You are on page 1of 37

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

APLIKASI PROBIOTIK PADA PAKAN IKAN LELE


(Clarias sp.) DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN YOGA
FARM PALEMBANG

APPLICATION OF PROBIOTICS IN CATFISH FEED


(Clarias sp.) AT YOGA FARM FISH FARMING GROUP
PALEMBANG

Muhammad Hafiz Rasyidin


05051282025032

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

APLIKASI PROBIOTIK PADA PAKAN IKAN LELE


(Clarias sp.) DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN YOGA
FARM PALEMBANG

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mendapatkan


Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya

Muhammad Hafiz Rasyidin


05051282025032

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
SUMMARY

MUHAMMAD HAFIZ RASYIDIN. Application of Probiotics in Catfish Feed


(Clarias sp.) culture in Yoga Farm Palembang Fish Farming Group (Supervised
by FERDINAND HUKAMA TAQWA).

Catfish is aquaculture commodity that has advantages compared to other


types of fish, namely fast growth, tolerance to high water quality and relative
resistance to disease. One alternative that can be done to improve feed quality and
water quality is to use probiotics which are able to maintain stable water quality,
increase the nutritional value of feed, improve the immune system in fish survival
and catfish growth. The purpose of this field practice is to apply directly related to
the application of probiotics in feed to increase feed nutritional value and
productivity in catfish farming (Clarias sp.). in the Yoga Farm Palembang fish
farming group which will be held from August 9, 2023 to September 9, 2023. Fish
rearing is carried out on two waring with a size of 2 x 1 x 1 m -3. in an earthen
pond. The first waring is used for fish rearing without treatment (control) and the
second waring as a container for fish rearing with probiotics (treatment) at a dose
of 10 mL.g-1. During the fish rearing period, fish are fed 3 times a day with the at
satiation method and water quality measurements are carried out including
temperature, pH, dissolved oxygen and ammonia. The results obtained showed
catfish with probiotics to feed had a higher growth value, feed conversion ratio
and survival compared to fish not given probiotics and water quality values that
were still classified as normal.

Keywords : Feed, catfish, probiotics


RINGKASAN

MUHAMMAD HAFIZ RASYIDIN. Aplikasi Probiotik pada Pakan Ikan Lele


(Clarias sp.) di Kelompok Pembudidaya Ikan Yoga Farm Palembang (Dibimbing
oleh FERDINAND HUKAMA TAQWA).\

Ikan lele merupakan komoditas budidaya perikanan yang memiliki kelebihan


dibandingkan dengan jenis ikan lain, yaitu pertumbuhannya cepat, toleransi terhadap
kualitas air tinggi dan relatif tahan terhadap penyakit. Salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pakan dan kualitas air yaitu dengan
menggunakan probiotik yang dimana mampu menjaga kestabilan kualitas air,
meningkatkan nilai nutrisi pakan, meningkatkan sistem imun pada ikan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan lele. Tujuan dari praktek lapangan ini
adalah untuk menerapkan secara langsung terkait pengaplikasian probiotik pada
pakan untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan dan produktivitas dalam budidaya
ikan lele (Clarias sp.) di kelompok pembudidaya ikan Yoga Farm Palembang
yang dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2023 sampai 9 September 2023.
Pemeliharaan ikan dilakukan pada dua buah waring dengan ukuran 2 x 1 x 1 m3
dalam kolam tanah. Waring pertama digunakan untuk pemeliharaan ikan tanpa
perlakuan (kontrol) dan waring kedua sebagai wadah pemeliharaan ikan dengan
pemberian probiotik (perlakuan) dengan dosis 10 mL g−1 . Selama masa
pemeliharaan ikan ikan diberi pakan 3 kali dalam sehari dengan metode at
satiation dan dilakukan pengukuran kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen
terlarut dan amonia. Hasil yang diperoleh menunjukkan ikan lele dengan
pemberian probiotik ke pakan memiliki nilai pertumbuhan,rasio konversi pakan
dan kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang tidak
diberi probiotik serta nilai kualitas air yang masih tergolong normal.

Kata kunci : Pakan, ikan lele, probiotik


LEMBAR PENGESAHAN

APLIKASI PROBIOTIK PADA PAKAN IKAN LELE


(Clarias sp.) DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN YOGA
FARM PALEMBANG

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Perikanan


pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Oleh:

Muhammad Hafiz Rasyidin


05051282025032

Indralaya, September 2023


Pembimbing Praktek Lapangan

Dr. Ferdinand Hukama Taqwa, S.Pi., M.Si.


NIP. 19760208200121003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Perikanan

Dr. Ferdinand Hukama Taqwa, S.Pi., M.Si.


NIP. 19760208200121003
PERNYATAAN INTEGRITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Hafiz Rasyidin


Nim : 05051282025032
Judul : Aplikasi Probiotik pada Pakan Ikan Lele (Clarias sp.) di
Kelompok Pembudidaya Ikan Yoga Farm Palembang.

Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang ada dalam laporan praktek
lapangan ini merupakan hasil karya sendiri dan bukan hasil dari plagiat. Apabila
dikemudian hari ditemukan adanya unsur plagiat di dalam laporan praktek
lapangan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas
Sriwijaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
mendapatkan paksaan dari pihak manapun.

Indralaya, September 2023

Muhammad Hafiz Rasyidin


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang


senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, karena
penyusun telah menyelesaikan praktek lapangan yang berjudul “Aplikasi
Probiotik pada Pakan Ikan Lele (Clarias sp.) di Kelompok Pembudidaya Ikan
Yoga Farm Palembang” Alhamdulillah laporan praktek lapangan ini dapat selesai
tepat waktu dengan izin Allah SWT Penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Ferdinand Hukama Taqwa, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Jurusan
Perikanan dan Koordinator Program Studi Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya sekaligus pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penyusun sehingga laporan praktek lapangan ini
terselesaikan dengan baik dan lancar.
2. Semua pihak yang membantu
Saya berharap agar laporan praktek lapangan ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penyusunan laporan praktek lapangan ini, tentunya penyusun tidak luput
dari kesalahan dan kehilafan. Maka dari itu penyusun meminta maaf dan
mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan laporan praktek lapangan ini.

