You are on page 1of 8

Heroism dalam Tanah Sunda Ajip Rosidi and I Hear American Singing Walt

Whitman
1
Nur Azizah, 2Widi Nurul Zannah, 3Yasinta Sahla Ramadani, 4Pepen Priyawan

English Literature, Faculty of Adab and Humanities, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jl. A.H Nasution No. 105 Cibiru, Bandung, West Java, 40614

¹azizahh7901@gmail.com , 2widinuruljannah@gmail.com, 3yasintasahlaa@gmail.com,

Abstract

This article aims to analyze the theme of heroism in two literary works of different
cultures, namely "Tanah Sunda" by Ajip Rosidi from Indonesia and "I Hear American
Singing" by Walt Whitman from the United States. The approach used in this analysis is
the theory of "Influence can occur directly or indirectly" proposed by Sapardi Djoko
Darmono. The formulation of the problems studied in this article are: 1) How is heroism
reflected in Ajip Rosidi's "Tanah Sunda" and Walt Whitman's "I Hear American Singing"?
2) How does the influence of heroism occur directly or indirectly in different cultural
contexts?

The research method used is a qualitative analysis of the two literary works using a
relevant theoretical approach. The analysis is carried out by comparing and contrasting the
ways in which heroism is reflected in the two works, as well as identifying the direct and
indirect influences of heroism in different cultural contexts. The results of the study show
that in the work "Tanah Sunda," heroism is reflected through the struggle of the Sundanese
people in maintaining their traditions and cultural identity amidst modernization. This
heroism has a direct influence on the survival of Sundanese culture. Meanwhile, in "I Hear
American Singing," heroism is reflected through the contribution of ordinary workers in
building a strong American society. Although the influence is not direct, this heroism has
an impact on the formation of a competitive society.

In different cultural contexts, the influence of heroism can be direct or indirect.


Direct influence occurs in the "Land of Sunda" with the active community in maintaining
and maintaining their culture. Indirect influence occurs in "I Hear American Singing"
through the creation of a strong and competitive society through the hard work and
dedication of the workers. The conclusion of this article shows that heroism can have
different effects depending on the cultural context. Influence can occur directly or
indirectly, but both have important values and contributions in building strong communities
and maintaining cultural identity. This article provides new insights into the influence of
heroism in different cultural contexts and its contribution to social cohesion in an
increasingly connected global society.

Keywords: Heroism, Tanah Sunda, I Hear American Singing, Ajip Rosidi, Walt Whitman
Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tema kepahlawanan dalam dua karya sastra
yang berbeda budaya, yaitu "Tanah Sunda" karya Ajip Rosidi dari Indonesia dan "I Hear
American Singing" karya Walt Whitman dari Amerika Serikat. Pendekatan yang digunakan
dalam analisis ini adalah teori "Pengaruh bisa terjadi secara langsung maupun tidak
langsung" yang dikemukakan oleh Sapardi Djoko Darmono. Rumusan masalah yang dikaji
dalam artikel ini adalah: 1) Bagaimana kepahlawanan tercermin dalam karya "Tanah
Sunda" Ajip Rosidi dan "I Hear American Singing" Walt Whitman? 2) Bagaimana
pengaruh kepahlawanan tersebut terjadi secara langsung maupun tidak langsung dalam
konteks budaya yang berbeda?

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif terhadap kedua karya
sastra tersebut dengan menggunakan pendekatan teori yang relevan. Analisis dilakukan
dengan membandingkan dan kontras antara cara kepahlawanan tercermin dalam kedua
karya, serta mengidentifikasi pengaruh kepahlawanan yang terjadi secara langsung dan
tidak langsung dalam konteks budaya yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam karya "Tanah Sunda," kepahlawanan tercermin melalui perjuangan masyarakat
Sunda dalam menjaga tradisi dan identitas budaya mereka di tengah modernisasi.
Kepahlawanan ini memiliki pengaruh langsung terhadap kelangsungan budaya Sunda.
Sementara dalam "I Hear American Singing," kepahlawanan tercermin melalui kontribusi
pekerja-pekerja biasa dalam membangun masyarakat Amerika yang kuat. Meskipun
pengaruhnya tidak langsung, kepahlawanan tersebut berdampak pada pembentukan
masyarakat yang berdaya saing.

