelapa sawit tersebut mempertahankan 2 pelepah untuk menahan atau
mengapit buah sedangkan pada tanaman tua batas songgo 1. Pemangkasan
dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen buah atau pada waktu lain secara
periodik. Pengaturan luas permukaan daun melalui penunasan diperlukan untuk
menyeimbangkan antara kapasitas fotosintesis dan pemenuhan kebutuhan
transpirasi.
Kebijakan Pruning PT Tunas Baru Lampung, Tbk adalah pemangkasan
yang dilakukan oleh pemanen bersamaan dengan panen. Saat melakukan
pemangkasan pemanen bertanggung jawab untuk menjaga jumlah pelepah sesuai
dengan peraturan dan menurunkan pelepah sengklek dan kering dengan bekas
potongan tunas harus mepet atau dekat dengan pokok. Pelepah yang dipruning
dipotong menjadi dua bagian kemudian ditempatkan rapi di gawangan mati.
Namun pada pengamatan beberapa tanaman ditemukan pokok yang tidak
dilakukan pemangkasan yang tepat (under pruning) menyebabkan pelepah yang
tidak dipangkas menutupi kematangan buah sehingga buah tidak dipanen pada
rotasi panen sebelumnya dan brodolan yang tersangkut pada pelepah dan
kelebihan pemangkasan (over pruning) yang menyebabkan tanaman kelapa sawit
mengalami gangguan perkembangan pada pokok kelapa sawit. Tanpa perawatan
yang baik maka produktivitas buah pun akan menurun, pemanen bertanggung
jawab melakukan pruning sesuai aturan serta diawasi oleh mandor lapangan.
5.1.3 Pemberantasan Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh ditempat yang tidak
dikehendaki oleh manusia atau tumbuhan yang kegunaannya belum diketahui.
Hadirnya gulma di perkebunan dapat menurunkan produksi karena gulma
melakukan kompetisi dengan tanaman budidaya dalam memperebutkan air tanah,

Universitas Sriwijaya
17

cahaya matahari, unsur hara, udara dan ruang tumbuh. Hal ini mengakibatkan
tanaman budidaya terganggu pertumbuhannya, sehingga dapat menurunkan hasil
produksi. Pemberantasan gulma yang dilakukan oleh PT. Tunas Baru Lampung
Tbk tidak jauh berbeda dengan yang di lakukan di berbagai buku petunjuk tentang
budidaya tanaman kelapa sawit. PT. Tunas Baru Lampung Tbk. melakukan
pemberantasan gulma dengan cara kimiawi, ini dikarenakan keadaan lahan yang
cukup luas dan untuk menghemat waktu serta mempermudah pekerjaan.
Populasi gulma di lahan PT.Tunas Baru Lampung Tbk. Divsi Sidomulyo
didominasi oleh Nephrolepis bisserata (pakis), Paspalum conjugatum (rumput
kerbau), Axonopus compressus (gulma paitan), Borreria latifolia (gulma setawar),
Cyperus rotundus (gulma teki), dan Kentosan (anakan sawit liar). Pengamatan di
lapangan menunjukkan bahwa areal yang tajuk tanamannya sudah menutup rapat
memiliki sedikit populasi gulma. Gulma tumbuh banyak di bagian luar piringan
karena penerimaan intensitas cahaya matahari lebih tinggi, sedangakan di
piringanrelative lebih sedikit.
Gulma-gulma tersebut dikendalikan menggunakan herbisida dengan merek
dagang MetarexTR dengan bahan aktif metsulfuron metil untuk jenis gulma yang
berdaun lebar dan herbisida dengan merek dagang Gramoxone TR dengan bahan
aktif paraquat merupakan herbisida kontak non selektif yang sangat efektif untuk
mengendalikan semua jenisgulma yang menyerang tanaman. Pemberantasan
gulma dengan mengunakan herbisida di lakukan dengan meggunakan alat
penyemprotan Knapsack Spayer Alpha 16 dengan volume 16 liter/tangki. Di PT.
Tunas Baru Lampung Tbk. Pemberantasan gulma yang dilakukan dengan
mengunakan Knapsack Spayer untuk jenis gulma yang tingginya ± 1 meter atau
lebih dan jenis gulma seperti pada gulma teki tekian dan lain sebagainya.