Indralaya, September 2023

Penulis

Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Palembang 30 Maret 2003, di Kecamatan Seberang Ulu II,


Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, yang merupakan anak ketiga dari 3
bersaudara. Orang tua bernama Dede Yusa Chaerunnas dan Hudaidah. Saat ini
penulis berdomisili di Kota Palembang.
Riwayat pendidikan penulis antara lain di SDN 250 Sentosa pada tahun 2008-
2014, SMP N 20 Palembang Tahun 2014-2017, kemudian SMA N 8 Palembang
pada Tahun 2017-2020 dan saat ini penulis melanjutkan pendidikan sarjana (S-1)
di Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya melalui jalur SBMPTN pada Tahun 2020.
Penulis aktif dalam beberapa organisasi dalam dan luar kampus dan menjadi
penanggung jawab di beberapa kegiatan kemahasiswaan. Pada Tahun 2020-2022
penulis menjadi anggota PPSDM di Himpunan Mahasiswa Akuakultur. Penulis
juga pernah mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan pakan ikan di Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam Jambi pada Tahun 2022. Penulis
pernah melakukan kegiatan magang di salah satu perusahaan perikanan di Jawa
Timur tepatnya di kabupaten Sidoarjo yaitu Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan
Perikanan (P2MKP) Fish Boster Centre dengan judul “Pembesaran Ikan Nila
Merah (Oreochromis niloticus) di Fish Boster Centre Sidoarjo, Jawa Timur”.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Tujuan ..............................................................................................................2
1.3. Kegunaan ..........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3
2.1. Ikan Lele (Clarias sp.)......................................................................................3
2.2. Aplikasi Probiotik.............................................................................................4
2.3. Pengeloaan Kualitas Air....................................................................................5
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN..............................................6
3.1. Tempat dan Waktu............................................................................................6
3.2. Bahan dan Metode.............................................................................................7
3.2.1. Alat ................................................................................................................7
3.2.2. Bahan .............................................................................................................7
3.3. Metode...............................................................................................................7
3.3.1. Persiapan Bahan Filter ..................................................................................7
3.3.2. Persiapan Wadah ...........................................................................................7
3.3.3. Pemeliharaan Ikan .........................................................................................7
3.3.5. Pemberian Pakan ...........................................................................................7
3.4. Parameter yang Diamati....................................................................................8
3.4.1. Pertumbuhan Panjang Mutlak........................................................................8
3.4.2. Pertumbuhan Bobot Mutlak...........................................................................8
3.4.3. Kelangsungan Hidup .....................................................................................8
3.4.4. Rasio Konversi Pakan....................................................................................9
3.4.5. Kualitas Air ...................................................................................................9
3.4.6. Analisis Data .................................................................................................9

Universitas Sriwijaya
BAB 4 KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANGAN...................... 10
4.1. Lokasi Geografis dan Lokasi Budidaya......................................................... 10
4.2. Sumber Air…………………………………………………………………. 10
4.3. Sarana dan Prasarana...................................................................................... 10
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 12
5.1. Pertumbuhan Bobot dan Panjang Mutlak.......................................................
12
5.2. Kelangsungan Hidup.......................................................................................
12
5.3. Rasio Konversi Pakan…................................................................................. 13
5.4. Kualitas Air.....................................................................................................
14
BAB 6 KESIMPULAN......................................................................................... 19
6.1. Kesimpulan.....................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
20
LAMPIRAN..........................................................................................................

Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1. Lokasi budidaya Pokdakan Yoga Farm............................................10

Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Alat yang digunakan selama kegiatan praktek lapangan......................6
Tabel 3.2. Bahan yang digunakan selama kegiatan praktek lapangan..................6
Tabel 5.1. Pertumbuhan bobot dan panjang mutlak..............................................12
Tabel 5.2. Kelangsungan hidup.............................................................................13
Tabel 5.3. Rasio Konversi Pakan..........................................................................14
Tabel 5.4. Kualitas Air..........................................................................................15

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan lele merupakan komoditas budidaya perikanan yang memiliki kelebihan
dibandingkan dengan jenis ikan lain, yaitu pertumbuhannya cepat, toleransi terhadap
kualitas air tinggi, relatif tahan terhadap penyakit, dan dapat dibudidayakan pada
berbagai macam wadah budidaya (Anis dan Hariani, 2019). Faktor penting yang
mendukung usaha budidaya ikan lele salah satunya adalah pakan, dikarenakan 60-
70% dari total biaya produksi berasal dari pakan. Pakan yang mudah dicerna oleh
ikan akan meningkatkan pertumbuhan ikan itu sendiri, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimum (Rarassari, 2021).
Rihi (2019) juga menambahkan bahwa dalam proses budidaya ikan hal yang paling
penting yaitu pakan berkualitas baik yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan lele selama budidaya, sehingga produksi mengalami
peningkatan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pakan yaitu dengan menggunakan probiotik (Arief et al., 2014).
Probiotik adalah produk yang tersusun oleh biakan mikroba atau pakan alami
mikroskopik yang bersifat menguntungkan dan memberikan dampak bagi
peningkatan keseimbangan mikroba saluran usus ikan (Arief et al., 2014). Aplikasi
teknologi pemberian probiotik dalam pakan berpengaruh terhadap kecepatan
fermentasi pakan dalam saluran pencernaan, sehingga akan sangat membantu proses
penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Pemberian probiotik pada pakan dapat
meningkatkan efisiensi pakan ikan lele (Rachmawati et al., 2015). Pakan merupakan
faktor terpenting dalam proses budidaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
kelabgsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Kandungan nutrisi serta tingkat
kecernaan pakan sangat dipengaruhi oleh pemanfataan kualitas pakan. Pakan yang
berkualitas memiliki peran sebagai sumber energi utama yang juga diharapkan
mampu meningkatkan daya cerna ikan sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ikan menjadi optimum (Ahmadi dan Iskandar, 2012). Salah satu
probiotik komersial yang dapat digunakan untuk budidaya ikan lele adalah
probiotik merek Raja Lele yang mengandung berbagai macam bakteri baik antara
lain, Lactobacillus sp., Acetobacter sp., dan yeast (Arief et al., 2014).

