You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu keperawatan


serta model konsep teori keperawatan yang merupakan pedoman dalam
pemberian asuhan keperawatan. Model konseptual merupakan landasan untuk
mengembangkan sebuah teori dan nilai moral bagi perawat. Ada empat konsep
yang secara umum menjadi titik sentral yang dipertimbangkan dalam
mengembangkan model konseptual disiplin keperawatan, yaitu manusia,
lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Pada penerapannya, penekanan dari
setiap model keperawatan sangatlah bervariasi menyesuaikan dengan setiap
konsep yang ingin dikembangkan. Namun setiap teori yang dikembangkan akan
selalu menjelaskan hubungan antara konsep-konsep sentral tersebut.
Salah satu contoh model konseptual yang akan dibahas disini yaitu model teori
kenyamanan (Comfort) yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. Dalam
perspektif pandangan Kolcaba ini, Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu
pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melalui kebutuhan akan pengurangan (relief), (ease), and (transcendence) yang
dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan (Ruddy, 2007).
Model theori Kolcaba ini termasuk dalam lingkup Middle range theory yang
memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara
luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik
untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada campuran
populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan
praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory,
middle grand theory dapat diuji dalam pemikiran empiris
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mempelajari konsep teoritis dan kerangka skematik dari dari penerapan
teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi berbagai sumber teori yang mendasari setiap komponen
dari teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba
b. Mengidentifikasi makna teori yang mendasari setiap
komponen dari teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba
c. Menjelaskan Kerangka teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine
Kolcaba
d. Mengidentifikasi penerimaan teori Comfort yang dikembangkan oleh
Katharine Kolcaba dari sudut teori, praktik dan penelitian
e. Mengidentifikasi hubungan teori Comfort yang dikembangkan oleh
Katharine Kolcaba dengan paradigma keperawatan
f. Kelebihan dan Kelemahan teori Comfort yang dikembangkan oleh
Katharine Kolcaba.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 LATAR BELAKANG


2.1.1 LATAR BELAKANG TEORIST
- Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember
1944, di Cleveland, Ohio. Beliau menikah dengan dua anak perempuan
dan delapan cucu.
- Pendiri program perawat lokal paroki
- Anggota Asosiasi Perawat Amerika
- Saat ini, sebagai associate professor di University of Akron College of
Nursing
- Telah mengembangkan Teori kenyamanan dan Praktik : Sebuah visi untuk
Perawatan dan Riset Kesehatan Holistik
- Spesialis dalam bidang Gerontology, Perawatan Paliatif dan Intervensi
Jangka Panjang, Studi Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori
Keperawatan, Penelitian Keperawatan
- Sebagai kepala unit dementia à pengembangan teori keperawatan
Riwayat Pendidikan
- Diploma keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada
tahun 1965
- Lulus M.S.N dari R.N di the Frances Payne Bolton School of Nursing,
Case Western Reserve University pada tahun 1987
- Lulus dengan gelar PhD in nursing dan menerima sertifikat
sebagai authority clinical nursing specialist pada tahun 1997
Riwayat Penghargaan dan Pengakuan
- 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, Case
Western Reserve University Internal Grant
- 1997 : Honour a Researcher Award
- 1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory, MNRS
- Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellence in aging studies
dari Case Western Reserve University
- 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award for American Society of
Perianesthesia Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for
Perianesthesia Nursing by Kolcaba and Wilson
- Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest Nursing
Research Society, End of Life and Palliative Care Nursing
- Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaan
dari Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter
- 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaan
dari Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter
2.1.2 PERNYATAAN TEORIST
Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari
pasien, desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan
untuk mencari peningkatkan kenyamanan pasien mereka, di mana hasil
tersebut diinginkan dengan segera.
Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan
dengan penerapan di dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.
Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan
secara penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program
penyembuhan atau cara hidup, integritas institusi juga sangat mendukung

2.1.3 FORMAT LOGIST


Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran
logis antara lain :
Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh
melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan
sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit
atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
Ketika perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan
diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut sangatlah mudah.
Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang
umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan teori
mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep lain
untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan
diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih
dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan
kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang penting. Apa yang
dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual
umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang
bersifat abstrak.
Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan
diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit
teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada
pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada
pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol
masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil
akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena praktek dasar teori
memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan selaras
dengan hasil yang diinginkan.