Dalam konteks budaya yang berbeda, pengaruh kepahlawanan bisa terjadi secara
langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung terjadi dalam "Tanah Sunda" dengan
aktifnya masyarakat dalam menjaga dan mempertahankan budaya mereka. Pengaruh tidak
langsung terjadi dalam "I Hear American Singing" melalui penciptaan masyarakat yang
kuat dan berdaya saing melalui kerja keras dan dedikasi pekerja-pekerja. Kesimpulan
artikel ini menunjukkan bahwa kepahlawanan dapat memiliki pengaruh yang berbeda-beda
tergantung pada konteks budaya. Pengaruh bisa terjadi secara langsung maupun tidak
langsung, namun keduanya memiliki nilai dan kontribusi yang penting dalam membangun
masyarakat yang kuat dan menjaga identitas budaya. Artikel ini memberikan wawasan baru
tentang pengaruh kepahlawanan dalam konteks budaya yang berbeda dan kontribusinya
terhadap persatuan sosial dalam masyarakat global yang semakin terhubung.

Kata Kunci: Kepahlawanan, Tanah Sunda, I Hear American Singing, Ajip Rosidi, Walt
Whitman

INTRODUCTION

Sebuah karya sastra yang berbeda dapat diperbandingkan. Menurut Susan Bassnett,
sastra bandingan adalah sebuah cara untuk mempelajari sastra secara lebih luas dengan
membandingkan karya sastra dari bahasa yang berbeda dan melihat perbedaan dan
kesamaan dalam struktur bahasa, bentuk, dan tema. Menurut Bassnett, dua karya dengan
dua bahasa yang berbeda dapat di bandingkan. Bassnett mengatakan bahwa
membandingkan karya sastra dari bahasa yang berbeda dapat menjadi suatu hal yang
menarik dan bermanfaat, tetapi perlu dilakukan dengan hati-hati dan dengan pemahaman
yang baik tentang kedua bahasa dan konteksnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tema kepahlawanan dalam karya-karya


sastra yang berbeda budaya, yaitu "Tanah Sunda" karya Ajip Rosidi dari Indonesia dan "I
Hear American Singing" karya Walt Whitman dari Amerika Serikat. Penelitian ini akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Bagaimana kepahlawanan tercermin dalam
"Tanah Sunda" karya Ajip Rosidi dan "I Hear American Singing" karya Walt Whitman? (2)
Bagaimana pengaruh kepahlawanan terjadi secara langsung atau tidak langsung dalam
konteks budaya yang berbeda?

Dalam penelitian ini, kami menggunakan teori "Pengaruh bisa terjadi secara
langsung maupun tidak langsung" yang diusulkan oleh Sapardi Djoko Damono. Menurut
teori ini, pengaruh dapat terjadi melalui mekanisme yang langsung, di mana tindakan atau
peristiwa memiliki dampak yang terlihat secara jelas. Namun, pengaruh juga dapat terjadi
melalui mekanisme yang tidak langsung, di mana tindakan atau peristiwa memiliki dampak
yang lebih tersembunyi atau tidak terlihat dengan jelas. Teori ini memberikan kerangka
kerja yang berguna untuk menganalisis pengaruh kepahlawanan dalam konteks budaya
yang berbeda.