1 Universitas Sriwijaya
2

Kelompok Pembudidaya Ikan Yoga Farm berdiri sejak tahun 2019,


berlokasi di Lorong Karang Anyar No 1258, Plaju Darat, Kecamatan Plaju, Kota
Palembang, Sumatera Selatan, dengan usaha yang memproduksi ikan lele dan
nila. Kendala yang saat ini dikeluhkan adalah mahalnya harga pakan pabrikan dan
tidak sesuai dengan harga jual ikan di pasaran, serta masalah kualitas air yang
tidak stabil. Pakan yang digunakan pembudidaya ikan Yoga Farm menggunakan
pakan komersial merek PF 781 dengan kadar protein 31-33%. Hasil penelitian
Saselah dan Mandeno (2017), menunjukkan bahwa aplikasi probiotik memiliki
tujuan dalam perbaikan kualitas air, peningkatan efisiensi pakan, membantu
menjaga kesehatan ikan dan melejitkan produktivitas ikan. Kualitas air yang baik
mampu meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan meningkat
(Rachmawati et al., 2015). Praktek lapangan ini diharapkan dapat mengenalkan
aplikasi penambahan probiotik pada pakan komersial sebagai upaya yang dapat
dilakukan untuk meminimalisir biaya pakan yang mahal dan dapat meningkatkan
efisiensi pakan untuk produktivitas yang lebih baik.

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktek lapangan ini adalah untuk menerapkan secara langsung
terkait aplikasi probiotik pada pakan untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan dan
produktivitas dalam budidaya ikan lele (Clarias sp.) di kelompok pembudidaya
ikan Yoga Farm Palembang.

1.3. Kegunaan
Praktek lapangan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pembudidaya ikan mengenai aplikasi probiotik pada pakan ikan lele (Clarias sp.).

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Budidaya Ikan Lele (Clarias sp.)


Ikan lele merupakan jenis ikan konsumsi yang habitatnya berada di sungai
dengan arus air perlahan, telaga, rawa, saluran irigasi, waduk, dan sawah yang
tergenang air (Daulay, 2010). Ikan lele ini mempunyai alat pernafasan
(arborescent organ) dibelakang rongga insang. Alat pernafasan tambahan ini
berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara bebas (Khairuman dan Amri,
2011). Menurut Irfandi et al. (2019) jika dilihat dari kebiasaan makan, ikan lele
termasuk ke dalam golongan omnivora yaitu pemakan daging dan tumbuhan,
tetapi cenderung karnivora yaitu pemakan daging. Kebiasaan hidup di habitat
alami menunujukkan bahwa usaha budidaya ikan lele memerlukan ketersediaan
pakan alami, meskipun pada skala usaha budidaya intensif diberikan pakan buatan
(Gusrina, 2008).
Dalam budidaya ikan lele, kualitas air merupakan faktor penting yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan. Faktor kualitas air secara fisika
antara lain, warna, kekeruhan, dan suhu, faktor kimia yaitu, oksigen, pH, amonia, dan
karbondioksida, serta faktor biologi meliputi plankton, bentos dan binatang air
lainnya. Kondisi air sebagai media hidup biota air harus sesuai dengan kondisi
optimal bagi ikan lele. Berdasarkan BSN (2014), nilai kualitas air optimum untuk
budidaya ikan lele adalah pada suhu 25-30 ℃, pH 6,5-8, oksigen terlarut > 3 mg L−1,
amonia < 0,1 mg L−1, kecerahan 25-35 cm dan kedalaman air 40-70 cm. Penelitian
mengenai pemberian probiotik pada media pemeliharaan ikan diketahui dapat
meningkatkan kualitas air (Beauty et al., 2012). Kualitas air kolam dengan pemberian
probiotik lebih unggul daripada kolam tanpa probiotik dilihat dari konsentrasi oksigen
terlarut, amonia dan hidrogen sulfida antara kolam probiotik dan non-probiotik
(Pratama et al., 2016). Pemberian probiotik dalam lingkungan perairan diharapkan
dapat meningkatkan respons imun terhadap penyakit, memperbaiki sistem pencernaan
ikan, memperbaiki kualitas air karena dapat merubah senyawa beracun menjadi tidak
beracun, seperti senyawa amonia dan nitrit melalui proses nitrifikasi (Ghouse, 2015).

Universitas Sriwijaya
2.2. Aplikasi Probiotik
Probiotik merupakan mikroba hidup yang menguntungkan bagi inang
dengan meningkatkan keseimbangan mikroba dan pencernaan. Saluran
pencernaan merupakan pintu masuk yang paling umum bagi bakteri untuk
menyerang ikan (Gatlin dan Paredo, 2012). Pemberian organisme
probiotik dalam akuakultur dapat diberikan melalui pakan dengan cara
disemprotkan agar terjadi fementasi pada pakan. Probiotik akan
mensekresi beberapa enzim eksogenous seperti lipase, amilase, protease
dan selulase untuk mendegradasi nutrien kompleks menjadi sederhana.
Pemberian probiotik dalam pakan akan berpengaruh dalam proses
pencernaan, sehingga dapat membantu proses penyerapan makanan dalam
pencernaan ikan. Aplikasi probiotik juga berfungsi sebagai bioremediasi
untuk memperbaiki kualitas air yaitu dengan mengurai sisa-sisa pakan dan
feses ikan. Probiotik juga dapat meningkatkan nilai nutrisi pakan dan
berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi serangan penyakit
ikan Widanarni et al. (2008).
Menurut Mewakani dan Pasaribu (2019), probiotik komersial merek dagang
Raja Lele memiliki pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan ikan lele karena
mengandung bermacam-macam bakteri baik. Adanya bakteri Lactobacillus yang
terdapat pada probiotik komersial berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh untuk
menghindari infeksi, serta kandungan yeast dapat mempercepat pertumbuhan ikan
lele (Ezraneti et al., 2018). Pemberian probiotik pada ikan memberikan banyak
keuntungan, akan tetapi probiotik yang diberi secara terus menerus dapat
menurunkan tingkat keefektifannya, sehingga diperlukan waktu berselang agar
lebih efektif dan dapat menghasilkan sistem imun yang lebih baik. Pemberian
probiotik yang efektif berdasarkan penelitian Agustina et al. (2006), adalah setiap
lima hari sekali yang menghasilkan sistem imun lebih baik dibandingkan dengan
pemberian setiap hari. Penelitian lain mengenai waktu pemberian probiotik adalah
dilakukan setiap dua hari sekali yang dapat meningkatkan ketahanan tubuh ikan
terhadap serangan penyakit dan mendapatkan tingkat kelangsungan hidup lebih
tinggi Sya'bani et al. (2015). Penambahan probiotik pada ikan meningkatkan
sistem imun non-spesifik dan resisten terhadap penyakit serta meningkatan

Universitas Sriwijaya
performa pertumbuhan yang menunjukkan efek menguntungkan pada ikan
(Azhar, 2013).