2.2 KONSEP MAYOR DAN DEFINISI


Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama
beserta definisinya, antara lain :
1. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu
kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan
kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support
system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual,
sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan
verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan
parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan serta
kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat
dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami
oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman
yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan
keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat
terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki
pemenuhan kebutuhan yang spesifik
b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas
masalahnya.
Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal
berikut :
a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi
harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan
terhadap kebutuhan lebih tinggi.
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
hubungan sosial
3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan
oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual,
lingkungan, dan intervensi fisik.
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan,
mengacu pada teori comfort ini.
5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi
persepsi resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi
pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system,
prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang
berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien
saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal
(aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi
imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari
organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional.
Pada sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan
kesehatan umum, agensi home care, dll.

2.3 PENJELASAN BAGAN KONSEP


Dalam perspektif pandangan Kolcaba Holistic comfort didefinisikan sebagai
suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melalui kebutuhan akan pengurangan relief, ease, and transcendence yang
dapat terpenuhi dalam empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikosipiritual, sosial dan lingkungan.
Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa Kenyamanan
adalah suatu konsep yang mempunyai suatu hubungan yang kuat dengan ilmu
perawatan. Perawat Menyediakan kenyamanan ke pasien dan keluarga-keluarga
mereka melalui intervensi dengan orientasi pengukuran kenyamanan. Tindakan
penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan memperkuat pasien dan
keluarga-keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti mereka berada di dalam
rumah mereka sendiri. Kondisi keluarga dan pasien diperkuat dengan tindakan
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan melibatkan perilaku
(Tomey, Alligood, 2010).
Peningkatan Kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang
merupakan bagian penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi
kenyamanan dikirimkan secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka
secara teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah kenyamanan
yang ditingkatkan setiap saat, dan dengan sendirinya klien akan mencapai
kesehatan yang diinginkan dalam mencari kesembuhan (HSBS).
2.4 ASUMSI MAYOR
Kolcaba menjabarkan definisinya sebagai berikut :
A. Keperawatan
Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan
kenyamanan digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian
kembali digunakan untuk mengukur kenyamanan setelah dilakukan
implementasi. Pengkajian dan evaluasi dapat dinilai secara subjektif, seperti
ketika perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif,
misalnya observasi terhadap penyembuhan luka, perubahan nilai
laboratorium, atau perubahan perilaku. Penilaian juga dapat dilakukan melalui
rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar pertanyaan (kuesioner), yang
mana keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.
B. Pasien
Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat
yang membutuhkan perawatan kesehatan.
C. Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat
dimanipulasi oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan
kenyamanan.
D. Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau
kelompok, dari pasien, keluarga, atau masyarakat.
Asumsi
1. Manusia mempunyai tanggapan/respon holistik terhadap stimulus yang
kompleks.
2. Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada
disiplin keperawatan.
3. Manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar kenyamanan mereka.
4. Kenyamanan yang akan ditingkatkan pada pasien harus melibatkan health-
seeking behaviors (HSBs) pilihan mereka.
5. Pasien yang dianjurkan secara aktif untuk HSBs, merasa puas dengan
pelayanan kesehatan mereka.
6. Integritas kelembagaan berdasar pada sistem nilai yang berorientasi pada
penerima perawatan.
2.5 PENERIMAAN OLEH KEPERAWATAN
 Praktek
Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para siswa yang
memilih teori ini untuk kerangka studi mereka, seperti di dalam keperawatan
kebidanan, katheterisasi jantung, perawatan kritis, pekerja rumah sakit,
ketidaksuburan / kemandulan, terapi radiasi, keperawatan bedah tulang,
keperawatan perioperatif, keperawatan lanjut usia, dan infeksi saluran kemih.
Area studi yang tak diterbitkan, tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website nya,
meliputi unit luka bakar, klinik keperawatan, perawatan rumah, nyeri kronis, terapi
pijatan, pediatrik, oncology, dan perioperative.
Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan
sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :
a. Teknis pengukuran kenyamanan, merupakan intervensi yang dibuat untuk
mempertahankan homeostasis dan mengontrol nyeri yang ada,
seperti memantau tanda-tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk
pengobatan nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu
mempertahankan atau mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta
mencegah komplikasi.
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan
kecemasan, memberikan informasi, harapan, mendengarkan dan membantu
perencanaan pemulihan (recovery) dan integrasi secara realistis atau dalam
menghadapi kematian dengan cara yang sesuai dengan
budayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan
pasien dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort food untuk jiwa, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan
dalam sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan
psikologis meliputi pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan
kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik, mengenang, dan
lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak memiliki waktu untuk
memberikan comfort food untuk jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis), akan
tetapi tipe intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh
institusi terhadap perawatan kenyamanan.
 Pendidikan
Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana
keperawatan, teori kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap
pasien yang mendapatkan terapi radiasi yang dilaporkan oleh Cox pada tahun
1998. Teori ini sangat mudah untuk dipahami dan diterapkan pada mahasiswa
perawat yang menyajikan suatu metode efektif untuk menilai kebutuhan
kenyamanan holistik pada orang tua yang membutuhkan perawatan akut. Teori
ini tidak terbatas pada gerontologikal atau pendidikan praktik lanjutan.
 Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur
kenyamanan sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan bukti
untuk mempengaruhi keputusan institusi, masyarakat, dan tingkatan legislatif
yang hanya sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan efektivitas
keperawatan yang holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran kenyamanan
di rumah sakit besar dan perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk
menambah literatur untuk tujuan riset.
Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan (gambar) sebagai panduan
yang dapat digunakan untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara
umum untuk mengukur kenyamanan secara holistic dalam sampel rumah sakit
dan partisipan komunitas. Untuk dapat melakukan hal ini item positif dan