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik “PERBANDINGAN MAKNA


YANG TERKANDUNG DALAM INTRINSIK DALAM PUISI
“PERINGATAN”KARYA WIJI THUKUL DAN “CAGED BIRD”KARYA MAYA
ANGELOU” (View of PERBANDINGAN MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM
INTRINSIK DALAM PUISI “PERINGATAN” KARYA WIJI THUKUL DAN “CAGED
BIRD” KARYA MAYA ANGELOU, n.d.). Artikel ini membandingkan makna yang
terkandung dalam aspek intrinsik dari kedua puisi tersebut. Puisi "Peringatan" karya Wiji
Thukul dan "Caged Bird" karya Maya Angelou akan dianalisis dalam hal bahasa, gaya
bahasa, struktur, imaji, dan tema yang digunakan oleh penyair untuk menyampaikan pesan
mereka.

Dalam artikel tersebut, penelitian akan menggali makna yang terkandung dalam
bahasa dan struktur puisi, serta mengidentifikasi tema utama yang disampaikan oleh
penyair dalam masing-masing puisi. Hal ini akan memberikan pemahaman lebih dalam
tentang pesan yang ingin disampaikan oleh Wiji Thukul dan Maya Angelou melalui karya
puisi mereka.

Namun, artikel ini juga memiliki kelemahan potensial. Pertama, penelitian ini hanya
fokus pada aspek intrinsik dari puisi dan tidak memperhatikan konteks sosial, sejarah, atau
biografi penyair yang dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang makna puisi.
Kedua, interpretasi makna puisi bersifat subjektif, sehingga artikel ini mungkin tidak
memberikan gambaran yang lengkap atau definitif tentang makna yang terkandung dalam
kedua puisi tersebut. Setiap pembaca juga dapat memiliki interpretasi yang berbeda sesuai
dengan pengalaman dan perspektif mereka sendiri.

Penelitian terdahulu lainnya adalah “PERBANDINGAN ANTARA CERITA


GENDERUWO (INDONESIA) DENGAN CERITA BIGFOOT (AMERIKA UTARA):
KAJIAN SASTRA PERBANDINGAN” (Akbar, n.d.). Artikel ini membahas perbandingan
antara cerita Genderuwo dari Indonesia dengan cerita Bigfoot dari Amerika Utara dalam
konteks kajian sastra perbandingan. Tujuan artikel ini adalah untuk menggali persamaan
dan perbedaan antara kedua cerita tersebut dalam hal tema, karakteristik, dan makna yang
terkandung di dalamnya. Artikel ini menggunakan pendekatan sastra perbandingan untuk
menganalisis dan membandingkan cerita Genderuwo dan cerita Bigfoot.

Kelemahan artikel ini adalah keterbatasan ruang untuk menggali secara mendalam
aspek-aspek tertentu dalam perbandingan cerita Genderuwo dan cerita Bigfoot. Dalam
artikel yang terbatas, mungkin tidak semua aspek cerita dapat dianalisis secara rinci, seperti
latar belakang sejarah atau variasi regional cerita tersebut.

Selain itu, kelemahan lainnya adalah subjektivitas penulis dalam menafsirkan dan
menginterpretasikan cerita-cerita tersebut. Penulis dapat memiliki pemahaman yang
berbeda tentang makna dan pesan yang terkandung dalam cerita, dan hal ini dapat
mempengaruhi analisis dan kesimpulan yang dihasilkan.

Artikel tersebut juga mungkin tidak memberikan konteks budaya yang cukup
mendalam tentang asal-usul dan pentingnya cerita Genderuwo dan cerita Bigfoot dalam
masyarakat Indonesia dan Amerika Utara. Informasi tentang kepercayaan, nilai-nilai
budaya, atau peran cerita dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dapat memberikan
pemahaman yang lebih lengkap tentang cerita-cerita tersebut.