Gambar 3. Penyemprotan Herbisida

Universitas Sriwijaya
18

Pengendalian gulma dilakukan dengan rotasi 2 kali per tahun, sasaran


pengendalian gulma ditujukan pada piringan, jalan pikul, dan TPH. Masalah
keselamatan kerja dalam aplikasi herbisida belum bisa diterapkan dengan benar
pada kebun PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Beberapa pekerja tidak menggunakan
perlengkapan keselamatan kerja secara lengkap karena merasa tidak nyaman,
sedangkan perusahaan tidak bisa memaksakan penggunaan perlengkapan
keselamatan kerja tersebut. Peran pengawasan sangat besar dalam pencapaian
prestasi kerja karyawan yang berpengaruh terhadap realisasi pengendalian gulma.
Untuk mendapatkan hasil semprot yang baik, perlu diperhatikan dosis dan
volume semprot yang dibutuhkan dalam pengendalian gulma, manajemen PT.
Tunas Baru Lampung Tbk. telah menetapkan dosis herbisida melalui perhitungan
jumlah dosis dan volume semprot berdasarkan rekomendasi dari perusahaan.
Kebutuhan herbisida perluasan dipengaruhi oleh umur tanaman dan luas bidang
semprot gawangan.
5.1.4 Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pengembangan perkebunan kelapa sawit untuk mencapai kestabilan
produksi peningkatan produktifitas harus diikuti dengan peningkatan
pemeliharaan pada kelapa sawit dengan pengendalian hama. Seperti halnya
tanaman lain serangan hama dan penyakit sangat berbahaya apabila tidak
dikendalikan. Tindakan pemeliharaan sangatlah penting dalam usaha peningkatan
produksi sehingga perlu dilakukan secara benar. Berdasarkan hasil pengamatan,
Jenis hama yang menyerang pada tanaman menghasilkan (TM) di PT. Tunas Baru
Lampung Tbk. Divisi Sidomulyo adalah tikus semak (Rattus tiomanicus) dan ulat
api (Setora nitens), sedangkan penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit
disebabkan oleh jamur gonoderma. Pemberantasan hama dan penyakit pada
tanaman kelapa sawit di PT. Tunas Baru Lampung Tbk. sebelum dilakukan
pengendalian, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan pada daun dan batang yang
terserang, Pemeriksaan dilakukan langsung oleh tenaga – tenaga ahli yang ada di
PT tersebut. Pada serangan hama ulat api dilakukan sensus ulat untuk mengetahui
tingkat keseragaman (dilakukan satu kali dalam sebulan) dan diperhatikan bentuk
serangan, jika serangan berat maka akan dilakukan pengendalian, sedangkan
apabila seranggan ringan dan sedang tidak perlu dilakukan penggendalian.

Universitas Sriwijaya
19

Pada pengamatan rata-rata pelepah yang terserang adalah pelepah-pelepah


pertama dan pelepah yang terletak pada bagian bawah. Pelepah yang terserang
tersebut menunjukkan gejala adanya bercak-barcak pada permukaan daun, bekas
hisapan dari beberapa serangga dan daun yang berlobang bekas gigitan.
Pengendalian yang dilakukan dengan cara hand picking/pengutipan larva, larva
yang dikutip harus dimatikan. Pengutipan larva dilakukan pada pelepah-pelepah
daun yang menunjukana bekas serangan baru serta tenaga kerja dilengkapi galah
ringan yang bagian ujungnya terdapat pengait sehingga memudahkan pekerja
menjangkau pelepah yang tinggi. Pengendalian hama ulat api secara alami juga
dilakukan dengan menanam tanaman inang yang menghasilkan madu seperti
bunga tunera sabulata dan bunga air mata pengantin sebagai tempat predator ulat
api mendapatkan makanan sekaligus menambah estetika areal kebun. Cara kimia
dilakukan dengan menggunakan insektisida yang dianjurkan seperti Astertrin.
Penggunaan insektisida hanya dapat dilaksanakan apabila keadaan mendesak.

