You are on page 1of 19

PENINGKATAN PENILAIAN KINERJA SISTEM IRIGASI MELALUI APLIKASI BERBASIS

ANDROID (E-PAKSI) UNTUK MENDUKUNG INFRASTUKTUR IRIGASI YANG


BERKELANJUTAN

Emilia Ayu Ningsih 1)


email : emiliaayu@pu.go.id

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of the use of the e-Paksi Android-based
application in providing follow-up considerations for optimizing the operation and
maintenance of an irrigation network so that it can support national food security, which is
one of the building blocks of sustainable economic resilience. Assessment of irrigation
system performance with the e-Paksi application is one way to describe actual and relevant
conditions and characteristics in the field. The development of this application also aims to
maximize the reliability of the irrigation network in terms of water distribution in its service
areas. The location chosen was the Lakitan Irrigation Area which is in Musi Rawas Regency
and is a national food barn in South Sumatra Province. The methodology used in this
research is secondary data collection and literature study. Based on asset inventory data for
2022, the Lakitan Irrigation Network consists of 1 (one) Weir, 1 (one) Mud Bag, 389 control
buildings, 559 additional buildings, 6 offices, 1 warehouse and 102 other buildings. other.
Based on the recapitulation results of irrigation system performance assessments from 2019
- 2022, with a total assessment of all indicators of 65.54%, 63.43%, 64.31% and 72.27%, so
based on the classification of the current performance conditions of the irrigation network
system, the performance of the Lakitan Irrigation Area Irrigation System is included in the
Good Performance category and the physical condition of the irrigation network is included in
moderate condition with periodic maintenance records of a corrective nature. The influence
of using the e-Paksi Android-based application in providing considerations The influence of
using the e-Paksi Android-based application in providing decision-making considerations
related to the exploitation and use of irrigation networks can be seen from the increase in the
weight of irrigation performance values ​every year. With the development of the e-Paksi
application which makes it easier to inventory irrigation assets and assess irrigation
performance, it is hoped that the reliability of the irrigation network can be increased so that
food security to support a sustainable economy can be achieved.

Keywords :Lakitan Irrigation Area, e-Paksi, Irrigation System Performance Assessment,


Irrigation Asset Inventory

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan aplikasi berbasis android
e-Paksi dalam memberikan pertimbangan tindak lanjut optimalisasi operasi dan
pemeliharaan suatu jaringan irigasi sehingga dapat mendukung ketahanan pangan nasional,
dimana hal tersebut adalah salah satu elemen penyusun ketahanan ekonomi yang
berkelanjutan. Penilaian kinerja sistem irigasi dengan aplikasi e-Paksi ini adalah salah satu
cara untuk menggambarkan kondisi dan karakteristik yang aktual dan relevan di lapangan,
pengembangan aplikasi ini juga bertujuan untuk memaksimalkan keandalan jaringan irigasi
dalam hal pendistribusian air pada daerah layananannya. Lokasi yang dipilih adalah Daerah
Irigasi Lakitan yang berada di Kabupaten Musi Rawas dan merupakan lumbung pangan
nasional di Provinsi Sumatera Selatan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengumpulan data sekunder dan studi kepustakaan. Berdasarkan data inventarisasi
aset tahun 2022 Jaringan Irigasi Lakitan terdiri dari 1 (satu) buah Bendung, 1 (satu) buah
Kantong Lumpur, 389 buah bangunan pengatur, 559 jumlah bangunan pelengkap, 6 buah
kantor, 1 buah gudang dan 102 buah jumlah bangunan lain-lain. Berdasarkan hasil
rekapitulasi penilaian kinerja sistem irigasi dari tahun 2019 - 2022, dengan penilaian total dari
semua indikator sebesar 65,54%, 63,43%, 64,31%, dan 72,27%, sehingga berdasarkan
klasifikasi kondisi kinerja sistem jaringan irigasi saat ini, Kinerja Sistem Irigasi Daerah Irigasi
Lakitan termasuk kedalam kategori Kinerja Baik dan kondisi fisik jaringan irigasi termasuk
kedalam kondisi sedang dengan catatan pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan.
Pengaruh penggunaan aplikasi berbasis android e-Paksi dalam memberikan pertimbangan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ekploitasi dan pemanfaatan jaringan irigasi
dapat dilihat dari peningkatan bobot nilai kinerja irigasi setiap tahunnya. Dengan adanya
pengembangan aplikasi e-Paksi yang memudahkan inventarisasi aset irigasi dan penilaian
kinerja irigasi diharapkan dapat meningkatkan keandalan jaringan irigasi sehingga ketahanan
pangan untuk menunjang ekonomi yang berkelanjutan dapat tercapai.