Penelitian terdahulu yang terakhir adalah artikel jurnal dengan judul “PUISI “ODE
TO PUBIC HAIR” KARYA GWERFUL MECHAIN DAN PUISI “AKU
MENCINTAIMU DENGAN SELURUH JEMBUTKU” KARYA SAUT SITUMORANG:
SEBUAH TELAAH BANDINGAN” (Ilmu Susastra et al., 2018). Artikel ini membahas
perbandingan antara dua puisi kontroversial, yaitu "Ode to Pubic Hair" karya Gwerful
Mechain dan "Aku Mencintaimu dengan Seluruh Jembutku" karya Saut Situmorang.
Tujuan artikel ini adalah untuk menganalisis makna dan gaya sastra dalam kedua puisi
tersebut, serta menggali perbedaan dan persamaan dalam penggunaan bahasa yang
provokatif dan eksplisit.

Salah satu kelemahan artikel tersebut adalah sensitivitas materi yang dibahas. Puisi-
puisi yang kontroversial dan menggunakan bahasa eksplisit dapat menjadi kontroversial
dan menimbulkan perdebatan. Artikel ini harus memperhatikan bagaimana mengulas materi
tersebut secara objektif dan mempertimbangkan berbagai perspektif yang mungkin ada.

Artikel tersebut dapat menjadi kurang seimbang jika hanya fokus pada aspek
kontroversial dan provokatif dari puisi, tanpa memperhatikan konteks, makna yang lebih
dalam, dan tujuan penggunaan bahasa tersebut. Penting untuk menjaga keseimbangan
antara mengulas aspek kontroversial dengan menganalisis gaya sastra, pesan, dan
kontribusi puisi-puisi tersebut dalam dunia sastra.

Dari beberapa penelitian terdahulu diatas terdapat perbandingan dengan penelitian


yang kami buat, penelitian ini memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya
kontribusi yang berharga dalam bidang kajian sastra dan budaya. Pertama, penelitian ini
akan menganalisis karya sastra dari dua budaya yang berbeda, yaitu Indonesia dan Amerika
Serikat. Dengan membandingkan karya-karya ini, penelitian ini akan memberikan wawasan
yang komparatif dan lintas budaya tentang penggambaran kepahlawanan dalam sastra.

Kedua, penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan analisis


mendalam terhadap dua karya sastra. Pendekatan ini akan memungkinkan peneliti untuk
memahami makna yang terkandung dalam puisi, bahasa yang digunakan, dan struktur
naratifnya. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
penggambaran kepahlawanan dalam konteks budaya masing-masing.

Ketiga, penelitian ini menggunakan teori Sapardi Djoko Damono tentang pengaruh
yang bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Dengan menerapkan teori ini,
penelitian ini akan menganalisis bagaimana kepahlawanan dalam karya-karya sastra
tersebut memiliki pengaruh yang dapat diamati secara jelas atau pun yang tersembunyi
dalam masyarakat.

Keempat, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih luas tentang makna dan
nilai kepahlawanan dalam konteks budaya yang berbeda. Dengan memperluas cakupan
pemahaman kita tentang kepahlawanan melalui karya sastra, penelitian ini dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkaya pemahaman kita tentang nilai-
nilai kemanusiaan dan keberanian yang universal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode perbandingan


untuk menganalisis tema heroisme dalam dua karya sastra, yaitu "Tanah Sunda" karya Ajip
Rosidi dari Indonesia dan "I Hear American Singing" karya Walt Whitman dari Amerika
Serikat. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami makna yang terkandung dalam
kedua karya sastra tersebut, sementara metode perbandingan digunakan untuk
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam cara pengungkapan tema heroisme.

Langkah pertama dalam metode penelitian ini adalah pemilihan dan pengumpulan
data. Dalam hal ini, peneliti akan mengumpulkan puisi "Tanah Sunda" karya Ajip Rosidi
dan puisi "I Hear American Singing" karya Walt Whitman. Puisi-puisi ini akan menjadi
objek analisis yang akan dibandingkan dalam konteks tema heroisme. Setelah pengumpulan
data, langkah berikutnya adalah analisis perbandingan. Peneliti akan membandingkan dan
menganalisis kedua puisi secara terpisah, mengidentifikasi elemen-elemen yang
menggambarkan tema heroisme seperti sikap keberanian, pengorbanan, dan semangat
perjuangan. Peneliti juga akan memperhatikan gaya bahasa, struktur puisi, dan konteks
budaya yang memengaruhi penulis dalam mengungkapkan tema heroisme.