2.3. Pengelolaan Kualitas Air


Kualitas air merupakan parameter yang penting dalam suatu budidaya ikan.
Kualitas air yang baik akan memberikan suasana yang nyaman terhadap
pergerakan ikan lele. Kualitas air yang layak juga mendukung pertumbuhan ikan
secara optimal sehingga mampu memberikan produktivitas yang tinggi pada
kolam. Pada kualitas air yang kurang baik atau buruk dapat menyebabkan
pertumbuhannya terganggu bahkan mengalami kematian (Tasyah et al., 2020).
Parameter kualitas air seperti pH, suhu, oksigen terlarut, dan sebagainya apabila
nilainya buruk akan mempengaruhi proses pertumbuhan ikan lele (Augusta,
2016). pH (derajat keasaman) merupakan kemampuan air dalam mengikat
ataupun melepaskan ion hidrogen sehingga mampu menunjukkan air bersifat
asam atau basa. Suminto et al. (2019), menyatakan bahwa nilai pH 9 dapat
menyebabkan berkurangnya nafsu makan pada benih ikan lele. Oksigen yang
terkandung di air dibutuhkan oleh benih ikan lele mutiara untuk pernapasan dan
metabolisme ikan. Madinawati et al. (2011) menyatakan kandungan oksigen yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan ikan menimbulkan penurunan daya hidup ikan
seperti berenang, pertumbuhan dan reproduksi. Nilai oksigen terlarut harus sesuai
dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh BSN (2014), tentang
produksi ikan lele yaitu >3 mg/L.
Suhu air dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan. Suhu air
yang sesuai dapat menambah nafsu makan ikan sehingga ikan cepat tumbuh.
Sihotang (2018), menyatakan bahwa suhu yang tinggi di perairan akan
menyebabkan kandungan oksigen menurun. Peningkatan stres pada ikan yang
meningkat dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan terjadi kematian.
Sesuai dengan BSN (2014), tentang produksi ikan lele dimana standar optimum
suhu adalah berkisar 25-30℃.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN

3.1. Tempat dan Waktu


Kegiatan praktek lapangan ini akan dilaksanakan di kelompok
pembudidaya ikan Yoga Farm di Lorong Karang Anyar No 1258, Plaju
Darat, Kecamatan Plaju, Kota Palembang, Sumatera Selatan pada bulan Juni
– Juli 2023.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan praktek lapangan dapat
disajikan pada Tabel 3.1. sebagai berikut.

Tabel 3.1. Alat yang digunakan selama kegiatan praktek lapangan


A Spesis Spesifikasi Kegunaan
la
t
Waring Ukuran 2 x 1 x 1 m3 Tempat pemeliharaan ikan
Botol semprot Volume 50 mL Tempat menyemprotkan probiotik
Termometer Ketelitian 0,1°C Mengukur suhu
pH meter Ketelitian ±0,01 Mengukur pH air
Timbangan Ketelitian 0,1 g Mengukur bobot ikan
Selang air Diameter ½ - 1 inch Membantu pengisian air
Ember Volume 5 L Tempat menampung air
Penggaris Ketelitian 0,05 cm Mengukur panjang ikan
Serok - Mengambil bahan

3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktek lapangan dapat
disajikan pada Tabel 3.2. sebagai berikut.

Tabel 3.2. Bahan yang digunakan selama kegiatan praktek lapangan


Alat Spesifikasi Kegunaan
Ikan lele Ukuran 10-15 cm Ikan uji
Pelet komersial Merek PF 781-1 dengan Makanan ikan selama
kadar protein 31% pemeliharaan
Probiotik komersial Merek dagang Raja Lele Suplemen pakan ikan
mengandung bakteri

6 Universitas Sriwijaya
Lactobacillus sp., Acetobacter sp.,
dan Yeast

Universitas Sriwijaya
7

3.3. Metode
3.3.1. Persiapan Wadah Pemeliharaan
Wadah yang digunakan pada praktek lapangan ini adalah kolam
tanah berukuran 20 x 5 x 1,5 m3 dan menggunakan waring 2 x 1 x 1 m3
sebanyak 2 buah, yaitu masing-masing sebagai wadah pemeliharaan ikan
kontrol (tanpa pemberian probiotik) dan wadah pemeliharaan ikan
perlakuan dengan penambahan probiotik. Selanjutnya kolam diisi air
dengan ketinggian 90 cm.

3.3.2. Penambahan Probiotik Komersial Pakan


Dosis probiotik yang digunakan untuk pencampuran pakan yaitu 10
mL g−1(Mewakani dan Pasaribu, 2019). Pencampuran probiotik dalam
pakan dilakukan setiap hari selama 30 hari pemeliharaan dengan cara
penyemprotan secara merata dalam pakan dengan sprayer, kemudian
dikeringkan selama 30 menit. Pakan yang sudah disemprot dengan
probiotik tersebut diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam, setelah itu
diberikan kepada ikan (Ezraneti et al., 2018).

3.3.3. Penebaran Benih


Sebelum benih ikan ditebar, dilakukan pengukuran panjang mutlak
dan bobot mutlak ikan di awal pemeliharaan. Penebaran ikan lele
berukuran 7 cm dengan bobot rata-rata 5 g dengan padat tebar 100 ekor
−3
m (Mewakani dan Pasaribu, 2019). Menurut Yatiningsih et al. (2018),
sebelum melakukan penebaran benih terlebih dahulu melakukan
aklimatisasi agar ikan tidak stres dan menyesuaikan dengan kondisi air
yang baru. Proses aklimatisasi dilakukan dengan cara merendam plastik
yang berisi ikan selama 15-20 menit untuk menyamakan suhu air di dalam
plastik dan di dalam kolam. Selanjutnya plastik dibuka dan air
dicampurkan dari kolam ke dalam plastik untuk menyamakan suhu air
secara perlahan kemudian ikan dibiarkan keluar secara perlahan ke dalam
kolam.