Kata Kunci : Daerah Irigasi Lakitan, e-Paksi, Penilaian Kinerja Sistem Irigasi, Inventarisasi
Aset Irigasi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Peningkatan Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Melalui Aplikasi Berbasis
Android (e-Paksi) untuk mendukung Infrastruktur Irigasi yang Berkelanjutan” dengan
baik meskipunmasih banyak kekurangan di dalamnya.

​Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu bentuk
partisipasi penulis sebagai Generasi Muda PUPR pada Hari Bakti PU ke-78, dan
memberikan informasi terkait dengan pengembangan inovasi digital dalam hal penilaian
kinerja sistem irigasi yang berbasis android kepada pembaca .

​ Demikian Karya Tulis Ilmiah ini dibuat dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan penulisan.
Semoga dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan informasi
selain itu sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan yang akan datang.

Palembang, 26 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………………… 2
1.4 Ruang Lingkup ………………………………………………………………………………… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Data Teknis D.I Air Lakitan…………………………………………………………………… 4
2.2 Komponen Penilaian Kinerja Sistem Irigasi………………………………………………. 4

BAB III ANALISIS DAN SINTESIS


3.1 Penilaian Kinerja Jaringan Irigasi D.I Lakitan……………………………………………… 7
3.2 Pengumpulan Data ………………………………………………………………………….. 8
3.3 Analisis Hasil Penilaian IKSI………………………………………………………………… 8

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………… 13
4.2 Saran………………………………………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekapitulasi hasil penilaian kinerja sistem irigasi untuk D.I lebih dari 1000 Ha…..6
Tabel 3.1 Hasil Kalkulasi IKSI Gabungan D.I Lakitan Tahun 2019…………………………… 8
Tabel 3.2 Hasil Kalkulasi IKSI Gabungan D.I Lakitan Tahun 2020…………………………… 8
Tabel 3.3 Hasil Kalkulasi IKSI Gabungan D.I Lakitan Tahun 2021…………………………… 10
Tabel 3.4 Hasil Kalkulasi IKSI Gabungan D.I Lakitan Tahun 2022…………………………… 10
Tabel 3.5 Kinerja Produktivitas Tanam D.I Lakitan Tahun 2019 - 2022……………………… 10
Tabel 3.6 Penilaian Kinerja Prasarana Fisik D.I Lakitan Tahun 2019 - 2022……………...… 11

Gambar 3.1 Grafik Rekapitulasi Nilai Produktivitas Tanam -................................................10