Gambar 4. Bunga tunera sabulata dan penangkaran burung hantu

Hama tikus yang ditemukan di PT. tunas baru lampung Tbk. yaitu tikus
semak belukar. Hama ini menyerang tanaman kelapa sawit pada semua stadia
pertumbuhan pada kelapa sawit mulai dari pembibitan hingga tanaman
menghasilkan. Pada tanaman belum benghasilkan tikus menyerang buah mentah
dan apabila menyerang titik tumbuh, dapat menyebabkan kematian. Pada TM
(Tanaman Menghasilkan), selain menyerang bunga betina dan bunga jantan, tikus
juga memakan mesocarp buah (daging buah) baik pada tandan muda maupun
yang sudah matang. Tikus juga membawa brondolan kesarangnya jadi secara
langsung mengurangi produksi ±5%. Pengendalian hama tikus yang dilakukan PT.
Tunas baru lampung Tbk. yaitu dengan cara kimiawi dan biologi. Dengan cara
Kimiawi pengendalian dilakukan dengan menyebar atau memberikan 1-3 butir
umpanberacun per pohon yang diletakkan dipiringan. Setelah 3-5 hari dilakukan

Universitas Sriwijaya
20

pemeriksaan umpan, apabila masih ada serangan baru maka pengendalian


harusdiulang, umpan yang hilang segera diganti dan keadaan serangan dicatat.
Cara Biologi yang dilakukan melalui pengembangbiakan burung hantu (Tyto
alba) yang memiliki kemampuan tinggi dan dapat berkembang biak di perkebunan
kelapa sawit. Setiap 1 (satu) ekor burung hantu dapat menangkap 5-8 tikus setiap
malamnya, pada areal perkebunan sawit seluas 25 hektar dibuat kandang
penakaran burung hantu guna untuk meningkatkan penyebaran dan
perkembangbiakannya. Hasil pengamatan di lapangan gejala serangan
menunjukkan bahwa serangan Ganoderma pada tanaman kelapa sawit masih
sangat rendah dikarenakan Ganoderma merupakan salah satu penyakit tular tanah
(soil borne disease) sehingga pada umumnya penyakit ini berkembang sangat
lambat apabila di lahan perkebunan sumber inokulumya masih rendah.
5.1.5 Panen
Panen adalah subsistem produksi di perkebunan kelapa sawit yang
menghubungkan kebun dan pabrik kelapa sawit seperti melepaskan buah dari
pohon serta mengangkut hasil ke Pabrik. Pemanenan tandan buah segar (TBS)
merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi tanaman kelapa
sawit. Pelaksanaan kegiatan pemanenan kelapa sawit berpengaruh langsung
terhadap kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan. Manajemen Panen
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun PT. Tunas Baru lampung
pelaksanaan pemanenan perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu karna
tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang
tinggi dengan kualitas yang baik. Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan
pemanen tentang persiapan panen, kriteria panen, rotasi panen, pelaksanaan
panen, dan sarana panen yang keseluruhannya merupakan kombinasi yang saling
mendukung dan lengkapi. Persiapan panen akan memperlancar pelaksanaan
panen, di PT. Tunas Baru Lampung Tbk. persiapan ini meliputi kondisi areal,
penyediaan tenaga potong buah, pembagian ancak potong buah, dan penyediaan
alat-alat panen. Pembersihan piringan dan jalur panen dilakukan untuk
memudahkan pemanen mengambil tandan buah segar yang kemudian dibawa ke
TPH (Tempat pengumpulan hasil).

Universitas Sriwijaya
21

Tenaga kerja panen merupakan hal penting yang harus dipersiapkan dalam
perkebunan kelapa sawit, tenaga kerja pemanen di PT. Tunas Baru lampung
terdiri dari pemanen TBS dan pengutip brondolan. Penyediaan tenaga kerja panen
yang tepat akan menunjang kelancaran kegiatan panen dan produksi yang
maksimal. Jumlah tenaga kerja panen yang tepat dalam perkebunan kelapa sawit
disesuaikan dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan, tenaga kerja
pemanendi PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Divisi Sidomulyo berjumlah 20 orang
dengan sistem ancak. Setiap pemanen diberikan ancak panen yang sama pada
setiap rotasi/pusingan panen dengan luasan tertentu dan harus selesai pada hari
tertentu. Kelebihan sistem ancak tetap adalah setiap pemanen bertanggung jawab
terhadap ancak panen dan mudah dikontrol kualitasnya serta alat yang digunakan
untuk memanen adalah egrek untuk panen buah pada TM dan troly untuk
mengangkut tandan buah segar ke tempat pengumpulan hasil. Parameter yang
digunakan dalam menentukan kriteria panen adalah perubahan warna tandan buah
dan memberondolnya buah dari tandan.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung dilapangan,
kriteria matang panen yangdiberlakukan di PT. Tunas Baru Lampung Tbk. adalah
warna tandan buah menjadi orange kemerahan dan jatuhnya 5 brondolan per
tandan di piringan pada seluruh umur tanaman menghasilkan (TM). Brondolan
yang dimaksud adalah brondolan dalam kondisi normal dan segar, penggunaan
kriteria ini akan lebih memudahkan pemanen. Kriteria matang panen juga diamati
berdasarkan umur tanaman yang sudah 30 bulan dilapangan, hasil sensus
menunjukan 60% pokok produkif dan berat TBS>3kg dengan tingkat kematangan
buah antara lain buah sangat mentah, mentah, agak matang, matang, dan lewat
matang. Pengamatan dilakukan dengan mengamati TBS yang siap dipanen. Rotasi
panen di PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Divisi Sidomulyo dilakukan satu kali
dalam 10 hari.