Universitas Sriwijaya
3.2.4. Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari dan dilakukan sampling
dengan mengukur panjang dan bobot setiap 10 hari sekali dengan
sampling 10% dari populasi ikan (Kesuma et al., 2019). Pemberian pakan
dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu pagi hari di jam 08.00 WIB, siang hari
di jam 12.00 WIB, dan di sore hari jam 16.00 WIB dengan pemberian
pakan secara at satiation atau sekenyang kenyangnya.

3.4. Parameter yang Diamati


3.4.1. Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak dapat dihitung dengan menggunakan
rumus menurut Effendie (2002), sebagai berikut:
L = Lt – Lo
Keterangan:
L = Pertumbuhan panjang mutlak ikan yang dipelihara (cm)
Lt = Panjang rata-rata akhir (cm)
Lo = Panjang rata-rata awal (cm)

3.4.2. Pertumbuhan Bobot Mutlak


Pertumbuhan bobot mutlak dapat dihitung dengan menggunakan
rumus menurut Effendie (2002), sebagai berikut:
W = Wt – Wo
Keterangan:
W = Pertumbuhan bobot mutlak ikan yang dipelihara (g)
Wt = Bobot rata-rata akhir (g)
Wo = Bobot rata-rata awal (g)

3.4.3. Kelangsungan Hidup


Tingkat kelangsungan hidup yaitu tingkat perbandingan jumlah ikan
yang hidup pada akhir dan awal pemeliharaan. Untuk itu ikan yang mati
perlu dihitung jumlahnya. Tingkat kelangsungan hidup dinyatakan dalam
Effendie (2002) :

Universitas Sriwijaya
Nt
SR = x 100
No
Keterangan:
SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan yang hidup di akhir pemeliharaan (ekor)

Universitas Sriwijaya
9

No = Jumlah ikan yang hidup di awal pemeliharaan (ekor)


3.4.4. Rasio Konversi Pakan
Perhitungan rasio konversi pakan (FCR) dapat dihitung dengan rumus
Effendie (2002), sebagai berikut:
F
FCR =
( Wt+ D )−W 0
Keterangan :
FCR = Rasio konversi pakan
Wo = Bobot ikan pada awal pemeliharaan (g)
Wt = Bobot ikan pada akhir pemeliharaan (g)
D = Bobot ikan mati selama pemeliharaan (g)
F = Jumlah pakan yang dikonsumsi (g)

3.4.5. Kualitas Air


Analisis kualitas air yang akan diamati pada kegiatan praktek lapangan yaitu
suhu, pH, oksigen terlarut dan kadar amonia. Parameter kualitas air yang diukur
setiap hari adalah suhu dan pH, sedangkan parameter oksigen terlarut dan
amonia diukur di awal pemeliharaan dan di akhir pemeliharaan ikan lele. Suhu
diukur menggunakan termometer. pH diukur menggunakan pH meter. Oksigen
terlarut diukur menggunakan alat DO meter. Kadar amonia diukur di
laboratorium menggunakan alat spektrofotometer.

3.4.5. Analisis Data


Analisis data praktek lapangan ini terdiri dari pertumbuhan panjang mutlak,
pertumbuhan bobot mutlak, kelangsungan hidup, rasio konversi pakan dan
kualitas air dilakukan secara deskriptif, ditunjang dengan studi literatur terkait.

Universitas Sriwijaya
9

BAB 4
KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANGAN

4.1. Lokasi Geografis dan Lokasi Budidaya


Kelompok pembudidaya ikan Yoga Farm ini berlokasi di Lorong Karang
Anyar No 1258, Plaju Darat, Kecamatan Plaju, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Secara geografis, Pokdakan Yoga Farm ini terletak pada 3°02’24.7” Lintang
Selatan 104°80’37.7” Lintang Utara. Lokasi Pokdakan Yoga Farm ini masih dapat
dijangkau dengan kendaraan umum roda empat dan roda dua atau dengan berjalan
kaki. Letak lokasi budidaya Pokdakan Yoga Farm dapat disajikan pada Gambar
4.1.

Gambar 4.1. Lokasi budidaya Pokdakan Yoga Farm

4.2. Sumber Air


Sumber air yang digunakan pada kegiatan budidaya di kelompok
pembudidaya ikan Yoga Farm berasal dari aliran air dari Sungai Musi. Air yang
akan digunakan diendapkan terlebih dahulu di kolam tandon selama 3-5 hari.

4.3. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan budidaya di kelompok
pembudidaya ikan Yoga Farm yaitu terdapat 10 kolam, 8 kolam tanah dan 2
kolam beton. Terdapat 14 buah waring berukuran 1x1x1 m 3, 3 buah serokan, 10
buah baskom sortir dan 12 buah baskom.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pertumbuhan Bobot dan Panjang Mutlak


Data pertumbuhan bobot dan panjang mutlak selama pemeliharaan disajikan
pada Tabel 5.1. sebagai berikut:

Tabel 5.1. Data pertumbuhan bobot dan panjang mutlak ikan lele

Waring Bobot (g) Panjang (cm) Pertumbuhan Mutlak


Awal Akhir Awal Akhir Bobot (g) Panjang(cm)
Kontrol 5 19,2 7,5 13,6 14,2 6,1
Perlakua 5 23,3 7,5 15,7 18,3 8,2
n

Pada pemeliharaan ikan lele harus dilakukan sampling agar mengetahui


pertumbuhan ikan selama masa pemeliharaan. Ikan lele di sampling dua kali yaitu
di awal sebelum ikan ditebar dan akhir pada pascapanen. Berdasarkan data hasil
dari pengamatan selama 30 hari masa pemeliharaan yang didapatkan dari kegiatan
praktek lapangan dapat dilihat bahwa pertumbuhan ikan lele yang dipelihara
mengalami pertambahan bobot dan panjang tubuh ikan. Pertambahan bobot dan
panjang tubuh ikan lele ini memiliki nilai yang lebih tinggi pada perlakuan
pemberian probiotik komersial. Berdasarkan data pada tabel 5.1. dapat dilihat
bahwa pertumbuhan bobot mutlak ikan lele pada masa pemeliharaan sebesar 14,2
tanpa perlakuan dan 18,3g dengan probiotik komersial. Pertumbuhan ikan lele ini
disebabkan berbagai faktor terutama pasokan pakan dan energi (Arie et al.,2014).
Dari hasil ini menunjukan bahwa pertumbuhan ikan lele cenderung meningkat
dengan perlakuan pemberian probiotik komersial dengan dosis 10 mL g−1 .
Pertumbuhan ikan lele sangkuriang tertinggi dengan perlakuan penambahan
probiotik dalam pakan yang menunjukkan peran aktif bakteri pada saluran
pencernaan. Bakteri yang terkandung dalam probiotik yaitu bakteri Lactobacillus
sp, Acetobacter sp, dan yeast yang beraktivitas masuk dalam saluran pencernaan
yaitu tumbuh kemudian berkoloni. Lactobacillus akan mengubah karbohidrat
menjadi asam laktat, kemudian asam laktat dapat menciptakan suasana pH yang