D.I Lakitan Tahun 2019-2022
Gambar 3. 2 Grafik Kinerja Prasarana Fisik D.I Lakitan Tahun 2019 - 2021………………..11
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi yang bertujuan
untuk menunjang produksi pertanian. Irigasi sebagai sumber ketersediaan air menjadi salah
satu faktor penting dalam produksi padi untuk menopang ketahanan pangan. Salah satu
faktor penentu ketahanan pangan adalah pengaturan distribusi air yang baik serta
pengembangan irigasi hingga operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII telah membangun, merehabilitasi dan
mengelola jaringan irigasi yang tersebar di Wilayah kerjanya, salah satunya yaitu Daerah
Irigasi Lakitan yang berada di Kabupaten Musi Rawas. Kabupaten Musi Rawas adalah salah
satu lumbung pangan nasional yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan, terdapat Daerah
Irigasi Kewenangan Pusat yaitu Daerah Irigasi Air Lakitan yang meliputi Kecamatan Selangit,
Kecamatan BKL Ulu Terawas, Kecamatan Megang Sakti, dan Kecamatan Sumber Harta.
Luas wilayah Daerah Irigasi ini yang dapat dijadikan pengembangan irigasi teknis yaitu
9.500 Ha, dengan luasan Daerah Irigasi tersebut, maka diperlukan pengelolaan jaringan
irigasi yang efektif dan efisien, hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara peningkatan
kinerja air, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan yang baik secara teknis dan
kelembagaan serta pengelolaan aset irigasi yang berkelanjutan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menggambarkan kondisi dan karakteristik
suatu sistem irigasi adalah dengan melakukan evaluasi kinerja sistem irigasi. Penilaian
kinerja sistem irigasi adalah unsur penting dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan ekploitasi dan pemanfaatan jaringan irigasi. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahab Rakyat Nomor 12 tahun 2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi terdapat 6 (enam) indikator utama dalam penilaian kinerja
sistem irigasi antara lain prasarana fisik produktivitas tanam, sarana penunjang, organisasi
personalia, dokumentasi, dan kondisi kelembagaan Perkumpulan Petani Pengguna Air
(P3A). Evaluasi kinerja sistem irigasi bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan keandalan
suatu jaringan irigasi dalam memberikan layanan pada daerah irigasinya, dimana kinerja
tersebut sangat mempengaruhi produktivitas tanamnya. Produktivitas tanam memegang
peranan penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dimana hal tersebut
merupakan salah satu elemen penting untuk mendukung ketahanan ekonomi yang
berkelanjutan.

1
Dalam era transformasi digital, permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam
pengelolaan sistem irigasi agar berfungsi dengan optimal adalah sulitnya mendapatkan data
kondisi dan karakteristik sistem irigasi yang aktual dan terkini di lapangan, khususnya untuk
Daerah Irigasi dengan luasan wilayah yang sangat luas. Kerusakan infrastruktur yang
disebabkan oleh banyak faktor dan lemahnya kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP)
menjadi salah satu hambatan bagi pemerintah untuk mendukung ketahanan ekonomi yang
berkelanjutan. Oleh sebab itu diperlukan suatu perangkat pendukung (tools) yang dapat
mempermudah pengelola irigasi dalam menggambarkan kondisi irigasi yang relevan, dan
menginventarisasi sarana prasarana. Inovasi yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR
melalui Direkotrat Jendral Sumber Daya Air adalah dengan menggunakan aplikasi berbasis
android yaitu E-Paksi (Elektronik Pengelolaan Aset Kinerja Sitem Irigasi). E-Paksi adalah
aplikasi yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR yang dapat digunakan untuk
pengelolaan aset dan kinerja sistem irigasi baik daerah irigasi kewenangan pusat maupun
kewenangan daerah, dengan tujuan memberikan data kinerja yang dapat digunakan untuk
menyusun dan menentukan program tindak lanjut. Penggunaan E-Paksi merupakan upaya
peningkatan pelaksanaan penelusuran lapangan yang lebih efektif efisien dan tanpa kertas
(paperless).
Daerah Irigasi Lakitan akan menjadi lokasi kajian analisis kinerja dan pengaruh
penggunaan aplikasi berbasis android E-Paksi terhadap keandalan jaringan irigasi dan
produktivitas tanamnya. Database yang digunakan adalah dengan membandingkan hasil
Indeks Kinerja Sistem Irigasi dari tahun 2019-2022, sehingga dapat dilihat pengaruh
penggunaan aplikasi tersebut terhadap efektifitas pemeliharaan jaringan irigasi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, didapat beberapa rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh penggunaan aplikasi E-Paksi terhadap efetivitas pemeliharaan
jaringan irigasi pada Daerah Irigasi Lakitan
2. Bagaimana kinerja Prasarana Fisik dan Produktivitas Tanam pada Daerah Irigasi
Lakitan dari tahun 2019 - 2022.

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi E-Paksi terhadap efektivitas pemeliharaan
jaringan irigasi D.I Lakitan.