Gambar 5. Kegiatan panen dan tandan buah segar

Universitas Sriwijaya
22

Tabel 4. Standar Kematangan Buah


No. Fraksi Sifat Jumlah Keterangan
Buah Fraksi Brondolan
1. 0 Sangat Tidak ada Buah tidak membrondol
mentah
2. 1 Mentah 1-12,5% Buah tidak membrondol,
berwarna hitam pekat
3. 2 Agak 12,5-25% Membrondol, berwarna
matang kemerahan
4. 3 Matang 26-50% Membrondol, berwarna orange
kemerahan mengkilat
5. 4 Lewat 51-100% Buah luar atau sebagian buah
matang bagian dalam membrondol

Dalam kegiatan panen, evaluasi mutu buah dilakukan untuk meningkatkan


produktivitas kelapa sawit di PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Pemeriksaan mutu
buah dilakukan pada saat kegiatan panen berlangsung di tempat pengumpulan
hasil (TPH) yang dilakukan dengan cara mencatat dan memeriksa buah mentah,
agak matang, matang, lewat matang, tandan busuk dan janjang kosong. Kemudian
data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan.
Kehilangan hasil dapat bersumber dari brondolan tertinggal di piringan,
tandan matang tidak dipanen, dan kehilangan akibat pencurian. Dari hasil
pengamatan pada saat melakukan panen, tenaga pengutip brondolan terkadang
lalai dalam mengutip brondolan, sehingga terdapat brondolan tinggal di piringan,
ketiak pelepah serta di pasar pikul, dan tenaga pemanen lupa untuk memotong
tandan yang sudah matang. PT. Tunas Baru Lampung Tbk. juga menerapakan
sanksi/denda panen apabila pemanen melanggar kriteria panen.
Kesalahan yang dilakukan pemanen adalah memotong buah mentah, tidak
mengutip brondolan di piringan, buah masak yang tidak dipanen. Kesalahan
tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan pengawasan yang ketat baik di
TPH maupun di ancak panen. Pemberian denda dilaksanakan setiap harinya
berdasarkan pemeriksaan mutu buah dan pemeriksaan ancak panen. Hal ini
dilakukan agar menjaga mutu buah tetap optimal dan mengurangi losses panen
setiap harinya. Pengangkutan TBS merupakan kegiatan terakhir dalam
pelaksanaan kegiatan panen. Pengangkutan memiliki peranan penting dalam

Universitas Sriwijaya
23

kegiatan pemanenan, sehingga TBS dan brondolan yang telah dipanen dapat
segera tiba di PKS dan langsung diolah. Perencanaan pengangkutan panen sangat
penting untuk diperhatikan agar mencapai mutu buah yang baik sehingga didapat
rendemen minyak yang tinggi.
Kegiatan transportasi dimulai dari ketika buah sudah dikeluarkan dan
diletakkan di TPH dan dilakukan sortasi buah. Tandan yang telah memenuhi
kiteria dan diberi tanda kemudian diangkut ke truk bak mati dan diangkut oleh
drump truck ke PKS (pabrik kelapa sawit) serta diawasi asisten, mador panen dan
kerani buah yang memantau kegiatan transportasi buah. Sebelumke PKS Dump
truck menuju stasiun timbangan terlebih dahulu untuk mengetahui berat TBS yang
telah diangkut dump truck tersebut dan kembali melanjutkan perjalanan menuju
PKS.