Universitas Sriwijaya
lebih rendah. Dalam keadaan asam, Lactobacillus memiliki kemampuan untuk
menghambat bakteri pathogen dan bakteri pembusuk ( Rostini, 2007).
5.2. Kelangsungan Hidup
Data tingkat kelangsungan hidup benih ikan lele dapat disajikan pada Tabel
5.2. sebagai berikut:

Tabel 5.2. Data kelangsungan hidup ikan lele


Perlakuan Kelangsungan Hidup
Kontrol 100 %
Probiotik 100 %

Berdasarkan data pada tabel 5.2 nilai kelangsungan hidup ikan lele pada
waring kontrol diperoleh hasil yaitu 100% dan di waring perlakuan diperoleh hasil
yang sama yaitu 100%. Dari hasil tersebut menunjukan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelangsungan hidup perlakuan probiotik dan kontrol. Masing-
masing perlakuan dan kontrol menunjukkan nilai persentase yang tinggi. Hal
tersebut karena dilihat dari media pemeliharaan dikontrol dengan baik, sehingga
kualitas air dapat terjaga. Irribaren et al. (2012), berpendapat bahwa penggunaan
probiotik dapat meningkatkan tingkat kelulushidupan dan daya tahan tubuh ikan
terhadap infeksi patogen. Penelitian penggunaan probiotik pada budidaya ikan
mulai banyak dilakukan misalnya penggunaan jenis Bacillus spp. sebagai prebion
dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air. Tingkat kelangsungan hidup
pada perlakuan dan kontrol yakni 100%. Tinggi rendahnya kelangsungan hidup
dari organisme yang dipelihara dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Faktor ekternal berupa kualitas air (suhu, pH, amoniak, oksigen terlarut dan
lainnya) dalam media pemeliharaan sedangkan faktor internal seperti kemampuan
organisme dalam memanfaatkan pakan dan juga daya tahan tubuh organiisme dari
serangan penyakit Safir et al. (2020), Berdasarkan hal tersebut dan dikaitkan
dengan nilai kengsungan hidup yang diperoleh (100%) memperkuat dugaan
bahwa kedua faktor tersebut (internal dan eksternal) masih dalam kondisi yang
sesuai dan tidak memberikan dampak negatif pada ikan uji.

Universitas Sriwijaya
5.3. Rasio Konversi Pakan
Pakan yang digunakan pada praktek lapangan ini yaitu pakan komersil PF
781-1 dengan kadar protein 31%. Berikut Data Rasio Konversi Pakan selama
pemeliharaan disajikan pada Tabel 5.3. sebagai berikut:
Tabel 5.3. Nilai Rasio Konversi Pakan
Perlakuan Rasio Konversi Pakan (RKP)
Kontrol 2,11 %
Probiotik 1,63 %

Rasio Konversi Pakan adalah suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah
pakan yang dibutuhkan untuk mengkasilkan 1 kg ikan. Semakin kecil nilai
konversi pakan maka pakan yang diberikan akan semakin sedikit dan akan lebih
menghemat biaya pakan (Rarassari et al., 2021). Berdasarkan hasil rasio konversi
pakan ikan lele pada media kontrol diperoleh nilai 2.11 % sementara nilai rasio
konversi pakan pada perlakuan penambahan probiotik komersial yaitu 1,63 %.
Dari hasil ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian probiotik komersial
menghasilkan rasio konversi pakan yang rendah dibandingankan tanpa perlakuan
(kontrol). Rasio konversi pakan yang rendah merupakan efek dari pengaplikasian
probiotik komersial dalam pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muchlisin et
al. (2017), bahwa pemberian probiotik dalam pakan terbukti meningkatkan
efisiensi pemanfaatan pakan dan juga menurunkan rasio konversi pakan pada
setiap organisme uji. Menurut Arief et al. 2014) menyatkan bahwa pemberian
probiotik berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi dan kecepatan penyerapan
makanan dalam saluran pencernaan. Mekanisme probiotik dalam menghasilkan
efisiensi pemanfaatan pakan yang tinggi dan rasio konversi pakan yang rendah
yakni adanya bakteri yang terkandung dalam probiotik dapat menghasilkan dan
menstimulasi beberapa enzim dalam saluran pencernaan ikan uji diantaranya
protease, amilase, selulase dan lipase (Chilmawati et al., 2018). Kondisi inilah
yang menjadi penyebab rasio konversi pakan menjadi lebih rendah akibat dari
pemberian probiotik komersial sedangkan rasio konversi pakan pada media
kontrol menghasilkan nilai yang berbeda diduga karena tidak ada perlakuan
pemberian probiotik. Pada praktek lapangan ini pemberian probiotik komersial
menunjukkan nilai rasio konversi pakan yang rendah dan sudah sesuai dengan
target kualitas FCR yang dicapai.