2
2. Mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi E-paksi terhadap Kinerja dan Produktivitas
Tanam D.I Lakitan dari tahun 2019 - 2022.
3. Mengetahui kondisi dan karakteristik sistem irigasi D.I Lakitan secara aktual dan
relevan.
4. Mengetahui tingkat kerusakan infrastruktur berdasarkan indikator penilaian kinerja
irigasi.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup dalam penelilitian ini terbatas pada hal berikut :
1. Lokasi penelitian berada di Daerah Irigasi Lakitan Kabupaten Musi Rawas.
2. Analisis penilaian kinerja dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan aplikasi E-Paksi
dalam memberikan keputusan terhadap tindak lanjut dari kerusakan prasarana fisik yang
ada di D.I Lakitan.
3. Penilaian kinerja dilihat dari peningkatan produktivitas tanam dari tahun 2019 - 2022.
4. Pengumpulan data menggunakan data sekunder tahun 2019 - 2022.

3
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1. Data Teknis D.I. Air Lakitan


Daerah Irigasi Air Lakitan pada awalnya dibangun pada tahun 2006 yaitu dengan
pembangunan Bendung Lakitan Selangit, dan selanjutnya pada tahun 2019 dilaksanakan
rehab peningkatan kapasitas saluran dan pembangunan jaringan irigasi baru. Sumber air
utama adalah dari Sungai Lakitan melalui Bendung Lakitan yang terletak di Desa Selangit,
Kecamatan Selangit.
Luas baku : 9.500 Ha (Sesuai PerMen PUPR No.14/ 2015)
Luas Potensial : 7.156 ha
Luas Fungsional : 1.259 ha (Sumber : Hasil SID,2019)
Lebar Mercu Bendung : 80 m
Panjang Kantong Lumpur : 117 m
Panjang Saluran Primer : 35,24 Km
Panjang Saluran Sekunder : 39,61 Km

Daerah Irigasi Air Lakitan terletak di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera
selatan, sedangkan untuk kecamatan yang berada dalam cakupan Daerah Irigasi Air Lakitan
adalah kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas, Kecamatan Sumberharta, dan
Kecamatan Megangsakti. Desa Ȯdesa yang berada didalam Daerah Air Lakitan adalah
sebagai berikut Desa Bumi Agung, Desa Dwijaya, Desa Karyadadi, Mandi Aur, Mangun
Harjo, Mandi Harjo, Mataram, Ngadirejo, Pagarsari, Purwa Karya, Purwodadi, Rejosari,
Sadarkarya, Sitiharjo, Sukamulya, Sukarejo, Sumbersari, Trikarya, Wonosari, Wukirsari.

2.2. Komponen Penilaian Kinerja Sistem Irigasi


Komponen penilaian kinerja sistem irigasi terdiri dari komponen penilaian kinerja
sistem irigasi utama dan tersier. Khusus untuk irigasi permukaan dalam Permen PUPR No.
12/PRT/M/2015 disebutkan bahwasanya pendekatan yang dipakai dalam pelaksanan
penilaian kinerja sistem irigasi utama ada 6 (enam) paramater yang dimonitor dan dievaluasi
yakni:
1. Prasarana Fisik Jaringan Utama:
Adapun parameter ini terdiri dari beberapa sub-parameter sebagai berikut:
1. Bangunan utama
2. Saluran Pembawa;
3. Bangunan pada saluran pembawa;
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya

4
5. Jalan Masuk/Inspeksi; dan
6. Kantor, Perumahan, dan Gudang.

2. Produktivitas tanam terdiri dari:


1. Pemenuhan kebutuhan air (faktor K);
2. Realisasi luas tanam (IP); dan
3. Produktivitas padi.
3. Sarana Penunjang terdiri dari:

1. Peralatan OP;
2. Transportasi;
3. Alat-alat kantor Ranting/Pengamat/UPTD; dan
4. Alat Komunikasi.
5. Organisasi Personalia terdiri dari:
- Organisasi OP telah disusun dengan batasan-batasan tanggung jawab dan tugas
yang jelas;
- Petugas OP yang ada sudah terlatih;
- Personalia.