negatif harus dikembangkan secara berimbang pada tiap sel dalam kotak yang
tersedia. 24 hal positif dan 24 hal negatif sudah lengkap dengan suatu format
skala Likert yang berkisar dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Skor
yang tinggi menandakan tingginya kenyamanan. Pada studi akhir instrumentasi
dengan 206 orang pada suatu waktu peserta dari semua jenis unit di dua rumah
sakit dan 50 orang dari masyarakat, dengan menggunakan kuesioner
kenyamanan umum menunjukkan hasil suatu Cronbach alfa 0,88.
Tipe dari Kenyamanan
 Relief : Keadaan seorang pasien yang menemukan kebutuhan spesifiknya
 Ease : Keadaan tenang atau senang
 Transcendence : Keadaan dimana satu kenaikan di atas satu masalah atau
nyeri
Konteks di mana terjadinya kenyamanan :
 Fisik : menyangkut sensasi dari tubuh
 Psikospritual : menyangkut kesadaran diri internal, termasuk harga diri, identitas,
seksualitas dan kehidupan yang utama; yang menyangkut suatu hubungan yang
sangat dekat dan lebih tinggi
 Lingkungan : menyangkut latar belakang eksternal, kondisi dan pengaruhnya
kepada manusia (temperatur suhu, bau, pencahayaan, warna, suara, dll)
 Sosial kultural : menyangkut hubungan interpersonal, keluarga dan
sosial/masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan individu, serta tradisi
keluarga, kegiatan religius)
2.6 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI
A. Kelebihan
Teori kenyamanan Kolcaba bisa diterapkan pada program pendidikan
keperawatan, praktik keperawatan, dan penelitan. Pada program pendidikan
keperawatan, mahasiswa bisa belajar bagaimana penerapan comfort care plan
melalui pembelajaran sistem online yaitu website Kolcaba. Teori Kenyamanan
Kolcaba bisa dikenalkan pada mahasiswa melalui intervensi kenyamanan pada
NANDA, NOC, dan NIC dan 3 bentuk teori comfort yaitu relief, ease,
transcendence (Tomey & Alligood, 2010). Sebagai tambahan penerapan pada
area pendidikan Goodwin, Sener, dan Steiner (2007) menambahkan aplikasi
Kolcaba merupakan konsep yang holistik untuk dijadikan teaching guideline.
Pengajar bisa menurunkan ketidaknyamana mahasiswa. Untuk menurunkan
ketidaknyamanan fisik, pengajar mendukung mahasiswa untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan istirahat. Dari aspek psycho-sosial, guru memberikan
inspirasi dan reinforcement positif pada mahasiswa untuk menurunkan
kecemasan. Untuk menurunkan ketidaknyamanan sosio-kultural, guru
menunjukkan penghargaan kepada mahasiswa dengan berbagai perbedaan
budaya dan adat istiadat. Pada fase transcendence mahasiswa memiliki
motivasi, partisipasi, dan kepuasaan sepanjang proses pembelajaran yang
ditempuh. Penerapan teori Kolcaba dapat digunakan secara luas diberbagai
tatanan pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Sebagai contoh Teori
Kolcaba bisa diterapkan pada setting perianastesia (Kolcaba & Wilson, 2004),
perioperatif nursing (Wilson & Kolkaba, 2004), critical care (Kolcaba & Fisher,
1996), emergency room (Hawley, 2000), dan setting onkologi, terapi radiasi, dan
praktik perawatan palliative (end-of-life nursing practice). Teori kenyamanan bisa
digunakan sebagai acuan kerangka dalam penelitian sehingga memudahkan
perawat untuk lebih terlibat dalam penguasaan teori yang berdasarkan riset dan
praktik. Instrumen pengkajian pada teori Kolcaba telah disusun untuk mengukur
tingkat kenyamanan klien dan keluarga, memvalidasi sehingga dapat membantu
perawat untuk menyusun intervensi kenyamanan (Tomey & Alligood, 2010).
Kelebihan dari teori comfort ini bahwa outcome pasien bisa diukur. Kuisoner
instrument ini juga sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yaitu
Spanish, Portugis, Italian, Turki, dan Farsi (Kolcaba, 2010). Teori kenyamanan
Kolcaba bisa juga diterapkan dalam asuhan keperawatan anak karena bersifat
sederhana dan tidak terhalang oleh budaya. Hal ini menyebabkan teori
kenyamanan bisa dimodifikasi seluas-luasnya sesuai kebutuhan klien masing-
masing (March & McCormack, 2009). Sesuai dengan falsafah keperawatan
secara umum yaitu memandang klien secara holistik bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual, teori Kolcaba cocok diterapkan dalam setting keperawatan anak karena
kenyamanan tidak hanya berfokus pada anak sesuai konsep atraumatic care
tetapi juga berpusat pada keluarga (family centered care). Teori Kolcaba sangat