Universitas Sriwijaya
5.4. Kualitas Air
Data hasil pengukuran kualitas air pada praktek lapangan disajikan pada
Tabel 5.4. sebagai berikut:

Tabel 5.4. Data hasil pengukuran kualitas air


Kolam Pemeliharaan
Parameter kualitas air Kolam tanpa perlakuan Kolam dengan perlakuan
(Kontrol) Probiotik komersial
Suhu (°c) 26-30 27.5-31
pH 6.2-7.5 6.3-7.2
Oksigen terlarut (mgL-1) 3.9-4.6 4.1-5
Amonia (mgL-1) 0.084-0.0,109 0.060-0.097

Pengukuran kualitas air meliputi parameter fisika dan kimia yaitu suhu,
derajat keasaman (pH), oksigen terlarut dan amonia. Kondisi kualitas air selama
pemeliharaan cenderung dinamis akibat perubahan cuaca yang terjadi.
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air selama 30 hari masa pemeliharaan,
pada media kontrol didapatkan nilai suhu berkisar 26°c-30°c, sedangkan pada
media perlakuan penambahan probiotik berkisar 27,5°c-31°c. Hal ini sesuai
berdasarkan pernyataan Badan Standardisasi Nasional (2014) bahwa, nilai suhu
yang optimum pada pemeliharaan ikan lele berkisar antara 25-30°c. Dengan
demikian Suhu yang diperoleh selama praktek lapangan masih dalam kisaran
optimum dan baik untuk pemeliharaan ikan lele. Nilai kelayakan suhu untuk
pertumbuhan benih lele sangkuriang yaitu 25-30°C. Suhu air sangat
mempengaruhi aktifitas dan nafsu makan benih lele sangkuriang. Semakin tinggi
suhu air, maka laju metabolisme benih lele sangkuriang akan semakin bertambah
(Anggrailiyana, 2017).
Nilai derajat keasaman (pH) pada media kontrol berkisar 6.2-7.5 dan pada
media perlakuan probiotik komersil berkisar antara 6.3-7.2. menurut pernyataan
dari Badan Standardisasi Nasional (2014) bahwa, nilai pH yang optimum pada
pemeliharaan ikan lele berkisar antara 6,5-8,0. Ini artinya nilai pH pada media
pemeliharaan sudah tergolong di angka yang baik dan optimum. Menurut

Universitas Sriwijaya
Setijaningsih dan Gunadi (2016), menyatakan bahwa sebagian besar organisme
akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan lebih menyukai pH netral.

Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) adalah parameter kualitas air
yang dapat berpengaruh pada tingkat kelulushidupan ikan lele. Oksigen terlarut
sangat diperlukan untuk respirasi dan metabolisme serta kelangsungan hidup
organisme. Adapun hasil pengkuran oksigen terlarut menggunakan alat DO meter
pada media kontrol di dapatkan nilai oksigen terlarut berkisar antara 3.9-4.6 mgL-1
sedangkan pada media perlakuan probiotik komersil didapatkan nilai berkisar 4.1-
5 mgL-1. menurut Badan Standardisasi Nasional (2014), Oksigen terlarut (DO)
yang optimal untuk kelangsungan hidup ikan lele minimal 3 mgL-1. Biota air
membutuhkan oksigen guna untuk melakukan aktifitas, seperti berenang,
pertumbuhan, reproduksi. Oleh karena itu, kekurangan oksigen dalam tubuh ikan
dapat mengganggu kehidupan ikan, termasuk pertumbuhannya (Kordi, 2009).

Konsentrasi amonia (NH3) dalam kolam budidaya berasal dari zat sisa
metabolisme pada ikan dan bahan organik yang menumpuk didasar kolam.
Berdasarkan hasil pengukuran kadar amonia pada media kontrol berkisar antara
0.084-.0,109 mgL-1 sedangkan pada kolam perlakuan berkisar antara 0.060-0.097
mgL-1. Hasil dari pengukuran ini masih tergolong baik untuk pemeliharaan ikan
lele. Menurut Badan Standarisasi Nasional (2014), kadar amonia untuk kualitas
air yang baik pada pemeliharaan ikan lele maksimal 0,01 mgL-1.

Universitas Sriwijaya
BAB 6
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil dari praktek lapangan yang telah dilaksakan,
penggunaan probiotik komersial pada media pemeliharaan menunjukkan hasil
yang lebih baik. Dilihat dari tingkat kelangsungan hidup mencapai 100% dan nilai
konversi pakan yang tergolong baik dibadingkan tanpa perlakuan. Data kualitas
air yang di dapat selama 30 hari pemeliharaan masih dalam kisaran toleransi dan
masih tergolong ideal untuk pertumbuhan ikan lele.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Anggrailiyana, Y. D. 2017. Pertumbuhan Benih ikan Lele Sangkuriang (Clarias


gariepinus) Pada Media Terkontrol. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Anis, M. Y., dan Hariani, D., 2019. Pemberian EM4 (Effective Microorganisme 4)
hasil kultur dalam media yang berbeda pada pakan untuk budidaya lele
(Clarias sp.). Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 1(1), 1-8.

Apriandi, D., dan Ardhi, M. W., 2018. Probiotik ubi jalar (pobijar) sebagai pakan
organik alternatif ikan lele. Jurnal Terapan Abdimas, 3(1), 80-84.

Arief, M., Fitriani, N., dan Subekti, S., 2014. Pengaruh pemberian probiotik
berbeda pada pakan komersial terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan
ikan lele (Clarias sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 6(1), 49-54.

Azhar, F., 2013. Pengaruh pemberian probiotik dan prebiotik terhadap performan
juvenil ikan kerapu bebek (Comileptes altivelis). Buletin Veteriner
Udayana, 6(1), 1-9.

Badan Standardisasi Nasional (BSN)., 2014. SNI 04-6484-2014. Ikan Lele


Dumbo (Clarias sp.) Bagian 4: Produksi Benih. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.

Beauty, G., Yustiati, A., dan Grandiosa, R., 2012. Pengaruh dosis mikroorganisme
probiotik pada media pemeliharaan terhadap kelangsungan hidup dan
pertumbuhan benih mas koki (Carassius auratus) dengan padat penebaran
berbeda. Jurnal Perikanan Kelautan, 3(3), 2088-3137.

Effendie, M.I., 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Ezraneti, R., Erlangga, dan Marzuki, E., 2018. Fortifikasi probiotik dalam pakan
untuk meningkatkan pertumbuhan ikan gurami (Osphronemus gouramy).
Jurnal Acta Aquatica, 5(2), 64–68.

Hermawan, A., T., Iskandar, dan Subhan, U., 2012. Pengaruh padat tebar terhadap
kelangsungan hidup pertumbuhan lele dumbo (Clarias gariepinus Burch.)
di kolam Kali Menir Indramayu. Jurnal Perikanan dan Kelautan Unpad,
3(3), 85–93.

Irfandi, A., Iskandar, C. D., Zainuddin, Z., Masyitha, D., Fitriani, F., Hamny, H.,
dan Panjaitan, B., 2019. Histological of Tractus Digestivus of Domestical
Catfish (Clarias batracus). Jurnal Medika Veterinaria, 13(2).