5. Dokumentasi terdiri dari:


1. Buku data daerah irigasi; dan
2. Peta dan gambar-gambar.

6. Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/IP3A) terdiri dari:


1. GP3A/IP3A sudah berbadan hukum;
2. Kondisi kelembagaan GP3A/IP3A;
3. GP3A/IP3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan;
4. Partisipasi GP3A/IP3A dalam jaringan dan Penanganan Bencana Alam;
5. Iuran P3A digunakan untuk perbaikan jaringan; dan
6. Partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam dan Pengalokasian Air.

Rekapitulasi hasil penilaian kinerja sistem irigasi diperoleh dari penjumlahan hasil
penilaian kinerja sistem irigasi utama dan tersier, dengan komposisi pembobotan
berdasarkan luas layanan irigasi, yang dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sebagai berikut:

1) Kelompok 1 untuk DI lebih dari 1000 ha


· bobot jaringan utama terhadap total kinerja sebesar 80%.

5
· bobot jaringan tersier terhadap total kinerja sebesar 20%.
2) Kelompok 2 untuk DI antara 150 ha - 1000 ha
· bobot jaringan utama terhadap total kinerja sebesar 60%.
· bobot jaringan tersier terhadap total kinerja sebesar 40%.
3) Kelompok 3 untuk Daerah Irigasi < 150 ha
· bobot jaringan utama terhadap total kinerja sebesar 50%.
· bobot jaringan tersier terhadap total kinerja sebesar 50%.
Tabel 2.1 Rekapitulasi hasil penilaian kinerja sistem irigasi untuk D.I lebih dari 1.000 ha

Berdasarkan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan


Pemeliharaan Jaringan Irigasi, indeks kinerja sistem jaringan irigasi dengan nilai:

● 80 – 100 = kinerja sangat baik

● 70 – 79 = kinerja baik

● 55 – 66 = kinerja kurang dan perlu perhatian

● < 55 = kinerja jelek dan perlu perhatian

● Maksimal 100, minimal 55, dan optimum 77,5

6
BAB III
Analisis dan Sintesis

3. 1 Penilaian Kinerja Jaringan Irigasi D.I Lakitan


Pelaksanaan penilaian kinerja sistem irigasi pada D.I Lakitan mengacu pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahab Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang
Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Penilaian kinerja jaringan irigasi dilakukan
dengan Penilaian Aset Irigasi dan Survei Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) . Data-data
yang akan disimpan pada serverdatabase antara lain data survei, atribut pendukung seperti
koordinat lokasi survei, tanggal survei, kondisi aset, dan photo kemudian dilakukan
sinkronisasi sehingga data yang sama dapat diakses oleh perangkat lain. Pelaksanaan
kegiatan survey menggunakan e-Paksi dilakukan atas 4 (empat) tahapan inti, antara lain:
a. Persiapan survey;
b. Inventarisasi Aset Irigasi (PAI);
c. Penilaian Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI);
d. Pelaporan pada website e-Paksi;
Penilaian kinerja irigasi dilakukan dengan penelusuran jaringan irigasi dari Hulu
sampai ke hilir sampai semua aset telah dinilai fungsi dan kondisinya, perlu diketahui bahwa
penilaian Indeks Kinerja Sistem Irigasi tidak dapat dilakukan sebelum inventarisasi aset
irigasi selesai dilaksanakan. Penilaian aset dan kinerja irigasi dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif terhadap indikator dan kategori yang telah ditentukan pada aplikasi e-Paksi.
Dalam melakukan penilaian, surveyor akan didampingi oleh pengamat irigasi dan tim teknis
untuk memperoleh kesepakatan bersama terhadap kondisi dan karakteristik jaringan irigasi
yang dinilai secara visual. Adapun penilaian kondisi fisik jaringan irigasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Kondisi baik sekali (90-100) = Tingkat kerusakan <10%, pemeliharaan rutin;
b. Kondisi baik (>80-90) = Tingkat kerusakan 10-20%, pemeliharaan berkala yang bersifat
perawatan;
c. Kondisi sedang (60-80) = Tingkat kerusakan 21-40%, pemeliharaan berkala yang bersifat
perbaikan;
d. Kondisi jelek (<60) = Tingkat kerusakan >40%, pemeliharaan berkala yang bersifat
perbaikan berat/penggantian/rehabilitasi jaringan irigasi (bersifat sistem)