Universitas Sriwijaya
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Pemupukan dilakukan rotasi 6 bulan sekali atau dalam 1 tahun 2 kali dengan
menggunakan pupuk NPK yang dilakukan secara manual dengan cara
menebar pupuk di bagian piringan tanaman kelapa sawit.
2. Pemangkasan dilakukan menggunakan alat Dodos dan Egrek tergantung
tinggi tanaman. Sistem yang digunakan adalah sangga 2, artinya menyisakan
2 pelepah untuk menyangga buah. Pemangkasan dilakukan bersamaan dengan
kegiatan panen atau pada waktu lain secara periodik.
3. Pengendalian gulma dilakukan 6 bulan sekali atau 2 kali dalam 1 tahun
dengan menggunakan herbisida dengan merek dagang MetarexTR dan
GramoxoneTR.
4. Hama yang menyerang tanaman terdiri dari tikus semak (Rattus tiomanicus)
dan ulat api (Setora nitens). Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
dengan cara kimiawi menggunakan insektisida Astertrin TM dan pengendalian
biologi dengan cara hand picking serta pengembangbiakan burung hantu
(Tyto alba).
5. Panen dilakukan dengan sistem ancak dengan rotasi panen 1 kali dalam 10
hari serta alat yang digunakan untuk memanen adalah Egrek. Kriteria panen
di PT Tunas Baru Lampung Tbk. adalah warna buah menjadi orange
kemerahan dan jatuhnya 5 brondolan per tandan.

6.2 Saran
Sebaiknya permasalahan yang terjadi dilapangan perlu mendapatkan
perhatian dan prioritas utama dengan melakukan evaluasi yang mengarah pada
peningkatan mutu kerja serta pengawasan dan inisiatif seorang mandor/asisten
lebih ditingkatkan agar pekerjaan di lapangan berjalan dengan baik.

24
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa


Sawit, 2014-2016. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan

Ditjenbun. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia. Direktorat Jendral Perkebunan,


Departemen Pertanian. Jakarta. 19 hal.

Fauzi, Widyastuti Y.E., Satyawibawa I, dan Hartono R. 2007. Kelapa Sawit:


Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Jadid. 2007. Uji toleransi aksesi kapas (Gossypium hirsutum L.) terhadap
cekaman kekeringan dengan menggunakan polietilena glikol (PEG) 6000
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang,
Malang.

Lubis. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia, Edisi 2. Medan:
Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Silvia, dan Carolina. 2018. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Buku Ajar. Pusat
Pendidikan Pertanian, Bada Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian, Kementerian Pertanian.

Sunarko. 2014. Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Agromedia.


Jakarta. 200 hal.

Siswati, Harly, dan Afrijon. 2017. Manajemen Produksi dan Pemeliharaan Kebun
Kelapa Sawit Rakyat. Jurnal Agribisnis, 19(2), pp. 95–101.

Tjitrosoedirdjo, dan Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan.


PT.Gramedia. Jakarta.

Wahyudi, Elfi, I. dan Nopsagiarti, T. 2021. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit


(Elaeis guineensis Jacq) di Desa Siberobah Kecamatan Gunung Toar.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), pp. 104–109.

Zein, Astuti, R. dan Lubis, Y. 2021. Kajian Strategi Integrasi Nilai-Nilai


Keberlanjutan Kedalam Proses Pembangunan Kelapa Sawit Rakyat Di
Tapanuli Selatan. Jurnal Agrica, 14(1), pp. 33–47.

25
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Banyuasi

Lampiran 2. Peta Lokasi PT. Estate Sidomulyo

26

Universitas Sriwijaya
27

Lampiran 3. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

Pupuk Kegiatan Pemupukan

Kegiatan Pemangkasan (Pruning) Kegiatan Penyemprotan Herbisida

Bunga Tunera Sabulata Tempat Penangkaran Burung Hantu

Universitas Sriwijaya
28

Kegiatan Pemanenan Tandan Buah Segar (TBS)

Foto Bersama Manager, Asisten Foto Bersama Mandor


dan Staff Admin

Lampiran 4. Fasilitas di PT. Tunas Baru Lampung Tbk., Banyuasin, Sumatera


Selatan

Kantor Pusat PT. TBL Koperasi PT Tunas Baru Lampung

Universitas Sriwijaya
29

Kantor Divisi Sidomulyo Lapangan Sepakbola

Mess Karyawan Masjid

Universitas Sriwijaya

You might also like