Selanjutnya, peneliti akan membandingkan temuan-temuan dari kedua puisi.


Persamaan dan perbedaan dalam pengungkapan tema heroisme akan diidentifikasi dan
dianalisis. Peneliti akan mencari kesamaan dalam pesan yang ingin disampaikan oleh
penulis melalui puisi-puisi mereka, serta perbedaan dalam cara pengungkapan heroisme
dalam konteks budaya yang berbeda. Metode penelitian ini juga akan melibatkan
interpretasi peneliti terhadap puisi-puisi tersebut. Peneliti akan menganalisis puisi dari
perspektif budaya dan konteks sosial, serta menggunakan teori-teori sastra yang relevan
untuk memahami makna-makna yang terkandung dalam puisi.

PEMBAHASAN

Keserupaan dari puisi "Tanah Sunda" dengan "I Hear American Singing" dalam
segi tema yakni berbicara mengenai semangat dan rasa cinta tanah air. Hal ini didukung
dengan beberapa bait yang ada di kedua puisi tersebut yang menggambarkan atau
mengilustrasikan tema tersebut. Pada puisi "Tanah Sunda" dibuktikan pada bait ke-12
berikut :

...kuring mo mumpang kuring rek datang//neueulkeun tarang, neueulkeun jantung...

Selanjutnya pada puisi "I Hear American Singing" terlihat pada bait ke-9 berikut:

... each singing what belongs to him or her and to none else.

Yang mengartikan tentang kondisi Amerika pasca perang. Dimana bait ini berbicara
tentang kebebasan dan hak, termasuk hak memiliki tanah air bahwa Amerika milik seluruh
rakyat yang ada di Amerika itu sendiri.

Kami menemukan keserupaan dimana kedua puisi ini lahir pasca perang. Puisi
"Tanah Sunda" ditulis pada tahun 1956 dimana pada tahun tersebut masih ada rasa takut
atau adanya kecamatan dari masyarakat akan perang yang bisa saja terulang kembali. Puisi
"I Hear American Singing" ditulis pada tahun 1860, dimana pada waktu itu di Amerika
terjadi Perang Saudara antara Utara dengan Selatan yang dipicu karena terpilihnya
Abraham Lincoln menjadi Presiden pada tahun 1860.

Jika dihubungkan dengan salah satu teori dari Sapardi Djoko Damono, "Pengaruh
bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung". Dapat disimpulkan, bahwasannya jika
kita melihat dari keserupaan antara kedua puisi tersebut dan puisi "I Hear American
Singing" yang lebih dulu ditulis, bisa saja penulisan puisi "Tanah Sunda" oleh Ajip Rosyidi
ini dipengaruhi oleh puisi-puisi milik Walt Whitman, yang salah satunya adalah puisi "I
Hear American Singing". Caranya bisa saja dengan Ajip Rosyidi membaca atau
mendapatkan informasi tentang puisi milik Walt Whitman yang kemudian memengaruhi
penulisan puisi "Tanah Sunda".

Dari segi tema, kedua puisi ini secara garis besar menyuarakan cinta tanah air.
Mengingat terjadinya perang saudara di Amerika dan hal tersebut kemungkinan
memengaruhi (influence) puisi "Tanah Sunda" oleh Ajip Rosidi dimana pada tahun
dituliskan nya bisa dikatakan sebagai tahun-tahun pasca perang yang membuat Ajip
Rosyidi mengangkat tema cinta tanah air yang disuarakan untuk rakyat Indonesia agak tak
gentar dalam menghadapi ancaman yang bisa datang kapan saja.