3.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder dan studi kepustakaan, meliputi :
a. Data perhitungan Indeks Kinerja Sistem Irigasi dari website e-Paksi tahun 2019-2022;

7
b. Sumber informasi antara lain regulasi yang berkaitan dengan pemanfaatan jaringan
irigasi, jurnal, laporan PSTEK D.I Lakitan dan informasi dari situs internet,

3.3 Analisis Hasil Penilaian IKSI


Kinerja jaringan irigasi D.I Lakitan dinilai dengan melakukan survei Indeks Kinerja
Sistem Irigasi (IKSI), berdasarkan hasil penilaian kinerja berbasis e-Paksi yang telah
menyesuaikan dengan petunjuk teknis pengelolaan aset, kondisi dan fungsi aset irigasi maka
hasil kalkulasi dari penilaian jaringan irigasi Lakitan dari tahun 2019-2022 dapat
dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3.1. Hasil Kalkulasi IKSI Gabungan D.I Lakitan tahun 2019
SISTEM IRIGASI UTAMA SISTEM IRIGASI UTAMA
NILAI
No Komponen Indeks Bobot No. Komponen Indeks Bobot
TOTAL
Kondisi yang (80%) Kondisi (20%)
ada yang Ada

1 Prasarana Fisik 29,88 23,91 1 Prasarana Fisik 15,09 3,02 26,93

2 Produktivitas 6,88 5,51 2 Produktivitas 6,16 1,23 6,74


Tanam Tanam

3 Sarana 7,00 5,60 3 Kondisi OP 14,00 2,80 8,40


Penunjang

4 Organisasi 10,50 8,40 4 Petugas 10,50 2,10 10,50


Personalia Pembagi Air

5 Dokumentasi 3,50 2,80 5 Dokumentasi 3,50 0,70 3,50

6 P3A/GP3A/IP3A 7,99 6,39 6 P3A/GP3A/IP3A 15,41 3,08 9,47

65,76 52,60 64,66 12,93 65,54

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Tabel 3.2. Hasil Kalkulasi IKSI Gabungan D.I Lakitan tahun 2020
SISTEM IRIGASI UTAMA SISTEM IRIGASI UTAMA
NILAI
No Komponen Indeks Bobot No. Komponen Indeks Bobot
TOTAL
Kondisi yang (80%) Kondisi (20%)
ada yang Ada

1 Prasarana Fisik 28,74 22,99 1 Prasarana Fisik 14,27 2,85 25,85

2 Produktivitas 6,89 5,52 2 Produktivitas 6,29 1,26 6,77


Tanam Tanam

3 Sarana 7,00 5,60 3 Kondisi OP 14,00 2,80 8,40


Penunjang

4 Organisasi 10,50 8,40 4 Petugas 10,50 2,10 10,50


Personalia Pembagi Air

5 Dokumentasi 3,50 2,80 5 Dokumentasi 3,50 0,70 3,50

6 P3A/GP3A/IP3A 7,00 5,60 6 P3A/GP3A/IP3A 14,03 2,81 8,41

63,64 50,91 62,59 12,52 63,43

Sumber : Hasil Analisis, 2023

8
Tabel 3. 3 Hasil Kalkulasi IKSI Gabungan D.I Lakitan tahun 2021
SISTEM IRIGASI UTAMA SISTEM IRIGASI UTAMA
NILAI
No Komponen Indeks Bobot No. Komponen Indeks Bobot
TOTAL
Kondisi yang (80%) Kondisi (20%)
ada yang Ada