relevan diterapkan di ruang perinatologi karena neonatus resiko tinggi yang
dirawat disana membutuhkan kenyamanan dari seluruh aspek bukan hanya
lingkungan fisik dalam ruangan tetapi juga aspek emosional dan spiritual dari
keluarga turut berkontribusi dalam perawatan bayi dengan resiko tinggi.
Lingkungan yang nyaman akan membantu bayi tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan konsep developmental care. Pilihan intervensi
keperawatan dapat berdasarkan nursing intervention classification (NIC) atau
panduan intervensi keperawatan lainnya yang sudah teruji secara evidenced
based. Penilaian dari implementasi keperawatan dapat diperoleh melalui
pertanyaan langsung yang diajukan ke pasien atau menggunakan kuesioner
evaluasi, observasi. Beberapa contoh instrumen evaluasi dari tindakan
berdasarkan uji empiris oleh Kolcaba antara lain (Peterson & Bredow, 2008) :
a. Ceklist perilaku nyaman di area pediatrik
b. General comfort questionnaire (GCQ)
c. Radiation therapy comfort questionnaire (RTCQ)
d. Visual analog scales (VAS)
e. Urinary incontinence and frequency comfort questionnaire (UIFCQ)
f. Hospice comfort questionnaire (HCQ) for family and patient
B. KEKURANGAN
Beberapa kelemahan dari penerapan teori comfort adalah bahwa teori ini
melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan,
dan sosial kultural. Akan tetapi, untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan
kerjasama secara multidisplin profesi sehingga membutuhkan komitmen tinggi
dari berbagai profesi dan ketrampilan kemampuan perawat. Hal ini menyebabkan
masing-masing profesi hanya memberikan intervensi sesuai kompetensinya
sehingga pelayanan cenderung terfragmantasi dan tidak komprehensif, dan
malah sering terjadi tumpah tindih.
Teori kenyamanan Kolcaba bisa digunakan sebagai guideline untuk
meningkatkan kenyamanan baik dari segi perawat maupun pasien dan
lingkungan praktik keperawatan (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006). Namun,
kenyataannya intervensi kenyamanan untuk kecukupan staff sulit untuk
diterapkan. Institusi pelayanan mungkin memiliki keinginan untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman sesuai teori Comfort. Akan tetapi, rumah sakit memiliki
target perhitungan budget untuk operasional organisasi. Sehingga kenyamanan
yang diciptakan diperoleh dari modifikasi dari fasilitas yang sudah ada.
Kenyamanan dan ketidaknyamanan lebih banyak diperoleh dari data subjektif
(autoanamnesis), yang mengutamakan kemampuan komunikasi, sedangkan
pada bayi sulit memperoleh data tersebut karena keterbatasan dalam
mengungkapkan ekspresi ketidaknyamanan secara verbal, sehingga data lebih
banyak didapatkan dari orang lain (aloanamnesis), yaitu perawat yang bertugas
di ruangan. Data dari keluarga juga hanya sedikit yang dibutuhkan, karena di
ruang neonates risiko tinggi terdapat aturan pembatasan kunjungan dan orang
tua atau keluarga tidak berada 24 jam di sisi klien.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kenyamanan adalah tujuan sentral dari keperawatan karena melalui rasa
nyaman tahap recovery klien akan tercapai. Teori Kolcaba menjelaskan tentang
seorang individu dapat merasakan kondisi nyaman dan tidak nyaman, yang
dipengaruhi oleh aspek yang bersifat holistik, meliputi fisik, psikospiritual,
sosiokultural, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang, Oleh karena itu, perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan perlu memahami dan mengaplikasikan model
konseptual teori kenyamanan untuk meningkatkan status kesehatan klien. Dalam
konteks perawatan neonatus dengan resiko tinggi diperlukan stabilitas dan
kenyamanan dari seluruh aspek guna menunjang asuhan perkembangan bayi
secara optimal.
Saran
a. Dalam praktik keperawatan hendaknya level kenyaman klien terus dievaluasi
sehingga kesembuhan klien lebih cepat tercapai.
b. Bagi perawat anak hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan anak
menggunakan evidence based practice terbaru yang menunjang pelayanan
atraumatic care dan family center care.
c. Dalam clinical neonates setting, perawat hendaknya lebih peka terhadap
situasi dan kondisi klien sehingga mampu menerapkan teori mana yang cocok
yang menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan holistik.

You might also like