Dalam mendapatkan data analisis keserupaan dalam dua karya ini, dicari pengurut
kedua puisi tersebut apakah saling memberi dampak antara satu sama lainnya. Menentukan
keorisinilan karya sastra. Baik secara latar belakang, sejarah atau perjalanan dari penulisan
kedua puisi saat diciptakan. Dengan mempelajari serta mengkaji kedua puisi dengan netral
tanpa adanya keberpihakan pada salah satu karya sastra tersebut.

Ketika menganalisis keserupaan sebuah karya sastra akan ada keragaman budaya yang
ditemukan. Pembahasan tentang keserupaan dalam puisi "Tanah Sunda" dan "I Hear
America Singing" dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang keberagaman
budaya dari masyarakat di Indonesia dan Amerika Serikat. Kami mencoba membaca dan
mencari tahu latar belakang dan perbedaan budaya masyarakat di dua negara yang berbeda
ini.

Dapat menilai kualitas pada suatu karya sastra di setiap belahan dunia. Salah
satunya dengan memperhatikan apa saja metode serta pembedahan seorang sastrawan
dalam menuangkan idenya untuk menciptakan suatu karya sastra.puisi "Tanah Sunda"
karya Ajip Rosyidi dengan "I Hear America Singing" karya Walt Whitman.

Cinta tanah air merupakan tema yang sering diangkat dalam karya sastra, termasuk
puisi. Puisi Tanah Sunda karya Ajip Rosidi dan Puisi I Hear America Singing karya Walt
Whitman memiliki latar belakang yang berbeda dalam hal cinta tanah air.

Puisi Tanah Sunda karya Ajip Rosidi memiliki latar belakang kecintaan penulis
terhadap tanah kelahirannya, yaitu Sunda. Puisi ini merupakan bentuk ungkapan cinta dan
rasa bangga penulis terhadap keindahan alam, sejarah, dan budaya Sunda. Dalam puisi ini,
Ajip Rosidi juga menggambarkan kehidupan masyarakat Sunda dan menghargai nilai-nilai
tradisional yang masih dipertahankan oleh masyarakat Sunda.

Sedangkan Puisi I Hear America Singing karya Walt Whitman memiliki latar
belakang yang berbeda. Walt Whitman mencintai Amerika sebagai negara yang bebas dan
penuh dengan harapan bagi semua orang. Puisi ini menggambarkan berbagai pekerjaan dan
kegiatan masyarakat Amerika yang berbeda, namun mereka semua bersatu dalam cinta dan
semangat untuk membangun negara mereka. Puisi ini juga menghargai kebebasan dan
kesetaraan yang menjadi nilai inti Amerika.
Dalam kedua puisi tersebut, terdapat kecintaan yang mendalam terhadap tanah air
masing-masing penulis. Ajip Rosidi mencintai keindahan alam, sejarah, dan budaya Sunda,
sementara Walt Whitman mencintai kebebasan dan kesetaraan yang dijunjung tinggi di
Amerika. Kedua puisi tersebut juga menunjukkan penghargaan terhadap kehidupan
masyarakat dan nilai-nilai budaya yang ada .

KESIMPULAN

Sebuah Karya Sastra dapat diperbandingkan. Menurut Bassnett dua karya sastra berbeda
dapat di bandingkan. Dua karya sastra yang kami bahas diatas adalah dua karya sastra
berbeda bahasa. Kedua puisi ini memiliki keserupaan dari segi tema, yakni tema
kepahlawanan jika melihat urutan waktu puisi I hear American Singing ini lebih dulu
dibuat dan kemungkinan bisa saja Puisi Tanah Sunda ini terpengaruh oleh Puisi I hear
American Song mengingat kedua puisi ini memiliki keserupaan topik. Keduanya juga
menghadirkan latar belakang cinta tanah air. Ajip Rosidi mencintai keindahan alam,
sejarah, dan budaya Sunda, sementara Walt Whitman mencintai kebebasan dan kesetaraan
yang dijunjung tinggi di Amerika yang kemudian keduanya menunjukkan sebuah nilai
budaya yang berbeda.

You might also like