1 Prasarana Fisik 29,42 23,54 1 Prasarana Fisik 14,40 2,88 25,85

2 Produktivitas 6,89 5,52 2 Produktivitas 5,76 1,15 6,67


Tanam Tanam

3 Sarana 7,00 5,60 3 Kondisi OP 14,00 2,80 8,40


Penunjang

4 Organisasi 10,50 8,40 4 Petugas 8,10 1,62 10,02


Personalia Pembagi Air

5 Dokumentasi 3,50 2,80 5 Dokumentasi 3,50 0,70 3,50

6 P3A/GP3A/IP3A 7.96 6,37 6 P3A/GP3A/IP3A 14,66 2,93 9,30

65,28 52,22 60,42 12,08 64,31

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Tabel 3.4. Hasil Kalkulasi IKSI Gabungan D.I Lakitan tahun 2022
SISTEM IRIGASI UTAMA SISTEM IRIGASI UTAMA
NILAI
No Komponen Indeks Bobot No. Komponen Indeks Bobot
TOTAL
Kondisi yang (80%) Kondisi (20%)
ada yang Ada

1 Prasarana Fisik 30,21 24,71 1 Prasarana Fisik 13,99 2,80 26,97

2 Produktivitas 10,63 8,51 2 Produktivitas 12,18 2,44 10,94


Tanam Tanam

3 Sarana 6,28 5,02 3 Kondisi OP 16,10 3,22 8,24


Penunjang

4 Organisasi 12,20 9,76 4 Petugas 12,75 2,55 12,31


Personalia Pembagi Air

5 Dokumentasi 4,25 3,40 5 Dokumentasi 4,14 0,83 4,23

6 P3A/GP3A/IP3A 7,75 6,20 6 P3A/GP3A/IP3A 16,90 3,38 9,58

71,32 57,06 76,06 15,21 72,27

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Untuk melihat pengaruh penggunaan aplikasi e-Paksi dalam peningkatan produktivitas


tanam dan kinerja prasarana fisik tahun 2019-2022 dapat dilihat pada diagram berikut:

9
Gambar 3.1 Grafik Rekapitulasi Nilai Produktivitas Tanam D.I Lakitan Tahun 2019-2022

Berdasarkan Gambar rekapitulasi nilai Produktivitas Tanam pada Daerah Irigasi Lakitan,
penilaian produktivitas tanam tahun 2019 - 2020 tidak mengalami peningkatan yang
signifikan dan mengalami penurunan pada tahun 2021 sebesar 0,1%. Namun, pada tahun
2022 mengalamai peningkatan bobot yang pesat yaitu sebesar 4,27% dari tahun 2021
sehingga kinerja produktivitas tanam pada tahun 2022 sebesar 10,94%.

Tabel 3.5 Kinerja Produktivitas Tanam D.I Lakitan Tahun 2019 - 2022

Tahun Produktivitas Tanam

2019 6,74 %

2020 6,77 %

2021 6,67 %

2022 10,94 %

Sumber : Analisis, 2023

Penilaian kondisi prasarana fisik ditentukan oleh beberapa indikator antara lain pada
bangunan utama, saluran pembawa, bangunan pada saluran pembawa, saluran pembuang
dan bangunannya, jalan inspeksi, dan bangunan pendukung lainnya. Adapun rekapitulasi
penilaian kinerja prasarana fisik Daerah Irigasi Lakitan dapat dilihat pada grafik 3.2 dan
Tabel 3.6

10
Gambar 3. 2 Grafik Kinerja Prasarana Fisik D.I Lakitan Tahun 2019 - 2021

Berdasarkan gambar 3. dapat dilihat bahwa kinerja prasarana fisik pada Daerah Irigasi
Lakitan tahun 2019 - 2020 mengalami penurunan sebesar 1,08%, dan mengalami kenaikan
0,57% pada tahun 2021 dan terus mengalami kenaikan sebesar 0,55% sehingga bobot
prasarana fisik menjadi 26,97%.