Universitas Sriwijaya
Iribarren, D., Moreira, M.T., and Feijoo, G. 2012. Life Cycle Assessement of
Aquaculture Feed and Application to The Turbot Sector. Int J Environ Res
(in press).

Kesuma, B. W., Budiyanto, B., dan Brata, B., 2019. Efektifitas pemberian
probiotik dalam pakan terhadap kualitas air dan laju pertumbuhan pada
pemeliharaan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) sistem terpal. Jurnal
Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 8(2), 21-27.

Kompiang, I. P., 2009. Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik untuk


meningkatkan produksi ternak unggas di Indonesia. Jurnal
Pengembangan Inovasi Pertanian, 2(3), 177-191.

Kusumawati, A. A., Suprapto, D., dan Haeruddin, H., 2018. Pengaruh ekoenzim
terhadap kualitas air dalam pembesaran ikan lele (Clarias gariepinus).
Management of Aquatic Resources Journal, 7(4), 307-314.

Madinawati, M., Serdiati, N., dan Yoel, Y., 2011. Pemberian pakan yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele dumbo
(Clarias gariepinus). Media Litbang Sulteng, 4(2), 21-27.

Mewakani, S., dan Pasaribu, H., 2019. Respon pertumbuhan benih lele
sangkuriang (Clarias sp.) akibat penambahan probiotik pada pakan
komersil dengan dosis yang berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan,
1(1), 32-42.

Muchlisin, Z., Murda, T., Yulvizar, C., Dewiyanti I, Fadli, N., Afrido, F., Siti
Azizah, M..,Muhammadar A., 2017. Growth performance and feed
utilization of keureling fish Tor tambra (Cyprinidae) fed formulated diet
supplemented with enhanced probiotic. F1000 Research, 6 (137), 1-8.

Pratama, F. A., Afiati, N., dan Djunaedi, A., 2016. Kondisi kualitas air kolam
budidaya dengan penggunaan probiotik dan tanpa probiotik terhadap
pertumbuhan ikan lele (Clarias sp.) di Cirebon, Jawa Barat. Management
of Aquatic Resources Journal 5(1), 38-45.

Rachmawati, D., Samidjan, I., dan Setyono, H. 2015. Manajemen kualitas air
media budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dengan teknik
probiotik pada kolam terpal di Desa Vokasi Reksosari, Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 12(1).

Rarassari, M. A., Dwinanti, S. H., Absharina, F. D., dan Gevira, Z. 2021. Aplikasi
bioflok dan pemanfaatan probiotik EM4 dalam pakan pembesaran ikan
lele mutiara (Clarias gariepinus). Journal of Fisheries and Marine
Research, 5(2), 329-334.

Rihi, A. P., 2019. Pengaruh pemberian pakan alami dan buatan terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele dumbo (Clarias

Universitas Sriwijaya
gariepinus Burchell.) di Balai Benih Sentral Noekele Kabupaten Kupang.
Jurnal Pendidikan Biologi, 4(2), 59-68.

Rostini. 2007. Peranan Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus plantarum) Terhadap


Masa Simpan Filet Nila Merah Pada Suhu Rendah. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan: Universitas Padjadjaran.

Saanin, H., 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Bina Cipta.

Safir, M., Tobigo, D.T., Mangitung, S.F., Madinawati, Zainab. 2020.


Masculinization of Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) using
17α-Methyltestosterone-enriched( Artemia sp). Omni-Akuatika, 16 (2),
135-140.

Saselah, J. T, dan Mandeno, J. 2017. Aplikasi probiotik dengan bahan lokal untuk
meningkatkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Bawal air
tawar (Colossoma macropomum). eJournal Budidaya Perairan, 5(3), 50–
56.

Setijaningsih L., Gunadi B. 2016. Efektivitas Substrat dan Tumbuhan Air Untuk
Penyerapan Hara Nitrogen dan Total Fosfat Pada Budidaya Ikan Pada
Sistem Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA). Prosiding. Forum
Inovasi Teknologi Akuakultur. 169-176.

Sya'bani, N., Yustiati, A., dan Lusiastuti, A. M., 2015. Frekuensi penambahan
probiotik Bacillus sp. dan Staphylococcus sp. pada media pemeliharaan
benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) untuk ketahanan terhadap
aeromonas hydrophila. Jurnal perikanan kelautan, 6(2), 130-140.

Warseno, Y., 2018. Budidaya lele super intensif di lahan sempit. Jurnal Riset
Daerah, 17(2), 3064-3088.

Wibowo, S., Arifin, P., dan Dharmaji, D., 2020. Analisis kualitas air kolam
pembesaran ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus Burchell) di Unit
Pelaksanaan Teknis Daerah Perikanan Budidaya Air Payau dan Laut
Karang Intan Kalimantan Selatan. Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa, 3(2),
118-127.

Widanarni, W., Sukenda, S., dan Setiawati, M., 2008. Bakteri probiotik dalam
budidaya udang: seleksi, mekanisme aksi, karakterisasi, dan aplikasinya
sebagai agen biokontrol. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 13(2), 80-89.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya
Lampiran 1. Hasil Perhitungan

1.Pertumbuhan Bobot Mutlak


Kontrol Perlakuan
W = Wt – W0 W = Wt – W0
= 19,2 – 5 = 23,3 – 5
= 14,2 cm = 18,3 cm

2.Pertumbuhan Panjang Mutlak


Kontrol Perlakuan
L = Lt – L0 L = Lt – L0
= 13,6 – 7,5 = 15,7 – 7,5
= 6,1 cm = 8,2 cm

3. Kelangsungan Hidup
Kontrol Perlakuan
Nt Nt
Kh = x 100% Kh = x 100%
N0 N0
100 100
= x 100 % = x 100 %
100 100
= 100 % = 100 %

4. Rasio Konversi Pakan


Kontrol Perlakuan
F RKP =
RKP = F
( Wt+ D )−W 0
3000 ( Wt+ D )−W 0
= 3000
( 1. 920+ 0 )−500
=
= 2,11 (2.330+ 0)−500
=1,63

Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. Dokumentasi Praktek Lapangan

Pengukuran pH Pengukuran suhu

Pengukuran oksigen terlarut Pengukuran Amonia

Universitas Sriwijaya
Sampling benih ikan lele Probiotik komersial

Universitas Sriwijaya

You might also like