Tabel 3.6 Penilaian Kinerja Prasarana Fisik D.I Lakitan Tahun 2019 - 2022

Tahun Produktivitas Tanam

2019 26,93 %

2020 25,85 %

2021 26,42 %

2022 26,97 %

Sumber : Analisis, 2023

11
Bab IV
Penutup

4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Peningkatan Penialian Kinerja Sistem Irigasi melalui
aplikasi berbasis android (e-Paksi) untuk mendukung infrasturuktur irigasi yang berkelanjutan
pada Daerah Irigasi Lakitan dapat disimpulkan hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan data inventarisasi aset tahun 2022 Jaringan Irigasi Lakitan terdiri dari 1
(satu) buah Bendung, 1 (satu) buah Kantong Lumpur, 389 buah bangunan pengatur,
559 jumlah bangunan pelengkap, 6 buah kantor, 1 buah gudang dan 102 buah jumlah
bangunan lain-lain.
2. Hasil penilaian kinerja jaringan irigasi berdasarkan prasarana fisik pada tahun 2022
sebesar 26,97% dan kinerja produktivitas tanam sebesar 10,94%.
3. Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian kinerja sistem irigasi dari tahun 2019 - 2022,
dengan penilaian total dari semua indikator sebesar 65,54%, 63,43%, 64,31%, dan
72,27%. Berdasarkan klasifikasi kondisi kinerja sistem jaringan irigasi saat ini, Kinerja
Sistem Irigasi Daerah Irigasi Lakitan termasuk kedalam kategori Kinerja Baik dan
kondisi fisik jaringan irigasi termasuk kedalam kondisi sedang dengan catatan
pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan
4. Pengaruh penggunaan aplikasi berbasis android e-Paksi dalam memberikan
pertimbangan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ekploitasi dan
pemanfaatan jaringan irigasi dapat dilihat dari peningkatan bobot nilai kinerja irigasi
setiap tahunnya.
5. Pengembangan aplikasi e-Paksi merupakan salah satu inovasi Kementerian PUPR
dalam hal mengoptimalkan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
karena memberikan informasi terikait dengan kondisi yang aktual dan relevan di
lapangan.

4.2 Saran
1. Perlu dilakukan evaluasi yang berkelanjutan mengenai evaluasi terhadap kinerja
jaringan irigasi sehingga program tindak lanjut dan rencana penanganan perbaikan
terus berjalan untuk mengoptimalkan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan (OP).
2. Dengan adanya pengembangan aplikasi e-Paksi yang memudahkan inventarisasi aset
irigasi dan penilaian kinerja irigasi diharapkan dapat meningkatkan keandalan jaringan
irigasi sehingga ketahanan pangan untuk menunjang ekonomi yang berkelanjutan dapat
tercapai.

12
3. Dalam hal pengembangan aplikasi e-Paksi perlu ditingkatkan beberapa toolo
diantaranya yaitu dapat ditampilkan nilai kinerja berdasarkan Sub Daerah Irigasi. Hal ini
sangat diperlukan, dikarenakan beberapa Daerah Irigasi di Indonesia ada yang memiliki
luasan yang sangat besar yang dibagi per Sub Sistem, serta perlu adanya pemetaan
kondisi fisik jaringan yang dapat dilihat berdasarkan indikator dari rusak berat sampai
rusak ringan sehingga dapat lebih mudah dalam menentukan skala prioritas dalam
penanganannya baik perbaikan bersifat rehabilitasi, pemeliharaan berkala dan
pemeliharaan rutin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. 2019. Buku ke-5 : Petunjuk Teknis Pengelolaan Aset
dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat:
Jakarta

Kementerian PUPR. 2015a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Ekploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Irigasi. Jakarta:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kementerian PUPR. 2015b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi. Jakarta : Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat

Purbawa Bani Gede, dkk. 2022. Analisis Kinerja Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Padakeling
Berbasis E-Paksi di Kabupaten Buleleng. Universitas Mahasaraswati: Bali

Soesanto, Hendrie Muhamad. 2023. Analisis Kinerja dan Pengaruh Prasarana Fisik
Terhadap Produktivitas Tanam dalam Pengelolaan Irigasi Berbasis Indeks Kinerja Sistem
Irigasi (IKSI) Studi Kasus Daerah Irigasi Sungapan Kabupaten Pemalang. Universitas Islam
Sultan Agung: Semarang.

Wibowo, Andre. 2022. Updating Pelaksnaan Paksi Kewenangan Pusat D.I Lakitan. Balai
Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII

14

You might also like